menganalisis keanekaragaman primata di kebun binatang taman rimba jambi

13
MENGANALISIS KEANEKARAGAMAN PRIMATA DI KEBUN BINATANG TAMAN RIMBA JAMBI Oleh: Arifatul Hidayatullah (A1C415019) ABSTRAK Keanekaragaman hayati merupakan pernyataan mengenai berbagai macam (variasi) bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan makhluk hidup. Primata adalah mamalia yang menjadi anggota ordo biologi Primates. Di dalam ordo ini termasuk lemur, tarsius, monyet, kera, dan juga manusia. Kata ini berasal dari kata bahasa Latin primates yang berarti "yang pertama, terbaik, mulia". Tujuan dari praktikum ini yakni mahasiswa dan mahasiswi mengetahui keanekaragaman hayati hewan primata yang ada di taman rimba, mengetahui mengapa bisa disebut sebagai hewan primata, lalu mampu mengetahui ciri-ciri hewan primata. Metode yang digunakan yakni dengan cara melakukan pengamatan di satu lokasi yaitu di kebun binatang taman rimba Jambi. Ciri – ciri pada hewan primata ialah memiliki lima jari, bentuk gigi yang sama dan rancangan tubuh primitif, pada kuku jari nya memiliki kekhasan yaitu ibu jari dengan arah yang berbeda. Dalam primata, kombinasi dari ibu jari berlawanan, jari kuku pendek (bukan cakar) dan jari yang panjang dan menutup ke dalam adalah sebuah relik dari posisi jari moyangnya pada masa lalu yang barangkali menghuni pohon. Semua primata, bahkan yang tidak memiliki sifat yang biasa dari primata lainnya, memiliki karakteristik arah

Transcript of menganalisis keanekaragaman primata di kebun binatang taman rimba jambi

MENGANALISIS KEANEKARAGAMAN PRIMATA DI KEBUN BINATANG TAMAN RIMBA JAMBI

Oleh: Arifatul Hidayatullah (A1C415019)

ABSTRAK

Keanekaragaman hayati merupakan pernyataan mengenai berbagai macam (variasi) bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan makhluk hidup. Primata adalah mamalia yang menjadi anggota ordo biologi Primates. Di dalam ordo ini termasuk lemur, tarsius, monyet, kera, dan juga manusia. Kata ini berasal dari kata bahasa Latin primates yang berarti "yang pertama, terbaik, mulia". Tujuan dari praktikum ini yakni mahasiswa dan mahasiswi mengetahui keanekaragaman hayati hewan primata yang ada di taman rimba, mengetahui mengapa bisa disebut sebagai hewan primata, lalu mampu mengetahui ciri-ciri hewan primata. Metode yang digunakan yakni dengan cara melakukan pengamatan di satu lokasi yaitu di kebun binatang taman rimba Jambi. Ciri – ciri pada hewan primata ialah memiliki lima jari, bentuk gigi yang sama dan rancangan tubuh primitif, pada kuku jari nya memiliki kekhasan yaitu ibu jari dengan arah yang berbeda. Dalam primata, kombinasi dari ibu jari berlawanan, jari kuku pendek (bukan cakar) dan jari yang panjang dan menutup ke dalam adalah sebuah relik dari posisi jari moyangnya pada masa lalu yang barangkali menghuni pohon. Semua primata, bahkan yang tidak memiliki sifat yang biasa dari primata lainnya, memiliki karakteristik arah mata yang bersifat stereoskopik (memandang ke depan, bukan ke samping) dan postur tubuh tegak.Kata kunci : Keanekaragaman hayati, Primata

I. PENDAHULUAN

Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik (perairan) lainnya, serta komplek-komplek Ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem. Berdasarkan definisi dari undang-undang tersebut, keanekaragaman hayati terdiri atas tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.(UU No. 5 tahun 1994). Kali ini kami akan membahas Keanekaragaman Tingkat Species (Jenis)Dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua makhluk hidup tersebut merupakan satu spesies. Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan sifat. Yaitu pada primata.

Primata adalah mamalia yang menjadi anggota ordo biologi Primates. Di dalam ordo ini termasuk lemur, tarsius, monyet, kera, dan juga manusia. Kata ini berasal dari kata bahasa Latin primates yang berarti "yang pertama, terbaik, mulia". Ciri – ciri pada hewan primata ialah memiliki lima jari, bentuk gigi yang sama dan rancangan tubuh primitif, pada kuku jari nya memiliki kekhasan yaitu ibu jari dengan arah yang berbeda. Dalam primata, kombinasi dari ibu jari berlawanan, jari kuku pendek (bukan cakar) dan jari yang panjang dan menutup ke dalam adalah sebuah relik dari posisi jari moyangnya pada masa lalu yang barangkali menghuni pohon. Semua primata, bahkan yang tidak memiliki sifat yang biasa dari primata lainnya, memiliki karakteristik arah mata yang bersifat stereoskopik (memandang ke depan, bukan ke samping) dan postur tubuh tegak.

Adapun tujuan dari observasi ini yaitu mahasiswa dan mahasiswi mengetahui keanekaragaman hayati hewan primata yang ada di taman rimba, mengetahui mengapa bisa disebut

sebagai hewan primata, lalu mampu mengetahui ciri-ciri dan perilaku hewan primata. Observasi ini dilakukan di satu lokasi saja yaitu di kebun binatang taman rimba Jambi.

.

II. METODE KERJA

Lokasi kegiatan hanya dilakukan di satu lokasi saja yaitu di kawasan kebun binatang taman rimba Jambi. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menelusuri kebun binatang taman rimba Jambi dan mendokumentasikan beberapa hewan primata yang ada didalam kawasan tersebut. Pengamatan dilakukan dengan cara mencari informasi tentang hewan primata yang ada dikawasan kebun binatang tersebut, hal ini dilakukan agar kita dapat mengetahui apa saja jenis-jenis hewan primata yang ada dikebun binatang Jambi tersebut. Kegiataan ini dilakukan pada tanggal 19 april 2016 pukul 15.39 s/d 17.24 WIB Alat yang digunakan dalam kegiatan kali ini adalah kamera handphone, jaringan internet, dan laptop.

III. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil pengamatan

Disini kami membahas Keanekaragaman Tingkat Species (Jenis)Dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua makhluk hidup tersebut merupakan satu spesies. Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama. Dan pada pengamatan kami kali ini adalah primata.

Dari penelusuran kami mengunjungi kebun binatang taman rimba jambi kami memperoleh beberapa jenis hewan primata di kawasan tersebut yaitu :

Ungko Siamang Monyet ekor panjang Beruk

B. Pembahasan Seluruh primata memilik lima jari (pentadactyly), bentuk gigi yang sama

dan rancangan tubuh primitif (tidak terspesialisasi). Kekhasan lain dari primata adalah kuku jari. Ibu jari dengan arah yang berbeda juga menjadi salah satu ciri khas primata, tetapi tidak terbatas dalam primata saja; opossum juga memiliki jempol berlawanan. Dalam primata, kombinasi dari ibu jari berlawanan, jari kuku pendek (bukan cakar) dan jari yang panjang dan menutup ke dalam adalah sebuah relik dari posisi jari (brachiation) moyangnya di masa lalu yang barangkali menghuni pohon. Semua primata, bahkan yang tidak memiliki sifat yang biasa dari primata lainnya (seperti loris), memiliki karakteristik arah mata yang bersifat stereoskopik (memandang ke depan, bukan ke samping) dan postur tubuh tegak.

Ungko

Owa ungko (Hylobates agilis) adalah sejenis kera arboreal yang termasuk ke dalam suku Hylobatidae. Secara lokal dikenal dengan nama ungko atau wau-wau, dalam bahasa Inggris ia disebut Agile Gibbon atau Black-handed Gibbon. Owa ungko menyebar di Semenanjung Malaya dan Sumatera. Owa ungko termasuk jenis owa yang terkecil ukurannya, berat rata-rata hewan jantan sekitar 5,8 kg, sementara betinanya sekitar 5,4 kg, Panjang tubuhnya sekitar 40 – 60 cm.. Warna rambut di tubuhnya bervariasi mulai dari bungalan (cokelat kekuningan pucat), jingga kemerahan, cokelat kemerahan, cokelat, atau kehitaman. Pada beberapa kondisi, betina owa ungko dapat kehilangan atau berkurang warna putih di alis dan pipinya. Anak jenis agilis memiliki alis dan berewok putih yang menyambung, melingkari wajah yang berwarna hitam secara penuh. Anak jenis ungko memiliki alis dan jenggot yang terputus, diseling oleh warna gelap, sementara putih alis dan berewoknya agak berwarna krem atau kecokelatan kotor. Owa ungko atau biasa disebut

dengan ungko sangat gemar sekali memanjat pohon, tidak heran jika makanan yang digemarinya seperti buah-buahan ,bunga, daun, biji dan beberapa jenis serangga kecil.

Siamang

Siamang atau Symphalangus syndactylus merupakan kera hitam berlengan panjang yang hidup yang hidup di Sumatera, Indonesia dan semenanjung Malaysia. Dengan lengannya yang panjang, siamang menjadi kera yang sangat tangkas di atas pohon. Hal ini membuat setiap predator kesulitan jika hendak menangkap siamang (Symphalangus syndactylus). Sayangnya ketangkasan Si Kera Hitam itu tidak menghindarkannya dari ancaman kepunahan lantaran perburuan yang dilakukan manusia dan deforestasi hutan. Ciri utama siamang adalah postur tubuhnya yang kurang tegak dengan lengan yang panjang dan postur tubuh yang kurang tegak. Selain itu, siamang memiliki sebuah kantung di tenggorokan yang akan membesar ketika kera hitam ini mengeluarkan suara. Primata ini tidak memiliki ekor. Tubuh siamang ditumbuhi bulu berwarna hitam agak kecoklatan kecuali pada bagian muka jari, telapak tangan, ketiak, dan telapak kaki. Siamang dewasa berukuran antara 75-90 cm dengan berat sekitar 8-16 kg. Rentang tangannya sangat panjang dan melebihi panjang tubuhnya yakni mencapai 150 cm. Siamang merupakan binatang herbivora yang memakan berbagai macam daun dan buah seperti mangga, buah ara dan anggur. Siamang juga terkadang memakan serangga, telur dan burung-burung kecil. Saat makan, mereka memegang makanan dengan satu tangan sedangkan tangan yang satunya bergantungan di pohon. Dalam berpasangan,

siamang merupakan binatang yang setia. Kera berlengan panjang ini kawin dengan pasangannya seumur hidup. Siamang berkomunikasi dengan sesamanya dengan suara. Uniknya, mereka mempunyai kantong di tenggorokan yang mampu membesar ketika siamang mengeluarkan suara. Dengan bantuan kantong ini, suara siamang mampu terdengar hingga sejauh 5 km.

Monyet ekor panjang

Monyet Ekor Panjang atau Macaca fascicularis memang monyet populer. Monyet dengan ekor panjang inilah yang sering kita lihat. Selain populasi monyet jenis ini cenderung masih banyak, kemampuannya beradaptasi membuat monyet ekor panjang terbiasa dengan kehadiran manusia sehingga banyak dipelihara. Saat dewasa Monyet Ekor Panjang mempunyai panjang tubuh sekitar 38-55 cm ditambah ekor sepanjang 40-65 cm. Berat tubuh berkisar antara 5-9 kg untuk jantan dan 3-6 kg untuk monyet betina. Bulu Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) berwarna coklat keabu-abuan hingga coklat kemerahan dengan wajah berwarna abu-abu kecoklatan serta jambang di pipi berwarna abu-abu, terkadang terdapat jambul di atas kepala. Hidungnya datar dengan ujung hidung menyempit. Monyet ini memiliki gigi seri berbentuk sekop, gigi taring dan geraham untuk mengunyah makanan. Monyet ini termasuk hewan omnivora. Makanannya bervariasi mulai dari buah, daun, bunga, umbi, jamur, serangga, siput, rumput muda, bahkan kepiting. Meskipun mayoritas yang dikonsumsi adalah buah-buahan.

Beruk

Beruk (Macaca nemestrina) dewasa jantan dapat mencapai berat badan sampai 5–15 kg. Monyet-monyet ini memiliki warna kekuning-kuningan sampai cokelat dengan punggung berwarna lebih gelap dan lebih terang pada tubuh bagian bawahnya. orang Barat menamai beruk dengan Southern pig-tailed macaque, karena ekor beruk terlihat seperti ekor babi. Beruk termasuk binatang terestrial (banyak menghabiskan waktunya di darat), tetapi mereka juga sangat terampil dalam memanjat. Beruk juga berbeda dengan primata kebanyakan, jika kebanyakan primata jaga jarak dengan air, beruk justru senang bermain air. Habitat beruk adalah hutan hujan dengan ketinggian sekitar 2000 m di atas permukaan air laut. Namun kadang mereka juga terlihat di ladang dan perkebunan penduduk.

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan observasi yang dilakukan dikawasan kebun binatang taman rimba Jambi, kami memperoleh kesimpulan yaitu:

Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik (perairan) lainnya, serta komplek-komplek Ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem.Keanekaragaman Tingkat Species (Jenis)Dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua makhluk hidup tersebut merupakan satu spesies. Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat

pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama.

Primata adalah mamalia yang menjadi anggota ordo biologi Primates. Di dalam ordo ini termasuk lemur, tarsius, monyet, kera, dan juga manusia. Kata ini berasal dari kata bahasa Latin primates yang berarti "yang pertama, terbaik, mulia".

hewan primata memiliki lima jari, bentuk gigi yang sama dan rancangan tubuh primitif, pada kuku jari nya memiliki kekhasan yaitu ibu jari dengan arah yang berbeda. Dalam primata, kombinasi dari ibu jari berlawanan, jari kuku pendek (bukan cakar) dan jari yang panjang dan menutup ke dalam adalah sebuah relik dari posisi jari moyangnya pada masa lalu yang barangkali menghuni pohon. Semua primata, bahkan yang tidak memiliki sifat yang biasa dari primata lainnya, memiliki karakteristik arah mata yang bersifat stereoskopik (memandang ke depan, bukan ke samping) dan postur tubuh tegak.

B. Saran Diharapkan untuk proses observasi selanjutnya lebih serius

lagi dan harus saling menguatkan kerja sama tim dalam pengamatan untuk mendapat lebih banyak data dalam pengamatan. Dan pada konservasi selanjutnya harus kompak dan bergerak cepat agar tidak terjadi kesalah pahaman.

DAFTAR PUSTAKA

UU NO 5. Tahun 1994, Keanekaragaman hayati. Mardiastuti, Ani. 1999. Keanekaragaman Hayati dan

permasalahannya, Bogor : Yayasan BioComunica. http://id.wikipedia / Primata - wikipedia bahasa indonesia,

ensiklopedia bebas.html Supriatna, J & Wahyono. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.