Web viewpengaruh bahan bakar solar dengan campuran oli bekas sae 10w30 terhadap kerja mesin diesel....
Transcript of Web viewpengaruh bahan bakar solar dengan campuran oli bekas sae 10w30 terhadap kerja mesin diesel....
PENGARUH BAHAN BAKAR SOLAR DENGAN CAMPURAN
OLI BEKAS SAE 10W30 TERHADAP KERJA MESIN DIESEL
Proposal Penelitian
Disusun Oleh:
NAMA : RIZA MAHMUD NUGROHO
NIM : H1F114223
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
TERIMA KASIH KEPADA
i
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas
Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc
Kepala Prodi Teknik Mesin
Achmad Kusairi S, ST,. MT., MM.
Mahasiswa
Riza Mahmud Nugroho
Wakil Rektor Bidang Akademik
Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Dr. Ir. Abrani Sulaiman, M,Sc
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan
Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.d
Dosen Pengampuh
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes.
Dekan Fakultas Teknik
Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT
Rektor Universitas Lambung Mangkurat
Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya sehingga proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Bahan Bakar
Solar Dengan Campuran Oli Bekas SAE 10W30 Terhadap Kerja Mesin Diesel”
dapat terselesaikan. Dalam penyusunan Proposal Metode Penelitian ini tidak lepas
dari bantuan dan kerja sama, serta dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima
kasih penulis haturkan kepada :
1. Bapak Ach. Kusairi S, MM., MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
2. Ibu Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd.hyp., ST., M.Kes. selaku Dosen
Pengampu 1
3. Bapak dan Ibu saya yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta
doanya yang selalu menyertai saya.
Proposal ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
Metode Penelitian (HMKK 538). Penulis memahami sepenuhnya bahwa proposal
ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata dengan segala keikhlasan hati mengucapkan terima kasih.
Semoga proposal ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan semoga
proposal penelitian ini bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehiupan bangsa.
Banjarbaru, Oktober 2016
Penulis
Riza Mahmud Nugroho
ii
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
BAB I Pendahuluan ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Perumusan Masalah …………………………………………………… 3
1.3 Batasan Masalah ……………………………………………………….. 3
1.4 Tujuan Penelitian ……………………………………………………….. 4
1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………….... 4
BAB II Tinjauan Pustaka .............................................................................. 5
2.1 Penelitan Terdahulu ........................................................................... 5
2.2 Motor Diesel ……………………………….……………………………... 6
2.3 Motor Diesel 2 Tak …………………………….………………………… 7
2.4 Motor Diesel 4 Tak …………………………………..…………………… 8
2.5 Siklus Ideal Mesin Diesel ………………………..………………………. 9
2.6 Unjuk Kerja Mesin Diesel ……………………..…………………………. 10
2.7 Bahan Bakar Diesel ……………………………………...……………….. 15
2.8 Pelumas atau Oli ………………………………………..………………… 16
BAB III Metode Penelitian............................................................................ .. 19
3.1 Objek Penelitian …………….......................................................... 19
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ……………................................................ 19
3.3 Teknik Pengumpulan Data …………................................................... 20
3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ………………………………………….. 25
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 2.1 Langkah Pertama dari TMA ke TMB ………………………… 7
Gambar 2.2 Langkah Kedua dari TMB ke TMA ………………………… 8
Gambar 2.3 Langkah Pertama dan Kedua ……….……………….. 8
Gambar 2.4 Langkah Ketiga dan Keempat ………………………… 9
Gambar 2.5 Siklus Ideal Mesin Diesel …………………………………. 9
Gambar 2.6 Geometri Dasar Piston pada Internal Combustion Engine... 11
Gambar 2.7 Hubungan volume langkah dengan brake spesifici fuel
consumption (bsfc)…..…………………………………….……. 13
Gambar 3.1 Pengukuran Arus dengan Clamp Ampere ………………… 21
Gambar 3.2 Pengukuran rpm dengan Tachometer …………………. 22
Gambar 3.3 Pengukuran konsumsi per 5 ml bahan bakar…………………. 22
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman2.1 Karakteristik Mutu Solar …………………………......................................... 16
3.1 Jadwal Tugas Akhir … … … … ................................................................... 25
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Produksi minyak dunia diperkirakan telah mencapai puncaknya pada
tahun 2016, ini berarti bahwa eksplorasi minyak bumi sudah maksimal dan
selanjutnya akan mengalami penurunan. Ini akan menyebabkan dalam kurun
waktu 20 tahun produksi minyak dunia akan kembali seperti pada tahun 1980-
an (OPEC ,2008), di lain pihak ketergantungan terhadap minyak bumi pada
waktu yang sama akan terus meningkat akibat pertambahan penduduk dan
kegiatan industri dan pembangunan. Akibat dari hal ini adalah harga energi
yang semakin tinggi dan pasokan minyak yang menurun. Hal ini dapat
dirasakan dari naiknya harga minyak mentah dan dicabutnya subsidi harga
bahan bakar minyak oleh pemerintah Indonesia.
Kenaikan harga minyak mentah dunia memberi dampak yang besar
pada perekonomian nasional, terutama dengan adanya kenaikan harga BBM,
kenaikan harga BBM secara langsung berakibat pada naiknya biaya
transportasi, biaya produksi industri dan pembangkitan tenaga listrik.
Ketergantungan akan energi minyak bumi memberi dampak terbatasnya suplai
minyak mentah di bumi serta peningkatan harga bahan bakarsehingga perlu
mencari solusi untuk menggantikan minyak bumi sebagai bahan bakar. Dari
tahun 2000 hingga 2011 harga produk turunan dari minyak bumi menjadi
bahan bakar terus mengalami peningkatan serta suplai minyak bumi dari tahun
2
2000 hingga 2011 mengalami penurunan artinya ketersediaan minyak bumi
tiap tahunnya semakin terbatas (Pustadin ESDM).
Minyak pelumas atau oli merupakan sejenis cairan kental yang berfungsi
sebagai pelicin, pelindung, pembersih dan mencegah terjadinya benturan
antar logam pada bagian dalam mesin seminimal mungkin. Setelah pemakain
selama beberapa waktu performanya menjadi berkurang sehingga disebut
dengan oli bekas.
Oli bekas terkandung sejumlah sisa hasil pembakaran yang bersifat
asam, korosif, deposit dan logam berat yang bersifat karsinogenik. Satu liter
dari oli bekas bias merusak jutaan liter air segar dari sumber air dalam tanah,
apabila limbah oli bekas tumpah di tanah akan mempengaruhi air, tanah dan
berbahaya bagi lingkungan. Hal inilah yang merupakan karakteristik dari
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Berlimpahya sumber oli bekas memerlukan penanganan yang tepat dan
praktis. Dengan kandungan energi yang masih cukup tinggi maka potensi oli
bekas untuk dikonversi menjadi energi listrik masih cukup besar.
Ditinjau dari komposisi kimianya oli bekas adalah campuran dari
hidrokarbon kental ditambah berbagai bahan kimia aditif. Limbah oli bekas
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar campuran hidrokarbon dilakukan
dengan memcampurkan oli bekas dengan bahan bakar lainnya seperti bensin,
minyak tanah, solar dan lain-lain dengan presentasi penambahan maksimum
kurang dari 50%, meskipun masih ada beberapa isu yang belum terselesaikan
seperti polusi.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melakukan penelitian
yang berhubungan dengan oli bekas tersebut. Dalam proyek ini penulis akan
3
mengangkat judul “Pengaruh Bahan Bakar Solar Dengan Campuran Oli
Bekas SAE 10W30 Terhadap Kerja Mesin Diesel”.
1.2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari pengujuan pengaruh bahan bakar solar dengan
campuran oli bekas terhadap unjuk kerja mesin diesel adalah bagaimana
untuk mengetahui performa mesin penggunaan bahan bakar solar dengan
campuran oli bekas?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dari pengujuan pengaruh bahan bakar solar dengan
campuran oli bekas pada kerja mesin antara lain adalah sebagai berikut :
a. Bahan yang digunakan solar dengan campuran oli bekas 0%, 5%, 10%,
15% dan 20%. Oli bekas yang digunakan federal supreme XX dengan
SAE 10W30.
b. Mesin diesel tidak menggunakan governor.
c. Kerja mesin yang dicari adalah :
1. Daya (Brake Power).
2. Konsumsi bahan bakar spesifik (Brake Specifif Fuel Consumption).
3. Efesiensi termal Brake (Brake Thermal Efficiency).
4. Uji kecepatan asap.
d. Pada pengujuan unjuk kerja motor bakar diesel dilakukan dengan variasi
beban lampu 40 watt dari beban 1 lampu, 2 lampu, 3 lampu, 4 lampu dan
5 lampu.
4
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kinerja mesin
diesel bahan bakar solar dengan variasi campuran oli bekas yang berbeda.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi peneliti, dengan penelitian ini dapat mengetahui pengaruh
penggunaan campuran bakan bakar solar dengan oli bekas terhadap
unjuk kerja mesin diesel.
b. Bagi Universitas, dengan penelitian ini dapat menjadi tolak ukur tarhadap
kemampuan mahasiswanya.
c. Bagi labotarium teknik mesin, dengan penelitian ini dapat menjadi arsip
labotarium kedepannya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Ale.B.B, (2003), melakukan penelitian dengan mencampur kerosin
dengan oli bekas untuk mengetahui emisi gas buang pada mesin diesel, hasil
penelitian menunjukan bahwa emisi gas buang tidak terpengaruh seiring
dengan bertambahnya jumlah oli bekas dalam bahan bakar, begitu juga
dengan warna gas buang tidak mengalami perubahan yang signifikan namun
panas gas buang cendrung meningkat.
Bando.R.A, (2013), melakukan penelitian dengan mencampur solar
dengan oli bekas yang belum ditreatment kemudian digunakan sebagai bahan
bakar pada mesin diesel dangan variasi beban dan pembukaan throttle, dan
hasil penelitian menunjukan bahwa campuran oli bekas dalam solar dapat
meningkatkan efisiensi dan daya mesin pada campuran 3% sampai 7% oli
bekas dalam solar, namun akan menurun pada campuran lebih dari 7%.
Darpopuspito, (2005), melakukan penelitian dengan mencampur minyak
tanah dengan minyak pelumas SAE 40 dengan presentase 5%, 10%, 15%,
20% dan 30%, kemudian dilakukan analisis terhadap unjuk kerja dan
kandungan jelaga pada gas buang mesin diesel, hasil penelitian menunjukan
bahwa semakin tinggi campuran oli bekas dalam bahan bakar maka
kandungan jelaga semakin tinggi karena menurunnya efisiensi pembakaran,
denga menaikan beban juga menunjukkan peningkatan jelaga karena semakin
tinggi beban yang diberikan konsumsi bahan bakar akan meningkat. Dari segi
6
suhu gas buang dengan meningkatnya jelaga maka temperatur gas buang
akan semakin meningkat.
Beg.R.A, (2010), melakukan penelitian dengan mendistilasi oli bekas dari
dua jenis mesin yaitu mesin kapal dan mesin alat berat truk dan bus.
Treatment yang digunakan adalah membersihkan oli bekas dengan asam
sulfat (H2SO4) dan (NaOH), denga presentase 8% dari berat oli serta
pengolahan dengan lempung untuk mengabsober kotoran pada oli, kemudian
mencampur oli bekas olahan tersebut dengan solar pada presentase 25%,
35%, 45% dan 55% kemudian karakteristik campuran di ukur dengan cara
eksperimen langsung.
2.2. Mesin Diesel
Pada dasarnya gerakan torak dan mekanisme katup pada diesel dengan
motor bensin sama, namun demikian ada sedikit perbedaan prinsip antara
motor diesel dengan motor bensin, yaitu pada motor diesel sewaktu langkah
pengisian yang masuk kedalam silinder hanya udara saja, kemudian oleh
gerakan torak ke TMA udara tersebut di kompresikan sehingga menimbulkan
tekanan dengan panas yang tinggi. Pada akhir langkah kompresi (beberapa
derajat sebelum TMA) bahan bakar disemprotkan oleh injector masuk ke
dalam ruang silinder dalam bentuk kabut sehingga terbakar dengan sendirinya
oleh udara panas di dalam silinder itu. (Sucahyo, Bagyo, dkk, 1997)
Pada motor diesen pencampuran bahan bakar dan udara terjadi di
dalam silinder, sedangkan pada motor bensin percampuran bahan bakar dan
udara dilakukan di luar silinder, yaitu dalam karburator. Oleh karena itu, pada
motor diesel di perlukan pompa injeksi untuk memberikan tekanan yang tinggi
7
pada penyemprotan bahan bakar serta injector untuk mengabutkan bahan
bakar. (Sucahyo, Bagyo, dkk, 1997)
2.3. Mesin Diesel 2 Tak
Motor diesel 2 tak pada umumnya dilengkapi dengan pompa pembilas
tersendiri untuk memenuhi banyaknya udara bilas yang diperlukan dan untuk
pengisian silinder. Pompa pembilas ini bertugas mengisap udara,
mengkompresikan dan mengalirkannya ke saluran udara pembilas yang
dihunungkan dengan lubang pembilas pada setiap silinder motor. Proses kerja
motor 2 tak adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Langkah Pertama dari TMA ke TMB
(Sumber : Sucahyo, Bagyo, dkk, 1997)
8
Gambar 2.2 Langkah Kedua dari TMB ke TMA
(Sumber : Sucahyo, Bagyo, dkk, 1997)
2.4. Motor Diesel 4 tak
Motor diesel 4 tak ialah motor yang setiap siklus kerjanya dihasilkan
dalam empat langkah torak atau dua kali putaran poros engkol. Selama empat
kali langkah torak tersebut mengalami empat proses yaitu pengisian,
kompresi, kerja dan pembuangan. Rangkaian proses dan langkah-langkah
torak setiap siklus kerjanya adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3 Langkah Petama dan Langkah Kedua
(Sumber : Sucahyo, Bagyo, dkk, 1997)
9
Gambar 2.4 Langkah Ketiga dan Langkah Keempat
(Sumber : Sucahyo, Bagyo, dkk, 1997)
2.5. Siklus Ideal Mesin Diesel
Pada motor bakar diesel (Compression Ignition Engine), udara pada
langkah hisap secara tersendiri masuk ke dalam silinder, bahan bakar
selanjutnya di injeksikan ke dalam silinder tepat sebelum proses pembakaran
terjadi atau pada akhir langkah kompresi untuk menghasilkan power. Siklus
kerja mesin diesel dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Siklus Ideal Mesin Diesel
(Sumber : Willard W. Pulkrabek)
10
Gambar 2.5 merupakan siklus udara ideal yang terjadi pada mesin diesel
atau disebut siklus tekanan konstan (Constant Pressure Cycle) yang terjadi
dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut :
a. Proses 6-1 adalah pemasukan udara pada tekanan konstan, katup masuk
terbuka, katup keluar tertutup
W6-1 = P0 (v1-v6)
b. Proses 1-2 adalah langkah kompresi udara dalam keadaan isentropik,
katup masuk dan buang tertutup,
W1-2 = cv (T1-T2)
c. Proses 2-3 adalah proses pembakaran menghasilkan panas, tekanan
konstan, katup masuk dan buang tertutup,
W2-3 = P2 (v3-v2)
d. Proses 3-4 adalah langkah tenaga atau expansi dalan keadaan isentropic,
katup masuk dan buang tertutup,
W3-4 = cv (T3-T4)
e. Proses 4-5 adalah langkah pembuangan panas (Exhaust Blowdown),
volume konstan, katup buang terbuka dan katup masuk tertutup,
W4-5 = 0
f. Proses 5-6 adalah langkah buang, tekanan konstan, katup buang terbuka
dan katup masuk tertutup,
W5-6 = P0 (v6-v5)
2.6. Unjuk Kerja Mesin Diesel
Motor bakar diesel memiliki kompresi rasio 12-24 sedangkan motor
bakar bensin memiliki kompresi rasio yang lebih rendah yaitu 8-12. Parameter
11
unjuk kerja mesin diesel antara lain torsi dan daya, konsumsi bahan bakar,
effisiensi thermal dan effisiensi thermal brake. Untuk mengetahui parameter
performa mesin tersebut maka perlu diketahui spesifikasi dari mesin diesel
tersebut untuk mengetahui volume langkah torak, volume sisa, volume silinder
dan rasio kompresi dari mesin.
Gambar 2.6 Geometri Dasar Piston pada Internal Combustion Engine
(Sumber : John B. Heywood, 1988)
Pada gambar 2.6, Vd adalah volume langkah torak, Vc adalh volume sisa
silinder, Vt adalah volume total silinder, bore adalah diameter silinder.
a. Torsi dan Daya
Daya yang dihasilkan mesin yang terhubung dengan pulley ke
generator untuk menyalakan beban lampu sehingga dapat dihitung
dengan MEP dari mesin uji diesel yang sudah diketahui maka hubungan
MEP dengan daya dapat dirumuskan dalam persamaan (2-1). (John B.
Heywood, 1998). Torsi mesin diesel dapat dihitung berdasarkan daya
12
yang telah dihitung dalam persamaan (2-1) dengan menggunakan rumus
hubungan daya terhadap putaran dan torsi (2-2). (Willard W. Pulkrabek)
Power yang dikirimkan oleh mesin adalah dari torsi dan kecepatan
sudut yang dihasilkan mesin, power ini disebut sebagai Power Brake yang
dirumuskan, (John B. Heywood, 1988)
Pb=MEP .V d .N60 . nR .10−2 …………………………………….. (2-1)
T=Pb .60 .1000
2 . π .n …………………………………….. (2-2)
Dimana,
Pb : daya mesin (W)
MEP : mean effective pressure mesin diesel (576kPa)
N : putaran mesin (revolution/minutes)
Vd : displacement mesin diesel
NR : jumlah revolusi crankshaft
T : torsi mesin (Nm)
a. Konsumsi Bahan Bakar
Konsumsi bahan bakar spesifik (bsfc) didefinisikan sebagai laju
aliran massa bahan bakar per satuan tenaga atau power, dan sebagai
parameter suatu mesin dalam menggunakan bahan bakar secara effisien
untuk menghasilkan kerja. Menurut Williard W. Pulkrabek, konsumsi
bahan bakar spesifik dirumuskan
13
bsfc=mfpb
…………………………………….. (2-3)
Dimana,
Bsfc : konsumsi bahan bakar spesifik (kg/kWh)
mf : laju aliran bahan bakar (kg/jam)
Pb : daya mesin (kW)
Besarnya laju aliran massa bahan bakar (mf ) dihitung dengan
persamaan berikut,
mf=sg f . V f .10−3
t f3600 …………………………….. (2-4)
Dimana,
sgf : konsumsi bahan bakar spesifik (kg/kWh)
V f : laju aliran bahan bakar (kg/jam)
t f : daya mesin (kW)
14
Gambar 2.7 Hubungan volume langkah dengan brake spesifici fuel consumption
(bsfc)
(Sumber : Willard W. Pulkrabek)
Pada gambar 2.7 menunjukan penurunan harga bsfc. Umumnya
rata-rata konsumsi bahan bakar pada mesin besar lebih kecil, alasannya
adalah lebih sedikit panas yang hilang disebabkan besar volume kompresi
pada ruang bakar dan juga disebabkan putaran rendah yang biasa
dioperasikan oleh mesin-mesin kapasitas besar.
b. Efisiensi Termal Brake (Brake Thermal Efficiency)
Brake Thermal Efficiency (BTE) merupakan kerja maksimum
yang dihasilka n dari pembakaran bahan bakar. Menurut Williard W.
Pulkrabek BTE dirumuskan,
ηt=Pb
rhf .QHV . ηc.3600 …………………………….. (2-5)
Dimana,
ηt : thermal brake efficiency,
ηc : efisiensi pembakaran,
rh f : laju aliran bahan bakar (kg/jam),
QHV : besar kalori yang tersedia dalam bahan bakar (kJ/kg).
1kJ /kg=1J / g=0.4299Btu /lbm=0.23884 kcal / kg
1Btu /lbm=2.326 kJ /kg=0.55kcal /kg
15
1kcal /kg=4.1868 kJ /kg=1.8 Btu/ lbm
1Watt=1J /s=1Nm /s
John B. Heywood menyatakan bahwa persentase besar
brakethermal efficiency mesin diesel antara 25% hingga 65%.
Effisiensi pembakaran merupakan persentase fraksi-fraksi bahan
bakar dalam ruang bakar yang terbakar. Effisiensi pembakaran memiliki
harga rata-rata antara 0,95 – 0,98 saat mesin bekerja. Jadi asumsi untuk
effisiensi pembakaran adalah 0,95. (William W. Pulkrabek)
2.7. Bahan Bakar Diesel
Penggolongan bahan bakar mesin diesel berdasarkan jenis putaran
mesinnya, dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu sebagai berikut:
a. Automotive Diesel Oil, yaitu bahan bakar yang digunakan untuk mesin
dengan kecepatan putaran mesin diatas 1000 rpm (revolution per minute).
Bahan bakar jenis ini yang biasa disebut sebagai bahan bakar diesel yang
biasanya digunakan untuk kendaraan bermotor.
b. Industrial Diesel Oil, yaitu bahan bakar yang digunakan untuk mesin-
mesin yang mempunyai putaran mesin kurang atau sama dengan 1000
rpm, biasanya digunakan untuk mesin-mesin industri. Bahan bakar jenis
ini disebut minyak diesel. (Turnip Jekson, 2009).
Bahan bakar diesel yang sering digunakan di indonesia adalah solar yang
di produksi oleh PT. PERTAMINA dengan karakteristik seperti yang terlihat
pada table 2.1.
16
Tabel 2.1 Karakteristik Mutu Solar
No KARAKTERISTIKBATASAN METODE
MIN MAKS ASTM
1 Bilangan Cetana D 613-95
Angka Setana atau 48 - D 4737-96a
Indeks Setana 45 - D1298/D405
2 Berat Jenis pada 150C 815 870 2-96
3 Viscositas (pada suhu 400C) 2.0 5.0 D 445-97
4 Kandungan sulfur - 0.35 D 2622-98
6 Titik nyala 60 - D 93-99c
7 Titik tuang - 18 D 97
8 Residu karbon - 0.1 D 4530-93
9 Kandungan air - 500 D 1744-92
10 Nilai kalor (kcal/kg) 10557 10667 D 4815
12 Kandungan abu - 0.01 D 482-95
13 Bilangan asam kuat - 0.5 D 664
14 Specific gravity - 0.87 ASTM D287
Sumber: PT. PERTAMINA
2.8. Pelumas atau Oli
17
Minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal oli mesin memang
banyak ragam dan macamnya. Bergantung jenis penggunaan mesin itu sendiri
yang membutuhkan oli yang tepat untuk menambah atau mengawetkan usia
pakai (life time) mesin. Fungsi utama pelumas adalah melindungi bagian mesin
yang bergerak dengan cara mencegah kontak atau gesekan langsung dua
logam yang berhubungan.
a. Syarat oli mesin yang harus dipenuhi
1) Sifat fisik
a) Viskositas
b) Titik nyala api
c) Berat jenis
d) Sifat-sifat dapat ditungkan/dialirkan
2) Sifat kimia
a) Residukarbon
b) Keasaman
c) Oiliness
d) Abu
e) Angka pengendapan
b. Fungsi Oli mesin
1) Melumasi bagian-bagian yang bergerak agar gesekan terjadi sekecil
mungkin.
2) Melumasi bagian-bagian yang bergerak agar kerugian daya sekecil
mungkin yang diakibatkan oleh gesean.
18
3) Sebagai media pendingin, yaitu dengan menyerap panas dari
bagian-bagian yangmendapat pelumasan dan membawa serta
memindahkannya pada sistem pendingin.
4) Meredam goncangan diantara bantalan dan bagian-bagian lainnya
kemudian mengurangi kebisingan yang terjadi.
5) Mencegah terjadinya kebocoran gas hasil pembakaran ke dalam
karter
6) Membawa gram-gram atau kotoran yang mungkin terjadi pada
bagian-bagian yang dilumasi ke dalam karter.
7) Mencegah keausan yang timbul sekecil mungkin.
8) Menjaga bagian-bagian mesin yang perlu dilumasi dalam keadaan
bersih.
c. Sifat-sifat oli mesin
1) Sebagai pelumasan
2) Bersifat pendingin
3) Sebagai perapat
4) Sebagai pembersih
5) Sebagai penyerapan tegangan
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Mesin diesel Jiang Fa dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Tipe : R175A Diesel Engine
Putaran max : 4 Stroke, 2600 rpm
MEP : 567 kPa (Manual book)
Displacement : 0.353 L
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mesin diesel Jiang Fa
b. Generator
Tipe : ST-3
Tegangan : 230 Volt, Phase
20
Arus : 13 A
Putaran : 1500 rpm
Power factor : 1.00
Daya : 3000 Watt
c. Rangkaian bola lampu sebanyak 9 buah dengan daya masing-masing
lampu adalah 40 watt dan tegangan 220 volt.
d. Campuran solar dengan oli bekas Federal supreme XX dengan SAE
10W30
e. Clam Ampere untuk mengukur besar arus listrik pada setiap beban.
f. Gelas ukur sebagai tangka bahan bakar.
g. Tachometer untuk mengukur putaran pada mesin.
h. Selang diameter 5mm sebagai saluran distribusi bahan bakar kedalam
ruang silinder.
i. Kunci pas
j. Tang
k. Obeng
l. Stopwatch
3.3. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data dalam penelitian pengujian performa motor
bakar diesel dengan bahan bakar solar campuran oli bekas adalah sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan Awal
1) Pemeriksaan bahan bakar didalam gelas ukur, tambahkan bila
diperlukan.
21
2) Pemeriksaan alat-alat ukur yang digunakan.
b. Pengambilan Data
1) Hubungkan selang dari gelas ukur ke aliran masik silinder mesin.
2) Isi gelas ukur dengan solar dengan campuran oli bekas.
3) Matikan semua saklar lampu beban.
4) Hidupkan mesin diesel.
5) Tunggu 5 menit agar mesin panas.
6) Setting voltase mesin 220V.
7) Hidupkan beban 1 lampu.
8) Catat besar tegangan pada voltmeter indikator.
9) Catat kuat arus yang mengalir yang tertera pada clamp ampere.
Cara kerja :
a) Ketika arus mulai mengalir letakan clamp ampere pada
kabel
b) Kemudian catat hasil pengukuran
Gambar 3.1 Pengukuran Arus dengan Clamp Ampere
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
10) Ukur dan catat rpm mesin pada beban 1 lampu.
Cara kerja :
22
a) Ketika mesin sudah mulai menyala ukur dan catat
putaran pada mesin,
b) Letakan tachometer pada baut pulley,
c) Catat hasil pengukuran yang tertera pada tachometer,
d) Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali.
Gambar 3.2 Pengukuran rpm dengan Tachometer
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
11) Tunggu hingga bahan bakar dalam gelas ukur turun 5 ml.
Cara kerja :
a) Ketika mesin dinyalakan dengan keadaan lampu
semua mati, perhatikan sampai bahan bakar melalui
strip 5ml pertama dari atas,
b) Ketika bahan bakar sudah mencapai distrip 5 ml
pertama hidupkan 1 beban lampu dan ukur waktu
kecepatan berkurangannya bahan bakar dari strip 5 ml
pertama ke kedua,
23
c) Lakukan hingga semua beban lampu menyala.
Gambar 3.3 Pengukuran konsumsi per 5 ml bahan bakar
(Sumber : Dokukentasi Pribadi)
12) Matikan stopwatch dan catat waktu pada beban 1 lampu.
13) Ulangi langkah 6 s/d 12 sebanyak 3 kali.
14) Ulangi langkah 6 s/d 12 dengan beban berbeda hingga 5 beban
tercapai.
15) Bila selesai matikan mesin dan kosongkan gelas ukur.
16) Catat percobaan.
24
Diagram Alir
Mulai
Studi Literatur
Persiapan alat dan bahan pengujian
Pengujian :1. Mencatat waktu yang diperlukan
untuk menghabiskan 5 ml bahan
bakar
2. Mencatat arus dan voltase
3. Mencatat besar rpm pada tachometer
4. Mencari kesepekatan asap
Bahan:Oli bekas federal supreme xx dengan SAE 10W30
Volume uji bahan
bakar adalah 5
ml
Variasi beban :1 lampu2 lampu3 lampu4 lampu5 lampu6 lampu7 lampu8 lampu9 lampu
Data Hasil Pengujian
Analisa Data dan Pembahasan
25
3.4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Lambung Mangkurat, Fakultas
Teknik Banjarbaru dan penelitian dilaksanakan di labotarium Teknik Mesin
pada tanggal 23 September – 21 Oktober 2016.
Tabel 3.1 Jadwal Tugas Akhir
RENCANA KEGIATANBULAN
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI
STUDI LITERATUR
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA
MENYUSUN LAPORAN
SEMINAR PROPOSAL
SEMINAR HASIL
SIDANG AKHIR
26
DAFTAR PUSTAKA
Arpa, O ; Yumrutas, R. 2009. Experimental investigation of gasoline like-fuel obtainet from waste lubrication oil of engine ferpormance and exhaust emission,Elsevier Journal fuel processing technology 91 : 197-204
Arpa, O : Yumrutas, R ; Argunhan, Z. 2010. Experimental investigation of the effect of diesel like -fuel obtained from waste lubrication oil on engine ferformance and exhaust emission, Elsevier Journal fuel processing technology 91 : 1241-1249
Ale, B.B, 2003, Fuel Adulteration and Tailpipe Emission, Journal of the Institute of Enginnering 3 (1) : 12-16.
Bando. A, Manuhutu. H, 2013, Pengujian Pengaruh Pemakaian Bahan Bakar Solar Campur Oli Bekas Terhadap Prestasi Mesin Diesel Yanmar TF, 155 R.di, Skripsi UKI Makassar.
Beg. R.A, Sarker. M.R.I, Perves. R, 2010, Production of Diesel Fuel From Used Enginne Oil, International Journal of Mechanical & Mechatronis Enginnering 10 (2)6.
Darpopuspito. S, Brata T.I, 2005, Analisis Pemakaian Bahan Bakar Campuran Kerosene dan Minyak Pelumas Terhadap Pembentukan Jelaga Pada Motor Diesel Putaran Konstan, Jurnal Teknik Mesin ITS, 5 (1) : 1-6
27
EMA, 2004. Engine Manufactured Association, Recommended Guideline on Diesel Fuel, Michigan Avenue, Chicago, US
ESDM & OPEC, 2008. Handbook of energy and economic statistic of Indonesia 2008. Jakarta, Indonesia.
Gaurav Dwivedi, 2013, Performance Evaluation of Diesel Engine Using Biodisel From Pongamia Oil, India, International Jurnal of Reneweble Energy Research.
Haiter Lenin A, 2012, Performance, emission and combustion evaluation of diesel engine using methyl Esters of Mahua Oil, India, International Jurnal of Environmental Sciences.
Heywood B. John, 1988, Internal Combustion Engine Fundamentals, New York, Mc.Graw Hill Inc.
I Nyoman Suparta, Ainul Guhhri, Wayan N. Septiadi, 2015, Daur Ulang Oli Bekas
Menjadi Bahan Bakar Diesel dengan Proses Pemurnian Menggunakan
Media Asam Sulfat dan Natriun Hidroksida, Universitas Udayana,
Denpasar, Bali, Jurnal METTEK Volume 1 No.2 (2015) pp 9-19
Karyanto E, 2000, Panduan Reparasi Mesin Diesel, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.
Mollenhauer Klaus dan Helmut T, 2010, Handbook of Diesel Engine,New York, Springer
Oguntola J Alamu, 2009, Power and Torque Characteristics of Diesel Engine Fuelled by Palm Kernel Oil Biodisel, Nigeria, Leonardo Journal of Sciences.
Prayitno, 1999, Studi pemanfaatan oli bekas sebagai minyak bakar, Prosiding seminar nasional dasar-dasar dan aplikasi perpindahan panas dan massa, Yogyakarta : 159-162
PT. Pertamina (Persero), 2007, Material Safety Data Sheet, Direktorat Pemasaran dan Niaga.
28
Prayitno, 1999. Studi pemanfaatan oli bekas sebagai minyak bakar, Prosiding seminar nasional dasar-dasar dan aplikasi perpindahan panas dan massa, Yogyakarta : 159-162
Purwono, 1999, Koefisien perpindahan panas konveksi pada pemisahan Fraksi ringan minyak pelumas bekas, Prosiding seminar nasional dasar-dasar dan aplikasi perpindahan panas dan massa. Yogyakarta : 71-76
Pulkrabek W. Willard, Enginnering Fundamentals of the Internal Combustion Engine, New Jersey, University of Wisconsin.
Stone Richard dan Jeffry K. Ball, 2004, Automotive Engineering Fundamentals, USA, SAE International
Syahrial Ego, 2012, Handbook of Energy and Economic Statistic of Indonesia, Pusat Data dan Informasin ESDM
Sucahyo, Bagyo, dkk, 1997, Otomotif Mesin Tenaga, Pustaka Mandiri, Solo.
Turnip Jekson, 2009, Pengujian dan Analisa Unjuk Kerja Motor Bakar Diesel Menggunakan Biodisel Dimethil Ester B-01 dan B-02, Universitas Sumatera Utara.
Unit Converter, 2014, (http://www.engineeringtoolbox.com/). Diakses pada 10 Oktober 2016