Mendengar Aktif _kom.ef
-
Upload
astrid-avidita -
Category
Documents
-
view
1.488 -
download
42
Transcript of Mendengar Aktif _kom.ef
MAKALAH
MENDENGAR AKTIF
Disusun oleh :
Anita Mayasari H2A010006
Astrid Avidita Ardani H2A010007
Ayu Rindwitia Indah P H2A010008
Cut Putri Siti Shara H2A010009
Dienia Nop Ramliana H2A010010
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2010
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para ilmuwan mengungkapkan bahwa manusia biasanya mengalihkan konsentrasi atau
perhatiannya setiap 2 sampai 5 detik. Tidak mengherankan, manusia terus melakukan sesuatu
yang lain sambil mendengarkan. Temuan lain mengatakan bahwa manusia dapat mengingat
hanya 20% dari apa yang didengarnya. Hasil penelitian yang demikian tentunya
menyebabkan cara mendengarkan menjadi tantangan yang nyata
Ketika mendengarkan pasien, dokter sebaiknya peka dan siap memahami pesan dengan satu
kali mendengarkan. Mendengarkan tidak seperti membaca, tempat seseorang dapat
mengulang atau melompati halaman yang tercetak. Meski demikian, jika pesan dokter tidak
dimengerti pasien, pasien bisa dengan sopan meminta dokter untuk mengulanginya.
Untuk menghindari akibat fatal seperti ketidaknyamanan selama proses anamnesis karena
pasien sering memintai dokter mengulang kalimatnya, alangkah baiknya jika dokter membuat
catatan kecil. Mendengarkan sambil mengingat itu tidak gampang. Catatan kecil
dimaksudkan sebagai sarana meningkatkan daya ingat dan mengatur ide dan informasi yang
didengar. Selain itu, catatan kecil juga berguna untuk pasien itu sendiri (rekam medis). Proses
anamnesis biasanya berlangsung tidak hanya dalam satu kali pertemuan, kecuali kalau
anamnesis memang merasa tidak nyaman dengan dokter.
Kemampuan dokter untuk menuliskan ide di atas kertas dalam format yang tepat dan bentuk
yang enak akan dibantu, apabila pasien membantu proses mendengarkan dengan
membangkitkan minat pasien pada masalahnya dan menjaga perhatian pasien , meski hal ini
tidak selalu dapat diharapkan sebelumnya.
Keberhasilan komunikasi efektif , sangat ditentukan oleh dokter. Komunikasi merupakan cara
untuk menyampaikan sesuatu, agar pasien dan dokter dapat saling memahami.
”Komunikasi merupakan ketrampilan paling penting dalam hidup. Kita menghabiskan
sebagian besar jam bangun kita untuk berkomunikasi ”.
“Kita sejak kecil telah diajarkan berbicara, menulis dan membaca. Namun kita tidak
diajarkan bagaimana caranya mendengar yang baik”. Stephen R. Covey
Mendengar ada beberapa tingkatan : mulai dari tidak berusaha mendengar, pura-pura
mendengar, mendengar hanya bagian yang kita senangi saja, mendengar dengan penuh
perhatian dan mendengar aktif yang merupakan titik pusat komunikasi.
1
Mendengar aktif lebih efektif digunakan oleh dokter, guna menghindari mis communication
dengan pasien, serta dapat tercapainya hubungan yang harmonis antara dokter-pasien
B. Maksud dan Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan :
1. Paham dan mengerti apa yang dimaksud dengan proses mendengar aktif
2. Mengerti hubungan komunikasi efektif dengan mendengar aktif
3. Mengerti hambatan – hambatan apa saja yang terdapat dalam proses mendengar
aktif
C. Rumusan masalah
1. Apakah mendengar aktif itu?
2. Apa saja keuntungan dalam mendengar aktif?
3. Apa saja kegiatan dalam mendengar aktif?
4. Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam mendengar aktif?
5. Apa saja unsur dalam mendengar aktif?
6. Apa saja hambatan dalam mendengar aktif?
7. Bagaimana contoh mendengar aktif?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Mendengar aktif
Mendengar aktif adalah suatu tindakan mendengarkan dengan memberikan umpan balik
(feed back) dengan merefleksikan isi ucapan, refleksi perasaan dan merangkum
pembicaraan.
*Refleksi isi pembicaraan atau Paraphrasing adalah menyatakan kembali ucapan
klien dengan menggunakan kata-kata lain
*Refleksi perasaan adalah mengungkapkan perasaan klien yang teramati oleh
bahasa tubuh (non verbal) atau dilihat dari ucapanya (verbal)
*Meringkas atau meresume pembicaraan yaitu dengan memberikan inti ucapan
dari pasien dengan meringkas atau memperjelas dan memberi umpan solusi
sehingga dengan cara ini klien merasa dapat menyelesaikan masalahnya sendiri
setelah bercerita.
2. Keuntungan dari mendengar aktif
Pasien merasa di dengar dan dipahami
Pasien merasa dirinya penting/berharga
Pasien menjadi percaya dan nyaman
Terjalin kerjasama yang baik
Tidak ada batas antara Dokter – pasiien ( superior – inferior )
3. Hal yang perlu diperhatikan dalam mendengar aktif
Menerima pasien apa adanya.
Memperhatikan dengan baik, bahasa verbal maupun non verbal
Menempatkan diri sejajar dengan pasien
Melakukan umpan balik
Posisi tubuh yang nyaman , menghindari tindakan – tindakan yang
mengganggu
Melihat muka / menunjukan empati
Berikan jeda waktu bicara untuk memberi kesempatan pasien berpikir,
menanyakan sesuatu, dan bicara.
Ulangi hal yang telah anda dengar untuk menyatakan bahwa anda telah
memahaminya.
Duduk dengan nyaman condong kedepan, hindari keadaan yang dapat
mengganggu jalannya komunikasi dan pandanglah pasien ketika berbicara.
3
R. Sinurat dalam bukunya “Ketrampilan Komunikasi 2: Tanggapan Empatik dan
Asertif“ (Seri Pastoral 313: 2000, hal 7-8) menekankan pula pentingnya ketrampilan
mendengarkan aktif model Gordon ini. Agar model mendengarkan aktif menjadi efektif dalam
praksisnya, dokter harus memiliki sikap-sikap tertentu. Sikap-sikap tersebut adalah:
1. Sikap mempercayai kemampuan pasien untuk mengatasi perasaan-perasaannya dan
mencari penyelesaian terhadap masalahnya. Dokter memberi kesempatan kepada pasien
untuk menemukan pemecahan masalahnya.
2. Sikap menerima perasaan pasien secara sungguh-sungguh, apa pun perasaan itu.
3. Kesadaran murni bahwa perasaan hanyalah sementara (labil), tidak tetap. Perasaan-
perasaan pasien tidak akan selamanya berada dalam diri orang yang bersangkutan.
4. Kesediaan dokter meluangkan waktu untuk mendengarkan.
5. Dokter harus sungguh-sungguh mau menolong pasien menghadapi masalahnya pada saat
yang bersangkutan.
6. Sikap melihat pasien sebagai pribadi yang unik, yang terpisah, yang mempunyai
kehidupan sendiri, dan memiliki perasaan-perasaannya sendiri.
7. Kesadaran dokter bahwa tidak setiap orang dapat langsung mengungkapkan masalah yang
sesungguhnya dihadapi.
8. Dokter harus mengedepankan privacy pasien dan merahasiakannya.
4. Enam unsur mendengarkan secara aktif
1. Hearing
Mendengarkan dengan seksama, sungguh-sungguh pesan yang disampaikan dan
berusaha menghindari gangguan (noise)
2. Understanding
Bentuk pemahaman mengenai isi dengan cara melakukan refleksi isi, refleksi perasaan
dengan adanya empaty dan biasanya dilakukan resume untuk merangkum
pembicaraan.
3. Remembering
Pencatatan poin-poin penting guna tidak adanya kesalahan dari isi informasi yang
diberikan
4. Interpreting
Tindakan menginterpretasikan maksud pembicara sesuai kapabilitas sebagai
pendengar.
5. Evaluating
Sangat penting yaitu proses pengecekan apakan informasi yang kita dapat sudah benar
dan pas
6. Responding
4
Respon mendengar atau umpan balik dan dilakukan secepat mungkin
5. Hambatan Saat Mendengar aktif
Berbicara mengenai hambatan dalam mendengar aktif, pasti akan berhubungan
dengan hambatan dalam komunikasi efektif. Semua unsur dalam komunikasi, termasuk
mendengarkan, mungkin akan terpengaruh oleh hambatan – hambatan yang dapat
menghalangi dan mengganggu jalannya pembicaraan (pada dokter – pasien). Hambatan –
hambatan tersebut diantaranya yaitu gangguan, kata- kata yang dapat memicu gangguan,
kosakata, dan terbatasnya perhatian pasien.
Hambatan saat mendengarkan bisa saja berupa hambatan psikologis (emosi) atau
hambatan fisik (misalnya keramaian, suasana yang bising, dan gangguan penglihatan).
Perbedaan budaya, termasuk aksen dan logat dari pembicara, kosakata, dan
kesalahpahaman asumsi budaya sering mengganggu proses mendengar.
Interpretasi pribadi dari pendengar (pasien), sikap, prasangka yang buruk, sering
menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif.
Berikut hambatan – hambatan dalam komunikasi yang berkaitan dengan hambatan
dalam mendengar aktif :
1. Tidak mengenal audiens
2. Tidak tahu bagaimana penerima menyerap komunikasi
3. Tidak tahu pola komunikasi budaya
4. Jarang melakukan evaluasi respons komunikasi
5. Tidak tahu kebiasaan berkomunikasi
6. Tidak biasa mendengarkan
7. Tidak bisa membuka diri dalam percakapan
8. Tidak tahu strategi menggunakan media
9. Tidak bisa berkomunikasi tertulis
10. Sibuk dengan diri sendiri
11. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal
12. Asimilasi (kecenderungan merekonstruksi pesan sedemikian hingga sesuai dengan
sikap, prasangka, kebutuhan, nilai diri)
13. Faktor kawan atau lawan
14. Mendengar yang diharapkan (hanyut dalam pesan pembicara, tidak mendengar apa
yang dikatakan melainkan mendengarkan apa yang kita harapkan)
5
6. Contoh mendengar aktif dokter – pasien
Dokter : “ ada keluhan apa ya bu? “
Pasien : “ saya sakit batuk dok ..“
Dokter : “hmm.. batuk ya? Bagaimana awalnya?sudah sejak kapan batuknya?”
Pasien : “begini dok, sudah sejak seminggu yang lalu saya merasa batuk saya
tambah berat jika udara dingin”
Dokter : “oh, jadi jika udara dingin, ibu merasa batuknya tambah parah?
Begitu ya?”
Pasien : “iya dok ..”
Dokter : “seperti apa batuknya bu?berdahak atau tidak?”
Pasien : “iya dok, dahaknya berwarna putih dan gampang dikeluarkan”
Dokter : “oh, jadi begitu ya bu?”
Dan seterusnya .
Pada contoh diatas, pada kalimat yang bercetak tebal, terlihat bahwa dokter
sungguh – sungguh dalam mendengarkan pasiennya. Dokter tersebut telah melakukan
refleksi isi pembicaraan, serta meringkas apa yang telah dikemukakan oleh pasien.
Dengan begitu, paien akan merasa nyaman, merasa bahwa dirinya berharga dan
diperhatikan, serta pasien mulai percaya pada dokter tersebut. Sehingga pasien akan
dengan mudah, lancar, dan jelas dalam mengemukakan keluhannya. Hal tersebut akan
sangat membantu dokter dalam proses menegakkan diagnosis.
6
BAB III
PENUTUP DAN KESIMPULAN
Active Listening (Mendengar aktif) adalah tingkat mendengar yang paling tinggi dan
membutuhkan porsi yang paling besar dari pendengar. Dalam mendengar aktif, komunikasi
adalah saling memberi, proses dua arah yang termasuk di dalamnya adalah mendengar
dengan penuh perhatian, pengklarifikasian dan pengolahan pesan. Dalam mendengar aktif
pendengar juga tidak hanya mendengar dan bereaksi terhadap apa yang didengar tetapi juga
menguraikan apa yang didengar dengan kata-kata sendiri, mengklarifikasi, dan memberi
umpan balik pada orang yang berbicara. Mendengar aktif mengikuti prinsip 70/30; 70 persen
waktu untuk mendengar dan 30 persen waktu untuk berbicara.
Seorang dokter dalam menjalankan profesinya haruslah memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi efektif dengan pasien. Untuk berkomunikasi secara efektif, dokter haruslah
berupaya untuk menjadi pendengar yang aktif bagi pasiennya. Sehingga nantinya akan
meminimalisir miscommunication dari pasien.
Disamping itu, seorang dokter haruslah memahami tentang Hak Dan Kewajiban seorang
dokter dan pasien. Yang pada akhirnya akan tercipta keharmonisan hubungan antar keduanya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Jakarta : KKI.
Fitriasari. Konseling (Komunikasi Interpersonal). akbidypsdmi.net. 26 April 2009.
http://paknewulan.wordpress.com/2007/06/02/prinsip-mendengarkan-aktif-dalam-sebuah-komunikasi/
http://en.wikipedia.org/wiki/Active_listening
8