Men Deng Arkan

6
Mendengarkan Efektif Pada setiap komunikasi yang berjalan secara berhasil dan sesuai dengan rencana, karena dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pembicara dan pendengar. Keduanya memiliki peran masing-masing sehingga terjadi komunikasi efektif. Dapat dikatakan efektif apabila komunikasi yang dilakukan mempunyai sama pengertian. Maksudnya ketika seorang pembicara mengatakan ”A” demikian pula mengenai pendengar menangkap informasi berupa ”A”. Sebaliknya, komunikasi dikatakan tidak efektif apabila pembicara mengatakan ”A”, tetapi yang didengarkan oleh pendengar yaitu ”B”. Oleh karena itu, dalam mendengarkan merupakan bagian yang tak kalah pentingnya dengan berbicara efektif dalam setiap presentasi . Pada setiap presentasi bagi seorang pendengar bukan hanya duduk yang sopan dan pandangan mata ke arah pembicara serta menganggukan kepala. Tetapi lebih dari itu, pendengar dan pembicara memainkan peranan penting dalam proses mendengarkan. Pembicara menyampaikan pendapatnya dan pendengar dapat melakukan feed backberupa tanggapan sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh pendengar. Bukan hanya bagi pendengar untuk mengetahui pelajaran ini, seorang pembicara juga harus mengetahui cara mendengarkan yang efektif ketika presentasi berlangsung. Misalnya ketika seseorang bertanya kepada pembicara mengenai informasi yang disampaikan, kemudian pembicara harus menjawabnya secara jelas. Tanpa menggunakan teknik pendengaran yang efektif, seorang pembicara tidak akan mungkin menjawab dengan jelas atau menjawabnya menyimpang dari pertanyaan yang dilontarkan, atau bahkan pembicara meminta pendengar untuk mengulang kembali pertanyaan- pertanyaan yang dilemparkan. Untuk itu, perlu dipahami bagaimana cara seseorang mendengarkan pembicaraan dengan efektif.

description

mendengarkan efektif

Transcript of Men Deng Arkan

MendengarkanEfektif

Pada setiapkomunikasiyang berjalan secara berhasil dan sesuai dengan rencana, karena dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pembicara dan pendengar. Keduanya memiliki peran masing-masing sehingga terjadi komunikasi efektif. Dapat dikatakan efektif apabila komunikasi yang dilakukan mempunyai sama pengertian. Maksudnya ketika seorang pembicara mengatakan A demikian pula mengenai pendengar menangkap informasi berupa A. Sebaliknya, komunikasi dikatakan tidak efektif apabila pembicara mengatakan A, tetapi yang didengarkan oleh pendengar yaitu B. Oleh karena itu, dalam mendengarkan merupakan bagian yang tak kalah pentingnya denganberbicara efektifdalam setiappresentasi.

Pada setiappresentasibagi seorang pendengar bukan hanya duduk yang sopan dan pandangan mata ke arah pembicara serta menganggukan kepala. Tetapi lebih dari itu, pendengar dan pembicara memainkan peranan penting dalam proses mendengarkan. Pembicara menyampaikan pendapatnya dan pendengar dapat melakukanfeed backberupa tanggapan sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh pendengar.

Bukan hanya bagi pendengar untuk mengetahui pelajaran ini, seorang pembicara juga harus mengetahui cara mendengarkan yang efektif ketikapresentasiberlangsung. Misalnya ketika seseorang bertanya kepada pembicara mengenai informasi yang disampaikan, kemudian pembicara harus menjawabnya secara jelas. Tanpa menggunakan teknik pendengaran yang efektif, seorang pembicara tidak akan mungkin menjawab dengan jelas atau menjawabnya menyimpang dari pertanyaan yang dilontarkan, atau bahkan pembicara meminta pendengar untuk mengulang kembali pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan. Untuk itu, perlu dipahami bagaimana cara seseorang mendengarkan pembicaraan dengan efektif.

Proses Mendengarkan Efektif

Seseorang dalam mendengarkan informasi secara efektif memiliki prosesnya, yaitu mendengarkan, pemahaman, mengingat, penafsiran dan mengevaluasi.

1.Mendengarkan

Mendengarkan melibatkan pemrosesan suara di dalam setiap otak manusia. Ada beberapa cara mendengarkan, yaitu:

Menangkap, dapat mengenal dan mengetahui maksud yang terucapkan lewat nada, raut wajah, gerak dan lain-lain.

Memperhatikan, memusatkan perhatian penuh terhadap informasi yang disampaikan oleh pihak pembicara.

2.Pemahaman

Pemahaman merupakan proses penerimaan arti kata-kata yang disampaikan sehingga dapat sesuai dengan kata-kaa yang keluar dari pihak pembicara. Dengan kata lain topik pembicaraan yang disampaikan, disusun dan diulang kembali sehingga informasi yang disampaikan dapat lebih memahaminya.

3.Mengingat

Setelah memahami informasi yang telah disampaikan, kemudian melakukan pengujian kemampuan berapa besar informasi tersebut dapat disimpan dan dicatat ke dalam suatu memori. Agar informasi dapat disimpan dalam jangka waktu lama, pendengar perlu melakukan konsentrasi penuh terhadap pesan yang dibicarakan. Hal ini bertujuan bahwa apabila sewaktu informasi dibutuhkan kembali, dapat digunakan sesuai apa yang telah didengarkan dan meminimalisir kesalahpahaman.

4.Menafsirkan

Penafsiran merupakan proses memahami pesan yang disampaikan sesuai dengan ide, harapan dan pengalaman pribadi. Maksudnya Informasi/pesan yang disampaikan dihubungankan dengan informasi/pesan yang telah kita dengar, baca/lihat sebelumnya dari beberapa sumber. Sumbernya misalkan dari televisi, pengalaman pribadi, perbincangan, radio dan lain-lain.

5.Mengevaluasi

Setelah melakukan penafsiran, kemudian langkah selanjutnya mengevaluasi mengenai pesan yang disampaikan. Dengan kecakapan berpikir pendengar menilai yang diungkapkan oleh pembicara, membedakan fakta dan opini, serta mengevaluasi bukti yang dikemukakan pembicara. Apabila pembicaraan tidak sesuai dengan penafsiran pendengar, hal ini akan menimbulkan tanggapan kepada pembicara.

Penelitian menunjukkan bahwa setiap manusia menghabiskan waktunya untuk bekerja dengan mendengarkan sekitar 50%. Nilai ini sama besarnya dengan nilai gabungan waktu yang dihabiskan untuk membaca, menulis dan berbicara. Dengan demikian agar proses mendengarkan informasi dilakukan secara efektif, maka kita perlu menggunakan teknik sesuai dengan langkah-langkahnya.

http://riswantohidayat.wordpress.com/komunikasi/komunikasi-verbal/mendengarkan-efektif/hambatan

Mendengar adalah ketrampilan yang sangat penting, tetapi pada umumnya kita memiliki kemampuan yang buruk di hal tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi hambatan ketika kita sedang mendengar. Apa saja hambatan-hambatan tersebut?

Hambatan Mendengar

1. Sibuk dengan diri sendiri

Tanpa kita sadari, kita sering tidak menghargai orang yang sedang menjadi lawan bicara kita. Kita sibuk saja dengan diri kita sendiri. Melamun, asyik berdandan, asyik dengan gadget, hingga pandangan mata yang justru melihat sekitar menjadi hal-hal umum ynag membuat proses mendengar tidak efektif. Apa yang menjadi pembicaraan hilang begitu saja.

2. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal

Ketika sedang mendengar, seringkah kita justru tidak fokus dan sibuk dengan masalah-masalah eksternal? Kita tidak mencurahkan seluruh rasa fokus kita ke lawan bicara kita. Kita malah memikirkan masalah yang sedang kita alami dengan orang lain, kita malah asyik nonton tv, kita malah asyik sibuk dengan barang-barang disekitar kita.

3. Faktor sang komunikator

Kita sering terjebak dalam situasi ini. Kita melihat siapa orang yang menjadi lawan bicara kita. Perhatian Ketika orang itu adalah orang yang lebih muda atau bahkan memiliki memiliki tingkat pendidikan di bawah kita, bagaimana reaksi kita ketika mendengar mereka? Coba kita bandingkan ketika kita sedang memperhatikan orang yang lebih tua atau memiliki pendidikan di atas kita. Adakah perbedaan?Seperti halnya seorang kiper. Ia tidak akan memperhatikan siapa yang menedang, Ia hanya akan fokus dan memperhatikan ke mana arah bola agar tidak kebobolan.Karena, yang menjadi perhatian kita adalah apa yang dibicarakannya, bukan siapa yang berbicara!4. Mendengarkan apa yang diharapkan

Seringkali kita justru tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh komunikator melainkan mendengarkan apa yang kita ingin dengarkan. Mendengar adalah proses utuh dari A sampai Z. Tetapi kita justru sering mendengar hanya sampai M , sok tau, dan mengambil kesimpulan sendiri apa saja huruf-huruf berikutnya dan ke mana arah pembicaraan.

5. Latar belakang, Bahasa, Sikap, Waktu, dan Lingkungan

Faktor hambatan ke 5 ini juga sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sedang menjalin komunikasi dengan orang lain, kita juga perlu memahami latar belakang dan lingkungan orang tersebut. Tidak bisa kita menyamaratakan sikap kita ketika sedang berkomunikasi dengan seorang bos dan seorang pengamen. Tidak bisa kita menyamaratakan sikap kita ketika sedang berkomunikasi dengan seorang pemuka agama dan seorang napi. Termasuk juga bahasa yang kita gunakan. Pahami dan rasa mengerti yang tinggi kita perlukan ketika sedang menjalin pembicaraan. Ketika orang yang kita ajak bicara adalah seorang Jawa, maka kita perlu menyesuaikan diri. Ketika lawan bicara kita adalah seorang Batak, maka kita perlu menyesuaikan diri. Rasa ego yang tinggi hanya akan membuat komunikasi menjadi tidak efektif.

Hambatan, apapun bentuknya, pasti ingin dihindari dan itu dapat kita lakukan denganstay focusketika sedang mendengar orang lain berbicara.Ketika mendengar, 1+1 tidak selamanya 2. 2+2 tidak selamanya 4. Berpikir terbuka dan mendengar untuk memahami.

Karena berkomunikasi pada hakikatnya bukan hanya menyampaikan pesan namun lebih kepada memahami tanggapan terhadap pesan diberikan.

Semoga berguna.

Salam Damai,

Ewaldo Reis Amaral