Kampanye Bangga di Kawasan Konservasi Laut Daerah...

36
Rencana Penelitian Kampanye Bangga di Kawasan Konservasi Laut Daerah Kofiau Boo NAMA : ADRIANUS J KAIBA, S.St.Pi ID NUMBER : 800 494 593

Transcript of Kampanye Bangga di Kawasan Konservasi Laut Daerah...

Rencana Penelitian

Kampanye Bangga di Kawasan Konservasi Laut Daerah Kofiau Boo

NAMA : ADRIANUS J KAIBA, S.St.PiID NUMBER : 800 494 593

Tahun 2012

Daftar Isi

Daftar Isi........................................................................................................................................i

Daftar Tabel..................................................................................................................................ii

Daftar Gambar.............................................................................................................................iii

1 Pendahuluan..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Tujuan.......................................................................................................2

1.3 CakupanGeografis...................................................................................2

2 Metodologi..............................................................................................................3

2.1 Pengumpulan Data Kualiitatif...............................................................6

2.1.1 Wawancara mendalam.................................................................6

2.1.2 Kelompok terarah.........................................................................7

2.2 Pengumpulan data kuantitatif..............................................................8

2.2.1 Survei Sosiologis............................................................................8

2.2.2 Pertanyaan tahap-tahap perubahan prilaku...............................11

2.3 Monitoring Threat Reduction dan Conservation Result...................11

2.3.1 Protokol Threat Reduction...........................................................13

2.3.2 Protokol Conservation Result.......................................................14

2.4 Kemungkinan tantangan Penelitian....................................................16

3 Analisis.......................................................................................................................16

Daftar Tabel

Tabel 1. daftar pertanyaan Penelitian..................................................................................................4

Tabel 2. Langkah – langkah Penelitian untuk Wawancara mendalam...............................................7

Tabel 3. Langkah – langkah Penelitian untuk Diskusi kelompok Terarah............................................7

Tabel 4. Populasi Jumlah Target Sampel.............................................................................................8

Tabel 5 Perencanaan Survei....................................................................................................9

Tabel 6. Sasaran Smart awal...............................................................................................................10

Tabel 7. Data TR dengan Metric dan Methology................................................................................13

Tabel 8. Data CR dengan Metric dan Methology................................................................................15

Tabel 9. Tantangan Selama di lapangan............................................................................................16

Daftar Gambar

Gambar 1. Peta KKLD Kofiau Boo............................................................................................3

Gambar 2. Rantai Hasil..........................................................................................................10

1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Salah satunya pembentukan kawasan konservasi adalah di Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat, yang berdasarkan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2009 tentang kawasan konservasi laut daerah Kabupaten Raja Ampat mengesahkan 6 kawasan konservasi dengan total luas1.125.940 ha. Wilayah Raja Ampat ini diperkirakan sebagai pusat keanekaragaman karang di dunia, terdapat 1470 jenis ikan (Allen and Erdmann., 2012), 699 jenis moluska (hewan lunak) dan 537 jenis hewan karang (Donelly, R, et al., 2002). Salah satu daerah di Raja Ampat yang memiliki keunikan sumberdaya laut dan karakteristik geologi yang unik adalah Kawasan konservasi perairan daerah KKLD Kofiau Boo. Habitat yang unik : Terumbu karang tepi, penghalang, taka, laguna dan cincin ,Mangrove, lamun, pantai berpasir laut yang dalam, selat sempit dan dalam. Sosio-ekonomi. Hak ulayat dan adat setempat Lokasi dan spesies yang penting bagi masyarakat local,Mengutamakan kepentingan masyarakat local,Mencegah pemanfaatan yang merusak dan yang berlebihan,Mencegah kepunahan satwa (kerapu & hiu),Minimal konflik pemanfaatan Pemerataan manfaat. Tahun terakhir monitoring bulan Maret tahun 2012, dan hasil monitoring terakhir tahun 2011 dampak kerusakan lingkungan yg diakibatkan oleh perubahan iklim sehingga terjadi pemutihan karang tidak terjadi di KKLD Kofiau,beberapa perubahan yg terjadi adalah abrasi pantai yg di sebabkan oleh Ombak. Kawasan Konservasi Laut Kofiau Boo memiliki wilayah Fringing North and South Exposed Reef; Fringing North Exposed Reef; Fringing South Exposed Reef; Fringing Sheltered Deep Reef; Fringing Sheltered Shallow Reef; Barrier South Exposed Reef; Patch North Exposed Ree; Patch Semi Exposed Reef; Lagoon Sheltered Shallow Reef; Atoll North and South Exposed Reef.

Saat ini sudah di lakukan zonasi yang diharapkan dapat mengatur pola pemanfaatan di KK LD Kofiau Boo yang salah satu zonanya di peruntukkan sebagai daerah larang ambil, yang diharapkan fungsinya nanti sebagai tempat pemijahan ikan sehingga dapat menyuplai larva dan ikan lainnya ke daerah pemanfaatan masyarakat. Dalam penentuan daerah larang ambil ini haruslah melibatkan masyarakat dan harus didukung juga aturan-aturan tingkat kampung sebagai dasarnya. Untuk mendukung pembuatan perencanaan dan pengelolaan oleh masyarakat di KKLD Kofiau Boo. Dinas Perikanan Raja Ampat dan The Nature Conservancy bersama RARE melakukan penelitian perubahan prilaku masyarakat yang nantinya terjadi setelah mengetahui dampak dari adanya daerah larang ambil tersebut. Adapun organisasi/institusi lain yang melakukan pekerjaan/proyek di kawasan, terkait dengan mitigasi atau adaptasi perubahan iklim. Proyek/pekerjaan yang dilakukan dan informasi kontak dari organisasi/lembaga seperti PHKA - DEPHUT, KKP, PEMDA, Institusi lain, Masyarakat lokal, LSM lokal, sektor swasta, Institusi Multi-lateral (Worldbank, UNESCO, USAID, UNEP) Universitas, Lembaga Penelitian, Yayasan & agen donor, Conservation International, WWF-Indonesia.

Perencanaan penelitian ini dituangkan dalam teori perubahan pada Kampanye Pride saya, bahwa KKLD Kofiau Boo merupakan salah satu kawasan konservasi di Raja Ampat yang sudah di zonasi, salah satu zonanya adalah zona ketahanan pangan dan pariwisata yang fungsinya akan menjadi bank ikan. Namun disana masih sering terjadi kegiatan penangkapan ikan baik itu oleh masyarakat lokal ataupun masyarakat pendatang. Jika kegiatan penangkapan ikan diwilayah tersebut dapat dihentikan maka biomassa ikan di Kofiau Boo dapat stabil jumlahnya dalam 2 tahun ke depan. Hal ini bisa dilakukan ketika masyarakat sudah mengetahui lokasi, fungsi dan manfaat zona tersebut, jenis aktivitas penangkapan yang diperbolehkan dan arti pentingnya terumbu karang. Dan sikap masyarakat sudah setuju dan mendukung masyarakat tidak menangkap ikan lagi dengan alat yang merusak. Tapi belum cukup disitu, karena perlu diadakan pengawasan oleh masyarakat dan membuat aturan kampung oleh masayarakat itu sendiri serta adanya peningkatan keterampilan lain di masyarakat. Jadi dalam penelitian ini perlu juga dilakukan kampanye kebanggaan di KKLD Kofiau Boo agar biomassa ikan dapat bertahan, dan bermanfaat bagi masyarakat.

1.2 TujuanTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi pengetahuan, perilaku dan sikap masyarakat dalam pengelolaan daerah larang tangkap sebelum dan sesudah Kampanye di KKPD Kofiau Boo.

2. Mengetahui efektifitas penerapan metode Kampanye Bangga dalam peningkatan pengetahuan masyarakat.

1.3 CakupanGeografisMasyarakat Kofiau merupakan masyarakat yang homogeny. Kepemilikan tanah berdasarkan marga terhadap beberapa pulau yang tersebar diseluruh kawasan. Tiap pulau dimiliki oleh setiap marga dari 4 kampung yang berada di Kofiau. Ada wilayah tertentu yang menjadi tempat makan bersama seluruh marga di 4 kampung. Mereka dikenal sebagai suku Beser, yang berasal dari Biak, sekitar 90 % dari jumlah penduduk Kofiau. Suku lainnya, yaitu pendatang dari (suku Menui) dan suku lainnya di Papua. Mayoritas masyarakat memeluk agama Kristen protestan. Wilayah ini terdiri dari 1 satu distrik dengan 4 kampung yang semuanya berada didalam kawasan konservasi laut. Untuk penelitian saya akan lakukan di Kampung Deer,Dibalal dan tolobi.

Kampung Deer terdiri dari 1 RW , 3 RT , dan 219 KK dengan jumlah Penduduk 930 jiwa, untuk pendatang ada dari Sulawesi, Maluku, Tobelo, Dobo, Bugis, Jawa sedangkan suku aslinya adalah Beteuw dengan marga besar Mambrasar, Dimara, Mayor,Umpain, Mambraku dan Ambrauw, Komoditi di kampung Deer Biasa mereka mengerjakan Kopra dan nelayan Ikan Asin , dengan batas wilayah administrasi kampung Deer adalah : Sebelah Utara : Berbatasan dengan p. Matop Sebelah Selatan : Berbatasan dengan p. Misol Sebelah Barat : Berbatasan dengan p. Halmahera Sebalah Timur : Berbatasan dengan p. Batanta dan Salawati

Kampung Dibalal terdiri dari, 3 RT , dan 201 KK dengan jumlah Penduduk 927 jiwa, untuk pendatang ada dari Menui (Sulawesi), Batak, Seram, Toraja dan NTT sedangkan suku aslinya adalah Beteuw dengan marga besar Ambrau, Mambrasar Ambafen, Watem Mambraku, Mambraku Fakdawer, Mayor Wauyai,Mambrasar, Rumfaker, Dimara Buen, Dimara Tukang, Mambraku,Kapitarau, Umpain, Mandurun dan Kalapain, Komoditi di kampung Dibalal Biasa mereka mengerjakan Kopra,Coklat,nelayan Lola dan Teripang , dengan batas wilayah administrasi kampung Dibalal adalah : Sebelah Utara : Berbatasan dengan p. Laut lepas Sebelah Selatan : Berbatasan dengan p. Kofiau Sebelah Barat : Berbatasan dengan p. Dibalal Kecil Sebalah Timur : Berbatasan dengan kampung Deer

Kampung Tolobi terdiri dari, 4 RT , dan 176 KK dengan jumlah Penduduk 708 jiwa, untuk pendatang ada dari Bugis, Menui, Batak sedangkan suku aslinya adalah Beteuw dengan marga besar Watem, Ambrau, Mambrasar, Mayor, Dimara dan Meosido. Komoditi di kampung Tolobi Biasa mereka mengerjakan Kopra,Coklat,nelayan Lola dan Teripang , dengan batas wilayah administrasi kampung Tolobi adalah : Sebelah Utara : Berbatasan dengan p. Tolobi Daratan Sebelah Selatan : Berbatasan dengan p. Laut lepas Sebelah Barat : Berbatasan dengan p. Gebe Besar Sebalah Timur : Berbatasan dengan p. Jailolo Besar

Gambar 1. Draft Zonasi KKPD Kofiau BOO dengan populasi penduduk 2.783 yang terdiri dari Jumlah penduduk laki-laki 1.484 orang dan perempuan 1.279 orang

2 Metodologi

Penelitian akan saya lakukan dalam beberapa bulan kedepan ini sesuai jadual mulai bulan agustus sedangkan total waktu penelitian ini akan dilakukan dalam kurung waktu enam bulan yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan yang akan lakukan di khalayak sasaran saya yaitu masyarakat Kampung Deer,Kampung dibalal,dan kampung Tolobi.

Metodologi yang dilakukan dalam penelitian dengan metode kualitatif dan kualitatif. Dengan mengembangkan 11 pertanyaan penelitian umum yang masing-masing pertanyaan akan ditentukan dengan metode yang tepat dan akan menjadi dasar dalam menyampaikan pesan kunci selama proses kampanye. Tabel 1 akan mengindentifikasi kategori pertanyaan penelitian yang umum dan pertanyaan penelitian yang spesifik untuk nelayan di KKPD Kofiau.

Tabel 1 Pertanyaan Penelitian Umum

No Pertanyaan Penelitian Umum Pertanyaan dalam KKLD KOFIAU BOO Jenis Pengumpulan Data Target penyelesaian Keputusan kampanye yang

dipengaruhi1 Mengapa khalayak sasaran

melakukan prilaku mereka saat ini?

Mengapa Bapak masih menangkap dengan menggunakan kompresor?

Kualitatif : wawancara mendalam dan/atau diskusi kelompok terarah

Fase Perencanaan - Segementasi khalak- Bauran pemasaran- Ringkasan kreatif

2 Apakah ada lebih dari satu khalayak sasaran yang perlu mengubah prilaku mereka saat ini?

Apakah ada kelompok/orang lain yang melakukan penangkapan dengan kompresor selain bapak ?

Kualitatif : wawancara mendalam dan/atau diskusi kelompok terarah

Fase Perencanaan - Pembuatan pertanyaan survey kuantitatif

- Segmentasi khalayak- Bauran pemasaran

3 Apakah ada khalayak yang memiliki pengaruh besar pada khalayak sasaran utama anda (misalnya para pemengaruh kunci)?

Apakah ada orang yang mempengaruhi/ mengajak bapak melakukan penangkapan ikan dengan cara kompressor?

Kualitatif : wawancara mendalam dan/atau diskusi kelompok terarah

Fase Perencanaan - Menentukan individu sasaran untuk penjangkauan dan dukungan

- Segmentasi khalayak- Mobilisasai masyarakat- Promosi

4 Apa yang dianggap sebagai halangan oleh khalayak sasaran anda untuk memulai prilaku yang baru?

Apa yang menjadi penghambat/halangan supaya berhenti melakukan penangkapan ikan dengan Kompresor?

Kualitatif : wawancara mendalam dan/atau diskusi kelompok terarah

Fase Perencanaan - Definisi pertukaran manfaat- Harga- Survei KAP yang telah

disempurnakan- Pengembangan pesan

5 Apa yang dianggap sebagai manfaat oleh khalayak sasaran anda untuk melaksanakan prilaku yang baru?

Apakah benar kalau menggunakan kompressor itu merugikan, dan menggunakan alat lain lebih bermanfaat? Kenapa bisa?

Kualitatif : wawancara mendalam dan/atau diskusi kelompok terarah

Fase Perencanaan - Definisi pertukaran manfaat- Harga- Servey KAP yang telah

disempurnakan- Pengembangan pesan

6 Sumberinformasi mana yang dicari oleh khlayak sasaran mengenai prilaku sasaran?

Sumber informasi mana yang diandalkan para nelayan untuk dijadikan dasar pembuatan keputusan perubahan perilaku mereka?

Kualitatif : wawancara mendalam dan/atau diskusi kelompok terarah

Fase Perencanaan - Promosi - Penempatan-

7 Siapa yang dipercaya oleh khalayak sasaran sebagai sumber informasi?

Siapa yang dipercaya oleh para nelayan mengenai informasi tentang praktek penangkapan dengan cara yg merusak?

Kualitatif : wawancara mendalam dan/atau diskusi kelompok terarah

Fase Perencanaan - Promosi- Penempatan- Pengembangan pesan

8 Bagaimana status pengetahuan, sikap dan praktek (serta tahap perubahan prilaku) bagi para

Bagaimana situasi KAP saat ini diantara para nelayan dan apa perubahan yang telah terjadi

Kuantitatif :Survei KAP

Survei pra/paska kampanye .(Fase perencanaan dan

- Pengembangan materi- Penilaian dampak

khalayak sasaran saat ini dan perubahan yang telah terjadi sebagai tanggapan terhadap kampaye pride?

sebagai tanggapan terhadap kampanye Pride?

fase pelaksanaan)

9 Apa bukti yang kita miliki bahwa penyingkiran halangan berhasil?

Bukti apa yang kita miliki bahwa para nelayan mengetahui lokasi NTZ Wamei,Gebe dan Boo besar di lokasi KKLD serta peraturan-peraturan di zona tersebut?

Kuantitatif : Fase Implementasi hingga akhir kampanye

- Rekaman keefektifan penyingkiran halangan

- Penilaian dampak

10 Bukti apa yang kita miliki bahwa khalayak sasaran mengadopsi prilaku baru?

Bukti apa yang kita miliki bahwa para nelayan tidak melakukan aktifitas penangkapan yang merusak di KKLD Kofiau Boo?

Kuantitatif :Obeservasi, Monitoring pemanfaatan sumberdaya

Fase Implementasi hingga akhir kampanye

- Penilaian dampak

11 Apa dampak jangka panjang tujuan pengurangan ancaman dan hasil konservasi?

Bukti apa yang kita miliki bahwa Jumlah biomasa ikan di NTZ KKLD Kofiau Boo tetap jumlahnya dan tidak ada aktifitas di zona tersebut ?

Kuantitatif :TR – tidak ada nelayan yang menangkap di ‘no-take zone’ atau nelayan tidak menggunakan alat tangkap merusak.CR – monitoring kesehatan karang.

5 tahun selanjutnya - Penilaian dampak terhadap TR/CR

2.1 Pengumpulan Data KualiitatifStudi mengenai nelayan Kofiau di KKLD kofiau Boo untuk membantu agar memahami apa saja yang mungkin merupakan kebutuhan mereka yang memahami apa yang akan mendorong khalayak sasaran saya untuk peduli dan mendukung perubahan akan memerlukan mendengarkan sisi-sisi emosional maupun rasional masalah konservasi semua data kualitatif akan di data dengan perekam dan catatan setelah meminta ijin kepada nelayan yang di wawancara.

2.1.1 Wawancara mendalamWawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam. Artinya kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh suatu susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Cadangan masalah tersebut adalah kapan menanyakannya, bagaimana urutannya, akan seperti apa rumusan pertanyaannya dan sebagainya yang biasanya muncul secara spontan sesuai dengan perkembangan situasi wawancara itu sendiri. Salah satu metode yang dipakai untuk mendapatkan data kualitatif mengenai isu penangkapan Bius,Kompresor, penangkapan berlebih dan penangkapan merusak lainnya adalah metode wawancara mendalam. metode wawancara mendalam merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan, Pertama, dengan wawancara, kita dapat menggali tindakan saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, tetapi juga apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada responden bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan juga masa mendatang.

Karena akan melaksanakan beberapa diskusi kelompok terarah, saya akan melaksanakan wawancara mendalam dengan paling kurang 4 orang Nelayan. Saya akan memastikan bahwa mereka berada disuatu tempat dimana tidak ada orang lain dan tidak ada gangguan atau interupsi. Wawancara-wawancara ini juga akan melibatkan beragam individu yang berbeda-beda dalam hal usia,gender,lamanyabekerja sebagai nelayan, dan jumlah waktunya mencari ikan. Juga akan dilibatkan individu-ndividu yang direkomendasikan oleh para nelayan yang lain sebagai orang yang mereka hormati, atau orang lain yang mengajukan dirinya secara sukarela dan bersedia. Wawancara-wawancara ini juga akan digunakan untuk membantu mengidentifikasi kalau-kalau ada perbedaan dalam hal motifasi, persepsi mengenai manfaat dan halangan.Hal-hal tersebut akan mempengaruhi pemilihan dan penentuan kelompok-kelompok terarah. Kalau lebih dari satu pewawancara, kami akan mengumpulkan mereka untuk berdiskusimengenai proses dan pertanyaan-pertanyaan yang utama.

Sebuah contoh pertanyaan terstruktur dalam wawancara mendalam dapat dilihat dalam Lampiran A. wawancara mendalam kepada nelayan pancing dasar. Selain itu saya akan menggunakan wawancara mendalam ini untuk mengidentifikasi 2-3 pemimpin yang terpercaya dalam setiap kampung yang juga akan di wawancarai. Sebuah contoh pertanyaan wawancara mendalam untuk para nelayan dapat ditemukan dalam Lampiran B. Tabel 1 menunjukkan langkah-langkah yang spesifik untuk melaksanakan penelitian ini.

Tabel 2. Langkah – langkah Penelitian untuk Wawancara mendalam

Langkah-langkah penelitian untuk wawancara mendalam Perkiraan waktu Observasi aktivitas masyarakat di kampung. Minggu I AgustusMengidentifikasi masyarakat yang sesuai untuk dilakuan wawancara. Minggu I SeptemberMenjadwalkan pertemuan untuk wawancara. Minggu III SeptemberMelaksanakan wawancara di Kampung. Minggu II OktoberMenganalisa wawancara mendalam. Minggu IV OktoberMembuat ringkasan hasilnya dalam tabel. Minggu III November

2.1.2 Kelompok terarahKelompok terarah merupakan suatu metode wawancara kelompok dimana interaksi antara moderator dan kelompok serta interaksi diantara para kelompok menjadi saran untuk memunculkan informasi dan wawasan dengan menanggapi berbagai petanyaan-pertanyaan yang telah dirancang dengan seksama. Metode ini sering disebut dengan istilah FGD. Strategi komonikasi yang sama sekali berbeda,dan consensus tidak ada kaitannya dengan penelitian kualitatif. Sifat dinamis pertanyaan yang diajukan oleh moderator dan kelompok menghasilkan tingkat wawasan yang jarang diperoleh dari alat pengumpulan informasi ‘satu arah’ seperti observasi,survey dan teknik-teknik wawancara dengan interaksi yang lebih sedikit. Percakapan – percakapan ini akan membantu saya dengan para Nelayan serta memberi informasi yang diperlukan untuk memahami pertukaran manfaat yang mungkin diperlukan untuk menghasilkan perubahan perilaku yang dapat dipertahankan. Percakapan-percakapan ini juga akan membantu menyempunakan rantai hasil dan survey kuantitatif saya (survey kuesioner) yang berkaitan , yang akan digunakan untuk melakukan sampel kelompok yang lebih besar.

Kelompok terarah akan diidentifikasi dan dilakukan untuk setiap khalayak. Karena perbedaan gender dan norma di antara penduduk di Kawasan Konservasi Laut Daerah Kofiau Boo, akan dilakukan dua kelompok terarah yang terpisah untuk nelayan : satu laki-laki, satu perempuan. Karena Nelayan kebanyak laki – laki, kelompok terarah untuk nelayan akan terdiri dari laki – laki saja. Mungkin akan ada kelompok terarah kedua, yaitu untuk istri nelayan , tergantung hasil penelitian kualitatif awal, agar dapat lebih menyempurnakan informasi mengenai apa yang mungkin memotivasi dan mendorong perilaku dalam khalayak nelayan. Untuk mengidentifikasi peserta, kami akan mengidentifikasi 8 – 10 individu yang dijadikan sampel untuk setiap kelompok terarah agar dapat memaksimalkan rentang karakteristik yang bias ditangkap dalam kelompok terarah ini. Ini merupakan teknik sampling yang biasa untuk kelompok terarah apabila (a) sampel relative kecil (b) beberapa karakteristik kunci khalayak yang membedakan individu dalam kelompok itu lebih diketahui.

Tabel 3.

Langkah-langkah penelitian untuk diskusi kelompok terarah Perkiraan watu

Menyelesaikan pedoman diskusi kelompok. AgustusMengidentifikasi dan mengkonfirmasi tempat yang sesuai untuk diskusi. Oktober Mengundang dan mengkonfirmasi kehadiran para individu kunci. OktoberMenyelengarakan dan menganalisis kelompok terarah. OktoberMembuat ringkasan hasil dalam tabel. NovemberMenyelesaikan rantai hasil dan sasaran. November

Untuk kelompok terarah nelayan, berikut ini ada beberapa karastristik yang akan kita masukkan :

Rentang usia (muda,paruh baya , dan lebih tua) Nelayan yang memiliki sejarah panjang menangkap ikan di KKLD Kofiau Nelayan yang relative baru dalam hal mencari ikan di KKLD Kofiau Nelayan dari masing-masing dari ketiga desa di KKLD Kofiau.

Setiap diskusi kelompok terarah akan memerlukan waktu 60 – 90 menit. Saya akan menjadi moderator setiap kelompok (atau menggunakan moderator yang terlatih) dan akan memastikan bahwa ada pembuat catatan yang terampil, sehingga saya (atau moderator yang lain) dapat memfokuskan diri pada mengarah percakapan. Hassil dari diskusi ini akan berupa rantai hasil dan juga konfirmasi fktor dasar pendorong perilaku.

2.2 Pengumpulan data kuantitatif

2.2.1 Survei Sosiologis

Teknik pelaksanaan survei merupakan simple random sampling (pemilihansampel acak sederhana) dengan mewawancara orang ketiga yang ditemui setelahorang sebelumnya. Tipe pertanyaan wawancara bersifat terbuka serta pertanyaansetengah tertutup yaitu jenis pertanyaan dengan memberikan pilihan tapi jugadisediakan jawaban “lainnya”.Untuk mencapai desain yang acak dan representative, survey akan diselenggarakan dari rumah ke rumah dengan menggunakan enumerator yang terlatih. Yang sebelum survey dilakukan pelatihan enumerator, yang bertujuan untuk menghindari terjadinya bias pada saat melakukan survey. Sedangkan survey setelah kampanye dilakukan pada akhir kampanye yaitu pada bulan Februari 2014. Untuk jadwal detailnya ditentukan setelah adanya hasil dari survey pra kampanye.

Tabel 4. Populasi Jumlah Target sampel

KKLD Kofiau Boo

Jumlah populasi Penduduk di

Kampung Deer,Dibalal dan

Tolobi

Jumlah laki-laki di 3 kampung

usia produktif

(75%)

Jumlah Nelayan Laki-

laki dikampung Deer,Dibalal dan Tolobi

% Jumlah nelayan

produktif

Sasaran jumlah nelayan untuk sampel

untuk Kampung Deer,Dibalal dan Tolobi (disensus)

Total

sampel

Jumlah 2.565 1923 156 316 156 472NB ; Total sampel adalah Jumlah populasi dikali Jml persen usia produktif,hasil dikalkulasi dengan System calculate untuk jumlah nelayan produktif (Sudah termasuk wanita) ditambah jumlah nelayan di Kampung Deer,Dibalal dan Tolobi

Tabel 5 perencanaan Survei

Langkah-langkah dalam penelitian kuantitatif Perkiraan waktu (Disesuaikan dengan Keadaan)Membuat daftar pertanyaan September 2012 Finalisasi Kuisioner Oktober 2012Menguji Kuisioner tahap I dan review kuisioner Oktober 2012Melakukan recruitment enumerator November 2012Pelatihan enumerator November 2012Menguji kuisioner tahap II dan review kuisioner November 2012Pelaksanaan survey KAP November – Desember 2012Input Data Desember 2012Analisa Data Januari 2012Penyusunan laporan Januari - Februari 2012

Penyusunan pertanyaan dalam kuisioner berdasarkan rantai hasil dan sasaran SMART yang telah dibuat sesuai dengan model konsep yang telah di buat. Gambar berikut ini adalah rantai hasil yang sudah dibuat berdasarkan draft model konsep. Namun rantai hasil ini, dapat berubah setelah melihat hasil dari penelitan kualitatif yang dilakukan sebelumnya.

Tabel 4. Sasaran Smart awal

Langkah dalam Teori Perubahan Hasil Antara Sasaran Awal

Pengetahuan (Knowledge)

Nelayan Kofiau mengetahui tentang jenis-jenis aktivitas penangkapan yang dilarang dalam UU.

Pengetahuan masyarakat kampung Deer,Dibalal dan Tolobi tentang jenis-jenis aktivitas penangkapan yang dilarang dalam UU Perikanan dan sanksinya dapat meningkat dari X% pada tahun 2011 menjadi Y% pada tahun 2014

Nelayan mengetahui lokasi ‘no-take zone’ dan kegiatan yang diperbolehkan di zona tersebut.

Pada tahun 2014 , jumlah nelayan di kampung Deer,Tolobi,dan Dibalal yang mengetahui lokasi 'no-take zone' dan kegiatan yang diperbolehkan di zona tersebut meningkat dari X% berdasarkan survei awal 2012 menjadi Y%

Nelayan mengetahui fungsi terumbu karang dan dampaknya kalau rusak Ikan akan berkurang,dan berpengaruh terhadap Biomasa ikan

Pengetahuan jumlah nelayan di kampung Deer,Tolobi,dan Dibalal tentang fungsi terumbu karang dan manfaatnya meningkat dari X% pada survei awal 2012 menjadi Y% pada tahun 2014

Sikap (Atitude) Nelayan setuju kalau penangkapan dengan bubu, kompressor, bom dan bius adalah kegiatan yang merusak.

Jumlah nelayan di kampung Deer,Tolobi dan dibalal yang setuju kalau penangkapan dengan bubu, kompressor, bom dan bius adalah kegiatan yang merusak meningkat dari X% pada survei awal di 2012 menjadi Y% pada tahun 2014

Nelayan percaya kalau ‘no – take zone’ memberikan manfaat untuk hasil perikanan mereka.

Pada tahun 2014 jumlah nelayan di Deer,Dibalal,dan Tolobi yang percaya kalau 'no-take zone' memberikan manfaat untuk hasil perikanan mereka mengalami peningkatan dari X% berdasarkan survei awal menjadi Y%.

Komunikasi Interpersonal dalam 6 bulan terakhir (Communication Interperconal)

Nelayan berdiskusi tentang fungsi terumbu karang dan dampaknya kalau rusak berpengaruh terhadap Tangkapan ikannya

Pada tahun 2014, nelayan di Deer,Tolobi dan Dibalal telah berbicara satu dengan yang lain mengenai fungsi terumbu karang dan dampaknya mengalami peningkatan dari X% pada survei awal tahun 2012 menjadi Y%.

Nelayan berdiskusi tentang ‘not-take zone’ dan kegiatan yang diperbolehkan di zona tersebut.

Jumlah nelayan di kampung Deer,Tolobi dan Dibalal telah berbicara satu dengan yang lain tentang 'no-take zone' dan kegiatan yang diperbolehkan di zona tersebut meningkat dari X% pada survei awal tahun 2012 menjadi Y%.

Nelayan berdiskusi bahwa penangkapan ikan dengan alat yang ramah lingkungan sangat bermanfaat untuk perikanan akan datang.

Jumlah nelayan di kampung Deer,Tolobi dan Dibalal telah berbicara satu dengan yang lain tentang penangkapan ikan dengan alat yang ramah lingkungan memberikan manfaat untuk perikanan akan datang meningkat dari X% pada survei awal tahun 2012 menjadi Y%.

Penyingkiran Halangan (Barrier Removal)

Membuat Peraturan kampung tentang pengawasan masyarakat

Pada tahun 2014 sudah ditetapkan peraturan kampung tentang Patroli lokal masyarakat di kampung Deer,Tolobi dan Dibalal

Membuat SOP pengawasan Pada tahun 2014 sudah ditetapkan SOP dan Tim pengawasan masyarakat oleh DKP Kabupaten Raja Ampat selanjutnya di implementasikan oleh kelompok masyarakat pengawas dari kampung Deer,Tolobi dan Dibalal.

Peningkatan keterampilan pemanfaatan sumberdaya laut

Pada tahun 2014 masyarakat nelayan Kampung Deer,Dibalal dan Tolobi sudah melakukan budidaya ikan kerapu yang mana bibit dan KJA di tahun 2012 didapat dari DKP

Peningkatan keterampilan pemanfaatan sumberdaya pesisir

Pada tahun 2014 masyarakat di 3 kampung sudah bertani Rumput laut yang mana hasilnya mudah dijual karena ada perhatian dari Pemerintah

Perubahan Perilaku (BC) Perilaku yang mana dan untuk kelompok yang mana yang harus berubah untuk mengurangi ancaman ini?

Pada akhir kampanye di tahun 2014, masyarakat Deer,Dibalal dan Tolobi di KKLD Kofiau sudah tidak melakukan penangkapan ikan dengan alat yang tidak ramah lingkungan dari X% berkurang menjadi Y%

Pengurangan ancaman (TR)

Apa ancaman-ancaman utama terhadap sasaran konservasi Anda, dan mana yang dapat Anda kurangi?

Pada tahun 2014, tidak ditemukan lagi kegiatan ‘Penangkapan’ di 3 daerah no take zone (Wamei,gebe dan Boo besar) di KKLD Kofiau.

Hasil Konservasi (CR)Apa sasaran konservasi (ekosistem, spesies dll) yang pelestariannya diusahakan oleh kampanye Anda, dan apa hasil konservasi yang Anda kehendaki?

Pada akhir kampanye tahun 2014, jumlah biomassa ikan di No Take Zone (Wamei,Gebe,dan Boo besar) di KKLD Kofiau tidak mengalami perubahan berdasarkan data dasar tahun 2011.

2.2.2 Pertanyaan tahap-tahap perubahan prilakuDalam penyusunan strategi kampanye dan pemasaran social nantinya, haruslah di ketahui tahapan perubahan prilaku yang berkembang di masyarakat. Menurut Kotler et al. 2002 dan Young et al. 2007 menyatakan tingkatanperubahan perilaku manusia meliputi:

- Prekontemplasi atau pra perenungan adalah tingkat niat orang dalam merubah perilaku dan umumnya menolak bahwa dirinya memiliki masalah dengan perilakunya.

- Fase kontemplasi atau perenungan dicirikan kesadaran bahwa ada sebuah masalah dan mulai memikirkan secara secara serius untuk memecahkannya.

- Fase preparasi atau persiapan, dicirikan dengan penyusunan perencanaan dan praduga sementara yang ditujukan untuk mengambil tindakan dalam beberapa waktu kedepan. Pada fase aksi dicirikan dengan perilaku orang yang melakukan tindakan berhubungan perubahan perilaku yang telah direncanakan.

- Fase Validasi adalah orang sudah pernah melakukan prilaku baru yang di saat tersebut.

- Fase pengelolaan dicirikan dengan kompromi secara individu terhadap fase yang telah maupun akan ditempuh.

- Fase terminasi merupakan fase pengelolaan dimana orang telah menetapkan perilaku yang dipilih sebagai sebuah keharusan untuk dijalani.

Untuk mengetahui kondisi tersebut, kita dapat menyisipkan beberapa pertanyaan tentang tahapan perubahan prilaku masyarakat.Misalnya :

Saya tidak pernah berpikir bahwa menangkap ikan berlebih akan mengancam sumberdaya laut akan datang.

Saya sudah berpikir bahwa penangkapan ikan berlebih akan mengancam sumberdaya laut akan datang. Saya berencana mendiskusikan penangkapan ikan berlebih dengan masyarakat yang lain. Saya pernah membicarakan penangkapan berlebih dengan masyarakat yang lain. Saya telah mendukung rencana penghentian penangkapan ikan berlebih. Saya sudah mengajak orang lain untuk mengatur penangkapan ikan dengan lebih baik.

2.3 Monitoring Threat Reduction dan Conservation Result

2.3.1 Protokol Threat ReductionUntuk mengetahui dampak kampanye dalam threat reduction / pengurangan ancaman dibutuhkan monitoring.TR dalam penelitian ini adalah pada tahun 2014 tidak ditemukannya lagi kegiatan penangkapan ikan di daerah larang ambil di KKLD Kofiau Boo khususnya wilayah larang ambil Wamei,Gebe dan Boo besar. Monitoring yang dilakukan untuk menilai TR tersebut adalah dengan melakukan pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut.

Pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut ini mencakup survei lapangan pada suatu daerah tertentu untuk mengidentifikasi tipe-tipe pemanfaatan sumberdaya yang ada di suatu daerah tertentu dan dilaksanakan berdasarkan protokol pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut yang sudah di kembangkan oleh The Nature Conservancy (Mous et al., 2004). ‘Pemanfaatan sumberdaya’ di sini diartikan sebagai pemanfaatan sumberdaya laut yang dapat diperbaharui (hayati), termasuk pemanfaatan ekstraktif (misalnya: penangkapan ikan, pengambilan batu karang) dan pemanfaatan non-ekstraktif (misalnya: pariwisata, pendidikan). Pengguna sumberdaya juga bisa dibedakan berdasarkan kategori ‘bergerak’ (seperti: pemancing dan alat tangkap sejenisnya) dan pengguna ‘tetap’ (seperti: budidaya rumput laut,Kopra, rumah berlabuh).

Tabel 7. Data TR dengan Metric dan Methology

Step In TOC Draf Objectives Metric Monitoring Methodology

TR- Nelayan tidak melakukan

penangkapan lagi di 3 NTZ (Wamei,Gebe,Boo Besar)

- Data dari 2006 sampai 2011 (Akan analis oleh Muhajir)

- Nelayan yang tidak menangkap ikan di 3 daerah NTZ (Wamei,Gebe,dan Boo besar) dari data tahun 2006-2011X% akan meningkat Y% pada akhir masa kampanye

- Nelayan yang terlibat di patroli dari data 2006-2011 X% akan Meningkat Y% di akhir masa kampanye

- Resources Monitoring- Disesuaikan dengan Sistem yang sudah di

buat oleh TNC

Uraiannya :

1. Data nelayan sesuai baseline yang sudah tahun 2006 sampai 2011 dan juga khalayak sasaran2. Akan di ambil lagi pada pengambilan data awal pada masa perencanaan dilapangan 3. Metode Kuantitatif dengan survei khalayak target dan resources monitoring dari TNC4. Data akan terkumpul pada Bulan Desember 2012

2.3.2 Protokol Conservation ResultPada tahun 2014 sangat diharapkan kondisi biomassa ikan di 3 ‘no-take zone’ dalam KKPD Kofiau Boo tidak mengalami perubahan dari data dasar yang di gunakan yaitu tahun 2011. Pemantauan target konservasi yang digunakan adalah monitoring kesehatan karang dengan melakukan pengukuran tutupan dasar perairan (bentik) dan komunitas ikan dengan berdasar protocol monitoring kesehatan terumbu karang dari Wilson and Green (2009)

Pengumpulan data komunitas bentik dilakukan dengan metode Point Intercept Transect (PIT) dengan mencatat 100 titik substrat pada transek sepanjang 50 meter. Tutupan bentik yang dicatat sebanyak 28 kategori dan dikelompokkan menjadi 7 kategori yaitu Karang Keras Hidup atau Hard Coral Live (HCL), Karang Lunak atauSoft Coral (SC),Alga atau Algae (AL), Substrat yang stabil atauAvailable Substrat (AS),Substrat yang bergerak atau Mobile Substrat (MS), Lainnya atauOther (OTH) dan Karang Memutih atauBleach Coral (BC) (Tabel 1). Setiap titik pengamatan dilakukan pengulangan sebanyak 3 transek dengan masing-masing sepanjang 50 meter.Pengamatan komunitas bentik dilakukan pada daerah yang landai atau slope pada kedalaman 10 meter.Pengamatan dan pencatatan tutupan karang dilakukan pada tingkat ‘life form’ atau bentuk pertumbuhan karang.

Kondisi kelimpahan dan biomassa ikan diamati dengan metode Underwater Visual Cencus dengan kombinasi metode transek sabukdan long swim. Ikan target yang dicatat adalah ikan komersial atau yang menjadi target tangkapan nelayan serta ikan pelagis yang mempunyai asosiasi dengan terumbu karang (Table 2).Ikan dicatat pada tingkat spesies atau family menyesuaikan dengan kemampuan si pengamat.Sebelum pengambilan data dilakukan pelatihan identifikasi jenis dan estimasi ukuran ikan sehingga pengamat mempunyai kemampuan yang standard.Jika pengamat ikan tidak yakin benar dengan spesies, cukup dicatat dalam kelompok famili ikan.Estimasi kecerahan perairan dicatat sebagai dasar perhitungan menentukan luas pengamatan.

Estimasi panjang ikan dengan transek sabuk digunakan untuk mengukur kelimpahan dan biomassa ikan.Sebanyak 5 transek dengan masing-masing panjang 50 meter digunakan untuk mencatat estimasi panjang ikan. Ikan dengan ukuran panjang total < 35 cm diamati sepanjang transek dengan lebar 5 meter atau 2.5 meter ke kiri dan 2.5 meter ke kanan. Sedangkan ikan dengan ukuran panjang total > 35 cm diamati sepanjang transek dengan lebar 20 meter atau 10 meter ke kanan dan 10 meter ke kiri.

Metode long swim dilakukan untuk pendataan ikan target yang berukuran lebih besar dari 35 cm. Long swim dilakukan setelah transek terakhir dengan berenang selama 20 menit. Panjang renang selama long swim dihitung dengan cara melakukan tracking lintasan dari titik awal sampai titik akhir long swimdengan bantuan GPS atau Global Positioning System. Jika kesulitan dalam melakukan tracking secara langsung, panjang lintasan long swim dihitung dengan bantuan aplikasi pemetaan ArcGIS 10. Estimasi panjang total ikan target dicatat pada tubir karang atau pada kedalaman 5 meter dengan lebar pengamatan sejauh 20 meter atau 10 meter ke kiri dan 10 meter ke kanan atau sesuai kecerahan perairan jika kecerahan kurang dari 10 meter.

Tabel 8. Data CR dengan Metric dan Methology

Step In

TOC

Draft objectif Metric Monitoring Methology

- Biomasa ikan di 3 NTZ (Wamei,Gebe,dan Boo besar) tidak mengalami perubahan pada tahun 2014

- Tunggu data ikan dari mas Pur TNC (data 2011)

- Data biomasa ikan tahun 2011 X% tidak mengalami perubahan pada akhir masa kampanye

- Reef Health Monitoring- Akan di monitoring lagi Pada

Maret/April 2014 - Akan dilaksanakan oleh TNC dan UPTD

KKPD Raja Ampat di Kofiau

Uraiannya ;1. Data Biomasa ikan di no take zone (Wamei,Gebe dan Boo besar) sesuai baseline data yang sudah

dilakukan monitoring tahun 2011 sampai sekarang belum diserahkan ole Mas Pur dan Ondo di TNC2. Akan di ambil lagi pada Akhir masa Kampanye Tahun 2014 bulan Maret 3. Metode Reef Health monitoring dari TNC4. Data akan terkumpul pada Bulan April 2014

2.4 Kemungkinan tantangan Selama di Kofiau

Saat melakukan penelitian, ada beberapa kendala yang dapat menjadikan tantangan penelitian dan secara jelas dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Tantangan Selama di lapangan

Tantangan Alternatif/SolusiNelayan tidak bersedia berpartisipasi dalam wawancara, atau tidak berada di lokasi.

Mengidentifikasi para tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh di masyarakat dengan menggunakan koneksi yang ada dan bekerja dengan mereka agar bisa ‘masuk’ dan membangun kepercayaan

Komunikasi dengan ppm dan team Lokasi yang berada di pulau-pulau dan memiliki akses internet terbatas, sehingga perencanaan di maksimalkan sebelum turun ke site.

Kondisi cuaca yang tidak menentu. Mencoba menyelesaikan semua survey sebelum musim angin Tidak tentu untuk Kabupaten Raja Ampat.

Kondisi Nelayan apabila tidak mau sama sekali untukDiwawancarai

Beraktifitas dengan baik agar mereka merasa di takut dengan kehadiran saya dengan Tim

Kegiatan Pemerintah yang wajib di ikuti biasanya dari Kepegawaian

Setelah Mengikuti pelatihan berjenjang (Pim 4 dan 3) di kepegawaian biasanya bulan Oktober (30 hari) baru melanjutkan penelitian lagi

3. Analisis

Kualitatif

Analisis yang baik memerlukan pemahaman yang menyeluruh atas data. Saya akan melakukan review segera setelah pertemuan kelompok terarah dengan moderator dan pembuat catatan dengan gabungan catatan tertulis dan rekaman kaset, untuk memastikan bahwa saya telah menangkap kesan, nuansa dan juga komunikasi tak terduga. Saya akan mengajukan pertanyaan spesifik kepada mereka mengenai bahasa tubuh dan nada suara untuk memastikan kami telah mengumpulkan rangkaian reaksi yang lengkap terhadap diskusi. Saya juga akan secara kritis melihat informasi yang ada untuk memastikan bahwa saya mempunyai semua yang saya perlukan untuk membuat keputusan mengenai segmentasi khalayak dan pengembangan strategi kampanye (bauran pemasaranan ) saya.

Kalau review informasi yang tersedia telah lengkap, saya akan melihat lagi setiap pertanyaan kualitatif yang telah diidentifikasi untuk memahami khalayak sasaran saya. Saya akan mengidentifikasi ketidak konsistenan dan menandai perbedaan-perbedaan kunci baik dari wawancara mendalam maupun kelompok terarah. Saya juga akan mengevaluasi apakah nampaknya ada perbedaan dalam motivasi yang menjadi dasar tergantung pada jenis wawancara perorangan atau kelompok (muda/tua, laki-laki/perempuan dst) dan kemudian memasukkannya ke dalam masing-masing profil khalayak. selain membuat pertanyaan spesifik yang saya cari jawabannya, saya juga akan membuat ringkasan gagasan-gagasan baru dan refleksi yang tak terduga, dengan penekanan pada hal-hal yang dapat mempengaruhi kampanye saya.

Dalam proses pelaksanaan wawancara mendalam dan kelompok terarah, saya juga mengharapkan untuk mendapat wawasan mengenai pengetahuan, sikap, dan pemicu komunikasi interpersonal.

Menangkap wawasan-wawasan tersebut akan membantu menyempurnakan :

Model Konsep Khalayak primer dan sekunder final Rantai Hasil final untuk setiap khalayak Sasaran SMART awal final Pertanyaan survey final Nantinya saya akan menggunakan data yang sama ini, dengan wawasan dari survey ini, untuk

membuat keputusan mengenai bauran pemasaran, ringkasan kreatif-termasuk pilihan media, dan pembuatan pesan.

Kuantitatif

Semua analisis kuantitatif akan dilakukan dalam survey Pro dengan data yang disimpan dalam Alat Pengelolaan Data. Masing-masing sasaran SMART akan dikembangkan dari data baseline akan digunakan untuk mengidentifikasi poin persentase perubahan setelah jangka waktu tertentu. Pertanyan kunci untuk mengevaluasi dampak kampanye saya yang telah teridentifikasi diatas akan di analisis dulu. Akan digunakan pertanyaan-pertanyaan tambahan untuk triangulasi dan validasi asumsi saya.

Semua hasil akan diringkas dan digunakan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat keputusan kampanye seperti yang telah diuraikan di atas. Hasil awal akan dilaporkan dalam sasaran SMART dalam rencana proyek di Kawasan Konservasi Laut Daerah Kofiau Boo yang telah di update. Hasil akhir akan di evaluasi dan dilaporkan dalam laporan pembelajaran kampanye.

Perkembangan dan hasil-hasil awal dalam TR dan CR akan dibuatkan ringkasannya dalam fase universitas terakhir oleh Mitra dan dimasukkan ke dalam laporan akhir.

Lampiran A. Jadwal Penelitian dan perencanaan

Langkah Waktu(jumlah hari)

Oleh siapa Status Biaya

Fase universitas PertamaModel Konsep Awal (Deleverable Rare Planet) Selama

Fase Unversitas Pertama

CM & Supervisor SelesaiRantai Hasil Awal (Deleverable Rare Planet) CM & Supervisor SelesaiSasaran SMART Awal (Deleverable Rare Planet) CM & Supervisor SelesaiTeori Perubahan awal (Deleverable Rare Planet) CM & Supervisor SelesaiRencana penelitian Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif TR dan CR Metrik, Metode dan data Baseline

CM & Supervisor Selesai

Tempat survei kuantitatif awal (Deleverable Rare Planet)

CM & Supervisor Selesai

Alat Manajemen Data Awal (Deleverable Rare Planet)

CM & Supervisor Selesai

Fase Perencanaan (Fase Lapangan)Melaksanakan Penelitian Kualitatif

15 – 20 hari

CM, dengan moderator dan pencatat

Tanggal telah ditentukan dan peserta ditentukan

Analisis Data Kualitatif (Deleverable Rare Planet)

15 – 20 hari

CM, dan Suvervisor dengan dukungan PPM

Menyelesaikan Model Konsep (Deleverable Rare Planet)

5 hari CM, dan Suvervisor dengan dukungan PPM

Menyelesaikan Segmentasi Khalayak sasaran (Deleverable Rare Planet)

3 – 5 hari CM, dan Suvervisor dengan dukungan PPM

Menyelesaikan Rantai Hasil (Deleverable Rare Planet)

3 – 5 hari CM, dan Suvervisor dengan persetujuan akhir dan dukungan PPM

Menyelesaikan Sasaran SMART Awal (Deleverable Rare Planet)

3 – 5 hari CM, dan Suvervisor dengan dukungan PPM

Memperbaharui Survei Kuantitatif 5 – 15 hari CM, dan Suvervisor dengan dukungan PPM

Memberikan pelatihan Kepada Enumerator dan Melakukan Pre-Testing Survei

10 - 20 hari CM dan Suvervisor dengan Dukungan PPM

Tanggal telah ditentukan agenda diselesaikan

dan enumerator ditentukan

Menyelesaikan Survei berdasarkan Pra-Tes (Deleverable Rare Planet)

2 – 3 hari CM, dengan Persetujuan Akhir dari PPM

Melaksanakan Penelitian Kuantitatif (Deliverable Rare Planet)

20 hari CM, Enumerator

Memasukkan dan membersihkan Data Survei (Deliverable Rare Planet)

10 – 20 hari

CM, Relawan

Fase Universitas KeduaRencana Operasional penyingkaran halangan BROP (Deleverable Rare Planet)

CM, Supervisor, Pemangku kepentingan Mitra

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Final (Deleverable Rare Planet)

CM

Status Khalayak Sasaran di Kontinum Perubahan Perilaku (Deleverable Rare Planet)

CM

Menyelesaikan sasaran SMART dengan data Baseline (Deleverable Rare Planet)

CM

Memperbaharui alat manajemen data (Deleverable Rare Planet)

CM

Menyeleseaikan Teori Perubahan (Deleverable Rare Planet)

CM, dengan persetujuan Akhir dari PPM

Strategi Khalayak sasaran Lebih dari Satu (Deleverable Rare Planet)

CM

Rencana Mobilisasi Masyarakat (Deleverable Rare Planet)

CM

Bauran Pemasaran (Deleverable Rare Planet) CMRingkasa Kreatif (Deleverable Rare Planet) CMRencana Kerja (Deleverable Rare Planet) CM, dengan

persetujuan Akhir dari Suvervisor dan PPM

Lampiran B. Kelompok Wawancara mendalam

Lampiran C. Kelompok Nelayan Terarah

Pembukaan:

Saya ucapkan terimakasih semua atas kedatangannya. Seperti yang telah kami beritahukan sebelumnya, selama 1 jam kedepan kita akan berdiskusi tentang beberapa pertanyaan yang sudah saya persiapkan. Nama saya Adrian bersama saya perkenalkan teman saya Otniel dari TNC yang akan mencatat semua hasil diskusi kita hari ini. Sebagai rasa terimakasih saya, setelah selesai kita akan menikmati hidangan yang sudah disiapkan. Kami tidak mencari jawaban yang benar hanya pekerjaan anda sebagai nelayan dan apa pendapat anda mengenai pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. Itu saja yang saya butuhkan dan kemudian kita semua akan istirahat dan menikmati makanan kecil yang telah dihidangkan.

No.

Pertanyaan Panduan Pertanyaan untuk wawancara mendalam

1 Mengapa khalayak sasaran melakukan prilaku mereka saat ini ?

Bagaimana kondisi perikanan di Kofiau saat ini?

2 Apakah ada khalayak sasaran lain yang perlu mengubah prilaku mereka saat ini

Apakah anda pernah melihat nelayan lain mencari di daerah Larang ambil?Apakah dalam 3 bulan terakhir anda nelayan luar menangkap dengan kompresor di perairan Kofiau

3 Apakah ada khalayak yang pengaruhnya besar terhadap sasaran utama anda?

Apakah ada orang yang mempengaruhi/ mengajak bapak melakukan penangkapan ikan dengan cara kompressor?

4 Apa yang dianggap sebagai halangan oleh khalayak sasaran anda untuk memulai prilaku baru?

Apa yang menghalangi bapak sehingga tidak melakukan penangkapan dengan mengguanakan kompressor?Apakah ada alat lain yang sering bapak lakukan untuk melakukan penangkapan ikan?

5 Apa yang dianggap sebagai manfaat oleh khalayak sasaran anda untuk melakukan prilaku yang baru?

Kalau anda tidak menggunakan kompressor menangkap ikan, apa hasilnya berbeda dengan menggunakan alat lain?Apakah bapak bisa menjelaskan, perbedaan cara penangkapan dengan kompressor dan alat lain?Apakah benar kalau menggunakan kompressor itu merugikan, dan menggunakan alat lain lebih bermanfaat? Kenapa bisa?

6 Sumber informasi yang dicari oleh khalayak sasaran mengenai prilaku sasaran?

Apa yang anda butuhkan sehingga tidak melakukan penangkapan dengan menggunakan kompressor?

7 Siapa yang dipercaya oleh khalayak sasaran sebagai sumber informasi?

Berikut ada bebarapa lembaga dibawah ini, mana yang membuat anda percaya?

Penutup

Terima kasih atas waktu dan kesedian anda untuk berbicara dengan kami. Kami akan mencoba memikirkan bagaimana mengatasi nelayan masih melaukan penangkapan ikan di No take zone pada KKLD Kofiau Boo dan kami akan memerlukan bantuan anda suatu hari nanti. Kami memahami apa yang telah anda menjawab semua pertanyaan kami dan hal itu akan membuat lebih muda bagi kami untuk membuatnya lebih muda bagi anda. Sekarang marilah kita pergi makan yang telah disediaka oleh Panitia.

Lampiran D. Agenda Pelatihan Enumerator

Tanggal 1-4 November

Jumlah Peserta: 6 Enumerator

Tujuan Pelatihan:Pada Akhir pelatihan Enumerator akan mampu :

Menguraikan tujuan survei kuisioner ini Menjelaskan Peran Enumerator Memperlihatkan keterampilan-keterampilan kunci dalam melaksankan survei kuisioner ini Melakukan Pre-test survei kuisioner Menyebabkan peran dan kuota dalam memilih responden Menunjukan wilayah dimana masing-masing enumerator akan melaksanakan survei kuisioner ini

Agenda:Pendahuluan: Maksud dan tujuan survei kuisioner (15 menit)

Peran enumerator: Diskusi tanya dan jawab (30 menit)

Review Survei Kuisioner (1 jam)Catatan Manajer Kampanye: Bagikan lembar survei kuisioner baca dalam kelompok perlihatkan bagaimana cara mengajukan masing-masing pertanyaan dan bagaimna pertanyaan penyaring (untuk khlayak sasaran tertentu); Berikan instruksitentang bagaimana mencatat berbagai jawaban yang berbeda.

Bermai Peran: Mewawancarai seorang Enumerator (30 menit)Catatan manajer Kampanye: Lakukan wawancara kuisioner dengan enumerator relawan ; perlihatkan kesalahan umum yang dilakukan pewawancara (seperti nampak setuju atau tidak setuju dengan responden,mengisi jawaban sebelum responden selesai berbicara, terlibat dalam debat dengan responden, memberi tahu responden jawaban yang benar dst.) Perlihatkan situasi umum dengan responden (seperti meminta penjelasan suatu pertanyaan memberikan jawan yang tidak ada dalam daftar dst); review pedoman dan peraturan untuk pewawancara.

Memilih Responden: bagaimana untuk memilih untuk Diwawancarai (1 jam)Catatan manajer Kampanye: jelaskan proses dan protokol sampling; Review bagaimana memilih setiap rumah ke-N bagaimana memilihseorang responden dalam rumah tersebut; jelaskan bagaimana cara mendekati orang untuk diwawancarai di lokasi-lokasi yang lain.

Berlatih dengan Saling Mewawancarai (1 jam)Catatan manajer Kampanye: Meminta enumerator bekerja berpasangan; meminta mereka berlatih saling memawancarai; diskusi observasi, hal-hal yang perlu diperhatikan dan kebutuhan akan lebih banyak dukungan

Melaksanakan Survei kuisioner (2 jam)Catatan manajer Kampanye: Meminta enumerator untuk keluar dan mengikuti prosedur sampling serta melakukan setidaknya satu wawancara (lebih baik 2-3);

Diskusi Penutup (1 jam)Catatan manajer Kampanye: Melakukan refleksi mengenai kegiatan; Bagaimana wawancara tadi? Apakah ada masalah?Apakah ada pertanyaan yang menimbulkan masalah dan perlu diubah?jelaskan bagaimana mengurus survei yang telah selesai dikerjakan untuk menjaga kerahasiaan.

Peninjauan Logistik (1 jam)Catatan manajer Kampanye: Menugaskan sektor dan jumlah survei; Tinjauan Logistik, termasuk transportasi, penginapan, uang makan, tanggal-tanggal, produktifitas yang diharapkan (jumlah survei per hari) bagaimana mencari bantuan, peraturan yang harus diikuti, dst; Tekankan perlunya untuk berlatih; berterimah kasih kepada mereka karena telah bersedia menjadi relawan.