Mengenal Pakaian Adat Sumatera Selatan
description
Transcript of Mengenal Pakaian Adat Sumatera Selatan
Mengenal Pakaian Adat Sumatera Selatan
Berbanga hatilah kita menjadi rakyat Indonesia. Rakyat yang memiliki Negara dengan banyak
kebudayaan. Salah satu yang menjadi kebanggaan rakyat daerah di Indonesia adalah kepemilikan
baju daerah. Hampir seluruh wilayah di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke memiliki baju
adatnya masing-masing. Beraneka rupa dan jenis pakaian adat dimiliki oleh tanah air kita ini,
salah satunya adalah pakaian adat Sumatera Selatan. Pakaian ini merupakan hasil dari
terciptanya sebuah peradaban yang menjadikan pakaian adat adalah salah satu simbol bagi
masyarakat Sumatera Selatan.
Sekilas Tentang Sumatera Selatan
Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan dengan luas wilayah terbesar yang
pernah ada di dunia. Indonesia memiliki pulau utama, yaitu Irian Jaya atau sekarang dikenal
dengan nama Papua, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Madura, Jawa, dan Bali. Melihat
banyaknya pulau yang ada di Negara ini, tak heran memang jika Indonesia dinobatkan sebagai
Negara kepulauan. Maka tidak aneh jika Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang
tersebar didalamnya. Tiap-tiap suku bangsa pastilah memiliki adat istiadat dan kepercayaannya
masing-masing. Meski dipastikan Negara ini memiliki suku, agama, ras, adat, bahasa, yang
berbeda namun semua itu masih ada dalam satu naungan sebuah Negara yang bernama Indonesia
dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti meskipun berbeda-beda tetapi
tetap satu jua. Ini menjelaskan bahwa tidak adanya perbedaan di Negara ini antara satu suku adat
dengan suku adat lainnya.
Sekarang marilah kita beralih ke salah satu provinsi yang berada di Pulau Sumatera,
Sumatera Selatan. Provinsi yang beribu kota Palembang ini terletak di sebelah selatan Pulau
Sumatera. Sumatera Selatan berbatasan langsung dengan beberapa provinsi, disebelah utara
berbatasan dengan Jambi, disebelah timur berbatasan dengan Kepulauan Bangka Belitung,
disebelah selatan dengan Provinsi Lampung, dan disebelah Barat berbatasan dengan Provinsi
Bengkulu.
Sebenarnya Sumatera Selatan resmi berdiri pada tahun 1950 tepatnya pada tanggal 14
Agustus, namun perayaan ulang tahunnya diperingati setiap tanggal 17 Juni, ini disebabkan
karena pada tanggal tersebut ditahun 683 Masehi sudah terdapat pemukiman yang disebut
Sriwijaya. Sehingga tanggal tersebutlah yang kemudian menjadi hari jadi Kota Palembang dan
diperingati oleh rakyatny di setiap tahun.
Tidak heran memang jika pada akhirnya Sumatera Selatan dikenal dengan julukan
“Bumi Sriwijaya”. Sejarahnya karena pada zaman dahulu tepatnya abad ke 7 hingga 12 masehi
kerajaan Sriwijaya berpusat disini. Dahulu kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan maritim
terbesar, terkuat, dan disegani di Bumi Nusantara. Saking tersohornya kerajaan ini, namanya
bergaung hingga ke Negara tetangga, bahkan sampai benua Afrika.
Seperti halnya provinsi lain, Sumatera Selatan pun mengandalkan hasil sumber daya
alamnya untuk dijadikan komoditi utama. Beberapa yang dihasilkan adalah lada, kopi, karet, dan
kelapa. Seperti kita ketahui kopi Sumatera adalah salah satu kopi terbaik di dunia. Selain itu hasil
tambangnya pun ikut membantu memberikan sumbangsih terhadap kemajuan Sumatera Selatan.
Hasil tambang itu berupa timah, minyak bumi, batu kwarsa, batu bara, dan marmer.
Salah satu hal yang menarik dari Sumatera Selatan ini adalah pakaian adat
masyarakatnya. Tiap-tiap kebudayaan pasti memiliki nilai histori dan filosofinya tersendiri,
begitu pun dengan pakaian adat di Sumatera Selatan. Pakaian adat ini bermakna hidup dan
keselarasan. Ini bisa dilihat dari warna dan corak yang digunakan pada pakaian adat mereka.
Warna-warna yang terasa hidup dan terasa menyelaraskan kehidupan. Warna dan corak itu pun
dinilai memiliki kesakralan bagi nenek moyang mereka. Bagi rakyat Sumatera Selatan
menggunakan pakaian adat mereka merupakan suatu penghormatan kepada leluhur dan sebagai
upaya menjunjung tinggi adat dan kebudayaan mereka. Maka tidak heran jika masyarakat
Sumatera Selatan hampir selalu menggunakan pakaian adat lengkap mereka ketika
melangsungkan acara pernikahan.
Aesan Gede dan Aesan Paksangko
Pakaian adat Sumatera Selatan terkenal dengan nama “Aesan Gede dan Aesan
Paksangko”. Aesan gede memiliki arti “kebesaran” masyarakatnya, sedangkan Aesan
Paksangko memiliki arti “keanggunan” masyakatnya. Pakaian ini bisa kita lihat di acara adat
pernikahan. Dimana disana pernikahan dianggap sebagai upacara besar dan kedua mempelai
yang dianggap bagaikan raja dan ratu sehari.
Corak Aesan Gede ialah warna merah jambu yang dipadukan dengan warna keemasan.
Warna-warna ini adalah sebuah cerminan keagungan bangsawan maritim. Kesan mewah akan
terus terlihat ditambah dengan banyaknya perhiasan sebagai pelengkap pakaian adat. Perhiasan-
perhiasan tersebut biasanya berupa bungo cempako, mahkota Aesan Gede, kelapo standan dan
kembang goyang yang sering dipadukan dengan kain songket dan baju dodot. Kain songket yang
bermotif napan perak akan menambah keamegahan pakaian adat Sumatera Selatan.
Aesan Paksangkong untuk mempelai laki-laki biasanya berupa kain songket yang
bersulamkan emas dengan seluar, selempang songket, juga songkok emas. Songkok emas ini
diperuntukkan menghiasi kepala si mempelai laki-laki. Untuk mempelai wanitanya sendiri, ia
akan menggunakan baju kurung yang berwarna merah dengan taburan bunga bintang yang
keemasan. Selain itu dia juga harus menggunakan teratai penutup dada, kain songket yang
bersulamkan emas dan tak ketinggalan, mahkota Aesan Paksangkong. Pernak-pernik sebagai
pelengkap yang menghiasi baju, seperti perhiasannya yang bercitra keemasan, kelapo standan,
kembang goyang, serta kembang kenango (hampir mirip dengan mempelai laki-laki).
Setiap daerah di Sumatera Selatan memiliki pakaian adat yang berbeda-beda sesuai
dengan adat yang dipegangnya, tetapi menariknya, meskipun begitu mereka tetap menggunakan
kain songket jenis yang sama. Kain songket ini menjadi barang wajib yang mesti digunakan
ketika melakukan ritual atau acara adat, seperti kawinan. Kain songket biasanya diberikan saat
prosesi lamaran, bersama-sama dengan diberikannya pakaian adat. Ada alasan tersendiri
mengapa adat Sumatera Selatan memberikan kain songket, kain songket ini melambangkan
derajat hidup sang pengantin. Semakin bagus dan mahal kain songket yang diberikan berarti
kehidupan, kepribadian, pendidikan, dan status ekonomi si pengantin semakin tinggi.
Kejayaan Sriwijaya Yang Tetap hidup
Seperti kita ketahui kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang berpusat di Sumatera
Selatan dan merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Indonesia. Sekarang
kerajaan itu sudah tidak ada, tetapi bukan berarti kita sebagai warga Indonesia yang hidup di
zaman modern tidak bisa menikmati warisan leluhur kita itu. Salah satu yang diwariskan dari
kerajaan Sriwijaya adalah sebuah warna kain tenun songket yang berwarna merah keemasan
yang diberikan sentuhan warna merah jambu. Warna-warna ini dikenal dengan sebutan warna
kerajaan, karena dahulu yang sering menggunakannya adalah para raja dan ratu dari kerajaan
Sriwijaya. Selain terbuat dari bahan yang sangat berkualitas, kemewahan pun dapat terasakan
apabila kita menggunakan kain tenun ini. Ditambah dengan perhiasan pelengkap pakaian seperti
Kalung Tapak Ijo, Gelang Kano, Teratai Emas, Gelang Sempuru, Gandik, Suri, Kembang
Goyang Cempako, Kembang Ure. Selain perhiasan-perhiasan tersebut ada juga aksesoris yang
biasanya dipasang ditelinga wanita, yaitu Sumping Bungo Kertas. Untuk prianya sendiri ada
tutup kepala yang disebut Tanjak.
Mengenal budaya negeri sendiri akan membuat kita lebih peduli dan takjub dengan apa-apa yang
ditawarkan Negara ini kepada kita, salah satunya adalah kebudayaan. Pakaian adat Sumatera
Selatan yang identik dengan warna-warna kerajaan Sriwijaya ini menjadi salah satu aset bangsa
yang harus tetap dijaga kelestariannya.