Membangun Pendidikan Indonesia Dengan Penguatan Sistem Teknologi Dan Media

23
MEMBANGUN PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN PENGUATAN SISTEM TEKNOLOGI DAN MULTIMEDIA Dina Ikrama Putri 1218011037 JURUSAN PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

description

yyy

Transcript of Membangun Pendidikan Indonesia Dengan Penguatan Sistem Teknologi Dan Media

MEMBANGUN PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN PENGUATAN SISTEM TEKNOLOGI DAN MULTIMEDIA

Dina Ikrama Putri1218011037

JURUSAN PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG2015LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia dan taufik serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Sesuai dengan tema Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) tahun 2015 yaitu Kemandirian dan Kepribadian Bangsa, sedangkan topik yang diambil adalah Penguatan Iptek dan Inovasi, maka dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penyusun memilih judul Membangun Pendidikan Indonesia Dengan Penguatan Sistem Teknologi Dan Multimedia. Karya tulis disusun dengan tujuan agar pembaca dan penulis dapat memperluas pemahaman mengenai kemajuan perkembangan teknologi dan multimedia dari sisi pendidikan di Indonesia, sehingga dapat memperkokoh sistem penguatannya untuk memajukan bangsa Indonesia. Uraian dan ulasan yang tersajikan berdasarkan hasil kutipan dari penyusun dan juga dari berbagai sumber yang ada dari multimedia cetak dan multimedia elektronik mengingat data-data tersebut yang menjadi pokok bahasan agar tersusunnya sebuah karya tulis ilmiah.Semoga materi yang penulis tuangkan dalam karya tulis ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun karya tulis ilmiah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.

Bandar Lampung, 11 April 2015Penulis

DAFTAR ISI

RINGKASAN

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini telah memberikan banyak manfaat dalam kemajuan diberbagai aspek sosial. Penggunaan teknologi oleh manusia dalam membantu menyelesaikan pekerjaan merupakan hal yang menjadi keharusan dalam kehidupan. Perkembangan teknologi ini juga harus diikuti dengan perkembangan pada Sumber Daya Manusia (SDM).

Manusia sebagai pengguna teknologi harus mampu memanfaatkan teknologi yang ada saat ini, maupun perkembangan teknologi tersebut selanjutnya. Adaptasi manusia dengan teknologi baru yang telah berkembang wajib untuk dilakukan melalui pendidikan. Hal ini dilakukan agar generasi penerus tidak tertinggal dalam hal teknologi baru. Dengan begitu, teknologi dan pendidikan mampu berkembang bersama seiring dengan adanya generasi baru sebagai penerus generasi lama. Beberapa cara adaptasi tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pelatihan maupun pendidikan.

Pendidikan merupakan sebuah sarana yang efektif dalam mendukung perkembangan serta peningkatan sumber daya manusia menuju ke arah yang lebih positif. Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada sumber daya manusia yang berkualitas, dimana hal itu sangat ditentukan dengan adanya pendidikan. Seperti yang telah tertulis dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang salah satu isinya membahas mengenai pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Pendidikan di Indonesia diselenggarakan melalui dua jalan, yaitu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang berlangsung di luar sekolah, terjadi di lingkungan keluarga, kelompok belajar, kursus ketrampilan dan satuan pendidikan sejenis.

Salah satu faktor yang dapat mendukung kualitas hasil belajar siswa adalah ketersediaan multimedia pembelajaran. Multimedia instruksional adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses belajar terjadi.

Secara umum, multimedia pembelajaran dapat diartikan dengan alat komunikasi untuk menyampaikan materi pembelajaran. Mayoritas lembaga pendidikan formal masih belum menerapkan multimedia pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam mengenal teknologi baru yang kelak akan sangat dibutuhkannya.Menanggapi permasalahan yang ada di atas, penyusun mengupas secara garis besarnya mengenai bagaimana pentingnya penguatan dan pengembangan teknologi dan multimedia yang diimplementasikan pada sistem pendidikan nasional. Dalam pembahasan karya tulis ini tentu penyusun memiliki orientasi untuk membangun persepsi bagi pembacanya bagaimana arah perubahan terjadi antara perkembangan teknologi dengan bangsa Indonesia yang kualitasnya berasal dari pendidikan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan yang dibahas dalam karya tulis ini antara lain1) Apakah yang dimaksud dengan teknologi dan multimedia ?2) Bagaimanakah keadaan pendidikan di Indonesia saat ini ?3) Bagaimanakah efisiensi hasil dari penguatan sistem teknologi dan multimedia pada pendidikan di Indonesia ?

1.3 Uraian GagasanUraian gagasan yang dibahas dalam karya tulis ini menjelaskan tentang efisiensi penguatan sistem teknologi dan multimedia pada pendidikan di Indonesia ditinjau dari aspek manfaat yang didapatkan.

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya tulis ini antara lain1) Untuk mengetahui definisi dari teknologi dan multimedia2) Untuk mengetahui keadaan pendidikan di Indonesia saat ini3) Untuk mengetahui efisiensi hasil dari penguatan sistem teknologi dan multimedia pada pendidikan di Indonesia

1.5 Manfaat Penulisan

1.6 Metode Studi Pustaka Metode studi pustaka yang dilakukan dalam penulisan karya tulis ini adalah : 1) Metode Analisa DeskriptifYaitu analisa untuk mengelola dan menafsirkan data yang diperoleh sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya pada objek yang dikaji. Data yang diolah adalah mencakup sistem penguatan teknologi dan multimedia.2) Metode Analisa KomparatifUntuk melihat perbandingan gagasan yang ditawarkan dengan beberapa teori yang relevan dengan gagasan. Dalam hal ini adalah analisa mencakup perbandingan keunggulan penguatan sistem teknologi dan multimedia dengan keadaan pendidikan di Indonesia sebelumnya.

II. TELAAH PUSTAKA

2.1 Teknologi Pendidikan

Teknologi Pendidikan adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar (Seels & Richey, 1994). Kaitannya dengan hal itu, Teknologi Pendidikan adalah konsep multidimensional yang meliputi: 1) suatu proses sistematis yang melibatkan penerapan pengetahuan dalam upaya mencari solusi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah-masalah belajar dan pembelajaran; 2) produk seperti buku teks, program audio, program televisi, software komputer dan lain-lain; 3) suatu profesi yang terdiri dari berbagai kategori pekerjaan; dan 4) merupakan bagian spesifik dari pendidikan (Hackbarth, 1996 dalam Bambang Warsita, 2008: 17).

Selain beberapa definisi di atas, AECT (2008), juga telah mengemukakan definisi teknologi pendidikan yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia bahwa Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang sesuai dan sumber daya (Januszewski & Molenda, 2008). Definisi ini mengandung beberapa kata kunci di antaranya studi, etika praktek, fasilitasi, pembelajaran, peningkatan, penciptaan, pemanfaatan, pengelolaan, teknologi, proses, dan sumber daya. Berikut adalah gambar definisi teknologi menurut AECT 2008:

Gambar 2.1. Definisi Teknologi Pendidikan, AECT 2008

Teknologi Pendidikan mempunyai lima kawasan (domain) yang menjadi bidang garapannya berlandaskan definisi AECT (1994: 28), yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian tentang proses dan sumber untuk belajar. Domain-domain tersebut meliputi:1) Domain desain, meliputi desain sistem intruksional, desain pesan, strategi pembelajaran, karakteristik peserta didik. Merupakan pengklasifikasian kondisi untuk belajar dengan tujuan menciptakan strategi dan pendidikan pada level makro seperti program satuan pelajaran dan modul.2) Domain pengembangan, meliputi teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berasaskan komputer dan teknologi terpadu. Domain pengembangan merupakan proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisiknya, mencakup berbagai variasi teknologi yang diterapkan dalam pembelajaran.3) Domain pemanfaatan, meliputi pemanfaatan multimedia, difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi, serta peraturan dan kebijakan, arti dan tujuannya memilih wawasan yang paling utama dari domain-domain Teknologi Pendidikan.4) Domain pengelolaan, meliputi manajemen proyek, manajemen sumber daya, manajemen penyampaian, dan manajemen sistem informasi. Domain manajemen merupakan keterampilan mengorganisasi program, supervisi personel, merencanakan dan mengadministrasikan dana serta fasilitas dan melaksanakan perubahan.5) Domain evaluasi, meliputi evaluasi masalah, pengukuran kriteria patokan, evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Tugas evaluasi adalah sebagai kegiatan manusia yang sudah lazim dilakukan sehari-hari, antara lain kegiatan atau peristiwa menurut sistem itu.Dari definisi di atas Seel, Barbara B dan Richey, Rita C (1994: 29) menyatakan antara kelima domain tersebut saling berhubungan erat dan sinergis. Adapun hubungan yang sinergis antara kelima domain tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2 Kawasan Teknologi Pendidikan

2.2 Multimedia

Multimedia dapat diartikan sebagai sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi, suara dan video. Aneka media tersebut digabungka menjadi satu kesatuan kerja yang akan menghasilkan suatu informasi yang tidak hanya dapat dilihat sebagai hasil cetakan, melainkan juga dapat didengar, membentuk simulasi dan animasi yang dapat membangkitkan minat dan memiliki nilai seni grafis yang tinggi dalam penyajiannya. Budi Sutedjo Dharma Oetomo yang dikutip Winarno(2009: 7)

Konsep penggabungan ini dengan sendirinya memerlukan beberapa jenis peralatan perangkat keras yang masing-masing tetap menjalankan fungsi utamanya sebagaimana biasanya dan komputer merupakan pengendali seluruh peralatan itu. Jenis peralatan itu adalah komputer, video, kamera, video, cassette recorder, OHP, CD. Informasi yang disajikan melalui multimedia berbentuk dokumen yang hidup dapat dilihat di layar monitor atau diproyeksikan ke layar lebar, dapat didengar suaranya dan dilihat gerakannya (video/animasi). Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti dan jelas.

Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, (UU SISDIKNAS No.20 Tahun 2003, Bab 1 Pasal 1 Ayat 20). Pembelajaran diselenggarakan dengan harapan agar siswa mampu menangkap/menerima, memproses, menyimpan, serta mengeluarkan informasi yang telah diolahnya Kehadiran teknologi multimedia dalam pembelajaran hanya bertindak sebagai pelengkap, tambahan atau alat bantu bagi guru. Multimedia tidak akan mengambil alih peran dan fungsiguru. Multimedia hanya sebagai pilihan dalam menyampaikan informasi kepada siswa untuk menciptakan suasana belajar mandiri yang menyenangkan. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa multimedia pembelajaran diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.

2.3 Mutu PendidikanPenyelenggaraan layanan belajar bagi peserta didik biasanya dikaji dalamkonteks mutu pendidikan yang erat hubungannya dengan kajian kualitasmanajemen dan sekolah efektif. Komite Sekolah/Madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan (Pasal 56, ayat 3 UU Nomor 20 Tahun 2003).

Hal ini untuk menjadikan organisasi tetap bertahan dan terus melangsungkan kehidupannya, masalah mutu harus menjadi perhatian termasuk dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, masalah mutu dalam dunia pendidikan harus menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah dan masyarakat. Mengingat masih diperlukan upaya yang serius guna meningkatkan mutu pendidikan serta persaingan global dalam bidang pendidikan yang menunjukkan kecenderungan makin meningkat dengan baik.

Merosotnya mutu pendidikan di Indonesia secara umum dan mutu pendidikan secara spesifik dilihat dari persepsi masyarakat luas dapat disebabkan oleh buruknya sistem pendidikan nasional dan rendahnya sumberdaya manusia.

Pengertian mutu dalam konteks pendidikan mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu melibatkan berbagai input seperti bahan ajar, metode pembelajaran, sarana sekolah, dukungan administrasi, dan sarana prasarana serta sumber daya lainnya untuk penciptaan suasana sekolah yang kondusif. Mutu dalam pendidikan untuk menjamin kualitas input, proses, produk/output, dan outcome sekolah sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas sekolah. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap diproses. Proses pendidikan yang bermutu apabila mampu menerapkan PAKEM yang efektif. Output dinyatakan bermutu jika hasil belajar akademik dan non akademik peserta didik tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserapdi dunia kerja, gaji wajar atau sesuai, dan semua pihak mengakui kehebatan lulusan dan merasa puas dengan kompetensi yang dimiliki oleh lulusan.

2.4 Pendidikan di Indonesia

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas) nomor 20 tahun 2003 mendefinisikan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Arah pendidikan bangsa Indonesia sudah bersifat utuh dan menyeluruh meliputi semua ranah pendidikan yaitu bertujuan untuk mengembangkan semua potensi yang ada dalam diri peserta didik. Muhyiddin (2012) mengatakan, Disamping untuk meningkatkan kepandaian dan intelektualitas, proses pendidikan juga harus dijiwai dengan nilai-nilai peningkatan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia, karena disinilah arah pendidikan nasional kita yang telah diatur undang-undang. Pendidikan tidak hanya ditujukan untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi saja atau hanya sekedar cerdas intelektualnya saja. Pendidikan juga harus diarahkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas sosial, cerdas pribadi/jiwa, cerdas spiritual, dan cerdas kinestetiknya.

III. ANALISIS DAN SINTESISIV. SIMPULAN DAN REKOMENDASI