Menguji Kebijakan Agraria dan Kehutanan Indonesia ...
Transcript of Menguji Kebijakan Agraria dan Kehutanan Indonesia ...
Menguji Kebijakan Agraria dan Kehutanan Indonesia:
Mempertanyakan Sistem Ganda Kewenangan atas Penguasaan TanahMartua T. Sirait, Sandra Moniaga & Chip Fay
Disampaikan pada Lingkar Belajar Bersama Reforma Agraria (LIBBRA) : “Menuju Admnisitrasi Pertanahan Tunggal”
STPN Yogyakarta, 1 November 2016
Sumber : Fay Chip & Sirait Martua 2005 Kerangka Hukum Negara dalam Mengatur Agraria dan Kehutanan Indonesia: Mempertanyakan Sistem Ganda Kewenangan atas Penguasaan Tanah. Dalam Kemala 2005 Tanah Masih Dilangit, Yayasan Kemala Jakarta dan Moniaga Sandra 2007, Ketika Undang Undang Hanya Berlaku di 39% Daratan Indonesia; Wacana Pembaruan Hukum,Forum Keadilan no 27, 12 November 2006
Cakupan1. Mitos Pembatasan Pemberlakuan UUPA di “Kawasan Hutan”
• UU Kehutanan bersifat khusus?• UU Kehutanan sebagai perpanjangan Agrarische Wet 1870 &
Boschordonantie 1927 ?• Politik Agraria Orde Baru ?
2. Mitos Kawasan Hutan = Hutan Negara3. Penjabarannya Sejak Jaman Kolonial Hingga Sekarang 4. Menuju Sistem Administrasi Tunggal
Mitos Pembatasan Pemberlakuan UUPA di “Kawasan Hutan”
1. UU Kehutanan bersifat khusus?• Kekhususan UUK bukan pada pengaturan penguasaan tanah dan sumber daya alam
lainnya tetapi, pengaturan khusus berkaitan dengan fungsi hutan yang semakin sulit diterapkan kehusuanya pada saat berhadapan dengan UU Penataan Ruang, yang sifatnya melebihi kawasan hutan
• Konsepsi Kawasan Hutan, bukanlah konsepsi Hak yang dikenal dalam UUPA, deikian pula dengan Ijin ijin lainnya yang diatur dalam UUK tidak dikenal dalam UUPA
• Bahkan lebih jauh Kawasan Hutan Negara seharusnya didaftarkan ke KemenATR menjadi salah satu jenis hak yang dikenal dalam UUPA misal Hak Pengelolaan
Mitos Pembatasan Pemberlakuan UUPA di “Kawasan Hutan” 2. UU Kehutanan sebagai perpanjangan Agrarische Wet 1870 & Boschordonantie 1927 ?
• Agrarische Wet sebagai produk Legislatif (UU), sedangkan Boschordonantie 1927 sebagai produk eksekutif (PP?) yang setingkat dibawah UU, dengan konsepsi Lands Domein
• Kedua Kebijakan ini sudah di kritik dan diminta dikoreksi dengan pengertian Domeins Verklaring yg lebih luas melalui Komisi Negara tentang Agraria (Agrarische Commissie 1930), yg ditolak Kehutanan hingga datangnya Serdadu Jepang 1942
• Melalui Perdebatan Panjang di Volksraad UU Kehutanan Koloial tidak perah berhasil dibentuk• Awal kemerdekaan terjadi perpecahan dikalangan Kehutanan yang ingin kembali
mengembangkan kebijakan kehutanan yang sosialis dan yang ingin kembali ke Boschordonantie, dimenangkan oleh kubu Boschordonantie
• Pasca UUPA 5/1960 yang secara tegas menolak konsepsi Lands Domein (negara memiliki tanah), justru UUPK 5/1967 maupun UU 41/1999, menyatakan dalam bab peralihannya apa yang telah ditunjuk dan atau ditetapkan sebagai Kawasan Hutan tetap menjadi kawasan hutan
Mitos Pembatasan Pemberlakuan UUPA di “Kawasan Hutan”3. Politik Agraria Orde Baru• Politik Agraria Orde Baru yang menginginkan pertumbuhan,
mengambil sikap pragmatis yaitu membubarkan Pengadilan Agraria dan memisahkan kewenangan wilayah (Kawasan Hutan dan diluar Kawasan Hutan) dengan UU yang berbeda, dengan segala resikonya
• Kebijakan sectoral dibangun dan dijabarkan secara sektoral oleh kelembagaan sektoral
• Menurunkan posisi Kementrian Agraria, menjadi bagian dalam kementrian Dalam Negeri, menjadi Badan Pertanahan, yang tidak lagi bicara sumber sumber agraria lainnya
Mitos Kawasan Hutan= Hutan Negara
Hutan negara
Hutan Adat
Hutan Hak perseorangan/badan hukum
Hutan Adat Hutan Milik
Hutan negara
Hutan Hak
Kawasan Hutan
Sebelum MK 35 Setelah MK 35
Peta BATB jaman Belanda, 1934-1936
Batas kawasan
hutan menurut lampiran
BATB, jaman
belanda
KAWASAN HUTAN
DILUAR KAWASAN HUTAN
Batas Desa
Digunakan KemenLHK sebagai referensi batas kawasan hutan negara, paska MK 45. Sementara Perhutani menggunakan Peta kerja sebagai referensi Kawasan Hutan. Dibeberapa tempat ditemukan Peta Kerja Perhutani berbeda dengan BATB
Peta Desa KlasingranPeta Desa dibuatTopo Dienst 1936, untuk Kementerian Dalam Negeri (Binnenland Bestuur) diperbaharui Jantop/Ditop AD (AMD XXIV, 1987), skala 1:5000-2500
Batas kawasan
hutan menurut
peta klangsiran
KAWASAN HUTAN
DILUAR KAWASAN HUTAN
Batas Desa
Peta Klangsiran ini, digunakan BPN/KemenATR sebagai referensi batas kawasan hutan untuk penerbitan sertifikat
Peta BATB 1:10.000
Peta Klangsiran
Desa Sobo, Kec Munjungan, Petak 57A, kondisi lapangan kebun campur cengkeh
KAWASAN HUTAN
Tanah GG/ DILUAR KAWASAN HUTAN, pemberian hak milik tgl 15-1-2001, atas tanah gg
Tanah GG
Peta Klangsiran II skala 1:2500 Peta Klangsiran I
Desa Ngrencak, Kec. Panggul, Petak 72N
PetaBATB
Peta Klangsiran, 1:5000
Tanah GG (governour ground/tanah negara bebas)
Kawasan Hutan Negara
Menuju Sistem Administrasi Tunggal
Suatu keharusan• Kejelasan Arah Politik Agraria sesuai dengan :
• Konstitusi• TAP MPR IX/2001, prinsip RA dan Pengeloaan Sumber Daya Alam
• Sinkronisasi Kebijakan• Bekerja sama bukan hanya sama sama kerja• Transparan dan Akuntable
Terima Kasih