Upaya Jepang dalam Menyebarkan Budaya Populer di Indonesia ...
Media Massa dan Budaya Populer
-
Upload
sgrsihombing -
Category
Documents
-
view
1.537 -
download
0
Transcript of Media Massa dan Budaya Populer
Media Massa dan Budaya Populer
Teologi dan Budaya Populer
Yahya WijayaProgram Pascasarjana Teologi
UKDW
Beberapa kritik terhadap Media Masaa
Peg Slinger (tentang TV): TV menanamkan rasa takut:
terhadap alam terhadap penilaian orang lain terhadap kesendirian terhadap rasa sakit dan kemampuan
mengatasinya sendiri
Berbeda dengan moralitas TV, moralitas Kristen bersifat membangun dunia di mana ketakutan satu dengan yang lain dihapuskan
Jeanne Cover: Ideologi dalam TV (iklan dan tayangan lain)
menampakkan dosa sosial dan kebutaan kolektif yang dikecam oleh Yesus dan nabi-nabi PL oleh karena kesadaran palsu yang ditonjolkannya
Ideologi tsb mengutamakan kemakmuran, kuasa, efisiensi dan kompetisi mengancam secara fundamental stabilitas keluarga dan komunitas
Nilai-nilai sekular menggantikan nilai-nilai religius, dan simbol-simbol sakral disingkirkan demi “teologi konsumerisme”
Sifat penerimaan pasif penonton berlawanan dengan sifat transendensi diri dalam martabat manusia kemampuan kreatif dan imaginatif dalam refleksi teologis digeser oleh selera artifisial dan emosi yang dibangkitkan dan dikendalikan oleh teknologi
Media massa dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan global, kaum miskin dijadikan alat atau korban
Dibutuhkan pendekatan teologi pembebasan
Duncan Forrester: Over-simplifikasi dalam hubungan iman-
media harus dihindari: Seolah-olah media massa secara esensial
bertentangan dengan iman Seolah-olah media massa adalah alat yang
canggih bagi PI
Media massa bukan sekadar alat tetapi tantangan (challenge, not threat) untuk menggali hal-hal baru kesempatan untuk memperbarui teologi
Masalah media bukan sekadar soal teknis yang boleh berubah-ubah bentuknya, sedangkan isinya bersifat tetap dan universal; hubungan antara pesan dan media bersifat saling memengaruhi
Perlu membangun teologi komunikasi yang terfokus pada pembentukan narasi dan image yang memerhitungkan aspek-aspek: Otensitas Sifat dialogis Keterbukaan terhadap kebenaran Sifat inklusif (merangkul orang ke dalam
komunitas) Nilai-nilai dasar etika Kristen: kebenaran dan
kasih
Media massa dapat memainkan peran pembebasan: memulihkan sentralitas narasi dan image dalam komunikasi mencegah reduksionisme teologis (seolah-olah Firman, pesan dan kebenaran dapat dikurung dalam kata-kata).
Peran media massa dalam etika
Tugas media bukanlah terutama sebagai penegak moral
Media punya potensi dan kekuatan untuk memengaruhi perkembangan moralitas, namun bukan satu-satunya faktor penentu
Kemitraan kritis agama-media jauh lebih bermanfaat ketimbang tuntutan agar media menjalankan tugas agama (menjadi pelayan agama)
Pendekatan konfrontatif yang berusaha menjauhkan masyarakat/umat dari media massa juga tidak akan efektif
Peran konkret agama dapat dilakukan: Menggunakan “hak jawab” atau mengemukakan
perspektif alternatif melalui media itu sendiri Menjadikan tayangan/image media sebagai
bahan diskusi umat
Pokok Diskusi
Bagaimana pandangan sdr tentang pemunculan dan perkembangan media massa berbasis agama, seperti: Surat kabar (Suara Pembaruan, Republika,
Kompas) TV (TATV)