Memulai Berwirausaha-hanif Mauludin
description
Transcript of Memulai Berwirausaha-hanif Mauludin
1
BAGIAN I 1 MEMULAI BERWIRAUSAHA
MENGENAL KEWIRAUSAHAAN
Banyak orang beranggapan bahwa kewirausahaan adalah identik
dengan usaha mikro atau kecil. Tidaklah demikian, wirausaha
menciptakan usaha dengan cara pandang kewirausahaan, artinya
mengejar peluang yang ditandai dengan praktek inovasi dan
bertumbuh dengan profitabilitas sebagai sasaran utamanya.
Sedangkan usaha kecil dilain pihak adalah organisasi yang dimiliki,
dioperasikan dan dibiayai secara independent, mempunyai kurang
dari 100 karyawan dan tidak harus terlibat dalam praktek bisnis baru
atau inovasi. Agar menjadi kewirausahaan, usaha mikro/kecil harus
inovatif dan mencari peluang baru. Banyak perusahan kecil dalam
perkembangannya selalu kecil dan terus mengecil yang pada
akhirnya terlibas oleh perubahan lingkungan bisnis. Memang tidak
salah ketika seseorang atau sekelompok orang yang berjuluk
wirausaha memulai usahan bisnisnya dalam skala kecil, namun
mereka selalu mengejar pertumbuhan. Sehingga walaupun bisnis
kecil, tapi bukan kecil kecilan dan asal asalan, melainkan berkonsep,
unik dan dikelola secara profesional.
Beberapa bukti empiris telah menunjukkan, salah satunya adalah
hasil penelitian dari David Mc Clelland bahwa kesejahteraan
penduduk di suatu negara dipengaruhi oleh perkembangan
ekonominya. Sementara itu perkembangan ekonomi ditentukan oleh
sejauhmana penduduk negara tersebut mempunyai spirit
kewirausahaan. Realitas memang menunjukkan kerancuan istilah
kewirausahaan (entrepreneurship) yang selalu dikonotasikan dengan
berwirausaha (entrepreneurial) atau wirausaha (entrepreneur)
bahkan intraprenership. Oleh karenanya, perlu dipertegas ketiga
istilah tersebut. Entrepreneurship adalah proses penciptaan sesuatu
atau yang baru (kreasi baru) atau mengadakan suatu perubahan
atas yang lama dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
1 Hanif mauludin
Korespondensi:[email protected]
Hanif73.wordpress.com
2
individu atau masyarakat. Wirausaha atau disebut entrepreneur
adalah orang yang melakukan tindakan tersebut dengan
menciptakan suatu gagasan dan merealisasikan gagasan tersebut
menjadi kenyataan. Sosok entrepreneur sukses misalnya bill gates
(Microsoft), Cak man (bakso kota) dan masih banyak lagi pengusaha
sukses lainnya. Sedangkan intrapreneur atau juga sering disebut
corporate entrpreneurship adalah membangun dan mempertahankan
spirit kewirausahaan dalam suatu perusahaan. Salah satu contoh
perusahaan yang tergolong intrapreneur adalah Produsen jamu PT
Sido muncul yang selalu kreatif dan inovatif mengembangkan
produk bahkan disaat kondisi perekonomian sedang mengalami
krisis. Dan tercatat sebagai perusahaan yang sukses membukukan
pertumbuhan ketika banyak perusahaan lain gulung tikar. Dengan
demikian sangatlah relavan ketika kewirausahaan dapat dilakukan
individu baik di dalam organisasi maupun di luar organisasi, untuk
dijadikan sebagai bekal dalam menjalankan praktek bisnis menuju
pertumbuhan, inovatif dan berdaya saing tinggi.
Kewirausahaan merupakan suatu fenomena yang terkenal dewasa
ini dan akan menjadi tatanan baru dalam kehidupan bermasyarakat.
Aktivitas kewirausahaan khususnya sektor riil yang bergerak dalam
usaha mikro/kecil dan menengah (UMKM) telah mendorong
pertumbuhan ekonomi secara signifikan, baik pada masa krisis,
pasca krisis dan sampai masa recovery. Pemerintah pun tertarik
dengan kewirausahaan khususnya sektor riil (UMKM) sehingga
mencanangkan 2005 sebagai Micro Year. Kewirausahaan pada
hakekatnya sudah tertanam dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat secara luas. Berkembang dari konsep yang sangat
tradisional menuju konsep yang modern. Dalam kontek modern,
kewirausahaan memerlukan pendidikan dan pembelajaran. Melalui
pendidikan dan pembelajaran inilah diharapkan individu atau
kelompok memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan
usaha/kegiatan bisnis secara mandiri dan profesional.
Pendidikan/pembelajaran dan sosialisasi kewirausahaan bagi setiap
individu atau kelompok masyarakat sangat penting dilakukan oleh
semua pihak. Secara mikro, pendidikan/pembelajaran dan sosialisasi
3
kewirausahaan akan dapat membentuk seseorang mempunyai jiwa
mandiri, mengurangi ketergantungan terhadap fihak lain, dan
memberikan solusi “terbaik” bagi masalah pengangguran. Secara
makro, pendidikan/pembelajaran dan sosialisasi kewirausahaan
dapat menciptakan wirausaha yang bermutu, tangguh dan beretika
sehingga dapat menunjang pertumbuhan usaha.
Apakah kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan proses yang dialami oleh individu atau
sekelompok orang guna mengambil resiko waktu dan uang dalam
mengejar peluang untuk menciptakan nilai dan pertumbuhan melalui
inovasi “tanpa melihat sumber daya yang sekarang mereka kuasai”.
Bisa juga dikatakan suatu proses untuk membentuk jiwa wirausaha
dan jiwa mandiri bagi seseorang dalam memanfaatkan potensi diri
yang dimiliki guna menghasilkan sesuatu bermanfaat dan bernilai
bagi dirinya.
Entrepreneurship didefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu
atau yang baru (kreasi baru) atau mengadakan suatu perubahan
atas yang lama dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
individu atau masyarakat. Dari pengertian itu bisa kita tarik
beberapa kata kunci penting yaitu: (1) menemukan peluang, (2)
adanya inovasi, (3) adanya pertumbuhan, dan (4) meningkatkan
kesejahteraan. Dengan demikian Kewirausahaan adalah suatu
proses di mana individu – baik secara mandiri atau dalam organisasi
– secara aktif memanfaatkan peluang-peluang untuk melakukan hal-
hal baru atau melakukan hal-hal yang sudah pernah dilakukan
dengan cara baru dan lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan.
Terdapat tiga elemen dasar yang menjadi ciri khas sikap
kewirausahaan. Tiga elemen dasar tersebut adalah: kebebasan
berpikir, motivasi untukberubah dan tindakan.
1. Kebebasan berpikir
Salah satu elemen pokok sikap kewirausahaan adalah kemampuan
untuk berpikir bebas. Hal ini berarti seseorang mampu berpikir
mandiri tanpa terikat pada kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai
4
yang dianut masyarakat. Berpikir bebas juga suatu kemampuan
melihat lingkungan dengan pandangan terbuka dan menerima
gagasan-gasan baru. Kebebasan berpikir erat kaitannya dengan
berpikir kreatif dan mencari peluang-peluang. Kebebasan berpikir
adalah kemampuan „berpikir ke luar batas‟. Dalam praktek, wujud
kebebasan berpikir adalah seperti yang pernah dikatakan oleh
seorang wirausaha: “Jika semua orang menuju satu arah, saya akan
mencari arah sebaliknya”. Orang dan organisasi yang berpikiran
bebas tidak terkurung oleh batas-batas yang diciptakan orang atau
organisasi lain. Mereka selalu bertanya kepada diri mereka sendiri:
mengapa mereka melakukannya dengan cara itu dan mengapa saya
tidak melakukannya dengan cara lain?
2. Motivasi untuk berubah
Orang dan organisasi dengan sikap kewirausahaan memiliki modal
keyakinan bahwa mereka sendiri mampu mengubah „lingkungan‟.
Mereka percaya bahwa mereka dapat menentukan sendiri arah ke
mana mereka harus pergi. Pada umumnya, mereka merasa bahwa
mereka adalah mesin perubahan (internal locus of control).
Keyakinan bahwa kehidupan (pekerjaan, organisasi) bisa
„diciptakan‟, akan membuat seseorang atau suatu organisasi tidak
menunggu sampai orang atau organisasi lain memberitahu mereka
apa yang harus mereka perbuat. Pilihan diambil secara aktif dan
tidak secara pasif. Mereka akan sengaja menetapkan tujuan-tujuan
mereka sendiri dan mampu menentukan pilihan untuk mencapai
tujuan itu. Karena seseorang yakin bahwa pilihannya benar, dia akan
juga merasa bertanggungjawab untuk mencapai sasaran itu dan
bekerja keras untuk itu. Persyaratan yang paling penting untuk
mengubah perilaku pribadi adalah motivasi. Jika seseorang memiliki
motivasi untuk mengubah sikapnya, maka dia akan mampu
membuat perubahan ini.
3. Tindakan
Elemen ketiga sikap kewirausahaan adalah tindakannya itu sendiri.
Meskipun sebenarnya tidak perlu disebut, pada tahap inilah
5
seringkali proses kewirausahaan berhenti. Tanpa tindakan yang
kongkrit seseorang tidak bisa berbicara tentang kewirausahaan. Oleh
karena itu kemampuan mengambil tindakan dan
mengimplementasikan perubahan yang dikehendaki sebagai elemen
dasar sikap kewirausahaan.
Tabel 1: Elemen-elemen sikap kewirausahaan
Kebebasan berpikir Motiasi untuk berubah
tindakan
Melihat ke depan, antisipatif
Cepat melihat
peluang kreatif ,Luwes,
fleksibel Mandiri tidak
terikat Terbuka terhadap
gagasan-gagasan
baru
Waspada Optimis Bertekad untuk
menjadi agen perubahan
Positif menghadapi tantangan
Tegas dalam mengambil keputusan
Berani menanggung
risiko Dorongan untuk
mencapai tujuan ulet Inisiatif
Kemampuan meyakinkan orang
lain Antusias
MENGENAL WIRAUSAHA
Siapa Wirausaha
Individu atau kelompok yang menjalankan praktek kewirausahaan
dapat disebut sebagai wirausaha. Wirausaha adalah seseorang atau
kelompok yang memanfaatkan potensi dirinya guna membaca
lingkungan usaha, mengindentifikasi dan memanfaatkan peluang
usaha, memobilisasi sumber daya yang ada serta mampu
melaksanakan tindakan terhadap perubahan lingkungan serta
peluang usaha yang ada. Jadi wirausaha itu bukan hanya seseorang
yang bekerja secara mandiri saja (swasta) akan tetapi setiap orang
yang dapat atau mampu untuk memenuhi kriteria seperti tersebut.
Tidak hanya bekerja keras, wirausaha juga harus bisa bekerja
cerdas, bukan hanya di cita-citakan, bukan hanya sekedar niat tetapi
6
melakukan dengan semangat dan kecerdikan. Jeli membaca dan
memanfaatkan kesempatan atau peluang usaha-pun belum cukup
tanpa dibarengi keberanian mengambil atau menghadapi resiko.
Wirausaha sukses selalu mempunyai pandangan kedepan dan
berjiwa besar menghadapi kenyataan.
Meskipun istilah wirausaha biasanya dipakai untuk menggambarkan
seseorang yang mempekerjakan diri sendiri, menjadi seorang
wirausaha tidak sekedar pekerjaan atau karir, melainkan merupakan
suatu gaya (pilihan) hidup. Dalam usaha kecil wirausaha sendiri
sangat menentukan keberhasilan usaha itu. Keberhasilan bisnis
sangat bergantung pada pemilik bisnis. Dia harus fleksibel dan
imaginatif, mampu membuat rencana, berani menanggung risiko,
mengambil keputusan dan mengimplementasikan tindakan-tindakan
untuk mencapai tujuan. Dia harus bersedia bekerja dalam kondisi
konflik, perubahan dan ketidak-pastian. Sebelum membuka usaha,
penting artinya menganalisis kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahan Anda sendiri sehingga Anda dapat memanfaatkan
kekuatankekuatan Anda dan mengimbangi kelemahan-kelemahan
Anda.
Karakteristik Wirausaha
Seorang wirausaha berbeda dengan orang lain karena dia memiliki
beberapa karakteristik yang disebut bakat pribadi atau kualitas
pribadi. Berikut ini adalah bakat-bakat atau sifat-sifat seorang
wirausaha
1. Berani mengambil risiko
Seorang wirausaha menyukai tantangan tapi tidak berjudi. Dia
menghindari situasi situasi risiko rendah dan risiko tinggi. Oleh
karena itu dia adalah pengambil risiko yang moderat.
2. Percaya diri
Dia mempunyai pemikiran yang jelas dan pengetahuan yang relevan
untuk mencapai tujuan-tujuannya. Optimis Seorang wirausaha
7
menunjukkan sikap positif terhadap peluang-peluang yang dilihatnya
di lingkungan sekitarnya.
3. Keinginan kuat untuk berprestasi
Seorang wirausaha sangat menginginkan kesuksesan dalam
persaingan. Dia berusaha menyelesaikan tugas-tugas yang
menantang dan menetapkan standarstandar mutu yang tinggi. Dia
juga menyadari kekuatan-kekuatan dan kelemahankelemahannya.
4. Menginginkan kemandirian dan kebebasan
Keinginan untuk mandiri adalah sifat yang mendorong seseorang
untuk membuka usaha mandiri. Wirausaha bertanggungjawab penuh
atas tindakannya. Wirausaha ingin menjadi majikan untuk dirinya.
Seorang wirausaha suka mempengaruhi orang lain dan memimpin
mereka untuk melaksanakan gagasan-gagasannya.
5. Kreatif
Wirausaha mau melakukan perubahan dan menyesuaikan diri
dengan situasi bisnis yang berubah. Mereka berusaha mencari ide-
ide dan pengetahuan baru untuk memperbaiki produk dan
prosesnya. Mereka juga pemburu informasi.
6. Memandang ke depan
Seorang wirausaha memiliki visi besar dan mampu melihat peluang-
peluang di lingkungannya yang tidak dilihat orang lain. Seorang
wirausaha beorientasi kemasa depan, dia selalu siap menghadapi
pemasalahan-permasalahan yang cenderung dihadapi oleh
bisnisnya.
7. Ulet dan pekerja keras
Seorang wirausaha mengejar tujuan-tujuannya dengan kemampuan
maksimumnya. Keterlibatannya bulat. Dia bekerja sangat keras
untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dia tidak bisa hidup dengan
pekerjaan-pekerjaan yang tidak selesai.
8
8. Tanggungjawab pribadi atas tindakan-tindakannya
Seorang wirausaha bertanggungjawab secara pribadi atas jalan
hidupnya. Baginya keberhasilan adalah hasil dari daya-upaya
probadi, bukan keberuntungan atau nasib. Dia memimpin dan
mengusahakan sesuatu terjadi sementara orang lain melihat dan
mengikuti. Dia memiliki ide dan tindakan yang asli serta mengambil
inisiatif.
9. Kemampuan membujuk dan memotivasi
Seorang wirausaha bisa berbicara dengan cara yang memotivasi
orang lain. Semua orang yang ditemuinya akan melakukan sebisa
mereka untuk membantunya karena mereka mau berbuat demikian.
Seorang wirausaha dapat mempengaruhi dan menginspirasi orang
lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik wirausaha
Manusia tidak lahir dengan sikap atau karakteristik tertentu, mereka
belajar berperilaku dengan cara tertentu. Oleh karena itu sangat
mungkin untuk mengubah perilaku seseorang, meskipun sikap
kewirausahaan berbeda untuk masing-masing individu karena
pengaruh bakat kewirausahaan dan faktor-faktor lingkungan.
Karakteristik atau sikap wirausaha dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal berikut:
1. Lingkungan keluarga dan masa kecil
Beberapa penelitian yang berusaha mengungkap mengenai
pengaruh lingkungan keluarga terhadap pembentukan semangat
berwirausaha. Penelitian bertopik urutan kelahiran menemukan
bahwa anak dengan urutan kelahiran pertama lebih memilih untuk
berwirausaha. Namun, penelitian ini perlu dikaji lebih lanjut.
Selanjutnya pengaruh pekerjaan orang tua terhadap pertumbuhan
semangat kewirausahaan ternyata memiliki pengaruh yang
signifikan.
9
2. Pendidikan
Faktor pendidikan juga tak kalah memainkan penting dalam
penumbuhan semangat kewirausahaan. Pendidikan tidak hanya
mempengaruhi seseorang untuk melanjutkan usahanya namun juga
membantu dalam mengatasi masalah dalam menjalankan usahanya.
3. Nilai-nilai Personal
Faktor selanjutnya adalah nilai-nilai personal yang akan mewarnai
usaha yang dikembangkan seorang wirausaha. Nilai personal akan
membedakan dirinya dengan pengusaha lain terutama dalam
menjalin hubungan dengan pelanggan, suplier, dan pihak-pihak lain,
serta cara dalam mengatur organisasinya.
4. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja tidak sekedar menjadi salah satu hal yang
menyebabkan seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur.
Pengalaman ketidakpuasan dalam bekerja juga turut menjadi salah
satu pendorong dalam mengembangkan usaha baru.
Keahlian yang dibutuhkan wirausaha
Wirausaha memerlukan keahlian didalam menjalankan aktivitasnya.
Keahlian itu bisa berbentuk Keahlian teknik, keahlian manajemen
bisnis serta keahlian secara personal. Secara teknis ia mempunyai
kemampuan berkomunikasi dengan lingkungannya (stock/stake
holder), memonitor lingkungan, peka teknologi, kompetensi
dibidangnya namun adaptif terhadap perubahan. Secara
manajemen, wirausaha dapat menetapkan tujuan dan perencanaan,
membuat keputusan, faham pemasaran dan keuangan serta
akuntansi, membuat jaringan/koneksi, dan mengadakan
pengawasan. Secara personal wirausaha harus disiplin, pengendalian
diri, inovatif, kemampuan mengelola perubahan serta waspada
dalam tindakan.
Wirausaha dan Peluang Inovasi
10
Suatu kenyataan yang tidak terelakkan ketika memulai sebuah
usaha (enterpreneruial) adalah bagaimana melihat peluang dan
memutuskan untuk mengambil peluang tersebut. Pada dasarnya,
peluang itu ada di sekitar kita, tetapi seringkali tidak terlihat,
tertutup. Tertutup oleh mata hati kita. Kecemasan, keraguan,
ketidakpercayaan atau dikatakan sistem belief yang ada pada diri
kita, sehingga sumber daya tidak terlihat secara baik. Mengapa hal
ini terjadi? Karena kita merasa tidak mempunyai „apa-apa‟ sehingga
sumber daya yang ada dalam diri kita atau di sekeliling „kita‟ tidak
terlihat. Peter Drucker mengatakan bahwa ada 7 aspek yang dapat
dijadikan sumber peluang untuk berinovasi.
1. Yang tidak terduga
Di dunia ini, banyak hal yang merupakan sumber peluang yang tidak
terduga. Hal ini mengisyaratkan bahwa walaupun manusia dapat
merencanakan dengan sebaik baiknya, maka kemungkinan „terjadi‟
sesuatu di luar skenario bisa terjadi. Yang tidak terduga merupakan
lokus control di luar diri kita.
2. Ketidakselarasan
Ketidakselarasan antara harapan konsumen dengan produk/ jasa.
Tidakselarasan internal dalam ritme logika proses. Ketidakselarasan
adalah suatu rentang/ gap antara yang seharusnya dengan yang
terjadi. Dalam berwirausaha banyak sekali situasi yang
menunjukkan ketidakselarasan.
3. Inovasi berdasarkan kebutuhan proses
Inovasi di sini menyempurnakan proses yang sudah ada,
menggantikan satu mata rantai proses yang lemah, atau merancang
kembali proses yang lama yang sudah ada.
4. Perubahan struktur industri/ struktur pasar
Oleh karena waktu menjadi sangat berharga, maka konsep one stop
service menjadi strategi bisnis yang banyak dilakukan oleh pelaku
pasar.
11
5. Perubahan demografi
Perubahan demografi didefinisikan sebagai perubahan penduduk
dalam jumlah, struktur umur, komposisi, jenis pekerjaan, status
penghasilan, status pendidikan – merupakan sumber peluang yang
paling mudah diramalkan.
6. Perubahan persepsi
Perubahan persepsi merupakan sumber peluang inovasi. Dengan
meningkatnya sebagian daya beli masyarakat maka persoalan
makan bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan „dasar‟ saja
namun juga harapan-harapan
7. Pengetahuan yang baru
Beberapa perusahaan dengan devisi penelitian dan pengembangan,
secara terus menerus mengembangkan produk/ layanan yang baru.
Pengembangan berdasarkan riset ini membutuhkan waktu lama dan
biasa yang besar.
12
MEMULAI BERWIRAUSAHA
Mengembangkan ide bisnis
Ide bisnis yang baik sangat diperlukan, atau bahkan merupakan
prasyarat untuk usaha bisnis yang sukses. Namun demikian, ide
bisnis yang baik biasanya tidak begitu saja muncul pada pengusaha.
Ide bisnis lebih merupakan hasil dari kerja keras dan upaya dari
pengusaha untuk membangkitkan, mengidentifikasi dan
mengevaluasi peluang. Ide bisnis adalah respon satu atau sejumlah
orang, atau suatu organisasi untuk memecahkan masalah yang
diidentifikasi atau untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan di
suatu lingkungan (pasar, masyarakat, dsbnya). Mencari ide bisnis
yang baik adalah langkah pertama untuk mengubah keinginan dan
kreativitas pengusaha menjadi peluang bisnis. Perlu diperhatikan,
walaupun ide bisnis merupakan prasyarat, ide bisnis hanyalah suatu
alat. Betapapun bagusnya ide tidak cukup untuk kesuksesan kalau
tidak dikembangkan dan diubah menjadi peluang bisnis yang layak.
Banyak alasan mengapa wirausaha perlu membangkitkan ide bisnis.
Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Sebagai motor penggerak bisnis
Ide dalam bisnis ibarat ruh dalam kehidupan. Idelah yang
menggerakkan semua potensi sumberdaya untuk dikerahkan dalam
upaya mewujudkan tujuan bisnis yang hendak dicapai.
2. Untuk merespon kebutuhan pasar.
Pada dasarnya pasar terdiri atas pelanggan yang ingin agar
kebutuhan dan keinginannya dipenuhi. Imbalan akan diperoleh
orang atau perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan ini.
Perubahan mode dan kebutuhan membuka peluang bagi wirausaha
untuk merespon permintaan itu dengan ide, produk dan jasa baru.
13
3. Agar tetap memimpin persaingan.
jika anda tidak muncul dengan ide, produk dan jasa baru, pesaing
anda akan berbuat demikian. Tantangannya adalah untuk berbeda
atau lebih baik dari yang lain.
4. Memanfaatkan teknologi
Teknologi telah menjadi alat kompetitif yang utama di pasar dewasa
ini, dengan laju perubahan yang memaksa banyak perusahaan untuk
berinovasi.
5. Karena siklus hidup produk.
Semua produk mempunyai umur terbatas. Seperti tampak dari
bagan siklus hidup produk, bahkan produk-produk baru pun
akhirnya akan ketinggalan zaman atau kuno. Dengan demikian,
dibutuhkan perencanaan untuk produk baru dan pertumbuhannya.
Kemajuan dan pertumbuhan perusahaan bergantung kepada
kemampuannya memperkenalkan produk baru dan mengelola
pertumbuhannya.
6. Menyebar risiko dan menerima kegagalan.
Terkait dengan konsep siklus hidup produk adalah fakta bahwa
produk mempunyai masa. Dari perkenalan sampai kejenuhan
kemudian konsumen mulai bosan dan akhirnya produk harus keluar
dari pasar. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk menyebar
risikonya dengan terus-menerus membangkitkan ide-ide baru.
Sumber-sumber ide bisnis
Salah satu masalah yang sering di temui dalam memulai
berwirausaha adalah belum ditemukannya ide bisnis. Ide bisnis
memang harus di temukan dengan cara cara ekplorasi. Terdapat
beberapa pendekatan didalam menemukan ide bisnis antara lain:
1. Pendidikan dan pelatihan
Banyak lahir pengusaha baru setelah melalui fase pendidikan dan
pelatihan. Seorang mahasiswa jurusan animasi bahkan sebelum
14
lulus kuliah telah sukses mendirikan bisnis advertising. Juga seorang
mahasiswa jurusan ekonomi juga sukses sebagai pengusaha sapi
perah karena terinspirasi oleh pejelasan dosennya. Demikianlah
pendidikan, ia membawa pengetahuan dan pemahaman sehingga
menjadi agen perubahan.
2. Hobi/minat
Hobi adalah kegiatan favorit di waktu luang atau suatu pekerjaan
yang disukai. Banyak orang, dalam melakukan hobi atau minat,
berhasil mendirikan bisnis. Sebagai contoh, jika Anda suka bermain
komputer, memasak, menyukai musik, perjalanan, olahraga atau
pertunjukan, Anda dapat mengembangkannya menjadi sebuah
bisnis. Misalnya, jika Anda menyukai pariwisata, pertunjukan
dan/atau penyambutan tamu, Anda mungkin berminat terjun ke
bisnis pariwisata – salah satu industri terbesar di dunia.
3. Keterampilan dan pengalaman pribadi
Lebih dari separuh ide bisnis yang sukses berasal dari pengalaman
bekerja di kantor/tempat bekerja, misalnya, seorang montir yang
mempunyai pengalaman kerja di bengkel besar yang akhirnya
membuka bisnis reparasi mobil atau bisnis berjualan mobil bekas.
Jadi, latar belakang pengusaha memainkan peranan penting dalam
keputusan memasuki bisnis serta jenis bisnis yang akan mereka
ciptakan. Keterampilan dan pengalaman Anda merupakan
sumberdaya yang paling penting, tidak hanya untuk membangkitkan
ide tetapi juga untuk memanfaatkannya.
4. Lingkungan keluarga
Tidak sedikit pengusaha yang memulai usahanya karena pengaruh
keluarga. Biasanya bisnis perorangan semacam ini bersifat turunan
dan hal ini bisa menjad media inspirasi yang baik untuk menemukan
ide bisnis.
15
5. Waralaba
Waralaba (franchising) adalah suatu tatanan di mana produsen atau
distributor tunggal dari suatu merek dagang, produk atau jasa,
memberikan hak ekslusif untuk distribusi lokal kepada pengecer
independent dengan imbalan pembayaran royalti dan kepatuhan
terhadap prosedur operasi yang sudah dibakukan. Waralaba memiliki
beberapa bentuk, tetapi satu bentuk yang menarik adalah jenis yang
menawarkan nama, citra, cara untuk melakukan bisnis dan prosedur
operasi.
6. Survei pelanggan
Inti dari suatu ide bisnis baru seharusnya adalah memuaskan
pelanggan. Kebutuhan dan keinginan dari pelanggan, yang
merupakan alasan munculnya suatu produk atau jasa, dapat kita
pastikan melalui suatu survei. Survei dapat kita lakukan secara tidak
formal atau secara formal melalui percakapan dengan orang lain
biasanya menggunakan daftar pertanyaan, atau melalui wawancara
atau melalui observasi.
7. Curah pendapat
Curah pendapat (brainstorming) adalah suatu teknik untuk
pemecahan masalah secara kreatif. Disamping untuk
membangkitkan ide, tujuannya adalah untuk mendapatkan sebanyak
mungkin ide. Curah pendapat biasanya dimulai dengan suatu
pertanyaan atau pernyataan masalah. Sebagai contoh, anda dapat
bertanya “Produk dan jasa apa yang sekarang dibutuhkan di rumah
tetapi belum tersedia?.
Setiap ide dapat menghasilkan satu tambahan ide atau lebih,
sehingga jumlah ide akan banyak. Ketika anda menggunakan
metode ini, anda harus mengikuti empat aturan berikut:
• Jangan mengkritik atau menilai ide orang lain
• Biarkan ide terlontar secara bebas – ide yang tampaknya liar dan
tidak masuk akal agar diterima dengan baik
• Jumlah ide harus cukup banyak – semakin banyak ide, semakin
baik
16
• Gabungkan dan kembangkan ide-ide dari orang lain
Selanjutnya semua ide, walaupun tidak logis atau tidak masuk akal, harus dicatat.
8. Menggunakan Peta peluang bisnis
Dengan alat bantu peluang bisnis kita bisa melakukan pemetaan terhadap berbagai kemungkinan diversifikasi usaha.
Jagung-kedelai- kacang- dll
pembibitan
Produk daging
olahan Industri pakan ternak
Abon-dendeng-dll
Industri kulit
Aneka kerajinan
SAPI
Penggemukan
Sapi Perahan
Tepung tulang
Keju, susu dll
17
BAGIAN II MENILAI KELAYAKAN USAHA
Studi Kelayakan Bisnis
Setiap perusahaan yang ingin mengembangkan bisnis ataupun ingin
membuka usaha baru memerlukan Studi kelayakan bisnis untuk
menilai kelayakannya. Studi kelayakan yang juga disebut feasibility
study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu
keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan
usaha/proyek yang direncanakan. Studi kelayakan bisnis atau sering
pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian
tentang layak atau tidaknya suatu proyek itu dilaksanakan. Maksud
layak (atau tidak layak) disini adalah perkiraan bahwa proyek akan
dapat (atau tidak dapat) menghasilkan keuntungan yang layak bila
telah dioperasionalkan. Lebih lanjut, studi kelayakan bisnis adalah
suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu
kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Mempelajari
secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan
informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung dan dianalisis hasil
penelitian tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan proyek
bisnis perlu dilakukan studi kelayakan bisnis untuk menilai apakah
bisnis/proyek tersebut layak atau tidak untuk dijalankan, berapa
keuntungan yang akan diperoleh serta untuk menganalisa
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi seiring berjalannya
bisnis/proyek tersebut.
Arti penting dan tujuan studi kelayakan bisnis
Pada dasarnya tujuan dilakukanya studi kelyakan bisnis adalah
menghindari keterlanjuran penanaman modal pada kegiatan yang
ternyata tidak menguntungkan. Lebih jelasnya, ada 5 tujuan
dilakukannya studi kelayakan bisnis.
1). Menghindari resiko kerugian.
Studi kelayakan berfungsi untuk mengindari resiko kerugian
keuangan dimasa datang yang penuh ketidakpastian.Kondisi ini
18
ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau terjadi tanpa
diramalkan.Dalam hal ini, fungsi studi kelayakan adalah untuk
meminimalkan resiko yang tidak diinginkan, baik resiko yang
dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2). Memudahkan perencanaan.
Ramalan yang akan terjadi di masa datang dapat mempermudah
dalam melakukan perencanaan. Perencanaan tersebut meliputi:
a). Berapa jumlah dana yang diperlukan,
b). Kapan usaha akan dijalankan,
c). Dimana lokasi usaha akan dibangun,
d). Siapa yang akan melaksanakan,
e). Bagaimana cara melaksanakannya,
f). Berapa besar keuntungan yang akan diperoleh,
g). Dan bagaimana cara mengawasinya jika terjadi
penyimpangan.
Dengan adanya perencanaaan yang baik, maka suatu usaha akan
mempunyai jadwal pelaksanaan usaha yang baik pula, yaitu
mulai dari usaha tersebut dijalankan sampai pada waktu tertentu.
3) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Berbagai rencana yang disusun akan memudahkan dalam
pelaksanaan usaha.Rencana yang sudah disusun akan dijadikan
acuan dalam mengerjakan setiap tahap usaha, sehingga suatu
pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis dan dapat tepat
sasaran serta sesuai rencana.
4) Memudahkan pengawasan
Pelaksanaan usaha yang sesuai rencana akan memudahkan
untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya
usaha.Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak terjadi
penyimpangan dari rencana yang telah disusun.Selain itu,
pelaksanaan usaha dapat dilakukan secara sungguh – sungguh,
karena ada yang mengawasi.
5) Memudahkan pengendalian
Adanya pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat
terdeteksi terjadinya suatu penyimpangan sehingga dapat
dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut.Tujuan dari
19
pengendalian ini adalah untuk mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan yang melenceng agar tujuan perusahaan dapat
tercapai.
Selain alasan – alasan tersebut, tujuan dilakukannya studi kelayakan
bisnis adalah guna mencari jalan keluar atas berbagai faktor, resiko
dan hambatan yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang
agar dapat diminimalkan, dihindari atau mungkin juga dihilangkan.
Hambatan – hambatan tersebut umumnya disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain:
a). Kesalahan perencanaan.
b). Kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia.
c). Kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang tepat.
d). Kesalahan memperkirakan kebutuhan tenaga kerja.
e). Pelaksanaan proyek tidak dapat dikendalikan.
f). Faktor lingkungan (ekonomi, sosial, politik) yang berubah.
g). Sebab-sebab di luar dugaan.
Dari penjelasan diatas, maka dapat dilihat bahwa peranan dan fungsi
dari studi kelayakan bisnis adalah penting adanya, selain sebagai
sarana dalam pengambilan keputusan berinvestasi, apakah menolak
atau menerima rencana investasi bisnis kita, tetapi juga berguna
dalam menunjang rencana investasi suatu bisnis/proyek agar dapat
terhindar dari berbagai faktor atau hambatan – hambatan yang
dapat mengancam bisnis kita saat ini ataupun di masa yang akan
datang.
Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Berbagai manfaat dapat diperoleh dari studi kelayakan bisnis yang
mana tidak hanya berfungsi sebagai alat atau sarana dalam
pengambilan keputusan suatu rencana bisnis atau proyek saja,
tetapi juga berperan penting bagi pihak – pihak tertentu yang
memerlukan laporan atas hasil dari penilaian suatu studi rencana
bisnis/proyek itu sendiri guna mendukung aktivitas ataupun usaha
mereka nantinya.
Studi kelayakan bisnis memberikan manfaat terhadap pihak–pihak
yang membutuhkannya seperti:
1). Pihak Perbankan atau Lembaga Keuangan Lainnya
20
Laporan studi kelayakan bisnis dapat memudahkan pihak
debitur/bank dalam mengkaji ulang dan mempertimbangkan sisi-
sisi lain studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, seperti
bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimiliki perusahaan.
2). Pihak Investor/Penanam Modal
Dengan adanya laporan studi kelayakan maka investor dapat
mengetahui jaminan keselamatan dari modal yang ditanam.
3). Pihak Manajemen Perusahaan
Sebagai leade, manajemen perusahaan juga memerlukan studi
kelayakan bisnis untuk mengetahui berapa besarnya dana yang
dibutuhkan, berapa besarnya dana yang dialokasikan dari modal
sendiri dan juga rencana pendanaan dari investor maupun
kreditor.
4). Pihak Pemerintah dan Masyarakat
Perusahaan yang akan berdiri harus memperhatikan kebijakan –
kebijkan yang ditetapkan oleh pemerintah agar dapat
diperioritaskan untuk dibantu oleh pemerintah.
5). Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu dianalisis manfaat yang
akan didapat dan biaya yang ditimbulkan proyek terhadap
perekonomian nasional, karena sedapat mungkin proyek dibuat
demi tercapainya tujuan-tujuan nasional.
Tahapan Studi Kelayakan Bisnis
Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis, ada beberapa tahapan
studi yang dikerjakan. Tahapan – tahapan tersebut meliputi:
a. Penemuan Ide Proyek
Agar dapat menghasilkan ide proyek yang dapat menghasilkan
produk laku untuk dijual dan menguntungkan, diperlukan adanya
penelitian yang terorganisasi dengan baik serta dukungan
sumber daya yang memadai.Jika ide proyek lebih dari satu,
dipilih dengan memperhatikan: ide proyek sesuai dengan minat,
pengambil keputusan mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang
sifatnya teknis, Keyakinan akan kemampuan proyek
menghasilkan laba.
21
b. Tahap Penelitian
Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih
mendalam dengan metode ilmiah meliputi: mengumpulkan data,
mengolah data, menganalisis dan menginterpretasikan hasil
pengolahan data, menyimpulkan hasil dan membuat laporan
hasil.
c. Tahap Evaluasi Proyek Bisnis
Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih
standar atau kriteria yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Ada
3 macam evaluasi: mengevaluasi usaha proyek yang akan
didirikan, mengevaluasi proyek yang akan dibangun dan
mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin.
Dalam evaluasi bisnis yang akan dibandingkan adalah seluruh
ongkos yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat
atau benefit yang akan diperkirakan akan diperoleh.
d. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap
layak, perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang mempunyai
skor tertinggi jika dibanding usulan lain berdasar kriteria
penilaian yang telah ditentukan.
e. Tahap Rencana Pelaksanaan Proyek Bisnis
Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja
pelaksanaan pembangunan proyek mulai dari penentuan jenis
pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga perencana, ketersediaan
dana dan sumber daya lain serta kesiapan manajemen.
f. Tahap Pelaksanaan Proyek Bisnis
Dalam realisasi pembangunan proyek, diperlukan adanya
manajemen proyek.Setelah proyek selesai dikerjakan tahap
selanjutnya adalah melaksanakan operasional bisnis secara rutin.
Agar selalu bekerja secara efektif dan efisien dalam rangka
meningkatkan laba perusahaan, dalam operasional perlu kajian-
22
kajian untuk mengevaluasi bisnis dari fungsi keuangan,
pemasaran, produksi dan operasi.
4. Aspek kajian
Dalam penjelasan sebelumnya telah dibahas tentang tahapan–
tahapan dalam melakukan studi kelayakan bisnis.Dan dalam sesi
kali ini akan dibahas secara lebih mendalam tentang aspek –
aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat analisis
studi kelayakan dari suatu rencana proyek/usaha.
Terdapat enam aspek dalam studi kelayakan bisnis yang perlu
diteliti, yaitu:
a. Aspek pasar dan pemasaran.
b. Aspek teknis dan teknologi.
c. Aspek manajemen.
d. Aspek yuridis.
e. Aspek lingkungan (politik, ekonomi, sosial).
f. Aspek finansial.
Meskipun demikian, tidak semua aspek–aspek tersebut diatas wajib
untuk dianalisis. Terdapat beberapa aspek–aspek utama saja yang
dianggap paling penting dalam menilai kelayakan suatu usulan
proyek/bisnis. Aspek – aspek utama tersebut meliputi, aspek pasar
dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen,
serta aspek finansial/keuangan. Alasan mengapa hanya empat aspek
saja yang penting untuk dianalisis adalah karena analisis mengenai
aspek lingkungan sosial dan yuridis lebih cocok diterapkan untuk
unit usaha/perusahaan–perusahaan yang ketika berdiri nantinya
memberikan dampak negatif yang cukup besar bagi masyarakat
sekitarnya, seperti dampak polusi dan hal–hal lain yang kiranya
meresahkan masyarakat sekitarnya. Sebagai akibatnya,
kemungkinan besar usulan proyek tersebut kurang bisa diterima
oleh lingkungan masyarakat sekitarnya. Pada dasarnya, analisis
mengenai aspek lingkungan dilakukan guna melihat sejauh mana
lingkungan luar tersebut memberikan peluang sekaligus ancaman
bagi rencana bisnis. Oleh karena itu analisis mengenai aspek
23
lingkungan sosial baik itu sosial masyarakat, ekonomi maupun politik
perlu dilakukan.
Kaitan antara analisis aspek sosial dengan aspek yuridis adalah,
tentang perizinan usulan proyek tersebut. Jika dilihat dari aspek
lingkungan sosialnya usulan proyek tersebut dianggap
memungkinkan untuk didirikan maka secara tidak langsung
penanganan mengenai masalah perizinan usahanya pun akan lebih
mudah untuk dilakukan. Selain itu, analisis mengenai aspek yuridis
juga perlu dilakukan untuk melihat apakah usulan proyek yang akan
didirikan telah sesuai dengan peraturan hukum yang ada atau tidak.
Bagi perusahaan atau unit usaha yang kiranya tidak memberikan
dampak negatif yang besar terhadap masyarakat sekitarnya, maka
analisis terhadap kedua aspek tersebut tidaklah terlalu material
untuk dilakukan.Selain membutuhkan waktu yang banyak, analisis
terhadap kedua aspek tersebut juga memerlukan biaya yang besar
pula. Karena, semakin banyak aspek – aspek yang dianalisis dalam
studi kelayakan bisnis, maka semakin besar pula dana dan waktu
yang dibutuhkan untuk melakukannya.
Intensitas Studi Kelayakan
Faktor yang mempengaruhi intensitas studi kelayakan (mendalam
mencakup berbagai aspek yang terpengaruh, hanya beberapa aspek
saja, atau hanya bersifat informal):
1. Besarnya dana yang ditanamkan (semakin besar jumlah dana
semakin mendalam studi dilakukan, bandingkan: proyek
pembangunan pabrik perakitan mobil dan proyek membuka
dealer mobil)
2. Tingkat ketidakpastian proyek (semakin sulit memperkirakan
penghasilan penjualan, biaya, aliran kas, dll, makin hati-hati studi
dilakukan)
3. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek (setiap
proyek dipengaruhi dan mempengaruhi faktor lain. Semakin
kompleks faktor yang mempengaruhi proyek semakin hati-hati
studi dikerjakan).
24
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Dalam rangka menilai kelayakan usaha, aspek pasar dan pemasaran
merupakan salah satu aspek yang harus dianalisis oleh setiap
pengusaha. Aspek ini sebagai titik tolak penilaian apakah suatu
usaha akan dapat berkembang, tetap seperti saat berdirinya atau
bahkan menjurus bangkrut.
Didalam aspek pasar, telaah mengenai (1) permintaan dan (2)
penawaran merupakan inti permasalahan yang harus dijawab
Beberapa pertimbangan dalam penetapan kebijakan-kebijakan
penting dan pengembangan strategi perusahaan untuk meraih pasar
serta menciptakan keuntungan bertumpu pada keduanya hal
tersebut.
Mempelajari permintaan pasar merupakan pendekatan harus yang
dilakukan karena ditinjau dari sisi pandang usaha, permintaan dapat
diartikan kebutuhan pasar. Sedangkan penawaran dapat dikatakan
sebagai respon atas munculnya permintaan. Dengan adanya
pertemuan antara permintaan dan penawaran inilah akan
melahirkan pasar.
“Pasar” inilah sebuah nama yang meramaikan dunia bisnis,
pengusaha akan selalu sibuk mencari, menemukan bahkan
menciptakan pasar. Pasar yang kita kenal sebagai pertemuan antara
permintaan dan penawaran suatu jenis produk atau jasa, sehingga
tercapai suatu kesepakatan dalam transaksi termasuk unsur
keseimbangan harga. Pasar bukan hanya dibatasi oleh bertatap
muka antara pembeli dan penjual secara langsung namun lebih dari
itu pasar saat ini (era teknologi informasi) merupakan suatu jaringan
komunikasi yang bisa mempertemukan kedua pihak sehingga
memungkinkan terjadinya transaksi, bahkan secara elektronik.
Beberapa pertanyaan dasar dalam Aspek Pasar dan
Pemasaran
Terdapat beberapa pernyataan dasar yang harus dijawab oleh
pengusaha sebelum mengembangkan ide/gagasan atau menjalankan
rencana bisnisnya, yaitu:
25
1. Berapa ukuran atau cakupan pasar potensial (market space)
yang tersedia?
2. Berapa kemungkinan pasar efektif/pangsa pasar (market share)
yang mampu diserap
3. Bagaimana rencana strategi pemasaran yang tepat memasuki
pasar potensial dan untuk mengambil serta mengembangkan
pangsa pasar.
Banyak sebab munculnya peluang investasi atau bisnis misalnya:
karena permintaan yang tidak mampu dipenuhi penawaran
(kapasitas), karena perubahan selera dan gaya hidup manusia,
karena kemajuan teknologi, bahkan karena krisis ekonomi bisa
melahirkan peluang bisnis.
Tuhan yang Maha Pemurah dan Maha Kaya senantiasa menciptakan
peluang-peluang, manusia hanya berusaha menemukan peluang
tersebut. Manusia selalu mempunyai keinginan dan tentu
mempunyai harapan. Harapan ini sebenarnya adalah bagian dari
sifat manusia “kebanyakan” yang berkecenderungan tidak selalu bisa
merasa puas atas apa yang telah mereka peroleh. Dari kondisi alami
inilah sebenarnya akan lahir cikal bakal permintaan dan penawaran
yang selanjutnya akan menjadi peluang bisnis yang
menguntungkan. Perhatikan Fragmen berikut ini hubungan antara
kebutuhan-harapan-peluang bisnis:
Faktor yang dapat mempengaruhi besarnya permintaan pasar
Adapun secara konseptual berdasarkan hasil pengamatan dan
penelitian, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
besarnya permintaan pasar. Faktor tersebut dapat kita bedakan
secara makro dan secara mikro.
1. Secara makro, berupa:
a. Jumlah penyebaran dan perkembangan penduduk
b. Pendapatan nasional dan perkapita penduduk
c. Pola konsumsi dan selera masyarakat
26
d. Kebijaksanaan pemerintah dan negara konsumen lain
e. Permintaan konsumen dari negara lain
2. Secara mikro, berupa:
a. Persaingan antara usaha sejenis
b. Persaingan dengan produk substitusi
c. Biaya pemasaran
d. Daur hidup produk
e. Strategi pemasaran
Mengukur Potensi Pasar dan Permintaan
Terdapat tiga pertanyaan dalam bahasan kali ini yaitu: (1) apakah
konsep utama dalam pengukuran dan peramalan, (2) bagaimana
permintaan saat ini dapat diestimasi, (3) bagaimana permintaan
dimasa yang akan datang dapat diestimasi.
Pemasar sering menyebut istilah (1) pasar potensial, adalah
sekumpulan konsumen yang menyatakan minat dalam tingkat yang
memadai untuk suatu penawaran. (2) pasar yang tersedia, adalah
kumpulan konsumen yang mempunyai minat, penghasilan dan akses
pada penawaran pasar tertentu. (3) pasar yang tersedia yang
memenuhi syarat, adalah kumpulan konsumen yang mempunyai
minat, penghasilan dan akses dan kualifikasi pada penawaran pasar
tertentu. (4) pasar yang dilayani juga disebut pasar sasaran, adalah
bagian pasar tersedia yang memenuhi syarat yang diputuskan akan
dilayani oleh perusahaan, dan (5)pasar yang tertembus, adalah
kumpulan konsumen yang telah membeli produk yang
bersangkutan. Definisi definisi tersebut akan berguna bagi
pengusaha untuk lebih mengenal karakteristik permintaan.
Kesimpulannya, pasar adalah kumpulan pembeli aktual dan
pembeli potensial dari suatu produk. Ukuran pasar tergantung pada
jumlah pembeli yang mungkin ada pada suatu penawaran pasar
tertentu. Pembeli potensial harus memiliki tiga ciri: minat,
penghasilan dan akses (daya jangkau).
27
Permintaan pasar pada dasarnya menunjukkan besarnya kuantitas
permintaan konsumen atas produk atau jasa. Permintaan disebut
juga dengan demand adalah jumlah barang yang tersedia dibeli oleh
para pembeli pada pasar tertentu dan pada waktu tertentu.
Permintaan atas produk berdasarkan definisi tentang pasar
diatas intinya dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu:
(1) permintaan potensial, adalah permintaan menurut perkiraan
akan menjadi permintaan efektif pada masa yang akan datang.
Permintaan potensial dimungkinkan menjadi permintaan efektif jika
kekuatan pasar potensialnya bertambah besar. Upaya yang
dilakukan untuk memperbesar biasanya dengan mencari pasar baru
atau secara alamiah berharap dari perubahan positif secara
demografi. maupun secara geografi. Permintaan potensial akan
membentuk pasar potensial (market space). (2) permintaan
efektif, adalah keinginan untuk membeli suatu produk atau jasa
yang di hubungkan dengan kemampuan untuk membayar. Dalam
hal ini juga berarti jumlah produk atau jasa yang diminta dengan
harga yang normal. Permintaan efektif sangat terkait dengan usaha
segmentasi pasar. Permintaan efektif akan membentuk pangsa
pasar (market share) Dengan mengetahui besarnya permintaan
efektif terhadap suatu produk maka dapat di tentukan apakah usaha
yang akan memproduksi produk tersebut masih memiliki peluang
untuk dilanjutkan atau tidak. Selanjutnya apakah usaha tersebut
layak untuk dijalankan dan dibiayai. Lebih lanjut dengan mengetahui
pangsa pasar kegiatan peramalan akan menjadi lebih mudah dan
pada akhirnya membantu keakuratan dalam analisa aspek teknis,
manajemen, dan keuangan.
Meramalkan Potensi Pasar dan Permintaan
Untuk mengetahui besarnya potensi pasar maupun permintaan atas suatu jenis produk bisa digunakan beberapa formulasi berikut ini:
28
Model 1 Analisis Permintaan Efektif 2PE = P + (I-E) + ∆ S PE = Volume permintaan efektif
P = Volume produksi total dari usaha-usaha sejenis I = Volume impor produk yang sama dari Negara lain E = Volume ekspor untuk produk yang sama
∆S = Selisih dari sediaan awal dan akhir
Contoh Aplikasi
Misalnya dalam tahun 2000, produksi beras secara nasional adalah
10 juta ton, kemudian impor dari Negara lain 7 juta ton, sementara
itu ekspor ke negara lain 1 juta ton. Jika pada awal tahun 2000
persediaan beras nasional 0,5 juta ton dan p[ersediaan akhir tahun
2000 adalah 0,7 ton, maka besarnya volume permintaan efektif
beras pada tahun 2000 yaitu:
PE = 10 juta + ( 7 juta – 1 juta) + (0,5 juta -0,7 juta) = 15,8 juta ton.
Jika permintaan efektif tersebut dikonsumsi oleh 145 juta penduduk
Indonesia, maka setiap orang rata-rata mengkonsumsi 0,3 kg beras
perhari.
Selanjutnya untuk memperoleh gambaran permintaan beras pada
tahun 2001, jika diasumsikan dengan tingkat pertumbuhan
penduduk 2% pertahun, maka permintaan efektif sekitar:
1,02 x 145 juta x 0,3 x 365 hari = 16,2 juta ton. Dengan asumsi bahwa persediaan beras pada akhir tahun 2001
sama dengan tahun yaitu 0,7 ton kemudian ekspor dan impor sama
dengan tahun 2000 maka volume beras yang harus diproduksi oleh
para petani di Indonesia adalah:
2 Formulasi ini sangat cocok untuk produk dengan jumlah atau besarannya
relative mudah diketahui dari sumber resmi pemerintah, misalnya kebutuhan pokok minyak, beras, dll.
29
P = 16,2 juta – (7 juta – 1 juta) – (0,5 juta – 0,7 juta) = 10,2 juta ton
Namun apabila pemerintah menetapkan kebijakan pencanangan
swasembada beras hingga impor beras ditiadakan maka petani
harus bisa memproduksi 17,2 juta ton dalam tahun 2001.
Kalau petani mampu memproduksi 20 juta ton beras maka
pemerintah harus bisa mengekspor beras sejumlah:
20 juta – 17,2 juta + 1 juta = 3,8 juta ton dengan anggapan cadangan sediaan akhir tahun tetap 0,7 ton.
Dengan ditemukannya jumlah volume permintaan efektif (PE) dan
volume produksi total (P) dalam contoh kasus tersebut maka bisa
diprediksi luas lahan sawah yang diperlukan, jumlah tenaga petani
demikian juga sarana dan prasarana meliputi pupuk dan bibit
termasuk besaran dana atau modal pinjaman yang diperlukan
petani.
Model 2 Proyeksi Volume Penjualan
Manfaat memproyeksikan volume penjualan adalah untuk
menentukan proyeksi volume produksi yang pada akhirnya
digunakan untuk menentukan proyeksi arus kas dan laba rugi
perusahaan.
Metode untuk menyusun proyeksi volume permintaan yang umum
digunakan adalah proyeksi kecenderungan permintaan. Pemggunaan
metode ini didasarkan atas kondisi historical dari permintaan produk
beberapa tahun sebelumnya secara deret waktu, kemudian dengan
cara least square analysis, deretan angka tersebut diekstrapolasikan
secara garis lurus untuk mengetahui perkiraan proyeksi permintaan
pada masa mendatang. Yang perlu di ingat bahwa pada saat
memproyeksikan, jangan sampai proyeksi waktunya melebihi umur
ekonomis aktiva tetap investasi. Jika proyeksi melebihi umur
ekonomis maka perlu diperhitungkan biaya pengeluaran untuk
penggantian aktiva tetap investasi tersebut.
30
Metode least square yang dimaksud dapat diformulasikan sebagai
berikut:
Y = a + bx Secara sederhana koefisien koefisien tersebut diperoleh dengan
cara: A = Y/n ; b = Jumlah XY/x2
Contoh aplikasi Permintaan kelapa sawit (dalam satuan ton)
Tahun permintaan (Y) x xy x
2
2001 10 -5 -50 25
2002 25 -3 -75 9
2003 31 -1 -31 1
2004 28 1 28 1
2005 33 3 99 9
2006 40 5 200 25
n=6 167 0 171 70
a 27.833
b 2.4429
2007 27.83 + 2.44 (7) 44.93333 ton
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, proyeksi permintaan untuk
tahun 2007 dapat diperkirakan sebanyak 44,9 ton.
Namun demikian perhitungan dengan pendekatan kuantitatif
tersebut bukanlah harga pasti, tingkat keakuratannya sangat
tergantung dari kualitas data dan asumsi yang mendasarinya.
Semakain cateris paribus dapat dipertahankan hasil ramalan
tersebut memang dapat diandalkan. Akan tetapi hal itu sulit ditemui,
oleh karena itu disamping meramalkan dengan pendekatan
kuantitatif, beberapa parameter kualitatif juga harus diperhatikan.
Terdapat beberapa teknik kualitatif yang bisa digunakan didalam
mencarai informasi seputar ramalan permintaan misalnya survey
minat membeli, pendapat tenaga penjual dan agen, pendapat para
ahli.
31
Model 3 Metode rasio rantai
Yakni metode yang menghitung permintaan efektif dengan cara
membagi komponen –komponen yang lebih kecil dari suatu mata
rantai urutan dari variable yang berpengaruh terhadap permintaan
produk yang bersangkutan.
Contoh aplikasi untuk produk makanan kaleng Z.
Jumlah penduduk keseluruhan yang berpotensi menggunakan produk Z x % penghasilan perkapita yang dikonsumsi x %
rata-rata penghasilan perkapita yang dikonsumsikan untuk makanan dan minuman
x % rata-rata penghasilan yang dikonsumsikan untuk makanan kaleng Z .
Model Alternatif lainnya
Terkadang untuk usaha yang baru berdiri atau jenis investasi
tertentu, karena minimnya data dan informasi maka meramalkan
potensi pasarnya menjadi lebih sulit. Untuk kasus yang seperti itu
prosedur peramalan permintaan dan pengukuran potensi pasarnya
bisa digunakan pendekatan secara kualitatif berdasarkan asumsi
asumsi tertentu. Asumsi yang dimaksud bisa bersumber dari
pendapat orang yang berpengalaman atau advise konsultan bisnis.
Metode ini kadang disebut metode pendapat. Juga bisa digunakan
metode test/eksperimen dan metode survey atau segmentasi.
Masih berlanjut.....................................................
Permintaan Untuk
makanan kaleng Z =
32
Daftar Bacaan
Drucker, Peter F. , Innovation and Entrepreneur Hisrich,R.D., Peters, M.P., dan Shepherd, D.A. 2005.
Entrepreneurship. Sixth Edition. New York: McGraw-Hill
Marioti, Steve and Towle, Tony, Entrepreneurship: How to start and operate a Small business, 2006, 10th edition, The National
Foundation for Teaching Enterpreneurship, Inc (NFTN), New York.
Bank Indonesia, “Analisi kredit usaha kecil dan mikro”, Semarang
2003 Philip kotler, Manajemen Pemasran: analisism pernecanaan,
implemetasi dan pengendalian,1994.