MENGUNGKAP POTENSI PURBAKALA SANGIRAN SEBAGAI ASET GEOWISATA.docx

5

Click here to load reader

description

jhjh

Transcript of MENGUNGKAP POTENSI PURBAKALA SANGIRAN SEBAGAI ASET GEOWISATA.docx

Page 1: MENGUNGKAP POTENSI PURBAKALA SANGIRAN SEBAGAI ASET GEOWISATA.docx

MENGUNGKAP POTENSI PURBAKALA SANGIRAN SEBAGAI ASET GEOWISATA NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Sebagai Bangsa Indonesia, sekali lagi kita harus berbangga karena wilayah Indonesia

memiliki sebuah kabupaten kecil yang menyimpan banyak potensi paleontologi dan arkeologi

yang dapat dijadikan sebagai tempat Geowisata. Kabupaten tersebut adalah Kabupaten

Sragen yang memiliki Situs Purbakala Sangiran dimana situs Sangiran merupakan satu dari

enam situs yang paling penting dalam mempelajari kehidupan manusia di masa lampau. Data

United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyebutkan

bahwa ada 850 situs yang ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco, tetapi

hanya enam situs yang paling lengkap dan terpenting untuk mengetahui peradaban manusia

di dunia ini, termasuk salah satunya Sangiran. Sehingga pada tahun 1977 Sangiran

ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya dan

pada tahun 1996 situs ini terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Tentunya hal ini

menjadikan Sangiran sebagai aset yang sangat berharga tak hanya untuk daerah, tetapi untuk

nasional sehingga perlu dikembangkan sebagai tempat studi sekaligus geowisata.

Yang membuat Sangiran sangat istimewa dibandingkan dengan situs purbakala lainnya

karena Sangiran memiliki banyak fosil yang sangat sering ditemukan. Fosil tersebut di

antaranya fosil manusia purba terlengkap di Indonesia yang merupakan satu-satunya fosil

Homo Erectus Asia yang ditemukan dengan wajahnya, di lokasi Dusun Pocung Dayu tahun

1969. Selain itu terdapat pula fosil binatang, gading gajah, fosil buaya, artefak/peralatan

manusia purba, fosil tanaman, dan tumbuhan yang sangat membantu sekali dalam

mempelajari kehidupan manusia purba. Sangiran menyimpan puluhan ribu fosil dari jaman

pleistocen ( + 2 juta tahun lalu). Fosil-fosil purba ini merupakan 65 % fosil hominid purba

di Indonesia dan 50 % di seluruh dunia. Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685

fosil, 2.931 fosil ada di Museum, sisanya disimpan di gudang penyimpanan. Keisitimewaan

lain dari sangiran adalah Sangiran mempunyai nilai penting bagi sejarah geologi di Indonesia,

dan dunia, karena mencakup lapisan stratigrafi dari 2 juta sampai 200.000 tahun lalu. Hal ini

membuat Sangiran sangat penting untuk dijadikan objek studi dalam bidang Geologi.

Hingga saat ini situs Sangiran telah dikembangkan menjadi museum atas kerjasama

Balai Pelestarian Manusia Purba Sangiran dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

(Kemenbudpar). Museum ini memiliki fasilitas-fasilitas diantaranya ruang pameran fosil,

laboratorium sebagai tempat penelitian dan gudang fosil. Sedangkan di lantai bawah gedung

Page 2: MENGUNGKAP POTENSI PURBAKALA SANGIRAN SEBAGAI ASET GEOWISATA.docx

disediakan ruangan audio visual yang berkapasitas 60 tempat duduk. Ruang Audio visual

menampilkan film yang memperkenalkan situs Sangiran dan proses evolusi manusia. Para

pengunjung biasanya dipandu oleh seorang petugas museum yang menjelaskan segala sesuatu

yang berkaitan dengan semua benda temuan purbakala yang berada di setiap ruangan.

Koleksi Fosil yang dipamerkan di Museum Sangiran antara lain:

1. Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus , Pithecanthropus mojokertensis

(Pithecantropus robustus ), Meganthropus palaeojavanicus , Pithecanthropus erectus ,

Homo soloensis , Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, dan Homo sapiens .

2. Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon

trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis

palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi,

banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).

3.Fosil binatang air, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu,

Hippopotamus sp (kuda nil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda ), Chelonia sp

(kura-kura), dan foraminifera .

4. Batu-batuan , antara lain Meteorit/Taktit, Kalesdon, Diatome, Agate, Ametis

5. Alat-alat batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan

kapak perimbas-penetak.

Akan tetapi dibalik pembangunan dan pengembangan musem Sangiran, terdapat

beberapa kendala yang cukup serius dan memerlukan perhatian semua pihak. Permasalahan

kalsik tersebut adalah penyeludupan potongan-potongan fosil yang kemudian sengaja dijual

dengan sistem penyelundupan dan penjualan yang sudah terencana. Kegiatan ini diduga

untuk kepentingan penelitian dan studi yang dilakukan di luar negeri. Hal yang membuat

miris adalah di wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia ini belum adanya

ketegasan dari pemerintah mengenai lokasi-lokasi yang penting dan tidak boleh dilakukan

penggalian sembarangan. Selain itu dari pihak masyarakat sendiri belum adanya kesadaran

untuk bekerja sama membantu pemerintah dalam meningkatkan keragaman fosil untuk

Museum. Masyarakat dapat dengan mudahnya menemukan fosil dari longsoran tanah setiap

hujan tetapi lebih condong untuk menjualnya karena harganya yang sangat mahal. Dalam hal

ini perlu adanya pendekatan antara pemerintah dan penduduk setempat sehingga akan lebih

memudahkan pemerintah dalam membeli tempat-tempat yang memungkinkan mengandung

fosil.

Pembangunan museum sangiran alangkah lebih baiknya diikuti dengan pembangunan

sumber daya manusia masyarakat Sragen sendiri sehingga adanya rasa memiliki dan turut

Page 3: MENGUNGKAP POTENSI PURBAKALA SANGIRAN SEBAGAI ASET GEOWISATA.docx

mendukung pemerintah misalnya dengan membuat kreasi souvenir yang bernilai ekonomis.

Dengan demikian masyarakat dapat belajar mencoba pekerjaan baru yang semula hanya

sebagai petani menjadi seorang wirausaha yang pandai berkreasi dan mempromosikan

karyanya kepada pengunjung.

Pembangunan lain yang cukup penting adalah pembangunan prasarana yang terdapat di

Kabupaten Sragen sehingga adanya sinergi yang saling mendukung Sangiran menjadi tempat

Geowisata yang dapat menarik banyak wisatawan baik lokal maupun asing. Banyak sarana

dan fasilitas umum yang perlu dibenahi dan ditambah dari kabupaten Sragen. Sarana tersebut

berupa jalan yang dapat mengakses museum, SPBU, pasar, tempat belanja souvenir dan

penginapan. Selain itu perlu adanya publikasi yang lebih meluas lagi bisa melalui internet,

majalah dan TV. Hal ini memerlukan kerjasama antara pemerintah daerah dan pemerintah

pusat, mengingat Sangiran merupakan aset dunia.

Sejauh ini pemerintah sudah berupaya dalam pembangunan jalan yang dapat

mengakses Museum Sangiran. Sehingga Situs purbakala Sangiran yang berada di Kabupaten

Sragen ini dapat dijangkau dengan perjalanan darat dari Solo dengan rute Solo-Kalijambe-

Sangiran ( ± 20 km ke arah utara), dari Semarang : Semarang – Purwodadi- Kalijambe-

Sangiran, dari Surabaya: Surabaya-Sragen-Kalijambe-Sangiran dan dari Yogyakarta:

Yogyakarta- Solo-Kalijambe –Sangiran. Sedangkan dengan transportasi udara dapat

ditempuh dari Bandara Adi Sumarmo (Solo), ambil jalan darat menuju ke Museum Sangiran.

Selain itu, untuk meingkatkan pelayanan kepada para wisatawan, di Kawasan Sangiran telah

dibangun banyak penginapan bisa menikmati keindahan dan keasrian panorama di sekitar

Kawasan Sangiran dari ketinggian lewat Menara Pandang Sangiran.