Menghitung Kebutuhan Obat Dan Bahan Habis Pakai

3
Menghitung Kebutuhan Obat dan Bahan Habis Pakai Puskesmas Juni 1, 2009 2 Komentar POLEWALI, SULAWESI BARAT.– Sebenarnya kunci manajemen logistik obat dan bahan habis pakai di puskesmas dan klinik-klinik pelayanan pengobatan kesehatan adalah Sistem informasi dari arus obat dan alat, kondisi stok, hasil kegiatan merupakan dasar untuk mengadakan, mendistribusikan obat dan alat dalam mengitung hitung kebutuhan obat Puskesmas. Di Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat. Obat yang digunakan di Puskesmas atau penyediaan obat di puskesmas ataupun diklinik- klinik pelayanan kesehatan pemerintah selalu diditribusikan dari Gudang Obat Kabupaten, namun sebelum petugas gudang obat mendistribusikannya, petugas obat puskesmas membuat laporan penggunaan obat dan rencana permintaan obat bulanan atau triwulan, namun masih sering ditemukan puskesmas yang selalu kehabisan obat ditengah bulan, sehingga pasien yang datang berobat diakhir bulan kadang hanya menerima resep dan membelinya di apotik, tentunya harganya akan sangat mahal dibandingkan di puskesmas yang hanya membayar biaya retribusi dua ribuan rupiah bahkan dibeberapa kabupaten penggunaan obat di puskesmas digratiskan alias ditanggung pemerintah daerah justru semakin memberatkan masyarakat. Agar ini tidak terjadi berikut cara praktis menghitung kebutuhan obat puskesmas

Transcript of Menghitung Kebutuhan Obat Dan Bahan Habis Pakai

Page 1: Menghitung Kebutuhan Obat Dan Bahan Habis Pakai

Menghitung Kebutuhan Obat dan Bahan Habis Pakai PuskesmasJuni 1, 2009 2 Komentar

POLEWALI, SULAWESI BARAT.– Sebenarnya kunci manajemen logistik obat dan bahan habis pakai di puskesmas dan klinik-klinik pelayanan pengobatan  kesehatan adalah Sistem informasi  dari arus obat dan alat, kondisi stok, hasil kegiatan merupakan dasar untuk mengadakan, mendistribusikan obat dan alat dalam mengitung hitung kebutuhan obat Puskesmas.

Di Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat. Obat yang digunakan di Puskesmas atau penyediaan obat di puskesmas ataupun diklinik-klinik pelayanan kesehatan pemerintah selalu diditribusikan dari Gudang Obat Kabupaten, namun sebelum petugas gudang obat mendistribusikannya, petugas obat puskesmas membuat laporan penggunaan obat dan rencana permintaan obat bulanan atau triwulan, namun masih sering ditemukan puskesmas yang selalu kehabisan obat ditengah bulan, sehingga pasien yang datang berobat diakhir bulan kadang hanya menerima resep dan membelinya di apotik, tentunya harganya akan sangat mahal dibandingkan di puskesmas yang hanya membayar biaya retribusi  dua ribuan rupiah bahkan dibeberapa kabupaten penggunaan obat di puskesmas digratiskan alias ditanggung pemerintah daerah justru semakin memberatkan masyarakat. Agar ini tidak terjadi  berikut cara praktis menghitung kebutuhan obat puskesmas

Langkah pertama yang harus dilakukan  adalah validasi yaitu

1. Cek setiap jenis obat yang ada di Puskesmas (ingat! Semua jenis obat yang ada)2. Berapa banyak yang digunakan selama waktu tertentu  bisa dalam Bulanan atau Triwulan

sesuai dengan stok  obat yang dihabiskan di Puskesmas3. Cek jumlah pasien yang diobati dan jumlah dosis yang diberikan.

————-Kunci manajemen logistik di puskesmas diantaranya penggunaan obat di puskesmas adalah perencanaan ke depan (forecasting) terhadap pelayanan pengobatan untuk memprediksi

Page 2: Menghitung Kebutuhan Obat Dan Bahan Habis Pakai

kebutuhan akan obat dan alat habis pakai. Untuk mendukung  keberhasilan kegiatan ini, perlu dilakukan validasi terhadap data  obat  dan penggunaannya—————- (A.Mappatoba, 2008)

Ini penting karena jika ada perbedaan berarti ada yang terbuang atau ada yang menggunakan obat tetapi lupa tercatat, ingat yang terbuang atau tidak tercatat tetap dinyatakan sebagai obat yang dikeluarkan. Dan juga penting untuk melakukan evaluasi ketersediaan obat.

Setelah data tersebut lengkap, selanjutnya dapat dihitung  kebutuhan obat puskesmas  untuk  bulan-bulan berikutnya,  sebagai contoh  perhitungan  salah satu jenis obat seperti  yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pemakaian Parasetamol pada Bulan Oktober 2008 sebanyak 1000 tablet, Sisa stok per 30 Oktober 2008 = 200 tablet

Tercatat hari kerja puskesmas selama 25 hari kerja Maka pemakaian rata-rata  adaalah obat yang digunakan pada bulan oktober  dibagi

dengan jumlah hari kerja  yaitu = 1000 / 25 hr = 40 tablet Perlu diperhatikan juga stok pengamanan obat yang selalu harus tersedia bila terjadi

peningkatan pasien, biasanya stok pengaman berkisar 10 – 20 %.  diambil saja 10 % jadi stok pengaman adalah 10/100 x 1000 tablet = 100 tablet

Sering petugas kalau mau mengampra obat (mengambil obat kegudang obat) biasanya waktu tunggu yang digunakan adalah  2 – 3 hari,  jadi kalau diambil 3 hari tunggu maka  3 x 40 tablet = 120 tablet  ( Ingat ! bahwa penggunaan obat diatas rata-rata 40 tablet perhari seperti perhitungan diatas)

Dan selanjutnya kebutuhan obat parasetamol untuk  bulan Nopember 2008 = (1000 + 100 + 120 ) – sisa stok (200) = 1020 tablet

Contoh perhitungan obat ini  berlaku juga untuk kebutuhan jenis obat lainnya yang ada di Puskesmas atau berlaku juga pada klinik-klinik pelayanan kesehatan swasta yang melakukan pengadaan obat  dan bahan/alat habis pakai setiap bulannya. Silakan mencoba  Menghitung Kebutuhan Obat Puskesmas.

Baca juga tulisan terkait

1. Pengelolaan Obat, Alat dan Bahan Habis Pakai   Puskesmas 2. Petugas Kesehatan belum Memahami Kebutuhan Gizi   Induvidu 3. Tahun Ke II Pengobatan Massal filaria di Polewali   Mandar. 4. Menghitung Berat Badan Ideal Ibu   Hamil. 5. Dukun Ponari Salah Satu Bukti Kegagalan “Pendekatan Medis” dalam

Kesehatan   Masyarakat 6. Pemberian Vitamin A pada Balita Di Polewali   Mandar