MEMBACA TELAAH BAHASA

35
MEMBACA TELAAH BAHASA OLEH : 1. Moh Ari Huzzaka 1201100255 2. Rosdiana Nanda Pratiwi 1201100266 3. Febrianto Syahbani 1201100282 4. Tri Andri Pujiastuti 1201100292 5. Ade Nopita Komaladewi 1201100298 6. Yuvita Fauzul Hidayati 1201100304 Kelompok 6

description

MEMBACA TELAAH BAHASA. OLEH : Moh Ari Huzzaka 1201100255 Rosdiana Nanda Pratiwi1201100266 Febrianto Syahbani 1201100282 Tri Andri Pujiastuti1201100292 Ade Nopita Komaladewi1201100298 Yuvita Fauzul Hidayati1201100304 Kelompok 6. A. Membaca Bahasa. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of MEMBACA TELAAH BAHASA

Page 1: MEMBACA TELAAH BAHASA

MEMBACA TELAAH BAHASA

OLEH :

1. Moh Ari Huzzaka 1201100255

2. Rosdiana Nanda Pratiwi 1201100266

3. Febrianto Syahbani 1201100282

4. Tri Andri Pujiastuti 1201100292

5. Ade Nopita Komaladewi 1201100298

6. Yuvita Fauzul Hidayati 1201100304

Kelompok 6

Page 2: MEMBACA TELAAH BAHASA

A. Membaca Bahasa

Tujuan utama pada membaca bahasi ini adalah:1.Mengembangkan daya kata (increasing

word power)2. Mengembangkan kosa kata (developing

vocabulary)

Page 3: MEMBACA TELAAH BAHASA

1. Memperbesar daya kata Ada beberapa hal yang harus kita ketahui antara lain :

a) Ragam-ragam bahasa

b) Mempelajari makna kata dari konteks

c) Bagian-bagian kata

d) Penggunaan kamus

e) Makna-makna Varian

f) Idiom

g) Sinonim dan antonim

h) Konotasi dan denotasi

i) Derivasi

Page 4: MEMBACA TELAAH BAHASA

a) Ragam-ragam bahasa

Secara garis besarnya, ragam bahasa dapat dibedakan menjadi beberapa, yaitu:1) Bahasa formal atau bahasa resmi2) Bahasa informal atau bahasa tidak resmi3) Bahasa percakapan atau colloquial language4) Bahasa kasar atau vulgar language5) Bahasa slang6) Bahasa teknis atau technical language

Page 5: MEMBACA TELAAH BAHASA

Bahasa formal atau bahasa resmi

Bahasa formal atau bahasa resmi adalah bahasa yang dipakai pada saat-saat resmi

Contoh bacaan :

Farida Rahim (2007:96) menyatakan bahwa surat kabar merupakan bahan bacaan yang efektif dalam pembelajaran membaca. Surat kabar merupakan sumber bahan bacaan tambahan yang memungkinkan guru membawa komunitas bahasa kedalam kelas. Gaya bahasa dan organisasi tulisan surat kabar berbeda dengan buku atau majalah. Di samping itu surat kabar merupakan bahan bacaan yang hidup untuk bidang studi pengetahuan sosial. Melalui surat kabar siswa dapat belajar tentang sejarah hari ini.

Page 6: MEMBACA TELAAH BAHASA

Bahasa Informal atau Tidak Resmi

Bahasa informal atau bahasa tidak resmi adalah bahasa yang dipakai pada situasi-situasi yang tidak resmi.

Contoh bacaan :

Dear diary

Hari ini saya senang sekali karena nilai bahasa Indonesia saya cukup memuaskan. Tapi, saya tidak terpaku sampai disini, justru ini adalah motivasi saya untuk lebih siap saat ujian nasional nanti. Kalau dipikir-pikir ngeri juga ya dengar kata ujian nasional, tapi mau gimana lagi, sudah kewajiban siswa kelas 3, seperti saya ini.

Page 7: MEMBACA TELAAH BAHASA

Bahasa percakapan atau colloquial language

Bahasa percakapan atau colloquial language adalah bahasa yang umum dipakai dalam percakapan.

Contoh bacaan :Pemuda 1 : Eh, ada bola. Siapa yang main nih?Pemuda 3 : Arema sama Indonesia All StarPemuda 1 : Weis, keren nih. Siapa aja yang main? Pemuda 3 : Kalo All Star pemainnya bintang-bintang aja. Seru nih, fair

play banget. Pemuda 2 : Siapa tuh kipper All Starnya ?Pemuda 3 : M. HarisPemuda 1 : Itu kan Markus, tapi kok Haris ya bukan Horison?Pemuda 3 : Kan nama aslinya M. Haris Nasution, tinggal disambungin aja

dehPemuda 1 : Hah, bukannya Markus itu kiper Arema ya?Pemuda 2 : Iya, kok malah nggak membela timnya?

Page 8: MEMBACA TELAAH BAHASA

Pemuda 1 : Mungkin karena itu ya dia pake nama M.HarisPemuda 2 : Bisa jadi...Pemuda 1,3 : (angguk-angguk)Pemuda 2 : Dimana mainnya nih? Istora ya...?Pemuda 3 : Kayaknya di kandang Arema deh, soalnya Istora

nggak kayak gitu bentuknya Pemuda 1 : Wuih, penuh. Rame banget. Kalo istorat berapa

kapasitasnya, 15000 ya?Pemuda 2 : (terdiam),Pemuda 3 : (mikir lagi), bisa jadi.Pemuda 1 : Eh, bukannya sekarang Markus main di Persib ya?Pemuda 2 : (bengong)Pemuda 3 : Eh iya. Padahal baru kemarin bikin postingan blog

tentang Markus. Dulunya emang main di Arema 9 (sambil tersipu malu)

Pemuda 2 : Telat. Hahaha

Page 9: MEMBACA TELAAH BAHASA

Bahasa kasar atau vulgar language

Bahasa kasar atau vulgar language disebut juga bahasa yang tidak baku atau bahasa orang yang buta huruf, bahasa orang yang tidak berpendidikan. Bahasa ini memang jelas mempunyai cara sendiri yang konvensional, tetapi tidak dipergunakan oleh orang-orang yang telah mempelajari bentuk-bentuk baku

Contoh bacaan

Nina : Hai Siti

Siti  : Hai Nina

Nina :Kowe lagi ngapa?

Siti   : Aku lagi nandur kembang ki. Aku njaluk tulung gawakno

pot kembang sing ning kana kae mrene, isa ora?

Nina : Ya ( Nina nggawa pot kembange)Siti iki pot kembange

Siti : Matur nuwun ya

Page 10: MEMBACA TELAAH BAHASA

Nina : Padha-padha Siti. Kembang-kembang iki endah ya. Apa .....................iki kabeh duwekmu Siti?

Siti : Iya. Ibuku mundhutake kembang-kembang iki .

Nina : Tak ewangi nyirami kembange ya? (Aku bantu menyirami bunganya ya?)

Siti : Wis ora usah Nina malah dadi ngrepotake awakmu.

Nina : Ora apa-apa...aku malah seneng hlo (nggak apa-apa..aku ....................malah senang lho)

Siti : Ya wis kae nek njupuk banyu ning kran kidul kae ya

Nina : Ok !

Page 11: MEMBACA TELAAH BAHASA

Bahasa slang

Bahasa slang adalah bahasa yang ditujukan pada kelompok-kelompok khusus serta terbatas. Oleh karena itu, jarak atau tidak pernah secara efektida dalam tulisan ditujukan pada pembaca umum.

Contoh Slang dalam bahasa inggris

“daft” yang berarti stupid, foolish (bodoh, OON).

Contoh dalam kalimat :

Oh my God, I just did a daft thing this day. I forgot putting my name in my

exam.

Page 12: MEMBACA TELAAH BAHASA

Bahasa teknis atau technical language

Bahasa teknis atau technical language adalah bahasa

yang dipakai pada profesi-profesi tertentu (dokter, hakim, insinyur, dan lain-lain) yang telah mengembangkan kosa kata sendiri, ekspresi-ekspresi yang secara cepat dan efisien menyatakan kebutuhan mereka satu sama lain.

Page 13: MEMBACA TELAAH BAHASA

b) Mempelajari makna kata dari konteks

Untuk memperbesar daya kata, tidak cukup hanya menghindari bahasa yang tidak baku, bahasa yang tidak diterima oleh orang-orang yang terpelajar. Untuk memiliki suatu kosa kata yang efektif, kita harus membuat suatu upaya tertentu untuk memperoleh kata-kata baru untuk menempati wadah kata-kata yang cenderung kita buang atau hindari itu. Ada dua cara untuk melakukan hal ini, yaitu melalui pengalaman dan melalui bacaan.

Page 14: MEMBACA TELAAH BAHASA

C) bagian-bagian kata

Sebagai tambahan terhadap penggunaan petunjuk-petunjuk konteks untuk menentukan makna sesuatu kata baru, kadang-kadang kita dapat pula memperhitungkan maknanya dari pengetahuan mengenai bagian-bagian kata. Banyak tetapi tidak semua, kata yang terdiri atas bagian-bagian berikut ini:

Prefiks (atau awalan)Root (akar atau dasar kata)Suffiks (atau akhiran)Infiks (atau sisipan)

Page 15: MEMBACA TELAAH BAHASA

d) Penggunaan Kamus

Pada pokoknya, kamus adalah rekaman kata-kata yang membangun sesuatu bahasa. Bahasa adalah sesuatu yang hidup,tumbuh, berkembang dan berubah. Seperti juga halnya bahasa berubah, kamuspun harus berubah karena kamus tidaklah mendikte, memerintah pemakaian kata-kata, tetapi justru sebaliknya: kamus harus mengiutinya

Page 16: MEMBACA TELAAH BAHASA

e) Makna-makna varian

Kita telah mengetahui bahwa kamus dapat merupakan suatu sumber penting pemerolehan kata-kata baru. Tetapi masih terdapat sumber daya kata tersembunyi lainnya, yaitu telaah makna-makna varian yang beraneka ragam. Haruslah kita memiliki suatu kebiasaan memperhatikan makna-makna yang berbeda-beda yang dikandung oleh suatu kata.Kita harus paham akan homonim yaitu kata-kata yang sama bentuk bunyinya, tetapi berlainan maknanya.Kita harus paham akan homonim yaitu kata-kata yang sama bentuk bunyinya, tetapi berlainan maknanya.

Page 17: MEMBACA TELAAH BAHASA

Misalnya: Kukur I “alat pemarut”Kukur II “bunyi balam atau burung tekukur”.Tanjung I “sejenis bunga”Tanjung II “tanah yang menjorok ke laut”.

Atau dalam bahasa Inggris:Racket : (1) a loud noise

(2) a dishonest scheme for making money. (3) a light wide but of network used in

tennis.

Page 18: MEMBACA TELAAH BAHASA

f) Idiom

Sebagai tambahan terhadap makna-makna harfiah (atau literal meanings) kata-kata individual, maka kita pun kerapkali menemui ekspresi-ekspresi atau kelompok-kelompok kata yang menuntut perlakuan khusus. Kelompok kata-kata itu disebut idiom. Dengan kata lain, idiom adalah kelompok kata-kata yang mengandung makna khusus.

Page 19: MEMBACA TELAAH BAHASA

Misalnya :

Buah ratap “isi ratapan; kata-kata yang diucapkan sambil menangis”

Buah baju “kancing”Buah dada “susu; tetek”Buah tangan “oleh-oleh”Buah tangan “hasil karya”Buah pikiran“pendapat”Buah pena “karangan”Buah hati “kekasih”Buah pinggang “ginjal”

Page 20: MEMBACA TELAAH BAHASA

G) Sinonim dan antonim

Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna umum yang sama atau bersamaan (Barrett: 1956: 302), tetapi berbeda dalam konotasi atau nilai kata (Perrin; 1968: 348).

Misalnya : Mati “meninggal dunia”

“menghebuskan nafas yang penghabisan”“mangkat”“wafat”“mampus”“menutup mata buat selama-lamanya”

Page 21: MEMBACA TELAAH BAHASA

Antonim adalah kata-kata yang berlawanan maknanya (Albert [et al]; 1961a: 81). Sebagai pembaca kita harus sadar penulis dapat mengarahkan perhatian pada suatu ide tertentu dengan mempergunakan kontras atau pertentangan.

Contoh anonim: Kaya – miskinPintar – tololCantik – jelek.

Page 22: MEMBACA TELAAH BAHASA

h) Konotasi dan denotasi

Secara umum terdapat dua jenis konotasi, yaitu konotasi pribadi (atau personal connotations) dan konotasi umum (atau general conotations). Konotasi pribadi adalah hasil dari pengalaman pribadi seseorang. Konotasi umum adalah hasil dari pengalam orang-orang sebagai suatu kelompok sosial. Semua konotasi umum berakar pada konotasi pribadi.

Denotasi mengacu pada batasan harfiah sesuatu kata, kepada makna yang disepakati oleh kebanyakan orang, maka konotasi mengacu pada segala sesuatu yang disarankan oleh sebuah kata; selera emosialnya, nadanya yang menyenangkan atau tidak, dan sebagainya (Moore: 1960: 213; Perrin, 1968: 373-374).

Page 23: MEMBACA TELAAH BAHASA

i) derivasi

Pernahkah terpikir dalam hati kita dari mana asal-usul kata-kata dalam bahasa kita? Telaah mengenai asal usul kata atau derivasi kata, bukan hanya merupakan sesuatu yang bermanfaat tetapi juga sangat menarik hati.

Page 24: MEMBACA TELAAH BAHASA

2. Mengembangkan kosa kata kritik

Dalam upaya mengembangkan kosa kata kritik ini, perlu kita ketahui beberapa hal, antaralain :a) Bahasa kritik sastrab) Memetik makna dari konteksc) Petunjuk-petunjuk konteks

Page 25: MEMBACA TELAAH BAHASA

B. Membaca Sastra

Keindahan suatu karya sastra tercermin dari keserasian,keharmonisan antarakeindahan bentuk dan keindahan isi. Dengan kata lain suatu karya sastra dikatakan indah jika baikbentuknya maupun isinya sama-sama indah, terdapat keserasian, keharmonisan antara keduanya. Untuk itu diperlukan norma-norma, antara lain norma-norma estetik, sastra dan moral .

Page 26: MEMBACA TELAAH BAHASA

1. Bahasa ilmiah dan bahasa sastra

Memperbincangkan perbedaan penggunaan bahasa karya ilmiah dan karya sastra, maka pada dasarnya kita memperbincangkan masalah konotasi dan denotasi dalam kegiatan menulis. Biasanya dalam menulis sebuah karya ilmiah kita menggunakan kata-kata denotatif, sebaliknya dalam menulis karya sastra biasanya kita menggunakan makna konotatif.

Oleh karena itu, dalam kebanyakan tulisan kitaharuslah memperhatikan benar-benar konotasi-konotasi kata dan memang ada alasan kuat kenapa kita harus berhati-hati dalam hal itu.

Page 27: MEMBACA TELAAH BAHASA

2. Gaya bahasa

Dalam kekonotatifan bahasa sastra, yang melibatkan emosi-emosi dan nilai-nilai, maka dalam membaca sesuatu karya sastra haruslah kita terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan mengenai gaya bahasa. Dengan pengenalan serta pemahaman sejumlah gaya bahasa maka kita akan lebih mantap lagi menikmati keindahan karya sastra tersebut.

Hal-hal yang umum dalam gaya bahasa, antara lain : Perbandingan, yang mencangkup metafora, kesamaan,

dan analogi. Hubungan, yang mencakup metonimia dan sinekdohe Taraf pernyataan, yang mencakup hiperbola, litotes, dan

ironi.

Page 28: MEMBACA TELAAH BAHASA

1) Perbandingan

a) Metafora adalah sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi. Di dalamnya terdapat dua ide : yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi objek dan yang satu lagi merupakan pembanding terhadap kenyataan tadi dan kita menggantikan yang belakangan ini menjadi yang terdahulu tadi.

Misalnya :

“Nani adalah gadis ramah, tetapi sukar didekati, sukar ditebak isi hatinya”.

Diganti dengan :

“Nani jinak-jinak merpati”

Page 29: MEMBACA TELAAH BAHASA

b)Kesamaan

Kesamaan berbeda dari metafora dalam hal : kalau metafora menyatakan secara tidak langsung adanya kesamaan antara dua hal, maka gaya bahasa kesamaan atau persamaan menyataan serta menagaskan bahwa yang satu sama dengan yang lain; biasanya memperguanakan kata-kata seperti atau sebagai dan sejenisnya.

Contoh :

Para gembala Sardini adalah orang-orang asli. Pendek, konvensional, pendiam; mereka terlihat bak batu-batu negeri mereka yang tandus, seperti batu-batu besar yang agak perasa dikikis masa.

Page 30: MEMBACA TELAAH BAHASA

c)Analogi

Analogi, agak berlainan dengan metafora dan kesamaan, biasanya melihat beberapa titik persamaan, bukan hanya satu saja. Analogi yang sugestif sering kali menekankan suatu ide.

Contoh :Saluran-saluran spekulasi politik dan agama sejati dibendung, sampai Revolusi Besar membebaskan luapan buku-buku dan pamflet-pamflet yang meliputi negeri itu selama dua puluh tahun, mengenali serta memperlebar palung-palung baru saluran pikiran dan pendapat kita mengalir, serta meninggalkannya kalau tidak ada sedikitpun membawa emas murni pada pasir-pasir banjir besar yang menggelora itu.

Page 31: MEMBACA TELAAH BAHASA

2) Hubungan

Sinekdohe dan metonimia termasuk gaya bahasa hubungan (relationship); kedua-duanya menggantikan nama sesuatu dengan yang lainnya yang ada hubungannya. Sinekdohe memberi nama suatu bagian apabila yang dimaksud adalah keseluruhan; atau sebaliknya: pengganti sebagian.

Page 32: MEMBACA TELAAH BAHASA

Contoh sinekdohe

Contoh : Bejuta-juta mulut harus diberi makan oleh

pemerintah. Tangan-tangan lunglai menengadah memohon

rahmat dan karunia Tuhan. ABRI menerima calon-calon polisi baru. Jang perbatasan buat pengganti banyak orang

mati diperbatasan. Tabungannya berjuta-juta, emasnya berkilo-kilo

sawahnya berpuluh-puluh hektar baut pengganti dia orang kaya.

Page 33: MEMBACA TELAAH BAHASA

Litotes, kebalikan dari hiperbola, adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikevil-kecilkan, dikurang dari kenyataan yang sebenarnya, misalnya untuk merendahkan diri.Contoh : Mohammad Ali adalah bukan petinju

yang jelek. Shakespeare bukan pengarang picisan. H.B. Jasin bukan kritikus jalanan.

Page 34: MEMBACA TELAAH BAHASA

Ironi atau ejekan adalah sejenis gaya bahasa yang mengimplikasikan (menyatakan secara tidak langsung) sesuatu yang nyata berbeda, bahkan ada kalanya bertentangan dari apa yang sebenarnya dikatakan itu. Ironi ringan merupakan suatu bentuk rumor, tetapi ironi keras biasanya merupakan suatu bentuk sarkasme atau satire, walaupun pembatasan yang tegas antara hal-hal itu sangat sukar dibuat dan jarang sekali memuaskan orang.

Misalnya :

Suatu revolusi senantiasa dibedakan oleh ketidak sopan santunan, barang kali karena penguasa tidak mau bersusah-susah dalam hal yang baik untuk mengajar orang-orang sikap-sikap yang terpuji.

Page 35: MEMBACA TELAAH BAHASA

SEKIAN