Mengenal Oli Mesin

11
MENGENAL OLI MESIN I. Fungsi Oli Mesin Oli adalah penopang utama dari kerja sebuah mesin. Bukan itu saja, bahkan oli juga menentukan performa dan daya tahan mesin. Semakin baik kualitas oli yang digunakan, semakin baik pula performa dan daya tahan mesin. Fungsi oli bukan hanya sebagai pelumas saja, melainkan juga sebagai pendingin dan pembersih mesin. Sebagai pelumas, oli melumasi (lubricating) seluruh komponen yang bergerak di dalam mesin untuk mencegah terjadinya kontak langsung antarkomponen yang terbuat dari logam. Dalam hal ini, unsur kekentalan (viskositas) sangat penting. Sebagai pendingin, oli juga harus mampu mengurangi panas yang ditimbulkan oleh gesekan antarlogam pada mesin yang bergerak, seperti klep (katup) atau bearing (laher). Proses pembakaran di dalam dapur pacu mesin dapat menimbulkan oksidasi sehingga menghadirkan kerak dan korosi pada logam. Di sinilah, oli berfungsi untuk membersihkan bagian-bagian mesin dari oksidasi dan mencegah terjadinya karat di dalam mesin. II. Karateristik Oli Pada setiap oli yang beredar di pasaran akan dijumpai dua istilah karakteristik oli, yakni SAE dan API. Kekentalan dan tingkatan ketahanan pelumas yang diperlukan akan dijelaskan berdasarkan sertifikasi - paling populer API (American Petroleum Institute) - yang pasti tertera dalam buku petunjuk tersebut. Kriteria tersebut harus diikuti. Sertifikasi API dan lainnya menunjukkan tingkat bonafiditas produk bersangkutan. 1

description

mengenal oli mesinn

Transcript of Mengenal Oli Mesin

Page 1: Mengenal Oli Mesin

MENGENAL OLI MESIN

I. Fungsi Oli Mesin

Oli adalah penopang utama dari kerja sebuah mesin. Bukan itu saja, bahkan oli juga menentukan performa dan daya tahan mesin. Semakin baik kualitas oli yang digunakan, semakin baik pula performa dan daya tahan mesin.

Fungsi oli bukan hanya sebagai pelumas saja, melainkan juga sebagai pendingin dan pembersih mesin. Sebagai pelumas, oli melumasi (lubricating) seluruh komponen yang bergerak di dalam mesin untuk mencegah terjadinya kontak langsung antarkomponen yang terbuat dari logam. Dalam hal ini, unsur kekentalan (viskositas) sangat penting. Sebagai pendingin, oli juga harus mampu mengurangi panas yang ditimbulkan oleh gesekan antarlogam pada mesin yang bergerak, seperti klep (katup) atau bearing (laher).

Proses pembakaran di dalam dapur pacu mesin dapat menimbulkan oksidasi sehingga menghadirkan kerak dan korosi pada logam. Di sinilah, oli berfungsi untuk membersihkan bagian-bagian mesin dari oksidasi dan mencegah terjadinya karat di dalam mesin.

II. Karateristik Oli

Pada setiap oli yang beredar di pasaran akan dijumpai dua istilah karakteristik oli, yakni SAE dan API. Kekentalan dan tingkatan ketahanan pelumas yang diperlukan akan dijelaskan berdasarkan sertifikasi - paling populer API (American Petroleum Institute) - yang pasti tertera dalam buku petunjuk tersebut. Kriteria tersebut harus diikuti. Sertifikasi API dan lainnya menunjukkan tingkat bonafiditas produk bersangkutan.

a. SAE Viscosity Index

Ketepatan jenis pelumas untuk sebuah kendaraan lebih ditentukan oleh tingkat kekentalannya yang ditujukan dengan SAE (Society of Automotive Enginers). Semakin rendah angka SAE akan semakin encer pelumas tersebut.

SAE untuk menandai tingkat kekentalan (viskositas). Misalnya, SAE 20W-50. Huruf W berarti winter (musim dingin). Itu berarti dalam suhu dingin (pada musim dingin), kekentalan oli berada pada angka viskositas SAE 20. Sementara angka 50 berarti pada udara panas tingkat kekentalan oli akan berubah menjadi 50. (Kekentalan 20 atau 50 itu maksudnya seperti apa, saya kurang jelas, barangkali ada yang lebih pakar bisa menambahkan) Inilah yang disebut oli multigrade atau oli yang memiliki

1

Page 2: Mengenal Oli Mesin

beberapa tingkat (grade) kekentalan. Sedangkan karakteristik oli monograde hanya memiliki satu tingkat kekentalan, diukur pada temperatur kerja mesin 0 sampai 98,9 derajat C, misalnya SAE 40 dan SAE 50.

Tabel. SAE Viscosity Grades For Engine Oils(1)(2)

SAEViscosity

Grade

Low Temperature

(°C) Cranking

Viscosity(3), cP

Max

Low Temperature

(°C) Pumping

Viscosity(4), cP

Max withNo Yield Stress(4)

Low-Shear-Rate

Kinematic Viscosity(5)(cSt)

at 100°C Min

Low-Shear-Rate

Kinematic Viscosity(5)(cSt)

at 100°C Max

High-Shear-Rate

Viscosity(6) (cP)at 150°C

Min

0W 6200 at -35 60000 at -40 3.8 - -

5W 6600 at -30 60000 at -35 3.8 - -

10W 7000 at -25 60000 at -30 4.1 - -

15W 7000 at -20 60000 at -25 5.6 - -

20W 9500 at -15 60000 at -20 5.6 - -

25W 13000 at -10 60000 at -15 9.3 - -

20 - - 5.6 < 9.3 2.6

30 - - 9.3 < 12.5 2.9

40 - - 12.5 < 16.3 2.9 (0W-40, 5W-40, 10W-40

grades)

40 - - 12.5 < 16.3 3.7 (15W-40, 20W-40, 25W-40, 40 grades)

50 - - 16.3 < 21.9 3.7

60 - - 21.9 < 26.1 3.7

(1) Notes-1cP = 1mPa* s; 1 cSt = 1mm2/S (2) All values are critical specifications as defined by ASTM D3244 (see text, Section 3). (3) ASTM D5293 (4) ASTM D4684: Note that the presence of any yield stress detectable by this method constitutes a failure regardless of viscosity. (5) ASTM D445 (6) ASTM D4683, CEC L-36-A-90 (ASTM D4741) or D5481

" Reprinted with persmission form SAE J300© 1999 Society of Automotive Engineers, Inc."

Theoretically the best possible SAE Viscosity rating is 0W-60, but only small experimental quantities of such lubricants were ever produced. The NASA SynLube™ is rated SAE 0W-60, but it sells for $90.00 per Liter, therefore it is not economical or practical for average automotive use.

Below is the list of SAE Viscosity Ratings in order of preference from Best to Worst:

The Best Possible : SAE 0W-60 (Very Expensive)

2

Page 3: Mengenal Oli Mesin

The Best Available : SAE 5W-50 (Possible only with Fully Synthetic Motor Oil) 2nd Best   : SAE 5W-40  for Colder Climates (Synthetic or Blend)

: SAE 10W-50 for Warmer Climates (Synthetic or Blend) 3rd Best : SAE 5W-30 for Colder Climates

: SAE 10W-40 for Normal Climates: SAE 20W-50 for Hot Climates**

Average : SAE 10W-30: SAE 15W-40 for Heavy Duty Diesel Applications

Acceptable : SAE 30 for Normal Climates, but not in Winter: SAE 40 for Warmer Climates, but not in Winter: SAE 50 for Hot Climates, but not in Winter: SAE 5W-20 for sub-zero temperatures, Winter use only**

Legend: ** = unless use is prohibited by the engine manufacturer

To make sense of the above recommendations we must define what all those climatic conditions mean. The definitions can be found in the table below:

Climatic Condition

ClimaticCode

Minimum Low

Temp. °F

Minimum Low

Temp. °C

MaximumHigh

Temp. °F

MaximumHigh

Temp. °C

TypicalCoolantTemp.

°F

TypicalCoolantTemp.

°C

IdealSAE

Viscosity

Very Hot AA >80 >26 >110 >43 212 100 60

Hot A >60 >16 >110 >43 200 93 50

Warm B >50 >10 <110 <43 190 87 40

Normal C >40 > 4 <97 <36 170 77 30

Normal D >20 >-7 <85 <29 170 77 10W-30

Cold E <20 <-7 <69 <21 170 77 5W-30

Winter 4 -20 32 0 160 71 10W

Freezing -13 -25 32 0 160 71 5W

Sub-Zero -22 -30 0 -18 160 71 0W

All-Climate*

-13 -25 >110 >43 160-200 71-93 5W-50

Pada dasarnya, viskositas atau kekentalan menjadi bagian yang terpenting. Oli dengan kekentalan yang tinggi akan menghasilkan lapisan (oil film) yang tebal pada permukaan logam sehingga mampu memikul beban yang berat. Tetapi, tingkat friksi (gesekan) yang menyebabkan mesin kehilangan tenaga juga semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya.

b. Sertifikasi API

API merupakan lembaga penguji kualitas pelumas yang selama ini menjadi rujukan dunia. Untuk mendapatkan sertifikasi tersebut, sebuah pelumas harus menjalani serangkaian pengujian laboratorium dan uji jalan pada mesin. Setelah lolos atas ujian yang berdasarkan The International Lubrication Standardization maka akan dizinkan menggunakan standar API tersebut.

Untuk mengetahui apakah suatu produk oli memalsukan sertifikasi API atau tidak, terdapat sejumlah pengetahuan sederhana yang bisa digunakan untuk menduga keabsahan sertifikasi API tersebut. Selain merek pelumas bersangkutan, populer atau tidak, bisa pula dilihat dari warna, kekentalan, dan bau pelumas tersebut. Atau dapat

3

Page 4: Mengenal Oli Mesin

pula dengan adanya sertifikasi khusus yang dikeluarkan pemerintah Indonesia melalui Depperindag. Maka, kalau pun tertera API namun tak terdaftar di Depperindag, produk tersebut perlu dicurigai.

c. Rating servis

Seperti halnya rating dalam dunia bisnis lainnya, klasifikasi (rating) pada pelumas ditandai dengan alpabetis. Pada kemasan pelumas (untuk mesin bensin) akan tertara simbol S (diambil dari kata Spark). Sementara untuk kendaraan yang menggunakan mesin diesel diawali dengan huruf C (commercial), misalnya CD atau CF. Lalu rating berkait dengan kualitas menggunakan huruf mulai A hingga L. Huruf A menunjukkan pelumas dengan kreteria terendah dan L (sampai saat ini) adalah rating tertinggi.

Penggunaan rating ini tak secara langsung berkait dengan kekentalan dan kualitas pelumas bersangkutan. Tapi, lebih pada panduan jenis pelumas mana yang paling tepat untuk mobil bersangkutan. Sebab, perkembangan teknis mesin dari sebuah mobil sangat berkait dengan jenis (rating) pelumas yang harus digunakannya.

Berikut adalah kategori pelumas berdasarkan rating dengan rekomendasi bagi keperluan mobil berdasarkan tahun pembuatan (berkait langsung dengan teknologi mesin yang diterapkan). Mobil buatan tahun tertentu perlu memperhatikan kode rating pelumas seperti berikut ini:

SL: dapat dipakai untuk semua mesin mobil berteknologi baru. SJ: dapat dipakai pada mesin mobil buatan 2001 dan lebih tua SH: dapat dipakai pada mesin mobil buatan 1996 dan lebih tua SG: dapat dipakai pada mesin mobil buatan 1993 dan lebih tua SF: untuk mesin buatan 1988 dan lebih tua SE: untuk mesin buatan 1979 dan lebih tua SD: untuk mesin buatan 1971 dan lebih tua SC: untuk mesin buatan 1967 dan lebih tua SB: untuk mesin mobil tua SA: untuk mesin mobil tua

III. Jenis Jenis Oli

Ada beberapa jenis oli yang beredar di pasaran. Antara lain : Oli mineral yang berbahan dasar minyak dasar (base oil), cukup melalui proses

kimiawi. Oli Semi sintetis yang berbahan dasar base oil dengan diberi campuran bahan

kimia (aditif). Penambahan diperlukan agar kemampuan oli memenuhi syarat aplikasi teknik mesin-mesin berteknologi maju, karena oli mineral terbaik sekalipun tidak cukup untuk memenuhi aplikasi teknik. Maka oli mineral perlu mendapat tambahan aditiv

4

Page 5: Mengenal Oli Mesin

Oli sintetis, bahan bakunya juga berasal dari minyak bumi. Hanya saja, untuk sampai ke tingkat sintetis, proses pembuatannya dilakukan secara fisika. Proses itu yang membuat oli sintetis menjadi lebih mahal. Bahan sintetis daya tahannya terhadap panas lebih tinggi sehingga oli tidak mudah rusak dan tahan lebih lama terhadap oksidasi, Sebab itu, harga oli sintetis lebih mahal daripada oli mineral.

Dari beberapa tipe pelumas sintetis, maka Esters dan Poly Alpha Olefins (PAO) adalah yang paling tepat digunakan untuk melumasi mesin mobil. Khusus untuk PAO maka oli sintetis ini memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan in antara lain: PAO memiliki Viskositas Index yang tinggi sehingga sedikit sekali menggunakan

aditiv, dan sedikit deposit dalam oli. Keunggulan sintetis itu mengurangi keausan ring, piston, dan silinder.

PAO juga memiliki karakter penguapan yang rendah, sehingga permukaan oli stabil. Titik bekunya juga rendah sehingga tetap mampu mencair pada temperatur yang amat rendah dan stabil terhadap oksidasi sehingga memperpanjang usia pakai oli.

Oli sintetis memiliki tingkat viskositas yang aman, meski mesin dalam kondisi panas maupun dingin sampai minus 20 derajat. Oli ini juga lebih encer sehingga mudah dan cepat mencapai bagian terkecil dari mesin. Untuk mobil yang sensitif, penggunaan oli sintetis ini bisa mendorong tenaga mesin bekerja lebih optimal. Mobil-mobil dengan teknologi tinggi memiliki perangkat klep yang rumit amat dianjurkan menggunakan oli sintetis.

Selain ada keunggulannya, oli sintetis juga memiliki kelemahan. Harganya bisa mencapai lima sampai enam kali oli mineral. Ini akibat proses

pembuatannya yang lebih sulit. Tidak mudah bercampur dengan sembarang aditiv, sehingga penggunaan aditiv

harus selektif, karena bisa merusak seal.

Untuk kebutuhan biasa, tidak ada salahnya apabila menggunakan oli mineral mengingat harganya yang lebih murah daripada oli sintetis. Akan tetapi, untuk penggunaan ekstrem, seperti balap, mutlak menggunakan oli sintetis.

IV. Aditif

Selain mengisi oli mesin terkadang kita masih menambahkan aditiv seperti Produk Wynn’s Engine Concentrate Treatment. Hal ini dapat dipahami karena banyak publikasi mengenai aditiv yang katanya bisa menambah kinerja mesin maupun menambah usia pakai alias mengawetkan mesin. Punya pandangan seperti itu dan menggunakan aditiv sah-sah saja asal dilakukan secara benar dan ada rekomendasi dari pabrik oli. Namun, bila kita ingin menambah aditiv, baca dan tanyakanlah karakter oli yang digunakan. Alasannya, penambahan aditiv pada beberapa merek oli, khususnya oli sintetis maupun semi sintetis, ternyata dilarang oleh pembuat oli.

5

Page 6: Mengenal Oli Mesin

Pemakaian oli sintentis atau semi sintetis justru dikhawatirkan akan memberi reaksi kimia dan dikhawatirkan bisa merusak mesin mobil.

Perlu dipahami, dalam oli sebenarnya sudah ditambahkan aditiv, termasuk oli yang banyak dipasarkan. Dasarnya, oli asli (base oil) hasil penyulingan dari perut bumi, tidak bisa langsung dipakai. Minyak itu harus mendapat tambahan aditiv, antara lain Detergen, bahan untuk mencegah terjadinya endapan pada saat mesin bersuhu

tinggi dan biasanya menggunakan bahan kimia Sulfonaat (Ba, Ca), Phosphanaat dan sebagainya.

Dispersan, bahan untuk mendepres lumpur yang terjadi dan biasanya menggunakan bahan kimia polymar dari acrylit, methacrylit.

Corosion Inhibitor bahan kimia yang bisa melindungi logam-logam nonferrous dalam mesin dan bahan kimianya adalah metalditheophos phates dan metal dicarbonates

Anti Oxidans, yakni Sulffides dan sulfarides untuk mengurangi oksidasi pada minyak pelumas

Viscosity Index Improvers untuk menjaga agar kekentalan minyak pelumas tidak banyak berubah pada saat suhu mesin tinggi

Pour Point Depressant untuk mencegah parafin wax mengristal pada suhu rendah, bahan kimia yang digunakan adalah Polymethacrylates dan polycrylamides

Extreme Pessure (EP) untuk mencegah kerusakan akibat sentuhan logam dengan logam dan bahan kimia yang digunakan adalah persenyawaan sulfur atau halogen

Masih ada lagi aditiv seperti Seal Swell Agents, Anti Foam Agents, Anti Wear Agents, Friction Modifiers dan lain-lain.

Bila kita ingin menambah aditiv, seharusnya mobil digunakan untuk menempuh jarak yang lebih jauh, umpamanya tambah 2.500 km. Namun, biasanya pemilik mobil sudah tidak nyaman bila mobil sudah menempuh 5.000 km dan segera minta oli mesin diganti. Ini tindakan wajar, karena oli mesin sudah berubah warna dan banyak endapannya.

Namun, bila Anda tetap berniat menambah aditiv pada mesin mobil Anda, maka perlu diperhatikan beberapa ketentuan ini. Pastikan apakah oli itu bisa dicampur dengan aditiv. Ada beberapa jenis oli sintetis yang tidak boleh ditambahkan aditiv, karena bisa terjadi reaksi kimia. Bahkan, oli bisa berubah menjadi seperti cendol. Selain itu, penambahan aditiv yang terlalu kental dan berulang kali, dalam beberapa kasus justru merusak mesin mobil. Penambahan aditiv yang mengakibatkan oli mesin menjadi kental, bisa menutup lubang-lubang kecil pada mesin, akibatnya pelumasan ke bagian itu terhambat, dan mesin rusak.

Mesin yang terus-menerus menggunakan aditiv setiap penggantian oli, dikhawatirkan justru membuat macet ring oli (pada piston), karena lapisan yang terlampau tebal

6

Page 7: Mengenal Oli Mesin

membuat ring oli tidak bekerja bebas. Akibatnya, sering harus menambah oli pada mesin mobil. Penambahan bisa sampai 0.5 sampai satu liter untuk setiap 1.000 km. Ujung knalpot lalu berwarna hitam, karena mobil berasap dan boros oli serta bensin.

Singkatnya menggunakan aditiv pada oli, ibarat memberi vitamin pada orang sehat, sedikit manfaatnya.

V. Tips Mengganti dan Memilih Oli

Melihat arti penting oli bagi performa dan daya tahan mesin, maka sebelum memilih oli, sebaiknya seseorang lebih dulu mengetahui secara jelas jenis mesin kendaraan yang digunakannya. Misalnya memperhatikan tahun pembuatan kendaraan dan sistem kerja mesin. Cara yang paling aman adalah mempelajari dari buku panduan (manual book) kendaraan untuk mengetahui jenis pelumas dan karakteristik seperti apa yang direkomendasikan oleh pabrik. Bila tak mendapatkan hal tersebut, maka konsultasikan dengan mekanik bengkel langangan. Para ahli akan mengetahui tipe teknologi mobil bersangkutan sehingga bisa merekomendasikan spesifikasi pelumas yang tepat. Jadi, bukan merek apa yang paling tepat untuk mobil bersangkutan.

Pada dasarnya tidak ada pelumas lebih baik dari lainnya bila memiliki spesifikasi setara. Yang perlu diperhatikan justru sesuai atau tidak pelumas itu dengan spesifikasi kendaraan bersangkutan. Untuk mengetahui kapan dan pelumas apa yang kiranya tepat untuk kendaraan kita, berikut ini beberapa tips penting yang bisa dijadikan petunjuk.

Mesin kendaraan baru biasanya membutuhkan oli dengan grade tinggi, mengingat letak antara komponen yang satu dan yang lain sangat rapat, sehingga diperlukan oli yang dapat mengalir ke seluruh celah yang sempit. Pada mesin kendaraan keluaran lama, celahnya lebih luas. Pada kasus ini penggunaan oli full atau semi sintetis yang berviskositas rendah (baca=encer).

Kemudian, persoalan yang selalu menjadi pertanyaan adalah tiap berapa kilometer oli harus diganti. Hal ini sangatlah tergantung kepada umur serta kondisi mesin kendaraan, dan juga kepada cara pemakaian, yakni ekstrem atau normal. Secara umum, menurut biasanya penggantian itu dilakukan setiap 7.500 kilometer pada oli mineral, sedangkan oli sintesis bisa sampai 10.000 kilometer, atau bahkan lebih. Hanya saja tingkat penguapannya tinggi, sehingga kita harus mengecek ketinggian oli pada oil stick apakah masih dalam batas normal ataukah sudah harus ditambahkan.

Pada mobil-mobil papan atas situasinya berbeda karena indikator di dashboard akan menentukan kapan oli mesin perlu diganti. Ada sensor di dalam mesin yang akan memberi tahu pengemudi kapan oli mesin harus diganti.

Oleh karenanya, Patokan umum yang dapat dipegang adalah Pertama, mengenali jenis mesin kendaraan.

7

Page 8: Mengenal Oli Mesin

Kedua, mengikuti petunjuk SAE dan API oli yang direkomendasikan oleh buku panduan mobil.

Ketiga, membeli pelumas di bengkel atau kios resmi untuk menghindari oli bekas atau oli palsu.

Disarikan dari berbagai sumber

8