Mekanisme kerja dari implant.docx

download Mekanisme kerja dari implant.docx

of 5

description

implan

Transcript of Mekanisme kerja dari implant.docx

IMPLAN

Mekanisme kerja dari implantImplan yang mengandung progestin menyebabkan tebentuknya mucus serviks yang kental, sedikit, seluler, dan menghambat perjalanan sperma dengan mengubah motilitas tuba falopi. Kapasitasi sperma mungkin juga terhambat. Seperti estrogen, progestin menyebabkan endometrium menjadi kurang memungkinkan untuk implantasi blastokista. Akhirnya progestin juga dapat bekerja melalui inhibisi umpan balik pada hipotalamus untuk menekan GnRH dan sekresi gonadotropin plasma, sehingga menghambat ovulasi (Cunningham et al, 2005) ; (Neal M.J, 2006).

Jenis-Jenis Implant Progestin1. Levonorgestrel implants Norplant : 6 wadah silastik. Setiap wadah memiliki panjang 34 mm, diameter 2,4 mm, dan mengandung 36 mg Levonorgestrel. Dapat bekerja hingga 5 tahun Norplant-2 : 2 wadah silastik. Dapat bekerja hingga 3 tahun2. Etonogestrel implants Implanon : 1 wadah silastik. Mengandung 68 mg Progestin Etonogestrel(Cunningham et al, 2010).

Keuntungan ImplantEfektivitas kontrasepsi ini yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama merupakan sebuah keuntungan. Dalam penggunan implant itu sendiri, sama sekali tidak menggangu hubungan suami istri (coitus) dan tidak menggunakan estrogen eksogen sehingga tidak ada efek samping yang berkaitan dengan proksi ASI. Yang utama, setelah penghentian pemakaian, fertilitas pulih degan segera (Cunningham et al, 2005) ; (Samra-Latif et al, 2011).Kerugian ImplantKerugian dari implant hampir identik dengan kerugian dari progestin oral. Konje (1992) melaporkan bahwa setelah pemakaian 6 bulan , kadar glukosa dan insulin mengalami perubahan bahkan pada wanita nondiabetik. Mereka menyatakan bahwa perubahan ini tidak bermakna pada wanita normal, tetapi mungkin mengkhawatirkan pada orang yang berpotensi untuk diabetes. Perdarahan uterus yang tidak teratur jelas-jelas menjadi kekurangan dan dapat berupa amenorea, spotting, breakthrough bleeding, atau menoragia dalam waktu yang lama (Cunningham et al, 2005).

Indikasi1. Wanita post-partum2. Untuk kontrasepsi permanen3. Wanita menyusui4. Wanita dengan kontraindikasi penggunaan estrogen

Kontra indikasi1. Absolut Wanita berumur dengan perdarahan uterus yang tidak jelas Penyakit Tromboflebitis aktif dan tromboembolik Penyakit liver akut Tumor hati benigna atau maligna Kanker payudara Hipertensi intracranial idiopatik2. Relatif Riwayat kehamilan ektopik Kista ovarium fungsional Perokok berat DM Hiperkolestrolemia Akne berat Hipertensi dan riwayat penyakit kardiovaskular Depresi yang berat Sakit kepala migraine atau vascular (Samra-Latif et al, 2011).

Prosedur pemasangan implant1. Mempersiapkan alat dan pasien2. Mencuci tangan secara aseptic3. Memakai handscoen steril4. Meberikan alcohol pada daerah yang akan diinsisi5. Meletakkan linen steril dengan benar6. Menginjeksi anastetik local7. Melakukan insisi pada kulit8. Memasukkan trokar dengan benar9. Memasukkan wadah silastik ke dalam trokar10. Mendorong tabung silastik dengan benar11. Memeriksa jika insersi tabung silastik sudah benar dilakukan12. Melepaskan trokar13. Memeriksa luka insisi14. Melepaskan linen15. Memberikan antiseptic pada luka16. Menutup luka dengan menggunakan gauze dan bandage17. Membersihkan permukaan kulit dari bekas-bekas darah pada saat insisi (FK UGM, 2011).

Angka kegagalan ImplantEfektivitas penggunaan implant sanggat tinggi dan merupakan alat kontrasepsi yang paling tinggi daya gunanya. Kegagalannya adalah 0,3 per seratus tahun wanita (Wiknjosastro, 2006).

Kaitan penggunaan alat kontrasepsi dan kejadian infeksiPenggunaan implant memerlukan tindakan bedah ringan, oleh karena itu terdapat masalah yang berkaitan dengan infeksi lokal. Apabila kapsul tidak dimasukkan sesuai petunjuk, pengeluarannya akan menjadi lebih sulit. Akhirnya, perlu diingat bahwa barbiturat, karbamazepin, fenitoin, dan rifampisin mengurangi efektivitas kontrasepsi norplant (Cunningham et al, 2005).

Konseling Family PlanningPemilihan kontrasepsi bagi wanita yang berusia lebih dari 35 tahun :1. Kontrasepsi oral kombinasiMetode ini, terutama senyawa esterigen dosis rendah terbaru, apabila digunakan oleh wanita bukan perokok, tanpa penyakit sistemik, sangat efektif, ditoleransi baik, memberi banyak manfaat kesehatan, dan resikonya minimal, dan dapat digunakan sampai manopause.2. Injeksi depo medroksiprogesteronIni adalah suatu kontrasepsi hormonal yang sangat efektif, dan juga dapat digunakan oleh sebagian wanita yang atas alasan medis tidak dapat menggunakan kontrasepsi oral kombinasi.3. Injeksi medroksiprogesteron plus ekstradiol sipinoatProduk ini sekilas tampak sebagai suatu produk yang sangat baik bagi wanita dalam kelompok usia ini selain keharusannya untuk menjalani penyuntikan setiap bulan. Metode ini mungkin lebih baik dari injeksi depo medroksiprogesteron dan implan apabila tidak terjadi perdarahan abnormal yang mengganggu.4. Implan progestinIni adalah metode yang sangat efektif, ditoleransi baik, dan harus dipertimbangkan bagi wanita yang berusia lebih dari 35 tahun. Satu-satunya kekurangannya yang nyata bagi wanita berumur adalah kemungkinan efek merugiakn levanorgestrel terhadap toleransi glukosa dan lopoprotein.5. AKDRMetode ini merupakan pilihan yang logis bagi wanita berumur yang keluarganya sudah lengkap dan memiliki hubungan monogami.6. Tehnik sawar dan zat spermisidaMetode-metode ini dapat digunakan baik sebagai kontrasepsi utama maupun cadangan. Efektivitas motode ini meningkat seiring dengan pertambahan usia setelah 40 tahun. Metode ini juga memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual (Cunningham et al, 2005).

REFERENSICunningham et al, 2005, Obstetri Williams, Ed.21, Vol.2, EGC, JakartaCunningham et al, 2010, William Obstetric, Ed.23rd, The McGraw-Hill Companies, USAFK UGM, 2011, Block 16 : Skills Laboratory Manual IUD & Implant Insertion, FK UGM, Yogyakarta

Neal M.J, 2006, At a Glance : Farmakologi medis, Ed. 5, Erlangga Medical Series, Jakarta

Samra-Latif et al, 2011, Contraception, http://emedicine.medscape.com/article/258507-overview#showall, diakses pada tanggal 05 oktober 2011

Wiknjosastro H, 2006, Ilmu Kebidanan, Ed.3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta