melati,tugas_grand_teori
-
Upload
api-19525105 -
Category
Documents
-
view
663 -
download
1
Transcript of melati,tugas_grand_teori
TINJAUAN MODEL ADAPTASI ROY
DISUSUN OLEH
DEWI EKA PUTRI 0806469565
TINEKE A TOLOLIU 0806469792
NURMAULID 0806446624
YULIANI BUDIYARTI 0806447160
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2008MODEL ADAPTASI ROY
I. PENDAHULUAN
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory,
grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut
diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai
yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat
dari teori tersebut (metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan
prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau
“melebihi” dan merujuk pada body of knowledge tentang body of knowledge atau tentang
suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan
Kalofissudis, 2004).
Walaupun metateory sangat abstrak dan tidak mudah untuk diuji coba, meta theory
menyediakan arti-arti, kalimat-kalimat, situasi struktur interkoneksi, dan bahkan
observasi oleh perawat-perawat dalam skala global. Meta theory dapat terdiri dari
beberapa grand theory, middle range theory, bahkan practice theory. Meta theory
keperawatan adalah teori keperawatan tentang teori keperawatan. Meta theory dapat
dikritik, terbatas, abstrak dan sangat sulit untuk diaplikasikan dalam praktik.
Meta theory dalam keperawatan akan tampil sebagai superstruktur dengan aplikasi
praktik ganda dan kesempatan tambahan untuk peneliti-peneliti guna penemuan grand
theory-grand theory, middle range theory, paradigma yang berhubungan, serta model-
model dan mengeksplorasi bagaimana keperawatan merekonstruksi dan direkonstruksi.
Level ke tiga dari teori keperawatan adalah grand theory yang menegaskan fokus
global dengan board perspective dari praktik keperawatan dan pandangan keperawatan
yang berbeda terhadap sebuah fenomena keperawatan.
Fawcett (1995 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004) mendefinisikan grand theory
sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang abstrak dibanding model
konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif abstrak dan
hubungannya tidak dapat di uji secara empiris. Contohnya yaitu “Science of Unitary
Human Being” Martha Rogers; “Health as Expanding Consciousness” Margaret
Newman; “Theory of Human Becoming” Rosemarie Rizzo Parse. Grand theory dapat
menyediakan dasar bagi middle range theory. Contohnya teori “Self care deficit” Orem
adalah middle range theory dengan self care sebagai grand theory, dan model adaptasi
Roy dengan konsep manusia adalah sistem adaptif sebagai middle range theory.
II. TINJAUAN MODEL ADAPTASI ROY
Derivat dari model adaptasi Roy untuk keperawatan termasuk kutipan karya Harry
Helson. Dalam teori adaptasi Helson, respon-respon adaptif adalah suatu fungsi dari
stimulus yang datang dan tingkat adaptif yang dimiliki seseorang. Stimulus adalah
beberapa faktor yang dapat menimbulkan respon. Stimulus dapat timbul dari luar maupun
dalam lingkungan. Tingkat adaptasi dibentuk dari efek yang disatukan dari tiga kelas
stimulus sebagai berikut :
1. Focal stimulus
2. Contextual stimulus
3. Residual stimulus
Helson mengembangkan konsep zona tingkatan adaptasi yang mendeterminasi
apakah stimulus akan menjadi respon positif atau negative. Menurut tori Helson, adaptasi
adalah suatu proses positif terhadap perubahan lingkungan. Roy mengkombinasikan
karya Helson dengan definisi Rapoport tentang sistem untuk melihat manusia sebagai
suatu sistem yang adaptif. Dengan teori adaptasi Helson sebagai dasar, Roy membangun
dan selanjutnya memperbaiki model dengan konsep dan teori dari Dohrenwend, Lazarus,
Mechanic, dan Selye.
Perkembangan tambahan dari model yang telah dikembangkan oleh Roy terjadi pada
era 1900-an sampai dengan abad 21. perkembangan ini termasuk update scientific dan
asumsi filosofi, penggambaran kembali adaptasi dan tingkat adaptasi, perluasan model
adaptasi menjadi group-level knowledge dan analisis kritik dan sintesis dari 25 tahun
pertama penelitian yang berdasarkan model adaptasi Roy. Roy setuju dengan pakar lain
yang percaya bahwa perubahan dalam sistem lingkungan-manusia di bumi sangat luas.
Konsep utama model adaptasi Roy terdiri :
1. Sistem, adalah suatu set dari beberapa bagian yang berhubungan dengan
keseluruhan fungsi untuk beberapa tujuan dan demikian juga keterkaitan dari beberapa
bagiannya. Dengan kata lain bahwa untuk memeliki keseluruhan bagian-bagian yang
saling berhubungan, sistem juga memiliki input, out put, dan control, serta proses
feedback.
2. Tingkat adaptasi, mewakili kondisi dari proses hidup yang tergambaran pada tiga
level yaitu integrasi, kompensasi, dan kompromi. Tingkat adaptasi seseorang adalah
perubahan yang konstan yang terbentuk dari stimulus fokal, kontekstual dan residual yang
mewakili standar seseorang pada rentang stimulus yang dapat direspon oleh seseorang
dengan respon adaptif yang biasa dilakukan.
3. Masalah-masalah adaptasi, adalah area yang luas yang berhubungan dengan
adaptasi hal ini menjelaskan kesulitan berhubungan dengan indicator dari adaptasi yang
positif. Roy mengatakan sebagai berikut, dapat dicatat pada poin ini bahwa kejelasan
yang dibuat antara masalah adaptasi dan diagnosa keperawatan didasarkan pada
perkembangan kedua bidang tersebut. Masalah adaptasi tidak dianggap sebagai masalah
keperawatan tetapi sebagai area fokus keperawatan yang berhubungan dengan adaptasi
seseorang atau grup.
4. Stimulus fokal, adalah stimulus internal dan eksternal yang paling segera
mengkonfrontasi sistem manusia
5. Stimulus kontekstual adalah keseluruhan stimulus lain yang timbul pada situasi serta
berkontribusi terhadap efek dari fokal stimuli. Stimulus kontekstual adalah keseluruhan
faktor lingkungan yang ada pada seseorang baik dari dalam maupun dari luar tapi bukan
merupakan pusat perhatian atau energi seseorang.
6. Stimulus residual adalah faktor lingkungan yang berasal dari dalam dan luar sistem
manusia.dengan efek pada situasi terakhir yang masih belum jelas
7. Proses koping, adalah cara interaksi bawaan atau cara interaksi yang dipelajari seiring
perubahan lingkungan yang terjadi.
8. Mekanisme koping bawaan, ditentukan oleh sifat genetic yang dimiliki atau umum
pada sutu spesies dan secara umum dipandang sebagai proses yang terjadi otomatis tanpa
dipikirkan sebelumnya oleh manusia.
9. Mekanisme koping yang dipelajari, dikembangkan melalui strategi seperti melaui
pembelajaran. Pengalaman-pengalaman yang ditemui selama menjalani kehidupan
berkontribusi terhadap respon yang biasanya dipergunakan terhadap stimulus yang
dihadapi.
10. Subsistem regulator, adalah proses koping utama sistem neural, kimia, dan endokrin
Subsistem kognator, adalah proses koping utama yang terdiri dari empat chanel kognisi-
emosi, proses informasi dan perceptual, pembelajaran, penilaian, dan emosi.
11. Respon adaptif, adalah keseluruhan yang meningkatkan itegritas dalam batasan yang
sesuai dengan tujuan “human system”.
12. Respon ineffektif, yaitu egala sesuatu yang tidak memberikan kontribusi yang sesuai
dengan tujuan “human system.”
Keseluruhan model adaptasi Roy tergambar dalam skema berikut ini :
Sister Callista Roy (1984, Introduction to Nursing: An Adaptation Model (2nd ed) dalam
Saleeem, 2008)
Model konseptual Roy berbasis pada model konseptual adaptasi. Konsep kunci pada
model konseptual Roy adalah manusia, tujuan, kesehatan, lingkungan, dan aktivitas
keperawatan. Dalam model konseptual, teori keperawatan akan menjabarkan pemikiran
(ide), dan proposisi manusia di konseptualisasikan sebagai sistem adaptik terbuka yang
bersifat holistik dimana terjadi proses pelayanan keperawatan, dan manusia sebagai
penerima (resipien). Adaptasi diartikan sebagai kapasitas yang dimiliki oleh manusia
untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan manusia juga mampu
mempengaruhi manusia lainnya.
Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat luas dan masing-masing sebagai sistem adaptasi holistik. Roy memandang
person secara menyeluruh atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup
secara konstan dan berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan
terjadi pertukaran informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan
lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal. Dalam
menghadapi perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu
beradaptasi.
Tujuan (goal) diartikan sebagai tujuan keperawatan untuk mendorong terjadinya
proses adaptasi dalam empat cara adaptasi yang kemudian memberi kontribusi terhadap
keadaan kesehatan.
Aktivitas keperawatan digambarkan oleh model adaptasi Roy melalui peningkatan
respon adaptif pada situasi sehat atau sakit. Perawat dapat mengambil tindakan untuk
memanipulasi vokal, kontekstual, atau residual stimuli dengan melakukan analisa
sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat bertindak untuk mempersiapkan
pasien mengantisipasi perubahan melalui penguatan regulator, kognator dan mekanisme
koping yang lain.
Kesehatan didefinisikan sebagai sebuah keadaan dan juga sebuah proses untuk
berubah dan menjadi manusia yang utuh. Tujuan keperawatan untuk meningkatkan
kesehatan seseorang dengan meningkatkan respon adaptif, energi yang bebas dari
perilaku yang efektif dapat dipakai untuk meningkatkan kesehatan.
Lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan dan pengaruh yang
mengelilingi dan mempengaruhi perkembangan tingkah laku manusia.
III. PENERAPAN TEORI
Selama lebih dari 30 tahu Model Adaptasi Roy telah digunakan untuk memahami dan
menuntun praktik keperawatan dalam perawatan pasien. Para perawat menggunakan
model ini sebagai framework untuk mengkonseptualisasi dan merencanakan intervensi
keperawatan pada pasien atau menggunakan model ini untuk menciptakan intervensi
untuk pemisahan populasi klinik.
Roy Adaptation Model telah diimplementasikan di NICU sebagai sebuah ideology untuk
keperawatan (Nyqvist dan sjoden, 1993 dalam Senesac 2007), pada perawatan bedah
akut, sebagai alat dokumentasi dalam proses keperawata , pada fasilitas rehabilitasi untuk
mengintegrasi basis professional perawatan pasien (Mastal, Hammond, dan Roberts, 1982
dalam Senesac, 2007); pada dua unit rumah sakit umum sebagai konseptual framework
untuk menuntun praktik; memfasilitasi sistem integral keperawatan pada bagian
orthopedic, unit neurosurgical untuk mempertahankan lingkungan praktik professional
bagi pelatihan mahasiswa, meningkatkan otonomi professional, membantu proses
rekrutmen dan penguranan staf, dan untuk meningkatkan kejelasan peran pemberi
layanan, dan menguatkan dan mengefektifkan kolaborasi interdisiplin
Peran perawat yang diharapkan berdasarkan teori Roy
Perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau
sakit. Perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontextual
maupun residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah
adaptasi. Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi
perubahan melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain.
Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar tetap mampu
mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya melalui
tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana meningkatkan respon adaptif.
Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat adanya
perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya, seseorang yang
mengalami kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat perlu mempersiapkan
pasien untuk menghadapi realita. Dimana pasien harus mampu berespon secara adaptif
terhadap perubahan yang terjadi didalam dirinya. Kehilangan salah satu anggota badan
bukanlah keadaan yang mudah untuk diterima. Jika perawat dapat berperan secara
maksimal, maka pasien dapat bertahan dengan melaksanakan fungsi perannya secara
optimal.
Contoh kasus
Ny. M, 21 tahun dengan status gravida G1P0A0, memeriksakan kehamilannya di
sebuah klinik prenatal. Ny. M tidak mengetahui usia kehamilannya. Saat ini Ny. M
mengeluhkan adanya mual muntah yang dirasakan menganggu aktivitas hariannya. Ny.
M juga mngatakan kepada perawat bahwa ia merasa cemas akan keadaannya saat ini
dan mengkhawatirkan kesalamatan janin yang dikandungnya dan mengeluhkan
kurangnya dukungan dan perhatian dari keluarganya, termasuk suaminya.
Penyelesaian kasus
Data demografi
Nama Usia Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Agama Sumber informasi Tanggal MRS
Ny. M 21 tahun Perempuan SMA IRT Menikah Islam Pasien 21/10/08
PENGKAJIAN TAHAP PERTAMA
a. Physiologic-Physical Mode, meliputi pengkajian pada :
1. Riwayat kehamilan : HPHT, hasil pemeriksaan Leopold, skrining, dll
2. Oksigenasi
3. Nutrisi
4. Eliminasi
5. Aktivitas dan istirahat
6. Senses
7. Cairan dan elektrolit
8. Fungsi neural
9. Fungsi endokrin
b. Self Concept Mode
1. Physical self
2. Personal self
c. Role Performance Mode
d. Interdependence Mode
PENGKAJIAN TAHAP KEDUA
a. Fokal stimuli
Kecemasan yang dirasakan pasien mengakibatkan tidak adekuatnya koping individu
yang digunakan. Sebelum memeriksakan kehamilannya, pasien mengatakan masalah
yang dihadapinya disimpan sendiri tanpa menceritakan kepada suami. Keluarga
ataupun teman dekatnya.
b. Contextual
Tidak adanya dukungan dari suami dan keluarga, mengakibatkan pasien merasa diri
dan bayinya tidak diharapkan oleh suami dan keluarganya.
c. Residual stimuli
Sebelum menikah, pasien merupakan seorang perokok aktif dan terlibat pergaulan
bebas. Kebiasaan tersebut baru berhenti sebulan sebelum pasien menikah.
d. Regulator
Psien mengatakan mual muntah yang dirasakannya sangat mengganggu aktivitas
sehari-harinya
e. Kognator
Dengan keadaan yang dirasakan sekarang, pasien cenderung menarik diri dari
lingkungannya
PENENTUAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
PENENTUAN TUJUAN
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI
DISCHARGE PLANNING
KESIMPULAN
Perhatian suami dan keluarga terhadap ny. M yang kurang menyebabkan klien mengalami
kecemasan dan berdampak pada kehamilan pasien saat ini. Asuhan keperawatan yang
diberikan pada ny. M didasarkan pada teori model adaptasi Roy. Setelah dilakukan
kunjungan rumah dan melibatkan suami dan keluarga dalam menghadapi kondisi ny. M,
didapatkan hasil penurunan tingkat kecemasan yang signifikan pada pasien, yang juga
meningkatkan status kesehatan fisik pasien.
IV. KESIMPULAN
1. Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta
theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory
2. Grand theory dapat menyediakan dasar bagi middle range theory. Contohnya
teori “Self care deficit” Orem adalah middle range theory dengan self care sebagai
grand theory, dan model adaptasi Roy dengan konsep manusia adalah sistem adaptif
sebagai middle range theory.
3. Model konseptual Roy berbasis pada model konseptual adaptasi. Konsep
kunci pada model konseptual Roy adalah manusia, tujuan, kesehatan, lingkungan, dan
aktivitas keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Dawson, 2006. Nursing Theory as Practice Guide: A Totality Paradigm Perspective of Orem’s Self-Care Deficit Nursing Theory. Retrieved from web September 18, 2008. http://www. highwingaerial.com /BSN/assignment_files/assignment_3_final.pdf
Fawcett, J. 2005. Middle-range nursing theories are necessary for the advancement of the discipline. Retrieved from web September 20, 2008. http://www.redalyc.uaemex.mx
Saleem. 2008.Introduction to nursing theory. Retrieved from web September 7, 2008. http://currentnursing.com/nursing_theory/introduction.htm
Saleem. 2008. The Roy’s adaptation model. Retrieved from web September 7, 2008. http://currentnursing.com/nursing_theory/Roy_adaptation_model.htm
Saleem. 2008. The Roy’s adaptation model. Retrieved from web September 7, 2008. http://currentnursing.com/nursing_theory/application_Roy's_adaptation_model.htm
Sell dan Kalofissudis. 2001. The evolving essence of the science of nursing: A complexity integration nursing theory. Retrieved from web September 4, 2008. http:// www. nursing.gr /Complexitytheory.pdf
Senesac, P.(2007). Implementing The Roy adaptation model : From theory to practice. Retrieved from web September 4, 2008. http://www.bc.edu/schools/son/faculty/theorist/RAM/Practice.html
Tomey dan Aligood. 2006. Nursing theorists and their work. 6th ed. Mosby Elsevier : Philadelphia