Melejitkan Potensi Otak

72
Psikologi Pendidikan Anak PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Transcript of Melejitkan Potensi Otak

Psikologi Pendidikan Anak

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Pra TK dan TK, Serupa Tapi Tak Sama

Dalam rentang usia anak-anak beda usia sebulan pun bisa

menyebabkan beda kemampuan yang jauh

Fani, letakkan mainanmu sayang. Tangan dilipat di atas meja.

Ayo kakinya rapat, kepala tundukkan., kita mau berdo'a,"

seorang guru kelompok bermain (play group) mengingatkan

salah seorang murid yang masih sibuk dengan kartu-kartu

mainan di tangannya. Sementara sebagian besar anak sudah

duduk rapi di bangku masing-masing.

"Fani sayang, Bu Guru tidak mulai berdoa kalau kakinya

masih keluar dari kursi. Mainannya diletakkan dulu, nanti Allah

marah. Lho!" suara bu guru agak meninggi. Tetapi yang

diperingatkan hanya menoleh sebentar kepada bu guru untuk

kemudian asik kembali dengan mainan barunya. Bahkan kini

teman di samping ldri kanannya pun sudah mulai tertarik

dengan nudnannya itu.

Bu guru pun mendekati Fani dan berkata,"Sudah sekolah,

tidak boleh main terus. Sekarang kita mau belaiar, mainannya

dibawa Bu guru ya," Si kecil Fani merengut ketika lbu guru

memaksa mengambil kartu-kartunya. Sebagai tandaprotes, ia

pun menendang-nendangkan kakinya kepada teman sebelah.

Melihat itu bu guru menimpali, "Kita tidak bisa mulai belajar

kalau kaki Fani belum rapat dan rapi di bawah meia.

Tangannya di atas meja, sayang," kata Bu Guru lagi.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Akhimya, terlewat hampir lima belas menit hanya untuk

menunggu Fani agar bisa duduk rapi untuk mengucap doa.

Peristiwa seperti ini, banyak teriadi di berbagai kelas play

group yang kini hampir sama banyaknya dengan taman

kanak-kanak di mana-mana.. Meningkatnya minat masyarakat

untuk memasukkan putra-putri nya ke sekolah sedini mungkin,

ditanggapai dengan antusias para pengelola pendidikan untuk

membuka kelas-kelas bermain ini, namun sayangnya kurang

diimbangi dengan pengetahuan yang benar tentang dunia

pendidikan pra TK tersebut.

Akibatnya, banyak guru play group yang menyama ratakan

jenjang ini dengan jenjang TK A, dengan hanya mengurangi

sedikit beban kurikulumnya. Guru meminta anak untuk bisa

duduk rapi seharian di dalam kelas, diberi pertanyaan-

pertanyaan yang membingungkan, yang belum seharusnya

diterima oleh anak-anak usia pra-TK bahkan usia TK

sekalipun yang dunia utamanya adalah bermain.

Kemajuan Besar

Anak-anak usia balita (bawah lima tahun) biasanya selalu

mengejutkan para orang tua dengan perkembangan alamiah

mereka yang menakiubkan, yang bisa berlangsung dalam

waktu singkat dan tak terduga. Perbedaan usia yang hanya

satu atau dua bulan saja bisa memberikan perbedaan

kemampuan yang cukup besar.

Dalam sebulan saia, anak yang semula cengeng bisa berubah

menjadi mandiri. Dari yang masih cedal bisa berubah menjadi

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

fasih bicara. Dari yang pemalu bisa berubah menjadi

pemberani.

Itu sebabnya, kemampuan anak--anak usia in! belum bisa

disamakan kemampuan siswa TK A, karena nyatanya usia

mereka berbeda - setidaknya dengan rentang waktu satu

tahun, atau sama dengan dua belas bulan. Sebuah perbedaan

yang amat besar dilihat dari proses perkembangan seorang

anak usia balita.

Gerak Motorik Dominan

Masih sangat wajar, jika anak-anak pra TK ini lebih suka

bermain ayunan dari pada bermain di kelas. Bagi mereka,

benda-benda yang bisa berputar-putar dan mengayun-

ayunkan tubuh mereka itu sangat menggairahkan. Akan lebih

baik jika 50-75 % waktu bermain mereka dalam sehari di play

group dan di rumah dihabiskan dengan bermain seperti ini.

Guru dan orang tua yang kreatif, akan memadukan materi

pembelajaran dengan kegiatan motorik ini.

Mengenal konsep hitung, mengenal wama hingga pengenalan

doa, semua bisa dilakukan sambil berayun-ayun, berlarian,

atau sambil duduk santai di halaman rumput yang luas,

bukan?

Dominannya motorik kasar ini pun membuat ruang gerak anak

m enjadi luas. Mereka butuh berlarian ke sana kemari, butuh

ruang lebar untuk menyebar mainannya di karpet, bahkan

juga untuk bermain petak umpet bersama teman, ayah ibu

maupun gurunya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Sayangnya, lebih banyak play group yang temyata hanya

memiliki ruang 'kelas bermain' tak lebih dari 3x3 meter per

segi, itupun untuk 10 orang siswa. Halamannya pun

seadanya, sehingga anak harus berdesakan untuk bermain.

Kalau mereka ingin berlarian, kerap harus bertabrakan

dengan teman. Akibatnya, guru terpaksa melarang anak untuk

berlarian, padahal itu berarti menghambat perkembangan

motorik anak itu sendiri.

Jarak Pandang Dekat

Tidak seperti anak TK yang telat. mampu melihat dalam

rentang jarak lebih dari 3 meter, maka anak-anak mungil tiga

tahun-an ini baru memiliki kemampuan pandang dalam jarak

yang relatif dekat, tak lebih dari 2 hingga 3 meter.

Mengingat minimnya kemampuan ini, maka posisi hadap guru

dan siswa harus diatur tidak terlalu jauh, dan tidak menyebar.

Posisi berhadapan dengan siswa duduk setengah lingkaran di

atas karpet adalah posisi yang sangat efektif untuk kegiatan

yang banyak membutuhkan komunikasi verbal.

Untuk kegiatan yang memerlukan ruang gerak agak luas

untuk mengerjakan sesuatu atau memerlukan meja, barulah

anak-anak bisa dikelompokkan satu meja untuk empat hingga

lima anak. Posisi duduk kursi yang menyebar akan

menyulitkan anak untuk berkonsentrasi ke satu arah,

sehingga, guru harus aktif ' berkeliling agar semua siswa

dapat melihatnya. Hal ini menyebabkan posisi ini tak efektif

untuk komunikasi verbal.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Obyek Pandang Besar

Sebuah apel yang digambar ibu guru di papan tulis dengan

ukuran diameter 7 cm tak akan menjadi sesuatu yang menarik

bagi anak 3 tahun yang harus melihatnya dari kursinya yang

berjarak 4 meter dari papan tulis. Lain halnya jika ibu guru

membawakan selembar kertas folio dengan gambar apel

merah segar berdiameter 10 cm dan ditunjukkan kepada

anak-anak dalam jarak dua meter, apalagi jika si apel memiliki

mata dan mulut yang sedang tertawa, anak akan berebut

melihatnya.

Komunikasi Dua Arah

Memandang lurus dan langsung ke mata anak, adalah kunci

sukses komunikasi guru dan siswa.jika tidak ditatap demildan,

dapat dipastikan pandangan anak akan segera teralih ke

sekitamya hanya dalam hitungan detik.

Celotehan anak kerap terluncur dari bibir mungil mereka,

tanpa ada sangkut pautnya sama sekali dengan apa yang

sedang dibicarakan guru. Tentu saja, guru harus bijaksana

menghentikan sebentar pembicaraannya untuk

mendengarkan celotehan-celotehan mereka dengan penuh

perhatian.

Ingat, bahwa untuk usia tiga tahun-an, tak banyak anak yang

mampu dan berani menceritakan perasaannya dengan

celotehan seperti itu.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Itu sebabnya celotehan-celotehan mereka tak boleh

dihentikan. justeru guru harus menanggapi dan

mengembangkan celoteha-n itu dengan beberapa kalimat

tanggapan balik. Setelah si anak puas, barulah guru kembali

ke topik pembicaraan semula. Cara ini berbeda dengan cara

menghadapi anak yang duduk di TK A, dimana mereka yang

suka memberi celotehan yang tak sesuai dengan topik

pembelajaran harus sudah diarahkan untuk hanya

memberikan komentar dan pendapat seputar topik saja.

Merekam, Bukan Mengungkapkan

Semua anak tiga tahun-an, memiliki kemampuan tinggi untuk

merekam segala sesuatu yang ia dengar dan ia lihat setiap

hari. Anak tiga tahunan yang dua hari sekali membaca doa

sebelum makan bersama-sama, umumnya sudah akan

mampu mengucapkannya sendiri dalam beberapa bulan tanpa

harus dibantu. Walaupun anak melakukannya setiap hari

MODEL PEMBELAJARAN PRA TK (3 th-an)

§ Pembelajaran sedetik yang diulangulang sudah cukup, § jangan bertanya untuk mengetes kemampuan anak § 50 - 75 % waktu belajamya diserasikan dengan kegiatan dan

permainan motorik § Ruang gerak luas, cukup untuk berlarian dan berlompatan § jarak pandang dekat, hanya 2 - 3 meter § Obyek pandang harus berukuran besar dan mencolok § Berkomunikasi dengan menatap langsung mata anak § Dengarkan dan tanggapi celotehan anak

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

tanpa perhatian penuh sekalipun. Berdoa sambil menolehkan

kepala kanan dan kiri, sambil berlari-lari, sambil tidur-tiduran,

atau sambil melamun sekalipun, sesungguhnya memori anak

tetap bekeria, merekam hafalan doa tersebut.

Glenn Doman, seorang ahli pendidikan anak, dalam bukunya

Metodenya Mengajar Balita Membaca, menyarankan pendidik

untuk menunjukkan kartu tulisan kepada anak tak lebih dari

satu detik saja. Sebab sesungguhnya memori anak bekeria

ekstra hebat, di luar perkiraan orang dewasa, dan sedetik saja

ia memandang atau mendengar sesuatu, itu sudah sangat

cukup untuk memasukkannya ke dalam memori otak. justru

rentang waktu lebih dari sedetik saat menatap, mendengar

atau menirukan, bisa membuat anak menjadi bosan dan

kehilangan konsentrasinya.

Sebaliknya, pada usia 3 tahunan ini, belum tumbuh keinginan

anak untuk menyampaikan pendapatnya, atau menunjukkan

kebolehannya. Itu sebabnya banyak dari mereka akan malas

menjawab pertanyaan ibu guru. Sebagian besar yang lain

tidak menjawab karena belum meiliki keberanian untuk itu.

Pendidik tidak boleh terlalu cepat ingin mengetahui hasil dari

pendidikan yang ia berikan, sehingga memberi pertanyaan

kepada siswa untuk mengetahui apakah mereka

mendengarkan 'pelajaran' ibu guru hari itu. Dan ketika anak-

anak tidak menjawab, bu guru memberi respon positif,

seakan-akan anak-anak tersebut tak mengetahui jawabannya.

Padahal kenyataannya bukannya anak tak mengerti, hanya

saja mereka sedang tidak ingin menjawabnya.Sayangnya,

ketika ibu guru merespon negatif, anak yang tak menjawab

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

akan merasa dirinya gagal, sehingga dikhawatirkan

merendahkan konsep dirinya. Itu sebabnya, di dunia bermain

anak tiga tahunan ini pendidik sebaiknya tak banyak bertanya,

tetapi banyak bercerita. Di jenjang usia TK A, barulah anak

bisa dimotivasi untuk belajar menjawab lebih banyak.

Mudah-mudahan tulisan ini memberi masukan segar bagi

semua ibu dan guru.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Buku Dimana-mana

Tips menumbuhkan kecintaan anak pada buku dan

dunia bacaan.

Siapa yang tak senang memiliki anak gemar 45membaca?

Anak seperti ini akan lebih sukses dalam mencari

pengetahuan demi masa depannya. Namun kenyatannya,

lebih banyak anak yang bend untuk membaca. Lebih sedikit

lagi yang kutu buku. Kondisi ini belum terpecahkan karena

orang tua tak mengerti duduk permasalahannya. Ikutalah

bahasan berikut.

Buku di mana-mana

Buatlah sebuah perpustakaan di rumah, walau hanya satu

sudut kecil saja. Kunci utama pengenalan anak kepada buku

adalah besamya frekuensi 'pertemuannya yang

menyenangkan' dengan buku.'Syukursyukur jika banyak buku

menarik yang anda sediakan khusus untuk anak-anak.

Ijinkanlah mereka untuk selalu bersama-sama dengan buku.

Membaca santai di ruang keluarga, di teras, di ruang tidur,

ruang makan hingga di WC. Biasakanlah di mana-mana

mereka melihat buku. Jangan memasung anak dengan hanya

memperbolehkan mereka membaca. di ruang perpustakaan

saia, dengan posisi duduk yang tegak saja, atau di jam-jam

tertentu saia. Dalam keadaan seperti ini anak tak bisa

menikmati buku yang dibacanya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Sebaliknya, anak membutuhkan suasana santai untuk bisa

menumbuhkan rasa nikmat kala membca tadi. Tentu saja,

akhimya diperlukan -kerja ekstra orang tua untuk merapikan

buku-buku itu kembali di saat yang ditentukan.

Akan membantu pula jika mengenalkan keasyikan membaca

lewat keaktifan orang tua dalam mendongeng.

Jadilah Orang Tua Pembaca

Ketika melihat orang tuanya begitu serius dan antusias

membaca, anak akan penasaran, dan terffmxivasi untuk

meniru perbuatan orang tuanya. Bermula dari motivasi inilah

maka anak akan mudah untuk menemukan kenikmatan dalam

membaca. Sebuah keuntungan bagi orang tua, adalah karena

karakter anak yang suka meniru, maka or-ang tua tak perlu

repotrepot memberi pengertian. Anak akan meniru dengan

sendirinya.

Bermula darl Komik

Sebagai langkah awal, harus dicarikan buku yang paling

menarik bagi anak. Untuk usia balita, sekarang banyak

tersedia buku cerita menarik bukan hanya dari segi cerita dan

gambamya saia, tetapi juga dari penampilan dan

kreatifitasnya.

Buku dengan cover (halaman depan) terbuat dari kardus tebal

yang tak mudah rusak, tak mudah robek, tahan kering dan

mudah dihapus jika tercoret Ada pula buku pop-up, sebuah

jenis buku yang gambar-gambar di dalamnya bisa dibuka

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

menjadi bentuk tiga dimensi, bisa digerak-gerakkan, dan

ditutup kembali. Ada buku khusus menemani balita mandi

yang tahan air, buku cerita binatang dengan bulu aslinya,

buku yang becermin, dan masih banyak buku kreatif lain.

Atau anak. tertarik pada komik ? Bagi kebanyakan orang

dewasa, komik anak-anak. seakan bukan bahan bacaan yang

balk. Tetapi sesungguhnya komik sangat membantu anak

mengawali kecintaannya kepada buku. Banyaknya gambar

dengan bahasa yang pendek dan ringan pas dengan

kemampuan anak di tahap awal yang belum terbiasa

membaca kalimat-kalimat padat dan lengkap. jadi, biarkan

anak. anda mencandu komik di usia 6 tahun. Berikutnya,

sesuai perkembangan usianya, kembangkanlah emampuan

mmbaca mereka pada buku-buku lain yang lebih balk dan

lebih sulit bobot bacaannya. Tahapan kemampuan baca anak

ini akan diuraikan dalam tulisan berikutnya.

Hindarkan dari TV

Televisi adalah musuh besar bagi anak-aank. Tayangannya

yang hanya menitikberatkan pada gambar dan suara, dan

hanya menuliskan sepatah atau dua patah kata, justru

membuat anak malas membaca. Gambamya yang begitu

cepat bergerak dan berganti, membuat anak tak terbiasa

berkonsentrasi. Padahal untuk menikmati bacaan butuh

konsentrasi. Wama-waminya yang begitu semarak sangat

menarik, menyaingi kondisi banyak buku anak-aank yang

suram dan membosankan. Apalagi buku pelajaran sekolah

dengan kertas yang buruk dan tanpa gambar. Anak yang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

banyak menonton televisi sulit untuk bisa menyukai buku-

bukunya.

Tumbuhkan Motivasinya

Seseorang akan bangkit moltivasinya untuk melakukan

sesuatu jika ia menemukan keasyikan dan kenikmatan. Begitu

pula dalam hal membaca. Tak. ada gunanya memaksa anak

untuk membaca bukubukunya dengan maksud agar mereka

terbiasa membaca. Yang lebih penting untuk dilakukan adalah

mehumbuhkan keasyikan terlebih dahulu.

Untuk menumbuhkan keasyikan, bolehkan anak memilih

sendiri buku yang akan ia baca. jangan kecewa jika pilihannya

masih sangat jauh dari harapan anda. Dan anda tak boleh

memaksanya mengubah pilihannya jika bukan karena

keinginannya sendiri. Sabarlah, karena kelak jika keasyikan

telah tumbuh, akan lebih mudah untuk menyuruhnya memilih.

Tips Mengenalkan Buku pada Anak

Perbanyak pertemuan dengan buku § Buat perpustakaan mini di sudut kamar § Ciptakan suasana baca § Biasakan mendongeng § Mulai dari buku yang paling ringan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Dari Komik menuju Buku Pelajaran

Untuk menjadi kutu buku temyata perlu melewati

banyak tahapan dan butuh waktu lama.

Membiasakan anak untuk membaca tidak bisa dicapai hanya

dalam waktu beberapa hari, atau satu dua minggu saja. Orang

tua harus ekstra sabar karena upaya pembiasan ini bisa

makan waktu berbulan-bulan, bahkan mungkin bertahun-

tahun. Bagi anak balita, maupun usia sekolah, bisa dilakukan

peran aktif orang tua memfasilitasi upaya pembiasaan ini,

yang umumnya melalui beberapa tahapan, sepe!-ti ditulis

Mary Leonhart dalam bukunya, Parents Who Love Reading,

Kids Who Don't.

Tahap Rertama: Membolak-balik Buku dan Majalah

Jangan kecewa, jika anak-anak anda hanya membuka-buka

saja buku-buku yang telah anda beli dengan harga tinggi.

Mungkin hanya judul-judulnya saja yang mereka baca, dan

gambar-gambamya saja yang mereka amati. Bagi mereka

yang belum terbiasa membaca, ini adalah sebuah awal yang

baik, dan harus segera direspon oleh orang tua.

Biarkan anak asyik dengan kegiatannya membolak-balik buku

berulang-ulang, hingga. nampak mereka begitu asyik. Buku

yang nampak semakin kumal adalah tanda awal keberhasilan

tahap ini.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Tahap Kedua : Membaca Komik, Majalah dan Koran

Bacaan jenis komik adalah jembatan menuju buku selanjutnya

yang lebih berkualitas. Karena untuk mencema bacaan bukan

hal yang mudah, anak perlu membiasakan mencema kalimat-

kalimat pendek dengan banyak gambar terfebih dulu. Selain

itu ceritanya yang pendek-pendek tidak membuat bosan atau

memberatkan anak yang belum suka membaca.

Keuntungan lain, adalah bahwa komik dan majalah memiliki

banyak seri. Sekali anak tertarik pada satu jenis komik,

Doraemon misalnya, ia akan sangat ingin mengoleksi semua

komik tokoh ini yang selanjutnya. Itu berarti ia akan membaca

puluhan komik lagi! Dan biarkan mereka mengoleksi

sebanyak-banyaknya komik dan majalah kesukaan mereka!

Tahap Ketiga : Buku Pertama

Tiba saatnya melangkah menuju sebuah buku. Orang bisa

mencarilkan buku teringan dari kemampuan baca

anak. Untuk anak usia. di bawah tujuh tahun, buku dengan

banyak gambar cukup banyak tersedia. Untuk usia

selanjutnya, pilihkan buku cerita yang 'ringan', tidak terlalu

paniang ceritanya, tetapi tetap tidak terkesan kekanak-

kanakan.

Mereka yang suka komik fiksi perlu dicarikan buku cerita fiksi.

Yang suka majalah akan lebih tepat jika dibelikan buku

pertama yang bertema non-fiksi atau berbau pengetahuan.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Tahap Keempat : Bacaan Tertentu

Pada tahapan ini, sudah muncul keasyikan tersendiri terhadap

jenis bacaan tertentu, dan anak-anak itu bangga terhadap

hobi barunya itu. Orang tua kerap

jengkel dengan kefanatikan anak terhadap buku pertamanya

itu. Asal tahu saja, sebenamya tahapan ini wajar dan

menggembirakan, sehingga tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Tahap Kellma : Pengembangan

Ketika anak sudah membaca puluhan buku dalam satu seri,

atau hanya yang bertema fiksi saja, misainya, tiba saatnya

untuk mengembangkan ke arah buku bertema non-fiksi.

Tawarkan buku-buku cerita dengan variasi judul baru, dan

dengan variasi tema. Upaya ini belum tentu berhasil dengan

cepat. Mungkin anak anda masih perlu waktu bertahun-tahun

untuk memuaskan keinginannya membaca kisah-kisah fiksa

atau khayal. Tetapi yakinlah, satu saat kelak pasti ada juga

tumbuh keinginannya untuk mencoba jenis bacaan lain.

Tahap Keenam: Bacaan yang Lebih Was

Akhimya, akan tiba saatnya anak mulai membaca buku jenis

lain dari yang biasanya ia baca. jika tiba saat ini, orang tua

harus segera 'menangkap' momen ini

dengan memberikan fasilitas sebesar-besamya agar anak

bisa mengenal lebih banyak variasi buku lainnya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Tahap Ketujuh: Mencari Buku Sendiri

Adalah sangat menggembirakan ketika kini anakanak telah

berinisiatif untuk mencari sendiri buku-buku yang ingin mereka

baca. Motivasi telah tumbuh dan perlu terus didukung. Berilah

fasilitas, dengan mengantar mereka ke toko buku dan

perpustakaan untuk memilih bukunya sendiri.

Tahap Kutu Buku Abadi

Segalanya menjadi lebih mudah ketika anak sudah tak

terpisahkan dari buku-bukunya. Mereka tertarik untuk mengisi

waktu luangnya dengan membaca, dan lebih suka tenggelam

dalam bukunya dari pada menonton hingar-bingamya televisi.

Dalam keadan ini, anda akan lebih mudah mengaiak anak

menyukai buku-buku pelajaran mereka, walau buku-buku itu

tak menarik, karena mereka telah terbiasa membaca.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Pro Aktif : Mempercepat Proses Perkembangan Anak

Menunggu waktu, itu budaya lama. Kini semuanya

bisa dipercepat Asal tidak kelewatan saja.

Belasan tahun yang lalu, bay!-bayi di Indonesia dilahirkan

sama dengan bayi-bayi sekarang, yaitu belum tahu apa-apa.

Belum bisa melihat, hanya menangis dan menggerak-

gerakkan kald tangan tak teratur.

Tetapi selanjutnya nampak ada perbedaan dalam hal pola

pertumbuhan dan perkembangannya. Bayi-bayi dulu baru bisa

melihat ke arah seseorang dalam usia dua bulan, tetapi bayi-

bayi sekarang sudah nampak reaksi penglihatannya sebelum

empat pufuh hari.

Kalau dulu bayi bisa tengkurap di usianya yang kelima bulan,

sekarang tak perlu lagi menunggu hingga tiga bulan. Begitu

juga duduk, merangkak. berdiri dan berialan, rata-rata bayi

sekarang berkembang lebih cepat. Penghematan waktu telah

teriadi, dengan perbedaan yang kian lama kian besar.

Dari yang semula bisa berialan dalam satu setengah tahun,

kini menjadi sepuluh bulan. Dari yang bisa masuk sekolah di

usia 7 atau 8 tahun, kini bisa dimulai usia 6 tahun. Secara

umum, memang nampak ada perbedaan dalam hal

perkembangan.

Inilah yang disebut'percepatan'. Suatu pola tumbuh kembang

yang dipercepat. Pola ini tetap sama pada setiap bayi, sejak

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

jaman purbakala hingga sekarang. Hanya waktunya yang

menjadi lebih pendek. Hingga nampaknya bayi-bayi sekarang

makin pandai.

Tidak ada bayi normal yang bisa lebih dahulu bisa melihat dari

pada mendengar. Setiap bayi sudah langsung bisa

mendengar ketika dia lahir, atau bahkan sejak masih janin.

Dan baru akan bisa melihat sesuatu secara fokus pada usia

satu atau dua bulan kehidupannya.

Keuntungan percepatan

Secara teori, kecepatan perkembangan anak antara satu

dengan yang lain tak bisa disamakan. Begitu banyak faktor

yang mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, sehingga

ada perbedaan dalam kecepatan tempuhnya. Ada pula ahli

yang beranggapan bahwa pertumbuhan fisik yang dipercepat,

pun tidak banyak membawa manfaat bagi anak.

Memang benar bahwa anak yang bisa berjalan pada bulan

kesepuluh tidak akan secara otomatius lebih pandai dari pada

yang lain. Tak ada hubungan langsung antara kemampuan

fisik dengan perkembangan otak. Namun kenyat~an

membuktikan bahwa proses &percepatan'ini temyata banyak

sekali manfaatnya bagi anak, terutama bila ditinjau dari sisi

perkembangan kepribadiannya.

Hal ini dimungkinkan terjadi karena secara umum masyarakat

memberikan respon yang menyenangkan kepada bayi yang

lebih unggul dari pada bayi lain. Sementara secara awam,

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

'keunggulan' bayi yang paling cepat dapat dinilai adalah dari

sisi perkembangan kemampuan fisik mereka.

Orang akan berdecak kagum, tersenyum dan bertepuk tangan

melihat kelucuan bayi sepuluh bulan yang jatuh bangun ketika

belajar berjalan. Orang pun senang dan gemas melihat anak

yang belum lagi genap dua tahun namun sudah mampu bicara

banyak dengan centilnya.

Respon-respon positif ini menyenangkan hati anak, dan

memperbesar rasa percaya diri mereka. Akhimya, dari

kemapanan rasa percaya diri ini akan berkembang sebuah

kepribadian yang sehat dan trengginas.

Sebuah kenyataan pahit yang tak dapat dihindarkan adalah,

bahwa temyata masyarakat tidak terlalu memberi respon

kepada bayi-bayi yang berkembang secara biasa, yang tidak

Sikap Pro aktif Mendidik Anak § Jangan terus menerus memberi mainan yang sama § Ketika anak puas dengan mainan yang satu, segera

berikan mainan baru § Ketika satu ketrampilan telah mampu dilakukan, segera

ajarkan ketrampilan berikutnya § Sediakan fasilitas setingkat di atas kemampuan anak,

supaya terangsang untuk meningkatkan kemampuannya § Bangun rasa iri yang positif melihat perkembangan anak

lain dan segera kejar ! § Hentikan usaha pro aktif ini jika anak menjadi tak

nyaman karenanya

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

terialu nampak lucu dan tidak pula menggemaskan, atau

bahkan yang perkembangannya terlambat. Kenyataan ini

sebenamya tak sehat dan sangat merugikan bayi dan anak

yang kebetulan kurang beruntung ini. Namun, siapa yang

mampu mengubah kecenderungan masyarakat yang memang

wajar ini?

Jangan Tertinggal Kereta

Dulu, orang cenderung membiarkan anak berkembang apa

adanya, tanpa rangsangan dari luar. lbu masih terus

menggendong ke manamana putra-putrinya yang sudah

berumur dua tahun. Mereka pun dibebaskan bermain hingga

usia 7 hingga 8 tahun untuk kemudian masuk SD. Tidak

semua anak dianggap perlu belaiar hingga lulus SD. Kalaupun

lulus, tidak semua juga dianggap perlu meneruskan ke SLTP.

Dan akan lebih sedikit lagi yang merasa harus terus masuk

SLTA. Tapi kini? Selain sekolah sudah menjadi keharusan

dan kebutuhan, bahkan sejak anak usia dua tahun pun telah

disediakan sarana pendidikan untuk merangsang

pertumbuhannya. Tumbuh Kelompok Bermain di mana-mana,

yang memang sangat berguna untuk mempercepat

perkembangan fisik dan mental anak-anak.

Lingkungan, teknologi dan pola hidup masyarakat yang

mengalami perubahan pesat mengharuskan orang tua untuk

menyesuaikan diri. Kalau anak-anak sekarang tidak lebih

terpacu perkembangan otaknya dibanding anak-anak dahulu,

mungkin akan tersisih dari pergaulan masyarakat. Tidak bisa

mengimbangi dan mengejar ketertinggalannya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Tak ada yang bisa menghindar dari persaingan global yang

pasti akan terjadi.

Dasar-dasar ilmu pasti, berhitung, pengenalan alam hingga,

bahasa asing, sudah dirasa perlu untuk anak-anak bahkan

semenjak TK. Asalkan disampaikan dengan metoda sesuai

kebutuhan perkembangan anak seusianya. Tidak bisa lagi kita

menunggu waktu sebab kenyataankenyataan yang baru akan

mereka pelaiari di sekolah lanjutan itu sebenamya sudah

dihadapi anak-anak semenjak mereka kecil.

Sikap Proaktif

Inilah pola pendidikan modem yang sesuai dengan

tuntutantuntutan kondisi lingkungan dan masyarakat. Tuntutan

akan keseimbangan antara kekuatan fisik dan otak itu mesti

dipenuhi, karena, di era globalisasi ini begitu banyak

tantangan yang memerlukan kerja otak dari pada kerja fisik.

Pola asuh proaktif adalah sikap orang tua yang mendidik

analk dengan mengantisipasi segala perubahan, masalah,

dan kebutuhan di masa depan. Di dalam pola ini orang tua

dituntut untuk berpikir dan berinisiatif melakukan tindakan.

Harus memilih dan menentukan rangsangan terbaik untuk

anak, tidak hanya bersifat menunggu dan menerima saia apa

yang akan terjadi pada anak.

Ind dari pola asuh proaktif ini adalah upaya membentuk

'percepatan' tadi. Percepatan hanya akan tedadi kalau ada

rangsangan dan dorongan kuat dari luar. Bukan hanya

dilakukan dalam bidang perkembangan kemampuan fisik saia,

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

tetapi yang lebih penting justru di bidang perkembangan

emosi dan otak anak

Bagaimana cara pemberian rangsangan tersebut? Sebagai

contoh, kita tinjau seorang bayi yang suka memegang segala

sesuatu, dan mulai belaiar membedakan halus dan kasamya.

Walaupun tanpa harus diajari, mereka akhimya akan bisa

membedakan perbedaan antara tepung dan beras

berdasarkan halus kasamya. Tetapi seorang ibu yang

mendidik proaktif mungkin akan sengaja menyediakan satu

mangkok beras dan segelas tepung lengkap dengan sendok

garpu dan piring plastik untuk media bermain anak. Saat

itulah, sang bayi belajar merasakan halus kasar, lengketnya

tepung dan beras pada tangan, tercampumya tepung ke

dalam air dan tenggelamnya beras, serta masih banyak lagi.

Lewat cara. ini si bayi mulai mengasah kepekaan indera

perasa kulit dan logika akalnya lebih cepat dibanding mereka

yang dibiarkan menemukan sendiri beberapa bulan

sesudahnya.

Buku-buku ensiklopedi khusus anak-anak kini telah banyak

beredar di toko, dan ini sangat baik untuk merangsang

perkembangan otak anak. Lewat media cetak ini minat anak

akan tergugah lebih dini untuk mendalami ilmu pengetahuan.

Dari sisi perkembangan emosi, egosentrisme yang secara

fitrah dibawa semenjak lahir pun bisa dipercepat

berkurangnya dengan cara proaktif ini. Anak usia 2,5 tahun

yang sudah tergabung dalam Kelompok Bermain akan sudah

belajar bersosialisasi dengan teman sehingga mulai bisa

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

menhargai keberadaan temannya sebagai 'sosok' lain selain

dirinya.

Peran aktif dan kreatifitas orang tua yang sangat menentukan

dalam hal ini. Yaitu dengan cara memberikan fasilitas kepada

anak, yang memungkinkan fase-fase pada pola tumbuh

kembang bisa segera dilewati.

Tidak Berlebihan

Perlu diingat, agar orang tua tidak salah dan berlebihan dalam

menerapkan sikap proaktif ini. Tidak salah, maksudnya

percepatan yang dilakukan harus tetap disesuaikan dengan

kemampuan psikologis anak sesuai usianya.

jangan memaksa anak segera masuk TK jika secara

psikologis mereka belum mampu. Mengajar berhitung,

menulis, juga harus disesuaikan dengan kebutuhan bermain

mereka. jangan sampai orang tua mengajar anak TK

berhitung dengan menggunakan sistem yang sebarusnya

untuk anak usia SID. jangan pula memadati hari-hari anak

dengan berbagai macam les dan kursus sehingga membuat

mereka jenuh dan tertekan.

Berlebihan, maksudnya jika 'percepatan' yang diupayakan

orang tua sudah melebihi batas kemampuan psikologis.

Misalkan, kemampuan analk untuk mandiri, bisa mulai

dipercepat di usia TK. Tetapi tetap tidak bisa diharapkan

terialu banyak di usia pra-TK. Tuntutan orang tua yang

menginginkan anaknya sudah bisa mandiri terlalu cepat

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

bahkan bisa menumbuhkan perasaan marah dan perasaan

diabaikan pada diri anak.

Untuk bisa bersikap proaktif tanpa beriebih-lebihan, orang tua

perlu memahami pedoman pendidikan anak yang benar. Tidak

lagi cukup mengandalkan naluri dan anggapan'biarlah

mengalir begitu saia. Sementara teori pun tidak mandeg, akan

terus mengalami pembaharuan. Itu sebabnya bagi siapapun,

tak ada batas waktu untuk berhenti belajar.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Jangan Abaikan Otak Kanan

Cerdas, pintar kaikulasi, memang penting. Apolagi bila

ditambah luwes bersosialisasi dan punya rasa seni. Itu bila

perkembangan otaknya seimbang

Ibu memperhatikan Vivit yang sedang belajar di meja

belajamya. Sudah setengah jam anak sulungnya itu duduk

menghadapi PR Matematikanya, tetapi baru dua nomor yang

selesai. Kursi yang diduduki Vivit bergoyang-goyang seirama

dengan goyangan kakinya ke depan dan belakang. Dari

bibimya keluar gumaman senandung lagu kanakkanak yang

kini sedang trend. Sesekali pensil yang diapit jari jemarinya

pun turut bergoyanggoyang. Begitu juga kepalanya.

Ketika pandangan kosong Vivit terialu lama menatap gambar

dinding di depannya, untuk yang kesekian kali ibu harus

memberi teguran, "Ayo, sayang. Jangan banyak melamun.

Selesaikan dulu satu pekerjaan, baru kerjakan yang lain."

Belahan Kiri Belahan Kanan

Logis Acak

Sekuensi Tidak Teratur

Linear Intuitif

Rasional Holistik

lbu benar-benar heran. Jika Vivit sedang semangat belajar,

soal cerita sebanyak dua halaman bisa ia tuntaskan dalam

setengah jam. Tetapi jika sedang tidak mood (semangat)

seperti sekarang, sulit sekali baginya untuk bisa konsentrasi

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

dan berpikir. Sudah dua kali Vivit meninggalkan kursinya

untuk nimbrungi adik yang sedang bermain boneka di

belakangnya. Dan tiga kali pula ia bangkit untuk mengambil

minum dan camilan di meja makan.

Apa yang dialami Vivit, adalah satu contoh kasus akibat

penggunaan otak yang keliru. Tidak seimbang antara

pemanfaatan bagian otak kiri dengan bagian otak kanan.

Otak Kanan Butuh Perhatian

Bahwa otak manusia terdiri atas belahan kiri dan kanan,

sudah kita ketahui. Kini, saatnya kita mencari-cari, apa

maksud Allah dengan penciptaan seperti ini?

Ketika susunan saraf indera menerima informasi, mereka

akan meneruskannya ke otak. Selanjutnya otak akan

mengolah informasi tersebut, untuk kemudian memberikan

perintah kepada organ-organ tubuh yang lain, sebagai reaksi

dari informaskinformasi tadi.

Antara kedua jenis belahan otak, masing-masing memiliki

spesifikasi keahlian khusus dalam mengolah

informaskinformasi yang masuk.

Kehidupan sehari-hari lebih banyak memunculkan

permasalahan yang berkaitan dengan komunikasi verbal,

sebagai salah satu keahlian otak kiri. Itu sebabnya, lebih

banyak orang yang terampil menggunakan otak kiri dibanding

otak kanan. Bahkan dalam lingkungan pendidikan di sekolah

pun, cenderung menganakemaskan otak kiri. Buktinya, ada

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

banyak.sekali orang tua yang ingin anakanaknya bisa

berhitung, membaca dan menulis semenjak usia TK. Untuk

urusan hafalan-hafalan pengetahuan diprioritaskan, hingga

anak-anak baita pun sudha hafal nama-nama negara di dunia.

Sayang, sangat sedikit yang peduli tingkat kreativitas anak

mereka di usia TK. Bagaimana pengendalian emosinya,

imajinasi, dan keberaniannya, dianggap tak penting. Bisakah

anak bersosialisasi dengan baik terhadap teman atau

punyakah kepekaan empati, dianggap hal sepele. Alhasil, otak

kanan yang bertugas mengembangkan hal-hal terakhir ini pun

sudah digusur semenjak dini.

Di usia SD masih juga belum banyak perbaikan. Masih terlalu

banyak SID yang mengandalkan pengajaran teori-teori mata

pelajaran semata. Dimulai dengan buku-buku paket yang tidak

menarik, metode pembelajaran monoton searah yang

membosankan, guru-guru yang kurang terampil

berkomunikasi, suasana kelas yang pengap, kurang fasilitas,

serta tak berubah dari hari ke hari, semuanya tak memberi

dukungan berkembangnya otak kanan.

Masih sedikit SD yang lengkap menyediakan laboratorium,

perpustakaan, halaman bermain yang asri, hingga tempat

ibadah yang nyaman. Padahal penggunaan fasilitas akan

merangsang visualisasi, mempertajam imajinasi dan kreasi

anak. Perubahan suasana kelas per bulan, variasi

pembelaiaran melalui praktik di luar kelas, pengayaan metode

pembelajaran dengan dialog, diskusi dan kerja kelompok,

masih terabaikan.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Pelajaran olah raga dan kesenian dianggap mata pelaiaran

keterampilan. Padahal melalui KTK (kesenian dan

keterampilan) inilah semestinya anak-anak SID

mengembangkan otak kanannya. Menggambar, mewamai,

menganyam hingga menyanyi, akan mengaktifkan otak kanan

sebagai penyeimbang dari kerja keras otak kiri dalam mata

pelajaran lain, sehingga. tak terjadi kebosanan. Sayang, mata

pelajaran penting ini masih belum ditangani dengan baik di

sebagian besar sekolah.

Akibatnya sudah banyak didapati sekarang, di mana ada

begitu banyak anak usia sekolah yang bosan bersekolah.

Belajar menjadi begitu menjemukan dan menyebalkan.

Sekolah pun menjadi tempat yang paling dibenci. Seperti apa

yang dialami Vivit, itu pun tak jauh dari lingkaran

permasalahan ini. Ketidakseimbangan perkembangan otak

kanan dan kiri.

Berpikir dan belaiar secara rasional, yang menjadi tugas otak

kiri, menjadi berat, sulit dan membosankan jika tak diimbangi

aktifnya otak kanan. Itu sebabnya mengapa pikiran Vivit

menjadi melayang-layang tak menentu. Karena otak kanannya

tak diaktifkan, ia tak bisa membantu otak kiri yang sedang

berpikir, tetapi ia sibuk sendiri dengan lamunan serta

khayalannya, yang akhimya justru mengganggu usaha otak

kiri tadi.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Kecerdasan Mental yang Menentukan

Temyata, kecerdasan mental (EQ) menentukan 80%

kesuksesan, sisanya ditentukon oleh kecerdasan intelegensid

(IQ).

Agus menangis sesenggukan sambil terus bergelayut di

tangan Ayahnya yang sudah hampir kehilangan

kesabarannya. "Hentikan tangismu, Gus! Malu tuh dilihat

kawan-kawanmu. Bukan anak Papa kalau cengeng begitu !"

Untuk kesekian kalinya sang Ayah memperingatkan dengan

nada suara yang semakin tinggi.

Dibentak terus seperti itu sama sekali tidak membuat Agus

ingin menghentikan tangisnya. la sudah tak,peduli lagi dengan

tatapan mata puluhan teman kelasnya yang memandangnya

dengan aneh, juga pandangan gurunya yang penuh

kejengkelan.

Untuk kesekian kalinya siswa kelas 5 Sekolah Dasar (SD) itu

membuat suasana gaduh di kelas gara-gara perilakunya yang

cengeng dan penakut. Di usianya yang sudah sebelas tahun

itu, Agus sering menangis di sekolah hanya karena. sebab-

sebab sepele. Diejek teman, kehilangan sepatu, atau

terlambat masuk sekolah, seperd kejadian di pagi hari

tersebut.

Payahnya, jika terlambat masuk sekolah, Agus tak akan

berani mengetuk pintu kelas kecuali jika diantar Ayah dan

ditunggui barang lima atau sepuluh menit sampai

ketakutannya hilang. jika temantemannya mengejek

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

tingkahnya yang kekanak-kanakan itu, ia akan mulai

menangis, membuat teman-teman, guru serta Ayahnya

semakin jengkel kepadanya. Tangis Agus akan menghentikan

pelajaran di kelas selama sepuluh hingga, lima belas menit.

Kalaulah tidak karena an-.4~k cengeng ini senantiasa

menyabet rangking satu di kelasnya, bapak guru tentu enggan

bersabar menghadapinya.

Banyak orang tak mengerti mengapa si anak pandai ini

memiliki sifat begitu cengeng dan penakut. Namun, kisah ini

cukup menjadi salah satu bukti, bahwa penilaian rangking di

hampir semua sekolah, hanyalah semata berdasar penilaian

IQ dan keberuntungan siswa dalam penguasaan mata

pelajaran kognitif. Dan temyata bahwa tingginya IQ yang

dimiliki seseorang tidak otomatis membuat ia sukses dalam

pergaulan bersama teman-temannya, juga dalam menapaki

kehidupan yang sebenamya di luar pintu gerbang sekolah.

Kisah anak-anak yang hanya pandai dalam hitungan IQ

seperti Agus pun tidak sedikit. Ada anak pemegang rangking

satu kelas empat yang begitu takutnya menghadapi dokter,

sehingga, ia menangis meraung-raung, meronta-ronta, dan

berhasil melarikan diri dari sekolah ketika tiba saatnya suntik

imunisasi hepatitis untuk seluruh siswa sekolah dasar.

Seorang mahasiswa yang selalu mendapat nilai A untuk

semua mata kuliahnya, menjadi marah ketika salah seorang

guru fisika memberi hasil nilai B untuk ulangannya. la

berdebat dan bertengkar hebat dengan sang guru di

laboratorium sekolah, hingga. akhimya menghunus pisau yang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

telah ia siapkan dan menusuk sang guru hingga jatuh

berlumuran darah.

Ciri-Ciri EQ Tinggi

§ Enak diajak bicara

§ Mengerti perasaan orang lain

§ Mendahulukan orang lain

§ Bisakendalikan diri

§ Ulet

§ Sabar

§ Tahan terhadap stress

§ Pandai komunikasi

§ Suka humor

§ Tidakmudah putus asa

§ Bangkit dari kegagalan

§ Percaya diri tinggai

Ciri-Ciri EQ Rendah

§ Tak banyak bicara

§ Cuek

§ “Urusanku masih banyak”

§ Emosional

§ Bkerja apa adanya

§ Cepat naik darah

§ Mudah depresi

§ Tertutup

§ Cenderung serius

§ Mudah putus asa

§ Tenggelam dalam penyesalan

§ Percaya diri kurang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Anak-anak itu menunjukkan gejala ketidakmatangan

emosional, ketidakmampuan menghadapi dirinya sendiri.

Dalam bahasa ilmiahnya, anak-anak ini memiliki kapasitas EQ

yang rendah. Walaupun nilai IQ mereka sangat bagus, tak ada

hubungannya sama sekali dengan kapasitas EQ-nya.

Para ahli menjelaskan, bahwa kesuksesan hidup seseorang

tidak hanya dipengaruhi oleh tingginya IQ. Sebaliknya, justru

factor EQ memegang peranan lebih besar, dengan

perbandingan EQ dengan IQ sebesar 80: 20.

Manusia tidak bisa hidup sendiri. la harus berinteraksi dengan

teman, guru, tetangga, bahkan musuh sekalipun. [a pun harus

bisa berinteraksi dengan binatang, alam dan

lingkungannya.Semua jenis hubungan ini dalam kenyatannya

akan memenuhi sebagian besar dari hidupnya, dibanding hal-

hal keilmuan.

Untuk bisa menjadi orang yang disukai orang lain, misalnya,

seseorang harus bisa menjadi sosok yang menyenangkan,

enak diajak bicara, mengerti perasaan orang lain, bahkan bisa

meletakkan kepentingan teman di atas kepentingannya

sendiri. Hanya mereka yang mampu mengendalikan dan

mengatur keadaan emosionalnyalah yang mampu melakukan

hal-hal seperti itu.

Untuk bisa menjadi pedagang yang sukses, bukan hanya

pengetahuan bisnis yang dibutuhkan. Keuletan, adalah salah

satu karakter yang sangat dibutuhkan. la harus kesana kemah

mencari tempat membeli barang dagangan yang mematok

harga paling murah. Untuk mencari pelanggan pun ia harus

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

keluar masuk daerah demi daerah. Untuk mengetahui

kebutuhan pelanggan ia harus peka dengan kondisi sosial dan

perasaan pembelinya. Untuk memepertahankan kepercayaan

pelanggan ia pun harus melayani pembeli sebaik mungkin.

Untuk menghadapi persaingan bisnis pun dibutuhj<an

kesabaran dan kekuatan mental. Dan menghadapi ancaman

kegagalan pun mereka butuh ketahanan menghadapi stress

yang cukup prima. Nah, ada negitu banyak faktor sisi

kehidupan emosional yang temyata lebih berperan

mensukseskan karir seorang pedagang, dibanding hanya

sekadar pengetahuan bisnis semata, bukan ?

Demikian juga halnya dengan seorang dosen. Mahasiswa tak

menyukai dosen yang pandai tetapi tak memiliki metoda

mengajar yang baik. Sebaliknya dosen yang pandai

berkomunikasi dengan mahasiswa, yang bisa mengerti

perasaan dan kebutuhan mahasiswa, dan mampu menjaga

penampilannya sehingga menarik, walau tak tergolong

berotak jenius, tetapi paling dicari dan disukai di

almamatemya.

Dalam setiap bidang pekerjaan, di setiap sisi kehidupan

manusia, yang namanya kegagalan pasti pemah dialami.

Tantangan, rintangan dan musibah pun datang silih berganti.

Semua itu memberikan stress yang menekan setiap orang.

Mereka yang tak memiliki ketahanan menghadapi stress, dan

tak mampu mengelola stress tersebut dengan pola pandang

positif, tak akan berhasil mencapai tingkat optimal dari karir

perjalanan hidupnya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Secara umum, mereka yang hanya memiliki IQ tinggi, tanpa

diimbangi EQ yang memadai, akan memiliki minat intelektual

yang tinggi, menyukai dunia pemikiran, tetapi kaku dan

canggung di dunia pribadi serta hubungan dengan

lingkungannya. Mereka cenderung kritis dan mudah

meremehkan, lebih suka sendiri dari pada harus bekerja sama

dengan orang lain. Banyak dari mereka mengalami kesulitan

dalam menjalin komunikasi , lebih mudah merasa cemas,

gelisah dan merasa bersalah, ragu-ragu dan tak bisa

mengungkapkan emosinya dengan bebas. Dalam bidang

seksual pun cenderung tak bisa menikmati, dan secara

emosional cenderung membosankan dan dingin.

Sebaliknya mereka yang memiliki EQ tinggi, tak peduli apakah

IQnya tinggi atau rendah, umumnya memiliki rasa percaya diri

yang tinggi, serta mampu memandang dirinya dengan kaca

mata positif. Bagi mereka kehidupan sangat bermakna dan

mereka pun enjoy menikmatinya. Tantangan dan musibah

tidak membuat mereka depresi. Kalaupun sempat down

mereka akan mampu bangkit kembali. Dalam menjalin

hubungan, mereka hangat dan akrab, mudah memahami

perasaan orang lain, dan mudah untuk 6erbuat sesuatu untuk

orang lain.

Nah, dengan bekal kondisi emosional dan mental yang seperti

ini, sudah barang tentu menjadi pendukung utama

kesuksesan hidup seseorang, bukan?

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Rumah, Basis Utama Pendidikan

Membangun budaya pendidikan di rumah sangat perlu, untuk

tumbuhkan motivasi belajar anak

Tahun ini adalah tahun kedua Rahmi bersekolah di sekolah

full day di dekat tempat kerja ibunya. Sejak usia Rahmi

menginjak dua tahun, ibunya memang telah mulai merintis

karimya di sebuah perusahaan perbankan. Sementara ayah

yang seorang insinyur pun harus bekerja penuh dari pagi

hingga sore hari.

Semenjak kecil Rahmi jadi terbiasa ditinggal di rumah

bersama baby sitter-nya. Baginya, hal ini tak menjadi.masalah

karena ia memiliki bariyak teman di lingkungan rumahnya.

Kelincahannya membuat ia betah bermain berlama-lama

dengan teman-temannya, dan baru pulang jika tiba saat

makan atau tidur.

Tahun demi tahun berlalu dan Rahmi tetap dengan

kebiasaannya. bermain berlama-lama di luar rumah. Ayah

dan ibunya menganggap ini sebagai kebiasaan yang waiar-

wajar saja karena Rahmi pun tak menunjukkan perilaku yang

mengkhawatirkan.

Namun temyata perubahan baru terjadi ketika Rahmi mulai

duduk di bangku Sekolah Dasar. Ayah ibunya telah

mengorbankn banyak biaya untuk bisa menyekolahkan Rahmi

di sekolah elite Islam di kota mereka. Mereka memang

menginginkan anak semata wayangnya ini memperoleh

pendidikan umum dan keagamaan yang seimbang. Dan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

karena kedua orang tua ini jarang berada di rumah, pilihan

sekolah dari pagi hingga. sore dirasa akan sangat membantu

dalam menangani pendidikan Rahmi.

Namun temyata perkembangan Rahmi tidaklah seperti yang

diharapkan orang tuanya. Gurunya melaporkan bahwa Rahmi

berkawan dengan seorang temannya yang memiliki berbagai

kebiasaan buruk. Perubahan terjadi demikian cepatnya hingga

beberapa bulan kemudian perkembangan Rahmi menjadi kian

memburuk. Motivasi belajamya hilang. Perilakunya pun

cenderung memberontak, mengasingkan diri dari teman-

teman yang baik, dan berbuat seenaknya sendiri.

Ayah ibunya sangat kecewa dengan perkembangan ini. Anak

mereka itu sudah seperti anti dengan nasehat-nasehat orang

tuanya. Seakan tak ada keinginan Rahmi untuk berbicara dari

had ke had dengan ayah ibunya. Apalagi untuk bicara jujur

dan mau mendengar pendapat ayah ibunya itu. la baru kan

menunjukkan apa perilaku baik jika telah memperoleh apa

yang ia inginkan dari ayah ibunya, seperti uang jajan, mainan

dan sebagainya.

Penyesalan yang datang terlambat memang tak berguna.

Tetapi, tidak lantas berhenti untuk berupaya. Ayah dan ibu

Rahmi pun mulai membenahi pola pendidikan di rumah

mereka. Para ahli yang mereka datangi memberi saran untuk

mengaktifkan kembali komunikasi yang macet bersama anak.

Waktu sempit yang tersedia harus efektif dimanfaatkan untuk

itu.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Yang lebih penting, mereka sadar bahwa tugas memberi

pendidikan memang menjadi tugas utama keluarga, tak bisa

dilimpahkan begitu saja kepada pihak sekolah. Dan

pendidikan dasar, ketika anak berusia di bawah lima tahun,

sangat penting artinya karena itu akan menetap hingga

dewasa. Mereka banyak menimba ilmu tentang cara

mengefektifkan sedikit waktu dalam sehari yang mereka miliki.

Salah satu saran yang mereka peroleh adalah dengan

menciptakan rumah sebagai basis pendidikan. Mengenai hal

yang satu ini, akan dibahas secara detil berikut

Rumah sebagai Basis Pendidikan

jelas sudah, bahwa orang tua tak bisa menghindarkan diri

sebagai pemikul utama penanggung jawab pendidikan. Hal ini

adalah tugas keluarga. Lembaga pra sekolah dan sekolah

hanya berperan sebagai partner pembantu.

Tugas penting orang tua ini akan sangat terdukung jika

mampu menciptakan suasana rumah menjadi tempat tinggal

sekaligus basis pendidikan. Tugas berat, memang. Tetapi ada

banyak cara untuk melakukannya.

Rumah sebagai basis pendidikan akan dapat dicapai dengan

memperhatikan hal-hal berikut ini ;

1. Melengkapi fasilitas pendidlican

Selain perabot rumah tangga, apa lagi fasilitas rumah tangga

yang harus diprioritaskan kalau bukan fasilitas penunjang

pendidikan ? Bukankah tugas mendidik anak adalah tugas

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

utama keluarga ? Yang untuk mencapai keberhasilan, mutlak

dibutuhkan dukungan dari lingkungan. Fasilitas-fasilitas

tersebut antara lain ;

Tempat Belajar yang menyenangkan

Sama sekali tidak harus mahal. Seperangkat meja kursi

sederhana dilengkapi dengan rak buku sudah bisa diciptakan

sebagai meja belajar. Untuk menciptakan suasana

menyenangkan, penataannya yang harus disesuaikan dengan

kebutuhan anak.

Misalkan, anak-anak suka beragam wama dan gambar yang

menarik dan lucu. Beri kesempatan mereka memilih atau

membuat sendiri hiasan di sekitar tempat belajamya. Alaklah

anak untuk kreatif merancang hiasan ini dari bahan-bahan

yang tersedia, sehingga tak harus membeli hiasan yang

mahal-mahal. Lebih baik lagi jika disediakan tempat khusus

untuk memajang hasil karya mereka.

Kalau bisa, harus ada tempat belaiar khusus untuk

masingmasing anak. Dan beri kebebasan serta. tanggung

jawab kepada mereka untuk mengurusi meja belajamya

masing-masing. Yang perlu diingat, peran orang tua

diperlukan agar tempat belaiar ini tetap menyenangkan bagi

anak. Bantulah mereka mengurusnya sesekali untuk

memberikan pengarahan yang benar.

Semakin baik dan menarik keberadaan fasilitas pendidikan

yang satu ini, anak akan merasakan bahwa kegiatan belajar

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

adalah satu hal yang istimewa dalam keluarga. Selanjutnya,

ini akan semakin memacu motivasi be(ajamya.

Media Informasi

Ilmu pengetahuan tak bisa dilepaskan kaitannya dengan

media informasi. Karena dari sinilah sebagian besar ilmu

pengetahuan akan diperoleh. Maka untuk mengakrabkan anak

kepada bidang pendidikan, tak bisa tidak harus pula terlebih

dahulu mengakrabkan mereka kepada media-media informasi

ini.

Media-media ini bisa berupa televisi, radio, computer, buku

dan majalah. Seperti layaknya setiap media, informasi yang

disediakan tidak semuanya dibutuhkan oleh anak. Bahkan ada

yang cenderung merusak anak. Itu sebabnya, tindakan seleksi

p!Brlu dilakukan orang tua.

Televisi, misalnya, apabila orang tua ingin memanfaatkannya

sebagai media informasi pendidikan bagi anak, maka harus

konsekwen dengan hanya memutar acara-acara yang

menuniang pendidikan saia. Acara hiburan boleh diberikan

hanya sebatas sebagai refreshing, tidak berlebih-lebihan.

Tindakan ini perlu dilakukan, karena jika sejak awal anak

sudah terbiasa memanfaatkan media-media ini hanya untuk

kebutuhan bermain dan bersenang-senang semata, maka

untuk selanjutnya fasilitas ini menjadi tak berfungsi sebagai

media pendidikan lagi.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Perpustakaan

Minimal ada buku-buku yang dikoleksi. Karena untuk

menumbuhkan motivasi kependidikan anak, buku adalah

sarana yang paling tepat. Kecintaan anak terhadap buku

mutlak harus ditumbuhkan sedini mungkin. Dan rumah adalah

tempat yang paling cocok untuk keperluan itu.

Alhamdulillah jika di dalam rumah bisa disediakan sedikit

tempat untuk perpustakaan ini. Kesannya ke dalam hati anak

akan jauh lebih mendalam dari pada sekedar

meminjamminjam buku dari teman. Memiliki koleksi buku

sendiri, bagi anak akan sangat membanggakan. jika orang tua

mampu menyisihkan anggaran rutin bulanan untuk kebutuhan

buku anak-anak ini, tentu koleksi anak akan terus bertambah,

sehingga untuk mewujudkan perpustakaan mini tak akan

kesulitan.

Penataan dan perawatan yang baik terhadap buku-buku ini

akan menunjang keberadaan fasilitas ini. Buku sederhana

ataupun bekas pun akan menarik jika disampul yang rapi dan

bersih. Dan semakin istimewa orang tua memberikan

perhatian terhadap koleksi buku anak-anak ini, semakin anak-

anak akan menghargai pula keberadaan perpustakaan mini

mereka. Bagi keluarga yang mampu, menyediakan buku-buku

referensi dan ensidopedia anak akan semakin

menyemarakkan perpustakaan. Asal saja, keberadaan buku

yang mahal-mahal ini tidak sekedar sebagai pajangan belaka.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

2. Budaya Ilmiah

Setelah fasilitas tersedia, yang diperlukan berikutnya. adalah

pembentukan budaya ilmiah dalam rumah. Maksudnya,

pembentukan perilaku dan pembiasaan dari anggota-anggota

keluarga yang menunjang visi pendidikan. Beberapa di

antaranya adalah sebagai berikut 172

§ Budaya Islami

Satu-satunya cara terbaik untuk memberikan pendidikan

keimanan, nilai-nilai moral, adalah dengan teladan langsung.

Ajaran tentang dzikir kalimat thayyibah, shalat, kejujuran

hingga mencintai Al Qur'an sangat mudah diajarkan jika orang

tua langsung mempraktekkannya. Maka tanpa harus banyak

memberi nasehat dan mengingatkan, anak akan secara

langsung mencontoh.

Menanamkan kebiasaan shalat dan mengaji Al Qur'an,

kebiasan membaca doa sehari-hari maupun hafalan surat-

surat pendek, tak lagi memerlukan satu waktu yang

dialokasikan khusus untuk itu. Tetapi sudah langsung

diterapkan di sela-sela kegiatan hidup sehari-hari. Maka, bagi

orang tua yang sesibuk apapun, tetap memiliki kesempatan

untuk memberikan pendidikan keimanan kepada anak-

anaknya. Jadi, tak ada alasan untuk melimpahkan urusan

pendidikan keimanan in! ke tangan pihak sekolah semata.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

§ Budaya Belajar

Yang harus belajar bukan hanya anak-anak. Justru orang tua

dan anggota keluarga lain perlu memberikan teladan. Setiap

harinya, orang-orang inipun harus belajar sebagaimana

mereka mengharapkan anak-anak mereka mau belajar tiap

hari pula.

Orang dewasa harus menunjukkan kepada anak-anak, bahwa

mereka pun gemar belajar. Materi apa yang dipelajari,

tergantung kebutuhan masing-masing. Ayah mempelajari

bukubuku ekonomi, ibu mempelajari buku fiqih Islam,

misaInya. Harus diluangkan waktu walaupun hanya

seperermpat jam bagi orang tua untuk mencontohkan budaya

belajar ini.

Gairah orang tua untuk terus belajar inilah yang akan dicontoh

anak. Sehingga, tanpa disuruh pun, anak akan senang

mencontoh mereka belajar. Sebaliknya, jika orang tua tak

pemah menunjukkan aktifitas belajar, tetapi -senantiasa

menasehati anak untuk rajin belaiar, itu hanyalah omong

kosong, tak akan mendapat perhatian dari anak-anak.

* Jam Baca

Membudayakan jam baca pun sangat baik untuk dilakukan.

Bisa diseragamkan waktunya untuk seluruh anggota keluarga.

Misalkan ba'da Isya, ditetapkan jam baca selama 15 hingga

30 menit, dimana setiap anggota keluarga akan mengambil

buku masing-masing untuk membaca bersama-sama.

Altematif lain, jam baca ini bisa difleksibelkan waktunya, tidak

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

harus bersamasama, hanya ditentukan durasi waktunya setiap

harinya.

Konsekwensinya, harus ada fasilitas buku-buku yang

memadai untuk dibaca. Jangan sampai anak menjadi bosan

dan terpaksa membaca apa yang tak ia butuhkan dan tak ia

sukai. Untuk keperluan ini baik sekali jika mengajak anak rutin

berkunjung ke perpustakaan untuk meminjam buku, sehingga

koleksi bahan bacaan pun menjadi beragam dan menarik.

Tujuan penetapan jam baca ini bukan untuk memaksa anak

belajar, tetapi untuk menumbuhkan minat baca mereka. Itu

sebabnya harus dihindari pemaksaan. Beri kesempatan

mereka untuk memilih buku apa yang akan mereka baca.

Jangan paksa untuk harus membaca buku pelaiaran sekolah.

Dan bagi anak yang belum lancar membaca, kegiatan ini bisa

dipandu oleh orang tua. Bentuknya tidak harus pelajaran

membaca, tetapi sekedar'membaca gambar' dari buku-buku

yang ada.

* Gairah Cerita

Sudahkah orang tua membacakan cerita kepada anak-

anaknya setiap hari ? Kegiatan ini memiliki manfaat yang

besar sekali. Sebagai wahana meluaskan cakrawala berpikir

anak, sebagai media bagi orang tua untuk mengajarkan nilai-

nilai moral, meningkatkan kecintaan anak terhadap buku, dan

memelihara rasa keingintahuan mereka.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Kalau pada kegiatan jam baca anak diberi kebebasan memilih

sendiri buku-buku bacaannya, maka saat berceeita ini orang

tualah yang berkesempatan memasukkan nilai apa yang ia

inginkan. Untuk sarana pendidikan keimanan, budaya

bercerita ini akan sangat tepat sekali. Jika anak menjadi

gelisah ketika suatu malam orang tua tak sempat bercerita, itu

menandakan keberhasilan menumbuhkan gairah mereka

mendengarkan cerita.

Gairah Rasa Ingin Tahu

Bukankah pendidikan identik dengan pemenuhan kebutuhan

rasa ingin tahu anak ? jika anak sudah tak memiliki gairah

rasa ingin tahu lagi, mereka akan cenderung menolak

menerima pendidikan itu. Maka, menumbuhkan budaya ingin

tahu di dalam rumah adalah penting sekali.

Rasa ingin tahu anak akan terpancing jika mereka menerima

informasi yang menarik. Orang tua bisa mengupayakan hal ini

Gelar Budaya Pendidikan di Rumah

1. Lengkapi Fasilitas Pendidikan a. Tempat belajar ‘fun’ b. Media informasi c. Perpustakaan

2. Budaya ilmiah a. Budaya islami b. Budaya belajar c. Jam baca d. Gairah cerita e. Gairah keingintahuan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

menggunakan sarana media informasi. Bisa diperkuat lagi

lewat pancingan-pancingan yang diberikan orang tua.

Sebenamya, setiap bayi terlahir dengan berbekal rasa ingin

tahu yang amat besar. Selanjutnya mereka berkembang

menjadi anakanak yang selalu serba ingin tahu. Pertanyaan-

pertanyaan tentang segala sesuatu yang mereka temui

seakan tak pemah berhenti mengalir. Fitrah ini penting untuk

dipelihara dan diarahkan. Dengan kesabaran orang tua untuk

terus menjawab pertanyan anak, memancingnya dengan

pertanyaan baru, inilah yang akan mempertinggi gairah rasa

ingin tahu anak.

Khatimah

Maka, di dalam rumah yang telah berhasil menjadi basis

pendidikan, akan tercipta suasana kependidikan yang khas di

dalamnya. Dimana segala sesuatu yang berhubungan dengan

pendidikan akan diistimewakan dan dihargai tinggi. Walaupun

ini memedukan dana besar, sungguh ini merupakan investasi

yang sangat berharga untuk masa depan anak-anak.

Orang tua yang tahu akan kewajibannya, tak akan lalai dalam

melakukan hal ini. dan sangat perlu disadari bahwa fungsi

rumah sebagai basis pendidikan ini tak akan pemah bisa

tergantikan oleh sekolah. Salah besar jika orang tua merasa

urusan pendidikan telah selesai di sekolah, karena anak

belajar dari pagi sampail sore, misainya, kemudian di rumah

tinggal berkomunikasi dan bersantai bersama keluarga tanpa

diberi bobot nilai kependidikan.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Tugas pendidikan anak yang utama tetap dipegang oleh

keluarga. Berat, memang, terutama bagi mereka yang

termasuk keluarga sibuk. Tetapi Insya Allah, dengan upaya

maksimal menciptakan kondisi rumah sebagai basis

pendidikan ini akan banyak menolong.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Mencermati Kesiapan Anak Masuk Sekolah

Yang menentukon anak siap masuk sekolah bukan semata

kepandaian baca-tulis dan berhitungnya saja.

Menjelang tahun ajaran baru saatnya orang tua sibuk

memilihkan sekolah untuk putraputrinya. Suatu kesibukan

penting, karena sangat banyak menentukan keberhasilan

perkembangan anak selanjutnya. jangan sampai salah

langkah. Cari informasi sebanyak banyaknya, agar

memperoleh data valid untuk bahan pertimbangan.

Sebelum memilih, jangan lupa untuk menjawab terfebih

dahulu pertanyaan ini, "Sudah siapkah anak Anda mengikuti

jenjang pendidikan yang lebih tinggi?" Hal ini penting, karena

masih banyak kasus, anak terpaksa harus duduk di bangku

TK maupun SID hanya karena memenuhi keinginan orang

tuanya, walau sebenamya secara. psikis mereka belum

mampu. Akibatnya, mereka gagal dan menjadi korban.

Kapan anak siap mengawali TK dan SD ?

Kapan siap masuk TK, jawabannya bisa beragam untuk

masingmasing anak. Umumnya, usia empat tahun cukup ideal

untuk mengawali TK, atau bisa ditoleransi hingga lima bulan

sebelumnya, dengan catatan telah memenuhi kriteria

kesiapan minimal dari berbagai segi, seperti yang nanti akan

kita kupas. Hati-hati dengan perbedaan usia walau hanya

sebulan, harus tetap diperhitungkan. Bagi anak balita, beda

usia sebulan bisa menyebabkan perbedaan kematangan yang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

jauh. Anak berusia tiga tahun enam bulan bisa berbeda jauh

dengan usia tiga tahun tujuh bulan.

Namun demikian, untuk mengawali TK tidak bisa diterapkan

patokan kemampuan terIalu kaku, karena pada usia ini

kemajuan anak masih sangat ditentukan oleh dorongan

motivasi dari orang tua dan gurunya. jika usia telah cukup

tetapi anak masih memiliki perkembangan yang belum

memenuhi syarat, itu semua bisa dipacu dengan bantuan

kerja sama orang tua dan guru nantinya di TK. Sebaliknya,

fase perkembangan tak bisa terlalu dipercepat, sehingga.

anak yang berusia tiga, tahun enam bulan terlalu sulit untuk

dipaksa mengikuti perkembangan kakak-kakaknya kelak di

TK.

Sementam untuk duduk di bangku kelas satu SD, idealnya

anak sudah berumur enam tahun

Secara umum, proses tumbuh kembang anak akan melewati

tahapan-tahapan pasti yang bisa dipelajari oleh orang tua. Hal

ini sangat penting, agar orang tua dapat membayangkan apa

yang akan dialami kelak oleh anak-anak ini, dan bagaimana

mengarahkan serta menyelesaikan masalah yang

menghadang. Berikut ini akan kita ulas fase tumbuh kembang

dari berbagai segi yang perlu dijadikan pertimbangan bagi

kenaikan jenjang sekolah anak-anak.

Kemampuan berbahasa

Kemampuan berbahasa adalah kebutuhan mutlak untuk

berkomunikasi. Seorang anak yang belum cakap

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

perkembangan bahasanya akan mengalami banyak hambatan

komunikasi. la akan cepat frustrasi karena tak bisa

mengungkapkan keinginannya.

Anak-anak kecil ini sering kali tiba-tiba menangis tanpa sebab,

dan orang tua bingung karena tak mengerti keinginannya.

Menangis, marah, atau juga berdiam diri, adalah beberapa

reaksi yang ditunjukkan anak ketika ada keinginan mereka

yang tak mampu mereka ungkap. Karena tak mampu

membahasakan keinginannya secara verbal, maka mereka

hanya mampu meluapkan kejengkelannya dalam bentuk

perilaku negatif

Ada pula anak yang melampiaskan ketidakmampuan

berbahasanya dalam bentuk kekerasan fisik. Ketika merasa

terganggu, dengan ringan tangan ia memukul temannya.

Begitu juga saat ia kecewa, kesal maupun marah,

dilampiaskannya dengan mencubit, menendang, bahkan

menggigit teman.

Mereka yang masih menunjukkan sikap kekanak-kanakan

seperti ini nampaknya belum siap untuk masuk TK. Di bangku

TK, analk sudah tak bisa berharap mendapat perhatian penuh

dari orang tua. Dia harus berbagi dengan sekitar sepuluh anak

lain untuk memperoleh perhatian ibu guru. Untuk itu ia harus

sudah mampu mengekspresikan keinginan dan kebutuhannya

dalam komunikasi verbal.

Bagaimana jika anak sudah mampu berbahasa tetapi tak mau

buka suara di sekolah karena takut? jika permasalahannya

karena masih takut, malu atau kurang percaya diri,

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

penyelesaian selanjutnya bisa ditempuh melalui pendekatan

mental. jika permasalahan kepribadiannya terselesaikan,

maka hilanglah hambatan komunikasi verbalnya.

Secara umum, anak berusia sekitar empat tahun sudah

memiliki kemampuan bahasa yang cukup untuk mengikuti

pendidikan di TK. jika pun kemampuan ini belum dimiliki, insya

Allah bisa dipacu ketika duduk di bangku TK. Asalkan, usianya

sudah cukup dan tak ada permasalahan dalam

kepribadiannya.

Bagi anak-anak TK yang hendak masuk kelas I SD,'umumnya

kemampuan berbahasa mereka sudah mapan sehingga tidak

terlalu banyak mempengaruhi perkembangan selanjutnya.

Kematangan emosi

Anak yang sudah siap masuk TK umumnya telah mampu

mengatur emosinya. jika marah atau jengkel, mereka sudah

mulai mampu menahan tangis. Mereka pun menunjukkan

kemauan bekeria sama mengikuti keinginan guru, tidak

bersiteguh terus-menerus dengan keinginannya sendiri.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Untuk mereka yang hendak masuk SID, minimal sudah mulai

tumbuh rasa percaya diri terhadap kemampuannya sendiri.

Bisa melindungi diri sendiri dan membela diri dari ejekan

teman. Ini penting, karena di bangku SID setiap anak

diharapkan sudah tidak memiliki permasalahan dalam

mengatur diri sendiri, sehingga bisa berkonsentrasi menerima

pelajaran. Kemandirian juga sudah mulai dituntut, setidaknya

Banyak TK, yang terlalu memfokuskan kegiatan belajamya dengan mentargetkan Emurid-muridnya untuk bisa membaca, menulis, bahkan berhitung penjumlahan dan pengurangan hingga angka 20. Untuk mengejar target itu, banyak proses sosialisasi pembelajaran mental serta pembentukan perilaku yang tak sempat dikembangkan Sehari-harinya murid TK itu disibukkan latihan menulis hingga. menghabiskan banyak buku tulis. j uga menghafal angka-angka, penjumlahan dan pengurangannya, tanpa, memahami konsep dasamya. Awalnya anak-anak ini nampak seperti murid cerdas ketika duduk di kelas satu. Bagaimana tidak, karena semua pelajaran sudah mereka hafal di TK, namun berikutnya, mereka tersusul oleh temantemannya, dan akhimya bahkan tertinggal jauh. Hal ini dikarenakan sebenamya mental mereka belum cukup matang sehingga kerap kali tidak mampu bertahan dari masalah keseharian yang dihadapi. Otak mereka pun kurang berkembang optimal karena kurang dirangsang dengan kreatifitas serta. imajinasi ketika di TK. Kasus seperti ini menjadi contoh bahwa yang menjadi ukuran kesiapan masuk SID bukan semata, kemampuan baca tulis berhitung semata.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

mereka sudah mandiri mengurusi kebutuhankebutuhan kecil

diri mereka sendiri, seperti bangun pagi, mandi dan

mengenakan baju sendiri. Makan sendiri dan mengatur buku

sekolahnya sendiri.

Keberanian merupakan satu aspek yang diperlukan anak di

SID. Mereka yang memiliki keberanian akan mudah

mengembangkan berbagai aspek lain seperti kemampuan

bahasa, emosional, sosialisasi, kreativitas, intelektual, juga

motoriknya. Mereka yang berani cenderung lebih mudah

memiliki kepercayaan diri yang kuat.

Penting juga, bahwa anak-anak ini harus sudah memiliki

motivasi dari dalam dirinya sendiri untuk belajar. Walaupun

kemampuan baca tulis mereka belum lancar, namun sudah

harus ada motivasi mereka untuk mempelajarinya. Perhatian

mereka kepada permainanpermainan sudah mulai beralih ke

kegiatan bermain sambil belajar yang lebih serius.

Motivasi belajar ifii sangat penting, karena kelak yang akan

diterima oleh anak-anak ini di bangku kelas satu adalah dasar-

dasar pembelajaran, yang merupakan konsep-konsep penting

dari pembelajaran di tingkat selanjutnya. jika materi konsep

dasar kurang mereka kuasai, maka kemungkinan besar akan

mengalami kesulitan yang kian berlipat untuk menerima

konsep berikutnya yang tentunya lebih rumit di kelas-kelas

selanjutnya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Perkembangan sosial

Menjelang usia empat tahun, anak yang sudah . siap masuk

TK sudah akan menunjukkan kesenangan untuk bergaul

dengan teman. Mungkin ada yang masih malu-malu dan takut,

tetapi keinginan untuk bergaul tetap ada.

jika suatu kali mereka merugikan orang lain, maka dengan

diberi pengertian mereka sudah mau untuk diajak kerja sama.

Dengan kemampuan ini, maka di TK akan dimulai proses

untuk saling menghargai perasaan sesama teman. jika diberi

pengertian, anak sudah mau berbagi dengan teman-

temannya. Berbagi mainan, berbagi kue, atau alat-alat peraga.

Sementara mereka yang belum siap bersosialisasi, masih

selalu mementingkan dirinya sendiri, tak mau mencoba

bergaul, tak mau mengerti perasaan teman, sehingga.

perilakunya tak disukai teman, bahkan mengganggu

berlangsungnya kegiatan di kelas.

Untuk mereka yang hendak ke SID, harus sudah mampu

bersosialisasi dengan baik. Sudah memiliki keinginan untuk

mematuhi perintah di lingkungannya. Bahkan mereka sudah

menikmati pola permainan yang terikat pada berbagai

peraturan bersama antar pemain, sebagai wujud keinginan

untuk berdisiplin itu.

Perkembangan Intelektual

Kemampuan intelektual jangan disama-artikan dengan

kemampuan menghafal beberapa jenis materi. Kemampuan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

anak TK B mengurut bilangan dari satu hingga seratus,

menambah angka dari satu hingga sembilan, juga

kemampuan membaca, belum bisa dijadikan ukuran kesiapan

anak masuk SID.

Yang dimaksud sebagai ker-nampuan intelektual di sini lebih

pada kemampuan daya tangkap anak, daya cema terhadap

informasi yang diberikan, dan kemampuan memahami

konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan. Seperti konsep

sebab akibat, konsep penarikan kesimpulan dari hal-hal

khusus menuju ke umum atau sebaliknya dari hal-hal umum

menuju ke khusus.

Jjangan terkecoh dengan terlalu dini mengajarkan pelajaran

berhitung dan membaca kepada anak hanya supaya terlihat

pandai, tetapi pengasahan daya nalamya justru terabaikan.

Anak-anak ini hanya akan menonjol di kelas satu (tentu saja,

karena sudah memperoleh pelaiarannya di masa TK) tetapi

karena dasar intelektualnya lemah, pelan-pelan akan menurun

pada tingkatan berikutnya.

Perkembanpn Jasmani / motorik

Kesehatan dan kekuatan tubuh mutlak diperlukan agar anak

bisa mengikuti kegiatan-kegitan yang ada di TK maupun SD.

Mereka yang mudah sakit, mudah lelah, dan lambat dalam

mengikuti kegiatan praktek serta olah raga, tentu saia akan

mengurangi kegembiraannya bersekolah. Hambatan fisik

inipun bisa melemahkan rasa percaya diri mereka. Bahkan

ada kemungkinan mereka akan terasingkan dari pergaulan,

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

karena tidak bisa mengimbangi keaktifan permainan

temantemannya.

Apalagi bagi siswa SD yang jadwal pelajarannya padat,

dibutuhkan kesehatan prima untuk mengikutinya. Absen

berkali-kali karena sakit bisa merugikan perkembangan

pelajarannya. Bahkan dalam kasus sakit yang mengharuskan

anak beristirahat berm inggu-mi nggu, kadang terpaksa

membuat anak harus tinggal kelas karenanya. Tentu kejadian

ini akan membuatnya kecewa dan menghambat percaya

dirinya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Masa Peka Belajar, Datanglah !

Maso peka belajar akan datang juga sesuai fase

perkembangan anak. Orang tua tak bisa memaksa

kedatangannya, tetapi hanya bisa merangsang sebanyak

mungkin untuk mempercepat kedatangannya.

Lina memainkan tirai jendela yang terjuntai di ad hadapannya.

Dia hanya menolehkan kepala tanpa ekspresi ketika Bu Ita

memanggiinya untuk yang ketiga, kali agar ia mau duduk

kembali di bangku dan mengerjakan tugas mewamanya.

Lina kembali asyik memainkan tirai berbentuk gambar-gambar

kuda, gajah, kupu-kupu dan jerapah terbuat dari kertas wama-

wami buatan teman-temannya. Tirai itu adalah hasil. karya

teman-teman sekelasnya di TK, namun Lina sendiri tak

memiliki hasil karya tersebut, karena seperti biasanya ia lebih

suka bermain sendiri daripada bergabung bersama untuk

mehgerjakan sesuatu.

Dari kejauhan, di tempat para penunggu berkumpul, ibu Lina

memandang tingkah anaknya dengan kecewa. Cawu ketiga

sudah akan berakhir 2 bulan lagi, namun perilaku Lina di kelas

masih begitu mania dan seenaknya sendiri. Pihak BP di TK

Lina pun sudah mengkhawatirkan kesiapan Lina secara sosial

emosi untuk masuk ke SD beberapa bulan lagi.

Sebenamya dilihat dari perkembangan secara umum, anak

gadis yang suka wama merah ini tidak mengalami masalah.

Hanya saia ia belum tertarik untuk belajar dengan lebih

konsentrasi. Keinginannya untuk bermain bebas masih sangat

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

kuat. la belum menyukai kegiatankegiatan yang membutuhkan

pemusatan perhatian maupun konsentrasi.

Bu Ita, guru Lina yang bijaksana tidak memaksa muridnya

yang memang paling muda ini untuk mengikuti kegiatan

pelajaran yang tak diingininya. Namun perlahan tapi pasti, ia

bekerja sama dengan ibu Lina untuk terus memotivasi Lina

agar keinginannya untuk belajar cepat tumbuh. Menurut ibu

guru yang sudah berpengalaman ini, Lina sebenamya pandai

dan memiliki daya tangkap yang bagus, hanya saja belum tiba

masanya untuk peka belajar.

Masa Peka Belajar

Benar, bahwa anak tak bisa dipaksa untuk belajar maupun

mengikuti kegiatan iika mereka tidak mengingininya. Kalaupun

dipaksa mungkin mereka mau melakukannya, tetapi hasilnya

tidak akan seoptimal yang diharapkan.

Sesungguhnya, pada diri setiap anak ada satu masa, di mana

mereka menjadi tertarik untuk mempelajari segala sesuatu

yang dilakukan orang dewasa, yang mereka belum bisa. Saat

itu mereka menjadi mudah diberi pengertian, mudah

menerima informasi apa yang diberikan kepadanya.

Semangat untuk mengetahui segala sesuatu .meniadi

berkembang luas.

Bila telah tiba masa ini, yang kita beri istilah masa peka

belaiar, maka anak mudah untuk mengikuti disiplin yang

diajarkan, karena mereka butuh untuk mempelaiari sesuatu.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Mereka akan senang menerima dan mengerjakan tugas-tugas

yang diberikan, tanpa harus diperintah maupun dipaksa.

Ketika anak masuk bangku SD kelas satu, mereka sudah

harus melewati masa ini. Rata-rata, masa peka belajar ini

datang sewaktu anak duduk di bangku TK B. Namun banyak

juga yang telah tumbuh semasa TK A. Namun bagi mereka

yang masuk SD dalam keadaan belum melewati masa ini,

sudah jelas akan mengalami ketertinggalan dibandingkan

teman-temannya.

Kasus terakhir ini sekarang semakin banyak terjadi, karena

semakin tingginya tingkat kecenderungan orang tua untuk

semakin dini menyekolahkan anak-anaknya. Kalau usia ideal

untuk masuk SD itu semestinya sekitar tujuh tahun, sekarang

banyak anak berumur enam, bahkan lima tahun yang sudah

duduk di SD. Banyak dari anakanak seperti ini yang memang

sudah bersemangat masuk SD, namun temyata belum

dibekali kesiapan kepekaan belajar, sehingga menyebabkan

perkembangan mereka tidak optimal di SD.

Asal kita tahu, pelajaran SD kelas satu sekarang tidak sama

dengan kelas satu sepuluh atau bahkan dua puluh tahun yang

lalu. Perkembangan zaman yang semakin global menuntut

semakin banyak ilmu yang harus diserap anak. Itu membuat

mata pelajaran harus semakin dipadatkan. Bukan hanya di

SD, juga di SLTP dan SMU. Bahan pelajaran yang semakin

berat ini hanya bisa diterima jika kondisi anak sekarang juga

lebih baik dari pada zaman dulu. Dan ini hanya bisa dicapai

jika anak-anak SD kelas satu sudah matang kepribadian

dasamya dan sudah melewati masa peka belajamya.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Kapan datangnya?

Tidak bisa dipastikan kapan masa ini datang pada seorang

anak, karena begitu banyak faktor yang mempengaruhinya.

Namun secara umum dapat dilakukan upaya untuk

mempercepat datangnya masa ini, dalam batas-batas yang

wajar. Karena jika terlalu dini juga bertentangan dengan

perkembangan psikologis anak sehingga, justru berakibat tak

baik.

Cukup puas masa bermainnya

Dalam perkembangannya, seorang anak mengalami proses

pematangan kepribadian lewat kegiatan bermainnya sehari-

hari.

Yang dimaksud'bermain'di sini adalah segala kegiatan yang

bersifat menghibur dan menyenangkan hati anak.

Sekadar kegiatan melamun, maupun bermain peran yang

tanpa menggunakan alat permainan pun bisa dikatagorikan

bermain. Berlari-lari, ngobrol dengan teman, bahkan hanya

diam menonton teman yang sedang bermain pun, jika itu

sudah menimbulkan kesenangan bagi diri anak, sudah bisa

disebut bermain.

Setiap anak dilahirkan secara fitrah melekat dengan alam

bermainnya. Secara umum, hingga. usia dua atau tiga tahun,

kebutuhan mereka untuk bermain menghabiskan sebagian

besar waktu mereka setiap harinya. Sampai usia ini biasanya

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

egosentrisme mereka masih cukup tinggi, sehingga. mereka

belum siap dengan terlalu banyak aturan yang mengikat.

Setelah usia tiga tahun, umumnya anak sudah mulai siap

menerima sedikit aturan. Permainan di rentang usia ini sudah

mulai berkembang menjadi permainan kelompok, berdua,

bertiga, dst. Di usia empat tahun pun anak masih banyak

menghabiskan waktu untuk bermain. Padahal biasanya di usia

ini anak sudah mulai duduk di TK A. Itu sebabnya, guru TK A

masih harus lebih banyak memberikan pelajaran dengan-

menggunakan metode bermain.

Menginjak usia lima tahun, umumnya anak duduk di TK B,

kebutuhan bermain sudah akan mulai berkurang. Anak

semakin menyenangi model permainan yang menggunakan

aturan-aturan tertentu bersama kelompoknya. Saat ini pun

anak sudah mulai tertarik untuk mengenal disiplin.

Seiring dengan berkurangnya kebutuhan bermain, maka

tibalah saatnya akan muncul masa peka belajar anak. Di

masa ini anak mulai senang untuk berlatih konsentrasi, dan

suka mengerjakan tugas. Nilai tanggung jawab telah mulai

mereka kembangkan. Dan, gairah mereka untuk menerima

informasi dari luar pun meningkat tinggi.

Kenyataannya, tidak semua anak mengikuti pola yang umum

terjadi ini. Beberapa kondisi khas menyebabkan ada anak

yang tidak terpuaskan masa bermainnya hingga usla empat

tahun. Ini bisa mengakibatkan masa belajar datang lebih dini,

akan tetapi dengan risiko perkembangan anak yang kurang

optimal, karena kurang bermain di masa kecilnya. Atau

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

sebaliknya kedatangan masa peka belajar menjadi terlambat,

karena anak terlalu dibebas'kan terus bermain tanpa

pengarahan dan bimbingan. Masih banyak lagi faktor X yang

mempengaruhi cepat lambatnya kedatangan masa ini, yang

beberapa di antaranya dibahas berikut.

2. Kepribadlan dasamya cukup

Perkembangan kepribadian seseorang memang tak pemah

berhenti hingga dewasa, namun perkembangan tercepat

adalah di masa lima tahun pertama. Dalam rentang waktu ini,

sebagian besar kepribadian dasar telah terbentuk.

Ind dari kepribadian dasar ini adalah perkembangan

egosentrisme yang menurun, tumbuhnya konsep diri positif

dan munculnya kepercayaan diri. Di saat ini, anak seakan

sudah'rampung'dengan sebagian besar urusan dirinya sendiri,

sehingga mereka telah siap menerima sesuatu dari luar.

Mereka mulai siap untuk belajar. Sementara penyempumaan

perkembangan kepribadian selanjutnya akan terus terjadi.

Sebaliknya jika egosentrisme masih terlalu kuat, sosialisme

belum lancar, konsep diri belum terbentuk, dan kepercayaan

diri masih kurang, maka walaupun dipaksa belajar, materi tak

akan masuk ke dalam otak anak dengan baik. Anak seperti ini

masih sibuk 'mencari-cari' dirinya sendiri.

Semakin baik pola didik yang diberikan kepada anak, tentu

akan semakin mempercepat perkembangan kepribadian dasar

ini. Maka sangat perlu orang tua memberikan perhatian yang

cukup, meningkatkan kepercayaan diri anak, menumbuhkan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

kemandirian dan sikap kritisnya, mengembangkan sosialisme

serta kepekaannya terhadap lingkungan hingga melatihkan

disiplin dengan sebaikbaiknya sesuai usia anak.

3. Sering dirangsang

Rangsangan untuk belajar pun perlu diberikan untuk

mempercepat datangnya masa peka belajar. Rangsangan ini

bisa melalui pembiasaan cinta buku sejak kecil. Kebiasaan

membacakan cerita, memberikan fasilitas buku-buku bacaan

menarik untuk anak akan menumbuhkan rasa ingin tahu anak

dengan subur. Selanjutnya mereka menjadi tak asing lagi

dengan buku, bahkan merasa mencintainya.

Fasilitas lain seperti komputer, media audio visual, alat

permainan edukatif pun dapat dimanfaatkan untuk

merangsang keinginan belajar anak. Walaupun semua

fasilitas ini masih diberikan dalam bentuk permainan-

permainan, akan tetapi sangat baik untuk meningkatkan

gairah keingintahuan mereka. Bentuk permainan dipilih yang

menuniang, antara lain yang melatih konsentrasi, daya ingat

dan pendengaran, melatih motorik halus, hingga yang melatih

otak untuk bekerja.

Yang lebih penting lagi, adalah diberikannya motivasi dari

orang tua kepada anak. Pengertian akan pentingnya belaiar

ilmu pengetahuan bisa disampaikan kepada anak di sela-sela

kegiatan bermainnya, atau di kala membacakan cerita

sebelum tidur, atau di saat-saat senggang, di mana hubungan

orang tua-anak akrab, santai dan harmonis.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

4. Kondisi khas keluarganya

Kondisi khas setiap individu yang berlainan merupakan faktor

dari dalam diri anak. Mereka yang memiliki cacat fisik, atau

yang kesehatannya secara umum agak buruk, kemungkinan

akan lebih lambat mengalami kedatangan masa peka belajar.

Begitu pula mereka yang berkarakter hiperaktif mungkin akan

lebih lambat mencapai masa peka belaiar dibanding mereka

yang pendiam. Perbedaan kegemaran pun menyebabkan

adanya perbedaan, misalkan yang terjadi antara anak yang

menyukai olahraga dengan anak yang suka mewama.

Selanjutnya keadaan latar belakang keluarga juga turut

memberikan pengaruhnya. Anak sulung yang menjadi pusat

perhatian mungkin akan lebih sulit mengendalikan

egosentrismenya dibandingkan anak nomor dua atau tiga.

Adik yang sering melihat kakak belajar pun akan lebih cepat

peka belajar dari pada mereka yang tak memiliki kakak untuk

dicontoh. Anak yang memiliki adik yang terlalu dekat, yang

kurang mendapat perhatian orang tua, atau yang tak memiliki

ayah, akan lebih terganggu perkembangannya dibanding yang

normal.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Ungkungan pun tak ketinggalan memberikan pengaruh. Anak

yang sering melihat teman di sekitar berangkat sekolah,

mengaji, akan lebih cepat ingin belajar. Semakin banyak

orang yang memberi motivasi pun akan semakin merangsang

keinginannya. Sebaliknya jika lingkungan tak peduli pada

pendidikan, anak pun berkembang seperti itu pula.

Seperd hainya Una, ia memilild masalah yang cukup

kompleks. Gadis ini adalah putri tunggal yang tak memiliki

teman bermain seusia di lingkungan rumahnya. la pun sangat

dimanja oleh neneknya. Sementara ayah dan ibunya sibuk

bekeria, sehingga. kurang bisa memberikan motivasi

untuknya. Kebutuhan bermainnya seakan belum terpuaskan

hingga. usia lima tahun, karena ia baru mulai memperoleh

teman bermain setahun sebelumnya.

Kondisi-kondisi khas seperti ini mungkin juga dihadapi oleh

banyak anak lain yang mengalami keterlambatan datangnya

kepekaan belajar. Yang penting dilakukan pendidik adalah

melakukan upaya mempercepat datangnya masa ini lewat

perbaikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Merangsang Datnagnya Minat Belajar

• Biasakan membacakan cerita • Sediakan beragam buku aktifitas untuk dikerjakan • Buat perpusatkaan mini dan sederhana di sudut

kamar • Sediakan mainan-mainan edukatif • Ajak ‘rekreasi’ ke perpustakaan atau toko buku

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Penting diingat untuk tidak memaksakan anak belaiar sebelum

datang kepekaan mereka. Selain tidak bermanfaat,

membuang waktu dan tenaga, bahkan bisa menimbulkan

stress bagi anak. Lebih baik menunggu hingga masa ini

datang. Sebagai perbandingan, satu materi pelajaran yang

diberikan kepada anak yang belum siap belajar akan

membutuhkan waktu lima bulan, misainya, tetapi jika

disampaikan ketika anak telah Map belajar mungkin hanya

membutuhkan waktu satu minggu! Nah, berarti yang lebih

penting dilakukan adalah mengupayakan datangnya masa

belajar ini. Dan ketika telah nampak tanda-tandanya, segera

sambut dengan tanggap, jangan disia-siakan.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Ragam Kecerdasan yang Luas

Salah, jika menganggap anak bodoh bodoh dan tak mampu.

la pasti memiliki kelebihan datam bidang tertentu yang betum

diketahui orang tua.

Pada tahun 1983, Gardner menulis buku yang membahas

mengenai kecerdasan emosional, yang berjudul Frames of

Mind Di dalam buku ini ia menolak pemahaman bahwa hanya

ada satu macam kecerdasan, yaitu IQ, yang menentukan

kesuksesan hidup manusia. Dikatakannya bahwa ada

spektrum kecerdasan yang lebar, yang bisa dibagi menjadi

tujuh varietas utama. Dengan mengetahui beragam jenis

kecerdasan ini, orang tua bisa menentukan, di sisi yang

manakah anak-anaknya lebih banyak memiliki kelebihan. Hal

ini berguna agar untuk memupuk bakat ini selanjutnya

dilakukan pembinaan yang lebih terarah.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Dimanakah Bakat Anak Anda ?

Kecakapan Verbal Matematika Logika

Pemahaman Ruang Kinestetik

Seni Musik Kecakapan Antar Pribadi

Kemampuan Intrapsikis

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

1. Kecakapan Verbal

Kepandaian mengkomunikasikan segala sesuatu melalui

bahasa adalah termasuk salah satu bobot dari kecakapan

verbal ini. Seorang Profesor yang lulus dengan predikat cum

laude tetapi tak memiliki kecakapan ini akan mengalami

kesulitan untuk mentransfer ilmunya kepada orang lain.

Sementara mereka yang mampu membina kecakapan

verbalnya akan mudah berkomunikasi dalam beragam

bahasa, mudah menyampaikan gagasan-gagasannya dengan

bahasa yang bisa dimengerti oleh banyak orang, dan memiliki

kemampuan besar untuk serius dalam bidang sastra.

2. Matematika Logika

Kecerdasan ini berada dalam wilayah logika rasional. Segala

sesuatu di alam ini memiliki sunnatullah yang telah jelas

hukum logikanya. jadi, kecerdasan logika ini bukan hanya

berlaku dalam bidang perhitungan dan ilmu pasti saja, tetapi

juga dalam seluruh sisi kehidupan manusia.

Dalam sastra, budaya, dan sosial sekalipun, kecerdasan

logika ini tetap dibutuhkan. Tentu saja tidak dalam bentuk

perhitungan angkaangka, tetapi lebih banyak menyangkut

logika hukum sebab dan akibatnya. Itu sebabnya kepada

anak-anak, harus selalu diajarkan perihal sebab akibat ini,

dalam mempelajari berbagai peristiwa yang terjadi di sekeliling

mereka.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

3. Pemahaman Ruang

Kecer.dasan ini sangat berarti bagi para arsitek dan seniman.

jika orang biasa kesulitan membayangkan sebuah benda

dalam bentuk tiga dimensi dalam alam khayalnya, maka hal

itu adalah kelebihan mereka yang berbakat dalam bidang ini.

Anak yang memiliki kelebihan kecerdasan ini baik jika

diarahkan untuk spesifikasi bidang seni.

Pemahaman akan wama, komposisi ruang dan keseimbangan

bentuk, termasuk keahlian di bidang ini.

4. Kinestetik

Jangan dikira bahwa menjadi olahragawan itu tidak diperlukan

orang yang cerdas. Orang-orang seperti Magic Johnson si

jago bola basket, Zaidan si pahlawan lapangan hijau, serta

Muhammad Ali dan Mike Tyson adalah contoh mereka yang

memiliki kejeniusan dalam bidang kinestetik.

Jika Anda melihat putra-putri Anda memiliki bakat dalam

bidang olah tubuh dan keseimbangan, maka dengan

mengembangkan kecerdasan kinestetiknya akan sangat

membantu pengembangan bakatnya selanjutnya. Termasuk

anak yang tak bisa diam ketika belajar, atau yang memiliki

energi berlebih sehingga cenderung suka mengganggu teman

lain, bagaimana jika disalurkan bakat kinestetiknya ke bidang-

bidang olahraga sehingga lebih terbina di tempat yang tepat?

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Selain olahraga, motorik kasar, motorik halus pun termasuk

kecerdasan ini. Ketrampilan tangan dan keahlian gerakan

dalam menari, misalnya.

5. Musik

Irama dan musik adalah kebutuhan fitrah manusia, sehingga

seprimitif apapun manusia, mereka harus mengembangkan

kecerdasan musik ini. Sedangkan taiwid bacaan Al Qur'an pun

mengandung irama dan nada yang indah. Begitu pula do'a-

do'a yang diajarkan Rasulullah saw. Untuk menciptakan ahli-

ahli yang menggelutil bidang musik inipun perlu dipupuk bakat

kecerdasan musik anak sedini mungkin.

6. Kecakapan Antar Pribadi

Kecakapan jenis ini sangat membantu seseorang untuk

berkomunikasi dan menialin hubungan serta kepercayaan

dengan orang lain. Gardner memecahnya menjadi empat jenis

kemampuan, yaitu : kepemimpinan, kemampuan membina

hubungan dan mempertahankan persahabatan, kemampuan

menyelesaikan konflik, dan ketrampilan analisis sosial. Karena

setiap orang memerlukan berhubungan dengan orang lain,

maka kecerdasan ini memiliki peran sangat besar dalam

menentukan kesuksesan seseorang.

Mereka yang jenius di bidang ini akan menjadi pemimpin dan

manajer yang handal dan disukai oleh rakyat serta

bawahannya. la pun bisa menjaling hubungan yang tepat baik

kepada teman, sahabat maupun musuh sekalipun.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Supaya anak memiliki kecerdasan antar pribadi yang baik

mereka harus dibimbing untuk bisa menialin sosialisasi

berkawan yang sehat, ditumbuhkan empatinya terhadap

perasaan teman fain, diaiarkan bagaimana mengelola emosi-

emosi negatifnya dan bagaimana memanfhatkan emosi

positifnya.

7. Kemmpuan lnterpersonal

Merupakan jenis kecerdasan yang berhubungan dengan

kemampuan pengendalian diri seseorang. Dengan

kecerdasan ini seseorang dapat mengenali kekurangan dan

kelebihan diri dengan sangat baik, kemudian

mengembangkan diri dan melejitkan potensi dirinya.

8. Natural / Alam

Kecerdasan bidang ini berkaitan dengan kepekaan terhadap

segala macam benda-benda alam. Kepekaan menilai

keindahan, keharmonisan dan nilai-nilai seni dari segala

sesuatu yang bemuansa alam. Kecerdasan ini bukan semata

bisa dimiliki oleh mereka yang tinggal di daerah yang masih

dekat dengan alam. justru bagi mereka yang tinggal di

perkotaan, memerlukan lebih banyak kecerdasan alam ini

supaya dapat memberikan sentuhan nuansa alam yang

mampu mengimbangi 'kekerasan' nuansa perkotaan.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com