PEMBUATAN GULA KELAPA DARI NIRA KELAPA DENGAN METODE KARAMELISASI
MENGENAL PALSMA NUTFAH KELAPA SAWIT DUNIA SEBAGAI...
Transcript of MENGENAL PALSMA NUTFAH KELAPA SAWIT DUNIA SEBAGAI...
MENGENAL PALSMA NUTFAH KELAPA SAWIT DUNIA SEBAGAI BAHAN
PERAKITAN VARIETAS UNGGUL SAWIT MASA DEPAN DI KP SITIUNG
Ismon Lenin
Peneliti Ahli Madya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat
Sumberdaya genetic (SDG) merupakan asset terbesar dalam perakitan suatu varietas. Semakin
banyak keragaman genetik semakin besar peluang melakukan perakitan varietas unggul baru. Di
Kebun Percobaan (KP) Sitiung terdapat koleksi terlengkap SDG kelapa sawit dunia yang berasal dari
Angola dan Kamerun. KP Sitiung adalah salah satu KP BPTP Sumbar yang merupakan satu-satunya KP
lingkup Badanlitbang Pertanian memiliki koleksi SDG kelapa sawit terlengkap di Indonesia. KP ini
mulai menggeliat untuk menghasilkan varietas unggul baru kelapa sawit masa depan.
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis
di Indonesia. Komoditas ini menyumbang devisa negara dan menopang kesejahteraan masyarakat.
Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak sayur utama dunia (39.9 %) selain kedelai (26.6
%), kanola (14.9 %), biji bunga matahari (8.8 %) dan beberapa komoditi lainnya. Berdasarkan data
BPS, luas areal tanaman tahun 1968 hanya 120 ribu ha, kemudian berkembang sangat cepat hingga
mencapai 4.926 ribu pada tahun 2003. Luas areal tersebut meliputi perkebunan rakyat 1.827 ribu ha
(34,9%), perkebunan negara seluas 645 ribu ha (12,3%), dan perkebunan besar swasta seluas 2.765
ribu ha (52,8%). Pada tahun 2018 total luas areal kelapa sawit di Indonesia 14,3 juta ha dengan luas
perkebunan rakyat mencapai 5,8 juta ha atau 41 %, sisanya merupakan perkebunan negara dan
swasta. Berdasarkan SK Mentan No. 833/KPTS/SR.020/M/12/2019 tanggal 17 Desember 2019, luas
tutupan lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia meningkat mejadi 16,38 juta Ha.
Berdasarkan data di atas terlihat betapa penting dan strategisnya komoditas kelapa sawit
pada masa datang yang memerlukan perbaikan teknik budidaya, terutama vaietas ungul baru dengan
berbagai keunggulan dari varietas yang berkembang saat ini. Sejak tahun 2017 pemerintah
menetapkan target peremajaan kelapa sawit rakyat seluas 2,49 juta ha. Berdasarkan kriteria yang
ditetapkan oleh Dirjen Perkebunan dalam melakukan program replanting kelapa sawit rakyat adalah
tanaman sudah berumur 25 tahun atau tanaman dengan rata-rata produktivitas kurang dari 10
ton/tahun meskipun umur tanaman kurang dari 25 tahun. Menilik permasalahan luasnya target
replating kepala sawit rakyat ini disinyalir karena berkembangnya penanaman kelapa sawit dari
benih-benih sapuan, karena terbatasnya ketersediaan varietas unggul yang dapat disediakan oleh
petani, disamping rendahnya pemahaman petani terhadap pentingnya peran varietas unggul dalam
usahatani kelapa sawit.
Selama ini varietas unggul kelapa sawit umumnya dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan
besar kelapa sawit baik nasional maupun multi nasional. Varetas unggul ini mereka hasilkan dengan
melakukan perakitan varietas dari kebun koleksi SDG yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan.
Beberapa varietas unggul yang berkembang sat ini diantaranya dari PPKS Medan (Dhumpy,
Simalungun, dan PPKS540), Asian Agri (Topaz 1 dan Topaz 3), Mekar sari (Supreme), dan lain-lain.
Pada masa yang akan datang diharapkan Balitbangtan juga mampu menghasilkan varietas unggul
baru kelapa sawit mas depan.
Varietas unggul kelapa sawit masa depan akan dapat lahir jika tersedia sumber daya genetik
yang lengkap sebagai bahan dasar perakitan varietas. Potensi terbesar dalam perakitan varietas
unggul kelapa sawit masa depan tersebut dimiliki oleh Balitbangtan, yaitu SDG kelapa sawit dunia
yang barasal dari Kamerun dan Angola yang terdapat di KP Sitiung. Disamping memiliki SDG kelapa
sawit, KP Sitiung juga memeliki koleksi 20 varietas unggul hasil rakitan 10 Perusahan anggota
Konsorsium Sawit Indonesia yaitu PPKS, PT Sucofindo , PT Lonsum, PT Dami Mas Sejatera , PT
Tunggal Yunus Sejahtera, PT. Bina Sawai Makmur, PT. Tania Selatan, PT. Mekarsari, PT. Sarana Inti
Pratama dan PT. Bakti Tani Nusantara.
Keberadaan SDG kelapa sawit di KP Sitiung diawali dengan eksplorasi dan introduksi plasma
nutfah tahu 2009- 2010 oleh Konsorsium Sawit dan Dirjenbun. Eksplorasi dilakukan oleh anggota
kosorsium ke negara Kamerun dan Anggola. Ekplorasi di negara Kamerun dilakukan dari tanggal 30
April – 08 Juni 2008 melalui perjanjian kerjasama antara Ditjenbun dengan IRAD (Institut de la
Recherche Agricole pour le Développement). Sedangkan ekplorasi di Negara Angola dilakukan dari
tanggal 03 – 31 Juli 2010 melalui kerjasama antara Ditjenbun dengan INCA (Instituto Naçional do
Café). Hasil ekplorasi di bawa ke Indonesia dan dibagi rata ke masing-masing anggota konsorsium
termasuk untuk Dirjenbun Kementrian Pertanian.
Pada awalnya Dirjenbun memprogramkan untuk menanam koleksi SDG kelapa sawit hasil
ekplorasi dari Kamerun dan Anggola tersebut di kabupaten Sijunjung Sumatera Barat, dengan lokasi
pembibitan di Nagari Aia Amo Kecamatan Kamang Baru. Namun bibit koleksi SDG kelapa sawit ini
akhirnya dipindahkan dari Nagari Aia Amo untuk selanjutnya di tanam di KP Sitiung. Penanaman
dilakukan mulai tahun 2011 sampai tahun 2013, dimana SDG asal Kemerun ditanam Desember 2011
dan SDG asal Angola di tanam Januari 2013. Penanam dilakukan oleh Dirjenbun melalui Balai Besar
Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) bekerjasama dengan BPTP Sumatera Barat
dengan pendampingan dari peneliti PPKS Medan. Secara resmi koleksi SDG kelapa sawit ini di
serahkan dari Dirjenbun ke Badanlitbangtan pada Desember 2012.
Sebanyak 99 aksesi yang berasal dari Kamerun di tanam di KP Sitiung pada bulan
Agustus 2011 seluas 8 Ha dengan jumlah tanaman sebanyak 959 batang dan sebanyak 105
aksesi yang berasal dari Angola di tanam pada bulan Januari 2013 seluas 7 ha dengan jumlah
tanaman sebanyak 728 batang. Disamping koleksi SDG juga ditanam 20 varietas unggul hasil
rakitan 10 Perusahan anggota Konsorsium Sawit Indonesia (PPKS, PT Sucofindo , PT Lonsum, PT
Dami Mas Sejatera , PT Tunggal Yunus Sejahtera, PT. Bina Sawit, Makmur, PT. Tania Selatan, PT.
Mekarsari, PT. Sarana Inti Pratama dan PT. Bakti Tani Nusantara). Disamping sebagai tanaman
koleksi, blok masing-masing varietas konsorsium seluas 1 Ha juga merupakan etalase varietas unggul
sawit anggota konsorsium kelapa sawit nasional. Hasil dari blok etalase ini diharapkan dapat
dimanfaatkan untuk mendukung biaya pemeliharaan SDG kelapa sawit asal Kamerun dan Angola,
sehingga koleksi SDG ini terpelihara dengan baik secara berkelanjutan.
Berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibedakan menjadi tiga tipe yaitu Dura,
Pisifera, dan Tenera dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dura: persentase mesokarp terhadap buah bervariasi antara 35-55%, meskipun ada yang
mencapai 65%; ketebalan cangkang 2-8 mm; tidak mempunyai lingkar serabut di sekeliling
inti; inti relatif besar dan rendemen minyak relatif rendah (17-18%). Dura sangat baik
digunakan sebagai induk betina dalam produksi benih komersial .
2. Pisifera: tidak mempunyai cangkang; cangkang digantikan oleh lingkar serabut di sekeliling
inti; persentase mesokarp terhadap buah sangat besar dan rendemen minyak sangat tinggi
(45-50%). Pisifera disebut juga sebagai pohon betina yang steril karena sebagian besar tandan
aborsi pada awal perkembangannya. Sehingga ia digunakan sebagai induk jantan dalam
produksi benih komersial.
3. Tenera: merupakan hasil persilangan Dura dengan Pisifera; banyak ditanam secara komersial
di perkebunan dan mempunyai karakteristik gabungan dari kedua induk Dura dan Pisifera.
Ketebalan cangkang 0.4-4 mm; di sekelilingnya ada lingkar serabut dan perbandingan
mesokarp terhadap buahnya cukup tinggi mencapai (60-96%). Tenera menghasilkan tandan
relatif lebih banyak dibandingkan Dura, walaupun ukuran tandannya lebih kecil dari Dura.
Rendemen minyak mencapai 22-24%. Tenera merupakan tanaaman kelapa sawit komersial
yang ditanam untuk menghasilkan minyak kelapa sawit.
Pada tahun 2016 saat tanam sudah mulai berbuah dilakukan observasi lapangan oleh tim
peneliti Balitpalma untuk melihat keragaman dari masing-masing Blok SDG asal kemrun dan blok SDG
asal Angola. Hasil observasi lapangan pada Blok SDG asal Kamerun didapatkan bahwa sebanyak 130
batang termasuk tipe Tenera dan sebanyak 829 batang tipe Dura. Keragaan pertumbuhan SDG asal
kamerun disajikan dalam Gambar 1. Pada Blok SDG asal angola ditemukan tipe Tenera
sebanyak 230 bantang dan tipe Dura sebanyak 498 batang. Keragaan pertumbuhan SDG asal
Angola disajikan dalam Gambar 2.
Gambar 1. Keragaan pertumbuhan SDG kelapa sawit asal Kamerun di KP Sitiung
Gambar 2. Keragaan pertumbuhan SDG kelapa sawit asal Angola di KP Sitiung
Hasil identifikasi karakter spesifik aksesi sawit koleksi Kamerun dan Angola di KP. Sitiung
oleh Tim Penliti Balitpalma bersama Tim Peneliti BPTP Sumbar didapatkan keragaman karakter
spesifik pada Sawit Tipe Dura di KP. Sitiung , yaitu Tipe Dura dengan mesocap tebal dan kernel besar,
Type Dura super genjah, Type Dura Dampy, dan Type Dura Virescans (Gambar 3). Selain type Dura,
SDG kelapa sawit asal Kamerun dan Angola yang ada di KP Sitiung juga ditemui Type Pisfera. Type
Pisifera disebut juga sebagai pohon betina yang steril karena sebagian besar tandan aborsi pada awal
perkembangannya. Sehingga ia digunakan sebagai induk jantan dalam produksi benih komersial.
Type Pisifera yang ada di KP Sitiung mempunyai keragaman genetik yang cukup besar (Gambar 4)
dengan Type buah yang berbeda-beda (Gambar 5).
Dura Mesocarp tebal dan kernel besar Dura Super Genjah
Dura Dumpi Dura Virescens
Gambar3. Keragaman karakter spesifik pada sawit tipe Dura di KP. Sitiung
Gambar 4. Keragaman Genetik Aksesi Sawit Tipe Pisifera di KP. Sitiung
Gambar 5. Keragaman Buah Sawit Tipe Pisifera di KP. Sitiung
Tipe pembungaan kelapa kelapa sawit monoecious. Rasio bunga jantan terhadap betina
dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Bunga jantan umumnya lebih banyak keluar pada
kondisi lingkungan bercekaman atau bisaanya pada musim kemarau. Sementara itu bunga betina
umumnya lebih banyak muncul pada musim hujan. Namun demikian terdapat variasi rasio bunga
betina dan bunga jantan antar individu tanaman. Pada setiap ketiak pelepah daun kelapa sawit
tumbuh hanya satu tandan bunga, dapat berupa bunga jantan atau bunga betina. Periode antesis
bunga jantan dan reseptif bunga betina tidak bersamaan sehingga penyerbukannya terjadi secara
silang antar pohon kelapa sawit.
Type pembungaan kelapa sawit yang mengharuskan terjadinya penyerbukan silang, memberi
peluang untuk melakukan perakitan varietas. Sejak tahun 2016 para peneliti Balitpalma dan dibantu
oleh peneliti BPTP Sumatera Barat memulai memafaatkan potensi SDG kelapa sawit dengan
melakukan persilangan dengan populasi populasi Pisifera unggul asal Mekarsari. Rekombinasi
genetik antara populasi Dura Kamerun dan Angola dengan populasi Pisifera unggul asal Mekarsari
dilakukan dalam upaya percepatan perakitan varietas unggul tipe baru. Hasil rekombinasi genetik
antara populasi Dura/Tenera asal Angola dan Kamerun dengan Pisifera koleksi Mekarsari telah
berhasil direkombinasikan sebanyak 22 kombinasi persilangan (Gambar 6). Geliat KP Sitiung sebagai
penghasil varietas unggul kelapa sawit masa depan semakin terasa dengan mulai ditanamnya calon
varietas ini seluas 3 Ha pada tahun 2018. Kegiatan evaluasi terhadap 22 calon varietas ini akan
dievauasi oleh tim peneliti untuk percepatan perakitan varietas unggul kelapa sawit masa depan.
Gambar 6. Proses polinisasi dan Genotipe pesilangan aksesi Kamerun dan Angola dengan Genotipe elit Mekarsari di KP Sitiung.
Disamping perakitan varietas diperlukan pula pemeliharaan SDG kelapa sawit dan calon
varietas secara berkelanjutan dengan pemberian pupuk yang tepat. Untuk mendapatkan
takaran pemupukan yang cocok telah dilakukan pengujian satatus hara tanah dan daun pada
tahun 2018 dengan menganalisis kandungan hara daun sebelum dan sesudah diberi perlakuan
pemupukan (Gamba 7). Hasil pengujian didapatkan takaran pupuk yang cocok untuk SDG
kelapa sawit di KP Sitiung adalah pemupukan dengan takaran 3 kg/batang yang terdiri dari 1,0
kg Urea + 1,5 kg SP-36 + 1,0 kg KCl + 0,5 kg Kieserit/batang. Rekomendasi pemupukan ini
sudah dijadikan acuan dalam pemberian pupuk kelapa sawit di KP Sitiung baik untuk blok SDG
maun untuk blok calon varietas kelapa sawit masa depan (Ismon Lenin).
Gambar. Pengambilan contoh daun SDG kelapa sawit KP Sitiung untuk pengujian pemupukan organik dan anorganik.