Mengejar Beasiswa Ke Negeri Kaya Teknologi (Jepang)

4
Mengejar Beasiswa Ke Negeri Kaya Teknologi 14 november 2014 pukul 20.00 SchoTalk kedua dilaksanakan dengan pematerinya adalah Mas Ikono yang sangat berpengalaman dalam hal beasiswa, beliau merupakan penerima beasiswa – beasiswa ternama antara lain, beasiswa pemerintahan Singapura di NTU, NIMS di Jepang, Lpdp, lpb, Daad di Jerman, dan Sea Conference di Thailand. Sekilas mengenai Mas Ikon, beliau merupakan salah satu dari founder komunitas yang membantu orang indonesia untuk mendapatkan beasiswa, baik dalam negeri maupun luar negeri yaitu komunitas Sahabat Beasiswa. Mas Ikon juga telah bergelut menjadi scholarship consultant selama 5 tahun. Hampir setiap hari Mas Ikon mendapatkan email masuk mengenai berbagai masalah beasiswa baik itu pemeriksaan essay, motivation letter. Jadi buat yang ingin konsultasi bisa langsung contact personal ke beliau. Di Jepang sendiri Mas Ikon tinggal selama 7 tahun, 5 tahun ketika masih kecil dan 2 tahunnya saat beliau menempuh gelar Master di University of Tsukuba dengan jurusan material science pada tahun 2010 – 2012. Lanjut ke fokus perbincangan beasiswa di negeri sakura tadi malam, yang lebih terfokus ke beasiswa S2 dan S3. Beliau menceritakan pengalamannya selama di Jepang, salah satunya beasiswa yang didapatkan beliau untuk menempuh pendidiknnya yaitu dari National Institute for Material Science (NIMS) yang bekerja sama dengan University of Tsukuba, salah satu institusi terbaik dibidang material, nomor 3 didunia setelah Max Planck di Jerman dan Chinese Academy of Science di China.

description

Mengejar Beasiswa ke Negeri kaya Teknologi

Transcript of Mengejar Beasiswa Ke Negeri Kaya Teknologi (Jepang)

Page 1: Mengejar Beasiswa Ke Negeri Kaya Teknologi (Jepang)

Mengejar Beasiswa Ke Negeri Kaya Teknologi

14 november 2014 pukul 20.00 SchoTalk kedua dilaksanakan dengan pematerinya adalah

Mas Ikono yang sangat berpengalaman dalam hal beasiswa, beliau merupakan penerima

beasiswa – beasiswa ternama antara lain, beasiswa pemerintahan Singapura di NTU, NIMS

di Jepang, Lpdp, lpb, Daad di Jerman, dan Sea Conference di Thailand.

Sekilas mengenai Mas Ikon, beliau merupakan salah satu dari founder komunitas yang

membantu orang indonesia untuk mendapatkan beasiswa, baik dalam negeri maupun luar

negeri yaitu komunitas Sahabat Beasiswa. Mas Ikon juga telah bergelut menjadi scholarship

consultant selama 5 tahun. Hampir setiap hari Mas Ikon mendapatkan email masuk

mengenai berbagai masalah beasiswa baik itu pemeriksaan essay, motivation letter. Jadi

buat yang ingin konsultasi bisa langsung contact personal ke beliau. Di Jepang sendiri Mas

Ikon tinggal selama 7 tahun, 5 tahun ketika masih kecil dan 2 tahunnya saat beliau

menempuh gelar Master di University of Tsukuba dengan jurusan material science pada

tahun 2010 – 2012.

Lanjut ke fokus perbincangan beasiswa di negeri sakura tadi malam, yang lebih terfokus

ke beasiswa S2 dan S3. Beliau menceritakan pengalamannya selama di Jepang, salah

satunya beasiswa yang didapatkan beliau untuk menempuh pendidiknnya yaitu dari

National Institute for Material Science (NIMS) yang bekerja sama dengan University of

Tsukuba, salah satu institusi terbaik dibidang material, nomor 3 didunia setelah Max Planck

di Jerman dan Chinese Academy of Science di China.

Dari NIMS sendiri beliau mendapatkan uang saku sebesar ¥ 160.000 per bulan selama 2

tahun masa perkuliahan. Dan jika di Jepang dalam pengambaran beliau tepatnya di Tokyo

per bulan itu kita hanya mengeluarkan ¥ 70.000 – ¥ 80.000 ribu, dan jika di kota kecil malah

bisa ¥ 40.000 – ¥ 50.000 ribu per bulan. Jadi kita bisa nabung hingga ¥ 100.000 per bulan.

Perincian penjelasannya jika kita single, uang sewa rumah ¥ 30.000 – ¥ 40.000, uang makan

¥ 30.000 – ¥ 40.000, transportasi ¥ 20.000 dan lain – lain misalnya hiburan ¥ 20.000. dan

saat dibandingkan dengan mahasiswa beasiswa diluar Jepang tentu lebih beruntung kita

yang kuliah di Jepang. Selain itu beberapa keunggulan lainnya studi master di Jepang itu

pada dasarnya master by research bukan master by coursework. Sehingga kita akan full

Page 2: Mengejar Beasiswa Ke Negeri Kaya Teknologi (Jepang)

melakukan riset untuk menulis tesis, dan untuk dikelas kita mungkin hanya mengambil

20an sks.

Kuliah di Jepang berarti kita akan tergabung dalam 1 lab atau grup riset yang dipimpin

oleh seorang profesor, dan didamping seorang associate profesor dibawahnya lagi secara

terstruktur ada post doctoral fellow, mahasiswa S3, mahasiswa S2, dan mahasiswa S1.

Nuansa risetnya sangat kental, jadi saat lulus dari Jepang kita akan mengerti cara riset yang

baik dan benar serta cara menulis paper. Dan seminggu sekali kita diwajibkan mengikuti

“Zemi” alias seminar internal grup riset yang gunanya untuk share progress report riset kita

nantinya. Dan disana juga tempat “pembantaian” mahasiswa oleh profesornya.

Jadi secara singkat keuntungan kuliah di Jepang itu selain kental akan nuansa riset, kita

akan dituntut kerja keras serta output riset seperti paper atau conference pasti akan banyak

publikasinya dibanding mahasiswa master di Eropa dan Australia, karena disana masternya

by coursework.

Kalau untuk kejelekannya secara singkat, dalam hal kerja keras di Jepang memang oke

namun tidak untuk kerja cerdas, karena disana kita disuruh kerja sampai jam 12 malam dan

datan jam 8 pagi. Dan juga kreativitas kita kuang dihargai di Jepang karena nantinya

proposal riset bakalan harus sesuia dengan topik penelitian profesornya karena itu sebelum

kita mengajukan beasiswa ada baiknya kita mencari profesor yang akan menjadi

pembimbing kita disana.

Mengenai beasiswa – beasiwa untuk ke Jepang ada sangat banyak, diantaranya yang

paling tenar adalah beasiswa dari LPDP karena setiap bulannya kita akan mendapatkan

¥160.000 yen. Selain beasiswa dari LPDP ada juga beasiswa Monbukagakusho yang dibagi

menjadi dua yaitu lewat kedutaaan dan lewat universitas. Yang melalui kedutaaan biasanya

dibuka setiap bulan Mei dan informasinya bia dicek di website kedutaan Jepang di

Indonesia. Sedangkan Monbukagakusho untuk universitas dibukannya dari sekarang dan

biasanya ditutup akhir Desember atau awal Januari.

Monbukagakusho yang universitas itu metodenya dengan cara mendaftarkan diri ke

universitas yang dituju setelah itu universitas akan merekomendasikan kita ke kementerian

pendidikan Jepang. Contohnya itu IGT Titech, MEM U-Tokyo, dan e3 Hokkaido University.

Page 3: Mengejar Beasiswa Ke Negeri Kaya Teknologi (Jepang)

Selain itu ada juga beasiswa Panasonic atau beasiswa Ajinomoto untuk kuliah di

University of Tokyo atau beasiswa Hitachi yang semuannya beasiswa full membiayai uang

kuliah serta memberikan uang saku ¥160.000 perbulan. Dan terakhir Mas Ikon beri trigger

bahwa kuliah di Jepang itu syurganya anak Sains namun agak kurang jika mempelajari ilmu

sosial karena kendala bahasa.