MEMBANGUN JEJARING KAWASAN KONSERVASI...

15
Roni Bawole Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua, Manokwari. Email: [email protected]; [email protected] Rony Megawanto Conservation International Indonesia, Jakarta. Email: [email protected] MEMBANGUN JEJARING KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DI BIRD’S HEAD SEASCAPE - BHS) PAPUA: Konektivitas Biofisik dan Genetik. Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Jakarta, 9 – 10 Mei 2017

Transcript of MEMBANGUN JEJARING KAWASAN KONSERVASI...

Roni Bawole Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua, Manokwari.

Email: [email protected]; [email protected]

Rony Megawanto Conservation International Indonesia, Jakarta.

Email: [email protected]

MEMBANGUN JEJARING KAWASAN KONSERVASI

PERAIRAN DI BIRD’S HEAD SEASCAPE - BHS)

PAPUA: Konektivitas Biofisik dan Genetik.

Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Jakarta, 9 – 10 Mei 2017

OUTLINE PRESENTASI

1 Mengapa BHS Papua Penting?

2 Bagaimana Konektivitas Migrasi Spesies?

3 Bagaimana Konektivitas Genetik

4 Membangun jejaring KKP

Pekerjaan rumah 5

Prioritas Ekoregion di Indonesia

berdasarkan pertimbangan

biodiversitas; lingkaran hitam

(atas) menunjukkan penilaian

yang tinggi, dan warna merah

(bawah) menunjukan prioritas

utama konservasi.

@ Huffard et al. 2012

±Samudera Pacifik

KKP di Wilayah BHS Papua _Bentang Laut Kepala Burung

Ket.

KKP_Nasional (Kementrian KP)

Wilayah BHS KKP_ Daerah

KKP_Nasional (KemenLinHut)

@ Agung, 2016

• Sejak 2004, ada 3,5

juta ha KKP di wilayah

BHS

• Sejak 2008, PT, NGOs

dan pemerintah

bekerja dalam riset

ekologi & sosial

• Ada 9 KKP di BHS

dilihat status dan trend

perkembangan;

ekologi, sosial, tata

kelola dan kinerja

manajemen

MENGAPA KKP BHS PENTING?

• Terumbu Karang:

–1.700 spesies ikan karang (Allen, 2009)

–600 spesies karang (75% dari total species karang dunia

dan keanekaragaman tertinggi yang tercatat di dunia

(Veron et al. 2009; Wallace et al. 2011)

• Habitat Penting, yang dilindungi

–154,811 ha daerah karang & 49,976 ha mangrove

• Spesies kunci, penyu, hiu, hiu-paus, cetacean,

dugong/lumba-lumba dan pari manta

Gambar 1. Rute migrasi penyu belimbing dari wilayah BHS

Tempat peneluran penyu di wilayah BHS

Pergerakan Hiu-Paus: di BHS (Kiri) dan di Kaimana pada

Desember 2013 – Maret 2014 (Kanan)

Cetacean

• BHS merupakan hotspot bagi cetacean dan mendukung keragaman dan kesehatan populasi 31 spesies yang tercatat di perairan Indonesia yang masuk dalam IUCN Red List (Tomascik et al., 1997; Rudolf et al., 1997).

• 15 spesies cetacean tercatat di wilayah BHS, termasuk paus Bryde’s, paus false killer, paus killer dan paus sperm, dan paus Indo Pacific humpback, lumba-lumba pan tropical spotted dan lumba-lumba Fraser’s (Rudolf et al., 1997; Kahn, 2007, 2009).

DUGONG

• Dugong tercatat di wilayah pesisir sepanjang BHS,

termasuk di Teluk Cendrawasih, Biak dan Pulau

Padaido, Teluk Kwatisore, Sorong, Raja Ampat, Teluk

Bintuni, dan Fakfak-Kaimana (Marsh et al. 2002; De

Iongh et al. 2009; Kahn, 2009).

• Di Raja Ampat, survey dengan pemantauan dari

udara (aerial survey) menunjukan bahwa distribusi

dugong cukup luas di pulau-pulau utama; Salawati,

Batanta, bagian timur Waigeo, Selat Dampier, dan

bagian utara Misool (Wilson et al. 2010).

• Kemunculan dugong paling banyak, baik secara

individu maupun dalam kelompok (5-10 ekor)

tercatat di timur Waigeo, Batanta, dan barat

Salawati.

Pari Manta

• Di wilayah BHS, pari manta sering dijumpai di Raja Ampat, pulau Yapen, dan Teluk Cendrawasih.

• Dua ekor M. birostris yang di tandai (satellite tag) di Misool, Raja Ampat selama masing-masing 161 dan 164 hari, menunjukkan bahwa kedua individu ini tetap berada di wilayah ZEE Indonesia (dan lainnya di perairan Raja Ampat) selama periode tersebut.

• Dua jenis ini menghabiskan banyak waktunya pada kedalaman lebih dari 20 m (kedalaman rata-rata masing-masing individu 62 m dan 83 m)

• Jenis ini mengincar sumber makanan bentik, yang juga menjelaskan mengapa mereka berulang kali kembali ke daerah ini (site fidelity).

Pergerakan dua Manta birostris di

Tenggara Misool, Raja Ampat, pada

September 2012 (Sumber: Stewart et al.,

2013).

Pola karakteristik genetik secara geografis (Phylogeographic) ikan ikan cakalang

(Katsuwonus pelamis) (kiri) dan ekor kuning (Caesio cuning) (kanan).

1.

Inisiasi

2.

Konsultasi Publik

3.

Kesepakatan Bersama

4. Perjanjian kerjasama

5. Sosialisasi

DIMANA POSISI MEMBANGUN JEJARING KKP??

@ Permen KP-RI No. 13/2014 tetang Jejaring KKP

Nov 2013 Sosialisasi

Perman KP

Agt 2014 Workshop

Jejaring BHS

Agt 2015 & Sep 2016 Pengembangan Jejaring

BHS & Sekretariat

?????

KKP & KLKH

PEKERJAAN RUMAH

• Pengelolaan KKP-BHS berbasis pemerintah (KLHK, KKP dan

Pemerintah Provinsi dan masyarakat).

• Konektivitas biofisik BHS ditunjukkan dengan beberapa fakta, yaitu:

– Pergerakan/pola migrasi beberapa spesies kharismatik terancam

punah, seperti penyu, hiu, cetacean, pari manta, dan dugong.

– Pergerakan larva planktonik dari satu lokasi ke lokasi lain di

wilayah BHS

– Keterkaitan antar ekosistem pesisir, yaitu terumbu karang,

mangrove, dan padang lamun.

• KKP BHS memenuhi syarat untuk dikembangkan sebagai sebuah

Jejaring KKK yang perlu ditetapkan secara formal.