MENGANALISIS ALAT penelitian

14
MENGANALISIS ALAT-ALAT PENILITIAN MAKALAH DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Metode Penelitian Pendidikan yang dibina oleh Dr. Hadi Suwono, M.Si oleh: Kelompok 4/Off C Khoirum Mawarti (120341421965) Rianita Ulifianti (120341421962) Winda Meliawati (120341421963) The Learning University UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

description

jilkl

Transcript of MENGANALISIS ALAT penelitian

MENGANALISIS ALAT-ALAT PENILITIANMAKALAHDISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAHMetode Penelitian Pendidikanyang dibina oleh Dr. Hadi Suwono, M.Si

oleh:Kelompok 4/Off C

Khoirum Mawarti(120341421965)Rianita Ulifianti(120341421962)Winda Meliawati(120341421963)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGIJanuari, 2015BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam melakukan suatu pekerjaan setiap orang membutuhkan suatu alat yang mampu untuk memudahkan melakukan pekerjaannya. Demikian juga dalam proses penelitian yang memerlukan suatu alat dalam proses pengerjaannya. Alat dalam penilitian tersebut beragam jenisnya. Alat-alat tersebut dipilih untuk memfasilitasi pekerjaan yang ditangani dan seringkali sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitin tersebut (Leedy, 2005). Sebagai seorang mahasiswa yang kerap berhubungan dengan suatu proses penelitian kita perlu tahu mengenai apa saja alat yang digunakan dalam penelitian. Dengan mengetahui macam-macam alat penelitian tersebut diharapkan dapat membantu kita dalam menyelasaikan suatu proyek penelitian. Dengan sejumlah alasan tersebut, maka kami menyusun makalah yang berjudul Menganalisis Alat-Alat Penilitian.1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini. 1. Apa pengertian alat penelitian ?2. Apa saja macam-macam alat penelitian beserta aplikasinya ?1.3 TujuanTujuan yang ingin di capai dari penyusunan makalah ini adalah :1. Untuk menjelaskan pengertian dari alat penelitian.2. Untuk menjebarkan alat-alat penelitian beserta aplikasinya.BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alat PenelitianTerdapat perbedan antara alat penelitian dan metodologi penelitian yang sering kali dianggap sama. Alat penelitian adalah mekanisme spesifik atau strategi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan, memanipulasi, atau menafsirkan data. Metodologi penelitian adalah pendekatan umum yang diambil oleh peneliti untuk mengangkat suatu proyek penelitian menjadi suatu hal yang lebih luas pendekatan ini mendikte alat-alat khusus yang dipilih oleh peneliti.

2.2 Macam-Macam Alat Penelitian beserta Aplikasinya2.2.1 2.2.22.2.3 Pengukuran sebagai alat penelitianPengukuran adalah membatasi data dari berbagai fenomenasubstansial maupun tidak substansialsehingga data tersebut dapat ditafsirkan, dan pada akhirnya dibandingkan untuk mendapatkan standar kualitatif dan kuantitatif yang di setujui (Leedy, 2005).Dari pengertian diatas dapat dijabarkan bahwa ketika kita menialai suatu pengukuran aka nada hal-hal yang kita tentukan batasannya yang dapat menahan data. Kita mendirikan penghalang antara data yang dapat dimasukkan dan yang tidak. Dalam pengukuran ada hal yang substansial maupun yang tidak substansial. Hal-hal yang diukur dalam pengukura substansial adalah hal-hal yang memiliki dasar yang jelas secara fisik. Dalam pengukuran tidak substansial yang diukur berupa konsep, ide, opini, perasaan, atau hal yang terlihat lainnya.Ketika peneliti menambahkan pengetahuan secara tiba-tiba pada data yang telah mereka kerjakan, mereka akan mengalami rasa kegembiraan. Data telah di tefsirkan: data-data tersebut telah ditransformasikan menjadi penemuan kecil, wahyu, pencerahan, dan pengetahuan yang telah didapatkan oleh peneliti sebelumnya. Peneliti harus memiliki cita-cita, arah yang benar, titik pendahuluan. Pengukuran pada dasarnya merupakan proses dalam membandingkan sesuatu. Data yang diuji secara statistika secara terus-menerus di tafsirkan dengan perbedaan dalam norma statistika.A. Empat skala dalam pengukuranSkala pengukuran akan sangat dapat mendikte prosedur statistika yang dapat digunakan dalam memproses data. Berikut adalah empat macam skala dalam pengukuran:1. Skala NominalSkala pengukuran nominal digunakan untuk mengkalsifikasikan obyek, individual atau kelompok. Dalam mengidentifikasi hal-hal tersebut digunakan angka-angka sebagai simbol yang digunakan untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya. Contoh: responden: 1. Laki-laki, 2. Perempuan.Dengan skala ini kita dapat menemukan presentase dari orang-orang dalam beragam subgroup didalam sebuah grup total. Sebagai contoh kita dapat menghitung presentase jumlah anak laki-laki dan perempuan dalam sebuah kelas. Kita dapat menggunakan tes chi-square untuk membandingkan frekuensi relative dari orang-orang pada kategori yang beragam.2. Skala OrdinalPada jenis skala pengukuran ini, angka yang diberikan mengandung pengertian tingkatan. Skala ini tidak memberikan nilai yang absolute terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan (rangking) saja (Nazir, 2005).Contoh: urutan siswa di dalam kelas berdasarkan tinggi badan, mulai dari paling tinggi ke paling rendah, siswa dengan badan paling tinggi diberi urutan ke-1, kemudian di bawahnya diberi urutan ke-2, dan seterusnya.Sebagai tambahan dalam perhitungan statistikanya kita dapat menambahkan data nominal, sehingga kita dapat menentukan median.

3. Skala IntervalPada skala interval, pembedaan peristiwa dapat diurutkan. Antara peringkat satu dengan yang lain memiliki arti. Dengan kata lain, dapat dibuat dalam peringkat data dapat pula dikuantitatifkan.Contoh: interval nilai pelajaran Biologi pada suatu SMA adalah 0-100, bila siswa A dan B masing-masing memiliki nilai 45 dan 90 bukan berarti tingkat kecerdasan B dua kali tingkat kecerdasan A meskipun nilai B dua kali nilai A. Skala pengukuran interval memungkinkan adanya analisis statistic karena merefleksikan jarak yang sama antara poin yang berdekatan, dan dapat menggunakan perhitungan means, standar deviasi, dan korelasi produk momen Pearson.4. Skala RasioKarakteristik dari skala pengukuran rasio adalah adanya unit pengukuran yang sama dan adanya nilai 0 yang mutlak, nilai 0 mutlak tersebut merupakan skala yang merefleksikan ketidak hadiran total dari suatu karakteristik yang diukur. Contoh: berat badan Sari 70 kg sedangkan berat Maya 35 kg yang berarti berat Sari adalah dua kali berat Maya, sehingga berat Sari dan Maya adalah 1:2.B. Validitas dan RealibilitasMenurut Azwar (1986), validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala atau instrument dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila instrument tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau member hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukurannya.Menurut Sumadi Suryabrata (2004), reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliable dalam arti memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.

2.2.4 Statistic sebagai Alat PenelitianStatistic memiliki fungsi pokok yaitu membantu peneliti dalam mendeskripsikan data dan menarik kesimpulan dari data. Statistic dapat memadatkan data yang berlimpahan menjadi sejumlah informasi yang dapat lebih mudah dipahami akal peneliti. Dalam rosesnya, statistic dapat membantu peneliti melihat pola dan hubungan pada dat yang mungkin dilain pihak tidak di perhatikan. Lebih umumnya, statistic membantu akal manusia memahami data yang berbeda sebagai kesatuan yang teratur.2.2.5 Pemikiran ManusiaPerhitungan statistik dapat menjelaskan kondisi data yang kita kelolah, seperti bagaimana validitasnya, dan bagaimana hubungan antara variabel yang ada dalam suatu penelitian. Namun, statistic tidak dapat meninterpretasikan data-data tersebut hingga mencapai kesimpulan logis seperti yang dimaksudkan oleh data tersebut. Hanya pemikiran penelitinya sajalah yang mampu melakukan hal tersebut.Pemikiran manusia tidak diragukan lagi sebagai alat utama yang digunakan dalam melakukan suatu penelitian. Pemikirian manusia mampu mengembangkan sejumlah strategi untuk membantu mereka dalam mengetahui segala sesuatu yang belum mereka ketahui. Kunci perkembangan pemikiran tersebut diantaranya logika deduktif, alasan induktif, metode penelitian, berfikir kritis dan kolaborasi (Leedy, 2005).a. Penalaran DeduktifPenalaran deduktif bermula dari suatu asumsi. Penalaran deduktif terjadi ketika seorang peneliti bekerja dari informasi yang lebih umum menuju yang lebih spesifik. Terkadang hal ini disebut pendekatan "top-down" karena peneliti memulai di bagian atas dengan cakupan informasi yang sangat luas dan mereka bekerja dengan cara mengacu pada kesimpulan tertentu (Ashley, Tanpa tahun). Misalnya, seorang peneliti mungkin memulai dengan teori tentang topik yang diminati. Dari sana, ia akan mempersempit yang turun menjadi hipotesis yang lebih spesifik yang dapat diuji. Logika deduktif sangat diperlukan untuk merumuskan suatu hipotesis penelitian dan juga menguji keabsahan suatu teori (Leedy, 2005). b. Penalaran induktifBerbeda dengan penalaran deduktif, penalaran induktif tidak bermula dari suatu asumsi melainkan berawal dari suatu kejadian / observasi (Leedy, 2005). Penalaran induktif berlawanan dengan penalaran induktif, karena pada penalaran induktif berlangsung dari pengamatan khusus untuk generalisasi yang lebih luas dan teori(Ashley, Tanpa tahun). c. Metode SaintifikMetode saintifik merupakan suatu upaya memecahkan permasalahan melalui (1) Identifikasi permasalahan, (2) Menyusun hipotesis, (3) mengumpulkan data yang sesuai dengan hipotesis, (4) Menganalisis dan menginterpretasi data untuk mengetahui apakah mendukung hipotesis atau tidak.d. Berfikir KritisSebelum memulai suatu penelitian, peneliti biasanya mencari topik dan teori prespektif yang berhubungan dengan topik yang akan dikaji. Namun, mereka tidak begitu saja menerima penemuan riset dan teori. Justru, mereka harus menyimak untuk kesalahan asumsi, kelemahan metodelogi, analisis data yang janggal, dan kesimpulan yang tidak bisa dipercaya. Dengan kata lain seorang peneliti yang baik selalu berfikir kritis. e. KolaborasiDalam suatu penelitian jika seorang peneliti bekerja sendiri untuk menyelesaikan penelitian akan lebih sulit mengingat adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti. Dengan melibatkan peneliti professional lainnya untuk bersama-sama menyelesaikan proyek penelitian kita dapat mempermudah menyelesaikan proses penelitian tersebut. Semua proses yang telah dideskripsikan mulai dari penalaran induktif hingga kolaborasi dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam memanfaatkan pemikiran manusia sebagai suatu alat penelitian.2.2.6 Bahasa Sebagai Alat PenelitianSalah satu sarana untuk pengembangan penelitian adalah bahasa. Tanpa penggunaan bahasa yang baik, benar dan komunikatif; sebaik apapun penelitian tidak akan mencapai sasaran.Demikian pula pengembangan bahasa yang baik akan kukuh jika disokong oleh penelitian yang baik (Hartati, 2008). Untuk menghasilkan kinerja penelitian yang baik, maka data, logika dan bahasa yang digunakan seharusnya selaras antara peneliti dan pengguna hasil penelitian/pembaca. Seluruh proses penelitian mulai judul, proposal, pelaksanaan sehingga laporan penelitian menggunakan bahasa. Hal ini bermakna proses dan strategi penulisan dari yang sederhana sehingga yang kompleks akan bertumpu pada satu hal utama, yaitu bahasa. Bahasa berperan sebagai perantara utama antara ide atau pandangan penulis sehingga tulisan difahami dan enak dibaca. Seperti yang telah kita ketahui tidak semua penelitian tertulis dalam Bahasa Indonesia, penggunaan Bahasa Inggris maupun bahasa lainnya pun kerap kita jumpai dalam penulisan suatu penelitian, sehingga kemampuan dalam menguasai beberapa bahasa perlu dimiliki untuk seorang peneliti dalam mendukung proses penelitiannya.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR RUJUKANAshley, Crossman. Tanpa tahun. Deductive Reasoning Versus Inductive Reasoning.(Online), (http://sociology.about.com/od/Research/a/Deductive-Reasoning-Versus-Inductive-Reasoning.htm), diakses tanggal 25 Januari 2015.Azwar, Azrul. 1986. Reliabilitas dan Validitas: Interpretasi dan Komputasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hartati, Tatat. 2008. Peranan Bahasa dalam Penelitian di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan Dasar No.10. (Online), (http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_10Oktober_2008/Peranan_Bahasa_dalam_Penelitian_di_Perguruan_Tinggi.pdf), diakses tanggal 25 Januari 2015.Nazir, Mohamad. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada