Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan...

26
Pengertian Bimbingan dan Konseling (BK) cms-formulasi Pengertian Bimbingan dan Konseling l. Bimbingan Konsep kata bimbingan berasal dari kata "guidance". Guidance dalam memiliki pengertian yang sangat luas, sehingga kata quidance dalam bimbingan pendidikan selalu didefenisikan berdasarkan pada sudut pandang dari para ahli serta penerapannya. Untuk lebih jelasnya pengertian kita tentang bimbingan, maka berikut dikutip pendapat para ahli sebagai berikut : Tercapainya tujuan dari bimbingan menurut kerja sama yang baik antara staf dan sekolah, yaitu guru konselor, dokter, pekerja sosial, psikologi dan kepala sekolah.Bimbingan sebagai "Process of helping individuals to understand them selves and their word" (proses pemberian bantuan kepada seseorang untuk mengerti masalah dan dunianya). Sedangkan kurikulum 1975, pengertian bimbingan sebagai berikut : Suatu proses bantuan yang diberikan kepada para siswa dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan dari, dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan sekolah, keluarga dan masyarakat. (Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling 1992: 40). Dari defenisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan memiliki beberapa kata-kata kunci dengan arti sebagai berikut : a. Klien Individu yang normal yang membutuhkan bantuan dalam proses perkembangannya. b. Konselor Individu yang ahli dan mau memberikan bantuan klien, bisa juga dalam bentuk sebuah tim : guru konselor, psikologi, dokter, perawat, dan kepala sekolah. c. Usaha Bantuan Kegiatan proses untuk menambah, mendorong, merangsang, mendukung, menyentuh, menjelaskan, agar individu dapat tumbuh dari kekuatannya sendiri. d. Tujuan bimbingan Sebagai hasil proses untuk menemukan diri dan dunianya sehingga individu dapat memilih, merencanakan memutuskan, memecahkan masalah, menyesuaikan secara bijaksana, dan berkembang sepenuhnya kemampuan dan kesanggupannya, serta dapat memimpin dirinya sendiri sehingga individu dapat menikmati kebahagiaan batin yang sedalam-dalamnya dan produktif bagi lingkungannya.

Transcript of Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan...

Page 1: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

Pengertian Bimbingan dan Konseling (BK) cms-formulasi Pengertian Bimbingan dan Konseling l. Bimbingan Konsep kata bimbingan berasal dari kata "guidance". Guidance dalam memiliki pengertian yang sangat luas, sehingga kata quidance dalam bimbingan pendidikan selalu didefenisikan berdasarkan pada sudut pandang dari para ahli serta penerapannya. Untuk lebih jelasnya pengertian kita tentang bimbingan, maka berikut dikutip pendapat para ahli sebagai berikut : Tercapainya tujuan dari bimbingan menurut kerja sama yang baik antara staf dan sekolah, yaitu guru konselor, dokter, pekerja sosial, psikologi dan kepala sekolah.Bimbingan sebagai "Process of helping individuals to understand them selves and their word" (proses pemberian bantuan kepada seseorang untuk mengerti masalah dan dunianya). Sedangkan kurikulum 1975,

pengertian bimbingan sebagai berikut : Suatu proses bantuan yang diberikan kepada para siswa dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan dari, dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan sekolah, keluarga dan masyarakat. (Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling 1992: 40). Dari defenisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan memiliki beberapa kata-kata kunci dengan arti sebagai berikut :

a. Klien Individu yang normal yang membutuhkan bantuan dalam proses perkembangannya.

b. Konselor Individu yang ahli dan mau memberikan bantuan klien, bisa juga dalam bentuk sebuah tim : guru konselor, psikologi, dokter, perawat, dan kepala sekolah.

c. Usaha Bantuan Kegiatan proses untuk menambah, mendorong, merangsang, mendukung, menyentuh, menjelaskan, agar individu dapat tumbuh dari kekuatannya sendiri.

d. Tujuan bimbingan Sebagai hasil proses untuk menemukan diri dan dunianya sehingga individu dapat memilih, merencanakan memutuskan, memecahkan masalah, menyesuaikan secara bijaksana, dan berkembang sepenuhnya kemampuan dan kesanggupannya, serta dapat memimpin dirinya sendiri sehingga individu dapat menikmati kebahagiaan batin yang sedalam-dalamnya dan produktif bagi lingkungannya.

a. Jenis-Jenis Bimbingan Jenis jenis bimbingan dapat dibagi atas tiga bagian, yakni : 1. Bimbingan pekerjaan 2. Bimbingan pendidikan 3. Bimbingan pribadi Adapun penjelasan dari masing-masing jenis bimbingan tersebut

adalah : a. Bimbingan pekerjaan Bimbingan pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan yang

pertama, asal mula dari bimbingan pekerjaan ini dirintis oleh Departemen Tenaga Kerja di negara ini untuk terjun di tengah-tengah masyarakat. Istilah bimbingan pekerjaan mulai digeser oleh pemakaian istilah bimbingan jabatan, yang kemudian beralih kepada nama bimbingan karier sejak dilangsungkannya konfrensi ARAVEG (Asian Regional Association for Vocational and Education Guidance) di Jakarta 1983, yang selanjutnya diadakan simposuim yang menghasilkan rumusan konsep bimbingan jabatan sebagai berikut : "Bimbingan jabatan adalah proses bantuan terhadap seseorang sehingga orang tersebut mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerjanya, serta mempertemukan keduanya, yang akhirnya dapat mempersiapkan diri dan memasuki bidang tertentu dan membinanya dalam bidang pekerjaan tersebut"

b. Bimbingan Pendidikan Defenisi tentang bimbingan pendidikan telah diberikan oleh sebanyak ahli, diantaranya : J.D. Hoofengarder (dalam pengantar Dasar Bimbingan dan

Page 2: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

Konseling) mengatakan : Bimbingan pendidikan sebagai bagian integral dari program sekolah yang ditujukan untuk mengembangkan dan menggunakan kamampuan-kemampuan sehingga mereka dapat memperoleh nilai maksimal dalam pendidikan formalnya. (Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling 1992 : 47). Dari defenisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan tentang bimbingan pendidikan, yaitu : bantuan yang diberikan kepada anak dalam bimbingan dapat berupa informasi pendidikan, cara belajar, pemilihan jurusan lanjutan sekolah, mengatasi belajar, mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam pendidikan atau membuat siswa dapat sukses belajar dan mampu menyesuaikan dari terhadap semua tuntutan sekolah.

c. Bimbingan Pribadi Bimbingan pribadi adalah memberikan bantuan kepada siswa untuk mengembangkan hidup peribadinya seperti motivasi, persepsi tentang diri, gaya hidup, perkembangan nilai-nilai moral/agama dan sosial dalam diri, kemampuan mengerti dan menerima diri dan orang lain, serta membantunya untuk memecahkan masalah-masalah pribadi yang ditemuinya. image_thumb

2. Pengertian Konseling Kata konseling berasal dari bahasa Inggris, yaitu "counseling”, yang berarti "Penyuluhan". Namun, kata penyuluhan itu sendiri sedemikian luas artinya, sehingga untuk lebih membuat agar spesifikasi lagi, maka berikut disajikan defenisi tentang konseling itu sendiri yaitu : Konseling mencakup semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana seorang adalah klien dibantu untuk dirinya sendiri dan lingkungannya. Back (dalam Bimbingan dan Konseling di sekolah lanjutan) mengemukakan pendapatnya tentang konseling sebagai berikut : a. Konseling mengandung arti sebagai bantuan kepada individu untuk menyesuaikan diri dalam situasi kritis b. Konseling adalah membantu individu untuk menyatakan dirinya ke dalam suatu pemecahan masalah yang rumit untuk mempengaruhi perubahan sebagian besar dari tingkah laku klien secara suka rela. c. Konseling diartikan sebagai proses hubungan antara dua orang, dimana yang satunya dibantu dengan yang lainnya untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah.... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2013/08/pengertian-bimbingan-dan-konseling-bk.htmlCopyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia

Page 3: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

1990

Kamis, 23 Mei 2013

Page 4: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING

Guru memiliki tanggung jawab besar untuk membantu peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya secara maksimal. Potensi yang dikembangkan tersebut tidak hanya kecerdasan dan keterampilan belaka, melainkan menyangkut seluruh aspek kepribadian peserta didik. Oleh karena itu seorang guru tidak cukup hanya memiliki pemahaman dan kemampuan dalam bidang pembelajaran tetapi juga harus memiliki pemahaman dan kemampuan dalam bidang bimbingan dan konseling. Guru yang memahami konsep-konsep bimbingan diharapkan dapat berfungsi sebagai fasilitator perkembangan siswa, baik yang menyangkut aspek intelektual, emosional, sosial, moral, maupun spiritual. Melalui tulisan sederhana ini akan dicoba untuk mengungkap pengertian, fungsi, azas, dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling serta hubungannya dengan pendidikan.

A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELINGBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa

Inggris yaitu guidance dan counseling. Guidance berarti pimpinan, bimbingan, pedoman, atau petunjuk, sedangkan counseling berarti pemberian nasehat, perembukan, atau penyuluhan.

Pengertian secara istilah antara lain dikemukakan oleh Sherzer dan Stone (1971: 40). Menurutnya bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. Sementara itu, Kartadinata (1998: 4) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.

Djumhur dan Moh. Surya, (1975:15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”

Berdasarkan beberapa pengertian bimbingan sebagaimana tersebut di atas, dapatlah diangkat makna bimbingan sebagai berikut:1. Bimbingan merupakan proses yang berkelanjutan. Bahwa bimbingan dilakukan secara sistematis, disengaja, berencana, terus menerus, dan terarah kepada tujuan.

2. Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan (helping, aiding, assisting, availing), maka yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah, dan mengambil keputusan adalah individu terbimbing (konseli) sendiri. Pembimbing (konselor) tidak memaksakan kehendaknya tetapi berperan sebagai fasilitator bagi perkembangan individu terbimbing.

Page 5: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

3. Bantuan diberikan kepada individu yang sedang berkembang dengan segala keunikannya dengan mempertimbangkan keragaman dan keunikan individu. Tidak ada teknik bantuan yang berlaku umum, setiap individu akan dipahami dan dimaknai secara individual sesuai dengan pengalaman, kebutuhan, dan masalah yang dihadapinya.

4. Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal, yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. Perkembangan optimal bukan semata-mata pencapaian tingkat kemampuan intelektual yang tinggi yang ditandai dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan, melainkan suatu kondisi dinamik di mana individu mampu mengenal dan memahami diri, sistem nilai, dan melakukan pilihan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri (Satori, dkk, 2007: 4.3 – 4.5).

 Adapun pengertian konseling, menurut Surya dan Natawijaja (1986: 25) adalah semua bentuk hubungan antara dua orang di mana yang seorang sebagai klien (konseli) dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya, sedangkan yang seorang lagi bertindak sebagai konselor yang membantu konseli. Suasana hubungan konseling (penyuluhan) ini meliputi penggunaan wawancara untuk memperoleh dan memberikan berbagai informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan, dan memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan serta usaha-usaha penyembuhan (terapi).

Dalam hubungannya dengan bimbingan, konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan yang sering dikatakan sebagai inti dari keseluruhan layanan bimbingan. Konseling merupakan layanan bimbingan kepada individu dalam rangka membantu mengembangkan diri atau memecahkan masalahnya secara perorangan atau kelompok dalam suatu pertalian hubungan tatap muka (face to face). Dengan demikian maka dapat dirumuskan bahwa konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bertujuan mengatasi masalah yang dihadapi klien.

B.  FUNGSI, AZAS, DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING 1.   Fungsi Bimbingan dan Konseling

Dalam rangka memberikan bantuan kepada individu, bimbingan dan konseling berfungsi untuk hal-hal sebagai berikut :

a.       Fungsi Pemahaman.  Fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli agar memiliki pemahaman

terhadap dirinya (potensi-potensinya) dan lingkungannya (fisik, sosial, budaya, dan agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

Page 6: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

b.      Fungsi Preventif.Fungsi yang berkaitan dengan upaya Pembimbing (konselor) untuk senantiasa mengantisipasi

berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya agar tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan pemberian informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, misalnya bahaya minuman keras, penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan (narkoba), pergaulan bebas (free sex), dan lain-lain.

c.   Fungsi Pengembangan.Fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya.

Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif atau memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas pembimbingan berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini antara lain pelayanan informasi, tutorial, diskusi(brain storming).

d.   Fungsi Penyembuhan.Fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat pemyembuhan (kuratif) ini berkaitan erat

dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, danremedial teaching.

e.   Fungsi Penyaluran.Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan yang sesuai

dengan koseli. Misalnya memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi bagi para siswa di sekolah, memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Konselor perlu bekerja sama dengan pihak-pihak lain secara internal maupun eksternal dalam melaksanakan tugas pembibingannya.

f.    Fungsi Penyesuaian.Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri

dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

g.   Fungsi Perbaikan.Fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki

kekeliruan dalam berpikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi

Page 7: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

(memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola pikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

h.      Fungsi Fasilitasi.Fungsi bimbiingan dan konseling untuk memfasilitasi (memberikan kemudahan) kepada

konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang pada keseluruhan aspek kepribadian konseli.

i.    Fungsi Pemeliharaan.Fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan

mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas. Pelaksanaan fungsi ini dapat diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli (Prayitno dan Amti, 2004: 194; Tohirin, 2007: 2).

2.      Azas-azas Bimbingan dan KonselingPenyelenggaraan bimbingan dan konseling harus memperhatikan azas-azas yang mendasari

tugas-tugas pembibingan. Keberhasilan tugas pembibingan sangat dipengaruhi oleh kemampuan konselor dalam memenuhi azas-azas tersebut. Seorang konselor yang tidak memperhatikan azas-azas bimbingan dan konseling akan menemui banyak hambatan atau bahkan akan menemui kegagalan dalam melaksanakan tugas-tugas kepembibingannya (Satori, dkk, 2007: 4.8-4.11).

a.   Azas KerahasiaanAzas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap data dan keterangan

tentang konseli yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Konselor berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.

b.   Azas KesukarelaanAzas bimbingan dan konseling menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan

konseli  mengikuti atau menjalani kegiatan/pelayanan bimbingan yang diperlukan baginya. Konselor berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.

c.   Asas KeterbukaanAzas bimbingan dan konseling menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran

pelayanan/kegiatan bimbingan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Konselor berkewajiban mengembangkan keterbukaan

Page 8: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

konseli. Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya azas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bimbingan. Agar konseli dapat terbuka, konselor terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.

d.   Azas KegiatanAzas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran

pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Konselor perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.

e.   Azas KemandirianAzas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling.

Konseli sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Konselor hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangan kemandirian konseli.

f.    Azas KekinianAzas bimbingan dan konseling menghendaki agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan

konseling ialah permasalahan konseli dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkaitan dengan masa depan atau kondisi masa lampau dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.

g.   Azas KedinamisanAzas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran

pelayanan (konseli) yang sama selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.

h.   Azas Keterpaduan Azas bimbingan dan konseling menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan

bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh konselor maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Kerja sama antara konselor dengan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

i.    Azas KenormatifanAzas bimbingan dan konseling menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan

bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan

Page 9: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli (konseli) memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.

j.    Azas KeahlianAzas bimbingan dan konseling menghendaki agar pelayanan dalam kegiatan bimbingan dan

konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan konselor harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.

k.   Azas Alih Tangan KasusAzas bimbingan dan konseling menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu

menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli dapat mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.  

l.    Azas Tut Wuri HandayaniAzas bimbingan dan konsekling menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling

secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.3. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Koseling

Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Pemahaman tentang prinsip – prinsip dasar  dari bimbingan dan konseling ini sangat penting dan perlu terutama dalam penerapan di lapangan. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari kesalahan dan penyimpangan – penyimpangan dalam praktik pemberian layanan bimbingan dan konseling. Adapun prinsip – prinsip dari bimbingan dan konseling tersebut antara lain sebagai berikut:  

a.   Bimbingan harus berpusat pada individu terbimbing (konseli).b.   Masalah yang tidak dapat dipecahkan harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang lebih

mampu dan berwenang melakukannya.c.   Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan – kebutuhan yang dirasakan oleh konseli.d.   Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan situasi dan kondisi konseli.e.   Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian dalam

bidang bimbingan.f.    Harus ada penilaian yang teratur terhadap program bimbingan yang dilaksanakan.

Page 10: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

C.  HUBUNGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN PENDIDIKAN1.   Bimbingan dan Konseling dalam Praktik Pendidikan di Indonesia

Bimbingan dan konseling merupakan komponen  yang tak terpisahkan dari komponen-komponen lainnya dalam penyelenggaraan pendidikan. Tujuan inti pendidikan adalah perkembagan kepribadian secara optimal dari setiap peserta didik sebagai pribadi. Setiap kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang. Sehubungan dengan itu, kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh, tidak hanya berupa kegiatan instruksional pembelajaran, melainkan meliputi semua kegiatan yang menjamin layanan terhadap masing-masing individu peserta didik sehingga mereka dapat berkembang secara optimal. Kegiatan pendidikan yang diinginkan sebagaimana tersebut di atas adalah kegiatan pendidikan yang ditandai dengan pengadministrasian yang baik, pembelajaran yang memadai, dan pemberian layanan kepada peserta didik melalui bimbingan dan konseling. Dalam hubungan inilah bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi peserta didik agar berkembang secara optimal. Dengan demikian maka hasil pendidikan yang sesungguhnya akan tercermin pada pribadi-pribadi peserta didik yang berkembang dengan baik secara akademik, psikologis, maupun sosial.

Secara formal kedudukan bimbingan dan konseling di Indonesia telah digariskan dalam Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta perangkat Peraturan Pemerintah, yaitu PP. NO. 28 dan 29 tahun 1990 yang secara eksplisit juga telah menggariskan keberadaan bimbingan dalam sistem pendidikan nasional. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1990 pasal 25 dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 pasal 27, dikemukakan bahwa: (1) Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan amsa depan. (2) Bimbingan diberkan oleh guru pembimbing. Pengakuan formal semacam ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan dan konseling perlu dilaksanakn secara terprogram, ditangani oleh orang-orang yang memiliki kemampuan di bidang itu, untuk pendidikan saat ini dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa.

Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia dimulai dari penyelenggaraan bimbingan dan konseling di bidang pendidikan, khususnya pendidikan formal. Kurikulum 1975 dan 1976 merupakan wadah formal bagi pelaksanaan bimbingan dan konseling da lam bidang pendidikan di sekolah. Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk menyempurnakan kurikulum menjadi kurikulum yang lebih sesuai dengan tuntutan masyarakat, yang kemudian dikenal dengan kurikulum 1984, kemudian berkembang menjadi kurikulum 1994, selanjutnya kurikulum 2004 atau KBK dan 2006 atau KTSP, bimbingan dan konseling semakin memiliki peran penting dalam pengembangan kompetensi, baik kompetensi intelektual, personal, sosial, maupun vokasional.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menegaskan bahwa: ”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

Page 11: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

2. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling di  Sekolah

Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling berikut ini berkenaan dengan tujuan, praktik, dan kaidah-kaidah umum pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah atau dalam tatanan pendidikan pada umumnya (Satori dkk, 2007: 4.11-4.14). Prinsip-prinsip tersebut meliputi:

a.   Bimbingan diberikan kepada individu/siswa/konseli yang sedang berada pada proses perkembangan. Bantuan yang diberikan harus bertolak dari perkembangan dan kebutuhan siswa. Konselor tidak memaksakan kehendak dan mengarahkan perkembangan siswa, melainkan memberikan bantuan berdasarkan pemahaman terhadap kebutuhan dan masalah siswa namun tetap berpegang pada sistem nilai kehidupan yang baik dan benar. Konselor (Pmbimbing) bertugas membantu siswa sebagai konseli untuk memahami sistem nilai sebagai bagian dari proses pengembangan diri.

b.   Bimbingan diperuntukkan bagi semua siswa. Bimbingan tidak hanya ditujukan kepada siswa yang bermasalah atau siswa tertentu saja melainkan untuk semua siswa. Prinsip ini mengandung pengertian bahwa konselor perlu memahami perkembangan dan kebutuhan siswa secara keseluruhan serta menjadikannya sebagai salah satu dasar penyusunan program bimbingan di sekolah.

c.   Bimbingan dilaksanakn dengan memperhatikan semua segi perkembangan siswaPerkembangan siswa, baik yang bersifat fisik, mental, sosial, emosional, moral, maupun spiritual dipandang sebagai ssatu kesatuan yang saling berkaitan. Masalah pada satu aspek bisa saja terjadi karena adanya masalah atau kebutuhan pada aspek perkembangan yang lain.

d.   Bimbingan berdasar pada kemampuan individu untuk menentukan pilihan. Setiap siswa memiliki kemampuan untuk menentukan pilihannya sendiri tentang apa yang akan dia lakukan. Konselor tidak memilihkan untuk siswa melainkan membantu mengembangkan kemampuan siswa untuk memilih dan memberikan pemahaman bahwa setiap pilihan tentu ada konsekuensinya.

e.   Bimbingan adalah bagian terpadu dari proses pendidikan. Proses pendidikan bukanlah proses pengembangan intelektual semata-mata, melainkan proses pengembangan seluruh aspek kepribadain siswa. Praktik pendidikan tidak cukup dengan menyelenggarakan pembelajaran yang terfokus pada pengembangan intelektual saja. Selain kecerdasan intelektual, aspek-aspek perkembangan yang lain juga harus mendapat perhatian, seperti; kecerdasan emosional, kecerdasan kinestetik, kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, serta pengembangan nilai dan sikap.

f.    Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya. Bantuan dalam proses bimbingan diarahkan untuk membantu siswa memahami diri, mengarahkan diri kepada tujuan yang realistis, dan upaya mencapai tujuan yang realistis itu sesuai dengan kemampuan diri dan peluang untuk memperolehnya.

DAFTAR REFERENSI

Page 12: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

Djumhur, I dan Moh. Surya, 1975, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah(Guidance & Counseling), Bandung : CV Ilmu.

Prayitno dan Erman Amti, 2004, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka CiptaKartadinata, Sunaryo, 1990, Kebutuhan akan Layanan Bimbingan di Sekolah Dasar, Bandung: IKIP

Bandung.Satori, Djam’an, dkk, 2007, Profesi Keguruan, Jakarta: Universitas Terbuka.Shertzer B. Dan Stone Shelly C., 1971, Fundamentals of Guidance, New York: Houghton Mfflin Company.

Tohirin, 2007, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persda.

Page 13: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

Memahami Bimbingan dan Konseling di   Sekolah

21 APR

Oleh: Akhmad Muhaimin Azzet

Anak atau peserta didik adalah pribadi yang tumbuh dan berkembang menuju kedewasaannya. Seiring dengan bertambahnya usia, anak atau peserta didik mengalami proses belajar yang terus-menerus dari yang sebelumnya tidak mengetahui menjadi mengetahui; dari yang sebelumnya tidak mengalami menjadi mengalami secara langsung pengalaman hidupnya. Di sinilah sesungguhnya dibutuhkan seorang guru dalam proses pendidikannya agar dapat mendampingi sang anak atau peserta didik dalam belajar dan memahami sesuatu.

Di dalam sekolah, semua guru adalah pembimbing bagi anak didiknya dalam proses belajar mengajar. Seorang guru tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, namun juga mendampingi mereka dalam meraih keberhasilan pendidikan. Dalam menjalani setiap aktivitas dalam belajar mengajar ini tugas guru adalah juga memberikan bimbingan kepada anak didiknya. Akan tetapi, anak didik juga membutuhkan bimbingan secara khusus, terutama ketika menghadapi persoalan yang terkait dengan kepribadian, agar dapat menyelesaikan persoalannya dengan baik. Di sinilah sesungguhnya penting keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah. Secara profesional, bimbingan dan konseling dilakukan oleh seorang konselor.A. Pengertian Bimbingan dan KonselingMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “bimbingan” diartikan sebagai petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu. Sedangkan “konseling” adalah pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis. Konseling juga bisa diartikan sebagai pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap diri sendiri meningkat dalam memecahkan berbagai masalah.Bila merujuk kepada kamus tersebut, bimbingan dan konseling adalah petunjuk atau penjelasan yang diberikan oleh yang ahli kepada seseorang dengan metode psikologis sehingga seseorang semakin memahami dirinya agar dapat menghadapi suatu masalah dengan baik.

Bimbingan dan konseling yang dijalankan di sekolah mempunyai makna yang tidak begitu berbeda dengan pengertian di atas. Bimbingan dan konseling adalah upaya dalam memberikan pelayanan bantuan kepada anak didik agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal. Pelayanan bantuan ini bisa dilakukan kepada anak didik secara perorangan atau kelompok. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka membantu anak didik dalam mengembangkan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan merencanakan kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Pengertian bimbingan dan konseling sebagaimana di atas juga sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28/1990. Dalam PP tersebut, yakni pasal 25 ayat 1, disebutkan, “Bimbingan merupakan bantuan yang

Page 14: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenali lingkungan, dan merencanakan masa depan.”

Pemberian bantuan kepada anak didik ini dipandang penting agar mereka dapat memilih, mempersiapkan diri, memegang tanggung jawab, dan mendapatkan hal yang berharga dari keputusan yang diambilnya. Dengan demikian, bimbingan dan konseling adalah upaya pemberian bantuan kepada anak didik agar dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan bertindak dengan baik sesuai dengan perkembangan jiwanya. Upaya ini dilakukan dengan menciptakan lingkungan perkembangan yang kondusif serta dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.

Pemberian bantuan dalam bimbingan dan konseling ini dilakukan secara terencana, termasuk menggali segala hal yang terkait dengan anak didik, berdasarkan identifikasi kebutuhan mereka, tujuan pendidikan, dan harapan dari orangtua peserta didik. Hal ini dilakukan oleh seorang tenaga profesional dalam bimbingan dan konseling agar anak didik bisa secara mandiri mengatasi masalah yang dihadapinya dengan baik.

B. Tujuan Bimbingan dan KonselingBimbingan dan konseling dilakukan dengan tujuan membantu anak didik dalam memahami diri sendiri, baik sebagai makhluk Tuhan maupun sebagai makhluk sosial. Kemampuan dalam memahami diri ini penting bagi siapa saja, termasuk anak didik, agar dapat menghadapi kehidupan ini dengan lebih baik.Adapun apabila diuraikan secara lebih rinci, bimbingan dan konseling diberikan untuk membantu anak didik agar mendapatkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Mendapatkan Kebahagiaan HidupSebagai makhluk Tuhan, setiap manusia sesungguhnya berhak untuk dapat merasakan sebuah kebahagiaan hidup. Namun, sayang sekali, tidak semua orang dapat merasakan kebahagiaan. Sebagian orang mengaitkan kebagiaan hidup itu dengan terpenuhinya kebutuhan hidup, baik itu berupa rumah yang bagus, kendaraan mewah, uang melimpah, atau prestasi yang membanggakan. Pertanyaanya adalah apabila hal tersebut belum terpenuhi, apakah seseorang tidak bisa merasakan kebahagiaan? Sebab, ternyata tidak sedikit orang yang jauh dari kemewahan sebagaimana tersebut, akan tetapi hidupnya penuh dengan kebahagiaan.Memerhatikan kenyataan sebagaimana di atas, sesungguhnya bahagia atau tidaknya seseorang bukan ditentukan oleh kemewahan sebagaimana tersebut. Kebahagiaan itu adanya di dalam hati; bukan ada pada barang-barang yang mencukupi kebutuhan hidup atau prestasi lainnya. Orang dengan kepemilikan yang sama dan prestasi yang sama-sama sukses bisa jadi sangat berbeda dalam merasakan hidupnya: yang satu bahagia sedangkan yang satunya gelisah saja. Dengan demikian, kebahagiaan itu sangat tergantung pada bagaimana seseorang mengelola perasaan yang ada di dalam hatinya.

Apabila seseorang mempunyai perasaan syukur kepada Tuhan atau menyandarkan segala kejadian kepada-Nya Yang Mahakuasa, tentu akan merasakan kebahagiaan. Di sinilah penting bagi anak didik untuk dibimbing agar bisa merasakan kebahagiaan hidup sebagai makhluk Tuhan. Bagaimana caranya? Sudah tentu orang yang bisa bersyukur dan menyandarkan diri kepada Tuhan adalah yang terbiasa menjalankan apa yang diperintahkan oleh Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya. Maka, pendidikan juga merupakan sarana yang tepat agar anak didik menjadi semakin dekat dengan Tuhan, bukan sebaliknya.

Page 15: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

2. Membangun Kehidupan yang BermanfaatMembangun kehidupan yang bermanfaat sesungguhnya adalah kunci bagi seseorang bisa merasakan hidupnya bermakna. Bermanfaat yang dimaksudkan di sini tentu bermanfaat bagi diri sendiri dan lebih-lebih bagi orang lain. Bermanfaat bagi diri sendiri adalah bimbingan kepada anak didik untuk bisa, di antaranya, menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya dan jangan sampai hanya terbuang sia-sia. Apalagi usia masih muda. Perlu dibangun kesadaran untuk menggunakan masa muda sebaik-baiknya agar tidak menyesal ketika sudah tua.Di samping bermanfaat bagi diri sendiri, sudah tentu hal yang terus-menerus perlu dibangun pada kesadaran anak didik adalah agar bisa bermanfaat bagi orang lain. Di sinilah seorang guru atau pembimbing perlu membantu anak didik agar bisa bermanfaat bagi orang lain. Kesadaran penting yang harus dibangun adalah kegembiraan untuk berbagi. Kegembiraan untuk berbagi ini bisa dilakukan dengan memberikan sesuatu yang kita miliki kepada sahabat atau atau orang lain, tenaga untuk membantu, atau ucapan yang baik, usulan mencari jalan keluar dari suatu masalah, dan bahkan sapaan yang ramah.

Dengan kemampuan bisa berbagi dengan orang lain maka kehidupan seseorang akan dirasakan bermanfaat. Inilah sesungguhnya yang dikatakan dalam kecerdasan spiritual sebagai kemampuan seseorang memberikan makna dalam hidupnya. Jika kemampuan ini terus diasah dan dilatih anak didik ketika duduk di bangku sekolah, maka ia juga akan mudah bergaul dan hidupnya lebih bermanfaat bila ketika dewasa nanti benar-benar terjun dalam kehidupan bermasyarakat secara langsung.

3. Kemampuan Hidup Bersama dengan Individu yang LainKemampuan hidup bersama dengan individu yang lain sangat penting dimiliki oleh anak didik. Sebab, sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia pasti membutuhkan orang lain. Misalnya, dalam memenuhi kebutuhan makan, sandang, papan, kendaraan, pendidikan, bahkan hiburan, manusia tentu tidak dapat memenuhinya secara sendiri. Oleh karena itu, jika anak didik mengalami ketidakmampuan untuk hidup bersama dengan indvidu yang lain, tentu harus ditangani dengan baik.Kemampuan hidup bersama individu yang lain memang harus dilatih sejak dini. Ketika masih kecil memang menjadi tanggung jawab orangtua untuk melatihkannya. Namun, bila seorang anak telah memasuki usia sekolah, seorang guru atau pembimbing juga harus membantu melatih anak didiknya agar bisa hidup bersama dengan individu yang lain. Baik itu kepada teman-teman sekolah, para guru, atau siapa siapa saja yang terlibat interaksi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Jika kemampuan ini tidak dilatihkan, tentu anak didik akan mengalami banyak masalah dalam perkembangan jiwanya. Sebaliknya, apabila anak didik tidak mengalami masalah terkait dengan hidup bersama dengan individu yang lain maka akan mudah baginya untuk meraih kesuksesan dalam proses belajar mengajar.

KTSPBimbingan dan Konseling dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Seperti diketahui bahwa Pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan pengembangan sumber daya manusia yang unggul dalam rangka menghadapi era millenium yaitu era pasar global dan pasar bebas. Era yang demikian memberikan suatu pemahaman bahwa pengembangan

Page 16: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

sumber daya manusia yang berkualitas tidak dapat ditunda-tunda lagi. Pengembangan sumber daya manusia merupakan upaya komprehensif dari berbagai aktor pendidikan seperti guru, tenaga non kependidikan, sarana dan prasarana, kurikulum, dll. Upaya pemerintah yang nyata dalam peningkatan kualitas guru adalah meningkatkan kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, sosial, pribadi dan profesional. Pencapaian kompetensi tersebut saat ini dilakukan dengan sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio dan melalui pendidikan profesi selama 1 tahun

Kurikulum merupakan salah satu faktor yang diasumsikan sebagai instrumen untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Perkembangan mutakir dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1 ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yangdikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Berdasarkan konsep tersebut perlu dipahami beberapa hal yang terkait dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagai berikut:(Mulyasa, 2007 ;20) :

1)    KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.

2)    Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan Depatemen Agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan.

3)    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masingmasing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

KTSP merupakan paradigma baru dalam pendidikan khususnya dalam pengembangan kurikulum karena memberikan kesempatan yang luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah yang lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan. Melalui pengembangan KTSP ini sekolah memliliki keleluasaan dam menglola sumber daya, dana, sumber belajart dan kegatan lain sesuai dengan kebutuhan dan prioritas masing-masing sekolah.

KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-masing sekolah. Dengan otonomi ini kinerja guru dan sekolah akan lebih optimal karena mempunyai kekuasaan penuh dan tanggungjawab yang lebih besar dalam menetapkan kurikulum sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah. Untuk itu sekolah mutlak dituntut untuk mengembangkan visi, misi, dan tujuan sekolah mendasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam indikator kompetensi, mengembangkan strategi,menentukan prioritas, mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan Iingkungan sekitar, serta mempertanggungjawabkan kepada pemerintah dan masyarakat.

Pengembangan KTSP dilakukan oleh guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan pendidikan .. Orang-orang yang terlibat dalam pengembangan KTSP tersebut merupakan badan

Page 17: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

yang atau lembaga yang menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan peraturan-peraturan tentasng pendidikan yang berlaku. Untuk itu komite sekolah bersama sekolah menetapkan visi, misi dan tujuan sekolah yang berdasarkan analisis SWOT dengan berbagai implikasinya terhadap program -program kegiatan opersional untuk mencapai tujuan sekolah.

Struktur Isi KTSP.Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi tersebut terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kelulusan. Muatan lokal dan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang dasar dan menengah. Khusus mengenai pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri ini difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikanyang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler?

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tersebut maka dalam kegiatan bimbingan dan konseling mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikuasai siswa Salah satu bentuk kegiatan yang dapat digunakan adalah pengembangan diri. Melalui pengembangan diri ini maka guru pembimbing atau konselor menterjemahkan dan mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar apa saja yang per/u dikuasai siswa.

Untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut peserta didik tidak cukup diberikan pengajaran bidang studi saja, tetapi diperlukan kegiatan bimbingan dan konseling. Dalam konteks bimbingan dan konseling pengembangan diri peserta didik didasarkan pada tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai oleh peserta didik pada masa perkembangannya. Adapun tugas-tugas perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:

1)      Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Ynag Maha Esa.2)      Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya

sebagai pria dan wanita.3)      Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat,4)      Mengembangkan penguasaan i1mu, teknologi dan seni sesual dengan program kurikulum,

persiapan karir dan melanjutkan studi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.

5)      Mencapai kematangan dalam pemilihan karir.6)      Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional,

sosial, intelektual dan ekonomi.7)      Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.8)      Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni.9)      Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai

Pengembangan Diri

Page 18: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

Pengembangan diri merupakan istilah yang relatif baru dalam kurikulum pendidikan kita. Pengembangan diri secara konseptual berarti mengembangkan seluruh aspek diri siswa baik dirim yang disadari maupun yang tidak disadari. Dalam psikologi pendidikan istilah diri dapat disebut dengan istilah "aku" atau self yang merupakan salah satu asperk kepribadian yang didalamnya terdapat nilai, sikap, perasaan, kepercayaan, cita-cita dan aspek psikis lainnya yang kesemuanya merupakan satu kesatuan yang saling terkait.

Seperti yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 dinyatakan bahwa : Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatc: ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri melalui layanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosia belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Berdasarkan rumusan tersebut diatas maka kegiata pengembangan diri seyogyanya dilakukan lebih banyak berada dilua jam efektif, atau diluar jam pelajaran, melalui serangkaian kegiatar ekstrakurikuler seperti diskusi, bimbingan kelompok, permainan kelompok, dan sebagainya. Demikian pula kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan secara mandiri seperti mengkaji buku, mengunjungi nara sumber, atau melakukan aktivitas tertentu untuk kepentingar pembelajaran dan pengembangan diri siswa secara komprehensif. Dibandingkan dengan kurikulum terdahulu agaknya ada perbedaan dalam jumlah jam belajar efektif, yaitu adanya pengurangan jam belajar efektif di kelas, namun jam belajar diberikan lebih banyak untuk kegiatan di luar jam belajar efektif melalui pengembangan diri dibawah bimbingan Konselor maupun tenaga kependidikan yang lain. Hal ini akan mengoptimalkan aktivitas siswa dalam menggali ilmu pengetahuan dan penjelajahan dalam bidang lain untuk mengembangkan bakat, minat, dan potensi yang ada pada siswa, sehingga siswa akan merasa bebas dan tidak melulu hanya di dalam kelas saja. Demikian pula dalam kurikulum in; lebih menghargai adanya perbedaan individu, baik dalam bakat, potensi, minat, karakteristik ,dll. Oleh karena itu diperlukan pendidik yang memahami perbedaan individu sehingga mampu mengarahkan dan mengembangkan diri siswa secara optimal.

Memperhatikan karakteristik kurikulum tersebut peranan bimbngan konseling sangat menentukan, yaitu dalam mengindetifikasi kebutuhan, bakat, minat, potensi, sikap, dan sebagainya yang terkait dengan karakteristik siswa. Selanjutnya berdasarkan hasil identifikasi tersebut semua potensi siswa dikembangkan melalui serangkaian kegiatan bimbingan yang dikenal dengan pola 17 Plus.

Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam KTSPMencermati konsep dasar KTSP dan karakteristiknya maka kegiatan bimbingan dan konseling secara prisnip sudah sesuai dengan kurikulum tersebut. Seperti diketahui bahwa dalam bimbingan dan konseling mempunyai peranan mengembangkan potensi diri siswa seoptimal mungkin. Pengembangan diri dalam bimbingan dan konseling sejalan dengan konsep bimbingan dan konseling mutakhir yaitu bimbingan dan konseling dengan pendekatan pengembangan. Pendekatan pengembangan berbeda dengan pendekatan lama yang lebih menitik

Page 19: Memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Web viewBimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari kata-kata yang berasal dari bahasa Inggris ... wawancara untuk ... seseorang dengan

beratkan pada pendekatan klinis. Dalam pendekatan pengembangan lebih berorientasi dan bersifat pedagogis, melihat potensi klien, berorientasi pengembangan positif klien, menggembirakan siswa, dalam proses dialog dengan klien sampai menyentuh, dan klien bersifat terbuka, kegiatan bersifat humanistik, klien mempunyai peran dan tanggungjawab penuh dalam menentukan sendiri, dan Konselor hanya bersifat membantu dan memberikan beberapa alternatif.

Berdasarkan konsep tersebut maka kedudukan bimbingan dan konseling dalam KTSP sangat strategis dan merupakan jantungnya kegiatan pengembangan diri. Dengan demikian maka semua kegiatan bimbingan dan konseling baik pelayanan maupun kegiatan pendukung perlu lebih ditingkatkan dalam semua aktivitas program maupun pelaksanaannya. Melalui kegiatan bimbingan dan konseling diharapkaan siswa dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga pada gilirannya tercapailah tujuan pendidikan dan bimbingan yaitu tercapainya kepribadian yang sehat dan utuh. Untuk itu maka pengelolaan dan pengorganisasian yang sinergis merupakan syarat mutlak tercapinya pengembangan diri siswa.