MEDIA INDONESIA - ftp.unpad.ac.id · jang sejarah pemberantas an korupsi di Indonesia. ... Di Hari...

1
P EMBERANTASAN ko- rupsi merupakan ke- bijakan andalan sejak Presiden Susilo Bam- bang Yudhoyono memimpin negeri ini. Kepala Negara boleh berbangga hati bahwa sejak 2004 dirinya telah mengeluar- kan izin pemeriksaan terha- dap 155 pejabat yang diduga tersangkut kasus korupsi. “Ini di luar pejabat yang diproses KPK,” kata Presiden, saat membuka Konferensi Na- sional Pemberantasan Korupsi (KNPK) di Balai Kartini, Ja- karta, Rabu (1/12). Menurut Presiden Yudhoyo- no, jumlah izin yang dikeluar- kan bagi kepala daerah ini me- rupakan yang terbanyak sepan- jang sejarah pemberantas an korupsi di Indonesia. Sejumlah undang-undang juga dibuat untuk mendukung upaya pem- berantasan korupsi, soal Lem- baga Perlindungan Saksi dan Korban, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan Kebebasan Infor- masi Publik. Presiden saat ini memberikan perhatian pada lima sektor un- tuk pemberantasan korupsi. Lima sektor tersebut adalah sis- tem regulasi dan pengawasan. Kedua, pengawasan terhadap lembaga pemerintahan yang mengelola aset dan penerimaan keuangan negara yang besar, seperti pajak dan bea cukai. Ketiga, perhatian terhadap lembaga penegak hukum. Ke- empat, pengawasan terhadap pelayanan publik yang rawan korupsi dan kelima, sistem perlindungan terhadap whistle blower atau peniup peluit. Persoalannya, kenapa pering- kat Indonesia terkait indeks persepsi korupsi di Asia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir masih di level tertinggi? Di Hari Antikorupsi Sedunia yang jatuh pada 9 Desember, sudah sepatutnya pemberantas- an korupsi tidak hanya dilaku- kan dari sektor pemerintahan, tetapi juga di sektor usaha. Mencapai Indonesia tanpa ko- rupsi bisa terwujud ketika tidak ada lagi praktik suap di semua lini termasuk sektor swasta. Hal itu akan terjadi melalui prinsip tata kelola pemerin- tahan yang baik (good corporate governance/GCG). Wakil Ketua Komisi Pembe- rantasan Korupsi (KPK) bidang pencegahan Mochammad Jasin menjelaskan, mengeliminasi ko rupsi di Indonesia dapat dilakukan berdasarkan sistem hubungan tata perniagaan atau perusahaan maupun tata kelola pemerintahan. Perbaikan sistem tersebut meliputi good corporate gover- nance atau tata kelola perusaha- an yang baik, yakni pelaku usaha memperbaiki tata pola penindakan dan pencegahan agar pelaku usaha tidak me- langgar aturan atau korupsi. Di satu sisi, pemerintah berbenah diri dan memperbaiki sistem tata kelola pemerintahan. Yasin menyarankan agar kelompok usaha mempunyai alat pengukuran tersendiri agar GCG dapat tercapai. Secara umum yang harus dilakukan para pelaku usa- ha adalah penegakan kode etik, transparansi pengelola- an manajemen, manajemen sumber daya manusia, tang- gung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/ CSR), dan pembangunan ber- kelanjutan agar perusahaan tetap tumbuh, tetapi tidak ikut menyuap. “Kalangan usaha diharapkan profesional dan berkomitmen terhadap perencanaan bisnis, customer, serta stakeholder,” ujar Jasin kepada Media Indonesia, kemarin. Kelompok bisnis antisuap Di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, gagas- an good corporate governance sudah mulai diterapkan oleh kalangan pengusaha. Mereka membangun jaringan bisnis dengan alas GCG. Di Malaysia, kalangan pengusaha mem- bentuk asosiasi usaha yang mendeklarasikan diri sebagai kelompok antisuap. Kelompok tersebut menjalin dialog antara sektor pemerin- tah dan swasta agar terjadi iklim persaingan sehat, serta menguntungkan konsumen karena membuat harga produk semakin kompetitif. “Saat ini, perusahaan di In- donesia belum seluruhnya melakukan good corporate go- vernance , pelanggaran kode etik belum diberikan sanksi berat. Untuk perusahaan di sektor jasa dan perbankan sudah transparan, tetapi un- tuk sektor manufaktur belum transparan,” kata Jasin. Pada bagian lain, anggota Badan Pekerja Indonesia Cor- ruption Watch (ICW) Emerson Yuntho mengatakan pernyataan Presiden yang akan berada di garis paling depan untuk memimpin jihad melawan ko- rupsi hanya jargon. Padahal, masyarakat mem- butuhkan implementasi secara konkret berupa strategi nasio- nal dan rencana aksi nasional pemberantasan korupsi. Emerson menambahkan yang tampak justru adanya pembajakan terhadap gerakan antikorupsi, seperti uji kelaya- kan dan kepatutan pimpinan KPK yang berlarut-larut, krimi- nalisasi pimpinan KPK, serta masa jabatan pimpinan KPK yang dipangkas dari empat tahun menjadi satu tahun. Untuk mendukung gerakan antikorupsi, secepatnya strategi nasional ditandatangani. Ka- polri juga harus serius mena- ngani pemberantasan korupsi sehingga tahun depan pering- kat Indonesia sebagai nega- ra terkorup akan berubah. “Itu semua bergantung keseriusan peme- rintah dan du- kungan parle- men.” (P-3) amalias@ mediaindo- nesia.com KAMIS, 9 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 17 HARI ANTIKORUPSI Amalia Susanti Bisnis tanpa Korupsi Perkuat Ekonomi Nasional Membangun Indonesia tanpa korupsi dapat terwujud ketika tata kelola pemerintahan yang bersih dijalankan di semua sektor. Mochammad Jasin Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan Saat ini, perusahaan di Indonesia belum seluruhnya melakukan good corporate governance.’’ KORUPSI, sebuah celaka bagi generasi yang akan terus mengakar jika tidakdipangkas dalam waktu singkat. Gerakan antikorupsi digaung- kan di mana-mana, dalam kampanye, demonstrasi, dan direncanakan masuk dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Tiap tahun, tanggal 9 Desember diperingati sebagai Hari Antikorupsi Sedunia. Menyambut hari tersebut, seniman kontemporer Butet Kertaradjasa menilai bahwa pemberantasan korupsi di Indone- sia sudah memperlihatkan taji. “Dibanding Orde Baru, masih mending sekarang,” tegasnya. Adanya KPK menjadi harapan masyarakat untuk membawa bangsa ini lebih baik. KPK menjadi faktor penting di tengah krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. “Tidak ada jalan lain selain dukungan penuh untuk KPK.” Pelemahan KPK dari ber- bagai sisi, menu- rutnya, karena banyak politikus dan petualang yang memburu nafsu politik mereka. Dengan lantang Butet menyata- kan, “9 Desember jadi momentum meneguhkan kembali sema- ngat gerakan antikorupsi.” (*/S-2) GALERI PENDAPAT Politikus Terlalu Banyak Agenda Butet Kertaradjasa MOMENTUM untuk mengingatkan korupsi sebagai penyakit kro- nis bangsa ini tampaknya tidak harus diperingati setiap 9 Desember, namun harus diingatkan setiap saat baik untuk masyarakat ataupun pemangku kepentingan, dan pemerintah. “9 Desember hanyalah sebuah simbol dan seremoni, tanpa diperingati pun korupsi harus terus ditangani,” kata Deddy Gumelar, atau yang akrab disapa Mi’ing. Menurutnya, banyak kasus yang tidak ditangani dengan serius karena banyak pemangku kepen- tingan yang saling barter, lindung-melindungi kepentingan. “Mengapa korupsi tidak tuntas-tuntas, karena banyak pejabat yang saling menyandera kepen- tingan hingga terjadi tawar-menawar dalam berbagai kasus,” tegasnya. Saat disinggung mengenai KPK, Mi’ing ber- pendapat bahwa selepas Antasari, KPK saat ini tidak lebih hanya sebagai diplomat yang pandai berdiplomasi. Hal itu kontraproduktif dengan segala kekebalan hukum yang dimiliki KPK untuk memberantas korupsi. Namun dukungan terhadap KPK harus terus dilancarkan. “Rakyat tidak punya akses untuk memberantas korupsi. Gencar- nya kampanye, semboyan, dan jargon antikorupsi yang disampaikan LSM atau media memberikan efek positif bagi rakyat, tapi tetap saja pemerintah yang mempunyai akses dan kuasa untuk memberan- tasnya.” (*/S-2) Deddy Gumelar Pemerintah yang Punya Akses MI/ SUMARYANTO MI/ ROMMY P

Transcript of MEDIA INDONESIA - ftp.unpad.ac.id · jang sejarah pemberantas an korupsi di Indonesia. ... Di Hari...

PEMBERANTASAN ko-rupsi merupakan ke-bijakan andalan sejak Presiden Susilo Bam-

bang Yudhoyono memimpin negeri ini. Kepala Negara boleh berbangga hati bahwa sejak 2004 dirinya telah mengeluar-kan izin pemeriksaan terha-dap 155 pejabat yang diduga tersangkut kasus korupsi.

“Ini di luar pejabat yang diproses KPK,” kata Presiden, saat membuka Konferensi Na-sional Pemberantasan Korupsi (KNPK) di Balai Kartini, Ja-karta, Rabu (1/12).

Menurut Presiden Yudhoyo-no, jumlah izin yang dikeluar-kan bagi kepala daerah ini me-rupakan yang terbanyak sepan-jang sejarah pemberantas an korupsi di Indonesia. Sejumlah undang-undang juga dibuat untuk mendukung upaya pem-berantasan korupsi, soal Lem-baga Perlindungan Saksi dan Korban, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan Kebebasan Infor-masi Publik.

Presiden saat ini memberikan perhatian pada lima sektor un-tuk pemberantasan korupsi. Lima sektor tersebut adalah sis-tem regulasi dan pengawasan. Kedua, pengawasan terhadap lem baga pemerintahan yang mengelola aset dan penerimaan keuangan negara yang besar, seperti pajak dan bea cukai.

Ketiga, perhatian terhadap lem baga penegak hukum. Ke-empat, pengawasan terhadap pelayanan publik yang rawan korupsi dan kelima, sistem perlindungan terhadap whistle blower atau peniup peluit.

Persoalannya, kenapa pering-kat Indonesia terkait indeks persepsi korupsi di Asia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir masih di level tertinggi?

Di Hari Antikorupsi Sedunia yang jatuh pada 9 Desember, sudah sepatutnya pemberantas-an korupsi tidak hanya dilaku-kan dari sektor pemerintahan, tetapi juga di sektor usaha. Mencapai Indonesia tan pa ko-rupsi bisa terwujud ketika tidak ada lagi praktik suap di semua lini termasuk sektor swasta. Hal itu akan terjadi melalui prinsip tata kelola pemerin-tahan yang baik (good corporate governance/GCG).

Wakil Ketua Komisi Pembe-rantasan Korupsi (KPK) bidang pencegahan Mochammad Jasin menjelaskan, mengeliminasi ko rupsi di Indonesia dapat di lakukan berdasarkan sistem hubungan tata perniagaan atau perusahaan maupun tata kelola pemerintahan.

Perbaikan sistem tersebut meliputi good corporate gover-nance atau tata kelola perusaha-an yang baik, yakni pelaku usa ha memperbaiki tata pola penindakan dan pencegahan agar pelaku usaha tidak me-langgar aturan atau korupsi. Di

satu sisi, pemerintah berbenah diri dan memperbaiki sistem tata kelola pemerintahan.

Yasin menyarankan agar kelompok usaha mempunyai alat pengukuran tersendiri agar GCG dapat tercapai.

Secara umum yang harus dilakukan para pelaku usa-ha adalah penegakan kode etik, transparansi pengelola-an manajemen, manajemen sum ber daya manusia, tang-gung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR), dan pembangunan ber-kelanjutan agar perusahaan tetap tumbuh, tetapi tidak ikut menyuap.

“Kalangan usaha diharapkan profesional dan berkomitmen terhadap perencanaan bisnis, customer, serta stakeholder,” ujar Jasin kepada Media Indonesia, kemarin.

Kelompok bisnis antisuapDi era pemerintahan Susilo

Bambang Yudhoyono, gagas-an good corporate governance sudah mulai diterapkan oleh kalangan pengusaha. Mereka membangun jaringan bisnis dengan alas GCG. Di Malaysia, kalangan pengusaha mem-bentuk asosiasi usaha yang mendeklarasikan diri sebagai kelompok antisuap.

Kelompok tersebut menjalin dialog antara sektor pemerin-tah dan swasta agar terjadi iklim persaingan sehat, serta menguntungkan konsumen karena membuat harga produk semakin kompetitif.

“Saat ini, perusahaan di In-donesia belum seluruhnya melakukan good corporate go-vernance, pelanggaran kode etik belum diberikan sanksi berat. Untuk perusahaan di sektor jasa dan perbankan sudah transparan, tetapi un-tuk sektor manufaktur belum transparan,” kata Jasin.

Pada bagian lain, anggota Badan Pekerja Indonesia Cor-ruption Watch (ICW) Emerson Yuntho mengatakan pernyataan Presiden yang akan berada di garis paling depan untuk memimpin jihad melawan ko-rupsi hanya jargon.

Padahal, masyarakat mem-butuhkan implementasi secara konkret berupa strategi nasio-nal dan rencana aksi nasional pemberantasan korupsi.

Emerson menambahkan

yang tampak justru adanya pem bajakan terhadap gerakan antikorupsi, seperti uji kelaya-kan dan kepatutan pimpinan KPK yang berlarut-larut, krimi-nalisasi pimpinan KPK, serta masa jabatan pimpinan KPK yang dipangkas dari empat tahun menjadi satu tahun.

Untuk mendukung gerakan antikorupsi, secepatnya strategi nasional ditandatangani. Ka-polri juga harus serius mena-ngani pemberantasan korupsi sehingga tahun de pan pering-kat Indonesia sebagai nega-ra terkorup akan berubah.

“ I t u s e m u a b e r g a n t u n g kese rius an p e m e -r i n t a h dan du-kungan p a r l e -m e n . ” (P-3)

[email protected]

KAMIS, 9 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 17HARI ANTIKORUPSI

Amalia Susanti

Bisnis tanpa Korupsi Perkuat Ekonomi NasionalMembangun Indonesia tanpa korupsi dapat terwujud ketika tata kelola pemerintahan yang bersih dijalankan di semua sektor.

Mochammad JasinWakil Ketua KPK Bidang Pencegahan

Saat ini, perusahaan di Indonesia belum seluruhnya melakukan good corporate governance.’’

KORUPSI, sebuah celaka bagi generasi yang akan terus mengakar jika tidakdipangkas dalam waktu singkat. Gerakan antikorupsi digaung-kan di mana-mana, dalam kampanye, demonstrasi, dan direncanakan masuk dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

Tiap tahun, tanggal 9 Desember diperingati sebagai Hari Antikorupsi Sedunia. Menyambut hari tersebut, seniman kontemporer Butet Kertaradjasa menilai bahwa pemberantasan korupsi di Indone-sia sudah memperlihatkan taji. “Dibanding Orde Baru, masih mending sekarang,” tegasnya.

Adanya KPK menjadi harapan masyarakat untuk membawa bangsa ini lebih baik. KPK menjadi faktor penting di tengah krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. “Tidak ada jalan lain selain dukungan penuh untuk KPK.”

Pelemahan KPK dari ber- bagai sisi, menu-rutnya, karena banyak politikus dan petualang yang memburu nafsu politik mereka. Dengan lantang Butet menyata-kan, “9 Desember jadi momentum m e n e g u h k a n kembali sema-n g a t g e r a k a n a n t i k o ru p s i . ” (*/S-2)

GALERI PENDAPAT

Politikus Terlalu Banyak Agenda

Butet Kertaradjasa

MOMENTUM untuk mengingatkan korupsi sebagai penyakit kro-nis bangsa ini tampaknya tidak harus diperingati setiap 9 Desember,

namun harus diingatkan setiap saat baik untuk masyarakat ataupun pemangku kepentingan, dan pemerintah.

“9 Desember hanyalah sebuah simbol dan seremoni, tanpa diperingati pun korupsi harus terus ditangani,”

kata Deddy Gumelar, atau yang akrab disapa Mi’ing. Menurutnya, banyak kasus yang tidak ditangani

dengan serius karena banyak pemangku kepen-tingan yang saling barter, lindung-melindungi kepentingan.

“Mengapa korupsi tidak tuntas-tuntas, karena banyak pejabat yang saling menyandera kepen-tingan hingga terjadi tawar-menawar dalam berbagai kasus,” tegasnya.

Saat disinggung mengenai KPK, Mi’ing ber-pendapat bahwa selepas Antasari, KPK saat ini tidak lebih hanya sebagai diplomat yang pandai berdiplomasi. Hal itu kontraproduktif dengan segala kekebalan hukum yang dimiliki KPK untuk memberantas korupsi. Namun dukungan terhadap KPK harus terus dilancarkan.

“Rakyat tidak punya akses untuk memberantas korupsi. Gencar-nya kampanye, semboyan, dan jargon antikorupsi yang disampaikan LSM atau media memberikan efek positif bagi rakyat, tapi tetap saja pemerintah yang mempunyai akses dan kuasa untuk memberan-tasnya.” (*/S-2)

Deddy Gumelar

Pemerintah yang Punya Akses

MI/ SUMARYANTO

MI/ ROMMY P