mekonium materi

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal dari kehidupan yang tidak menyenangkan bagi bayi. Hal tersebut dikarenakan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intra uterus) dengan lingkungan kehidupan sekarang (ekstra uterus) yang berada diluar dan sangat berbeda. Di dalam uterus janin hidup tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dari hari ke hari tanpa upaya dari dirinya sendiri. Hal ini berarti, janin tumbuh dan hidup bergantung penuh pada ibunya. Di Indonesia data yang menunjukkan IMR (Infant Mortality Rate) masih tinggi. Pada tahun 2005, IMR di Indonesia bervariasi di berbagai provinsi. Penting diketahui adalah kenyataan penyumbang terbesar IMR tersebut berasal dari kelompok bayi beresiko tinggi dengan segala komplikasinya. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh dunia kesehatan, supaya kasus – 1

description

vfr

Transcript of mekonium materi

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangPeriode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal dari kehidupan yang tidak menyenangkan bagi bayi. Hal tersebut dikarenakan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intra uterus) dengan lingkungan kehidupan sekarang (ekstra uterus) yang berada diluar dan sangat berbeda.Di dalam uterus janin hidup tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dari hari ke hari tanpa upaya dari dirinya sendiri. Hal ini berarti, janin tumbuh dan hidup bergantung penuh pada ibunya.Di Indonesia data yang menunjukkan IMR (Infant Mortality Rate) masih tinggi. Pada tahun 2005, IMR di Indonesia bervariasi di berbagai provinsi. Penting diketahui adalah kenyataan penyumbang terbesar IMR tersebut berasal dari kelompok bayi beresiko tinggi dengan segala komplikasinya.Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh dunia kesehatan, supaya kasus kasus tersebut dapat diatasi atau mengurangi atau memperkecil kemungkinan segala komplikasi.Untuk dapat mencapai target dan tujuan diatas serta mewujudkan Indonesia sehat 2011 dalam dunia kesehatan dan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik antar tenaga kesehatan yang berkualitas, baik dokter, bidan, perawat, ataupun tenaga kesehatan yang lain, yang berkecimpung didalamnya. Sindroma aspirasi mekonium (SAM) merupakan sekumpulan gejala yangdiakibatkan oleh terhisapnya mekonium ke dalam saluran pernafasan bayi. Etiologi terjadinya sindroma aspirasi mekonium adalah cairan amnion yang mengandung mekonium terinhalasi oleh bayi. Mekonium dapat keluar di dalam kandungan bila terjadi stres /kegawatan intrauterin.Mekonium yang terhirup bisa menyebabkan penyumbatan parsial ataupun total pada saluran pernafasan, sehingga terjadi gangguan pernafasan dan gangguan pertukaran udara di paru-paru. Selain itu,mekonium juga menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran udara,menyebabkan suatu pneumonia kimiawi. Cairan amnion yang terwarna-mekonium ditemukan pada 5-15% kelahiran, tetapi sindrom ini biasanya terjadi pada bayi cukup bulan atau lewat bulan. Pada 5% bayi yang berkembang pneumonia aspirasi, dimana 30% darinya memerlukan ventilasi mekanis dan 5-10 persennya dapat meninggal. Kegawatan janin dan hipoksia terjadi bersama dengan masuknya meconium kedalam cairan amnion.

1. Tujuan Penulisan1. Tujuan UmumMahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang materi Aspirasi Mekonium1. Tujuan Khusus1. Pembaca mampu memahami aspirasi mekonium1. Pembaca mampu mengetahui tanda dan gejala aspirasi mekonium

BAB IITINJAUAN TEORI

A. PengertianAspirasi mekonium adalah kumpulan gejala yang diakibatkan oleh terhisapnya mekonium / cairan amnion mekonial ke dalam saluran pernafasan bayi.Aspirasi Mekonium adalah salah satu penyebab yang paling sering menyebabkan kegagalan pernapasan pada bayi baru lahir aterm maupun post-term. Kandungan mekonium antara lain adalah sekresi gastrointestinal, hepar,dan pancreas janin, debris seluler, cairan amnion, serta lanugo.lahir saat di dalam uterus atau saat bernafas pertama kali. Hal ini terjadi ketika mekonium masuk ke dalam paru-paru bayi selama atau sebelum persalinan. Mekonium itu sendiri adalah tinja yang pertama kali keluar pada bayiMekonium aspirasi syndrom (MAS) adalah suatu kondisi medis yang mempengaruhi bayi baru lahir. Hal ini terjadi ketika mekonium masuk dalam paru-paru bayi selama atau sebelum persalinan. Mekonium itu sendiri adalah tinja yang pertama kali keluar pada bayi.Mekonium biasanya disimpan oleh usus bayi sampai setelah kelahiran, tetapi kadang kadang dikeluarkan kedalam cairan ketuban sebelum kelahiran atau selama persalinan. Jika kemudian bayi menghirup cairan yang terkontaminasi, maka masalah pernafasan pada bayi mungkin terjadi.Pengertian dari mekonium itu sendiri yaitu suatu zat sisa yang ditinggal oleh bayi. Zat zat tersebuat adalah kombinasi dari rambut janin, garam empedu, enzim pankreas, getah kelenjar usus serta feses janin dan air ketuban berwarna hijau kehitaman.

B. Etiologi1. Cairan amnion yang mengandung mekonium terinhalasi / terhirup oleh bayi. Mekonium dapat keluar (intrauterine) bila terjadi stres atau kegawatan janin intrauterine.2. Peningkatan aktifitas usus bayi (usia kehamilan lewat 40 minggu).3. Kesulitan dalam melahirkan, komplikasi tali pusat.4. Asfiksia fetal.5. Gawat janin selama persalinan.6. Persalinan lama7. Karena adanya pematangan paru secara fisiologis8. Sebuah respon terhadap peristiwa hipoksia akut9. Sebuah respon terhadap peristiwa hipoksia intrauterus kronisFaktor resiko terjadinya sindroma aspirasi mekonium:1. Kehamilan post-matur2. Pre-eklamsi3. Ibu yang menderita diabetes4. Ibu yang menderita hipertensi5. Persalinan yang sulit6. Gawat janin7. Hipoksia intra-uterin (kekurangan oksigen ketika bayi masih berada dalam rahim).C. Manifestasi Klinis1. Umumnya bayi post terem, kecil maa kehamilannya dengan kuku panjang dan kulit terwarnai oleh mekonium menjadi kuning kehijauan dan terdapat mekonium pada cairan ketuban.2. Cairan amnion berwarna kehijauan dapat jernih maupun kental3. Tanda syndrom gangguan pernafasan mulai tampak dalam 24 jam pertama setelah lahir.4. Kadang kadang terdengar ronchi pada kedua paru dan mungkin terlihat empishema atau ateliktasis5. Kesulitan bernafas saat lahir6. Retraksi7. Takipnea8. Sianosis9. Frekuensi denyut jantung rendah sebelum dilahirkan10. Hipoksia11. Hipoventilasi12. Cairan ketuban yang berwarna kehijauan atau jelas terlihat adanya mekonium di dalam cairan ketuban13. Kulit bayi tampak kehijauan (terjadi jika mekonium telah dikeluarkan lama sebelum persalinan)14. Ketika lahir, bayi tampak lemas/lemah15. Kulit bayi tampak kebiruan (sianosis)

D. PatofisiologiSyndroma ini biasanya terjadi pada infant fullterm. Mekonium ditemukan pada cairan amnion dari keseluruhan neonatus, mengindikasikan beberapa tingkatan asfiksia dalam kandungan. Asfiksia menyebabkan peningkatan peristaltik intestinal karena kurangnya oksigenasi aliran darah membuat relaksasi otot spincter anal yang menyebabkan mekonium kluar. Mekonium tersebut terhisap saat janin dalam kandungan. Mekonium yang tebal mengakibatkan obstruksi jalan nafas, sehingga terjadi gawat nafas.Asfiksia dan berbagai bentuk stres intrauterine dapat meningkatkan peristaltik usus janin disertai relaksasi spicnter ani eksterna, sehingga terjadi pengeluaran mekonium ke cairan amnion. Saat bayi dengan asfiksi menarik nafas baik intero maupun selama persalinan, terjadi aspirasi cairan amnion yang bercampur mekonium kedalam saluran nafas. Mekonium tersebut mengakibatkan obstruksi jalan nafas, sehingga terjadi gawat nafas.Aspirasi mekonium menyebabkan obstruksi jalan nafas komplit atau parsial atau vasopasme pulmonary. Partikel garam dalam mekonium bekerja seperti ditergen, mengakibatkan luka bakar kimia pada jaringan paru. Jika kondisi berkelanjutan akan terjadi peneumothoraks, hipertensi pulmonal peresisten dan peneumonia karena bakteri.Dengan intervensi yang adekuat, gangguan ini akan membaik dalam beberapa hari, tetapi angka kematian mencapai 28% dari seluruh kejadian. Prognosis tergantung dari jumlah mekonium yang transpirasi, drajat infiltrasi paru dan tindakan suctioning yang cukup. Suctioning termasuk aspirasi dari nasofaring selama kelahiran dan juga suctioning langsung pada trachea melalui selang endotracheal setelah kelahiran jika mekonium ditemukan.

E. Pathway

Fase mekonium fisiologisFetal Compromise(khusus jika lebih bulan)(hipoksia, kompresi umbilikal,dll)

Air ketuban bercampur mekoniumSpasme umbilikal

Aspirasi post partum Gasping Intra UterunCompromise berlanjut

ASPIRASI MEKONIUM

Obstruksi jalan Obstruksi Aktifasi sitokin inaktivasi surfaktan Nafas perifer Jalan nafas proksimal Pneumonitis Compliance paru berkurangKomplit Parsial Asidosis Hipoksemia HiperkapneaAtelektasis Efek Ballvalve

Ventilasi Air Trappingmismatch Remodeling vaskularisasi paruAir Leak ( udara terjebak) Persisten pulmonal HTF. Pemeriksaan Penunjang1. Rontgen dada untuk menemukan adanya atelektasis, peningkatan diameter antero posterior, hiperinflation, flatened diaphragm akibat obstruksi dan terdapatnya pneumothorax ( gambaran infiltrat kasar dan iregular pada paru )2. Analisa gas darah untuk mengidentifikasi acidosis metabolik atau respiratorik dengan penurunan PO2 dan peningkatan tingkat PCO2

G. PenatalaksanaanTergantung pada berat ringannya keadaan bayi, mungkin saja bayi akan dikirim ke unit perawatan intensif neonatal (neonatal intensive care unit [NICU]). Tata laksana yang dilakukan biasanya meliputi :1. Prenatala. Identifikasi kehamilan berisiko tinggib. Memantau denyut jantung janin selama persalinanc. Tatalaksana di ruang bersalin Visualisasi pita suara & pengisapan d. Trakea apabila bayi tidak bernapas2. Tatalaksana umum pada neonatusa. Mengosongkan isi lambung utk menghindari aspirasi lebih lanjutb. Koreksi abnormalitas metabolik, misalnya hipoksia, asidosis,c. hipoglikemia, hipokalsemia dan hipotermiad. Pemantauan untuk melihat kerusakan pada organ lain (otak, ginjal, jantung dan hati)3. UmumJaga agar bayi tetap merasa hangat dan nyaman, dan berikan oksigen.4. FarmakoterapiObat yang diberikan, antara lain antibiotika. Antibiotika diberikan untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa infeksi ventilasi mekanik.5. FisioterapiYang dilakukan adalah fisioterapi dada. Dilakukan penepukan pada dada dengan maksud untuk melepaskan lendir yang kental.6. Pada SAM berat dapat juga dilakukan:1. Pemberian terapi surfaktan.2. Pemakaian ventilator khusus untuk memasukkan udara beroksigen tinggi ke dalam paru bayi.3. Penambahan nitrit oksida (nitric oxide) ke dalam oksigen yang terdapat di dalam ventilator. Penambahan ini berguna untuk melebarkan pembuluh darah sehingga lebih banyak darah dan oksigen yang sampai ke paru bayi.Bila salah satu atau kombinasi dari ke tiga terapi tersebut tidak berhasil, patut dipertimbangkan untuk menggunakan extra corporeal membrane oxygenation (ECMO). Pada terapi ini, jantung dan paru buatan akan mengambil alih sementara aliran darah dalam tubuh bayi. Sayangnya, alat ini memang cukup langka.

H. Komplikasi1. Penemonia aspirasi2. Penemonia thorax3. Kerusakan otak akibat kekurangan oksigen4. Gangguan pernafasan yang menetap selama beberapaBayi yang menderita SAM berat mempunyai kemungkin lebih besar untuk menderita mengi (wheezing) dan infeksi paru dalam tahun pertama kehidupannya. Tapi sejalan dengan perkembangan usia, ia bisa meregenerasi jaringan paru baru. Dengan demikian, prognosis jangka panjang tetap baik.Bayi yang menderita SAM sangat berat mungkin akan menderita penyakit paru kronik, bahkan mungkin juga menderita abnormalitas perkembangan dan juga ketulian. Pada kasus yang jarang terjadi, SAM dapat menimbulkan kematian.BAB IIITINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian1. Pengkajianb. Data Subyektifa) BiodataBiodata penting untuk mengetahui latar belakang, identitas, intelektual, berkaitan dalam rencana pemberian konseling dan KIE.b) Alasan DatangApa menjadi tujuan datang ke pelayanan kesehatanc) Riwayat PersalinanAnggal bulan tahun persalinan, UK saat persalinan, tempat bersalin, penolong persalinan, jenis persalinan, penyulit, BBL, PBL, Jenis kelamin, nifas dan usia anak.d) Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan1. Pertumbuhan meliputi berat badan dan panjang badan2. Perkembangan meliputi motorik adaptif dan bahasae) Riwayat ImunisasiImunisasi yang telah didapat dan reaksi atau efek samping yang didapat setelah imunisasif) Pola Kebiasaan Sehari hari1. Nutrisi : Makan dan minum berapa kali2. Eliminasi : Frekuensi, ada gangguan atau tidak3. Aktifitas : apakah yang dilakukan bayi sehari haric. Data Obyektif1. Pemeriksaan UmumKeadaan umum : Baik / cukup / lemahKesadaran: Comosmentis / koma / apatisHR: 120 140x / menitRR : 40 60x / menitSuhu: 36o 37oCTinggi Badan : Berat Badan : 2. Pemeriksaan Fisika. KepalaInspeksi : Simetris, tidak ada kelainanPalpasi : Tidak teraba benjolan abnormal, sutura, ubun-ubun belum menutupb. WajahInspeksi : Simetris, ikterus (-), oedema (-), warna kulit Kemerahanc. MataInspeksi : Simetris, konjungtiva merah muda, seklera putih, kelainan (-)d. HidungInspeksi : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak tampak sekrete. TelingaInspeksi : Simetris, serumen (-), kelainan (-) MulutInspeksi : Bibir lembab, kelainan (-) gigi belum keluarf. LeherInspeksi : Simetris, kelainan (-)Palpasi : Tidak teraba benjolan abnormalg. DadaInspeksi : Simetris, tidak tampak retraksi dinding dadaPalpasi : Tidak teraba benjolan abnormalAuskultasi: Tidak terdengar ronchi / whezzingh. AbdomenInspeksi : SimetrisPalpasi : Benjolan abnormal (-)i. GenetaliaInspeksi : Kelainan (-), labia mayor menutupi labia minorj. EkstremitasInspeksi : Simetris, kelainan (-), jari tangan dan kaki lengkap2. Riwayat antenatal ibu3. Status infant saat lahirStress intra uterina. Full-term, preterm, atau kecil masa kehamilanb. Apgar skor dibawah 5c. Terdapat mekonium pada cairan amniond. Suctioning, rescucitasi atau pemberian therapi oksigene. Disstress pernafasan dengan gasping, takipnea (lebih dari 60 x pernafasan per menit), grunting, retraksi, dan nasal flaringf. Peningkatan suara nafas dengan crakles, tergantung dari jumlah mekonium dalam parug. Cyanosish. Barrel chest dengan peningkatan dengan peningkatan diameter antero posterior (AP)

B. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akountabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada aspirasi mekonium adalah

a. Resiko tingi insufisiensi pernafasan berhubungan dengan aspirasi meconiumb. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganBayi malas minumc. Resiko cedera berhubungan dengan sepsis neonatal d. ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan aspirasimeconiume. Koping keluarga yang tidak efektif berhubungan dengan kecemasan, rasa bersalah dan kemungkinan perawatan jangka panjang.C. Intervensi keperawatana. Resiko tingi insufisiensi pernafasan berhubungan dengan aspirasi meconiumTujuan : Mencegah dan mengeluarkan mekonium yang teraspirasi pada saat lahir atau setelahnyaIntervensi 1. Observasi kebutuhan akan suctioning nasofaring saat kepala bayi lahir. R : Mekonium dalam cairan amnion merupakan indikasi dilakukan suction sebelum bayi baru lahir bernafas2. Lakukan suction pada trakhea infant dengan selang endotrakheal setelah kelahiran. R : Prosedur ini dilakukan sebelum menstimulasi infant jika ditemukan mekonium untuk mencegah aspirasi lebih lanjut3. Lanjutkan suction pada mulut bayi untuk mengeluarkan partikel mekonium yang lebih besar. R : Infant yang teraspirasi mekonium memerlukan resusitasi, khususnya infant yang mengalami disstress pernafasan4. Berikan istirahat dan ketenangan pada infant. R : Menangis atau agitasi dapat meningkatkan tekanan intra thorakal, menyebabkan pneumothorax

b. Koping keluarga yang tidak efektif berhubungan dengan kecemasan, rasa bersalah dan kemungkinan perawatan jangka panjangTujuan : Meminimalkan kecemasan, rasa bersalah dan memberikan dukungan selama krisis situasi.Intervensi 1. Kaji ekpressi verbal dan non verbal, perasaan dan penggunaan koping mekanisme. R : Data tersebut diperlukan untuk membantu perawat untuk membangun koping yang konstruktif pada keluarga1. Anjurkan orangtua mengungkapkan perasaannya tentang keadaan sakit anaknya, perawatan yang lama, dan prosedur yang dilakukan pada anaknya. R : Verbalisasi membantu mempertahankan rasa percaya, menurunkan tingkat kecemasan orangtua dan meningkatkan keterlibatan orangtua1. Berikan informasi yang konsisten dan akurat tetang kondisi dan perkembangan bayinya, perawatan di masa yang akan datang, dan potensial problem pernafasan. R : Informasi akan menurunkan kecemasan terhadap keadaan bayinya.1. Anjurkan keluarga berkunjung, ikut memberikan perawatan bila mungkin. R : Kunjungan, komunikasi dan partisipasi pada perawatan infant membantu proses bounding1. Informasikan kepada orangtua tentang kebutuhan setelah pulang dan intruksikan prosedur yang penting saat di rumah. R : Beberapa infant membutuhkan bantuan ventilator setelah pulang ke rumah.1. Rujuk orangtua pada perawat komunitas dan informasikan tentang fasilitas kesehatan yang bisa dihubungi. R : Rujukan memberikan support kepada keluarga untuk terus mengontrol keadaan bayinya.c. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan bayi malas minum Tujuan Memenuhi Kebutuhan nutrisi pasien.Kriteria Hasil : 1. Bayi tidak kehilangan berat badan2. Bayi mampu mempertahankan/menunjukkan peningkatan berat badanIntervensi 1. Berikan cairan parenteral sesuai pesanan2. Ukur masukan dan haluaran3. Timbang berat badan bayi setiap hari4. Berikan makanan melalui sonde sesuai pesanan5. Catat aktifitas bayi dan perilaku makan secara akurat6. Observasi koordinasi reflek menghisap/menelan7. Berikan kebutuhan menghisap pada botol sesuai indikasd. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d aspirasi mekoniumTujuan : bersihan jalan nafas kembali normalKriteria hasil :5. Menunjukan bersihan jalan yang efektif dibuktikan oleh pencegahan aspirasi, status pernafasan5. Ventilasi tidak tergangguIntervensi1. Siapkan perlengkapan reusitasi sebelum persalinan1. Masukan laringoskopi untuk memvisualisasi trakea untuk menghisap mekonium1. Intubasi dengan endotrakeal untuk mengeluarkan mekonium dari jalan nafas bawah1. Monitor respirasi1. Lakukan auskultasi untuk memastikan ventilasi adekuat

e. Resiko cedera berhubungan dengan sepsis neonatal Tujuan : Tidak terjadi cederaKriteria Hasil : 1. Bayi menerima terapi sesuai indikasi2. Bayi mengalami kultur ulang setelah tindakan medis yang menunjukkan tak ada pertumbuhan atau komplikasi lain.3. Bayi mengalami normotermik

Intervensi : 1. Pertahankan peralatan resusitasi di dekatnya2. Observasi terhadap tanda fokal kacau mental3. Hisap lendir hidung dan mulut sesuai kebutuhan4. Miringkan kepala5. Lindungi dari gerakan membentur sisi inkubator atau box6. Berikan oksigen sesuai kebutuhan7. Bantu dokter dalam kerja septik sesuai indikasi8. Berikan antibiotik sesuai indikasi9. Beri penkes pada ortu tentang pemberian obat (nama obat, dosis, waktu, tujuan, efek samping), pentingnya rawat jalan, gejala kekambuhan

D. EvaluasiEvaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan perencanaan berhasil di capai.Ada dua komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan :1. Proses ( sumatif )Fokusnya adalah aktifitas dari proses keperawatan dan kualitas tindakan evaluasi dilaksanakan sesudah perencanaan keperawatan.2. Hasil ( formatif )fokusnya adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir tindakan keperawatan.

BAB IVPENUTUP

A. KesimpulanAsuhan keperawatan yang paripurna harus dilaksanakan dengan kompeten dan professional agar dapat mencapai tingkat homeostatis maksimal bagi klien anak.Manajemen keperawatan harus benar-benar ditegakkan untuk membantu klien anak mencapai tingkat optimalisasi dalam menghadapi perubahan fisik dan psikologis akibat Penyakit Mekonium Aspirasi Sindrom ( MAS ).B. Saran Untuk menjadikan makalah ini menjadi makalah yang sempurna maka harus disertai saran-saran yang bersifat mendorong dan membangun, saran - saran itu antara lain :4. Kita hendaknya lebih memahami Penyakit Mekonium Aspirasi Sindrom ( MAS ) dalam meningkatkan pelayanan pada penderita/ anak khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan.4. Kita hendaknya mampu dan mau mempelajari makalah Asuhan Keperawatan Anak Dengan Penyakit Mekonium Aspirasi Sindrom ( MAS ),untuk menambah pengetahuan dibidang ilmu keperawatan khususnya, dan dibidang pelayanan pemberian asuhan keperawatan pada umumnya.Demikian saran dari kami semoga apa yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya

1