Mengurai Kusutnya Tantangan Industri -...

1

Transcript of Mengurai Kusutnya Tantangan Industri -...

15Selasa, 9 Agustus 2016 K O R P O R A S I

Ana [email protected]

Koreksi harga saham emiten berkode saham HMSP itu terjadi setelah perseroan menyampaikan laporan keuangan

semester I/2016. Berdasarkan laporan tersebut, HMSP mampu mengantongi pertumbuhan penjualan sebesar 8,21% year-on-year dari Rp43,74 triliun menjadi Rp47,33 triliun.

Laba yang mengepul dari penjualan rokok Sampoerna pun semakin tebal. Laba bersih HMSP naik 22,67% menjadi Rp6,14 triliun. Hasil ini pun dinilai sejalan dengan ekspektasi pasar.

Akhmad Nurcahyadi, analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, dalam laporan terbarunya mengungkapkan, laba bersih HMSP tercatat 10,4% di atas proyeksi pihaknya, yang didorong oleh one time gain finance income sebesar Rp445,97 miliar, meningkat dibandingkan Rp25,32 miliar pada semester pertama tahun lalu.

“Kinerja positif tersebut tidak merubah rekomendasi kami, sei-ring dengan nilai premium saham HMSP yang saat ini diperdagangkan pada 39,8x P/E. Tetap HOLD untuk HMSP dengan target harga Rp4.390 per saham,” tulisnya dalam lapor-an yang dirilis pada 5 Agustus 2016 tersebut.

Namun, entah apa yang ada di benak salah satu pemegang saham HMSP yang merespons negatif hasil kinerja raksasa produsen rokok ini dengan melepas kepemilikan saham HMSP pada perdagangan Jumat (29/7), sehingga menyebabkan anjloknya harga saham perusaha-an rokok itu ke level Rp3.630, atau terkoreksi 9,7%.

Menilik data Phillip Morris International, kemungkinan sentimen negatif bersumber dari turunnya penjualan rokok HMSP sepanjang Januari-Juni 2016.

Penjualan rokok Sampoerna turun 3% dari 55,34 miliar batang menjadi 53,7 miliar batang.

Pangsa pasar produsen rokok merek Dji Sam Soe ini pun tergerus. Pada semester I/2015, pangsa pasar HMSP tercatat 35,3%, lantas turun menjadi 34,1% pada akhir Juni 2016. Hal ini dipicu migrasi konsumen ke produk-produk sejenis yang mematok harga jual lebih murah.

KEPASTIAN PASOKANTak hanya kompetisi antar-

produsen rokok yang kian ketat, industri ini menghadapi tantangan lain yang kerap menyudutkan. Mulai dari kepastian pasokan tembakau dari petani, tudingan melibatkan pekerja anak dalam proses produksi, hingga kampanye dampak buruk rokok bagi kesehatan.

Tarik ulur ratifikasi Framework Convention on Tobacco Control oleh pemerintah Indonesia dan pembahasan Rancangan Undang-Undang Pertembakauan di parlemen pun ada di depan mata.

Satu per satu tantangan itu coba dijawab oleh HMSP. Di sisi hulu, HMSP memacu produksi tembakau petani lokal untuk mendorong kepastian pasokan dan menggerus impor bahan baku tembakau.

Elvira Lianita, Head of Regulatory Affairs, International Trade and Communication H.M. Sampoerna, menuturkan saat ini ada sekitar 550.000 petani tembakau di Indonesia. Produksinya, tercatat

sekitar 164.000 ton pada 2015. “Ada gap yang signifikan antara

produksi lokal dengan kebutuhan industri rokok nasional. Sebagian gap itu diisi oleh impor dari China, Amerika Serikat, Brazil, Turki,” kata Elvira, Sabtu (30/7).

Mengutip data Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), kebutuhan tembakau industri rokok tumbuh 23,78% dari 293.360 pada 2011 menjadi 363.130 pada 2015.

Akibat produksi domestik yang tidak mencapai 200.000 ton per tahun, Badan Pusat Statistik mencatat Indonesia mengimpor tembakau sebanyak 81.091 ton pada tahun lalu.

Untuk mengurai benang kusut pasokan tembakau, perseroan secara progresif menggeser sistem pembelian dengan banyak lapisan atau sistem pasar terbuka menjadi kontrak langsung. Dengan begitu, rantai pasok dapat dipotong dua-tiga lapis dan tentunya menghindari tangan tengkulak.

Hingga 2014, total petani yang menandatangani kontak penjualan langsung kepada perseroan melalui mitra pemasok PT Sadhana Arifnusa meningkat dari sekitar 1.000 petani pada 2009 menjadi 27.000 petani pada 2014.

Seiring naiknya jumlah petani,

serapan daun tembakau dari 22.700 hektare lahan yang terikat sistem kontrak langsung tumbuh signifikan dari 12% pada 2011 menjadi sekitar 70% pada 2015.

Elvira memaparkan sistem kon-trak langsung merupakan bagian dari program Integrated Production System (IPS). Salah satu fokus utama IPS, lanjutnya, adalah mendongkrak produktivitas tembakau di beberapa sentra penanaman tembakau, seperti Lombok, Wonogiri, Malang, Rembang, Blitar, Jember, dan Lumajang.

“Kebutuhan pabrikan naik, produktivitas penanaman tembakau harus ditingkatkan. Dengan IPS produktivitas tembakau berpotensi naik 30%-70% menjadi 1 ton-1,5 ton per hektare. Ini akan menjaga kesinambungan pasokan, impor otomatis turun,” pungkasnya.

Berkaca pada data Kementerian Pertanian, produktivitas tembakau di Indonesia tercatat 0,95 ton per hektare pada 2015 atau di bawah rata-rata Asean sekitar 1 ton per hektare. Tingkat produktivitas tertinggi dicapai petani di Bali, yakni 1,51 ton per hektare.

Bergulirnya program kemitraan Sampoerna membuat senyum petani tembakau semakin lebar. M. Dahlal, misalnya, mengaku tak pernah rugi

sejak bergabung dalam kemitraan Sampoerna empat tahun lalu.

“Tahun lalu waktu erupsi Gunung Rawung, tembakau saya tetap dibeli perusahaan. Jadi tenang karena ada kepastian pembeli,” ujar warga Desa Sukowono, Jember, Jawa Timur ini.

Pria berusia 47 tahun ini kini mengolah ladang tembakau kasturi seluas 4,5 hektare dibantu 20 orang buruh tani dan sebuah mesin traktor tangan.

Dari ongkos produksi Rp20 juta-Rp25 juta per hektare, Dahlal dapat mengantongi Rp40 juta-45 juta dari penjualan tembakau kering untuk bahan baku rokok kretek Sampoerna.

Misjo, petani tembakau sekaligus Kepala Desa Pakusari, Jember mengatakan kemitraan membuat produktivitas tanaman tembakau naik dari 1 ton-1,2 ton menjadi 1,5 ton-2 ton per hektare. Intensifikasi itu terdorong oleh standarisasi penggunaan bibit, pestisida, pupuk, hingga asistensi teknis selama periode tanam hingga pascapanen.

Dalam kerangka IPS, Manager Agronomis Sampoerna Bakti Kurniawan menegaskan petani yang menjadi mitra HMSP tidak boleh mempekerjakan anak dalam proses produksi. Jika melanggar, petani akan ditegur dan berisiko

tidak boleh lagi teken kontrak tahun depan.

“Kami serius mencegah pekerja anak dalam rantai produksi Sampoerna. Petani pun kami berikan alat pelindung diri seperti baju, kaca mata, masker, dan sarung tangan untuk menghindari efek samping pestisida bagi kesehatan,” paparnya.

Di sisi lain, kenaikan tarif cukai yang dipungut pemerintah direspons HMSP dengan menaikkan harga jual rokok secara bertahap rata-rata 10% pada tahun ini. Adapun regulasi dalam draf UU Tembakau masih enggan dikomentari oleh manajemen HMSP.

“Selama mengakomodir kepentingan semua pihak, mulai dari petani, produsen, sampai masyarakat, kami akan mendukung,” pungkas Elvira.

Setelah anjlok 9,7%, saham HMSP kembali melesat kembali ke level Rp3.950 per saham pada penutupan perdagangan kemarin.

Selama rokok masih menjadi pengeluaran nomor terbesar kedua setelah pangan bagi rata-rata penduduk Indonesia, kantong produsen rokok seperti HMSP tampaknya akan terus menebal dan sahamnya pun tetap menjadi incaran.

KINERJA PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK.

Mengurai Kusutnya Tantangan Industri“Sabar, nanti juga naik lagi,” ucap seorang mana-

jemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. me ngomentari dalamnya koreksi harga saham pro-

dusen rokok itu pada penutupan perdagangan pada akhir Juli lalu.

Laba bersih PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. naik 22,67% menjadi Rp6,14 triliun pada se-mester I/2016.

Selain kompetisi kian ketat, pelaku industri menghadapi tantangan berupa kepastian pasokan tembakau dari petani.

BISNIS/TUTUN PURNAMA

Kinerja PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Uraian 2014 2015 2016* 2017* Penjualan (Rp Triliun) 80,6 89 98,6 109,7 EBITDA (Rp Triliun) 14,1 14,4 16,4 18,2 Laba Bersih (Rp Triliun) 10,1 10,3 11,8 13,2 EPS (Rp/saham) 88 89 102 114 Dividend Yield (%) 2,4 2,72 1,52 1,84 EV/EBITDA (x) 33,4 32,4 28,4 25,7 P/E Ratio (x) 46,16 45,35 39,67 35,51 P/BV Ratio (x) 34,81 14,68 13,2 12,02

Sumber: PT Samuel Sekuritas Indonesia

Keterangan: *Proyeksi, EBITDA: earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi), EPS: earning per share (laba per saham), EV/EBITDA: enterprise value/ EBITDA (nilai perusahaan terhadap EBITDA), P/E: price earning ratio (rasio harga saham terhadap laba per saham), P/BV: price to book value ratio (rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan)

Sumber: PT Samuel Sekuritas Indonesia

12Juli

13 14 15 18 19 20 21 22 25 26 27 28 29 1Agustus

2 3 4 5 8

3.950

4.0802/8/2016

3.63029/7/2016

Pergerakan Harga Saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

Sumber: Bloomberg

djoko
Typewriter
Bisnis, Investor, Jak-Post, 9 Agustus 2016
djoko
Typewriter