Memandang fenomena blood moon dari perspectif theologis hindu bali

5
Memandang Fenomena Blood Moon: Dari Perspectif Theologis Hindu Bali Prolog : Hari ini 28 ktober 2015 adalah Puncak dari Hari Raya Yahudi yang dikaitkan dengan Blood Moon, Karena dalam setiap Blood Moon tersebut dalam sejarah perjalanan bangsa Yahudi ini selalu di sertai dengan tanda ajaib bagi Bangsa ini, baik pertolongan Tuhan ataupun Malapetaka Sebagai hukuman Tuhan kepada mereka karena mereka meninggalkan Divinie Promise (Covenant) yaitu berbakti Hanya kepada Eloah (jamak = Elohim), yahudi dalam penanggalannya menganut Sistim calendar yang ditetapkan oleh Allah sendiri Yaitu “LUNI SOLAR” bertepatan pada hari ini (28 oktober 2015) juga terjadi fenomena Luni solar yang sering disebut “BLOOD MOON (BULAN BERDARAH = MERAH, Karena tertutup matahari yang berotasi) Artikel ini di tulis hanya untuk menambah wawasan saja, bahwa pada kepercayaan yang lain dalam hal ini Politeisme Hindu Bali juga Merayakan Blood MoonDengan Versi mereka sendiri, kita dapat menggunakan artikel singkat ini sebagai sebuah REDEEMED ANALOGYsebagai orang orang misi untuk melakukan pengjangkauan, seabgai sebuah Jalan masuk yang sudah di sediakan Ida Sang Hyang Yesusdalam Agama agama PoliteismeMari kita Berselancar Selanjutnya Blood Moon dalam Artikel ini akan disebut Purnama Sasih Kapatbeginilah prihalnya menurut perhitungan masa yaitu pada masa sasih kapat ( Pada Bulan Otober ) Pada sistim Kalender Luni Solar yan berlaku Universal di semesta ini, perhitungan calendar Israel juga jatuh pada bulan otober, dimana rangkaian peristiwa hari-raya yudaisme juga di rayakan pada bulan oktober Gambar 1.

Transcript of Memandang fenomena blood moon dari perspectif theologis hindu bali

Memandang Fenomena Blood Moon: Dari Perspectif Theologis Hindu Bali

Prolog :

Hari ini 28 ktober 2015 adalah Puncak dari Hari Raya Yahudi yang dikaitkan

dengan Blood Moon, Karena dalam setiap Blood Moon tersebut dalam sejarah

perjalanan bangsa Yahudi ini selalu di sertai dengan tanda ajaib bagi Bangsa ini,

baik pertolongan Tuhan ataupun Malapetaka Sebagai hukuman Tuhan kepada

mereka karena mereka meninggalkan Divinie Promise (Covenant) yaitu berbakti

Hanya kepada Eloah (jamak = Elohim), yahudi dalam penanggalannya menganut

Sistim calendar yang ditetapkan oleh Allah sendiri Yaitu “LUNI SOLAR”

bertepatan pada hari ini (28 oktober 2015) juga terjadi fenomena Luni solar yang

sering disebut “BLOOD MOON (BULAN BERDARAH = MERAH, Karena

tertutup matahari yang berotasi)

“Artikel ini di tulis hanya untuk menambah wawasan saja, bahwa pada

kepercayaan yang lain dalam hal ini Politeisme Hindu Bali juga Merayakan “

Blood Moon” Dengan Versi mereka sendiri, kita dapat menggunakan artikel

singkat ini sebagai sebuah “REDEEMED ANALOGY” sebagai orang – orang

misi untuk melakukan pengjangkauan, seabgai sebuah Jalan masuk yang sudah

di sediakan “ Ida Sang Hyang Yesus” dalam Agama – agama Politeisme”

Mari kita Berselancar

Selanjutnya Blood Moon dalam Artikel ini akan disebut “Purnama Sasih Kapat”

beginilah prihalnya menurut perhitungan masa yaitu pada masa sasih kapat ( Pada

Bulan Otober ) Pada sistim Kalender Luni Solar yan berlaku Universal di semesta

ini, perhitungan calendar Israel juga jatuh pada bulan otober, dimana rangkaian

peristiwa hari-raya yudaisme juga di rayakan pada bulan oktober

Gambar 1.

Gambar 2.

Purnama Kapat adalah Purnama yang terjadi pada Sasih Kapat, Purnama sasih

kapat itu jika ditelah dari konsep lunar-solar sistem, bulan-matahari. Keberadaan

bulan kebetulan persis berada pada posisi garis lurus di atas katulistiwa. Jadi pada

momen fenomena alam seperti itu, bulan bersinar penuh. Secara filosofis sangat

baik untuk melaksanakan upacara Dewa Yadnya

Dewa Yadnya

Yadnya adalah berarti kurban suci yang dilaksanakan dengan tulus ikhlas dalam

ajaran Agama Hindu. Kata ini berasal dari Bahasa Sanskerta: (yajña) yang

merupakan akar kata Yaj, yang berarti memuja, mempersembahkan atau korban

suci. Dalam praktik agama Hindu di Bali, terdapat lima jenis Yadnya yang disebut

dengan Panca Yadnya, yaitu:

Dewa Yadnya adalah yadnya yang dilakukan kehadapan Ida Sang Hyang

Widhi Wasa.( Ialah suatu korban suci/ persembahan suci kepada Sang

Hyang Widhi Wasa dan seluruh manifestasi- Nya yang terdiri dari Dewa

Brahma selaku Maha Pencipta, Dewa Wisnu selaku Maha Pemelihara dan

Dewa Siwa selaku Maha Pralina (pengembali kepada asalnya)

Rsi Yadnya adalah yadnya yang dilakukan kepada para rsi atas jasa-jasa

dia membina umat dan mengembangkan ajaran agama.

Pitra Yadnya adalah yadnya yang dilakukan kepada para roh leluhur

termasuk kepada orang tua yang masih hidup.

Manusa Yadnya adalah yadnya yang dilakukan kepada sesama manusia.

Bhuta Yadnya adalah yadnya yang dilakukan kepada para Bhuta Kala

yang bertujuan untuk menetralisir kekuatan alam sehingga menjadi

harmonis.

# Yadnya yang dilaksanakan setiap hari disebut dengan Yadnya Sesa, dalam

bahasa Bali disebut dengan mesaiban.

Rerahinan Tilem dirayakan ketika bulan mati, maksudnya gelap (tidak ada sinar

bulan dilangit). Kegelapan pada hari Tilem ini, justru bernuansa religius. Ditinjau

dari pengetahuan Astronomi bahwa pada bulan Tilem itu posisi bulan berada

diantara Matahari dengan Bumi.

Sehingga suasana menjadi gelap di malam hari dibumi. Pada Tilem kepitu yang

disebut dengan Siwaratri umat Hindu merayakannya dengan membuat dan

menghaturkan banten “Pengukup Jiwa dan Sesayut guru asih”. Karena datangnya

setiap bulan, maka dalam setahun dapat dijumpai 12 (dua belas) kali rahinan

Purnama dan 12 (dua belas ) kali rahinan Tilem.

Purnama dan Tilem oleh umat Hindu sering dimanfaatkan untuk berdiskusi di

Pura-pura sehabis sembahyang. Ada juga beberapa umat melakukan tirtayatra ke

pura-pura tetentu untuk melakukan meditasi.

Tujuannya adalah untuk memperoleh ketenangan, kedamaian, kebahagiaan dan

inspirasi. Pada hari suci Purnama Tilem inilah para sastrawan, pujangga, para

meditator melakukan perenungan untuk mendapatkan ide-ide baru.

Purnama Kapat adalah Purnama yang terjadi pada Sasih Kapat, Purnama

memberikan vibrasi lembut untuk jiwa dan untuk meningkatkan

spiritualitas.Karena energi bulan sebagai penyeimbang dari energi surya ketika kita

trisandya atau nyurya sewana. karena kalau kelebihan energi surya disamping akan

cepat meperoleh kemajuan juga akan cepat memperoleh kehancuran, disamping

memberikan semangat dan motivasi juga membentuk karakter menjadi lebih keras.

Oleh karena itu odalan dibali sering pada saat purnama untuk melembutkan

karakter manusia bali, sehingga terjadi keseimbangan.

Pada purnama kapat akses energi bulan sangat besar didapat, berhubung matahari

berada tepat di khatulistiwa sehingga pantulan cahaya matahari lewat bulan sampai

ke bumi sangat tinggi dan gravitasi bulan pada saat purnama kapat sangat bagus

dipakai untuk mulai belajar mengenal sang diri lewat meditasi lewat inisasi dari

sang guru. Mulai belajar melembutkan kharakter sehingga bisa memberikan

kesejukkan bagi semua mahluk

Purnama sasih kapat itu jika ditelah dari konsep lunar-solar sistem, bulan-matahari.

Keberadaan bulan kebetulan persis berada pada posisi garis lurus di atas

katulistiwa. Jadi pada momen fenomena alam seperti itu, bulan bersinar penuh.

Secara filosofis sangat baik untuk melaksanakan upacara Dewa Yadnya

Pada rerahinan atau hari suci Purnama yang dianggap istimewa oleh umat

dibuatkan banten tertentu. Misalnya Purnama yang bertepatan dengan “Gerhana

Bulan” maka dibuatkan banten sesayut dirgayusa bumi, dan sesayut durmengala.

Sesayut ini dihaturkan kehadapan-Nya dan dipuja oleh Sulinggih. Ketika Purnama

Sada dibuatkan “banten sesayut Purnama Sada”.

Purnama dan Tilem umumnya diikuti oleh sasih yang menyertainya. Sasih dalam

penanggalan kalender ada 12 (dua belas) yaitu : Sasih Kasa, Karo, Katiga, Kapat,

Kalima, Kanem, Kapitu, Kawolu, Kasanga, Kadasa, Jiyesta dan Sada. Jika pada

penanggalan itu Purnama bertepatan dengan sasih Kapat, maka disebut “Purnama

Kapat”. Begitu pula halnya dengan Tilem, jika dia pada sasih kapat itu maka

disebut “Tilem Kapat”.

Sebagaimana halnya kebiasaan umat di Bali dan Indonesia pada rerahinan

Purnama Tilem itu, maka canang raka dan canang sari dihaturkan di semua

pelinggih yang ada di Merajan/Sanggah Kamulan atau tempat suci keluarga.

Begitu pula disetiap pelangkiran yang ada dalam rumah tangga.

Tujuannya untuk memohon berkah-Nya, agar pikiran-pikiran seseorang yang gelap

diterangi oleh-Nya, dibimbing menuju ke jalan yang benar. Agar hati, jiwa serta

pikiran selalu dilandasi kedamaian, ketenangan dan keindahan

NB :

(1) Artikel Singkat ini kiranya Sebagai Pengetahuan Singkat kita Tentang

Bagimana Umat Hindu Bali Merayakan Bulan Purnama Dalam Ritual

Keagamaaan Mereka, Dan Kita Sebagai Orang Percaya Harus

Memandanganay sebagai Sebauah Pengetahuan, sekaligus sebagai Sebauah

Analogi Penebusan ( Jalan, Cara yang disediakan Allah Untuk Menebus

Setiap Budaya, Manusia Yang sudah jatuh kedalam Dosa kepada

Keselamatan, yaitu : Usaha Allah untuk mengembalikan Manusia Kepada

Rancangan Semula Allah, Sebelum Mansuia Pertama adalam dan Hawa

jatuh ke dalam Dosa )

(2) Ada Bahasa – dan Istilah dalam Hindu Bali yang mungkin bagi sebagian

Pembaca Kristen tidak memahaminya, mungkin bisa berselancar di Google

dan belajar dari sana secara Umum

( Write By : ERIS ( 28 Oktober “Blood Moon” 2015 )