Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu...

12
Edisi IX / Mei 2011 D a r i R e d a k s i Akhir bulan April 2011 yang lalu pendampingan BSK dalam kegiatan Program Investasi Masyarakat (PIM) yang berlokasi di tiga desa di Kecamatan Kaliorang berakhir. Kegiatan ini berlangsung hampir tiga tahun semenjak Agustus 2008 yang lalu. Terlalu cepat mengatakan kalau kegiatan pendampingan ini berhasil atau gagal. Perlu waktu untuk melihat perkembangan hasil pendampingan terutama yang berkaitan dengan pengembangan komoditas unggulan atau yang berkaitan dengan kapasitas pengurus KSM. Ini semua membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Terlepas dari itu semua, yang pasti adalah bahwa BSK sudah meletakkan dasar-dasar keberlanjutan, baik organisasi, usaha produktif maupun jejaring dengan pihak lain. Dasar-dasar keberlanjutan ini tentu saja perlu dipertahankan oleh KSM bersangkutan dan direspon oleh pemangku kepentingan untuk memastikan kegiatan KSM tetap berjalan walau BSK sudah meninggalkan KSM dampingan. Akhirnya, keberhasilan dan kegagalan KSM dan kegiatannya ke depan sangat bergantung pada seberapa besar komitmen dari KSM itu sendiri dan pihak terkait merespon dasar-dasar keberlanjutan yang sudah dibangun selama ini. Membangun Jaringan Pasar Selama dua hari, 27-28 April 2011, bertempat di ruangan pertemuan Bappeda Kutai Timur, berlangsung Workshop Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis. Acara ini diselenggarakan oleh Koperasi Karya Swadaya Mandiri dan CIP-BSK dan menampilkan produk-produk yang telah dikembangkan oleh KSM. Sebagaimana sudah diketahui, BSK telah melakukan pendampingan 24 KSM yang tersebar di tiga desa di Kecamatan Kaliorang selama lebih kurang tiga tahun. Hasilnya, KSM-KSM telah mampu melahirkan unit-unit usaha dengan pengembangan komoditas potensial berbasis sumberdaya lokal. Dari seluruh komoditas yang diusahakan oleh Kabid Sosial Budaya Bappeda Kutim Drs. Arjohansyah, Msi (tengah) memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara Workshop Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis. Daftar Isi Membangun Jaringan Pasar Memperbaiki Kualitas Produk Lewat Kemasan Bina Bersama Pelajari Pengolahan Pisang Ke Loa Kulu Sosialisasi Koperasi Karya Swadaya Mandiri Mau Kemana Kelompok Swadaya Masyarakat? Tingkatkan Pengetahuan Bertani Melalui Pelatihan Jaringan Irigasi 01 03 04 06 07 BSK Fasilitasi Bangun Jalan Usaha Tani 08 10 11 BSK Bangun Dasar-dasar Keberlanjutan

Transcript of Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu...

Page 1: Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu merumuskan sarana pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

12 BuletinInfo Pemberdayaan

Edisi IX / Mei 2011

Dari RedaksiA k h i r b u l a n A p r i l 2 0 1 1 ya n g l a l u

pendampingan BSK dalam kegiatan Program

Investasi Masyarakat (PIM) yang berlokasi di tiga

desa di Kecamatan Kaliorang berakhir. Kegiatan ini

berlangsung hampir tiga tahun semenjak Agustus

2008 yang lalu.

Terlalu cepat mengatakan kalau kegiatan

pendampingan ini berhasil atau gagal. Perlu waktu

u n t u k m e l i h a t p e r k e m b a n g a n h a s i l

pendampingan terutama yang berkaitan dengan

pengembangan komoditas unggulan atau yang

berkaitan dengan kapasitas pengurus KSM. Ini

semua membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Terlepas dari itu semua, yang pasti adalah bahwa BSK sudah meletakkan dasar-dasar keberlanjutan, baik

organisasi, usaha produktif maupun jejaring dengan pihak lain. Dasar-dasar keberlanjutan ini tentu saja perlu

dipertahankan oleh KSM bersangkutan dan direspon oleh pemangku kepentingan untuk memastikan kegiatan

KSM tetap berjalan walau BSK sudah meninggalkan KSM dampingan.

Akhirnya, keberhasilan dan kegagalan KSM dan kegiatannya ke depan sangat bergantung pada seberapa besar

komitmen dari KSM itu sendiri dan pihak terkait merespon dasar-dasar keberlanjutan yang sudah dibangun

selama ini.

Membangun Jaringan Pasar Selama dua hari, 27-28 April 2011, bertempat di

ruangan pertemuan Bappeda Kutai Timur,

berlangsung Workshop Pengembangan Jaringan dan

Expo Produk Agribisnis. Acara ini diselenggarakan oleh

Koperasi Karya Swadaya Mandiri dan CIP-BSK dan

m e n a m p i l ka n p ro d u k - p ro d u k ya n g te l a h

dikembangkan oleh KSM.

Sebagaimana sudah diketahui, BSK telah

melakukan pendampingan 24 KSM yang tersebar di

tiga desa di Kecamatan Kaliorang selama lebih kurang

tiga tahun. Hasilnya, KSM-KSM telah mampu

melahirkan unit-unit usaha dengan pengembangan

komoditas potensial berbasis sumberdaya lokal.

Dari seluruh komoditas yang diusahakan oleh

memberikan pemahaman dan ketrampilan kepada

para peserta terkait tata kelola irigasi pada areal lahan

pertanian padi.

Pelatihan operasional dan pemeliharaan saluran

irigasi ini berada di hamparan lahan Kelompok Rawa

Indah. Sebenarnya ada beberapa hamparan lahan

pertanian di Desa Bumi Sejahtera, namun dengan

pertimbangan keberlanjutan kegiatan BSK memilih

hamparan kelompok Rawa Indah sebagai lokasi

praktek pelatihan tersebut.

Seperti diketahui, KSM Rawa Indah merupakan

kelompok yang mendapatkan fasilitasi demplot

penangkaran padi varietas Cibogo hampir dua tahun

yang lalu. Pelatihan ini tentu saja sangat berkaitan

dengan penguatan kapasitas kelompok untuk

mendapatkan pengetahuan bagaimana operasional

dan pemeliharaan saluran irigasi yang pada akhirnya

juga berpengaruh pada peningkatan produksi.

Usai pelatihan pada hari pertama, hari kedua

trainer bersama peserta pelatihan melakukan praktek

susur jaringan. Susur jaringan bertujuan untuk melihat

kondisi riil di lapangan, menentukan titik jaringan

untuk perbaikan jaringan, pengukuran, praktek

pembersihan saluran yang mampet.

Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini

peserta diharapkan mampu merumuskan sarana

pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan

operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Tak hanya

itu, peserta pelatihan diharapkan juga mampu

menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan

operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi secara

berkelanjutan agar tujuan untuk meningkatkan

produktifitas padi dapat tercapai (ya). Kabid Sosial Budaya Bappeda Kutim Drs. Arjohansyah, Msi (tengah) memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara Workshop Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis.

Usai pelatihan trainer Goyu Ismujati (menunjuk) bersama peserta pelatihan melakukan praktek susur jaringan.

Da

fta

r Is

i Membangun Jaringan Pasar

Memperbaiki Kualitas Produk Lewat Kemasan

Bina Bersama Pelajari Pengolahan Pisang Ke Loa Kulu

Sosialisasi Koperasi Karya Swadaya Mandiri

Mau Kemana Kelompok Swadaya Masyarakat?

Tingkatkan Pengetahuan Bertani Melalui Pelatihan Jaringan Irigasi

01

03

04

06

07

BSK Fasilitasi Bangun Jalan Usaha Tani 08

10

11

BSK Bangun Dasar-dasar Keberlanjutan

Page 2: Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu merumuskan sarana pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

Penasehat

Tim Redaksi

Diterbitkan Oleh

Jupriansyah

YosfialdiIkhwan SafaatAde Suparman

Tim Bina Swadaya Konsultan

Alamat RedaksiJl. Poros Perdau – Kalindo, Desa Sepaso Barat, Kec. BengalonKab. Kutai Timur – Kalimantan TimurHp: 0818707469 Email: [email protected]

SUSUNAN REDAKSI

anggota KSM saat ini baik pertanian, perikanan,

perkebunan, peternakan dan juga industri kecil,

ditetapkan ada 5 (lima) komoditas unggulan yang

dikembangkan KSM, yaitu pisang, kakao, padi, rumput

l a u t d a n ko m p o s . S e l a i n i t u , KS M j u ga

mengembangkan produk olahan berupa keripik

pisang, tepung pisang, kue kering, rimpi pisang,

minyak kelapa, Virgin Coconut Oil (VCO), serta aneka

makanan olahan rumput laut.

Komoditas ini ditetapkan berdasarkan analisa

kelayakan agribisnis yaitu kelayakan pra produksi,

produksi, pasca panen, pemasaran dan juga lembaga

pendukung. Selain itu, dinilai juga penyerapan pada

anggota dengan melihat kepada jumlah anggota yang

melakukan usaha tersebut.

Potensi produksi dari 5 komoditas unggulan cukup

besar. Berdasarkan survei yang dilakukan pada bulan

Januari 2011, untuk komoditas pisang, potensi produk

yang dihasilkan di tiag desa + 150.000 sisir per bulan,

komoditas kakao + 1.500 kg per bulan di luar musim

panen raya, komoditas padi + 500 ton per panen,

rumput laut + 15 ton per 45 hari dan akan bertambah

terus setiap panennya dan kompos dengan kapasitas

40 ton per bulan.

Komoditas-komoditas yang potensial di atas tentu

saja tidak akan ada apa-apanya kalau tidak ada pasar,

jaringan usaha dan perhatian dari pihak-pihak terkait.

Di sinilah arti penting diselenggarakannya workshop di

atas yang juga menjadi bagian dari exit strategy

program CIP-BSK.

Sebagai lembaga yang akan memasarkan produk-

produk unggulan KSM di atas, Koperasi Karya Swadaya

Mandiri menjadi “pemain” utama dalam acara ini.

Menurut Team Leader CIP-BSK Jupriansyah, tujuan

workshop ini, diantaranya, adalah bagaimana

membangun jaringan pasar, mempromosikan produk-

produk KSM dan mempromosikan Koperasi Karya

Swadaya Mandiri.

Dengan tujuan tersebut diharapkan keberadaan

Koperasi Karya Swadaya Mandiri diakui oleh

stakeholder, produk lokal dapat dikenal lebih luas dan

koperasi mendapat dukungan penguatan modal dari

pihak terkait. Lebih dari itu, diharapkan juga adanya

tindak lanjut pembinaan terhadap keberadaan

koperasi dan juga produk yang dihasilkan sehingga

tercipta keberlanjutan kelembagaan dan produk

unggulannya.

Momen ini sangat tepat bagi koperasi karena

mengundang banyak pihak. Diantara pihak-pihak yang

diundang adalah SKPD dan dinas-dinas terkait,

Bappeda Kutim, Kadin Prop. Kaltim, Koperasi K3PC,

Camat Kaliorang, BPP Kaliorang, Pemdes (ya).

BSK Bangun Dasar-dasar Keberlanjutan

Program Investasi Masyarakat (PIM) berakhir pada

akhir April 2011. Program pendampingan masyarakat

berbasis kelompok (KSM) ini, bagaimana pun juga,

telah mengalami banyak perubahan dan dampak

dalam masyarakat bila dibandingkan dengan sebelum

program ini masuk tiga tahun yang lalu.

Meski masih banyak yang perlu dibenahi, namun

bila dilihat dari lima bidang hasil pokok (5 BHP) yang

menjadi dasar-dasar keberlanjutan KSM dampingan,

nampaknya sudah muncul. Kelima bidang hasil pokok

itu adalah organisasi, administrasi, permodalan,

usaha produktif dan jejaring.

Pertama, kondisi organisasi. Secara keseluruhan

kondisi organisasi KSM dampingan CIP-BSK sudah

bagus, bahkan diantara mereka sudah ada yang

mandiri. Disamping struktur kepengurusan sudah

jelas dan pengurus telah menjalankan peran masing-

masing, KSM juga telah melaksanakan rapat bulanan

secara teratur.

Kedua, kondisi administrasi. Hampir semua KSM

dampingan kondisi administrasi organisasi dan

administrasi keuangan sudah berjalan dengan baik.

Indikasinya adalah KSM sudah memiliki pembukuan

administrasi organisasi dan administrasi keuangan

serta telah menjalankannya dengan benar. Disamping

itu, KSM dampingan juga telah melaporkan kegiatan

KSM dan keuangan kepada anggota secara berkala.

Ketiga, pemupukan modal swadaya. Kondisi ketiga

ini menjadi perhatian besar dari kegiatan CIP-BSK.

KSM didorong untuk melakukan pemupukan modal

dalam bentuk menabung hingga membuahkan hasil

yang cukup menggembirakan. Hampir 24 KSM

melakukan pemupukan modal dan melakukan

kegiatan simpan pinjam. Kegiatan ini sangat

bermanfaat bagi anggota KSM dalam menjalankan

usaha masing-masing anggota.

Hingga Februari 2011, jumlah modal yang sudah

terkumpul mencapai Rp 179.279.400,- untuk tiga

desa, masing-masing Rp 76.770.400 di Desa

Selangkau, Rp 27.596.000 di Desa Kaliorang dan Rp

74.913.000 di Desa Bumi Sejahtera.

Keempat, usaha produktif. Di setiap desa

dampingan (Selangkau, Kaliorang dan Bumi Sejahtera)

sudah memiliki usaha produktif yang siap dipasarkan.

Manager Unit Keuangan Mikro Koperasi Karya Swadaya Mandiri Hasbullah menyampaikan program-program koperasi di depan SKPD Kutai Timur.

BSK fasilitasi KSM dalam peningkatan kapasitas kelompok melalui pelatihan-pelatihan.

2 BuletinInfo Pemberdayaan

BuletinInfo Pemberdayaan 3BuletinInfo Pemberdayaan

Page 3: Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu merumuskan sarana pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

Penasehat

Tim Redaksi

Diterbitkan Oleh

Jupriansyah

YosfialdiIkhwan SafaatAde Suparman

Tim Bina Swadaya Konsultan

Alamat RedaksiJl. Poros Perdau – Kalindo, Desa Sepaso Barat, Kec. BengalonKab. Kutai Timur – Kalimantan TimurHp: 0818707469 Email: [email protected]

SUSUNAN REDAKSI

anggota KSM saat ini baik pertanian, perikanan,

perkebunan, peternakan dan juga industri kecil,

ditetapkan ada 5 (lima) komoditas unggulan yang

dikembangkan KSM, yaitu pisang, kakao, padi, rumput

l a u t d a n ko m p o s . S e l a i n i t u , KS M j u ga

mengembangkan produk olahan berupa keripik

pisang, tepung pisang, kue kering, rimpi pisang,

minyak kelapa, Virgin Coconut Oil (VCO), serta aneka

makanan olahan rumput laut.

Komoditas ini ditetapkan berdasarkan analisa

kelayakan agribisnis yaitu kelayakan pra produksi,

produksi, pasca panen, pemasaran dan juga lembaga

pendukung. Selain itu, dinilai juga penyerapan pada

anggota dengan melihat kepada jumlah anggota yang

melakukan usaha tersebut.

Potensi produksi dari 5 komoditas unggulan cukup

besar. Berdasarkan survei yang dilakukan pada bulan

Januari 2011, untuk komoditas pisang, potensi produk

yang dihasilkan di tiag desa + 150.000 sisir per bulan,

komoditas kakao + 1.500 kg per bulan di luar musim

panen raya, komoditas padi + 500 ton per panen,

rumput laut + 15 ton per 45 hari dan akan bertambah

terus setiap panennya dan kompos dengan kapasitas

40 ton per bulan.

Komoditas-komoditas yang potensial di atas tentu

saja tidak akan ada apa-apanya kalau tidak ada pasar,

jaringan usaha dan perhatian dari pihak-pihak terkait.

Di sinilah arti penting diselenggarakannya workshop di

atas yang juga menjadi bagian dari exit strategy

program CIP-BSK.

Sebagai lembaga yang akan memasarkan produk-

produk unggulan KSM di atas, Koperasi Karya Swadaya

Mandiri menjadi “pemain” utama dalam acara ini.

Menurut Team Leader CIP-BSK Jupriansyah, tujuan

workshop ini, diantaranya, adalah bagaimana

membangun jaringan pasar, mempromosikan produk-

produk KSM dan mempromosikan Koperasi Karya

Swadaya Mandiri.

Dengan tujuan tersebut diharapkan keberadaan

Koperasi Karya Swadaya Mandiri diakui oleh

stakeholder, produk lokal dapat dikenal lebih luas dan

koperasi mendapat dukungan penguatan modal dari

pihak terkait. Lebih dari itu, diharapkan juga adanya

tindak lanjut pembinaan terhadap keberadaan

koperasi dan juga produk yang dihasilkan sehingga

tercipta keberlanjutan kelembagaan dan produk

unggulannya.

Momen ini sangat tepat bagi koperasi karena

mengundang banyak pihak. Diantara pihak-pihak yang

diundang adalah SKPD dan dinas-dinas terkait,

Bappeda Kutim, Kadin Prop. Kaltim, Koperasi K3PC,

Camat Kaliorang, BPP Kaliorang, Pemdes (ya).

BSK Bangun Dasar-dasar Keberlanjutan

Program Investasi Masyarakat (PIM) berakhir pada

akhir April 2011. Program pendampingan masyarakat

berbasis kelompok (KSM) ini, bagaimana pun juga,

telah mengalami banyak perubahan dan dampak

dalam masyarakat bila dibandingkan dengan sebelum

program ini masuk tiga tahun yang lalu.

Meski masih banyak yang perlu dibenahi, namun

bila dilihat dari lima bidang hasil pokok (5 BHP) yang

menjadi dasar-dasar keberlanjutan KSM dampingan,

nampaknya sudah muncul. Kelima bidang hasil pokok

itu adalah organisasi, administrasi, permodalan,

usaha produktif dan jejaring.

Pertama, kondisi organisasi. Secara keseluruhan

kondisi organisasi KSM dampingan CIP-BSK sudah

bagus, bahkan diantara mereka sudah ada yang

mandiri. Disamping struktur kepengurusan sudah

jelas dan pengurus telah menjalankan peran masing-

masing, KSM juga telah melaksanakan rapat bulanan

secara teratur.

Kedua, kondisi administrasi. Hampir semua KSM

dampingan kondisi administrasi organisasi dan

administrasi keuangan sudah berjalan dengan baik.

Indikasinya adalah KSM sudah memiliki pembukuan

administrasi organisasi dan administrasi keuangan

serta telah menjalankannya dengan benar. Disamping

itu, KSM dampingan juga telah melaporkan kegiatan

KSM dan keuangan kepada anggota secara berkala.

Ketiga, pemupukan modal swadaya. Kondisi ketiga

ini menjadi perhatian besar dari kegiatan CIP-BSK.

KSM didorong untuk melakukan pemupukan modal

dalam bentuk menabung hingga membuahkan hasil

yang cukup menggembirakan. Hampir 24 KSM

melakukan pemupukan modal dan melakukan

kegiatan simpan pinjam. Kegiatan ini sangat

bermanfaat bagi anggota KSM dalam menjalankan

usaha masing-masing anggota.

Hingga Februari 2011, jumlah modal yang sudah

terkumpul mencapai Rp 179.279.400,- untuk tiga

desa, masing-masing Rp 76.770.400 di Desa

Selangkau, Rp 27.596.000 di Desa Kaliorang dan Rp

74.913.000 di Desa Bumi Sejahtera.

Keempat, usaha produktif. Di setiap desa

dampingan (Selangkau, Kaliorang dan Bumi Sejahtera)

sudah memiliki usaha produktif yang siap dipasarkan.

Manager Unit Keuangan Mikro Koperasi Karya Swadaya Mandiri Hasbullah menyampaikan program-program koperasi di depan SKPD Kutai Timur.

BSK fasilitasi KSM dalam peningkatan kapasitas kelompok melalui pelatihan-pelatihan.

2 BuletinInfo Pemberdayaan

BuletinInfo Pemberdayaan 3BuletinInfo Pemberdayaan

Page 4: Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu merumuskan sarana pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

4 Buletin BuletinInfo Pemberdayaan 5BuletinInfo PemberdayaanInfo Pemberdayaan

Diantara komoditas unggulan KSM yang menjadi fokus

utama dalam usaha produktifnya adalah pisang, padi,

kakao, rumput laut, kompos dan olahan pisang. Usaha

produktif ini sudah dibangun lebih kurang setahun

terakhir dan sudah menjalin kerja sama dengan

berbagai pihak.

Kelima, jejaring. Untuk memenuhi pasar dari

usaha produktif yang dikembangkan oleh KSM, BSK

sudah berupaya memfasilitasi dengan berbagai pihak.

Selain dinas terkait, BSK juga telah memfasilitasi

dengan pihak swasta, seperti PT. Sang Hyang Seri.

Sebagai exit strategy dari kegiatan ini, selama

beberapa bulan terakhir CIP-BSK memfokus diri untuk

membangun jejaring dengan berbagai pihak. Upaya ini

bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan selama

ini tidak berhenti ketika BSK tidak mendampingi lagi.

Disamping upaya di atas, BSK juga memfasilitasi

pembentukan Pusat Pembelajaran Masyarakat (PPM)

dan Koperasi. Dua lembaga ini sudah terbentuk sejak

lima bulan yang lalu. PPM diharapkan mampu

melanjutkan kegiatan yang sudah berjalan selama ini

(bidang kelembagaan). Sementara itu, koperasi juga

diharapkan mampu mengembangkan usaha (bidang

agribisnis) yang sudah dikembangkan selama ini (ya).

Memperbaiki Kualitas Produk Lewat Kemasan

Pengembangan komoditas berbasis agribisnis dan

sumber daya lokal kini sudah membuahkan hasil.

Hingga sekarang KSM sudah mampu menghasilkan

produk dan siap dipasarkan. Sebut misalnya, kompos,

padi, olahan ikan, olahan pisang (rimpi, tepung, kue),

VCO, minyak kelapa dan nata decoco. Keseriusan KSM

juga terlihat jelas dalam mengembangkan produk-

produk unggulan untuk meningkatkan ekonomi

masyarakat.

Kecuali itu, nampaknya upaya yang dilakukan

selama ini masih mengalami kelemahan. Salah

satunya adalah dari sisi pengemasan. Selama ini

fokusnya masih pada bagaimana menghasilkan

produk, dan belum pada pengembangan kemasan.

Untuk menutupi kelemahan tersebut agar produk

yang dihasilkan mampu bersaing dan menarik di

pasaran, baru-baru ini (18-19 April 2011) CIP-BSK

menyelenggarakan pelatihan pembuatan kemasan

yang berlangsung di Desa Kaliorang. Pelatihan ini

sesungguhnya kali kedua setelah pelatihan kemasan

pertama yang berlangsung pada November tahun lalu.

Dalam sambutannya, Team Leader CIP-BSK

berharap dengan pelatihan ini para peserta mampu

menghasilkan desain kemasan yang inovatif.

Sementara trainer Supriyadi mengatakan, apa pun

produk yang akan dijual tidak bisa lepas dari kemasan.

Semakin menarik sebuah kemasan, jelas Supriyadi,

maka daya tarik orang membeli sebuah produk akan

semakin tinggi.

Jika pelatihan pertama pada November tahun lalu

lebih kepada pengenalan dan dasar-dasar desain

kemasan, maka pada pelatihan yang berlangsung di

rumah Kepala Desa Kaliorang kali ini lebih pada

praktek bagaimana mendesain sebuah kemasan

semenarik mungkin serta menghasilkan kemasan yang

akan dipakai pada produk masing-masing KSM.

Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti

pelatihan ini. ”Saya merasa senang mengikuti

pelatihan kemasan ini. Pelatihan ini sangat

bermanfaat bagi pengembangan kualitas produk-

produk KSM untuk bisa diterima di pasar. Salah satu

kelemahan (produk) kita terletak pada kemasannya,”

kata Darmawati, Ketua KSM Bina Bersama yang

mengembangkan olahan pisang.

Untuk menambah pengetahuan peserta, kamis

(21/4), CIP-BSK melakukan studi banding ke UPTD

Pusat Pengembangan dan Promosi Kerajinan (UPTD

P3K) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan

Salah satu komoditas andalan KSM dampingan adalah benih padi varietas unggul. Pasar komoditas ini sudah dirintis melalui kerja sama dengan PT. Sang Hyang Seri.

Pengolahan kompos di Desa Bumi Sejahtera. Usaha produktif ini juga didukung dan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kutai Timur.

Trainer Supriyadi memperkenalkan peralatan pembuatan kemasan melalui sablon kepada peserta pelatihan.

Ketua KSM Bina Bersama Darmawati (kanan) mempraktekkan proses pembuatan desain kemasan yang didampingi oleh trainer Supriyadi.

Ibu-ibu dari berbagai KSM asyik mengikuti pelatihan pembuatan kemasan. Diantara usaha produktif yang ditangani ibu-ibu adalah tepung pisang, kue, rimpi pisang, dan olahan rumput laut.

Page 5: Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu merumuskan sarana pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

4 Buletin BuletinInfo Pemberdayaan 5BuletinInfo PemberdayaanInfo Pemberdayaan

Diantara komoditas unggulan KSM yang menjadi fokus

utama dalam usaha produktifnya adalah pisang, padi,

kakao, rumput laut, kompos dan olahan pisang. Usaha

produktif ini sudah dibangun lebih kurang setahun

terakhir dan sudah menjalin kerja sama dengan

berbagai pihak.

Kelima, jejaring. Untuk memenuhi pasar dari

usaha produktif yang dikembangkan oleh KSM, BSK

sudah berupaya memfasilitasi dengan berbagai pihak.

Selain dinas terkait, BSK juga telah memfasilitasi

dengan pihak swasta, seperti PT. Sang Hyang Seri.

Sebagai exit strategy dari kegiatan ini, selama

beberapa bulan terakhir CIP-BSK memfokus diri untuk

membangun jejaring dengan berbagai pihak. Upaya ini

bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan selama

ini tidak berhenti ketika BSK tidak mendampingi lagi.

Disamping upaya di atas, BSK juga memfasilitasi

pembentukan Pusat Pembelajaran Masyarakat (PPM)

dan Koperasi. Dua lembaga ini sudah terbentuk sejak

lima bulan yang lalu. PPM diharapkan mampu

melanjutkan kegiatan yang sudah berjalan selama ini

(bidang kelembagaan). Sementara itu, koperasi juga

diharapkan mampu mengembangkan usaha (bidang

agribisnis) yang sudah dikembangkan selama ini (ya).

Memperbaiki Kualitas Produk Lewat Kemasan

Pengembangan komoditas berbasis agribisnis dan

sumber daya lokal kini sudah membuahkan hasil.

Hingga sekarang KSM sudah mampu menghasilkan

produk dan siap dipasarkan. Sebut misalnya, kompos,

padi, olahan ikan, olahan pisang (rimpi, tepung, kue),

VCO, minyak kelapa dan nata decoco. Keseriusan KSM

juga terlihat jelas dalam mengembangkan produk-

produk unggulan untuk meningkatkan ekonomi

masyarakat.

Kecuali itu, nampaknya upaya yang dilakukan

selama ini masih mengalami kelemahan. Salah

satunya adalah dari sisi pengemasan. Selama ini

fokusnya masih pada bagaimana menghasilkan

produk, dan belum pada pengembangan kemasan.

Untuk menutupi kelemahan tersebut agar produk

yang dihasilkan mampu bersaing dan menarik di

pasaran, baru-baru ini (18-19 April 2011) CIP-BSK

menyelenggarakan pelatihan pembuatan kemasan

yang berlangsung di Desa Kaliorang. Pelatihan ini

sesungguhnya kali kedua setelah pelatihan kemasan

pertama yang berlangsung pada November tahun lalu.

Dalam sambutannya, Team Leader CIP-BSK

berharap dengan pelatihan ini para peserta mampu

menghasilkan desain kemasan yang inovatif.

Sementara trainer Supriyadi mengatakan, apa pun

produk yang akan dijual tidak bisa lepas dari kemasan.

Semakin menarik sebuah kemasan, jelas Supriyadi,

maka daya tarik orang membeli sebuah produk akan

semakin tinggi.

Jika pelatihan pertama pada November tahun lalu

lebih kepada pengenalan dan dasar-dasar desain

kemasan, maka pada pelatihan yang berlangsung di

rumah Kepala Desa Kaliorang kali ini lebih pada

praktek bagaimana mendesain sebuah kemasan

semenarik mungkin serta menghasilkan kemasan yang

akan dipakai pada produk masing-masing KSM.

Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti

pelatihan ini. ”Saya merasa senang mengikuti

pelatihan kemasan ini. Pelatihan ini sangat

bermanfaat bagi pengembangan kualitas produk-

produk KSM untuk bisa diterima di pasar. Salah satu

kelemahan (produk) kita terletak pada kemasannya,”

kata Darmawati, Ketua KSM Bina Bersama yang

mengembangkan olahan pisang.

Untuk menambah pengetahuan peserta, kamis

(21/4), CIP-BSK melakukan studi banding ke UPTD

Pusat Pengembangan dan Promosi Kerajinan (UPTD

P3K) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan

Salah satu komoditas andalan KSM dampingan adalah benih padi varietas unggul. Pasar komoditas ini sudah dirintis melalui kerja sama dengan PT. Sang Hyang Seri.

Pengolahan kompos di Desa Bumi Sejahtera. Usaha produktif ini juga didukung dan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kutai Timur.

Trainer Supriyadi memperkenalkan peralatan pembuatan kemasan melalui sablon kepada peserta pelatihan.

Ketua KSM Bina Bersama Darmawati (kanan) mempraktekkan proses pembuatan desain kemasan yang didampingi oleh trainer Supriyadi.

Ibu-ibu dari berbagai KSM asyik mengikuti pelatihan pembuatan kemasan. Diantara usaha produktif yang ditangani ibu-ibu adalah tepung pisang, kue, rimpi pisang, dan olahan rumput laut.

Page 6: Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu merumuskan sarana pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

”Dengan kegiatan ini kami merasa senang dan bisa

menambah pengetahuan kami tentang bagaimana

mengatahui pengolahan pisang di tempat lain,”

ungkap Suparmi di sela-sela kunjungan studi banding

KSM Bina Bersama ke Loa Kulu, Kutai Kartanegara,

Jumat (22/4).

Sebagaimana diketahui, KSM Bina Bersama yang

diketuai oleh Darmawati ini adalah kelompok

dampingan Bina Swadaya Konsultan yang bergerak di

bidang pengolahan pisang. Saat ini KSM ini sudah

mampu memproduksi olahan pisang berupa tepung

pisang, kue kering, rimpi pisang, dan keripik pisang.

Merasa ada kebutuhan untuk menambah

pengetahuan dan membandingkan dengan cara

pengolahan yang selama ini dilakukan oleh Bina

Bersama, Bina Swadaya Konsultan memfasilitasi studi

banding ini ke Kelompok Gerbang Dayaku Binaan

Dinas Indakop dan Dinas Pertanian Propinsi

Kalimantan Timur.

Kelompok Gerbang Dayaku yang memiliki tenaga

kerja 7 orang terbilang maju. ”Fokus kegiatan

kelompok kami adalah keripik nangka dan pisang,

sementara olahan seperti kue kering, kue basah, dan

tepung pisang hanya bersifat musiman, yaitu

diproduksi saat bulan haji atau hajatan nikah,” jelas

Haris Munandar, pengelola usaha Gerbang Dayaku

kepada Info Pemberdayaan.

Menurut Haris Munandar, kelompoknya bisa maju,

salah satunya, difasilitasi dan dibina oleh Dinas

Indakop dan Dinas Pertanian Propinsi Kalimantan

Timur. Kelompok ini dikasih bantuan dari Dinas

Pertanian berupa satu paket vakum senilai Rp 40 juta,

alat pengemas, dan kemasan. Sementara itu, Dinas

Indakop memfasilitasi dalam pembuatan PIRT, label

halal, dan kelayakan produk.

Produk-produk kelompok Gerbang Dayaku sudah

masuk ke UKM Center Samarinda, pertokoan di

Tenggarong, dan sebuah mini market (Dika Raya) yang

juga berada di Tenggarong. Bahkan pernah menolak

permintaan dari Australia yang meminta dua

kontainer per bulan karena kelompok ini kesulitan

dengan bahan bakunya yang masih mengandalkan di

sekitar Tenggarong.

Tak hanya itu, kelompok ini juga tak asing dengan

pameran-pameran, mulai dari tingkat Kota

Tenggarong, Prop. Kaltim hingga ke Jakarta. ”Grafik

perkembangan kelompok kami selama ini selalu naik,”

jelas Haris Munandar.

Di tempat inilah KSM Bina Bersama menimba

pengetahuan seputar pengolahan pisang dan

pembuatan kue. Menurut penuturan Ibu Nur Alam,

salah seorang peserta, ada dua yang membuat hasil

olahan Gerbang Dayaku bagus, yaitu peralatan yang

sudah bagus dan perlakuan (masalah teknis) pada

pengolahan pisang.

Dalam pembuatan kue, kelompok ini sudah

memiliki oven yang berkapasitas 2000 watt yang tentu

saja agak sulit digunakan di Desa Kaliorang. Sementara

untuk pembuatan keripik pisang, kelompok yang

berdiri tujuh tahun lalu ini juga telah menggunakan

peralatan vakum yang berkapasitas 6 kg untuk sekali

goreng (ya).

Sosialisasi Koperasi Karya Swadaya Mandiri

Bagi masyarakat, koperasi sudah tidak asing lagi

termasuk di Kecamatan Kaliorang. Bahkan sejak lama

koperasi sudah ada di daerah ini, jumlahnya mencapai

40-an. Namun demikian, banyak warga yang trauma

dengan koperasi karena beberapa hal. Salah satunya

adalah adanya rasa saling tidak percaya antara

anggota dengan pengurus koperasi.

Kepala Desa Kaliorang M. Hajir juga mengatakan

bahwa keberadaan koperasi di Kecamatan Kaliorang

sebenarnya cukup banyak, namun hanya berjalan di

tempat. Keberadaannya tidak didukung dengan

penguatan kelembagaan dan penguatan sumber daya

manusianya.

Keraguan yang selama ini menyelimuti masyarakat

Kaliorang akan koperasi kini mulai hilang. Semenjak

Bina Swadaya Konsultan (BSK) memfasilitasi Koperasi

Serba Usaha Karya Swadaya Mandiri akhir tahun 2010,

masyarakat mulai mendapatkan arah dan bagaimana

seharusnya koperasi itu berfungsi.

Hal serupa juga terlihat saat sosialisasi koperasi

Karya Swadaya Mandiri di tiga desa dampingan (BSK).

S o s i a l i s a s i d i D e s a Ka l i o ra n g , m i s a l nya ,

memperlihatkan begitu semangatnya warga yang

hadir dan merespon kehadiran koperasi. Tak kurang

enam puluh orang hadir sosialisasi yang bertempat di

Mushalla Al-Muhajirin.

Banyak warga yang bertanya tentang cara kerja

koperasi Karya Swadaya Mandiri karena masih

dibayang-banyangi oleh buruknya citra koperasi

selama ini. Warga tentu saja tidak mau bergabung

kalau koperasi Karya Swadaya Mandiri persis seperti

koperasi-koperasi yang lain.

Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Kaliorang M.

Hajir minta satukan persepsi di masyarakat demi

KSM Bina Bersama mempraktekkan pembuatan keripik pisang dengan cara yang dilakukan Kelompok Gerbang Dayaku.

Pengelola usaha Gerbang Dayaku Haris Munandar (kanan) menjelaskan alat penggorengan keripik pisang kepada KSM Bina Bersama. Vakum ini bisa menampung 6 kg pisang untuk sekali goreng.

Launching Koperasi Karya Swadaya Mandiri yang bertempat di Desa Kaliorang.

Bina Bersama Pelajari Pegolahan Pisang Ke Loa Kulu

2 BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan6 Buletin

Info PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan 7

Page 7: Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu merumuskan sarana pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

”Dengan kegiatan ini kami merasa senang dan bisa

menambah pengetahuan kami tentang bagaimana

mengatahui pengolahan pisang di tempat lain,”

ungkap Suparmi di sela-sela kunjungan studi banding

KSM Bina Bersama ke Loa Kulu, Kutai Kartanegara,

Jumat (22/4).

Sebagaimana diketahui, KSM Bina Bersama yang

diketuai oleh Darmawati ini adalah kelompok

dampingan Bina Swadaya Konsultan yang bergerak di

bidang pengolahan pisang. Saat ini KSM ini sudah

mampu memproduksi olahan pisang berupa tepung

pisang, kue kering, rimpi pisang, dan keripik pisang.

Merasa ada kebutuhan untuk menambah

pengetahuan dan membandingkan dengan cara

pengolahan yang selama ini dilakukan oleh Bina

Bersama, Bina Swadaya Konsultan memfasilitasi studi

banding ini ke Kelompok Gerbang Dayaku Binaan

Dinas Indakop dan Dinas Pertanian Propinsi

Kalimantan Timur.

Kelompok Gerbang Dayaku yang memiliki tenaga

kerja 7 orang terbilang maju. ”Fokus kegiatan

kelompok kami adalah keripik nangka dan pisang,

sementara olahan seperti kue kering, kue basah, dan

tepung pisang hanya bersifat musiman, yaitu

diproduksi saat bulan haji atau hajatan nikah,” jelas

Haris Munandar, pengelola usaha Gerbang Dayaku

kepada Info Pemberdayaan.

Menurut Haris Munandar, kelompoknya bisa maju,

salah satunya, difasilitasi dan dibina oleh Dinas

Indakop dan Dinas Pertanian Propinsi Kalimantan

Timur. Kelompok ini dikasih bantuan dari Dinas

Pertanian berupa satu paket vakum senilai Rp 40 juta,

alat pengemas, dan kemasan. Sementara itu, Dinas

Indakop memfasilitasi dalam pembuatan PIRT, label

halal, dan kelayakan produk.

Produk-produk kelompok Gerbang Dayaku sudah

masuk ke UKM Center Samarinda, pertokoan di

Tenggarong, dan sebuah mini market (Dika Raya) yang

juga berada di Tenggarong. Bahkan pernah menolak

permintaan dari Australia yang meminta dua

kontainer per bulan karena kelompok ini kesulitan

dengan bahan bakunya yang masih mengandalkan di

sekitar Tenggarong.

Tak hanya itu, kelompok ini juga tak asing dengan

pameran-pameran, mulai dari tingkat Kota

Tenggarong, Prop. Kaltim hingga ke Jakarta. ”Grafik

perkembangan kelompok kami selama ini selalu naik,”

jelas Haris Munandar.

Di tempat inilah KSM Bina Bersama menimba

pengetahuan seputar pengolahan pisang dan

pembuatan kue. Menurut penuturan Ibu Nur Alam,

salah seorang peserta, ada dua yang membuat hasil

olahan Gerbang Dayaku bagus, yaitu peralatan yang

sudah bagus dan perlakuan (masalah teknis) pada

pengolahan pisang.

Dalam pembuatan kue, kelompok ini sudah

memiliki oven yang berkapasitas 2000 watt yang tentu

saja agak sulit digunakan di Desa Kaliorang. Sementara

untuk pembuatan keripik pisang, kelompok yang

berdiri tujuh tahun lalu ini juga telah menggunakan

peralatan vakum yang berkapasitas 6 kg untuk sekali

goreng (ya).

Sosialisasi Koperasi Karya Swadaya Mandiri

Bagi masyarakat, koperasi sudah tidak asing lagi

termasuk di Kecamatan Kaliorang. Bahkan sejak lama

koperasi sudah ada di daerah ini, jumlahnya mencapai

40-an. Namun demikian, banyak warga yang trauma

dengan koperasi karena beberapa hal. Salah satunya

adalah adanya rasa saling tidak percaya antara

anggota dengan pengurus koperasi.

Kepala Desa Kaliorang M. Hajir juga mengatakan

bahwa keberadaan koperasi di Kecamatan Kaliorang

sebenarnya cukup banyak, namun hanya berjalan di

tempat. Keberadaannya tidak didukung dengan

penguatan kelembagaan dan penguatan sumber daya

manusianya.

Keraguan yang selama ini menyelimuti masyarakat

Kaliorang akan koperasi kini mulai hilang. Semenjak

Bina Swadaya Konsultan (BSK) memfasilitasi Koperasi

Serba Usaha Karya Swadaya Mandiri akhir tahun 2010,

masyarakat mulai mendapatkan arah dan bagaimana

seharusnya koperasi itu berfungsi.

Hal serupa juga terlihat saat sosialisasi koperasi

Karya Swadaya Mandiri di tiga desa dampingan (BSK).

S o s i a l i s a s i d i D e s a Ka l i o ra n g , m i s a l nya ,

memperlihatkan begitu semangatnya warga yang

hadir dan merespon kehadiran koperasi. Tak kurang

enam puluh orang hadir sosialisasi yang bertempat di

Mushalla Al-Muhajirin.

Banyak warga yang bertanya tentang cara kerja

koperasi Karya Swadaya Mandiri karena masih

dibayang-banyangi oleh buruknya citra koperasi

selama ini. Warga tentu saja tidak mau bergabung

kalau koperasi Karya Swadaya Mandiri persis seperti

koperasi-koperasi yang lain.

Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Kaliorang M.

Hajir minta satukan persepsi di masyarakat demi

KSM Bina Bersama mempraktekkan pembuatan keripik pisang dengan cara yang dilakukan Kelompok Gerbang Dayaku.

Pengelola usaha Gerbang Dayaku Haris Munandar (kanan) menjelaskan alat penggorengan keripik pisang kepada KSM Bina Bersama. Vakum ini bisa menampung 6 kg pisang untuk sekali goreng.

Launching Koperasi Karya Swadaya Mandiri yang bertempat di Desa Kaliorang.

Bina Bersama Pelajari Pegolahan Pisang Ke Loa Kulu

2 BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan6 Buletin

Info PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan 7

Page 8: Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu merumuskan sarana pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

BuletinInfo Pemberdayaan

BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan8 9

memajukan koperasi. Dia berpendapat, koperasi

mampu membantu pengembangan usaha masyarakat

di Desa Kaliorang. Lebih jauh dia mengatakan bahwa

Pemerintah Desa Kaliorang siap mendukung

keberadaan koperasi.

M i n a t m a s y a ra k a t t e r h a d a p ko p e ra s i

sesungguhnya cukup tinggi. Ini terlihat dengan

banyaknya koperasi di tengah-tengah masyarakat.

Tetapi, menurut TA Keuangan Mikro Ion Subagyo,

tidak banyak orang menjalankan koperasi sesuai

dengan semangatnya. Menurutnya, untuk

menjalankan koperasi dengan baik perlu menegakkan

nilai-nilai koperasi, yakni menolong diri sendiri,

bertanggung jawab pada diri sendiri, demokratis,

kesetaraan, keadilan, solidaritas, dan swadaya.

Untuk sementara keanggotaan koperasi ini masih

pada anggota KSM dampingan (BSK) yang terdapat di

tiga desa (Selangkau, Kaliorang, dan Bumi Sejahtera).

Ke depannya tidak menutup kemungkinan

anggotanya berasal dari luar anggota KSM atau dari

luar desa dampingan.

Koperasi ini memiliki dua unit, yakni unit keungan

mikro dan unit pengembangan usaha produktif. Unit

keungan mikro terdiri dari lima unit kegiatan, yakni

perkreditan dan pemasaran, keuangan dan akutansi,

diklat dan media, perlindungan dan tata usaha.

Sementara itu, unit pengembangan usaha produktif

terdiri dari bidang usaha produktif padi, pisang,

kompos, olahan, dan rumput laut.

Banyak anggota KSM yang cukup tertarik dengan

kehadiran koperasi ini terutama untuk melakukan

simpan pinjamnya. Di Desa Kaliorang, misalnya,

banyak anggota KSM yang meminta formulir

pendaftaran. Perkembangan Koperasi Karya Swdaya

Mandiri hingga sekarang cukup menggembirakan.

Hingga minggu pertama bulan Mei ini sudah ada 80

anggota dengan tabungan sebesar Rp 67 juta (ya).

BSK Fasilitasi Bangun Jalan Usaha Tani

Sejak setahun yang lalu, Desa Selangkau

ditetapkan sebagai desa mandiri pangan oleh Badan

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kutai

Timur dalam Program Aksi Desa Mandiri Pangan

(Proksi Mapan). Untuk mencapai program tersebut

masih banyak yang perlu dibenahi, diantaranya adalah

masalah infrastruktur atau jalan menuju lahan

pertanian.

Kondisi jalan tani yang belum bagus tentu saja

tidak sebanding dengan luas lahan pertanian yang

dimiliki desa yang dulu dikenal sebagai lumbung

pangan di Kec.Kaliorang dan Kutai Timur ini. BSK ingin

mensinergikan program BKPP tersebut dengan

program-program yang sudah dilakukan selama ini.

Belum lama ini, tepatnya pertengahan April 2011,

tiga KSM membangun jalan usaha tani berupa

jembatan. Tiga KSM itu adalah Mekar Tani, Suka

Damai, dan Sejahtera Bersama. Dalam kesempatan itu

juga direhab dua buah jembatan yang melewati lahan

pertanian dan merehab pintu air yang rusak.

Jumlah jembatan yang dibangun dan berbahan

kayu ulin tersebut sebanyak 17 jembatan yang terdiri

dari 2 jembatan untuk KSM Mekar Tani (dengan biaya

Rp 3.574.000,-), 10 jembatan untuk KSM Suka Damai

(Rp 7.225.000,-), dan 5 jembatan untuk KSM Sejahtera

Bersama (Rp 4.709.000,-). Sementara itu, panjang

jembatan yang dibangun bervariasi mulai dari 4m

hingga 8m dengan lebar yang sama, yaitu 2m.

Menurut pendamping Desa Selangkau, Ichsanul

Fikri, pembuatan jalan usaha tani tersebut

dimaksudkan untuk mempermudah akses petani

menuju lahan pertaniannya. Selama ini, dengan

kondisi jalan yang tidak begitu bagus, petani merasa

kesulitan melewati lahannya apalagi kalau sudah

membawa peralatan pertanian seperti hand tractor.

Sebulan sebelum pembuatan jalan usaha tani, BSK

menyelenggarakan pelatihan teknis jalan usaha tani

yang bertempat di Balai Pertemuan Desa Selangkau.

Bertindak sebagai fasilitator Bpk. Alfian dan

narasumber Bpk. Bayan, masing-masing dari Dinas

Pertanian Kutai Timur.

Hal-hal yang disampaikan oleh narasumber adalah

penjelasan mengenai kebijakan pemerintah saat ini

tentang pembangunan pertanian, penjelasan tentang

jenis jalan usaha tani, tehnik pemeliharaan jalan,

pemetaan kondisi jalan saat ini dan perangkingan

usulan kebutuhan jalan serta jembatan yang bisa

diswakelola secara gotong-royong maupun yang

dapat diusulkan ke Dinas terkait.

Ketua Koperasi Karya Swadaya Mandiri Mahmud menyampaikan program-program koperasi saat sosialisasi di Desa Bumi Sejahtera.

Anggota KSM Suka Damai merampungkan pembuatan jalan usaha tani yang menghubungkan jalan umum dengan lahan pertanian.

Jalan usaha tani sangat mendesak bagi petani KSM Suka Damai untuk memperlancar ke areal sawah mereka terutama saat membawa hand tractor.

Page 9: Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu merumuskan sarana pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

BuletinInfo Pemberdayaan

BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan8 9

memajukan koperasi. Dia berpendapat, koperasi

mampu membantu pengembangan usaha masyarakat

di Desa Kaliorang. Lebih jauh dia mengatakan bahwa

Pemerintah Desa Kaliorang siap mendukung

keberadaan koperasi.

M i n a t m a s y a ra k a t t e r h a d a p ko p e ra s i

sesungguhnya cukup tinggi. Ini terlihat dengan

banyaknya koperasi di tengah-tengah masyarakat.

Tetapi, menurut TA Keuangan Mikro Ion Subagyo,

tidak banyak orang menjalankan koperasi sesuai

dengan semangatnya. Menurutnya, untuk

menjalankan koperasi dengan baik perlu menegakkan

nilai-nilai koperasi, yakni menolong diri sendiri,

bertanggung jawab pada diri sendiri, demokratis,

kesetaraan, keadilan, solidaritas, dan swadaya.

Untuk sementara keanggotaan koperasi ini masih

pada anggota KSM dampingan (BSK) yang terdapat di

tiga desa (Selangkau, Kaliorang, dan Bumi Sejahtera).

Ke depannya tidak menutup kemungkinan

anggotanya berasal dari luar anggota KSM atau dari

luar desa dampingan.

Koperasi ini memiliki dua unit, yakni unit keungan

mikro dan unit pengembangan usaha produktif. Unit

keungan mikro terdiri dari lima unit kegiatan, yakni

perkreditan dan pemasaran, keuangan dan akutansi,

diklat dan media, perlindungan dan tata usaha.

Sementara itu, unit pengembangan usaha produktif

terdiri dari bidang usaha produktif padi, pisang,

kompos, olahan, dan rumput laut.

Banyak anggota KSM yang cukup tertarik dengan

kehadiran koperasi ini terutama untuk melakukan

simpan pinjamnya. Di Desa Kaliorang, misalnya,

banyak anggota KSM yang meminta formulir

pendaftaran. Perkembangan Koperasi Karya Swdaya

Mandiri hingga sekarang cukup menggembirakan.

Hingga minggu pertama bulan Mei ini sudah ada 80

anggota dengan tabungan sebesar Rp 67 juta (ya).

BSK Fasilitasi Bangun Jalan Usaha Tani

Sejak setahun yang lalu, Desa Selangkau

ditetapkan sebagai desa mandiri pangan oleh Badan

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kutai

Timur dalam Program Aksi Desa Mandiri Pangan

(Proksi Mapan). Untuk mencapai program tersebut

masih banyak yang perlu dibenahi, diantaranya adalah

masalah infrastruktur atau jalan menuju lahan

pertanian.

Kondisi jalan tani yang belum bagus tentu saja

tidak sebanding dengan luas lahan pertanian yang

dimiliki desa yang dulu dikenal sebagai lumbung

pangan di Kec.Kaliorang dan Kutai Timur ini. BSK ingin

mensinergikan program BKPP tersebut dengan

program-program yang sudah dilakukan selama ini.

Belum lama ini, tepatnya pertengahan April 2011,

tiga KSM membangun jalan usaha tani berupa

jembatan. Tiga KSM itu adalah Mekar Tani, Suka

Damai, dan Sejahtera Bersama. Dalam kesempatan itu

juga direhab dua buah jembatan yang melewati lahan

pertanian dan merehab pintu air yang rusak.

Jumlah jembatan yang dibangun dan berbahan

kayu ulin tersebut sebanyak 17 jembatan yang terdiri

dari 2 jembatan untuk KSM Mekar Tani (dengan biaya

Rp 3.574.000,-), 10 jembatan untuk KSM Suka Damai

(Rp 7.225.000,-), dan 5 jembatan untuk KSM Sejahtera

Bersama (Rp 4.709.000,-). Sementara itu, panjang

jembatan yang dibangun bervariasi mulai dari 4m

hingga 8m dengan lebar yang sama, yaitu 2m.

Menurut pendamping Desa Selangkau, Ichsanul

Fikri, pembuatan jalan usaha tani tersebut

dimaksudkan untuk mempermudah akses petani

menuju lahan pertaniannya. Selama ini, dengan

kondisi jalan yang tidak begitu bagus, petani merasa

kesulitan melewati lahannya apalagi kalau sudah

membawa peralatan pertanian seperti hand tractor.

Sebulan sebelum pembuatan jalan usaha tani, BSK

menyelenggarakan pelatihan teknis jalan usaha tani

yang bertempat di Balai Pertemuan Desa Selangkau.

Bertindak sebagai fasilitator Bpk. Alfian dan

narasumber Bpk. Bayan, masing-masing dari Dinas

Pertanian Kutai Timur.

Hal-hal yang disampaikan oleh narasumber adalah

penjelasan mengenai kebijakan pemerintah saat ini

tentang pembangunan pertanian, penjelasan tentang

jenis jalan usaha tani, tehnik pemeliharaan jalan,

pemetaan kondisi jalan saat ini dan perangkingan

usulan kebutuhan jalan serta jembatan yang bisa

diswakelola secara gotong-royong maupun yang

dapat diusulkan ke Dinas terkait.

Ketua Koperasi Karya Swadaya Mandiri Mahmud menyampaikan program-program koperasi saat sosialisasi di Desa Bumi Sejahtera.

Anggota KSM Suka Damai merampungkan pembuatan jalan usaha tani yang menghubungkan jalan umum dengan lahan pertanian.

Jalan usaha tani sangat mendesak bagi petani KSM Suka Damai untuk memperlancar ke areal sawah mereka terutama saat membawa hand tractor.

Page 10: Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu merumuskan sarana pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan

Pertanyaan itu kiranya tepat diajukan pasca

pendampingan BSK yang sudah berakhir pada bulan

April kemaren. Tepat karena harus dipastikan

mekanisme keberlanjutan dari kegiatan yang sudah

berjalan selama ini. Di sisi lain, selama lebih kurang

tiga tahun BSK sudah meletakkan dasar-dasar

keberlanjutan KSM.

Pertanyaan serupa juga muncul dari Kabid Sosial

Budaya Bappeda Drs. Arjohansyah, Msi saat

memberikan kata sambutan dalam acara Workshop

Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis

yang berlangsung di ruangan pertemuan Bappeda, 27-

28 April. Dia mempertanyakan nasib keberdaan KSM

dan produk-produk unggulannya.

Menurutnya, apa yang sudah dilakukan BSK selama

ini sejalan dengan visi pembangunan Kutai Timur,

yaitu pembangunan daerah yang bertumpu pada

agribisnis yang memfokuskan pada tiga bidang;

pengentasan kemiskinan, lapangan pekerjaanm dan

pertumbuhan ekonomi. Untuk menjawab pertanyaan

di atas, di depan SKPD, Arjohansyah berharap agar

SKPD mau mendukung keberlanjutan KSM dan

produk-produk KSM yang berbasis agribisnis.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Bidang

UKM Kadin Propinsi Kalimantan Timur Nurhasanah.

Dia minta dukungan penuh dari SKPD Kutai Timur

untuk memberikan perhatian kepada KSM-KSM

dampingan BSK agar keberlanjutan usaha

produktifnya dapat berjalan. Dia mengakui, dari

pengalamannya, pemerintahan daerah di Kalimantan

Timur setengah hati memperhatikan koperasi dan

UKM. Hal itu dibuktikan dengan peraturan daerah

(perda) yang belum pro koperasi.

Dalam kesempatan tersebut Nurhasanah

menyampaikan dukungan Kadin Propinsi Kaltim

kepada Koperasi Karya Swadaya Mandiri. Diantara

dukungan yang disampaikannya adalah UKM Center

Samarinda yang berada di bawah Kadin siap

melakukan kerjasama dengan Koperasi Karya Swadaya

Mandiri di bidang promosi dan pemasaran.

Dia mengatakan bahwa UKM Center Samarinda

punya peran pemasaran, pelatihan, mendampingi

UKM pemula. Dari 27 jenis usaha produktif yang

sempat dipamerkan dalam acara tersebut, jelasnya,

bisa dikerjasamakan dengan UKM Center Samarinda

dengan catatan produk-produk tersebut sudah layak

Tingkatkan Pengetahuan Bertani MelaluiPelatihan Jaringan Irigasi

Untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian,

terutama komoditas padi, di desa dampingan BSK,

KSM dampingan perlu memahami arti penting

jaringan irigasi. Beberapa waktu yang lalu BSK bekerja

sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai

Timur menyelenggarakan pelatihan operasional dan

pemeliharaan jaringan irigasi di Desa Bumi Sejahtera.

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari dan

bertempat di rumah anggota KSM Tirto Mulyo Syukur

Yatim ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

dan pengetahuan peserta mengenai irigasi, operasi,

dan pemeliharaan jaringan secara partisipatif.

Materi yang disampaikan oleh trainer Goyu

Ismujati dan Sukasdi (Dinas PU Kutim) adalah seputar

penjelasan tentang jenis, ukuran dan manfaat jaringan

irigasi terhadap tanaman padi. Menurut pendamping

BSK Winardi, tujuan pelatihan ini adalah untuk

jual. Kelemahan produk-produk KSM dampingan BSK,

tambahnya, terletak pada kemasannya.

Sementara itu di tempat terpisah, Kepala Badan

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kutim Ir.

Jumairilsyah berpendapat, perlakuan terhadap

agribisnis pertanian di Kutai Timur belum fokus, dan

belum kelihatan peran masing-masing stakeholder.

Keberadaan agribisnis, lanjutnya, tidak berdiri sendiri

melainkan harus melibatkan banyak pihak.

Tak kalah dengan Kadin, jika layak, Dinas Indakop

Kutim juga siap memfasilitasi produk-produk dan

anggota KSM untuk diikutsertakan dalam pameran

baik di tingkat daerah maupun nasional. ”Indakop

Kutim siap melanjutkan dan mendampingi Koperasi

Karya Swadaya Mandiri usai BSK tidak ada lagi,” jelas

Sekretaris Indakop Kutim Bp. Yudi.

Pertanyaan mau kemana KSM di atas bisa dijawab

dengan komitmen kedua belah pihak, yakni KSM atau

koperasi dampingan dan pihak-pihak terkait. Sejauh

mana komitmen KSM dan koperasi dalam mengelola

organisasi dan produknya, dan sejauh mana komitmen

SKPD dan Pemda Kutim dalam merespon kegiatan

yang sudah berjalan hampir tiga tahun ini (ya).

Diantara komoditas usaha produktif KSM-KSM dampingan BSK yang dipamerkan saat acara Workshop Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis yang berlangsung selama dua hari di Bappeda Kutim.

Staf Dinas Kehutanan Kutim membeli beberapa jenis olahan pisang kepok buatan KSM dampingan BSK usai acara.

Suasana pelatihan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi yang berlangsung di salah satu rumah anggota KSM Tirto Mulyo di Desa Bumi Sejahtera.

Mau Kemana Kelompok Swadaya Masyarakat?

2 BuletinInfo Pemberdayaan10 BuletinInfo Pemberdayaan 11

Page 11: Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu merumuskan sarana pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan

Pertanyaan itu kiranya tepat diajukan pasca

pendampingan BSK yang sudah berakhir pada bulan

April kemaren. Tepat karena harus dipastikan

mekanisme keberlanjutan dari kegiatan yang sudah

berjalan selama ini. Di sisi lain, selama lebih kurang

tiga tahun BSK sudah meletakkan dasar-dasar

keberlanjutan KSM.

Pertanyaan serupa juga muncul dari Kabid Sosial

Budaya Bappeda Drs. Arjohansyah, Msi saat

memberikan kata sambutan dalam acara Workshop

Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis

yang berlangsung di ruangan pertemuan Bappeda, 27-

28 April. Dia mempertanyakan nasib keberdaan KSM

dan produk-produk unggulannya.

Menurutnya, apa yang sudah dilakukan BSK selama

ini sejalan dengan visi pembangunan Kutai Timur,

yaitu pembangunan daerah yang bertumpu pada

agribisnis yang memfokuskan pada tiga bidang;

pengentasan kemiskinan, lapangan pekerjaanm dan

pertumbuhan ekonomi. Untuk menjawab pertanyaan

di atas, di depan SKPD, Arjohansyah berharap agar

SKPD mau mendukung keberlanjutan KSM dan

produk-produk KSM yang berbasis agribisnis.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Bidang

UKM Kadin Propinsi Kalimantan Timur Nurhasanah.

Dia minta dukungan penuh dari SKPD Kutai Timur

untuk memberikan perhatian kepada KSM-KSM

dampingan BSK agar keberlanjutan usaha

produktifnya dapat berjalan. Dia mengakui, dari

pengalamannya, pemerintahan daerah di Kalimantan

Timur setengah hati memperhatikan koperasi dan

UKM. Hal itu dibuktikan dengan peraturan daerah

(perda) yang belum pro koperasi.

Dalam kesempatan tersebut Nurhasanah

menyampaikan dukungan Kadin Propinsi Kaltim

kepada Koperasi Karya Swadaya Mandiri. Diantara

dukungan yang disampaikannya adalah UKM Center

Samarinda yang berada di bawah Kadin siap

melakukan kerjasama dengan Koperasi Karya Swadaya

Mandiri di bidang promosi dan pemasaran.

Dia mengatakan bahwa UKM Center Samarinda

punya peran pemasaran, pelatihan, mendampingi

UKM pemula. Dari 27 jenis usaha produktif yang

sempat dipamerkan dalam acara tersebut, jelasnya,

bisa dikerjasamakan dengan UKM Center Samarinda

dengan catatan produk-produk tersebut sudah layak

Tingkatkan Pengetahuan Bertani MelaluiPelatihan Jaringan Irigasi

Untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian,

terutama komoditas padi, di desa dampingan BSK,

KSM dampingan perlu memahami arti penting

jaringan irigasi. Beberapa waktu yang lalu BSK bekerja

sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai

Timur menyelenggarakan pelatihan operasional dan

pemeliharaan jaringan irigasi di Desa Bumi Sejahtera.

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari dan

bertempat di rumah anggota KSM Tirto Mulyo Syukur

Yatim ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

dan pengetahuan peserta mengenai irigasi, operasi,

dan pemeliharaan jaringan secara partisipatif.

Materi yang disampaikan oleh trainer Goyu

Ismujati dan Sukasdi (Dinas PU Kutim) adalah seputar

penjelasan tentang jenis, ukuran dan manfaat jaringan

irigasi terhadap tanaman padi. Menurut pendamping

BSK Winardi, tujuan pelatihan ini adalah untuk

jual. Kelemahan produk-produk KSM dampingan BSK,

tambahnya, terletak pada kemasannya.

Sementara itu di tempat terpisah, Kepala Badan

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kutim Ir.

Jumairilsyah berpendapat, perlakuan terhadap

agribisnis pertanian di Kutai Timur belum fokus, dan

belum kelihatan peran masing-masing stakeholder.

Keberadaan agribisnis, lanjutnya, tidak berdiri sendiri

melainkan harus melibatkan banyak pihak.

Tak kalah dengan Kadin, jika layak, Dinas Indakop

Kutim juga siap memfasilitasi produk-produk dan

anggota KSM untuk diikutsertakan dalam pameran

baik di tingkat daerah maupun nasional. ”Indakop

Kutim siap melanjutkan dan mendampingi Koperasi

Karya Swadaya Mandiri usai BSK tidak ada lagi,” jelas

Sekretaris Indakop Kutim Bp. Yudi.

Pertanyaan mau kemana KSM di atas bisa dijawab

dengan komitmen kedua belah pihak, yakni KSM atau

koperasi dampingan dan pihak-pihak terkait. Sejauh

mana komitmen KSM dan koperasi dalam mengelola

organisasi dan produknya, dan sejauh mana komitmen

SKPD dan Pemda Kutim dalam merespon kegiatan

yang sudah berjalan hampir tiga tahun ini (ya).

Diantara komoditas usaha produktif KSM-KSM dampingan BSK yang dipamerkan saat acara Workshop Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis yang berlangsung selama dua hari di Bappeda Kutim.

Staf Dinas Kehutanan Kutim membeli beberapa jenis olahan pisang kepok buatan KSM dampingan BSK usai acara.

Suasana pelatihan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi yang berlangsung di salah satu rumah anggota KSM Tirto Mulyo di Desa Bumi Sejahtera.

Mau Kemana Kelompok Swadaya Masyarakat?

2 BuletinInfo Pemberdayaan10 BuletinInfo Pemberdayaan 11

Page 12: Membangun Jaringan Pasar...Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini peserta diharapkan mampu merumuskan sarana pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

12 BuletinInfo Pemberdayaan

Edisi IX / Mei 2011

Dari RedaksiA k h i r b u l a n A p r i l 2 0 1 1 ya n g l a l u

pendampingan BSK dalam kegiatan Program

Investasi Masyarakat (PIM) yang berlokasi di tiga

desa di Kecamatan Kaliorang berakhir. Kegiatan ini

berlangsung hampir tiga tahun semenjak Agustus

2008 yang lalu.

Terlalu cepat mengatakan kalau kegiatan

pendampingan ini berhasil atau gagal. Perlu waktu

u n t u k m e l i h a t p e r k e m b a n g a n h a s i l

pendampingan terutama yang berkaitan dengan

pengembangan komoditas unggulan atau yang

berkaitan dengan kapasitas pengurus KSM. Ini

semua membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Terlepas dari itu semua, yang pasti adalah bahwa BSK sudah meletakkan dasar-dasar keberlanjutan, baik

organisasi, usaha produktif maupun jejaring dengan pihak lain. Dasar-dasar keberlanjutan ini tentu saja perlu

dipertahankan oleh KSM bersangkutan dan direspon oleh pemangku kepentingan untuk memastikan kegiatan

KSM tetap berjalan walau BSK sudah meninggalkan KSM dampingan.

Akhirnya, keberhasilan dan kegagalan KSM dan kegiatannya ke depan sangat bergantung pada seberapa besar

komitmen dari KSM itu sendiri dan pihak terkait merespon dasar-dasar keberlanjutan yang sudah dibangun

selama ini.

Membangun Jaringan Pasar Selama dua hari, 27-28 April 2011, bertempat di

ruangan pertemuan Bappeda Kutai Timur,

berlangsung Workshop Pengembangan Jaringan dan

Expo Produk Agribisnis. Acara ini diselenggarakan oleh

Koperasi Karya Swadaya Mandiri dan CIP-BSK dan

m e n a m p i l ka n p ro d u k - p ro d u k ya n g te l a h

dikembangkan oleh KSM.

Sebagaimana sudah diketahui, BSK telah

melakukan pendampingan 24 KSM yang tersebar di

tiga desa di Kecamatan Kaliorang selama lebih kurang

tiga tahun. Hasilnya, KSM-KSM telah mampu

melahirkan unit-unit usaha dengan pengembangan

komoditas potensial berbasis sumberdaya lokal.

Dari seluruh komoditas yang diusahakan oleh

memberikan pemahaman dan ketrampilan kepada

para peserta terkait tata kelola irigasi pada areal lahan

pertanian padi.

Pelatihan operasional dan pemeliharaan saluran

irigasi ini berada di hamparan lahan Kelompok Rawa

Indah. Sebenarnya ada beberapa hamparan lahan

pertanian di Desa Bumi Sejahtera, namun dengan

pertimbangan keberlanjutan kegiatan BSK memilih

hamparan kelompok Rawa Indah sebagai lokasi

praktek pelatihan tersebut.

Seperti diketahui, KSM Rawa Indah merupakan

kelompok yang mendapatkan fasilitasi demplot

penangkaran padi varietas Cibogo hampir dua tahun

yang lalu. Pelatihan ini tentu saja sangat berkaitan

dengan penguatan kapasitas kelompok untuk

mendapatkan pengetahuan bagaimana operasional

dan pemeliharaan saluran irigasi yang pada akhirnya

juga berpengaruh pada peningkatan produksi.

Usai pelatihan pada hari pertama, hari kedua

trainer bersama peserta pelatihan melakukan praktek

susur jaringan. Susur jaringan bertujuan untuk melihat

kondisi riil di lapangan, menentukan titik jaringan

untuk perbaikan jaringan, pengukuran, praktek

pembersihan saluran yang mampet.

Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini

peserta diharapkan mampu merumuskan sarana

pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan

operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Tak hanya

itu, peserta pelatihan diharapkan juga mampu

menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan

operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi secara

berkelanjutan agar tujuan untuk meningkatkan

produktifitas padi dapat tercapai (ya). Kabid Sosial Budaya Bappeda Kutim Drs. Arjohansyah, Msi (tengah) memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara Workshop Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis.

Usai pelatihan trainer Goyu Ismujati (menunjuk) bersama peserta pelatihan melakukan praktek susur jaringan.

Da

fta

r Is

i Membangun Jaringan Pasar

Memperbaiki Kualitas Produk Lewat Kemasan

Bina Bersama Pelajari Pengolahan Pisang Ke Loa Kulu

Sosialisasi Koperasi Karya Swadaya Mandiri

Mau Kemana Kelompok Swadaya Masyarakat?

Tingkatkan Pengetahuan Bertani Melalui Pelatihan Jaringan Irigasi

01

03

04

06

07

BSK Fasilitasi Bangun Jalan Usaha Tani 08

10

11

BSK Bangun Dasar-dasar Keberlanjutan