media pertumbuhan mikroorganisme
-
Upload
hafizhaputri -
Category
Documents
-
view
13 -
download
3
Transcript of media pertumbuhan mikroorganisme
Hafizha M Putri
240210120037
V. HASIL PENGAMATAN
No Nama Bahan BeratKarakteristik sebelum
dilarutkan
Karakteristik setelah
dilarutkan
1 NaCl 2.125 gr Serbuk Larutan homogen
2 NA 2.3054 grSerbuk halus
kekuningan
Larutan berwarna
kuning bening
3 NB 0.8003 gr
Padat berupa butiran
kecil, berwarna
cokelat kekuningan
Larutan kuning
bening
4 PDA 3.8985 gr Bubuk halusLarutan berwarna
kuning
5 PCA 1.7507 gr
Berwarna kuning,
berbau makanan
hewan, berupa serbuk
Larutan warna
kuning
6 SSA 6.0001 grBubuk, berwarna
putih
Berwarna merah
bata
7 LB 1.3004 grBubuk, berwarna
kuning kecokelatan
Larutan homogen,
berwarna kuning
bening
Hafizha M Putri
240210120037
VI. PEMBAHASAN
A. Pembuatan Medium
Kehidupan mikroorganisme tergantung kepada nutrisi dalam substrat /
medium dan faktor lingkungan yang baik. Media atau perbenihan adalah bahan
untuk mengembangbiakkan mikroba diluar badan manusia atau hewan. Bahan
utama media adalah protein yang larut dalam air, misalnya pepton, kasiton,
tripton, soyton, sari daging ( beef extract ) , sari ragi ( yeast extract ) dan bahan
tambahan lainnya misalnya mineral atau karbohidrat. Untuk media tertentu ada
yang memerlukan darah, serum, kuning telur, vitamin, garam empedu, dan lain –
lain.
Di perdagangan atau dipasar bahan – bahan media tersebut banyak dijual
dalam bentuk serbuk halus ( powder ) atau serbuk kasar ( granul ) kering
komponen tunggal atau campuran yang sudah kompak / serasi. Untuk bias
digunakan tinggal menimbang, menambahkan air, mengemas dan
menstrerilkannya.
Bahan media yang berbentuk serbuk kering bersifat higroskopis ( mudah
meyerap uap air ) sehingga harus selalu dalam keadaan ditutup dengan rapat.
Syarat media siap pakai :
1. Harus mengandung zat gizi atau nutrisi
2. Harus cukup oksigen ( untuk bakteri aerob )
3. Mempunyai kelembaban yang cukup
4. Mempunyai reaksi pH yang cocok
5. Steril dan terlindung dari pencemaran dari luar
Berdasarkan bentuknya medium ada 3, yaitu : medium cair, medium semi
solid, dan medium padat. Sebagai bahan pemadat media digunakan bahan
pemadat, seperti agar-agar, amilum, gelatin, dan selulosa. Untuk media padat
kadar agar – agar 1 – 1,5%, untuk media setangah padat kadar agar – agar 0,4 –
0,5%. Untuk media yang bereaksi asam, kadar agar – agar dinaikkan hingga lebih
dari 2%.
Hafizha M Putri
240210120037
Macam – macam media dan fungsinya :
1. Media Sederhana
Gunanya untuk menumbuhkan bakteri secara umum. Contohnya adalah
Air pepton, Nutrient Agar , Nutrient Broth . Media – media ini bias digunakan
sebagai dasar dalam pembuatan media yang lebih kompleks.
2. Media Yang Diperkaya ( enriched media )
Gunanya untuk menumbuhkan bakteri yang memerlukan zat gizi yang
tinggi misalnya media agar darah, Lowenstein – Jensen ( mengandung kuning
telur ), Loefflers ( mengandung serum kuda ), Bordet-Gengou ( mengandung
darah dan gliserol ), dll.
3. Media Selektif
Gunanya untuk mengisolasi mengidentifikasi bakteri tertentu misalnya:
Mac Conkey Agar, Endo Agar, Salmonella Shigella Agar, Brilliant Green
Agar ( untuk enterobaktera ), Selenit Cystine Broth (untuk salmonella ),
Sabourauds Medium ( untu jamur / ragi ), Tellurite Medium ( untuk
Corynebacteria ), dll.
4. Media Karbohidrat dan Biokimia lainnya
Gunanya untuk identifikasi bakteri menurut kemampuannya dalam
mengolah karbohidrat atau lainnya hingga dapat membedakan antara satu jenis
dengan jenis lainnya, misalnya: media Lactose Broth, Glocose Broth,
Tryptone Broth, Simmons Citrate Agar, dll.
5. Media Transport
Gunanya untuk mengangkut specimen ( bahan ) tertentu hingga
kandungan mikrobanya tidak mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungannya,
misalnya: media Buffered, Saline Glycerol ( untuk specimen feses /
mengandung salmonella atau Shigella ), Stuarts Transport Medium ( untuk
spesimrn anaerob Gonococcus ).
6. Media Assay
Gunanya untuk menguji potensi antibiotika dan vitamin. Contohnya :
Antibiotica Medium, Vitamin Assay Medium.
Dalam praktikum kali ini medium yang digunakan ialah : Potato Dextrose
Agar, Plate Count Agar, Nutrient Agar, NaCl fisilogis 0,85%.
Hafizha M Putri
240210120037
Medium Potato Dextrose Agar ( PDA )
PDA berfungsi sebagai media untuk inokulasi kapang dan khamir.
Komposisinya berupa kentang (4 g/L (berasal dari 200 gr kentang)), dektrose (20
g/L) dan bacteriological agar (15 g/L). Untuk penggunaannya, digunakan PDA
instant sebanyak 39 gram untuk 1 Liter aquades. Kentang dekstrosa agar (FDA
M127) (disingkat "PDA") yang umum secara mikrobiologi sebagai media infusi
yang terbuat dari kentang dan dekstrosa (gula jagung). Kentang dekstrosa agar
adalah yang paling banyak digunakan media untuk pertumbuhan kapang dan
khamir yang menyerang tanaman hidup atau tanaman yang telah mati. Umumnya
organisme yang dapat dikembangbiakan di PDA adalah yeasts seperti Candida
albicans dan Saccharomyces cerevisiae dan molds seperti Aspergillus niger.
Kebanyakan jamur berkembang pada Potato Dextrose Agar (PDA).
Agar adalah suatu karbohidrat kompleks yang diperoleh dari algae marin
tertentu. Kemudian diolah untuk membuang substansi yang tidak dikehendaki.
Nilai nutrisi agar digunakan sebagai bahan pemadat media. Agar yang lebur dalam
larutan cair akan membentuk gel bila suhu dikurangi sampai dibawah 45°C, agar
bukan merupakan sumber protein bagi bakteri.
Klasifikasi PDA, berdasarkan bentuknya Potato Dextrose Agar termasuk
dalam medium padat. Berdasarkan komposisinya PDA termasuk medium
semisinteti. Berdasarkan fungsinya Potato Dextrose Agar termasuk dalam
medium umum, yang biasanya digunakan untuk menumbuhkan semua jenis
kapang dan khamir.
Pembuatan medium PDA di laboratorium adalah sebagai berikut. Pertama
timbang sejumlah 3.8985 gram PDA dengan menggunakan neraca analitik pada
beacker glass. Jumlah 3.8985 gram ini didapat dari perhitungan perbandingan.
Jika 38.985 gram umtuk 1000 ml, maka untuk 100 ml dilakukan perbandingan
dengan perhitungan (38.985 gram× 100 ml)
1000 ml = 3.8985 gram. Setelah ditimbang
3.8985 gram kemudian PDA dilarutkan dengan 100 ml aquadest. Teknik
penambahan aquadest dengan tambahkan sedikit demi sedikit yang bertujuan
setelah semua PDA larut dalam beacker glass, ketika dipindahkan ke dalam
erlenmeyer masih tersisa aquadest untuk membilas. Sehingga tidak ada serbuk
Hafizha M Putri
240210120037
atau butiran – butiran kecil yang menempel di dinding beacker ataupun di leher
erlenmeyer. Penambahan 100 ml aquadest juga harus diukur dengan tepat
menggunakan gelas ukur.
Larutan medium PDA yang telah didapatkan sebanyak 100 ml dalam labu
erlenmeyer, kemudian dipanaskan diatas kompor dengan menggunakan panic
yang diisi air dengan batas seperempat labu erlenmeyer. Pemanasan ini bertujuan
agar larutan menjadi homogen. Selama pemanasan larutan harus terus diaduk
yang dapat membantu proses homogenisasi. Pemanasan dilakukan sampai
medium PDA berwarna lebih jernih dan tidak berbuih lagi. Kemudian medium
PDA didinginkan, tutup mulut labu erlenmeyer dengan kapas tak berlemak dan
siap untuk disterilisasi di autoclave.
Karakteristik/bentuk PDA warna : putih, bentuk : serbuk, dilarutkan
dalam akuades warna : kuning keruh, Setelah dipanaskan warna:
kuning agak keruh, endapan: tidak ada. Akhir warna: kuning agak
keruh, kelarutan: tidak larut sempurna.
Medium Plate Count Agar ( PCA )
PCA berfungsi sebagai media untuk inokulasi bakerti. Komposisinya
berupa caseine peptone (5 gr/L), extract de lauure (2,5 gr/L), D(+)glukosa (1
gr/L) dan agar (14 gr/L). Pepton yaitu produk yang dihasilkan dari bahan – bahan
yang mengandung protein seperti: daging, kasein, dan gelatin. Pencernaan bahan –
bahan protein dicapai dengan asam atau enzim. Pencernaan pepton bergantung
pada protein yang digunakan dan metode pencernaannya. Tersedia untuk
digunakan dalam media bakteriologis. Pepton berbeda – beda dalam
kemampuannya untuk menunjang pertumbuhan bakteri.
Nilai nutrisi dari pepton berupa sumber nitrogen organic, dapat pula
mengandung vitamin, karbohidrat, bergantung kepada jenis bahan yang
terkandung pada protein dalam pepton.
Klasifikasi PCA, berdasarkan bentuknya PCA termasuk dalam medium
padat, karena mengandung agar. Berdasarkan komposisinya PCA termasuk dalam
medium semisintetik, sedangkan berdasarkan fungsinya Plate Count Agar
termasuk dalam medium umum, yang biasanya digunakan untuk inokulasi bakteri.
Pembuatan medium PCA di laboratorium adalah sebagai berikut. Pertama
Hafizha M Putri
240210120037
timbang sejumlah 1,7507 gram PCA dengan menggunakan neraca analitik pada
beacker glass. Jumlah 1,7507 gram ini didapat dari perhitungan perbandingan.
Jika 17.507 gram umtuk 1000 ml, maka untuk 100 ml dilakukan perbandingan
dengan perhitungan (17.507 gram× 100 ml)
1000 ml = 1,7507 gram. Setelah ditimbang
1,7507 gram kemudian PCA dilarutkan dengan 100 ml aquadest. Teknik
penambahan aquadest dengan tambahkan sedikit demi sedikit yang bertujuan
setelah semua PCA larut dalam beacker glass, ketika dipindahkan ke dalam
erlenmeyer masih tersisa aquadest untuk membilas. Sehingga tidak ada serbuk
atau butiran – butiran kecil yang menempel di dinding beacker ataupun di leher
erlenmeyer. Penambahan 100 ml aquadest juga harus diukur dengan tepat
menggunakan gelas ukur.
Larutan medium PCA yang telah didapatkan sejumlah 100 ml dalam labu
erlenmeyer, kemudian dipanaskan menggunakan kompor dengan menggunakan
panic yang diisi air dengan batas seperempat labu erlenmeyer. Pemanasan ini
bertujuan untuk menghomogenkan larutan tersebut. Pemanasan dilakukan sampai
semua larut, larutan berubah menjadi jernih dan tak berbuih dengan dilakukan
pengadukan selama pemanasan. Kemudian larutan medium PCA didinginkan,
setelah itu mulut labu Erlenmeyer disumbat dengan kapas tak berlemak, lalu siap
disterilisasi di dalam autoclave.
Karakteristik/bentuk PCA warna : kuning, bentuk : serbuk (granula.
Setelah dilarutkan dalam akuades warna : kuning muda, bentuk :
encer/cairan tak homogen, terdapat sedikit endapan. Setelah dipanaskan
warna: kuning jernih ( hamper transparan ), kelarutan: larut homogen, tak ada
endapan. Akhir kuning jernih, kelarutan: larut sempurna.
Medium Nutrient Agar ( NA )
Nutrient Agar ( NA ) media yang umum digunakan untuk pertumbuhan
mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam arti mikroorganisme
heterotrof. Komposisinya terdiri dari beef extract (3,0 g/L), peptone (5,0 gL),
sodium chlorida (5,0 g/L) agar (15 g/L). Beef extract yaitu suatu cair jaringan
daging sapi yang empuk, kemudian dikonsentasikan menjadi pasta. Nilai nutrisi
beef extract mengandung substansi jaringan hewan yang dapat larut dalam air
Hafizha M Putri
240210120037
meliputi: karbohidrat, senyawa nitrogen organik, vitamin yang dapat larut dalam
air, dan garam – garaman.
Klasifikasi nutrient agar, berdasarkan bentuknya NA termasuk dalam
medium padat, karena mengandung agar. Berdasarkan komposisinya NA
termasuk dalam medium semisintetik, sedangkan berdasarkan fungsinya Nutrient
Agar termasuk dalam medium umum, yang biasanya digunakan untuk inokulasi
bakteri.
Pembuatan medium NA di laboratorium adalah sebagai berikut. Pertama
timbang sejumlah 2.3054 gram NA dengan menggunakan neraca analitik pada
beacker glass. Jumlah 2.3054 gram ini didapat dari perhitungan perbandingan.
Jika 2.3054 gram umtuk 1000 ml, maka untuk 100 ml dilakukan perbandingan
dengan perhitungan (2.3054 gram ×100 ml)
1000 ml = 1,15 gram. Setelah ditimbang
2.3054 gram kemudian NA dilarutkan dengan 100 ml aquadest. Teknik
penambahan aquadest dengan tambahkan sedikit demi sedikit yang bertujuan
setelah semua NA larut dalam beacker glass, ketika dipindahkan ke dalam
erlenmeyer masih tersisa aquadest untuk membilas. Sehingga tidak ada serbuk
atau butiran – butiran kecil yang menempel di dinding beacker ataupun di leher
erlenmeyer. Penambahan 100 ml aquadest juga harus diukur dengan tepat
menggunakan gelas ukur.
Larutan medium NA yang telah didapatkan sejumlah 100 ml dalam labu
erlenmeyer, kemudian dipanaskan menggunakan kompor dengan menggunakan
panic yang diisi air dengan batas seperempat labu erlenmeyer.. Pemanasan ini
bertujuan untuk menghomogenkan larutan tersebut. Pemanasan dilakukan sampai
semua larut, larutan berubah menjadi jernih dan tak berbuih dengan dilakukan
pengadukan selama pemanasan. Kemudian larutan medium NA didinginkan,
setelah itu mulut labu Erlenmeyer disumbat dengan kapas tak berlemak, lalu siap
disterilisasi di dalam autoclave.
Karakteristik/bentuk NA warna : putih kekuningan, bentuk : butiran
kaca (granula), merk : Merck. Setelah dilarutkan dalam aquades warna :
kuning tua bening, bentuk : encer/cairan dan terdapat sedikit endapan.
Setelah dipanaskan warna: kuning jernih, kelarutan: larut sempurna dan
Hafizha M Putri
240210120037
tidak ada endapan. Akhir warna: kuning jernih, kelarutan: larut
sempurna.
Larutan NaCl fisiologis 0,85%
NaCl fisiologis 0,85% adalah larutan yang akan dijadikan sebagai pelarut
untuk pengenceran. Komposisi NaCl: Iodine, Nitrite, Phosphat, Sulfonate,
Arsenic, Barium, Calsium, Cuprum, Ferum, Pottasium, Magnesium, Total
Nitrogen, Alkali Metal, Insoluble water.
Di dalam laboratorium pembuatan NaCl fisiologis 0,85% hanya dengan
perhitungan kesetaraan, yaitu dengan menimbang 0,85 gram NaCl untuk 250 ml
aquadest. Cara pembuatan NaCl fisiologis 0,85%, pertama timbang dengan teliti
NaCl sebanyak 0,85 gram menggunakan beacker glass 100 ml di neraca analitik.
Setelah itu larutkan dengan 250 ml aquadest ( gunakan gelas ukur ), sedikit demi
sedikit. Setalah NaCl dalam beacker glass larut, pindahkan larutan ke dalam lau
Erlenmeyer. Bilas sisa larutan yang masih menempel di dindng beacker glass
dengan sisa air yang berada di gelas ukur 100 ml. Setelah itu aduk hingga
homogen. NaCl fisiologis 0,85% tidak udipanaskan, karena larutannya sudah
homogen.
Setelah didapatkan sejumlah 250 ml NaCl fisiologis 0,85% dalam labu
Erlenmeyer, kemudian larutan disumbat dengan kapas tak berlemak dan siap
disterilisasi di autoclave.
Karakteristik/bentuk NaCl warna: putih, bentuk : serbuk. Setelah
dilarutkan warna: bening, kelarutan: larut homogen tak ada endapan.
Akhir warna: bening, kelarutan: larut sempurna.
Medium SSA
Kegunaan Media S S A adalah untuk menumbuhkan Salmonella dan
shigella, karena media ini termasuk media selektif merupakan media yang
kompleks yang sangat selektif terhadap kuman-kuman tertentu.
Pembuatan medium SSA di laboratorium adalah sebagai berikut. Pertama
timbang sejumlah 6.0001 gram SSA dengan menggunakan neraca analitik pada
beacker glass. Jumlah 6.0001 gram ini didapat dari perhitungan perbandingan.
Jika 60.001 gram umtuk 1000 ml, maka untuk 100 ml dilakukan perbandingan
dengan perhitungan (6 O .001 gram ×100 ml)
1000 ml = 6.0001 gram. Setelah ditimbang
Hafizha M Putri
240210120037
6.0001 gram kemudian NA dilarutkan dengan 100 ml aquadest. Teknik
penambahan aquadest dengan tambahkan sedikit demi sedikit yang bertujuan
setelah semua SSA larut dalam beacker glass, ketika dipindahkan ke dalam
erlenmeyer masih tersisa aquadest untuk membilas. Sehingga tidak ada serbuk
atau butiran – butiran kecil yang menempel di dinding beacker ataupun di leher
erlenmeyer. Penambahan 100 ml aquadest juga harus diukur dengan tepat
menggunakan gelas ukur.
Larutan medium SSA yang telah didapatkan sejumlah 100 ml dalam labu
erlenmeyer, kemudian dipanaskan menggunakan kompor dengan menggunakan
panic yang diisi air dengan batas seperempat labu erlenmeyer.. Pemanasan ini
bertujuan untuk menghomogenkan larutan tersebut. Pemanasan dilakukan sampai
semua larut, larutan berubah menjadi jernih dan tak berbuih dengan dilakukan
pengadukan selama pemanasan. Kemudian larutan medium SSA didinginkan,
setelah itu mulut labu Erlenmeyer disumbat dengan kapas tak berlemak, lalu siap
disterilisasi di dalam autoclave.
Karakteristik/bentuk SSA warna : putih, bentuk : bubuk. Setelah
dilarutkan dalam aquades warna : meah mata, bentuk : encer/cairan dan
terdapat sedikit endapan. Setelah dipanaskan warna: kuning jernih,
kelarutan: larut sempurna dan tidak ada endapan. Akhir merah bata
jernih, kelarutan: larut sempurna.
Medium LB
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-
enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa
oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien
esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat
yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan
pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat
dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa
Pembuatan medium LB di laboratorium adalah sebagai berikut. Pertama
timbang sejumlah 1.3004 gram LB dengan menggunakan neraca analitik pada
beacker glass. Jumlah 1.3004 gram ini didapat dari perhitungan perbandingan.
Hafizha M Putri
240210120037
Jika 13.004 gram umtuk 1000 ml, maka untuk 100 ml dilakukan perbandingan
dengan perhitungan (13.004 gram ×100 ml)
1000 ml = 1.3004 gram. Setelah ditimbang
1.3004 gram kemudian LB dilarutkan dengan 100 ml aquadest. Teknik
penambahan aquadest dengan tambahkan sedikit demi sedikit yang bertujuan
setelah semua LB larut dalam beacker glass, ketika dipindahkan ke dalam
erlenmeyer masih tersisa aquadest untuk membilas. Sehingga tidak ada serbuk
atau butiran – butiran kecil yang menempel di dinding beacker ataupun di leher
erlenmeyer. Penambahan 100 ml aquadest juga harus diukur dengan tepat
menggunakan gelas ukur.
Larutan medium LB yang telah didapatkan sejumlah 100 ml dalam labu
erlenmeyer, kemudian dilarutkan. Kemudian larutan medium LB didinginkan,
setelah itu mulut labu Erlenmeyer disumbat dengan kapas tak berlemak, lalu siap
disterilisasi di dalam autoclave.
Karakteristik/bentuk LB warna : kuning kecokelatan, bentuk : bubuk.
Setelah dilarutkan dalam aquades warna : kuning bening, bentuk :
encer/cairan homogen.
Medium NB
Pembuatan medium NB di laboratorium adalah sebagai berikut. Pertama
timbang sejumlah 0.8003 gram NB dengan menggunakan neraca analitik pada
beacker glass. Jumlah 0.8003 gram ini didapat dari perhitungan perbandingan.
Jika 8.003 gram umtuk 1000 ml, maka untuk 100 ml dilakukan perbandingan
dengan perhitungan (8.003 gram× 100 ml)
1000 ml = 0.8003 gram. Setelah ditimbang
0.8003 gram kemudian NB dilarutkan dengan 100 ml aquadest. Teknik
penambahan aquadest dengan tambahkan sedikit demi sedikit yang bertujuan
setelah semua NB larut dalam beacker glass, ketika dipindahkan ke dalam
erlenmeyer masih tersisa aquadest untuk membilas. Sehingga tidak ada serbuk
atau butiran – butiran kecil yang menempel di dinding beacker ataupun di leher
erlenmeyer. Penambahan 100 ml aquadest juga harus diukur dengan tepat
menggunakan gelas ukur.
Larutan medium NB yang telah didapatkan sejumlah 100 ml dalam labu
erlenmeyer, kemudian dilarutkan. Kemudian larutan medium NB didinginkan,
Hafizha M Putri
240210120037
setelah itu mulut labu Erlenmeyer disumbat dengan kapas tak berlemak, lalu siap
disterilisasi di dalam autoclave.
Karakteristik/bentuk NB warna : cokelat kekuningan, bentuk : butiran
Setelah dilarutkan dalam aquades warna : kuning bening, bentuk :
encer/cairan homogen.
B. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan proses dekstruksi sempurna dari seluruh
mikroorganisme yang ada, termasuk sporanya. Cara yang umum untuk sterilisasi
yang digunakan dalam ilmu mikrobiologi adalah :
1. Pemanasan (red heat)
2. Pemanasan kering (udara panas)
3. Autoklaf (stim dengan tekanan)
4. Tindalisasi (stim tanpa tekanan)
5. Filtrasi
Sterilisasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk
membebaskan alat-alat, bahan, dan kemasan dari segala macam bentuk kehidupan
terutama mikroorganisme. Sterilisasi alat pengolahan umumnya mengguankan
panas, baik sterilisasi udara kering (sterilisasi kering, oven) maupun sterilisasi
menggunkanan uap air panas sterilisasi basah (autoclave).
Sterilisasi kering menggunakan oven pada suhu 1700 C -1800 C selama dua
jam dan alat-alat yang distrilkan adalah alat-alat gelas (botol kaca, tabung reaksi,
cawan petri, dll) dan bahan-bahan seperti kapas, kain, dan kertas.
Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan perebusan (suhu 1000 C, waktu 5-
10 menit), blansing (suhu 700 C - 850 C, waktu 7-9 menit), pasteurisasi (suhu 720
C, waktu 15 detik) dan menggunakan autoclave, yaitu alat yang menggunakan
uap air jenuh bertekanan 1 atm pada suhu 1210 C selama 15 menit. Cara ini selain
untuk mensterilkan alat juga untuk bahan-bahan yang menggunakan cairan tidak
tahan udara kering, misalnya medium.
Hafizha M Putri
240210120037
Praktikum kali ini adalah rentang sterilisasi medium menggunakan
autoclave. Cara yang dilakukan termasuk sterilisasi basah. Karena prinsip kerja
autoclave adalah menggunakan uap air panas yang bertekanan.
Proses strerilisasi dilakukan pertama kali adalah mengisi autoclave dengan
akuades. Namun air tersebut jangan sampai melebihi penyangga wadah, agar
wadah tidak terapung. Simpan wadah tempat menyimpan alat/mediua yang akan
disterilisasi diatas penyangga. Masukan medium yang akan disterilisasi kedalam
autoklaf. Tutup autoclave dengan penutupnya. Perlu diperhatikan adalah pada saat
menutup pastikan selang pada tutup autoclave dimasukan pada lubang yang
terbapat pada bagian dalama autoclave. Dan pada saat dititup pastikan semua
bagian penutup tertutup rapat.
Setelah ditutup kencangkan kunci penutup autoclave. Nyalakan tombol On
pada autoclave, kemudioan atur suhu pemanasan yang akan digunakan.
Pertahankan suhu dikisaran 1210 C dengan cara memutar tombol pengatur suhu.
Setelah itu, perhatikan klep pada autoclave, jika sudah ada air yang menetes dari
klep tersebut menandakan bahwa tekanan di dalam autoclave sudah vakum.
Setelah semua proses diatas dilakukan, tunggu hingga suhu mencapai 1210
C, dan pertahankan suhu selama 2 jam. Setelah dua jam proses sterilisasi
dihentikan. Dengan cara turunkan tombol pengatur suhu baru kemudian matikan
tombol ON pada autoclave. Buka penutup autoclave dengan menggunakan alat
agar panasnya tidak melukai tangan. Meduim yang disterilisasi kemudian diambil
satu persatu dengan hati-hati.
Hafizha M Putri
240210120037
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini, dapat di tarik kesimpulan :
1. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan kultur bakteri dapat
berbentuk cair, padat maupun semipadat.
2. Medium yang digunakan disesuaikan dengan mikroorganisme yang akan
dibiakan, PDA ( kapang dan khamir ) PCA ( bakteri ).
3. Takaran untuk pembuatan medium bergantung pada jenis medium dan
merk yang digunakan.
4. Sterilisasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sterilisasi kering dan
sterilisasi basah.
5. Sterilisasi basah dapat mengguanakan autoklaf untuk menstrilisasi alat
dan medium.
6. Sterilisasi dengan autoklaf menggunakan suhu 1210 C selama 15 menit.
Hafizha M Putri
240210120037
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. http://en.wikipedia.org/wiki/Potato_dextrose_broth diakses pada tanggal
10 Maret 2013
http://liajegeg2.blogspot.com/2012/12/uji-mikrobiologi-bahan-pangan.html
Basyumi. 1994. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Jakarta : Sekolah Menengah
Analis Kimia Caraka Nusantara
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia
Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Jakarta:UI-Press
Hafizha M Putri
240210120037
JAWAB PERTANYAAN
1. Setelah saudara pelajari dan praktekkan, jelaskan fungsi penambahan beef
extract pada pembuatan media NA dan fungsi penambahan kentang pada
pembuatan media PDA! Mengapa berbeda?
Jawab : penambahan beef extract untuk menunjang NA yang membutuhkan
nutrisi berupa protein hewani untuk pertumbuhan bakteri. Sedangkan PDA
digunakan untuk pertumbuhan jamur yang membutuhkan nutrisi berupa
protein nabati sehingga ditambahkan kentang.
2. Jelaskan fungsi dari larutan pengencer? Mengapa harus menggunakan
KH2PO4? Dapatkah digantikan dengan senyawa kimia lain?
Jawab : Fungsi dari larutan pengencer untuk membuat media/substrat
pertumbuhan bakteri agar konsentrasinya tidak terlalu pekat dan memudahkan
mikroorganisme tumbuh. KH2PO4 adalah larutan penyangga asam dimana
fungsinya sebagai pengencer tidak akan mempengaruhi pH media.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pertumbuhan kultur bakteri sangat sensitif
terhadap perubahan pH, sehingga dibutuhkan suatu larutan pengencer yang
dapat mempertahankan kondisi pH media yang cenderung asam. KH2PO4
dapat diganti dengan senyawa kimia lain, tetapi memiliki sifat yang sama
yaitu sebagai larutan penyangga (buffer) asamyang dapat mempertahankan pH
pada daerah asam (pH<7).