Mekanisme Pasar Dalam Islam
-
Upload
ririn-zendika -
Category
Documents
-
view
33 -
download
3
description
Transcript of Mekanisme Pasar Dalam Islam
“MEKANISME PASAR DALAM ISLAM”Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas individu mata kuliah
Ekonomi Islam
Dosen Pengampu :
Adib Faishol, M.Pd.
DISUSUN OLEH :
RIRIN SUSILOWATI (1362205)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
REGULER B 2013
STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG
2015
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Pembahasan......................................................................................1
C. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Pasar........................................................................................2
B. Mekanisme Pasar Dalam Islam.................................................................2
C. Dasar Pemikiran........................................................................................3
D. Pasar Menurut Para Ulama Klasik............................................................3
1. Menurut Abu Yusuf (731-798)..............................................................3
2. Menurut Abdul Hamid Al-Ghazali (1058-1111)...................................4
3. Menurut Ibnu Taimiyah (1263-1328)....................................................4
4. Mekanisme Pasar Menurut Ibn Khaldun (1332-1383 M).....................5
E. Pasar Pada Zaman Khulafaurrasyidin.......................................................5
F. Prinsip-Prinsip Mekanisme Pasar Islam....................................................6
G. Intervensi Harga Islami.............................................................................8
H. Hisbah Dan Pengawasan Pasar.................................................................9
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
A. Kesimpulan......................................................................................10
B. Saran................................................................................................10
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN.....................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna dan dinamis, hal ini dikarenakan
islam mengatur seluruh aspek kehidupan baik itu yang bersifat aqidah
maupun muamalah (jual beli).
Pasar merupakan jantung perekonomian bangsa, maju mundurnya
perekonomian sangat bergantung kepada kondisi pasar. Pentingnya pasar
sebagai wadah aktifitas tempat jual beli tidak hanya dilihat dari fungsinya
secara fisik, namun aturan, norma dan yang terkait dengan masalah pasar.
Dengan fungsi di atas, pasar jadi rentan dengan sejumlah kecurangan dan
juga perbuatan ketidakadilan yang menzalimi pihak lain. Karena peran pasar
penting dan juga rentan dengan hal-hal yang dzalim, maka pasar tidak
terlepas dengan sejumlah aturan syariat, yang antara lain terkait dengan
pembentukan harga dan terjadinya transaksi di pasar. Dalam istilah lain dapat
disebut sebagai mekanisme pasar menurut Islam dan intervensi pemerintah
dalam pengendalian harga.
B. Tujuan Pembahasan
Melihat pentingnya pasar dalam Islam bahkan menjadi kegiatan yang
terakreditasi serta berbagai problem yang terjadi seputar berjalannya
mekanisme pasar dan pengendalian harga, maka pembahasan tentang tema
ini menjadi sangat menarik dan urgen untuk kami bahas.
Adapun mekanisme pasar islam ini juga merupakan suatu solusi bagi
mekanisme pasar konvensional yang membenarkan praktek monopolistic rent
yakni mengambil keuntungan di atas keuntungan normal, sedangkan pada
sistem mekanisme pasar islam sendiri hal ini sangat dilarang.
C. Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian Pasar ?
2. Bagaimana mekanisme pasar dalam Islam ?
3. Apa prinsip-prinsip dalam pasar menurut Islam ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur,
hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan
tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang
dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini
merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang
memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan
sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua
orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga
orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu
dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala
geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang
dan jasa yang diperdagangkan.
B. Mekanisme Pasar Dalam Islam
Ekonomi Islam memandang bahwa pasar, negara, dan individu berada
dalam keseimbangan (iqtishad), tidak boleh ada sub-ordinat, sehingga salah
satunya menjadi dominan dari yang lain. Pasar dijamin kebebasannya dalam
Islam. Pasar bebas menentukan cara-cara produksi dan harga, tidak boleh ada
gangguan yang mengakibatkan rusaknya keseimbangan pasar. Namun dalam
kenyataannya sulit ditemukan pasar yang berjalan sendiri secara adil (fair).
Distorasi pasar tetap sering terjadi, sehingga dapat merugikan para pihak.
Konsep makanisme pasar dalam Islam dapat dirujuk kepada hadits
Rasululllah Saw sebagaimana disampaikan oleh Anas RA, sehubungan
dengan adanya kenaikan harga-harga barang di kota Madinah. Dengan hadits
ini terlihat dengan jelas bahwa Islam jauh lebih dahulu (lebih 1160 tahun)
mengajarkan konsep mekanisme pasar dari pada Adam Smith.
“Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika
itu mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata: “ya Rasulullah
hendaklah engkau menetukan harga”. Rasulullah SAW.
berkata:”Sesungguhnya Allah-lah yang menetukan harga, yang menahan dan
2
3
melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku harapkan bahwa kelak aku
menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntutku
tentang kezaliman dalam darah maupun harta.”
Menurut pakar ekonomi Islam kontemporer, teori inilah yang
diadopsi oleh Bapak Ekonomi Barat, Adam Smith dengan nama teori
invisible hands. Menurut teori ini, pasar akan diatur oleh tangan-tangan tidak
kelihatan (invisible hands). Bukankah teori invisible hands itu lebih tepat
dikatakan God Hands (tangan-tangan Allah).
Oleh karena harga sesuai dengan kekuatan penawaran dan permintaan
di pasar, maka harga barang tidak boleh ditetapkan pemerintah, karena
ketentuan harga tergantung pada hukum supply and demand.
Namun demikian, ekonomi Islam masih memberikan peluang pada kondisi
tertentu untuk melalukan intervensi harga (price intervention) bila para
pedagang melakukan monopoli dan kecurangan yang menekan dan
merugikan konsumen.
C. Dasar Pemikiran
Diceritakan dari ibn umar, dari Rasulullah SAW sesunnguhnya
Rasulullah SAW bersabda: “jika ada dua orang yang saling berakad, masing-
masing mereka mempunyai khiyar selagi belum berpisah. Atau jika salah
satunya memilih maka jual beli itu jadi dengan pilihan tersebut. Dan jika
berpisah keduanya maka jual beli itu sudah jadi ”
D. Pasar Menurut Para Ulama Klasik
1. Menurut Abu Yusuf (731-798)
Abu Yusuf menyatakan, “Tidak ada batasan tertentu tentang murah
dan mahal yang dapat dipastikan. Murah bukan karena melimpahnya
makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan kelangkaan makanan.
Murah dan mahal adalah ketentuan Allah. Kadang-kadang makanan
berlimpah, tetapi tetap mahal dan kadang-kadang makanan sangat sedikit
tetapi murah.” (Abu Yusuf, Kitab Al-Kharaj Beirut: Dar al-
Ma’rifah,1979,hlm.48)
Abu Yusuf menegaskan bahwa ada variabel lain yang
mempengaruhi, tetapi dia tidak menjelaskan lebih rinci. Bisa jadi
4
variabel itu adalah pergeseran dalam permintaan atau jumlah uang yang
beredar disuatu negara, atau penimbunan dan penahanan barang, atau
semua hal tersebut.
2. Menurut Abdul Hamid Al-Ghazali (1058-1111)
Al-Ghazali mengatakan “Dapat saja petani hidup dimana alat-alat
pertanian tidak tersedia. Sebaliknya, pandai besi dan tukang kayu hidup
dimana lahan pertanian tidak ada. Namun secara alami, mereka akan
saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Dapat pula terjadi tukang
kayu membutuhkan makanan,tetapi petani tidak memerlukan alat-alat
tersebut atau sebaliknya. Keadaan ini menimbulkan masalah. Oleh,
karena itu, secara alami pula orang-orang akan terdorong untuk
menyediakan tempat peyimpanan alat-alat di satu pihak dan tempat
penyimpanan hasil pertanian di pihak lain.Tempat inilah yang kemudian
didatangi pembeli sesuai dengan kebutuhannya masing-masing sehingga
terbentuklah pasar. Petani,tukang kayu, dan pandai besi yang tidak dapat
langsung melakukan barter, juga terdorong pergi kepasar ini. Bila
dipasar juga tidak ditemukan orang yang mau melakukan barter, ia akan
menjual pada pedagang dengan harga yang relatif murah untuk
kemudian disimpan sebagai persediaan. Pedagang kemudian menjualnya
dengan suatu tingkat keuntungan. Hal ini berlaku untuk setiap jenis
barang.” (Ihya Ulumuddin, III:227)
3. Menurut Ibnu Taimiyah (1263-1328).
Ketika masyarakat pada masanya beranggapan bahwa peningkatan
harga merupakan akibat dari ketidakadilan dan tindakan melanggar
hukum dari pihak penjual atau mungkin sebagai akibat manipulasi pasar,
Taimiyah langsung membantahnya. Dengan tegas, ia mengatakan bahwa
harga ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
Ia menyatakan bahwa naik dan turunnya harga tidak selalu disebabkan
oleh tindakan tidak adil dari sebagian orang yang terlibat transaksi. Bisa
jadi penyebabnya adalah penawaran yang menurun akibat inefisiensi
produksi, penurunan jumlah impor barang-barang yang diminta atau juga
tekanan pasar. Karena itu, jika permintaan terhadap barang meningkat,
5
sedangkan penawaran menurun, harga barang tersebut akan naik. Begitu
pula sebaliknya. Kelangkaan dan melimpahnya barang mungkin
disebabkan dengan tindakan yang adil atau mungkin juga karena
tindakan yang tidak adil (Ibnu Taimiyah, Majmu Fatawa Shaykh al-
Islam, VIII:583).
Menurut Taimiyah, penawaran bisa datang dari produksi domistik
dan impor. Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai
peningkatan atau penurunan dalam jumlah barang yang ditawarkan,
sedangkan permintaan sangat ditentukan oleh selera dan pendapatan.
Besar-kecilnya kenaikan harga bergantung pada besarnya perubahan
penawaran dan atau permintaan. Bila seluruh transaksi sudah sesuai
aturan, kenaikan harga yang terjadi merupakan kehendak Allah (Ibnu
Taimiyah, al-hisbah fi al-Islam, 24)
4. Mekanisme Pasar Menurut Ibn Khaldun (1332-1383 M)
Ibn Khaldun sangat menghargai harga yang terjadi dalam pasar
bebas, namun ia tidak mengajukan saran-saran kebijakan pemerintah
untuk mengelola harga. Ia lebih banyak memfokuskan kepada faktor-
faktor yang mempengaruhi harga.Hal ini tentu saja berdeda dengan Ibn
Taimiyah yang dengan tegas menentang intervensi pemerintah sepanjang
pasar berjalan dengan bebas dan normal.
Ibnu Khaldun juga menjelaskan mekanisme penawaran dan permintaan
dalam menentukan harga keseimbangan. Menurut dia, keuntungan
yang wajar akan mendorong tumbuhnya perdagangan, sedangkan
keuntungan yang sangat rendah akan membuat lesu perdagangan karena
pedagang kehilangan motivasi. Sebaliknya, bila pedagang mengambil
keuntungan sangat tinggi, juga akan membuat lesu perdagangan karena
lemahnya permintaan konsumen (ibid, 340-341)
E. Pasar Pada Zaman Khulafaurrasyidin
Kebijakan ekonomi di masa Khulafaurrasyidin secara prinsip
sesungguhnya meneruskan kebijakan yang dilaksanakan Rasulullah.
Penyempurnaan dilakukan di sana sini sebagai bagian dari proses kemajuan
dan mengantisipasi keadaan.
6
Pada masa Abu Bakar mislanya, tidak ada hal yang terlalu menonjol
kecuali sikap Abu Bakar yang sangat tegas terhadap satu kaum yang tidak
bersedia membayar zakat. Kebijakan Abu Bakar ini tidak ada hubungannya
dengan mekanisme pasar.
Di masa Umar bin Khattab pernah terjadi kenaikan harga gandum di
pasar Madinah. Ini terjadi karena pasokan melemah, bisa jadi karena gagal
panen di sejumlah wilayah pemasok gandum. Untuk mengembalikan harga
pada keseimbangan normal, Umar mengimpor gandum dari Mesir, dan
memasoknya ke pasar. Intervensi pasokan ini dikuti dengan aktifnya lembaga
hisbah yang sudah dibentuk ketika itu untuk mengawasi pihak-pihak yang
bermain di pasar agar tidak berlaku curang. Intervensi permintaan pun
dilakukan dengan menanamkan sikap sederhana dan menjauhkan sikap boros
dalam berbelanja (Karim, 2001). Umar bisa melakukan langkah antisipasi
yang cepat dan tepat karena ia selalu berusaha mendapatkan informasi harga,
termasuk harga barang-barang yang sulit dijangkau
Utsman bin Affan dikenal sebagai seorang yang jujur dan saleh dan
lemah lembut, meskipun saat menjabat ia telah berusia tua. Pada awalnya ia
mengikuti kebijakan Umar, namun lambat laun ketika menghadapi sejumlah
hadangan, ia mulai menyimpang dari garis kebijakan Umar. Penyimpangan
itu membawa pengaruh yang kurang baik pada dirinya sendiri dan islam pada
umumnya.
Berbeda dengan Umar yang gigih memperoleh harga pasar, Ustman
memantau situasi pasar melalui diskusi dengan sejumlah sahabat di masjid.
Pada masa Ali bin Abi Thalib tidak ada kisah khusus yang terkait dengan
mekanisme pasar. Tampaknya ia melanjutkan kebijakan yang telah ditempuh
pendahulunya.
F. Prinsip-Prinsip Mekanisme Pasar Islam
Dalam konsep mekanisme pasar islam penentuan harga dilakukan
oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan
penawaran.Adapun prinsip-prinsip mekanisme pasar islam adalah:
1. Ar-Ridha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar
kerelaan antara masing-masing pihak.
7
2. Berdasarkan persaingan sehat. Mekanisme pasar akan terhambat bekerja
jika terjadi penimbunan (ihtikar) atau monopoli. Monopoli dapat diartikan,
setiap barang yang penahanannya akan membahayakan konsumen atau
orang banyak.
3. Kejujuran, islam melarang tegas melakukan kebohongan dan penipuan
dalam bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan berdampak
langsung kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam perdagangan
dan masyarakat secara luas.
4. Keterbukaan serta keadilan, pelaksanaan prinsip ini adalah transaksi yang
dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam pengungkapan kehendak
dan keadaan yang sesungguhnya.
Islam mengatur agar persaingan di pasar dilakukan dengan adil,
setiap bentuk yang dapat menimbulkan ketidakadilan itu dilarang yakni
seperti:
a. Talaqqi rukban, dilarang karena pedagang yang menyongsong di
pinggir kota mendapat keuntungan dari ketidaktahuan penjual dari
kampung akan harga yang berlaku di kota.
b. Mengurangi timbangan dilarang, karena barang dijual dengan harga
yang sama untuk jumlah yang lebih sedikit.
c. Menyembunyikan barang yang cacat dilarang, karena penjual
mendapat harga yang baik untuk kualitas yang buruk.
d. Menukar kurma kering dengan kurma basah dilarang, karena takaran
kurma basah ketika kering bisa jadi tidak sama dengan kurma kering
yang ditukar.
e. Menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan dua takar kurma
kualitas sedang dilarang, karena kualitas kurma mempunyai harga
pasarnya.
f. Transaksi najasy dilarang, karena sipenjual menyuruh orang lain
memuji barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain
tertarik.
8
g. Ikhtikar dilarang, yaitu mengambil keuntungan diatas keuntungan
normal dengan menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih
tinggi.
h. Ghaban faa-hisy (besar) dilarang, yaitu menjual diatas harga pasar.
G. Intervensi Harga Islami
Dalam rangka melindungi hak pembeli dan penjual, islam
membolehkan bahkan mewajibkan pemerintah melakukan intervensi harga
bila kenaikan harga disebabkan adanya distorsi terhadap penawaran dan
permintaan murni. Khulafaur Rasyidin pun pernah melakukan intervensi
harga. Umar Bin Khattab RA ketika mendatangi suatu pasar dan menemukan
bahwa Habib bin Abi Balta menjual anggur kering pada harga di bawah
harga pasar. Umar RA langsung menegurnya: “naikkan hargamu atau
tinggalkan pasar kami”. Ada beberapa factor yang membolehkan intervensi
harga antara lain :
1. intervensi pasar menyangkut kepentingan masyarakat yaitu melindungi
penjual dalam profit margin sekaligus melindungi pembeli dalam hal
purchasing power.
2. Intervensi harga mecegah terjadinya ikhtikar atau ghaban faa-hisy.
3. Intervensi harga melindungi kepentingan masyarakat lebih luas karena
pembeli biasanya mewakili masyarakat yang lebih luas, sedangkan penjual
mewakili kelompok masyarakat yang lebih kecil.
Menurut Ibn Taimiyah ada beberapa kondisi yang mengharuskan
pemerintah melakukan intervensi harga, yaitu :
1. Produsen tidak mau menjual barangnya kecuali pada harga yang lebih
tinggi daripada harga umum pasar, padahal konsumen membutuhkan
barang tersebut. Dalam keadaan ini pemerintah dapat memaksa produsen
untuk menjual barangnya dan menentukan harga (intervensi harga) yang
adil.
2. Produsen menawarkan barang pada harga yang terlalu tinggi menurut
konsumen, sedangkan konsumen meminta pada harga yang terlalu rendah
menurut produsen. Dalam keadaan ini pemerintah harus melakukan
intervensi harga dengan mendorong konsumen dan produsen melakukan
9
musyawarah untuk menentukan harga yang didahului dengan tindakan
investigasi atas demand, supply, biaya produksi lainnya. Selanjutnya
pemerintah menetapkan harga tersebut sebagai harga yang berlaku.
3. Pemilik jasa, misalnya tenaga kerja, menolak bekerja kecuali pada harga
yang lebih tinggi daripada harga pasar yang berlaku (the prevailing market
price), padahal masyarakat membutuhkan jasa tersebut. Maka pemerintah
dapat menetapkan harga yang wajar (reasonable price) dan memaksa
pemilik jasa untuk memberikan jasanya.
H. Hisbah Dan Pengawasan Pasar
Ajaran Islam tidak hanya mengatur tentang mekanisme pasar, transaksi
dan perdagangan, namun Islam juga menyediakan mekanisme pengawasan
(pengawasan pasar) agar tercipta law enforcement terhadap aturan-aturan
tersebut. Lembaga yang bertugas dalam mengawasi pasar adalah Hisbah.
Hisbah menurut Imam Mawardi dan Abu Ya’la merupakan sistem untuk
memerintahkan yang baik dan adil jika kebaikan dan keadilan secara nyata
dilanggar atau tidak dihormati, selain itu lembaga ini juga melarang
kemungkaran dan ketidakadilan ketika hal tersebut secara nyata sedang
dilakukan. Hisbah mulai dilembagakan secara resmi pada masa pemerintahan
Ummar bin Khattab dengan cara “menunjuk seorang perempuan untuk
mengawasi pasar dari tindakan-tindakan penipuan”
Para intelektual muslim membagi pengawasan pasar ini dalam dua
jenjang, yaitu internal yang berpusat dari pemahaman personal terhadap
syari’at terkait dengan transaksi, perdagangan dan segala hal berkenaan
dengan mekanisme pasar yang bersumber dari Al-Qur’an, Al-Hadis dan
pendapat para ulama. Sementara pengawasan secara eksternal dilakukan oleh
pemerintah maupun lembaga lainnya di luar diri para pelaku pasar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas yang menjadi titik pentingnya adalah bahwa
regulasi pasar dalam islam adalah dimaksudkan agar terjaganya hak dari
semua pihak, baik pembeli maupun penjual. Untuk itu perlu ditekankan
disini bahwa aspek utama dalam ekonomi islam termasuk dalam system
pasar adalah aspek moralitas. Beberapa aspek itu menyangkut persoalan
integritas, akuntabilitas, dan profesionalitas bila diterapkan dalam
pelaksanaan system moder saat ini.
Yang tak kalah penting dari persoalan regulasi adalah komitmen
islam dalam menegakkan aturan-aturan itu dengan memberlakukan institusi
hisbah, yang memiliki tanggungjawab dan wewenang dalam pengawasan
pasar, bahkan lembaga hisbah atau wilayatul hisbah dapat berlaku pada
persoalan-persoalan lain yang lebih universal, seperti kesejahteraan,
terpenuhinya fasilitas umum dan terjaganya hukum.
Demikian pemaparan makalah ini semoga dapat menjadi tambahan
khazanah pengetahuan kita dan modal pengembangan ekonomi islam
terutama dan masalah pasar baik yang bersifat tradisional, modern maupun
dalam implementasinya di dalam wilayah pasar modal.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, tentunya makalah
ini masih banyak kekurangan serta kesalahan-kesalahan baik itu tata cara
penulis ataupun pembahasan di dalamnya.Untuk itu segenap kritik dan saran
sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian demi tersempurnanya
makalah kami berikutnya. Terima kasih.
10
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, Ed. 3, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007.
Islabi A. A, Dr. Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah. Surabaya: PT Bina Ilmu
Offset. 1997.
Jusmaliani dkk, 2005, Kebijakan Ekonomu Dalam Islam, Kreasi Wacana,
Jogyakarta.
Kahf, Monzer, Ph.D. Ekonomi Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 1978.
Karim, Adi Warman. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: IIT Indonesia, 2003
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII Yogyakarta.
Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008.
Supriyatno. Ekonomi Mikro Perspektif Islam. Malang: UIN Malang Press, 2008.
http://pemikiran-ibnu-taimiyyah-tentang-mekanisme-pasar-dalam-ekonomi-islam/
http://hafidzalbadar.blog.uns.ac.id/mekanisme -pasar-dan-regulasi-harga-menurut-
ibnu- taimiyah
http://id.wordpress.com/tag/mekanisme -pasar-islam
http://suud83.wordpress.com/2009/03/27/mekanisme-pasar-islami-dan-
pengendalian-harga/
http://pemikiran-ibnu-taimiyyah-tentang-mekanisme-pasar-dalamekonomi-islam/
11
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Apa yang dimaksud dengan ghaban faa-hisy ?
Jawaban : dilarang menjual diatas harga pasar. Misal si pembeli kedua
berkata pada si penjual yang masih berada dalam tenggang khiyar (bisa
memutuskan melanjutkan transaksi atau membatalkannya) dengan pembeli
pertama, “Mending kamu batalkan saja transaksimu dengan pembeli pertama
tadi. Saya bisa beli dengan harga lebih tinggi dari yang ia beli.” Si pembeli
dalam kondisi ini berani membayar dengan harga lebih tinggi sehingga
penjual berani membatalkan transaksi dengan pembeli pertama.
2. Apa yang dimaksud dengan Talaqqi rukban ?
Jawaban : menyongsong khalifah di luar kota. Dengan demikian pedagang
mendapat keuntungan dari ketidaktahuan khalifah yang baru datang dari luar
kota terhadap situasi pasar. Maksudnya ialah kegiatan pedagang dengan cara
menyongsong pedagang desa yang membawa barang dagangan di jalan
(menuju pasar). Praktek ini juga termasuk makan harta dengan cara yang
bathil, karena si pedagang desa tidak tahu harga pasar yang sesungguhnya.
3. Apa yang dilakukan oleh pemerintah apabila terjadi suatu kenaikan
harga akibat kelangkaan barang yang berada dipasaran? Dan
bagaimana bentuk pencegahannya ?
Jawaban : Kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan
distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang
meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini
atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal
dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-
penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang
baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.
Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya
masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam,
cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi
spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang
12
13
terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada
distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang
sangat penting.
Cara mencegahnya : diperlukan Peranan penting sektor produksi barang
kebutuhan masyarakat, kepentingan sektor produksi adalah meningkatkan
jumlah produksi barang-barang kebutuhan masyarakat pada saat terjadinya
peningkatan konsumsi masyarakat.
4. Ketika disebuah wilayah sedang terjadi suatu krisis atau bencana yang
mengakibatkan para pengusaha ingin menaikkan harga barang-barang
sedangkan para masyarakat merasa kesulitan untuk membeli barang
tersebut. Lalu bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi
permasalahan ini ?
Jawaban : Untuk pemerintah, masalah-masalah yang diakibatkan oleh
adanya kenaikan harga ini adalah masalah yang menjadi tanggung jawab dari
pemerintah, itu seharusnya. Rakyat miskin yang terkena musibah bertambah
penderitaannya akibat kenaikan harga adalah tanggung jawab pemerintah
untuk mengatasinya. Berikutnya, pabrik atau bisnis-bisnis yang bangkrut atau
terjadinya pengurangan pekerja yang berarti terciptanya pengangguran maka
hal ini adalah masalah ekonomi makro yang menjadi masalah pada
pemerintah.Dalam mensiasati kenaikan harga maka konsumen dapat
menggunakan barang subtitusi. Barang subtitusi adalah barang yang dapat
mengganti fungsi dari barang lain. Konsumen dapat membeli barang subtitusi
dan menurunkan pembelian terhadap barang yang mengalami kenaikan harga.
Contoh : terjadi kenaikan harga tahu. Maka para konsumen tahu dapat
menurunkan pembelian terhadap tahu dan untuk menutupi kerugian karena
berkurangnya tahu yang dibeli maka dapat dibeli barang subtitusinya.
Misalnya menurunkan pembelian tahu dan membeli telur. Atau jika terjadi
kenaikan harga minyak goreng maka mengalihkan membuat masakan yang
jenis gulai. Konsumen dituntut kreatif dalam mensiaati kenaikan harga. Atau
bila terjadi kenaikan terhadap beras maka konsumen dapat menurunkan
membeli beras dan meningkatkan pembelian barang subtitusi seperti ubi ,
menambah sayur-sayuran, atau beras dijadikan lontong. Orang miskin dengan
14
penderitaannya akibat kenaikan harga beras malah dapat berpikir kreatif
otaknya untik membuat nasi aking.
5. Apa perbedaan mekanisme pasar modern dengan mekanisme pasar yang
dikemukakan oleh Ibnu Taimiyah ?
Jawaban :Ibnu Taimiyah memiliki sebuah pemahaman yang jelas tentang
bagaimana, dalam suatu pasar bebas, harga ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran. Ia menyatakan, “N aik dan turunnya harga tidak
selalu diakibatkan oleh kezaliman orang-orang tertentu. Terkadang, hal
tersebut disebabkan oleh kekurangan produksi atau penurunan impor barang-
barang yang diminta. Oleh karena itu, apabila permintaan naik dan penawaran
turun, harga-harga naik. Di sisi lain, apabila persediaan barang meningkat
dsan permintaan terhadapnya menurun, harga pun turun, kelangkaan atau
kelimpahan ini bukan disebabkan oleh tindakan orang-orang tertentu.
6. Langkah apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi apabila terjadi
ketidak-adilan dalam pasar (monopoli pasar). Apa peran pemerintah
dalam hal ini ?
Jawaban : Ketidak adilan bisa terjadi, jika ada praktik monopoli atau ada
pihak-pihak yang mempermainkan harga atau ada cengkraman dari
pengusaha yang kecil dan lemah. Jika pasar tidak berlaku sempurna atau
dipermainkan oleh pedagang-pedagang bermodal kuatyang hanya
mengutamakan laba semata tanpa peduli terhadap kesejahteraan dan
kepentingan orang lain.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan kesejahteraan dalam masyarakat
diperlukan suatu strategi., yaitu:
1. Suatu mekanisme filter yang disepakati masyarakat, yaitu Moral, dengan
mengubah skala preferensi individu sesuai dengan tuntutan khilafah dan
adalah,
2. Suatu sistim motivasi yang kuat untuk mendorong individu agar berbuat
sebaik-baiknya bagi kepentingannya sendiri dan masyarakat, dengan dasar
pertanggung jawaban kepada Tuhan dan Hari Akhir.
3. Suatu peran pemerintah yang berorientasi tujuan yang positif dan kuat.