MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga...

72
MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN KINERJA KEUANGAN DI BAITULMAAL MUAMALAT TRIA LESTARI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga...

Page 1: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN

KINERJA KEUANGAN DI BAITULMAAL MUAMALAT

TRIA LESTARI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

2

Page 3: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Mekanisme Penyaluran

Pembiayaan UMKM dan Kinerja Keuangan di Baitulmaal Muamalat adalah benar

karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

TRIA LESTARI

NIM H34114052

*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak

luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

Page 4: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

2

ABSTRAK

TRIA LESTARI. Mekanisme Penyaluran Pembiayaan UMKM dan Kinerja

Keuangan di Baitulmaal Muamalat. Dibimbing oleh LUKMAN M BAGA.

Masalah umum yang sering terjadi dalam mengembangkan UMKM adalah

modal. Selama ini UMKM dianggap bankable atau tidak layak untuk diberi

pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan

dalam pemberian modal untuk UMKM dengan prinsip syariah. Penelitian ini

bertujuan mengetahui skim penyaluran dan pengembalian pembiayaan serta

realisasinya yang diterapkan oleh Baitulmaal Muamalat (BMM) terhadap

UMKM di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif

untuk mengetahui skim penyaluran dan pengembalian pembiayaan. Selain itu,

penelitian ini juga menggunakan analisis rasio kinerja fiskal, efisiensi program

dan kinerja investasi untuk menilai kinerja keuangan Baitulmaal Muamalat dalam

melakukan kegiatan sosial yang tidak berorientasi pada laba.

Tahap-tahap yang dilakukan BMM dalam pengguliran pembiayaan untuk

UMKM dalam program Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Masjid

(KUM3) yaitu sosialisasi, survey calonpeserta, Traning wajib kelompok dan

pemberian pinjama modal usaha. Selain memberikan pinjaman modal untuk

peningkatan pendapatan UMKM, peserta juga diberikan fasilitas pendampingan

usaha, pembinaan agama, dan monitoring aktivitas usaha. Realisasi terhadap

monitoring ibadah, masih banyak peserta yang kurang berpartisipasi, sedangkan

realisasi aktivitas dan pendampingan usaha kemampuan pengembalian modal

pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara keseluruhan, kinerja

keuangan BMM baik dan terbuka, penyaluran dana yang terhimpun di Baitulmaal

Muamalat mengalami kenaikan ditiap tahunya. Tren peningkatan tersebut

menggambarkan penyaluran dana yang dimiliki oleh BMM telah terdistribusi

dengan baik.

Kata Kunci : Baitulmaal Muamalat, Pembiayaan, UMKM

ABSTRACT

TRIA LESTARI. Mechanism of financing for Small-Medium Enterprise (SME)

and Performance of Baitulmaal Muamalat. Supervised by LUKMAN M BAGA.

The Common problem related to SME expansion is capital issue. Until now,

SME is still consider as a unbankable or not suitable for financing aid by banking

industry. However, amil zakat institution plays a pivotal role to distribute the

capitas for SME, especially for SME with SME with sharia principles. The study

aims to observe the scheme of financing distribution and return. And also the

implementation which had been adapted by Baitulmall Muamalat for SME in

Indonesia. The study use analysis descriptive method to observe the scheme of

financing distribution and return. Beside that, this study use performance ratio

analysis to evaluate fiscal, efisiency program and investation performance to

evaluate Baitulmaal financial performance for social activities which is unprofit

orientation.

Page 5: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

The phases had been done by BMM for distribute capital to SME-

Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Masjid (KUM3) program are

socialization, surveying canditate, compulsory training for group and distribute

the capital loan. Beside capital issue, the candidate also given a mentoring and

monitoring for bussines problem. And also given a fostering religous realization

for fostering religious, is still low participant, but for mentoring and monitoring

activities had a fluctuation in each region. This is also happen in the abiliity to

return the loan. In general, the financial performance of BMM is fair and

transparant. The distribution of capital also increase every year. The trend of

increament show the distribution of capital is welldone.

Keyword : Baitulmaal Muamalat, Financing, Small-Medium Enterprise (SME)

Page 6: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

2

MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN

KINERJA KEUANGAN DI BAITULMAAL MUAMALAT

TRIA LESTARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 7: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara
Page 8: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara
Page 9: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

Judul Skripsi : Mekanisme Penyaluran Pembiayaan UMKM dan Kinerja

Keuangan di Baitulmaal Muamalat.

Nama : Tria Lestari

NIM : H34114052

Disetujui oleh

Dr Ir Lukman M Baga, MA Ec

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

Judul Skripsi : Mekanisme Penyaluran Pembiayaan UMKM dan KineIja Keuangan di Baitulmaal Muamalat.

Nama : Tria Lestari NIM : H34114052

Disetujui oleh

Dr Ir Lukman M Baga, MA Ec Pembimbing

Diketahui oleh

MS

Tanggal Lulus: 1 0 014

Page 11: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala,

karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013

ini adalah pembiayaan, dengan judul Mekanisme Penyaluran Pembiayaan UMKM

dan Kinerja Keuangan di Baitulmaal Muamalat

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih secara tertulis

sebagai bentuk penghargaan kepada kedua orang tua yang telah memberikan

dukungan, doa, dan materi yang mengantarkan penulis pada satu titik menuju

masa depan, Dr Ir Lukman M Baga, MA Ec sebagai dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan mendukung

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Dr Ir Ratna Winandi, MS

sebagai dosen evaluator kolokium. Ir Popong Nurhayati, MM dan Arif

Karyadi,SP sebagi penguji dan evaluator saat sidang yang telah memberikan saran

dan masukan yang bermanfaat untuk memperbaiki penelitian lebih baik lagi,

teman-teman Alih Jenis 2 Agribisnis suka dukanya selama mengikuti kuliah, Nur

Fadhilah Umar atas bantuan dan dukungnya. Kepada staf di Baitulmaal Muamalat

terimakasih atas ilmu dan masukan yang diberikan serta semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi

ini.Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2014

Tria Lestari

Page 12: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN v

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan 5

Manfaat 5

Ruang Lingkup Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 6

Penyaluran Pembiayaan di Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) 6

Karakteristik Lembaga Baitulmaal Wat Tamwil 6

Faktor-faktor yangMempengaruhi Pengambilandan PengembalianPembiayaan 8

Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba 10

KERANGKA PEMIKIRAN 11

Kerangka Pemikiran Teoritis 11

Definisi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 11

Produk dan Ketentuan Sistem Syariah 12

Pembiayaan Syariah Untuk UMKM 17

Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba 17

Kerangka Pemikiran Operasional 18

METODE PENELITIAN 21

Lokasi dan Waktu 21

Jenis dan Sumber Data 21

Metode Pengumpulan Data 21

Metode Pengolahan dan Analisis Data 22

Rasio KeuanganOrganisasi Nirlaba 23

Rasio Kinerja Fiskal 23

Rasio Kinerja Investasi 23

Rasio Efisiensi Program 23

HASIL DAN PEMBAHASAN 24

Sejarah dan Perkembangan Baitulmaal Muamalat 24

Struktur Organisasi Baitulmaal Muamalat 27

Mekanisme Penyaluran Pembiayaan UMKM di Baitulmaal Muamalat 29

Penyaluran dan Pengembalian Pembiayaan UMKM 35

Analisis Laporan dan Kinerja Keuangan Baitulmaal Muamalat 38

Kondisi Keuangan Baitulmaal Muamalat 38

Iktisar kebijakan akuntansi 39

Page 13: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

Rasio Kinerja Fiskal 41

Rasio Efisiensi Program 42

Rasio Kinerja Investasi 42

SIMPULAN DAN SARAN 43

Simpulan 43

Saran 44

DAFTAR PUSTAKA 45

LAMPIRAN 47

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) menurut skala usaha Tahun

2010 – 2011 atas dasar harga berlaku 2

2 Metode pengolahan dan analisis data 22

3 Analisis rasio keuanganorganisasi nirlaba 24

4 Target program KUM3 dalam pemberdayaan UMKM di Indonesia 31

5 Realisasi penyerapan program KUM3 dalam pemberdayaan UMKM di Indonesia 32

6 Karakteristik UMKM pada program KUM3 di Baitulmaal Muamalat 33

7 Target pencapaian partisipasi ibadah peserta 34

8 Realisasi kehadiran ibadah peserta KUM3 35

9 Pengajuan dan pencairan pembiayaan peserta UMKM pada program KUM3 di

Baitulmaal Muamalat 36

10 Pencairan dan angsuran pengembalian pembiayaan UMKM pada program KUM3 37

11 Rasio kinerja fiskal Baitulmaal Muamalat Tahun 2008 – 2011 41

12 Rasio efisiensi program Baitulmaal Muamalat Tahun 2008-2011 42

13 Rasio kinerja investasi Baitulmaal Muamalat Tahun 2008-2011 42

DAFTAR GAMBAR

1 Perkembangan kemiskinan di Indonesia, 2004-2012 1

2 Jenis-jenis pembiayaan 9

3 Skim Al mudlorobah 13

4 Skim Al musyarakah 14

5 Skim Murabahah 14

6 Skim Al – ijarah 16

Page 14: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

7 Skim Al- Qardh 16

8 Kerangka Pemikiran Operasional Mekanisme PenyaluranPembiayaan UMKM

dan Kinerja Keuangan di Baitulmaal Muamalat 20

9 Struktur organisasi Baitulmaal Muamalat 28

10 Tahap-tahap penyaluran pembiayaan untuk UMKM 29

11 Skim penyaluran pembiayaan di Baitulmaal Muamalat 36

12 Grafik presentase kemampuan peserta KUM3 dalam pengembalian

pembiayaan 38

13 Grafik penyaluran dana yang terhimpun di Baitulmaal Muamalat 43

DAFTAR LAMPIRAN

1 Scoring board Program KUM3 47

2 Hasil perhitungan analisis rasio dan perhitungan dana terhimpun 48

3 Perhitungan penyaluran dana terhimpun 49

4 Laporan Keuangan Baitulmaal Muamalat 2008-2011 50

Page 15: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara
Page 16: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan kekayaan alam

yang melimpah, tidak terlepas dari permasalahan kemiskinan dan pengangguran.

Kemiskinan merupakan suatu kondisi kekurangan dari kehidupan, khususnya dari

aspek konsumsi, pendapatan, dan kebutuhan sosial. Sedangkan pengangguran

adalah banyaknya usia produktif yang tidak mendapatkan pekerjaan atau tidak

memiliki pekerjaan.

Kemiskinan dan pengangguran merupakan permasalahan semua pihak baik

dari pemerintahan sampai kepada tiap individu masyarakat. Perkembangan tingkat

kemiskinan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2012 dijelaskan pada Gambar 1:

Sumber : BPS, 2012

Gambar 1 Perkembangan kemiskinan di Indonesia, 2004-2012

Gambar 1 memperlihatkan bahwa jumlah dan persentase penduduk miskin

menurun dari tahun 2004 ke tahun 2005.Namun, pada tahun 2006 jumlah

penduduk miskin mengalami kenaikan karena harga barang-barang kebutuhan

pokok saat itu naik tinggi yang digambarkan oleh inflasi umum sebesar 17.95%.

Namun pada tahun 2007 sampai 2012 jumlah maupun persentase penduduk

miskin terus mengalami penurunan.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2013

mencapai 5.92%, mengalami penurunan dibandingkan TPT Agustus 2012 sebesar

6.32%. Selama setahun terakhir (Februari 2012 sampai dengan Februari 2013),

jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama disektor

perdagangan sebanyak 790 ribu orang (3.29%), sektor konstruksi sebanyak 790

ribu orang (12.59%), serta sektor industri sebanyak 570 ribu orang (4.01%)1.

Berdasarkan data statistik tersebut maka pemerintah perlu meningkatkan

1Berita Resmi Statistik keadaan ketenagakerjaan (www.bps.go.id) diakses 27 Mei 2013.

Page 17: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

2

pembangunan ekonomi pada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Selain dapat mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan Sektor ini lebih

produktif dalam pemerataan pendapatan, memperkokoh struktur perekonomian

nasional dan berkontribusi dalam peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB).

Perkembangan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku

Tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 dijelaskan pada Tabel 1 :

Tabel 1 Perkembangan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) menurut skala usaha

Tahun 2010 – 2011 atas dasar harga berlakua

Skala Usaha

Tahun 2010*)

Tahun 2011**)

Perkembangan

Nilaib

Pangsac

Nilaid

Pangsae

Nilaif

(%)

Usaha Mikro Kecil

dan Menengah

(UMKM)

3 466 393.3

57.12

4 303 571.5

57.94

837 178.2

24.15

a. Usaha

Mikro

(Umi)

2 051 878.0

33.81

2 579 388.4

34.73

527 510.4

25.71

b. Usaha

Kecil

(UK)

597 770.2

9.85

722 012.8

9.72

124 242.6

20.78

c. Usaha

Menengah

(UM)

816 745.1

13.46

1002170.3

13.49

185 425.1

22.70

Usaha Besar (UB) 2 602 369.5

42.88

3 123 514.6

42.06

521 145.1

20.03

Total

(UMKM+UB) 6 068 762.8

7 427 086.1

1 358 323.3

22.38

aSumber : www.depkop.go.id, 2012 ;

b,d,e Miliar;

c,f Persentase (%)

Keterangan : *) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

Pada Tabel 1 menunjukkan jika UMKM memiliki perkembangan nilai PDB

lebih besar yaitu 24.15% dibandingkan usaha besar yaitu 22.38% hal ini

menunjukkan jika UMKM berkontribusi dalam penigkatan perekonomian di

Indonesia. Oleh karena itu, salah satu alternatif untuk mengembangkan

perekonomian adalah melalui pengembangan UMKM. Aspek permodalan

pembiayaan UMKM tetap menjadi salah satu kebutuhan penting. Kebutuhan

penyediaan permodalan bagi pelaku UMKM berkaitan dengan kebutuhan

menjalankan usahanya untuk kebutuhan modal maupun untuk mengembangkan

usaha melalui kegiatan investasi.

Seiring berkembangnya perekonomian di Indonesia, prinsip syariah mulai

diterapkan oleh lembaga keuangan perbankan dan non perbankan. Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) mulai diperbincangkan banyak orang ketika menyikapi

semaraknya pertumbuhan baitulmaal wattamwil di Indonesia. Baitulmaal

wattamwil yang dikenal dengan sebutan BMT dimotori pertama kalinya oleh

BMT Insan Kamil tahun 1992 di Jakarta, ternyata mampu memberi alternatif

Page 18: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

3

pilihan bagi pengusaha mikro. Pengusaha mikro menjadi lebih leluasa bergerak

karena tidak terbebani akan adanya beban bunga yang terus bertambah.

Salah satu lembaga keuangan yang memfasilitasi dalam penambahan modal

usaha, investasi maupun jasa simpanan dengan prinsip syariah adalah Bank

Muamalat. Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di

Indonesia, pada tanggal 16 Juni 2000 Bank Muamalat Indonesia mendirikan

Baitulmaal Muamalat (BMM). BMM merupakan lembaga non perbankan yang

memberikan kontribusi kepada masyarakat miskin melalui kegiatan sosial yang

meliputi santunan, zakat, infaq, sedekah, bantuan bencana dan kegiatan sosial

lainya. Selain kegiatan sosial, BMM juga berperan dalam pengembangan ekonomi

mikro yang mencakup pemberian modal pendampingan, dan pelatihan yang

berpihak kepada rakyat kecil. Melalui lembaga keuangan dari bank maupun non

bank diharapkan dapat memfasilitasi masyarakat dalam penambahan modal usaha

mikro sehingga dapat mengembangkan usahanya menjadi lebih besar, membantu

memperluas kesempatan kerja serta mendukung upaya pengentasan kemiskinan.

Perumusan Masalah

Perkembangan jumlah UMKM tahun 2010 sampai dengan tahun 2011

mengalami peningkatan sebesar 2.57% yaitu dari 53 823 732 unit pada tahun

2010 menjadi 55 206 444 unit pada tahun 2011. UMKM merupakan pelaku usaha

terbesar dengan persentasenya sebesar 99.99% dari total pelaku usaha nasional

pada tahun 2011. Berdasarkan data statistik UMKM dari Kementrian Koperasi

dan Usaha Kecil Menengah Tahun 2010-2011, dijelaskan jika pada tahun 2011,

UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 101 722 458 orang atau 97.24%

dari total penyerapan tenaga kerja yang ada, jumlah ini meningkat sebesar 2.33%

atau 2 320 683 orang dibandingkan tahun 2010. Kontribusi Usaha Mikro (UMi)

tercatat sebanyak 94 957 797 orang atau 90.77% dan Usaha Kecil (UK) sebanyak

3 919 992 orang atau 3.75%. Pada Usaha Mikro (UMi) sektor Pertanian,

Peternakan, Perhutanan dan Perikanan tercatat memiliki peran terbesar dalam

penyerapan tenaga kerja yaitu sebanyak 42 543 128 orang atau 44.80% dari total

tenaga kerja yang di serap. Jumlah tersebut meningkat sebesar 280 262 orang atau

0,66% dari tahun sebelumnya. Untuk sektor ekonomi yang memiliki penyerapan

tenaga kerja terbesar pada UK adalah sektor industri pengolahan yaitu sebanyak 1

162 195 orang atau 29.65%. Sedangkan yang memiliki penyerapan tenaga kerja

terbesar pada Usaha Menengah (UM) adalah sektor Industri Pengolahan yaitu

sebanyak 1231298 orang atau 43.28%

Mengingat UMKM mempunyai peranan yang sangat penting bagi

perekonomian di Indonesia dan penyerapan tenaga kerja untuk mengurangi

kemiskinan, maka ketersediaan modal untuk mengembangkan UMKM adalah

salah satu unsur yang harus dipenuhi. Akan tetapi, akses UMKM yang terbatas

terhadap kredit perbankan menghambat potensi kredit, sehingga tidak semua

UMKM mendapatkan fasilitas kredit. Keterbatasan akses tersebut disebabkan

anggapan pihak perbankan jika UMKM tidak bankable atau tidak layak diberikan

Page 19: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

4

kredit. Selama ini UMKM sangat sulit untuk memanfaatkan mekanisme

pembiayaan usaha. Permasalahannya antara lain sebagai berikut (Eriyanto 2005) :

1. Belum berkembangnya konsolidasi usaha yang memiliki jaringan usaha

terpadu baik di sekor produksi maupun pemasaran.

2. Masih rendahnya kredibilitas usaha dan sudut analisis perbankan.

3. Persyaratan administrasi dan prosedur pengajuan pembiayaan yang rumit.

4. Adanya persyaratan kesediaan jaminan berupa agunan yang sulit untuk

dipenuhi.

5. Infonnasi yang kurang merata tentang layanan perbankan dan lembaga

keuangan yang dapat dimanfaatkan.

Oleh karena itu, diperlukan pembiayaan alternatif yang sesuai dan kebijakan

operasional yang efektif dalam membangun hubungan antara lembaga keuangan

atau pembiayaan non bank. Lembaga keuangan yang mampu memberikan

pelayanan untuk UMKM adalah lembaga keuangan syariah. Lembaga ini pada

dasarnya menerapkan konsep berdasarkan perjanjian bagi hasil, yaitu kedua belah

pihak sama-sama menanggung resiko proyek yang dijalankan, jika untung mereka

sama-sama memperoleh keuntungan dengan cara pembagian yang disetujui

danjika rugi sama-sama menanggung kerugian. Dibandingkan dengan lembaga

keuangan konvensional, lembaga keuangan syariah dicirikan oleh investasi yang

halal, tidak mengunakan sistem bunga, tetapi menggunakan sistem bagi hasil, jual

beli atau sewa, berorientasi kepada keuntungan dan kesejahteraan, menerapkan

hubungan kemitraan, dan seluruh kegiatan berada di bawah pengawasan dewan

syariah

Perkembangan pembiayaan dengan sistem syariah selama beberapa tahun

terakhir peningkatannya terlihat cukup pesat, tidak hanya pada jumlah bank yang

beroperasi dengan prinsip syariah, tetapi juga dalam mobilisasi dana pihak ketiga

dan pembiayaan yang disalurkan. Menurut kategori Bank Indonesia, Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) terdiri atas bank dan non bank. Contoh dari LKS non

bank adalah koperasi pondok pesantren (koppontren), koperasi syariah (kopsar),

baitulmal wattanwil (BMT) dan BaitulTanwil Muhammadiyan (BTM). Selain itu,

pada kenyataanya Lembaga Amil Zakat (LAZ) turut berperan dalam pemberian

fasilitas penambah modal untuk UMKM dengan prinsip syariah.

Salah satu LAZ sebagai lembaga penunjang untuk memfasilitasi UMKM

dalam pemenuhan modal usaha adalah Baitulmaal Muamalat (BMM). BMM

merupakan anak perusahaan dari Bank Muamalat Indonesia yang beridiri sejak

tahun 1994. Unit yang awalnya didirikan atas dasar tanggung jawab Bank

Muamalat terhadap pemberdayaan ekonomi mikro, pada tanggal 16 Juni 2000

diresmikan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) oleh Menteri

Agama RI.

Baitulmaal Muamalat (BMM) semakin mengkokohkan positioningnya

sebagai mediator lembaga pemberdayaan sosial dan keuangan mikro Indonesia.

Hal ini terlihat dari program kerja yang menitik beratkan pada pemberdayaan

usaha mikro melalui program Komunitas Usaha Mikro Muamalat berbasis Masjid

(KUM3). Program KUM3 merupakan program yang dibentuk BMM untuk

membantu usaha mikro khususnya dalam penambahan modal usaha dan

menjadikan masjid sebagai medianya. Sebagai lembaga yang non profit, maka

dalam penelitian ini akan membahas mengenai sistem penyaluran dan pembiayaan

untuk UMKM dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin dan menilai

Page 20: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

5

kinerja keuangan yang selama ini dijalankan oleh BMM. Saat ini dengan potensi

jaringan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia, BMM mengoptimalkan

sumber daya penghimpunan danauntuk dikelola kedalam program-program

pemberdayaan yang secara nyata membantu kehidupan masyarakat yang

memerlukan bantuan dan secara efektif dapat mewujudkan pencapaian visi BMM.

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penyaluran dan pengembalian pembiayaan yang diterapkan oleh

Baitulmaal Muamalat terhadap UMKM di Indonesia?

2. Bagaimanakah kinerja keuangan Baitulmaal Muamalat pada 4 tahun terakhir?

Tujuan

Tujuan dari penelitian yang dapat dikaji adalah :

1. Mengetahui skim penyaluran dan pengembalian pembiayaan serta realisasinya

terhadap UMKM di Indonesia.

2. Menilai kinerja keuangan Baitulmaal Muamalat dalam melakukan kegiatan

sosial yang tidak berorientasi pada laba.

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi:

1. Bagi Penulis :

Dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh pengalaman dan ilmu

pengetahuan baru mengenai pembiayaan syariah.

2. Bagi Baitulmaal Muamalat :

Sebagai bahan informasi dan untuk menentukan kebijakan yang tepat dalam

memberikan penyaluran dan pengembalian pada UMKM.

3. Bagi Pembaca :

Dapat dijadikan sumber informasi untuk dijadikan acuan dan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Baitulmaal Muamalat. Berlokasi di ruko

Cipulir Plaza Jalan Ciledug Raya No.18 Jakarta Selatan 12230. Untuk

mengidentifikasi penyaluran dan pengembalian pembiayaan UMKM di Indonesia

serta realisasinya menggunakan analisis deskriptif.

Selanjutnya menganalisis kinerja keuangan Baitulmaal Muamalat dengan

perhitungan rasio kinerja fiskal, rasio efisiensi program, dan rasio kinerja investasi

menggunakan laporan keuangan Baitulmaal Muamalat pada 4 tahun terakhir yaitu

tahun 2008, 2009, 2010 dan 2011.

Page 21: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

6

TINJAUAN PUSTAKA

Penyaluran Pembiayaan di Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)

Definisi Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) adalah lembaga

keuangan yang kegiatanya menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat yang

bersifat profit atau lembaga keuangan syariah non perbankan yang sifatnya

informal. Disebut informal karena lembaga ini didirikan oleh kelompok swadaya

masyarakat yang berbeda dengan lembaga keuangan perbankan dan lembaga

keuangan lainnya. Oleh karena itu, LKMS adalah sebuah lembaga ekonomi rakyat

yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam

meningkatkan ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip syariah dan prinsip

koperasi.

Penelitian yang dilakukan Saadah (2011) dalam menganalisis penyaluran

pembiayaan untuk UMKM di empat LKMS kasus KBMT dan BPRS di Bogor

menyebutkan jika Proses penyaluran kredit antara keempat lembaga yaitu KBMT

Wasilah, KBMT Tadbiirul Ummah, BPRS Bina Rahmah dan BPRS Rif’atul

Ummah tidak jauh berbeda, yaitu nasabah datang untuk mengajukan kredit atau

pembiayaan setelah itu mengisi aplikasi yang diberikan oleh pihak lembaga,

wawancara. Setelah itu pihak lembaga melakukan survey ke lokasi baik lokasi

usaha maupun tempat tinggal nasabah, setelah itu pihak lembaga rapat untuk

memastikan apakah disetujui atau ditolak. Syarat agunan yang dipergunakan

adalah barang yang berharga atau yang mempunyai nilai tinggi minimal bernilai

satu juta misalkan kendaraan bermotor, tanah bangunan dan lain-lain. Dalam hal

ini BPRS lebih cepat yaitu antara tiga sampai lima hari sedangkan di KBMT

membutuhkan waktu lima sampai tujuh hari.

Karakteristik Lembaga Baitulmaal Wat Tamwil

Baitulmaal wat Tamwil (BMT) adalah suatu gerakan swadaya masyarakat

dibidang ekonomi yang sejak awal kehadirannya fokus untuk melayani kebutuhan

finansial usaha mikro dan kecil. Kegiatan baitul tamwil adalah mengembangkan

usaha–usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan

ekonomi pengusaha kecil, antara lain mendorong kegiatan menabung dan

menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. Sedangkan baitulmaal adalah lembaga

sosial yang didirikan untuk menerima dana ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah) dari

masyarakat untuk disalurkan kepada masyarakat yang sesuai dengan aturan Islam

(Rodoni 2008).

Penghimpunan dana BMT diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan

penyalurannya dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investasi yang

dijalankan berdasarkan syariat. Terdapat tiga jenis aktivitas yang dijalankan BMT

(Widodo et al 1999) yaitu:

Page 22: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

7

1. Jasa Keuangan

Kegiatan Jasa keuangan yang dikembangkan oleh BMT berupa penghimpunan

dan penyalurannya melalui kegiatan pembiayaan dari dan untuk anggota atau

non anggota. Kegiatan ini dapat disamakan secaraoperasional dengan kegiatan

simpan pinjam dalam koperasi atau kegiatan perbankan secara umum.

a. Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana oleh BMT diperoleh melalui simpanan, yaitu dana

yang dipercayakan oleh nasabah kepada BMT untuk disalurkan kesektor

produktif dalam bentuk pembiayaan.

b. Penyaluran Dana

Penyaluran dana BMT kepada nasabah terdiri dari dua jenis. Pertama,

pembiayaan dengan bagi hasil sebagai alternatif pengganti bunga. Didalam

operasinya merupakan sistem kebersamaan dalam menanggung resiko

usaha nasabahnya dan berbagi keuntungan dan kerugian secara adil antara

pihak BMT dan nasabah. Kedua adalah jualbeli dengan pembiayaan

ditangguhkan, yaitu penjualan barang dari BMT kepada nasabah, dengan

harga ditetapkan sebesar biaya perolehan barang ditambah margin

keuntungan yang disepakati untuk keuntungan BMT. Bentuknya dapat

berupa ba’i bitsaman ajil (pembiayaan dilakukan secara angsuran) dan

mudharabah (pembiayaan dilakukan di akhir pembayaran).

2. Sektor Riil

Pada dasarnya kegiatan sektor riil merupakan bentuk penyaluran dana BMT.

Namun berbeda dengan kegiatan sektor jasa keuangan yang penyalurannya

berjangka waktu tertentu. Penyaluran dana pada sektor riil bersifat permanen

atau jangka panjang dan terdapat unsur kepemilikan didalamnya. Penyaluran

dana ini selanjutnya disebut investasi atau penyertaan. Investasi yang dilakukan

BMT dapat dengan mendirikan usaha baru atau dengan masuk ke usaha yang

sudah ada dengan cara membeli saham. Akad yang sesuai dengan prinsip ini

adalah al mudharabah.

3. Sosial (zakat, infaq dan sedekah)

Kegiatan pada sektor ini adalah pengelolaan zakat, infaq dan sedekah. Sektor

ini merupakan salah satu kekuatan BMT karena berperan dalam pembiayaan

agama bagi para nasabah sektor jasa keuangan BMT. Dengan demikian

pembiayaan yang dilakukan BMT tidak terbatas pada sisi ekonomi, tetapi juga

dalam hal agama. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) yang telah disalurkan oleh

nasabah kepada BMT akan disalurkan dalam bentuk qordul hasan, dimana

dalam produk ini pihak BMT tidak mengharapkan imbalan. Oleh karena itu

para nasabah BMT tersebut diharapkan dapat turun memperkuat sektor sosial

dengan menyalurkan ZISnya kepada BMT.

Peran BMT dalam penyaluran pembiayaan usaha mikro dapat berjalan

dengan efektif apabila pelaku usaha mampu mengelola pinjaman yang diberikan

dengan baik, sehingga memberikan keuntungan yang baik pula untuk pelaku

usaha mikro. Penelitian yang dilakukan Pratomo (2007) dalam strategi LKMS

untuk mengembangkan usaha mikro menyebutkan jika BMT memberikan peluang

dengan memberikan pembiayaan kepada para anggotanya untuk bisa membuka

usaha baru dengan konsep bagi hasil yang adil dan menguntungkan. Selain itu,

dari aspek pendapatan total sebelum bergabung dengan BMT didapatkan bahwa

mayoritas berpendapatan kurang dari Rp 200 000 (40%). Setelah bergabung

Page 23: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

8

dengan BMT mayoritas pelaku usaha mikro memiliki kenaikan pendapatan antara

Rp 200 000 sampai dengan Rp 2 999 999 (96%). Peningkatan yang cukup nyata

ini menunjukkan bahwa modal kerja yang diberikan oleh BMT benar-benar

dimanfaatkan oleh nasabah.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan dan Pengembalian

Pembiayaan

Adanya Undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

maka kredit pun diatur dengan menggunakan istilah pembiayaan. Pembiayaan

adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :

1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiya bittamlik;

3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam dan istishna;

4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan

5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.

Berdasarkan persetujuan atau kepakatan antara bank syariah dan atau UUS dan

pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana

tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan,

atau bagi hasil.

Sifat penggunaan pembiayaan dapat dibagi menjadi dua (Antonio 2001),

yaitu:

1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha

produksi, perdagangan maupun investasi.

2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua:

1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan

a. Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi,

maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil

produksi.

b. Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu

barang,

2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal

atau capital goods serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan investasi.

Page 24: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

9

Sumber : Antonio 2001

Gambar 2 Jenis-jenis pembiayaan

Permintaan pembiayaan yang umumnya dilakukan nasabah pada lembaga

keuangan non bank adalah pengalaman usaha dan besarnya angsuran. Hasil

penelitian yang dilakukan Himmati (2010) menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan pembiayaan diantaranya adalah bagi hasil, pendapatan

usaha keluarga, pengalaman usaha, frekuensi pinjaman, jangka waktu angsuran,

jumlah tanggungan keluarga, besar angsuran dan tingkat pendidikan. Diantara

faktor-faktor tersebut yang berpengaruh nyata terhadap permintaan pembiayaan

adalah faktor bagi hasil, pengalaman usaha, frekuensi pinjaman dan besar

angsuran. Faktor yang lain meski tidak berpengaruh secara nyata namun memiliki

pengaruh yang positif terhadap permintaan pembiayaan.

Adanya keterbatasan modal yang dialami oleh UMKM merupakan sebuah

tantangan besar yang harus ditangani oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS).

Oleh karena itu, dibutuhkan pembiayaan yang dilakukan oleh LKS terhadap

UMKM. Akan tetapi, pembiayaan yang diberikan oleh LKS terhadap usaha kecil

ternyata dipengaruhi oleh beberapa hal. Kinerja LKS dapat dikatakan baik apabila

kinerja setiap bagian pada LKS juga baik khususnya kinerja LKS dalam hal

penyaluran dan pengembalian pembiayaan. Penelitan yang dilakukan Jauhari

(2011) dalam menganalisis faktor-faktor pembiayaan yang mempengaruhi

pembiayaan bermasalah pada program Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis

Masjid (KUM3) di Baitulmaal Muamalat dengan faktor faktor character yang terdiri

dari social value, theoretical value, economical value, religious value dan faktor

capacity yang terdiri dari pemasaran, financial, manajerial, dan teknis, yang

mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan bermasalah pada

program KUM3 di Baitul Maal Muamalat (BMM) hanya faktor social value dan

economic value. Sehingga BMM perlu memperhatikan dua faktor tersebut agar

penyaluran pembiayaan dapat berjalan dengan baik dan seimbang antara jiwa sosial

dan usaha yang dijalankan pelaku usaha. Prinsip pembiayaan syariah yang mendasar adalah Bank Indonesia (2007) :

1. Keadilan, pembiayaan saling menguntungkan baik pihak yang menggunakan

dana maupun pihak yang menyediakan dana.

2. Kepercayaan, merupakan landasan dalam menentukan persetujuan pembiayaan

maupun dalam menghitung margin keuntungan maupun bagi hasil yang

menyertai pembiayaan tersebut.

Pembiayaan

Konsumtif Produktif

Investasi Modal Kerja

Page 25: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

10

Untuk mendukung prinsip–prinsip tersebut agar dapat berjalan jauh dari

prasangka, manipulasi, korupsi dan kolusi maka dibutuhkan informasi

yangmemadai. Informasi ini menjadi data pendukung yang dapat digunakan untuk

mengambil keputusan yang proporsional. Jenis informasi yang dimaksud antara

lain:

1. Informasi dasar nasabah

2. Informasi data penjualan atau pembelian dan penyewaan riil

3. Proyeksi laporan keuangan

4. Akad pembiayaan.

Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba

Kinerja keuangan suatu lembaga merupakan prestasi yang diperlihatkan

oleh lembaga tersebut dari hasil usahanya yang tercermin dalam laporan

keuangan. Untuk memperoleh gambaran tentang kinerja keuangan suatu lembaga

perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan dari lembaga yang

bersangkutan. Pada organisasi nirlaba, kinerja keuangan lebih memperhatikan

jumlah kas dan jumlah saldo investasi bukan memperhatikan laba yang biasa

diterapkan usaha bisnis pada umumnya. Dalam melakukan analisis terhadap

laporan keuangan diperlukan suatu ukuran tertentu. Bentuk ukuran tersebut

bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan pemakaianya, seperti analisis rasio yaitu

suatu ukuran yang sering digunakan, analisis trend, analisis presentase per

komponen dan analisis Du Point, dan analisis terhadap laporan keuangan dapat

diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan suatu lembaga

atau organisasi.

Tujuan utama organisasi nirlaba adalah menyediakan jasa kepada

masyarakat untuk mendukung atau terlibat dalam aktivitas publik tanpa

berorientasi untuk mencari keuntungan moneter maupun komersil. Organisasi

nirlaba mencakup beberapa bidang antara lain agama, isu-isu sosial, derma-derma,

pelayanan kesehatan publik, politik, kesenian, riset, olahraga, dan beberapa para

petugas pemerintah dan bukan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.

Faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi kinerja keuangan organisasi

nirlaba berdasarkan rumus yang dibuat oleh Ritchie dan Kolodinsky (2003) yaitu

pos-pos pada laporan keuangan yang menyusun rasio-rasio kinerja fiskal, efisiensi

program dan kinerja investasi. Besar kecilnya komponen-komponen yang terdapat

dalam laporan neraca, dan laporan arus kas untuk jangka waktu periode tertentu

akan memperlihatkan kondisi kinerja lembaga tersebut dalam mengelola aset dan

dana yang dimilikinya. Dengan metode rasio dapat dianalisis hubungan antar

akun, perbandingan dari tahun ke tahun dan perbandingan dengan instansi

eksternal. Metode rasio pada umumnya digunakan organisasi bisnis, untuk

organisasi nirlaba perlu dilakukan beberapa penyesuaian.

Pada organisasi nirlaba, penerimaan dana yang diterima digunakan untuk

melakukan program-program yang dilakukan oleh organisasi tersebut, maka

organisasi nirlaba harus membuat laporan keuangan secara detail dan terbuka

dalam melakukan penyaluran biaya tersebut serta program yang dijalankan jelas

adanya dan terbukti berjalan dengan baik. Hal ini dilakukan agar loyalitas donatur

terjaga untuk menyalurkan dananya pada organisasi tersebut maupun untuk

Page 26: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

11

menarik calon donatur yang baru, karena bertahanya organisasi nirlaba ditentukan

oleh donatur yang bersedia untuk menyalurkan dananya. Banyak organisasi

nirlaba yang belum dapat mengefisienkan dana untuk programnya. Penelitian

yang dilakukan Eiodia (2012) dalam menganalisis kinerja keuangan organisasi

nirlaba Yayasan Sion di Jawa Tengah Utara mengacu pada rumus analisis rasio

untuk organisasi nirlaba yang dibuat Ritchie dan Kolodinsky (2003) menjelaskan

jika kinerja keuangan Yayasan Sion dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009

tidak baik. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan analisis rasio kinerja fiskal,

kinerja investasi, efisiensi program dan rasio dukungan publik tiap tiap nilai rasio

tersebut mengalami penurunan setiap tahunya bahkan ada yang sampai minus.

Sebab penurunanya masih kurang efektif dalam mencari donator untuk

membiayai program yang dimiliki yayasan tersebut selain itu, pengeluaran untuk

membiayai program lebih besar dibandingkan penerimaan yang ada.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Definisi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Pemberdayaan dan pengembangan UMKM merupakan upaya yang

ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan.

UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang banyak memiliki keterbatasan

dibandingkan dengan perusahaan besar. Perbedaan yang paling mendasar jika

dibandingkan dengan perusahaan besar adalah dalam hal skala usaha. Hal tersebut

menunjukkan bahwa ruang lingkup usaha UMKM sangat terbatas. Rudjito (2003)

usaha mikro adalah usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh penduduk miskin

atau mendekati miskin. Usaha mikro sering disebut dengan usaha rumah tangga.

Besarnya kredit yang dapat diterima oleh usaha ini adalah Rp 50 juta. Usaha

mikro ini adalah usaha produktif secara individu atau tergabung dalam koperasi

dengan hasil penjualan Rp 100 juta.

Ciri-ciri usaha kecil, diantaranya (Suharto 2008) :

a. Jenis barang atau komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak

gampang berubah;

b. Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;

c. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih

sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan

keluarga, sudah membuat neraca usaha;

Usaha Menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri, dilakukan

oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai dengan paling

banyak Rp 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan dari Rp 2.5 miliar sampai dengan paling

banyak Rp 50 miliar.

Page 27: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

12

Produk dan Ketentuan Sistem Syariah

Padalembaga keuangan syariah hubungan antara lembaga dan nasabahnya

atau anggota, bukan hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan

kemitraan (partnership) antara penyandang dana (shohibul maal) dengan

pengelola dana (mudlarib). Oleh karena itu, tingkat laba lembaga, tidak hanya

berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk pemegang saham, tetapi juga

berpengaruh pada bagi hasil yang diberikan kepada nasabah atau anggota

penyimpan dana.

Adapun operasionalisasi untuk memenuhi kebutuhan permodalan dan

memberikan pembiayaan, lembaga menggunakan piranti atau perangkat syariah

sebagai berikut (Jumanto et al 2007) :

a) Sistem Bagi Hasil

Sistem bagi hasil menggunakan perangkat syariah yang disebut Al Mudlorobah

dan Al Musyarakah

1. Al Mudlorobah yaitu sistem kerja sama antara dua belah pihak yang terdiri dari

pemilik modal (shohibul maal) dengan pengelola (mudlorib) baik bersifat

keuangan atau institusi (lembaga) dengan ketentuan bagi hasil yang telah

disepakati oleh kedua belah pihak pada waktu transaksi (akad), apabila

mendapat hasil atau keuntungan. Sedangkan jika rugi, ditanggung oleh pemilik

modal, selama bukan akibat kelalaian pengelola. Namun, apabila kelalaian

tersebut disebabkan oleh pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab

atas kelalaian tersebut. Dengan kata lain dalam mudlorobah, pengelola hanya

sebagai wakil (wakalah) dari pemilik modal, untuk mengusahakan modalnya

dengan mendapat bagian dari sebagian keuntungan (hasil) yang telah

disepakati bersama. Skim Al Mudlorobah dijelaskan pada Gambar 3.

Ketentuan-ketentuan yangharus ada pada mudlorobah (BMT Network 2002):

a. Adanya kedua belah pihak yaitu shohibul maal dan mudlorib. Keduanya

disyaratkan harus cakap hukum artinya secara hukum pantas melakukan

transaksi (akad) tersebut.

b. Adanya akad, yaitu ikatan kerja atau kesepakatan bersama antara dua belah

pihak dengan ketentuan secara eksplisit menunjukkan tujuan akad dan semua

kesepakatan dilakukan saat membuat kontrak.

c. Adanya modal dengan ketentuan jelas jumlahnya, bentuk uang atau barang

yang dinilai secara tunai bukan piutang.

d. Adanya usaha. usaha hak eksklusif pengelola (mudlorib) dan yang sesuai

syariah, bukan usaha yang diharamkan.

e. Keuntungan, apabila mendapat keuntungan dibagi untuk kedua belah pihak

sesuai dengan bagian masing-masing (nisbah) yang telah disepakati bersama

waktu akad. Sedang apabila ada kerugian karena usaha ditanggung pemilik

dana.

Page 28: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

13

Skill/usaha Modal

Sumber : Jumanto et al 2007

Gambar 3 Skim Al mudlorobah

2. Al Musyarakah atau syirkah, yaitu sistem kerja sama antara dua belah pihak

atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana, dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko

akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Skim sistem Al

Musyarakah dijelaskan pada Gambar 4.

Ketentuan-ketentuan Al Musyarakah:

a. Adanya pihak-pihak yang melakukan kontrak dengan syarat cakap hukum bagi

yang melakukan kontrak.

b. Adanya akad (ikatan kerja sama) antara pihak akad secara eksplisit

menunjukkan tujuan kontrak. Kesepakatan-kesepakatan dilakukan saat kontrak.

c. Modal dengan jumlah yang jelas, bentuk uang atau barang yang dinilai. Modal

dapat terdiri dari aset perdagangan seperti barang-barang properti. Jika modal

berbentuk aset harus terlebih dulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para

mitra (anggota).

d. Adanya kerja. Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar

musyarakah atas nama pribadi dan wakil mitranya. Kedudukan masing-masing

dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak.

e. Keuntungan dan kerugian dibagikan secara proporsional sesuai dengan

besarnya modal dan kontribusi masing-masing sesuai dengan kesepakatan.

f. Biaya operasional dibebankan pada modal bersama.

1. Negosiasi

2. Akad Mudlorobah

Anggota/calon anggota

Usaha/proyek

Keuntungan dibagi sesuai

kesepakatan

LKMS

Modal

Page 29: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

14

Sumber : Jumanto et al 2007

Gambar 4 Skim Al musyarakah

b) Sistem Jual Beli

Sistem jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan

kepemilikan barang. Keuntungan yang didapat oleh lembaga keuangan ditentukan

didepan dan menjadi bagian dari harga barang yang dijual, dalam sistem ini

lembaga menggunakan perangkat syariah yang disebut Ba’i murabahah.

Ba’i murabahah yaitu jual beli barang dengan menyebutkan harga asal

ditambah keuntungan yang disepakati antara kedua belah pihak yaitu antara

lembaga dengan anggota. Skim sistem murabahah dijelaskan pada Gambar 5.

Ketentuan umum ba’i murabahah (BMT Network 2002):

a. Akad atau transaksi bebas dari riba

b. Barang yang dijualbelikan tidak barang haram

c. Lembaga keuangan membeli barang atas nama lembaga dengan sah bebas riba

d. Lembaga keuangan harus jujur tentang harga pokok pembelian

e. Anggota membayar harga yang telah disepakati dan dalam waktu yang telah

disepakati pula

f. Boleh mengadakan perjanjian khusus misalnya meminta jaminan dan lain

sebagainya

5. Bayar

4.Terima Barang

3. Beli barang

Sumber : Jumanto et al 2007

Gambar 5 Skim Murabahah

1. Negosiasi

2. Akad Musyarakah

Anggota/calon anggota LKMS

Usaha/Proyek

3. Negosiasi

4. Akad Musyarakah

1. Negosiasi

2. Akad Ba’i Murabahah

LKMS Anggota/Calon anggota

Modal usaha

toko/produsen

Page 30: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

15

c) Sewa Menyewa

Kegiatan sewa menyewa dalam syariah menggunakan akad Al-ijarah. Al

Ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat suatu barang dengan

jalan penggantian. Beberapa contoh kontrak ijarah (pemilikan manfaat) seperti

manfaat yang berasal dari aset seperti rumah untuk ditempati, atau mobil untuk

dikendarai, manfaat yang berasal karya seperti hasil karya seorang insinyur

bangunan, tukang tenun, tukang pewarna, penjahit, dan lain sebagainya. Skim

sistem Ijarah dijelaskan pada Gambar 6. Dalam Hukum Islam ada dua jenis

ijarah, yaitu :

a. Ijarah yang berhubungan dengan sewa jasa, yaitu mempekerjakan jasa

seseorang dengan upah sebagai imbalan jasa yang disewa. Pihak yang

mempekerjakan disebut mustajir, pihak pekerja disebut ajir dan upah yang

dibayarkan disebut ujrah.

b. Ijarah yang berhubungan dengan sewa aset atau properti, yaitu

memindahkan hak untuk memakai dari aset atau properti tertentu kepada

orang lain dengan imbalan biaya sewa. Bentuk ijarah ini mirip dengan

leasing (sewa) pada bisnis konvensional. Pihak yang menyewa (lessee)

disebut mustajir, pihak yang menyewakan (lessor) disebutmu’jir/muajir

dan biaya sewa disebut ujrah.

Ketentuan-ketentuan akad Al-ijarah diantaranya adalah :

Ketentuan Obyek Ijarah:

1. Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan atau jasa.

2. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam

kontrak.

3. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak diharamkan).

4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syari’ah.

5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan

jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan sengketa.

6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka

waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.

7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada

LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam

jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah.

8. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis

yang sama dengan obyek kontrak.

9. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan

dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.

Kewajiban pemberi manfaat barang atau jasa:

1. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan

2. Menanggung biaya pemeliharaan barang.

3. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan.

Kewajiban penerima manfaat barang atau jasa:

1. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan

barang serta menggunakannya sesuai akad (kontrak).

2. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak materil).

3. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari penggunaan

yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penerima manfaat dalam

menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.

Page 31: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

16

B. Milik

1. Sewa beli

2.Beli objek sewa A. Milik 1. Pesan objek sewa

Sumber : Antonio 2001

Gambar 6 Skim Al – ijarah

d) Jasa

Kegiatan jasa dalam sistem syariah, salah satunya menggunakan akad Al-

Qardh. Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih

atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan

imbalan. Dalam literatur fiqih klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui

atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. Skim Al-

Qardh dijelaskan pada Gambar 7. Ketentuan umum Al-Qardh :

1. Pinjaman diberikan kepada nasabah yang memerlukan.

2. Wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah

disepakati.

3. LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bila dipandang perlu.

4. Nasabah dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan sukarela kepada

LKS sepanjang tidak diperjanjikan dalam akad.

5. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya

saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya,

maka LKS dapat memperpanjang jangka waktu pengembalian atau

menghapus sebagian seluruh kewajibannya.

Perjanjian Qardh

Tenaga Modal

Kerja 100%

100% Kembali

modal

Sumber : Antonio 2001

Gambar 7 Skim Al- Qardh

Penjual Suplier Objek Sewa

LKMS

Nasabah

Nasabah LKMS

Proyek Usaha

Keuntungan

Page 32: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

17

Pembiayaan Syariah Untuk UMKM

Program pembiayaan syariah untuk UMKM merupakan suatu program

pembiayaan yang bertujuan untuk mengayomi dan mengangkat kaum usaha mikro

untuk menjadi lebih baik dalam melakukan usahanya. Dengan demikian, kriteria

efisiensi dalam pengertian ekonomis tidak sepenuhnya dapat diterapkan dalam

mengevaluasi program pembiayaan sejenis ini. Kriteria efektivitas dirasakan lebih

tepat dibandingkan dengan kriteria efisiensi, dalam arti sejauh mana program

pembiayaan tersebut dapat dengan cepat dan luas menjangkau sasaran mereka.

Penilaian yang dilakukan terhadap permohonan pembiayaan, pemberian dana

harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi

secara keseluruhan calon peminjam. Prinsip ini dikenal dengan prinsip 5C, yaitu:

1) Character yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon peminjam

dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa peminjam dapat

memenuhi kewajibannya.

2) Capacity yaitu penilaian secara subjektif tentang kemampuan peminjam

untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi

peminjam di masa lalu yang didukung dengan pengamatan dilapangan atas

sarana usahanya.

3) Capital yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon

peminjam, yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang

ditunjukkan oleh rasio finansialnya dan penekanan pada komposisi modalnya

4) Collateral yaitu jaminan yang dimiliki calon peminjam. Penilaian ini

bertujuan untuk lebih meyakinkan jika suatu risiko kegagalan pembayaran

terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajibannya.

5) Conditions yaitu pihak pemberi dana melihat kondisi ekonomi yang terjadi di

masyarakat dan secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha

yang dilakukan oleh calon peminjam. Hal tersebut dilakukan karena kondisi

eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon peminjam.

Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Pada dasarnya, praktek akuntansi untuk organisasi nirlaba tidak jauh

berbeda dengan organisasi bisnis. Hal ini terlihat jelas bahwa aturan akuntansi

organisasi nirlaba diatur sebagai bagian dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

tepatnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 : Pelaporan

keuangan organisasi nirlaba. Sehingga yang diatur adalah pelaporannya, teknis

akuntansinya diatur secara mandiri diserahkan kepada entitas masing-masing.

Dengan bentuk pelaporan yang sudah diatur dalam PSAK 45, secara tidak

langsung pencatatan transaksi akan dibuat oleh entitas mengikuti format laporan

yang telah ada. Prinsipnya, pencatatan transaksi organisasi nirlaba dari

penerimaan kas, pengeluaran kas, pembelian, penjualan produk jasa, penyusutan,

dan transaksi reguler lainnya tidak ada perbedaan dengan organisasi bisnis,

namun yang membuat berbeda adalah organisasi nirlaba tidak ada pihak yang

menjadi pemilik, sehingga tidak ada transaksi yang berhubungan dengan

penjualan atau perubahan kepemilikan, atau tidak adanya alokasi dana atau

sumber daya hasil likuidasi (pembubaran organisasi) kepada orang-orang tertentu.

Informasi keuangan dari suatu organisasi nirlaba kepada pihak eksternal terdiri

Page 33: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

18

dari (PSAK No.45) :

1. Laporan posisi keuangan

Tujuan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai

aset, kewajiban serta aset bersih dan informasi mengenai hubungan diantara

unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi

keuangan yang digunakan bersama pengungkapan, dan informasi dalam

laporan keuangan lainnya dapat membantu para penyumbang, anggota

organisasi, kreditor dan pihak-pihak lain untuk menilai :

a. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan

b. Likuiditas, fleksibilitas, keuangan,untuk memenuhi kewajibannya dan

kebutuhan pendanaan eksternal.

2. Laporan aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah meyediakan informasi mengenai :

a. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset

bersih,

b. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program

atau jasa, informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama

dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya,

dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditor dan

pihak-pihak lain untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai

upaya, kemampuan dan kesinambungan organisasi dan memberikan

jasa serta menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

3. Laporan arus kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai

penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas

disajikan sesuai PSAK No.2 tentang laporan arus kas dengan tambahan

berikut ini: aktivitas pendanaan, pengungkapan informasi mengenai aktivitas

investasi dan pendanaan non kas, sumbangan berupa bangunan atau aset

investasi.

4. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan ini merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan-laporan di atas

yang bertujuan memberikan informasi tambahan tentang perkiraan perkiraan

yang dinyatakan dalam laporan keuangan.

Kerangka Pemikiran Operasional

UMKM memiliki peran penting dalam proses pembangunan perekonomian

di Indonesia. Usaha dengan skala sangat terbatas ini mencakup berbagai sektor

usaha, baik sektor pertanian, perindustrian, perdagangan, jasa dan sebagainya

sehingga dapat dikatakan bahwa kemajuan UMKM berkontribusi dalam

pertumbuhan berbagai sektor tersebut. Oleh sebab itu, unit usaha ini perlu

mendapat perhatian khusus dalam perkembangan dan kemajuannya karena

perannya sangat penting bagi perekonomian. Perkembangan dan kemajuan

UMKM ditentukan oleh stakeholder UMKM sendiri, tapi dukungan dari pihak

eksternal tetap berperan penting karena adanya keterbatasan kapasitas

kemampuan dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap eksistensi dan

keberlangsungannya. Berbagai keterbatasan yang menjadi kendala bagi UMKM

Page 34: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

19

untuk melangsungkan aktivitas dan perkembangan usahanya adalah lemahnya

permodalan, kurangnya kewirausahaan, teknik produksi masih sederhana, serta

kemampuan manajemen dan pemasaran masih sangat terbatas. Lemahnya

kemampuan modal sebagai salah satu dari sekian banyak faktor penghambat

kemajuan UMKM yang seharusnya dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan

dengan adanya dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah dan lembaga

keuangan disamping upaya dari pelaku UMKM sendiri. Pemerintah dan lembaga

keuangan berperan penting dalam memberikan solusi praktis agar permodalan

tidak lagi menjadi masalah bagi kegiatan usaha ini. Wujud solusi ini adalah

pemberian kredit bagi UMKM sebagai sumber modal dalam menjalankan

aktivitas usaha maupun pengembangannya.

Akses UMKM untuk mendapatkan fasilitas pinjaman modal dari perbankan

terhambat sehingga tidak semua UMKM mendapat fasilitas kredit. Keterbatasan

akses tersebut dikarenakan anggapan pihak perbankan jika UMKM tidak

bankable atau tidak layak diberikan kredit. Seiring perkembangan ekonomi di

Indonesia pembiayaan dengan pola syariah mulai banyak diterapkan oleh lembaga

keuangan bank dan non bank. Nilai tambah dari prinsip syariah terletak pada

sistem bagi hasil yang ditawarkan. Sistem bagi hasil, hubungan antara peminjam

dan yang meminjamkan diganti menjadi wujud kemitraan. Selain itu prinsip

syariah yang tidak membebankan bunga dapat membuat pelaku UMKM menjadi

leluasa dalam melakukan pinjaman modal.

Selain dalam bentuk perbankan, prinsip syariah juga di terapkan oleh

lembaga non bank seperti koperasi, BMT dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) pun

turut menjadi lembaga penunjang dalam memberikan pinjaman untuk UMKM.

Perbedaan mekanisme penyaluran pinjaman modal usaha yang diterapkan oleh

LAZ adalah penyaluran pembiayaan dengan menggunakan akad qordul hasan

dimana pelaku UMKM tidak perlu membagi keuntungan kepada LAZ. Pelaku

UMKM hanya mengganti pokok pinjaman yang di berikan oleh LAZ sehingga

diharapkan pelaku UMKM dapat mengembangkan usahanya dan mengurangi

masalah kemiskinan serta pengangguran di Indonesia.

Salah satu perbankan yang memfasilitasi dalam penambahan modal usaha,

investasi maupun jasa simpanan dengan prinsip syariah adalah Bank Muamalat.

Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dan

Bank syariah yang satu-satunya membuat LAZ yang dinamakan Baitulmaal

Muamalat untuk membantu nasabahnya serta masyarakat umum dalam

memfasilitasi penyaluran ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedakah dan Wakaf) kepada

yang berhak, kegiatan sosial serta membidik para pelaku UMKM yang ingin

mengembangkan usahanya denganpemberian modal dengan prinsip syariah,

pendampingan, dan pelatihan usaha.

Pada peneliatan ini akan menjelaskan mekanisme skim penyaluran dan

pengembalian pembiayaan untuk UMKM di Indonesia yang dilakukan oleh

Baitulmaal Muamalat. Dengan melihat tahapan-tahapan penyaluran pembiayaan,

realisasi pencairan dan pengangsuran dana serta realisasi dalam memonitoring

ibadah. Sebagai LAZ yang merupakan lembaga nonprofit, dimana lembaga

tersebut dapat betahan untuk kedepanya melalui dana yang berasal dari donatur

bukan dari keuntungan usaha, maka yang akan dibahas selanjutnya dalam

penelitian ini adalah menilai kinerja keuangan Baitulmaal Muamalat (BMM)

pada periode tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dengan perhitungan analisis rasio

Page 35: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

20

organisasi nirlaba yang mengacu pada jurnal Ritchie dan Kolodinsky (2003)

mencakup rasio kinerja fiskal, rasio efisiensi program, dan rasio kinerja investasi.

Kemudian hasil dari perhitungan analisis rasio tersebut akan menjelaskan dan

memberikan gambaran kepada BMM tentang baik atau buruknya keadaan atau

posisi keuangan BMM dari suatu periodeke periode berikutnya. Kerangka

pemikiran operasional penelitian ini dapat terlihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Kerangka Pemikiran Operasional Mekanisme Penyaluran Pembiayaan

UMKM dan Kinerja Keuangan di Baitulmaal Muamalat.

Mendeskripsikan skim penyaluran

dan pengembalian pembiayaan

untuk UMKM mencakup :

a. Tahap-tahap penyaluran

pembiayaan

b. Realisasi pencairan

pengangsuran pembiayaan

c. Realisasi monitoring ibadah.

Menilai Kinerja Keuangan di

Baitulmaal Muamalat sebagai

lembaga nonprofit dengan

menggunakan analisis :

Rasio kinerja fiskal

Rasioefisiensi program,

Rasio kinerja investasi

Lembaga amil zakat membantu pinjaman modal UMKM

dengan konsep syariah, pendampingan usahadan ibadah.

Masalah atau kendala

1. Lemahnya permodalan

untuk mengembangkan

UMKM.

2. Keterbatasan akses

UMKM dalam pinjaman

modal di lembaga

perbankan.

Potensi

1. UMKM membantu

perekonomian negara,

penyerapan tenaga kerja,

pemenuhan kebutuhan

masyarakat, dan solusi

mengatasi kemiskinan.

Baitulmaal Muamalat

Menganalisis penyaluran pembiayaan UMKM

dan memberikan gambaran posisi keuangan

BMM.

Page 36: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

21

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Penelitian mengenai Mekanisme Penyaluran Pembiayaan UMKM dan

Kinerja Keuangan dilakakuan di Baitulmaal Muamalat. Pemilihan lokasi tersebut

dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan keberadaan Bank

Muamalat sebagai lembaga keuangan dengan prinsip syariah pertama di Indonesia

yang mendirikan lembaga amil zakat untuk menghimpun dana ZIS dan dana

sosial. Kegiatan penelitian dan pengumpulan serta pengolahan data dilaksanakan

selama tiga bulan dari bulan Juni sampai Agustus 2013.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan yaitu

dengan melakukan diskusi dan wawancara. Wawancara dilakukan dengan pihak-

pihak terkait seperti pihak dari Baitulmaal Muamalat dalam menangani program

pemberdayaan ekonomi, dan kepala bagian operasional pada Baitulmaal

Muamalat sebagai narasumber.

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari berbagai literatur

seperti buku, internet, artikel, jurnal, hasil penelitian sebelumnya dan data dari

Kementrian Koperasi dan UMKM yang dapat menjadi acuan dalam penelitian ini,

data tersebut digunakan sebagai data pendukung dan pembanding penelitian

ini.Data yang digunakan terdiri atas data laporan keuangan Baitulmaal Muamalat

empat tahun terakhir dari tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011 pada laporan

keuangan tahun 2012 dan 2013 belum di audit oleh pihak BMM sehingga yang

digunakan hanya priode empat tahun terakhir. Data rekap penyaluran pembiayaan

UMKM, dan data pelaku UMKM yang mengikuti program KUM3 di BMM.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh data

yang diperlukan melalui suatu prosedur secara sistematis. Metode pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data

kualitatif yaitu berupa:

1. Studi lapang (Field research)

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi lapangan

dengan melakukan wawancara pada beberapa informan dan mencari data yang

mendukung objek pembahasan yang terjadi di lapangan. Wawancara yang

dilakukan dalam penelitian ini bersifat terstruktur dimana peneliti telah

mempersiapkan pertanyaan sebagai pedoman wawancara yang akan diajukan

dan kemudian membacakan pertanyaan yang telah disiapkan kepada informan.

Namun peneliti tidak membatasi jawaban informan, sehingga informan dalam

penelitian ini mampu menjawab bebas sesuai dengan pendapatnya.

Page 37: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

22

2. Studi kepustakaan (Library research)

Studi kepustakaan (Library Research) yang dilakukan dalam mengumpulkan

data penelitian ini adalah mempelajari beberapa literatur seperti buku, skripsi

atau tesis terdahulu, majalah, artikel, penulusuran internet serta dokumen lain

yang mendukung untuk mendapatkan data sekunder dan tulisan yang relevan

dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif

dan analisis kuantitatif melalui tahap pengolahan, deskripsi dan interpretasi data

secara deskriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran

penyaluran dan pengembalian pembiayaan UMKM di Baitulmaal Muamalat.

Analisis kualitatif menggunakan metode deskriptif. Analisis deskriptif adalah

metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian dalam

meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, atau suatu

sistem pemikiran maupun kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir 2009). Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan pada

Baitulmaal Muamalat menggunakan analisis rasio keuangan dilakukan dengan

alat bantu software komputer Microsoft Excel 2010. Model pengolahan dan

analisis data secara rinci teridentifikasi pada Tabel 2.

Tabel 2 Metode pengolahan dan analisis data

Metedologi Tujuan Jenis Data Alat analisis

Mengetahui skim

penyaluran dan

pengembalian pembiayaan

yang diterapkan oleh

Baitulmaal Muamalat

terhadap UMKM.

Data primer : Observasi langsung di

lapangan, diskusi dan wawancara.

Data Sekunder : Jurnal, hasil

penelitian sebelumnya dan data dari

Kementrian Koperasi dan UMKM

data rekap penyaluran pembiayaan

UMKM, dan data pelaku UMKM

yang mengikuti program KUM3 di

BMM

Analisis

Deskriptif

Menilai kinerja keuangan

Baitulmaal Muamalat dalam

melakukan kegiatan sosial

yang tidak berorientasi pada

laba

Data primer : Observasi langsung di

lapangan, diskusi dan wawancara.

Data Sekunder : Data laporan

keuangan Baitulmaal Muamalat

empat tahun terakhir, internet, arsip,

artikel,jurnal, hasil penelitian

sebelumnya.

Analisis Rasio:

Kinerja fiskal,

Efisiensiprogram

Kinerja investasi

Page 38: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

23

Rasio KeuanganOrganisasi Nirlaba

Analisis rasio merupakan suatu analisis laporan keuangan yang umum

digunakan karena analisis rasio sebagai alat paling cepat untuk menilai kinerja

keuangan perusahaan. Selain itu, analisis rasio dapat memberikan wawasan

jangka menengah dan panjang bagi kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan

yang merupakan indikator keuangan pada organisasi nirlaba merupakan rumus

yang dibuat oleh Ritchie dan Kolodinsky (2003) dalam jurnalnya untuk

mengidentifikasi rasio keuangan organisasi nirlaba (yayasan universitas) di

Amerika. Pada penelitian ini, untuk menganalisis laporan keuangan Baitulmaal

Muamalat mengacu pada Ritchie dan Kolodinsky (2003). Analisis rasio

digunakan untuk menguji apakah rasio-rasio tersebut relevan untuk digunakan

dalam konteks Indonesia dan lembaga amil zakat. Pengukuran nilai pada rasio

tersebut dikatan baik jika nilai rasio satu atau lebih. Analisis rasio tersebut terdiri

atas :

Rasio Kinerja Fiskal

Rasio kinerja fiskal merupakan suatu rasio untuk mengukur kinerja fiskal

(penerimaan dan pengeluaraan dana) suatu organisasi nirlaba. Berikut ini adalah

beberapa perhitungan dalam kinerja fiskal yang relevan untuk konteks Indonesia

dan organisasi nirlaba yang bergerak diluar sektor pendidikan :

a. Total pendapatan dibagi total aset

b. Total pendapatan dibagi total biaya

c. (Total pendapatan dikurangi total biaya) dibagi total pendapatan

d. (total pendapatan kurang total biaya) dibagi total aset

e. Aset bersih dibagi total aset.

Rasio Kinerja Investasi

Rasio kinerja investasi merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa efektif investasi yang dilakukan oleh organisasi nirlaba.

Rasio kinerja investasi merupakan perbandingan antara kas dan setara kas dengan

total aset. Semakini tinggi nilai analisis rasio ini maka semakin efektif. Komponen

dari rasio kinerja investasi adalah: Kas dan setara kas dibagi dengan total aset

Rasio Efisiensi Program

Rasio efisiensi program adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa efisiensi penggunaan dana yang dicairkan untuk membiayai pelaksanaan

program (misalnya kampanye, program pemberdayaan, program bantuan

kemanusiaan). Rasio efisiensi program merupakan perbandingan antara biaya

program dengan total biaya. Biaya program adalah biaya-biaya yang digunakan

untuk membiayai aktivitas program utama dari organisasi nirlaba.

Page 39: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

24

Tabel 3 Analisis rasio keuanganorganisasi nirlaba

No. Rasio Keterangan

Rasio Kinerja Fiskal

1. Total pendapatan dibagi total aset Pada beberapa organisasi, istilah

pendapatan diganti penghasilan

atau penerimaan

2. Total pendapatan dibagi total biaya Pada beberapa organisasi, istilah

biaya diganti menjadi

pengeluaran rasio ini sebagai

surplus margin, analog dengan

profit margin pada organisasi

bisnis Analog dengan ROA

(Return On Asset ) pada

organisasi bisnis.

3. (Total pendapatan minus total biaya)

dibagi total pendapatan

4. (Total pendapatan minus total biaya)

dibagi

total aset.

5. Aset bersih dibagi total aset

Rasio Kinerja Investasi

6. Kas dan setara kas dibagi dengan total aset

Rasio Efisiensi Program

7. Biaya program dibagi dengan total biaya

Sumber: Ritchie dan Kolodinsky 2003

Tabel 3 adalah rasio keuangan yang akan digunakan dalam menilai kinerja

keuangan Baitulmaal Muamalat. Rasio keuangan ini merupakan modifikasi dari

15 rasio keuangan yang dibuat oleh Ritchie dan Kolodinsky (2003). Rasio

keuangan 15 tersebut dimodifikasi menjadi tujuh yang digunakan dalam

menganalisis kinerja keuangan di BMM karena aktivitas yang terkait dengan rasio

tersebut dilakukan oleh organisasi nirlaba diluar pendidikan di Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah dan Perkembangan Baitulmaal Muamalat

Bank Muamalat pada tahun 1994 membentuk unit pengelola dana ZIS

(Zakat, Infaq dan Sedekah) dan sosial kebajikan yang kemudian disebut

baitulmaal. Latar belakang Bank Muamalat membentuk Baitulmaal Muamalat

berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, Bank Muamalat sebagai lembaga bisnis

yang usahanya tidak diperkenankan melakukan kegiatan sosial secara bersamaan.

Sehingga dibentuklah lembaga yang khusus menangani kegiatan sosial Bank

Page 40: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

25

Muamalat yaitu Baitulmaal Muamalat (BMM). Unit yang awalnya didirikan atas

dasar tanggung jawab Bank Muamalat terhadap pemberdayaan ekonomi mikro

ini, pada tanggal 16 Juni 2000 diresmikan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional

(LAZNAS) oleh Menteri Agama RI. Kemudian sesuai tuntutan masyarakat akan

lembaga amil zakat yang independen dan profesional dan UU No.38 Tahun 1999,

pada tanggal 22 Desember 2000 badan hukum Baitulmaal Muamalat resmi

didirikan yaitu Yayasan Baitulmaal Muamalat. Yayasan Baitulmaal Muamalat

didirikan di Jakarta berdasarkan akte notaris Drs. Atrino Leswara, SH, No. 76

tanggal 22 Desember 2000.Anggaran dasar BMM telah mengalami perubahan,

terakhir dengan akte notaris Arry Supratno, S.H No. 121 tanggal 18 Juni 2007.

BMM telah dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional oleh Menteri

Agama Republik Indonesia dengan surat keputusan No. 481 tahun 2001 tanggal 7

November 2001. Sebelum berbadan hukum tersebut BMM merupakan badan

eksekutif dari Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Perbankan dan Lembaga

Keuangan Syariah (YP3KS).

BMM (Baitulmaal Muamalat) adalah lembaga non profit yang menjalankan

peran sosial perbankan syariah, berkonsentrasi pada program pemberdayaan

kelompok (community development), Pembiayaan mikro (micro finance), dan

Pengelolaan dana sosial Islam (islamic social security fund).

1. Program pemberdayaan kelompok (community development)

Program pemberdayaan kelompok terdiri atas :

a. Dana yatim (Daya)

Program beasiswa pendidikan berprestasi bagi anak yatim dengan jenjang

pendidikan SMP, SMA dan sederajat, yang bertujuan untuk memberikan

jaminan keberlangsungan pendidikan mereka hingga lulus SMA dan

mampu mandiri.

b. B-share

Merupakan program beasiswa pendidikan berprestasi bagi anak-anak yang

tidak mampu dengan jenjang pendidikan SMP, SMA dan sederajat, yang

bertujuan untuk memberikan jaminan keberlangsungan pendidikan mereka

hingga lulus SMA dan mampu mandiri.

c. B-smart

Program santunan dalam bentuk beasiswa untuk mahasiswa berprestasi

dan tidak mampu, diutamakan adalah mereka yang berstatus yatim dengan

jenjang pendidikan S1.

d. Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Masjid (KUM3)

Program yang bertujuan untuk mendorong peningkatan mustahik (yang

menerima zakat) menjadi muzaki (yang memberi zakat) melalui modal

usaha, dan membangun keimanan serta ketaqwaan dalam beribadah.

e. Orphan Kafala

Program pemberdayaan masyarakat, khususnya anak yatim dan keluarga

korban musibah gempa tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam yang

merupakan program kerjasama antara Islamic Development Bank (IDB)

dengan BMM.

f. Berbagi cahaya ramadhan

Berbagi kebahagiaan dibulan Ramadhan dalam bentuk pemberian paket

sembako : Sahur, Berbuka dan Lebaran (SBL) kepada keluarga miskin,

Page 41: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

26

anak yatim dan komunitas pengusaha mikro binaan BMM seluruh

Indonesia.

g. Berbagi cahaya qurban

Program rutin yang dilakukan setiap tahun dengan menyalurkan hewan

qurban kepada masyarakat tidak mampu yang tersebar di seluruh

Indonesia.

2. Pembiayaan mikro (micro finance)

Pembiayaan mikro terdiri atas :

h. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)

Mencakup pemberian modal pendampingan, pelatihan, sampai dukungan

teknologi.

i. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS KUM3)

Merupakanlembagakeuangan formal yang didirikan melalui

pemberdayaan usaha mikro muamalat berbasis masjid yang bertujuan

untuk menjaga keberlangsungan program.

3. Pengelolaan dana sosial Islam (Islamic social security fund)

Pengelolaan dana sosial Islam terdiri atas :

j. Aksi Tanggap Muamalat (ATM)

ATM merupakan kegiatan kemanusiaan BMM sebagai tanggung jawab

membantu korban musibah bencana alam.

k. Santunan tunai (Santun)

Program penyaluran dana zakat bagi mustahik yang membutuhkan dan

tersebar di seluruh Indonesia. Santunan tersebut berupa kesehatan,

pendidikan,bantuan sosial dan kemanusiaan.

l. Islamic Solidarity School (ISS)

ISS adalah fasilitas pendidikan terpadu yang diperlukan bagi anak yatim

korban tsunami Aceh. Sekolah ini dibangun oleh Islamic Devlopment

Bank (IDB) bekerja samadengan pemerintah daerah Aceh Besar.

Pengelolaan sekolah ini berada dibawah manajemen dan supervisi BMM

yang didukung oleh Bank Muamalat Indonesia.

Visi Misi dan Tujuan Baitulmaal Muamalat

a. Visi

Menjadi motor penggerak program kemandirian rakyat menuju terwujudnya

tatanan masyarakat yang peduli (a carring society).

b. Misi

1. Menyusun dan menjalankan program-program peberdayaan ekonomi dan

sosial masyarakat secara integral dan komprehensip.

2. Membangun dan mengembangkan jaringan kerja pemberdayaan seluas-

luasnya.

c. Tujuan

1. Meningkatkan jumlah muzaki dan mengurangi jumlah mustakhik dan

mustakhik produktif sehingga diharapkan pada tahun berikutnya bisa

menjadi muzaki.

2. Menghimpun dana ZIS dan dana-dana kebijakan lainnya yang dibenarkan

oleh syariat dan memanfaatkanya melalui pola pemberdayaan masyarakat

lemah.

Page 42: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

27

Sasaran Baitulmaal Muamalat

a. Sasaran jangka pendek

1. Baitulmaal memiliki identitas diri serta mulai membenahi sarana dan

prasarana sistem manajemen dan organisasi

2. Baitulmaal Muamalat dioptimalkan dengan cara membuat jaringan kerja

seluas-luasnya (network) baik sebagai segmen pasar konsumen maupun

segmen pasar kekuatan lainnya.

3. Untuk meningkat efesiensi dan efektivitas diupayakan dengan menyusun

rencana anggaran dan mengaudit seluruh aktifitas yang berhubungan

dengan operasional.

4. Diarahkan mampu mempertahankan eksistensinya dalan usaha yang

dijalankan serta berupaya agar mulai merencanakan pengelolaan dan

pribadi.

b. Sasaran jangka menengah

1. Memperluas dan mengembangkan sarana dan fasilitas sistem manajemen

dan organisasi

2. Membuka diri dan bersaing secara positif dalam kegiatan sejenis yang

bersekala nasional dan internasional.

3. Merintis dan merencanakan usaha-usaha baru yang layak, berkaitan

dengan identitas dan misi lembaga.

c. Sasaran jangka panjang

1. Memiliki investasi dana amilin yang bertambah melalui kegiatan

penghimpunan dana-dana bergulir.

2. Mengembangkan diri dengan membuat spesialisai parsial melalui anak-

anak kegiatan yang dibuat atau dengan menghidupkan lembaga-lembaga

swadaya masyarakat yang ada.

Struktur Organisasi Baitulmaal Muamalat

Struktur organisasi BMM terpisah dengan struktur organisasi Bank

Muamalat. Kaitan kinerja operasional antara Bank Muamalat dengan Baitulmaal

Muamalat adalah Baitulmaal Muamalat melakukan kegiatan sosial yang

mendukung GCG (Good Corporate Governance) Bank Muamalat.

Page 43: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

28

Sumber : Company profil Baitulmaal Muamalat

Gambar 9 Struktur organisasi Baitulmaal Muamalat

Dewan Pembina :

1. Ketua : H. Achmad Riawan Amin Nasution, MSc

2. Anggota : Ir. H. Arviyan Arifin

3. Anggota : Drs. U Saefudin Noer

4. Anggota : Herudi Setiotomo

Dewan Pengawas :

1. Ketua : Muhammad Hidayat

2. Anggota : Ir. H. Andi Buchari

3. Anggota : Oktavian P. Zamani

Badan Pengurus :

1. Ketua : Bambang Kusnadi.

2. Sekretaris : Iwan Agustiawan Fuad.

3. Bendahara : Yayan Daryunanti.

Manajer

Prograss

Khusus

Manajer

Administrasi

dan umum

Manajer

Pemberdayaan

ekonomi

Manajer

Perencanaan

komunikasi

dan

standarisasi

operasional

Manajer

Progras

Khusus

Wakil manajemen

mutu.

Document

Controller

Internal Quality

auditor

Manajer Umum

Direktur Eksekutif

Page 44: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

29

Mekanisme Penyaluran Pembiayaan UMKM di Baitulmaal Muamalat

Salah satu program yang dibuat oleh Baitulmaal Muamalat (BMM) dalam

penyaluran dana sosialnya untuk membantu mengembangkan UMKM di

Indonesia adalah program Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Masjid

(KUM3). Program ini didirikan sejak tahun 2006. Pendekatan pemberdayaan

masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan, khususnya dibidang ekonomi

haruslah dimulai dari pembangunan aspek maknawiyah masyarakat. Maknawiyah

adalah kesadaran yang kuat jika keimanan dan ketaqwaan kepada Allah akan

mendatangkan keberkahan hidup. Salah satu media yang dapat digunakan dalam

membangun aspek maknawiyah adalah masjid. Masjid merupakan sarana strategis

untuk membangun aspek maknawiyah mengingat perannya dalam pembinaan

(dakwah). Masjid juga merupakan wahana sosialisasi dan mobilisasi umat.

Didalamnya berhimpun berbagai komunitas dan pemimpin opini. Sehingga masjid

merupakan media atau sarana strategis membangun kesadaran kolektif umat.

Pemusatan aktivitas di masjid akan mencegah munculnya peserta program dengan

mental negatif.

Program ini telah mendapat penghargaan berturut-turut sejak tahun 2010

sampai dengan tahun 2012 dari Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ)

sebagai "The Best Community Economic Development Program". Prestasi ini

menunjukkan bahwa Komunitas Usaha Mikro Muamalat berbasis Masjid (KUM3)

terbukti nyata menjalankan programnya dengan baik. Tahap-tahap yang dilakukan

oleh BMM dalam pengguliran pembiayaan untuk pelaku usaha mikro dijelaskan

pada Gambar 10.

Ya

Tidak

Gambar 10 Tahap-tahap penyaluran pembiayaan untuk UMKM

Melakukan

Sosialisasi

Survey calon

peserta

Melakukan seleksi

peserta

Traning wajib

kelompok usaha

Tidak diberikan

pinjaman

modalLKMS

Pemberian

pinjaman

modal

usahaToko/pr

odusen

Page 45: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

30

Keterangan Gambar 10:

1. Sosialisasi

Tahapan pertama dalam melakukan perguliran dana untuk peserta UMKM

yaitu melakukan sosialisasi terhadap tokoh masyarakat di daerah tersebut.

Sosialisasi yang dilakukan oleh pihak BMM diantaranya adalah pengenalan

institutsi, menjelaskan tujuan dan manfaat program serta meminta dukungan

dan izin dari tokoh masyarakat sekitar dan calon peserta yang akan di bantu

usahanya.

2. Survey calon peserta

Setelah melakukan sosialisasi, tahapan selanjutnya adalah melakukan survey

peserta. Dalam mensurvey peserta BMM memiliki kriteria calon usaha yang

akan dibantu. Kriteria yang dimaksud diantaranya adalah muslim, sudah

menetap didaerah tersebut minimal satu tahun, memiliki usaha sendiri sudah

berjalan minimal satu tahun, maksimal umur 55 tahun, hasil pendapatan

usaha di bawah UMR (Upah Minimum Regional), dan jarak tempat tinggal

tidak jauh dari masjid dan bersedia mengisi scoring board yang diberikan

oleh BMM. Scoring board merupakan penilaian kelayakan usaha. Contoh

scoring board terdapat pada Lampiran 1. Apabila peserta memenuhi kriteria

dan hasil scoring boardnya sesuai peserta UMKM akan mengikuti langkah

selanjutnya

3. Traning wajib kelompok

Apabila peserta telah sesuai kriteria yng di tetapkan oleh BMM langkah

selanjutnya adalah dengan mentraning peserta usaha. Traning tersebut

dilakukan agar peserta mengetahui aturan dan tata tertib, simulasi kegiatan

serta ketentuan yang dilakukan oleh BMM dalam programnya. Selain itu,

dalam traning wajib kelompok, peserta harus membuat kelompok terdiri atas

lima orang secara bebas. Hal ini dilakukan agar peserta usaha belajar untuk

kompak, mengurangi sifat keegoisan serta memudahkan pendamping usaha

dalam mengordinir peserta usaha. Kegiatan traning wajib kelompok

dilakukan selama lima hari selama satu jam.

4. Pemberian pinjama modal usaha

Setelah di traning wajib kelompok peserta mendapatkan bantuan pinjaman

modal dari BMM. Akad yang digunakan dalam penyaluran pembiayaan

adalah akad Al-Qardrul hasan. Akad Al-Qardrul hasan adalah pemberian

harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali dengan kata

lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan atau bagi hasil. Dalam

pemberian modal, berdaasarkan prinsip 5C namun hanya jaminan

(Collateral) yang tidak dinilai oleh BMM pada calon peserta usaha, hal ini

dikarenakan BMM merupakan lembaga non perbankan yang tidak

berorientasi laba. Selain itu, BMM menerapkan dua pola dalam penyaluran

pembiayaanya yaitu pola mandiri dan pola MPZ (Mitra Pengelola Zakat).

Pola mandiri adalah pemberian modal untuk UMKM dimana BMM

melakukan kerja sama dengan Bank Muamalat Indonesia. Sedangkan MPZ,

BMM melakukan kerja sama dengan KJKS atau BMT setempat untuk

memberikan fasilitas dalam pemberdayaan UMKM dan pengelolaan zakat

secara bersama-sama. Besar biaya pinjaman yang akan diberikan oleh BMM

untuk peserta UMKM tidak lebih dari Rp 2 000 000. Berdasarkan hasil

nilaiscoring boardakan terlihat berapa pengeluaran dan pendapat peserta

Page 46: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

31

dalam kegiatanya usahanya. Apabila besar pengeluaran sebesar Rp 1 500 000

atau Rp 1 800 000 BMM tetap membulatkannya menjadi Rp 2000 0000

dalam penyaluran pinjaman modalnya. Selain itu, peserta di haruskan

membayaran iuran minimal Rp 1000 dan maksimal Rp 3000 yang akan

dikelola oleh pendamping usaha. Iuran tersebut dilakukan untuk keperluan di

luar usaha. Seperti kegiatan sosial, mengadakan lomba 17 Agustus, untuk

biaya berobat peserta apabila ada yang sakit dan lain sebagainya.

Pemberdayaan pengembangan UMKM melalui program KUM3 di

Baitulmaal Muamalat telah tersebar di 16 provinsi di Indonesia diantaranya adalah

Padangsidempuan, Bangka Belitung, Palembang, Lampung, DKI Jakarta, Bogor

(Domba), Garut, Tasikmalaya, Palangkaraya, Balikpapan, Samarinda,

Pekalongan, DI Yogyakarta, Makassar, Jayapura, Sukabumi, Bogor

(Tajurhalang). Penjelasan lebih jelas mengenai target dari program KUM3 dan

karakteristik peserta UMKM dalam program KUM3 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Target program KUM3 dalam pemberdayaan UMKM di Indonesiaa

Wilayah Target Program KUM3

Masjid Kelompokb

Mustahikc

Plafondd

Padang 5 25 125 250

Bangka Belitung 5 25 125 250

Palembang 5 25 125 250

Lampung 5 25 125 250

DKI Jakarta 3 15 75 150

Bogor (Domba) 2 10 50 100

Garut 5 25 125 250

Tasikmalaya 5 25 125 250

Palangkaraya 5 25 125 250

Balikpapan 5 25 125 250

Samarinda 5 25 125 250

Pekalongan 5 25 125 250

DI Yogyakarta 5 25 125 250

Makassar 5 25 125 250

Jayapura 5 25 125 250

Sukabumi 3 15 75 125

Bogor 2 (Tajur halang) 2 10 50 100

Total 75 375 1875 3 725 aSumber :Data sekunder 2011;

b,c Orang;

d Juta rupiah (Rp)

Tabel 4 merupakan target yang ingin dicapai oleh BMM dalam

memperdayakan UMKM di 16 provinsi Indonesia. Target yangingin dicapai oleh

BMM ditiap daerah rata-rata lima masjid yang akan di jadikan sebagai media

dalam memperdayakan UMKM. BMM menargetkan dalam satu masjid dibuat

empat kelompok masing-masing satu kelompok terdiri atas lima orang sehingga

secara keseluruhan dalam satu daerah BMM membantu 125 peserta usaha

UMKM. Wilayah Jakarta, Bogor dan Sukabumi target yang akan di capai oleh

BMM lebih rendah yaitu dibawah 125 orang dibanding wilayah lainnya. Hal ini

disebabkan BMM beranggapan mustahik (fakir miskin) yang memiliki usaha

untuk dibantu di daerah luar Jakarta dan sekitarnya besar, selain itu kebanyakan

mustahik di wilayah Jakarta dan sekitarnya kebanyakan mustahik memilih

mencari mata pencaharian dibandingkan untuk buka usaha. Wilayah yang di bantu

Page 47: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

32

oleh BMM saat ini di tentukan berdasarkan pendamping yang bersedia untuk

membantu mustahik dalam memonitoring ibadah dan usahanya.

Realisasi pada target yang ingin dicapain oleh BMM dalam pemberdayaan

UMKM sudah teralisasi dengan baik sesuai dengan yang di harapkan. Hanya

beberapa wilayah yang tidak sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh BMM

yaitu wilayah di Jayapura, realisasi target yang telah di capai oleh BMM di

jelaskan pada Tabel 5.

Tabel 5 Realisasi penyerapan program KUM3 dalam pemberdayaan

UMKM di Indonesiaa

Wilayah Realisasi penyerapan program KUM3

Masjid Capaianb

Kelompokc

Capaiand

Mustahike

Capaianf

Padang 4 80 25 100 125 0

Bangka Belitung 6 120 25 100 125 0

Palembang 5 100 25 100 125 0

Lampung 5 100 25 100 125 0

DKI Jakarta 3 100 15 100 75 0

Bogor (Domba) 3 150 10 100 50 0

Garut 5 100 25 100 125 0

Tasikmalaya 5 100 25 100 125 0

Palangkaraya 5 100 25 100 125 0

Balikpapan 7 140 25 100 125 0

Samarinda 5 100 28 112 140 12

Pekalongan 5 100 26 104 130 4

DI Yogyakarta 5 100 25 100 125 0

Makassar 5 100 25 100 125 0

Jayapura 4 80 15 60 75 -40

Sukabumi 3 100 15 100 75 0

Bogor

(Tajur halang) 2 100 11 110 55 10

Total 77 3 370 -1 1850 -1 aSumber : Data Sekunder (diolah) 2011

Keterangan : b,d,f

Presentase (%); c,e

Orang

Pada Tabel 5 terlihat jika realisasi target program KUM3 dari jumlah masjid

yang dijadikan media BMM dalam memonitoring usaha dan ibadah para peserta

UMKM mencapai lebih dari target yang diharapkan BMM, wilayah yang

memiliki jumlah masjid yang lebih banyak dari target yang ditetapkan yaitu

wilayah Balikpapan, sedangkan kelompok peserta dan jumlah mustahik (fakir

miskin) yang dibantu realisasinya tidak mencapai target yang diharapkan. Selisih

target jumlah kelompok yang terbentuk dan jumlah mustahik adalah lima dan dua

puluh lima peserta. Hal ini terjadi dikarenakan ada beberapa peserta yang

meninggal dunia dan tidak ada yang menggantikan serta sebagian peserta yang

mengundurkan diri dalam menjalankan kegiatan di KUM3, selain itu BMM

membuat kebijakan jika satu orang mengundurkan diri maka satu kelompok yang

terdiri atas lima orang tersebut juga harus mengundurkan diri atau mengganti

peserta yang mengundurkan diri tersebut. Hal ini dilakukan akan agar peserta

belajar mengenai kekompakan dan kebersamaan dalam mewujudkan tujuan yang

ingin dicapai.

Page 48: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

33

Penjelasan mengenai karakteristik peserta UMKM pada program KUM3 di

Baitulmaal Muamalat dijelaskan pada Tabel 6.

Tabel 6 Karakteristik UMKM pada program KUM3 di Baitulmaal Muamalata

No. Karakteristik Jumlahb

Presentase (%)

1. Jenis Usaha

Budidaya

Pengolahan

Perdagangan

Jasa

155

407

710

578

8

22

39

31

Jumlah 1 850 100

2. Usia

20 tahun-40 tahun

> 40 tahun

725

1124

40

60

Jumlah 1850 100

3. Lama usaha jijalankan

< 1 tahun – 2 tahun

> 2 tahun

726

1124

40

60

Jumlah 1850 100

4. Provinsi

Pulau jawa

Diluar pulau jawa

8

9

48

52

Jumlah 17 100

5. Menggunakan tenaga kerja

Ada

Tidak ada

640

1147

27

73

Jumlah 2427 100

6. Pola penyaluran

Mandiri

MPZ (Mitra Penghimpunan Zakat)

6

11

36

64

Jumlah 17 100 aSumber : Data sekunder 2011 (diolah);

b Orang

Berdasarkan Tabel 6, karakteristik peserta UMKM terbagi menjadi enam,

diantaranya adalah jenis usaha, usia, lama usaha yang dijalankan, provinsi,

penggunaan tenaga kerja dan pola penyaluran pembiayaan yang digunakan. Jenis

usaha yang banyak dijalankan oleh peserta KUM3 adalah disektor perdagangan.

Perdagangan yang dilakukan peserta terdiri atas perdagangan dalam bentuk

komoditi pertanian, membuka warung sembako, menjual pakaian maupun

peralatan rumaha tangga. Rata-rata peserta yang mengikuti program KUM3 di 16

provinsi di Indonesia memiliki umur di atas 40 tahun, lebih banyak berada di

wilayah luar pulau jawa, usaha yang dijalankan telah dilakukan lebih dari dua

tahun, tidak menggunakan tenaga kerja dan pola penyaluran yang digunakan

adalah MPZ dimana peserta usaha melakukan kerja sama dengan KJKS maupun

BMT di wilayah tersebut.

Selain memberikan pinjaman modal untuk peningkatan pendapatan UMKM,

peserta juga diberikan fasilitas pendampingan usaha, pembinaan agama, dan

Page 49: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

34

monitoring aktivitas usaha. Berikut penjelasan fasilitas yang diberikan untuk

peserta KUM3 BMM :

1. Pembinaan Agama

Hal terpenting dalam pembinaan adalah mampu menanamkan nilai-nilai dan

konsep pembinaan, khususnya dalam hal pembinaan akhlak melalui pengawasan

yang intensif dalam merubah kebiasaan sehari-hari khususnya dalam hal

beribadah. Parameter kekuatan iman dan taqwa yang dimaksud adalah terwujud

dengan aqidah yang baik (salimul aqidah), ibadah yang baik (solihul ibadah), dan

akhlaq yang baik (matinul khuluk). Model yang sedang diterapkan saat ini adalah

dengan membina ibadah yang diharapkan dapat meningkatkan usahanya.

Pemberdayaan secara bertahap kepada peserta mulai dari memberikan modal

yang bersifat shodaqoh, Pinjaman (tanpa bagi hasil), sampai pembiayaan

(Financing). Segala bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh BMM terhadap

para pesertanya harus berdasarkan akhlaq yang baik sehingga tidak terjadi saling

mendzolimi diantara kedua belah pihak. Setiap modal yang diberikan kepada

peserta (fakir atau miskin) akan diberi pendamping (Strategic Partnership) yang

tugasnya untuk pembinaan mustahik. Sedangkan untuk pengembangan usaha akan

bekerja sama dengan Bank Muamalat langsung. Setelah program sudah berjalan

maka pendamping usaha akan memberikan laporan tentang pengembalian modal

dari para peserta yang kemudian laporan ini akan menjadi data untuk report

kepada muzaki dari pihak BMM.

Pembinaan yang dilakukan oleh program KUM3 ini adalah untuk

meghasilkan peserta yang bisa lebih taat dan sholeh dalam menjalankan syariat

islam dan juga mempunyai usaha yang semakin berkembang sehingga

kesejahtraan para peserta dapat tercapai. Pembinaan yang dilakukan perlu adanya

kesinambungan, sehingga perlu melakukan pertemuan bersama yang rutin untuk

menguatkan tali silahturahmi, dimana pembahasan dari pembinaan tersebut adalah

tentang ibadah dan usaha. Dalam proses pembinaan perlu adanya perencanaan dan

target yang ingin dicapai bagi para peserta, adapun target untuk pertemuan antara

pendamping usaha dengan para mustahiknya dijelaskan pada Tabel 7 :

Tabel 7 Target pencapaian partisipasi ibadah pesertaa

No. Kegiatan

Pencapaian ibadahb

Juni July Agust Sep Okt Nov Des Jan Feb

1. Pertemuan 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2. Pelatihan 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3. Pengajian 4 4 4 4 4 4 4 4 4 aSumber : Data primer, 2012;

b Kali/bulan

Realisasi partisipasi peserta KUM 3 dalam memonitoring ibadah pada 16

provinsi di Indonesia di jelaskan pada Tabel 8.

Page 50: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

35

Tabel 8 Realisasi kehadiran ibadah peserta KUM3a

No. Wilayah Jumlah

Mustahikb

Rata-rata per minggu hadir dan skor ibadah

Hadirc

(%) Hadir (%) Ibadah

1 Padang 125 106 85 111

2 Bangka Belitung 125 48 38 51

3 Palembang 125 86 69 100

4 Lampung 125 102 81 68

5 DKI Jakarta 75 49 65 50

6 Bogor (Domba) 50 26 53 26

7 Garut 125 117 94 74

8 Tasikmalaya 125 80 64 51

9 Palangkaraya 125 81 65 44

10 Balikpapan 125 113 90 61

11 Samarinda 125 117 84 68

12 Pekalongan 125 100 77 64

13 DI Yogyakarta 125 79 63 38

14 Makasar 125 36 28 16

15 Jayapura 125 49 65 63

16 Sukabumi 75 47 63 71

17 Bogor 2 (Tajurhalang) 50 46 83 53

Total 1875 75 69 1 aSumber : Data sekunder (diolah) 2011;

b,c Orang.

Tabel 8 menunjukkan realisasi peserta terhadap monitoring ibadah, masih

banyak peserta yang kurang berpartisipasi. Wilayah yang kelompok pesertanya

masih rendah untuk hadir di pembinaan agama adalah wilayah Makassar dari 125

jumlah mustahik rata-rata yang hadir hanya 36 peserta. Sedangkan wilayah yang

paling tinggi rata-rata kehadiranya dalam pembinaan agama adalah wilayah Garut

dan Samarinda. Jumlah mustahik yang ada di wilayah tersebut masing-masing

125 mustahik dan rata-rata yang hadir adalah 117 peserta. Sisanya relatif stabil

artinya rata-rata standard tidak terlalu rendah dan tindak terlalu tinggi. Peserta

yang memiliki rata-rata kehadiran monitoring ibadahnya rendah dikarenakan

banyak peserta yang merasa sibuk dengan urusan yang lain di luar menjalankan

usaha. Sehingga peserta tersebut enggan untuk berpartisipasi.

Penyaluran dan Pengembalian Pembiayaan UMKM

Penyaluran pembiayaan UMKM di Baitulmaal Muamalat (BMM) tidak

menggunakan jaminan maupun anggunan. Peserta UMKM hanya harus mematuhi

tata tertib dan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh BMM. Lama pencarian dana

satu sampai tiga bulan. Adapun skim pembiayaan dari program KUM3 untuk

peserta UMKM dijelaskan pada Gambar 11.

Page 51: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

36

Muzaki

Laporan Ziswaf

Pembinaan Islam

Modal Usaha

Pendampingan usaha

Pengembangan usaha

Data base koordinasi

Gambar 11 Skim penyaluran pembiayaan di Baitulmaal Muamalat

Pada Gambar 11 penyaluran pembiayaan untuk peserta KUM3 yaitu BMM

menerima ziswaf dari muzaki (orang yang membayar zakat, infak, dan wakaf)

kemudian menyalurkannya kepada mustahik (orang yang menerima zakat,infak

dan wakaf) melalui program Komunitas Usaha Mikro Muamalat berbasis Masjid

(KUM3) dengan menggunakan sarana masjid sebagai basis pembinaan dan

pemgawasanya, kemudian fasilitas yang diberikan kepada peserta diantaranya

adalah pembinaan Islam, modal usaha, pendampingan usaha dan pengembangan

usaha.

Penjelasan mengenai penyaluran dan pengengembalian pembiayaan UMKM

di program KUM3 Baitulmaal Muamalat Tahun 2011 dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Pengajuan dan pencairan pembiayaan peserta UMKM pada program

KUM3 di Baitulmaal Muamalata

Wilayah Tgl

pengajuan

Tgl

Pencairan

Pengajuan dan Pencairan Pembiayaan

BMM

Dana danb

realisasi Mustahik

Alokasi

c

Padangsidempuan 28/11/11 27/01/12 233820800 125 100

Bangka Belitung 24/10/11 03/11/11 198506 800 125 100 Palembang 16/12/11 25/03/12 205256 000 125 100 Lampung 13/12/11 15/03/12 232 968 000 125 100 DKI Jakarta 24/10/11 28/11/11 130 790 600 75 100 Bogor (Domba) 28/10/11 09/11/11 100 000 000 50 100 Garut 10/11/11 30/11/11 186 321 000 125 100 Tasikmalaya 13/11/11 27/01/12 242 052 000 125 100 Palangkaraya 25/12/11 10/04/12 242 505 000 125 100 Balikpapan 10/11/11 27/01/12 223 102 000 125 100 Samarinda 24/10/11 10/11/11 238 672 000 140 100 Pekalongan 09/06/11 24/08/11 250 000 000 130 100 DI Yogyakarta 2810/11 29/11/11 244 330 000 125 100 Makasar 05/12/11 07/02/12 207 670 800 125 100 Jayapura 24/10/11 03/11/11 136 428 000 75 100 Sukabumi 13/11/11 28/11/11 147 550 000 75 100

Bogor (Tajurhalang) 13/11/11 07/02/12 90 000 000 55 100

Total 3 309 973 000 850 100 aSumber : Data sekunder (diolah) 2011

Keterangan :b Juta Rupiah (Rp);

c Presentase (%)

Masjid

Mustahik BMM

Page 52: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

37

Berdasarkan Tabel 9, pada Tahun 2011 total pengajuan dana untuk peserta

KUM3 di BMM sebesar 3 309 973 000. Wilayah yang paling besar pengajuan

pembiayaan adalah Pekalongan. Hal ini dikarenakan jenis usaha di wilayah

pekalongan selain berdagang adalah industri batik. Lama pencairan dana sesuai

dengan yang ditetapkan yaitu sekitar satu sampai dengan tiga bulan. Alokasi dana

100% diberikan kepada peserta usaha sesuai yang diajukan. Dalam penyaluran

pembiayaan untuk UMKM, peserta diwajibkan untuk melakukan iuran wajib,

infaq dan diharapkan dapat melakukan angsuran untuk mengganti pinjaman

pokok modal yang diberikan oleh BMM tanpa bagi hasil. Iuran wajib peserta

usaha nantinya akan digunakan untuk keperluan lain diluar usaha seperti untuk

mengadakan acara sosial, untuk biaya pengobatan peserta dan biaya tak terduga

lainnya. Sedangkan infaq dilakukan pada KJKS maupun BMT yang bermitra

dengan BMM di wilayah peserta, hal ini dilakukan agar peserta belajar untuk

berbagi, iuran dan infaq tersebut sebagai berkontribusi peserta KUM3 dengan

KJKS dan BMT setempat. Penjelasan mengenai realisasi angsuran pengembalian

pinjaman, iuran dan infaq yang dilakukan peserta KUM3 dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Pencairan dan angsuran pengembalian pembiayaan UMKM pada

program KUM3a

Wilayah Pencairan danab

Angsuranc

Sisa angsurand

Persentase(%)

Padangsidempuan 233 820 800 139 570 800 94 250 000 60

Bangka Belitung 198 506 800 83 071 000 115 435 800 42

Palembang 205 256 000 75 285 700 129 970 300 37

Lampung 232 968 000 57 187 500 175 780 500 25

DKI Jakarta 130 790 600 34 405 000 96 385 600 26

Bogor (Domba) 100 000 000 - 100 000 000 0

Garut 186 321 000 33 416 850 152 904 150 18

Tasikmalaya 242 052 000 33 336 700 208 715 300 14

Palangkaraya 242 505 000 9 425 000 233 080 000 4

Balikpapan 223 102 000 18 993 500 204 108 500 9

Samarinda 238 672 000 103 325 875 135 346 125 43

Pekalongan 250 000 000 13 700 000 236 300 000 5

DI Yogyakarta 244 330 000 7 022 000 237 308 000 3

Makasar 207 670 800 3 600 000 204 070 800 2

Jayapura 136 428 000 27 121 500 109 306 500 20

Sukabumi 147 550 000 42 312 500 105 237 500 29

Bogor

(Tajurhalang) 90 000 000 8 194 500 81 805 500 9

Total 3309 973 000 689 968 425 262 000 4575 20.25 aSumber : Data Sekunder (diolah) 2011;

Keterangan :b,c,d

Juta rupiah (Rp)

Tabel 10 menunjukkan peserta UMKM yang mengikuti program KUM3

dalam melakukan pinjaman modal masih belum efektif dalam mengangsur

pembiayaan yang telah diberikan. Hal ini terlihat pada wilayah Bogor yang

peserta mustahiknya berjumlah 110 tidak melakukan angsuran sama sekali. Selain

itu, usaha peserta dalam mengangsur pembiayaan menjadi penialaian bagi BMM

dalam menilai wilayah mana yang pesertanya aktif dalam melakukan angsuran

pinjaman modal. Untuk mengatisispasi ketidakefektifan peserta dalam

mengangsur, peran aktif pendamping sangat diperlukan. Pendamping harus

Page 53: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

38

memberikan masukan maupun motivasi, pengontrolan pengeluaran dalam

menjalankan usaha dan pengajaran terhadap usaha yang dijalankan oleh perserta

KUM3 agar peserta dapat mengangsur biaya pinjaman modal yang telah diberikan

oleh BMM. Gambaran mengenai kemampuan peserta KUM3 mengangsur

pinjaman modal yang diberikan BMM dijelaskan pada Gambar 12.

Gambar 12 Grafik presentase kemampuan peserta KUM3 dalam pengembalian

Pembiayaan.

Gambar 12 terlihat jika kemampuan peserta UMKM pada program KUM3

di tiap daerah masih belum stabil. Hanya beberapa wilayah yang dapat

mengangsur pinjaman modal dengan baik. Wilayah yang aktif membayar

angsuran dari 16 provinsi yang di bidik oleh BMM yaitu hanya wilayah

Padangsidempuan dan Samarinda. Walaupun BMM tidak mempermasalahkan

peserta mengangsur tidak tepat waktu, bukan berarti BMM mendiamkannya

begitu saja. BMM tetap melatih peserta berusaha untuk mengangsur pinjaman

modal yang diberikan. BMM tidak memberikan sangsi atau denda terhadap

peserta yang tidak aktif mengangsur, namun BMM lebih menekankan manfaat

yang akan didapat peserta apabila kelompoknya aktif untuk membayar angsuran

pinjaman modal usaha.

Analisis Laporan dan Kinerja Keuangan Baitulmaal Muamalat

Kondisi Keuangan Baitulmaal Muamalat

Sistem informasi akuntansi di Baitulmaal Muamalat merupakan sistem

akuntansi yang berbasis akuntansi dana. Hal ini terjadi karena Baitulmaal

Muamalat adalah lembaga nonprofit yang mengelola keuangannya berdasarkan

dana-dana yang diperoleh. Melalui metode observasi di Baitulmaal Muamalat

pusat dan studi pustaka bahan-bahan yang terkait, dikembangkan sebuah sistem

akuntansi yang berupaya untuk menyajikan laporan keuangan berkala seperti

0

10

20

30

40

50

60

70

Prese

nta

se (

%)

Wilayah

Kemampuan Peserta KUM3 mengangsur pinjaman modal

Page 54: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

39

laporan neraca, laporan sumber dan penggunaan dana, dan laporan arus kas.

Sistem Informasi Akuntansi ini dikembangkan dengan memperhatikan masalah

keamanan, kemudahan dan integritas data.

Iktisar kebijakan akuntansi

a) Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan BMM disusun atas modifisasi basis kas (modified cash

basis), yang merupakan bais akuntansi akuntansi komprehensif selain prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pengakuan penerimaan dicatat

sebagai penerimaan saat kas diterima dan pengeluaran saat kas dikeluarkan

untuk laporan sumber dan penggunaan dana. Sedangkan aktiva dan kewajiban

serta saldo dana dicatat berdasarkan akrual (accrual basis) yakni diakui saat

terjadinya transaksi yang menimbulkan hak dan kewajiban, dan yang

mempengaruhi laporan posisi keuangan.

b) Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Dalam laporan ini, pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah

berikut :

1. Perusahaan yang melalui satu atau perantara (intermediaries),

mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada dibawah

pengendalian bersama dengan perusahaan pelapor (termasuk holding

companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries).

2. Perusahaan asosiasi

3. Perusahaan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak

langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang

berpengaruh secara signifikan dan anggota keluarga dekat dari

perorangan tersebut. Yang dimaksudkan dengan anggota keluarga

dekat adalah mereka yang diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi

perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor.

4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai kewenangan dan

tanggung jawab untukmerencanakan, memimpin, dan mengendalikan

kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris,

direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga.

5. Perusahaan bilamana suatu kepentingan substansial dalam hak suara

dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang

yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham

utama dari perusahaan pelaporan dan perusahaanperusahaan yang

mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan

pelaporan.

c) Transaksi dengan mata uang asing

Transaksi dengan mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku

pada saat transaksi dilakukan.Pada tanggal laporan posisi keuangan, aktiva

dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan kedalam mata uang rupiah.

Laba atau rugi selisih kurs yang terjadi dibebankan dalam laporan perubahan

dana termanfaatkan pada operasi tahun berjalan.

d) Kas dan setara kas

Page 55: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

40

Kas dan setara kas didefinisikan sebagai saldo kas dan bank, serta investasi

jangka pendek yang sangat likuid dan dengan segera dapat dijadikan kas

dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai

yang signifikan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari

saldo kas dan bank, serta investasi jangka pendek dan jangka waktunya

kurang dari tiga bulan dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi

penggunaanya, serta dikurangi cerukan.

e) Piutang usaha

Piutang dicantumkan dengan nilai nominalnya.Yayasan tidak melakukan

penyisihan atas piutang atau cadangan untuk kemungkinan adanya piutang tak

tertagih.Apabila terdapat piutang yang benar-benar tak tertagih dihapus

bukukan pada periode yang bersangkutan.

f) Aktiva tetap

Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehannya (atau nilai revaluasi) setelah

dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan

menggunakan metode garis lurus (straight line method ), sebagai berikut :

Umur ekonomis

- Kendaraan 5 Tahun

- Inventaris kantor 4 Tahun

Biaya perbaikan dan pemeliharaan diakui sebagai beban pada saat terjadinya

pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aktiva dikapitalisasikan dan

disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan yang sesuai. Apabila aktiva tetap

tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi

penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, dan keuntungan atau

kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan dana termanfaatkan pada

operasi tahun berjalan.

g) Kewajiban

Kewajiban (hutang) dicantumkan dengan nilai nominalnya.Setiap

pembayaran (angsuran) hutangdialokasikan sebagai pelunasan hutang dan

pembayaran bunga atau bagi hasil.

h) Penerimaan dan penggunaan dana

Penerimaan dana diakui pada saat sejumlah kas dan setara kas atau dalam

bentuk lain. Penggunaan dana diakui berdasarkan masa manfaatnya atau basis

aktual.

Page 56: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

41

Rasio Kinerja Fiskal

Terdapat lima macam rasio keuangan yang ditunjukkan di Tabel 11.

Tabel 11 Rasio kinerja fiskal Baitulmaal Muamalat Tahun 2008 – 2011a

aSumber : Data sekunder (diolah) 2011

Tabel 11, terlihat hasil perhitungan analisis rasio secara keseluruhan

berfluktuasi dari tahun ketahun mengalami peningkatan namun juga mengalami

penurunan. Penjelasan mengenai tiap-tiap komponen dari kinerja fiskal yaitu :

1. Komponen pendapatan terhadap aset yaitu dimana 1 aset dibiayai oleh 0.35

rupiah di tahun 2008, 0.5 rupiah di tahun 2009, 0.8 rupiah di tahun 2010 dan

1.0 rupiah di tahun 2011 secara keseluruhan total mengalami kenaikan dari

0.35 sampai dengan satu. Kenaikan tersebut disebabkan oleh pendapatan

(penerimaan) dana yang didapat meningkat di tiap tahunnya, tahun 2008

penerimaan 11 082 551 787 meningkat menjadi 17 602 115 136 tahun 2009

meningkat menjadi 27 709 149 088 di tahun 2010, di tahun 2011 meningkat

jauh menjadi 32 963 485 441. Kinerja ada komponen pendapatan dan asset

yang di miliki BMM adalah baik.

2. Komponen pendapatan (penerimaan dana) terhadap biaya (beban) yaitu 1

biaya dibiayai oleh pendapatan (penerimaan). Tahun 2008 dimana 1 biaya

dibiayai oleh 1.19 rupiah pendapatan, 1 biaya dibiayai oleh 7.86 rupiah

pendapatan tahun 2009, 1 biaya dibiayai oleh 20.0 rupiah pendapatan tahun

2010, 1 biaya dibiayai oleh 24.0 rupiah tahun 2011. Berdasarkan hasil tersebut

secara keseluruhan nilainya meningkat setiap tahunya sehingga, kinerja pada

komponen ini baik. Peningkatan yang terjadi ada pada komponen pendapatan.

3. Komponen (Total pendapatan minus total biaya) dibagi dengan total

pendapatan dan (Total pendapatan minus total biaya) dibagi dengan total aset

merupakan profit dibagi biaya dan aset. Tren pada selisih dibagi pendapatan

mengalami kenaikan ditiap tahunnya. Hal ini menandakan kinerjanya baik

peningkatan tren tersebut dikarenakan peningkatan pendapatan. Pada selisih di

bagi total aset mengalami fluktuasi namun nilai tersebut relatif stabil. Hal ini

disebabkan jumlah pendapatan yang meningkat tiap tahunnya sedangkan

asetnya berfluktuasi.

4. Komponen aset bersih dibagi total aset adalah sebagai pembanding antara aset

bersih dan total aset. Hasil pada perhitungan tersebut mengalami penurunan

dari tahun 2008 sampai dengan 2010, tetapi di tahun 2011 mengalami

kenaikan. Berdasarkan tren tersebut, perbandingan antara aset tetap bersih dan

total aset tidak sebanding dimana aset bersih memiliki nilai lebih rendah dari

total aset yang ada.

Rasio Kinerja Fiskal 2008 2009 2010 2011

Total pendapatan dibagi total aset 0.35 0.5 0.8 1.0

Total pendapatan dibagi total biaya 1.19 7.86 20.0 24.0

(Total pendapatan minus total biaya) dibagi

total pendapatan 0.16 0.87 0.95 0.96

(Total pendapatan minus total biaya) dibagi

total aset 0.057 0.46 0.72 0.95

Aset tetap bersih dibagi dengan total aset 0.012 0.008 0.006 0.0031

Page 57: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

42

Rasio Efisiensi Program

Rasio ini terdapat satu macam rasio keuangan seperti yang ditunjukkan

dalam Tabel 12.

Tabel 12 Rasio efisiensi program Baitulmaal Muamalat Tahun 2008-2011a

aSumber : Data sekunder (diolah) 2011

Tabel 12 tampak bahwa dalam rasio efisiensi program secara keseluruhan

mengalami kenaikan, penurunan tidak terlalu rendah. Pada organisasi nirlaba,

nilai tersebut sudah efisien. Kenaikan yang terjadi menandakan jika

penghimpunan dana untuk memfasilitasi program yang di jalankan BMM

meningkat, hal ini membuktikan semakin banyak donator atau partisipasi

masyarakat yang menyalurkan ZISnya ke BMM. Kesimpulanya, BMM sudah

efisien dalam mengelola dana yang ada untuk kegiatan program.

Rasio Kinerja Investasi

Rasio ini terdapat satu macam rasio keuangan seperti yang ditunjukkan

dalam Tabel 13.

Tabel 13 Rasio kinerja investasi Baitulmaal Muamalat Tahun 2008-2011a

aSumber : Data sekunder (diolah) 2011

Pada Tabel 13 komponen kas dan setara kas dibagi dengan total aset

merupakan kemampuan BMM dalam membuat dana cadangan untuk berjaga-jaga

apabila ada biaya yang tidak terduga. Sehingga apabila ada pengeluaran yang

tidak terduga, akan menggunakan dana dari setara kas tersebut. Pada Tabel 13,

tren hasil dari perhitungan tersebut adalah stabil, setelah mengalami penurunan di

Tahun 2010 dan 2011 naik kembali. Hal ini menandakan jika BMM memiliki

dana cadangan yang besar dalam memenuhi kebutuhan aset maupun hal-hal yang

tidak terduga.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis rasio kinerja fiskal,efisiensi

program dan kinerja investasi, ketiga rasio tersebut trenya cenderung meningkat,

kalaupun menurun tidak meurun terlalu rendah. Secara keseluruhan, kinerja

keuangan BMM baik dan terbuka. Selain menjalin kerja sama dengan Bank

Muamalat Indonesia, BMM mempunyai cara-cara khusus dalam menarik donator

untuk menambah penerimaan dana dan mengelolanya. BMM harus

mempertahankan kinerja keuanganya dalam pengelolaan dana dan penyaluranya.

Melakukan inovasi dan terus melakukan program-program yang kreatif dan

berbeda dengan LAZ yang sudah ada. Penerimaan ZISWAF yang kemudian di

salurkan kepada yang berhak dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 di

jelaskan pada Gambar 13.

Rasio Efisiensi Program 2008 2009 2010 2011

Biaya program dibagi total biaya

0.81 0.79 0.98 1.0

Rasio Kinerja Investasi 2008 2009 2010 2011

Kas dan setara kas dibagi total aset 0.70 0.28 0.94 0.95

Page 58: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

43

Gambar 13 Grafik penyalurandana yang terhimpun di Baitulmaal Muamalat

Gambar 13 terlihat jika penyaluran dana yang terhimpun di Baitulmaal

Muamalat mengalami kenaikan ditiap tahunya. Hal ini di dapat dari jumlah

penyaluran dana dibagi dengan penerimaan dana yang ada. Tren peningkatan

tersebut menggambarkan penyaluran dana yang dimiliki oleh BMM telah

terdistribusi dengan baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Tahap-tahap yang dilakukan oleh BMM dalam pengguliran pembiayaan

untuk UMKM dalam program KUM3 yaitu sosialisasi, survey calon

peserta, Traning wajib kelompok dan pemberian pinjama modal usaha.

Selain memberikan pinjaman modal untuk peningkatan pendapatan UMKM,

peserta juga diberikan fasilitas pendampingan usaha, pembinaan agama, dan

monitoring aktivitas usaha. Realisasi target program KUM3 dari jumlah

masjid yang dijadikan media BMM dalam memonitoring usaha dan ibadah

para peserta UMKM mencapai lebih dari target yang ditargetkan BMM,

wilayah yang memiliki jumlah masjid yang lebih banyak dari target yang di

0.33

0.54

0.80

0.98

-

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

2008 2009 2010 2011

Penyaluran dana terhimpun

Page 59: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

44

tetapkan yaitu wilayah Balikpapan, sedangkan kelompok peserta dan jumlah

mustahik (fakir miskin) yang dibantu realisasinya tidak mencapai target

yang diharapkan. Selisih target jumlah kelompok yang terbentuk dan jumlah

mustahik adalah lima dan dua puluh lima peserta. Realisasi peserta terhadap

monitoring ibadah, masih banyak peserta yang kurang berpartisipasi.

Wilayah yang kelompok pesertanya masih rendah untuk hadir di pembinaan

agama adalah wilayah Makassar dari 125 jumlah mustahik rata-rata yang

hadir hanya 36 peserta. Sedangkan wilayah yang paling tinggi rata-rata

kehadiranya dalam pembinaan agama adalah wilayah Garut dan Samarinda.

Realisasi kemampuan pengembalian modal pinjaman pada program KUM3

di tiap daerah masih belum stabil. Hanya beberapa wilayah yang dapat

mengangsur pinjaman modal dengan baik. Wilayah yang aktif membayar

angsuran dari 16 provinsi yang di bidik oleh BMM yaitu hanya wilayah

Padangsidempuan dan Samarinda.

2. Berdasarkan hasil perhitungan analisis rasio kinerja fiskal, efisiensi program

dan kinerja investasi, ketiga rasio tersebut trenya cenderung meningkat,

kalaupun menurun tidak meurun terlalu rendah. Secara keseluruhan, kinerja

keuangan BMM baik dan terbuka penyaluran dana yang terhimpun di

Baitulmaal Muamalat mengalami kenaikan ditiap tahunya. Hal ini di dapat

dari jumlah penyaluran dana dibagi dengan penerimaan dana yang ada. Tren

peningkatan tersebut menggambarkan penyaluran dana yang dimiliki oleh

BMM telah terdistribusi dengan baik.

Saran

Beberapa saran yang dapat dijadikan masukan antara lain :

1. Sebaiknya dalam memonitoring usaha dan ibadah peserta program KUM3,

pendamping memberikan contoh atau panutan dari kelompok di wilayah lain

yang aktif dalam ibadah dan melakukan angsuran pembiayaan pinjaman agar

kelompok lain termotivasi serta memberikan penjelasan yang mudah diterima

oleh peserta seperti memberikan penjelasan acara yang menarik dantidak

monoton, menjelaskan manfaat dari kegiatan tersebut agar peserta aktif untuk

hadir dalam ibadah maupun aktif dalam mengembangkan usaha untuk

melakukan pengembalian angsuran pinjaman.

2. Pada kinerja keuangan BMM sudah baik dalam menghimpun dan penyaluran

dana sehingga BMM harus mempertahankan kinerjanya tersebut. Tetapi,

semakin banyaknya LAZ di Indonesia maka semain banyak pula pesaing dari

BMM. Untuk itu sebaiknya BMM melakukan kegiatan promosi yang lebih

kreatif, lebih banyak dalam menjalin kerja sama dengan perusahaan, sekolah,

yayasan maupun universitas agar dapat mengembangkan promosi lebih luas

lagi dengan media TV maupun media cetak. Membuat Tagline yang mudah

Page 60: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

45

diingat, membuat kegiatan secara langsung maupun tidak langsung ilmu

tentang ZISWAF agar masyarakat lebih mengerti dan memahami pentingnya

ZISWAF sehingga masyarakat mau menyalurkan sebagian hartanya pada

LAZ BMM.

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, S. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Gema Insani, Jakarta.

[BI] Bank Indonesia. 2007. Menjaga Stabilitas, Mendukung Pembangunan

Ekonomi Negeri.Laporan Perekonomian Indonesia 2007.Jakarta :

BankIndonesia.

BMT Network.2002.Aplikasi Konsep Syariah untuk Lembaga Keuangan Syariah.

BMT Network, Ungaran.

Eiodia Sharon CS. 2012. Analisis Kinerja Keuangan Organisasi Nirlaba. [Skripsi].

Semarang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Satya

Wacana.

Eriyanto. 2005. Pembiayaan Alternatif Sektor Agribisnis. Bogor : Seminar

Nasional Pengembangan Jarak Pagar Untuk Biodiesel dan Minyak Bakar.

Himmati A. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya

Pengambilan Pembiayaan dan Pembiayaan Macet pada KBMT Madani

Pulo Empang Bogor.[skripsi]. Bogor :Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor.

Jauhari, Adi Ahmadi. 2011. Analisis Faktor-faktor pembiayaan yang

Mempengaruhi Pembiayaan Bermasalah Pada Program Komunitas Usaha

Mikro Muamalat Berbasis Masjid. [tesis]. Jakarta : Program Studi Kajian

Timur Tengah Dan Islam Kekhususan : Ekonomi dan Keuangan Syariah,

Universitas Indonesia.

Jumanto, J.Supeno, dan A.Mustofa. 2007. Ikhtiar Tiada Batas: Refleksi Perjalanan

Pemikiran Manajemen Qur’ani H. Abdullah Yazid. BUS Graphic Lasem,

Lasem.

Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. 2012.

Data Statistik atau Informasi UMKM 2012.

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=ca

tegory&id=124:statistik-ukm-2012&Itemid=93 diakses tanggal 20 Agustus

2013.

Makhalul, Ilmi. 2002. Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah.

Jakarta : UI Press.

Nawawi H. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan

dan Industri. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nazir M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Page 61: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

46

Official Website diakses tanggal 2 Mei 2013 dengan alamat link

http://www.baitulmaal.net

Pratomo D. 2007.Strategi Lembaga Keuangan Mikro Syariah dalam

Mengembangkan Usaha Mikro kasus LKMS BMT Kube Sejahtera Unit

20, Sleman-Yogyakarta [tesis].Bogor :Sekolah Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor.

Ritchie, William J. and Robert W.Kolodinsky.2003.Nonprofit Organization

Financial Performance Measurement : An Evaluation of New and

Existing Financial Performance Measures,Volume13 No.4 page :367-381.

Wiley Periodical, Inc.

Rivai V & Andria PV. 2008. Islamic Financial Management. Jakarta : Raja

Grafindo Persada

Rodoni, Ahmad. 2008. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : PT. Bestari Buana

Murni.

Rudjito.2003. Sinergi Kebijakan dalam Mendorong Pertumbuhan UMKM.

http//www.apindo.or.id. [5 Mei 2013].

Saadah H. 2009. Penyaluran dan Pengembalian Kredit Pada Usaha Mikro Kecil

dan MenengahMelalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah.[skripsi].

Bogor: Ektensi Manajemen Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Soeharjo, A. 1991. Konsep dan Ruang Lingkup Agroindustri dalam Kumpulan

Makalah Seminar Agribisnis. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi

Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Suharto, S. 2008. Peran Permodalan BMT dalam Pemberdayaan Sektor UKM.

http://hndwibowo.blogspot.com/2008/06/peranan-permodalan-bmt-

dalam.html [4 Juni 2013]

Toto Tohir. 2004. Eksistensi Baitul Maal wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga

keuangan syariah di Indonesia. Jurnal hukum Pro Justitia.Volume XXII

FH Unisba.

Widodo H, Asmeldi M, dan Rimon. 1999. Bandung: Panduan Praktis

Operasional Baitul Maal wat Tamwil. Mizan.

Page 62: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

47

LAMPIRAN

Lampiran 1 Scoring board Program KUM3

Page 63: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

Lampiran 2 Hasil perhitungan analisis rasio dan perhitungan dana terhimpun

Jenis

Rasio

Rumus Tahun

2008 2009 2010 2011

Rasio

Kinerja

Fiskal

Total

pendapatan

dibagi total

aset

= 0.35

= 0.5

= 0.8

= 1.0

Total

pendapatan

dibagi total

biaya

= 1.19

= 7.86

= 20.0

= 24.0

(Total

pendapatan

minus total

biaya)

dibagi total

pendapatan

= 0.16

= 0.87

= 0.95

= 0.96

(Total

pendapatan

minus total

biaya)

dibagi total

aset

= 0.057

= 0.46

= 0.72

= 0.95

Aset tetap

bersih

dibagi total

asset

= 0.012

= 0.008

= 0.006

= 0.0031

48

Page 64: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

49

Jenis

Rasio

Rumus Tahun

2008 2009 2010 2011

Rasio

efisiensi

program

Biaya

program

dibagi total

biaya

= 0.81

=0.79

= 0.98

= 1.0

Rasio

kinerja

investasi

Kas dan

setara kas

dibagi total

aset

= 0.70

= 0.28

= 0.94

= 0.95

Lampiran 3 Perhitungan penyaluran dana terhimpun

No Rumus Tahun

2008 2009 2010 2011

1. jumlah penyaluran

dana dibagi dengan

penerimaan dana

= 0.33

= 0.54

= 0.80

= 0.98

Page 65: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

Lampiran 4 Laporan Keuangan Baitulmaal Muamalat 2008-2011

Page 66: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara
Page 67: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

52

Page 68: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

53

Page 69: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

54

Page 70: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

55

Page 71: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

56

Page 72: MEKANISME PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM DAN … · pinjaman oleh perbankan. Namun, saat ini Lembaga Amil Zakat (LAZ) berperan ... pinjaman pada ditiap daerah masih belum stabil. Secara

57

RIWAYAT HIDUP

Tria Lestari dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Mei 1990. Penulis

merupakan anak ke tiga dari pasangan Bapak Zulkifli Nampira dan Ibu Andi

Duraibah. Penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 252 Jakarta Timur pada

tahun 2002 dan lulus pada tahun 2005. Kemudian pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan di SMAN 59 Jakarta Timur dan lulus pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis diterima menjadi mahasiswa pada Program Keahlian

Manajemen Agribisnis Program Diploma Institut Pertanian Bogor melalui Jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2011 penulis melanjutkan studi ke

jenjang strata satu program Alih Jenis Departemen Agribisnis IPB.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif menjadi anggota Agrimovie

dan kepanitiaan fieldtrip di Diploma IPB tahun ajaran 2009/2010. Bulan April

2011 penulis melaksanakan Praktek Lapang di Peternakan Primafit Bogor dengan

membuat laporan kajian perkembangan bisnis dengan judul Pembukaan Lahan

Hijauan Makanan Ternak.