Media Dharmasraya Edisi III

52

Click here to load reader

description

 

Transcript of Media Dharmasraya Edisi III

Page 1: Media Dharmasraya Edisi III
Page 2: Media Dharmasraya Edisi III
Page 3: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �

SEKAPUR SIRIH

�MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014

SUSUNAN PENGURUS

SUSUNAN PENGURUSBupati dan Wakil Bupati Dharmasraya

PEMBINASekdakab Dharmasraya

(Ir. H. Benny Mukhtar, MM)

PENASEHATAsisten Pemerintah(Drs. Irsyad, MM)

Asisten Ekonomi Pembangunan dankesra

(H. Adlisman, S. Sos, M. Si)Asisten Administrasi Umum

(Leli Arni, S.Pd)Ketua PWI Perwakilan Dharmasraya

(Maryadi, SE)

PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB

Kabag Humas dan Protokol( Budi Waluyo )

DEWAN REDAKSIBudi Waluyo, Dahruzal, Yudha Topan, M. Samin, Yasrizal, Maya Dwi Efendi, Roni

Aprianto, Mardiah, Hendri Pratama, Zulfia Anita, Nofri Guntala, dan Syafri Piliang

PIMPINAN KEGIATANKasubag Publikasi dan Informasi

(Dahruzal)

KOORDINATOR LIPUTANKasubag Peliputan dan Pemberitahuan

(Yudha Topan)

REDAKTUR PELAKSANAAl Arif

REPORTERBenny Mandala Putra, Trio Nanda, Des-mayenti, Robi Suhendra dan wartawan di

Dharmasraya

DISTRIBUSIAfni Ulsi, Linda Irnawati, Enik Muryati,

Rica Putri Yuskam, dan Sri Mulyati

FOTOGRAFERSakjen Akral, Andi Masa Putra

LAYOUT/DESIGNBudi Hermanto

ehausan terhadap informasi yang lengkap dan akurat mulai terlihat. Kepercayaan terhadap kahadiran media yang netral menjadi dambaan masyarakat.

Itulah sebabnya majalah bulanan Media Rakyat Dharmasraya senantiasa berupaya mewujudkan harapan banyak kalangan. Sebagai media besutan Ba-gian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Dharmasraya, jelas akan tampil menjadi referensi kehadiran sebuah media yang sesungguhnya, sehingga dapat menyejukkan kehausan informasi masyarakat, membangun kepercayaan terhadap kehadiran media yang netral dan menjadi autokritik bagi pemerintahan.

Pada edisi 15 Oktober sampai 15 November kali ini, Majalah Bulanan Media Rakyat Dharmasraya tampil dengan laporan utama tentang pelayanan kesehatan.

Laporan utama ini akan mengetengahkan sajian informasi mengenai upaya pemerintah daerah dalam memperluas jangkauan kesehatan, meningkatkan layanan dan membangun daya saing daerah.

Untuk ini, semua personil dari media ini melakukan investigasi ke berbagai pelosok nagari untuk mendapatkan informasi akurat sejauh mana masyarakat merasakan telah dibangunnya sektor kesehatan oleh pemerintah kabupaten.

Kemudian persiapan Kabupaten Dharmasraya sebagai tuan rumah Porprov (pecan olahraga Provinsi Sumatera Barat) yang sudah diambang pintu juga akan kami laporkan kepada masyarakat.

Untuk informasi yang ini kami angkat dalam lipuan khusus. Liputan khusus ini akan mengetengahkan antara lain persiapan berbagai cabang olahraga, seperti persiapan atlit dan persiapan venue aau tempat penyelenggaraan pertandingan.

Untuk melengkapi kedua laporan, kami juga menyajikan rubric pendidikan, perempuan dan keluarga, dapur kita, wakil rakyat dan teknologi. Kesemuanya kami kemas dalam tulisan yang mudah dipahami dan menarik untuk dibaca. Kami senantiasa meningkatkan layanan informasi ini untuk memenuhi kebu-tuhan informasi pembangunan bagi masyarakat Kabupaten Dharmasraya.

Obat HausK

Page 4: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �

DAFTAR ISI

TEROPONG• Gizi Buruk 5

LAPORAN UTAMA Membangun Budaya Hidup Sehat 6-7

• Kepak Sayap Puskesmas Koto Besar 8• Berobat “Lima Langkah” Dari Rumah 9• Menyediakan Sarana Kesehatan Masyarakat 10-11-12• Mencukupi Kebutuhan Tenaga Kesehatan 13-14• Warga Sudah Mulai Percaya 14-15• Minat Berobat Ke Puskesmas Naik 16-17• Mendukung Daya Saing Daerah 18-19• Membangun Minat Untuk Berhaji 20-21• Juara Kelas, Dapat Hadiah Dari Bupati 22-23• SMPN 1 PUPU, Tempat Sekolah Para Pemimpin 24-25

PENDIDIKAN• Palanta Polmas, Terobosan Kreatif Berbasis Kearifan Lokal 26• Bu Izzah “Ingin Melahirkan Buku” 27

TEKNOLOGI• Mendaur Ulang Air Jadi Energi Listrik 28-29

PEREMPUAN & KELUARGA• Genderang KKG PKK KB-Kes Tingkat Kabupaten Dharmasraya Ditabuh 30-31• Pemda Dharmasraya Targetkan 3.685 Pelayanan KB Tercapai 32-33• Rindu Tradisi Malamang 34

WAWANCARA• “Insya Allah, Dharmasraya Siap Menjadi Tuan Rumah yang Baik” 35

LIPUTAN KHUSUS• Kiprah PT. TKA Dalam Melestarikan Lingkungan 36-37• Idenya Langsung dari Hashim 38• Menjadi Rumah Bagi Flora dan Fauna 39• Bertabur Prestasi 40• Hashim Sang Pendekar Lingkungan 41

DAFTAR ISI

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �

OLAH RAGA• ‘Porprov Harga Mati’ 42• Cabor Tenis Meja Siapkan Diri 43

WAWANCARA• Bupati Adi Gunawan 44

SIAPA DIA• Ketika ‘Oemar Bakri’ Jadi Jutawan 45

RAHASIA DAPUR• Membuat Keripik Keju - Hati Sapi Balado 46-47

JEDA• Tersengat di Pulau Penyengat 48-49• Lima Dalang dalam Satu Pagelaran 50

“Kita Harus Meningkatkan

Daya Saing Daerah”

Page 5: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 5

TEROPONG

Gizi BurukGizi Burukenjadi tamparan telak bagi jajaran kesehatan, menyusul mengapungnya dua kasus gizi buruk yang melanda

kabupaten ini. Sebelumnya ada dua kasus yang sama,

sehingga sampai awal Oktober ini sudah empat kasus gizi buruk dibukukan di daerah yang pernah meraih gelar sebagai kabupaten sehat ini. Masyarakat menyoroti kasus ini karena penuh kontradiksi. Betapa tidak, masih segar dalam ingatan beberapa waktu lalu Kabupaten Dharmasraya dino-batkan sebagai kabupaten sehat, namun kasus gizi buruk masih melanda. Kemudian Kabupaten Dharmasraya dijuluki sebagai kabupaten prtrodolar yang kaya raya, kenyataannya masih ada kasus gizi buruk yang melanda.

Adalah wajar jika masyarakat memper-tanyakan bagaimana pelayanan kesehatan ini digelar oleh pemerintah. Semua mata tentu tertuju pada Dinas Kesehatan. Dinas yang dipimpin Drg. Erina, MKM ini sempat juga menjadi sorotan masyarakat. Mereka mempertanyakan, seperti apa kinerja dinas yang menjadi bungo galeh bupati ini. Na-mun sesungguhnya, munculnya dua kasus gizi buruk di Dharmasraya, bukan semata-mata tanggung jawab Dinas Kesehatan dan jajarannya. Akan tetapi semua pejabat pemerintah harus bertanggungjawab terha-dap kasus tersebut.

Jika ditelisik lebih dalam, dua kasus gizi buruk itu salah satunya menimpa sebuah

keluarga yang memiliki pendapatan rata-rata Rp 2 juta perbulan. Pendidikan orang tuanya hanya tamat SD dan mereka mem-bina rumah tangga masih dalam usia muda. Kemudian satu kasus lainnya menimpa sebuah keluarga yang memiliki pendapatan Rp 800 ribu sebulan. Kepala keluarganya bekerja sebagai buruh potong karet di ke-bun milik mertuanya. Kedua orang tuanya hanya tamat SD dan saat ini keduanya baru berusia 19 tahun.

Tentu pertanyaan selanjutnya adalah mengapa sampai terkena gizi buruk? Per-tama disebabkan ketidaktahuan orang tua si Balita terhadap pengetahuan gizi dalam merawat anaknya. Kedua mungkin orang tuanya tidak sanggup membeli bahan pan-gan bergizi untuk anaknya, ketiga orang tua mereka tertutup terhadap pergaulan sehingga luput dari layanan kesehatan. Dengan pertanyaan seperti itu, jelas Dinas Kesehatan bukanlah satu-satunya yang ha-rus bertanggungjawab terhadap munculnya kasus-kasus gizi buruk, akan tetapi tergan-tung dari latar belakang permasalahannya itu sendiri.

Dua kasus gizi buruk terbaru itu di salah satu kasus adalah kelalaian pemerintahan terdepan. Katakanlah walinagari, adalah mustahil jika tidak memiliki data masyara-katnya yang mengalami musibah itu. sebab, walinagari memiliki perangkat yang na-manya kepala jorong yang hanya menjang-kau puluhan atau ratusan kepala keluarga. Sulit dipercaya jika seorang walinagari

yang paham tugas dan menjalankannya dengan baik tidak mengetahui warganya yang kurang gizi.

Demikian juga dengan camat. Sebagai perpajangan tangan bupati, camat juga tidak bisa lepas tangan begitu saja terhadap kasus gizi buruk dalam wilayahnya. Dalam alur pemerintahan, walinagari setiap bulan memberi laporan tentang pelaksanaan tugasnya kepada bupati melalui camat. Dalam laporannya tentu berisi permasalah-an permasalahan yang dihadapi masyarakat nagari. Dari arus laporan ini saja, tidaklah mungkin seorang camat tidak mengetahui permasalahan yang ada di kecamatannya termasuk rakyatnya yang miskin, tidak punya pekerjaan dan kurang gizi.

Meskipun demikian, jajaran dinas ke-sehatan tentu yang paling bertanggung-jawab dalam hal ini. Bidan desa atau apalah namanya, seyogyanya memiliki data status gizi masyarakat. Melalui layanan posyandu, atau nagari siaga, permasaahan ini seharusnya bisa terdeteksi sejak dini. Dengan demikian penyelesaiannya sudah harus dilakukan sejak dini pula. Kasus gizi buruk tidak tiba-tiba melanda, akan tetapi sudah merupakan akumulasi permasalahan yang lama.

Terlepas dari siapa yang harus bertang-gungjawab dalam kasus gizi buruk ini, yang pasti hal itu harus menjadi pelajaran kita semua. Bupati telah memberikan mandat kepada semua aparatur, sudah semesti-nya aparatur bekerja dengan baik. Apalagi mereka memerima tunjangan daerah yang besar, kelengkapan kerja yang memadai, perjalanan dinas yang cukup. Jikalau ke depan masih ada kasus serupa, maka layak diduga, para pejabat pemerintah tidak dapat memberikan layanan dengan baik dan layak pula bupati mempertanyakan mandat yang diberikan.• jamus kalimosodo

m

Page 6: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �

LAPORAN UTAMA

Untuk membangun pola hidup sehat di tengah-tengah 20�.8�8 penduduk Kabupaten Dharmasraya bukanlah perkara gampang. Dibutuhkan penggerak dan kader-kader ke-sehatan dan pengorganisasian secara berke-senambungan dan pantang menyerah. Itulah

sebabnya pemerintahan Adi Gunawan dan Syafruddin. R., memprioritaskan pemban-gunan pola hidup sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mencapai sasaran pembangunan millenium (MDGs) yang dicanangkan pemerintah pusat.

Untuk tingkat pemerintahan terdepan, pemerintah membangun kelembagaan lay-anan swadaya yang disebut pos pelayanan terpadu (Posyandu). Posyandu ini semula merupakan pusat layanan berbagai instansi, antara lain jajaran kesehatan untuk meman-tau tingkat kesehatan ibu dan anak, kemudian BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Beren-

cana Nasional) kini urusan Keluarga Beren-cana pada BPML2PPKB untuk penyuluhan KB, pelayanan penyuluhan dari Kementerian Pertanian untuk membudayakan penanaman bahan pangan bergizi bagi keluarga di perde-saan. Kini yang masih konsisten memberi layanan pada Posyandu adalah Dinas Kes-ehatan, sedangkan dua instansi lainnya tidak lagi memanfaatkannya.

Melalui Posyandu ini, petugas kesehatan baik yang berasal dari Puskesmas, Poskesri, Polindes dan Puskesmas Pembantu datang secara periodik di suatu tempat yang disepak-ati. Disana diberikan layanan penimbangan bayi, konsultansi gizi dan pengobatan bila

Membangun pola hidup sehat jauh lebih aman ketimbang mengobati

penyakit. Itulah sebabnya, pemerintahan Adi Gunawan

dan Syafruddin. R.menyasar masyarakat dengan menawarkan

berbagai program dalan rangka membudayakan pola

hidup sehat

UMembangun Budaya Hidup Sehat

Page 7: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �

LAPORAN UTAMA

diperlukan serta pemberian makanan tamba-han buat para bayi usia dibawah lima tahun (Balita). Untuk menyasar kesehatan ibu dan anak, Posyandu memang cukup efektif. Karenannya pemerintahan Adi Gunawan dan Syafruddin. R., mempertahankan keberadaan 2�� unit Posyandu. Bahkan di sejumlah nagari, Posyandu ini dibangun permanen melalui dana PNPM mandiri perdesaan.

Menurut Erina, kegiatan di Posyandu ini merupakan prioritas layanan bagi jajaran Dinas Kesehatan. Melalui pola itu, pihaknya dapat memetakan tingkat kematian ibu mela-hirkan, derajat asupan gizi masyarakat, dan dapat pula menjadi media untuk penyuluhan

paling tidak adanya warga yang kesulitan memperoleh bahan makanan bergizi atau ber-masalah dengan asupan gizi telah bisa terde-teksi. Mengapa kasus yang menjadi sorotan media masih saja terlambat dideteksi?

Kendati demikian, upaya jajaran kesehatan dalam membangun telah mencapai hasil yang tidak sedikit.

Derajat kesehatan selama empat tahun ini meningkat secara meyakinkan. Indikasinya, jumlah kematian bayi dari 58/1000 kalahiran bisa ditekan menjadi �2/1000 kelahiran. Jum-lah kematian Balita dari ��/1000 Balita bisa dikurangi hingga menjadi hanya �8/1000 Balita. “Angka ini lebih rendah dari target maksimum yang ditetapkan MDGs. “Jadi ini sudah sangat baik,” kata Erina.

kesehatan. “Sangat efektif sekali. Tanpa ada Posyandu, dinas kesehatan akan kesulitan untuk memantau kesehatan masyarakat dan membudayakan pola hidup sehat melalui berbagai upaya penyuluhan,” jelas Erina.

Tidak hanya Posyandu yang dikembangkan di tingkat pemerintahan terdepan. Erina dan kawan-kawan juga aktif mendorong terben-tuknya nagari siaga. Nagari siaga adalah merupakan upaya membuat masyarakat di nagari memiliki kesiapan dalam menolong sesama warga apabila ada yang sakit. Untuk membangun nagari siaga ini dibutuhkan ke-sadaran dari masing-masing warga terhadap pentingnya memelihara kesehatan dan dan menolong sesama.

Kesadaran ini menumbuhkan budaya ma-syarakat di nagari untuk menyediakan secara swadaya peralatan pendukung pertolongan di bidang kesehatan, seperti adanya penyediaan ambulan nagari untuk membantu warga apabila secara mendadak terkena se-rangan penyakit yang membutuhkan pertolongan cepat.

“Sudah banyak nagari yang pu-nya ambulan sendiri. Apakah itu berasal dari kendaraan pribadi warga, sumbangan perusahaan, sumbangan tokoh masyarakat dan sumbangan lainnya. Ini ha-rus kita apresiasi,” sebut Erina.

Namun berbagai upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan me-mang masih belum mencukupi untuk memberikan pertolongan bagi masyarakat yang membutuhkan.

Sebut saja kasus gizi buruk yang me-landa warga Nagari Tiumang dan Warga Nagari Bonjol. Jika Posyandu berjalan den-gan baik dan nagari siaga juga demikian,

Page 8: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 8

LAPORAN UTAMA

Gedung megah itu berdiri tegar di atas sebuah bukit di komplek perkantoran Ke-camatan Koto Besar yang terletak di Nagari Bonjol. Dari gedung itu, �� personil yang terdiri dari dokter, perawat, bidan dan perso-nil pendukung lainnya mengembangkan pro-gram Nagari Siaga. Program ini merupakan andalan bagi jajaran Puskesmas itu dalam meningkatkan layanan kesehatan kepada ma-syarakat di nagari dalam wilayahnya. Sebab pada dasarnya Program Nagari Siaga adalah sebuah upaya membangun kemandirian ma-syarakat dalam mengelola kesehatannya.

Untuk mengembangkan Nagari Siaga, personil Puskesmas Koto Besar secara berkala mengunjungi nagari-nagari yang ada di wilayahnya. Mereka bertemu kader kesehatan yang tinggal di nagari yang bersangkutan. Selain membekali dengan berbagai informasi tentang kesehatan, para kader kesehatan tersebut didorong untuk mampu menggerakkan masyarakat agar lebih peduli dengan sesama warga dalam mema-syarakatkan program kesehatan, memberikan pertolongan jika ada warga nagari yang sakit sampai kepada penyediaan sarana kesehatan secara mandiri.

Melalui aksi Nagari Siaga ini, dua nagari di Kecamatan Koto Besar sudah memiliki mobil ambulan, yaitu Nagari Koto Ranah dan Nagari Koto Laweh. Mobil ambulan tersebut berasal dari sumbangan tokoh masyarakat. “Jadi jika ada warga yang sakit parah dan membutuhkan ambulan, tidak perlu lagi jauh-jauh pergi ke Puskesmas, tetapi sudah bisa dilayani menggunakan mobil ambulan yang dikelola oleh Nagari Siaga,” kata Pimpinan Puskesmas Koto Besar, Lasmita, SKM.

Nagari Siaga merupakan salah satu program saja, program lainnya dalam rangka men-jangkau sasaran antara lain Posyandu dan

pelayanan di Puskesmas sendiri. Puskesmas Koto Besar yang berdiri sejak tahun 2010 saat ini sedang mempersiapkan diri menjadi Puskesmas rawat inap. Sejauh ini Puskes-mas Koto Besar baru menyelenggarakan layanan berupa pemeriksaan kesehatan, rawat jalan dan layanan kesehatan ibu dan anak. Dengan layanan tersebut, rata-rata dalam sehari jumlah kunjungan masyarakat ke Puskesmas sebanyak �5 orang. Rata-rata mereka mengeluhkan sakit teng-gorokan atau istilah medisnya infeksi saluran pernafasan (Ispa). Jika ada yang sakit lebih parah, maka Pusk-esmas akan merujuknya ke RSUD Sungai Dareh.

Ke depan, Puskesma Koto Besar diharapkan menjadi Puskesmas rawat inap. Lasmita dan kawan-k a w a n b e r h a r a p Puskesmas yang ia pimpin segera dija-dikan Badan Lay-anan Umum Daerah (BLUD). Dengan pola tersebut di-harapkan Puskesmas Koto Besar akan lebih efisien dalam operasionalnya. Se-lain itu, Puskesmas Koto Besar yang masih membutuhkan sarana pendukung seperti pagar, kemu-dian pengangkatan 2� tenaga magang dan fasilitas rawat inap. “Kita berharap Dinas Kesehatan dapat me-menuhi fasilitas yang kami butuhkan,” kata Lasmita.

Kepak Sayap Puskesmas Koto Besar

L a s m i t a , S K MPimpinan Puskesmas Koto Besar

Page 9: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 9

LAPORAN UTAMA

Bukan cuma rumah sang pacar yang jauh-nya lima langkah, akan tetapi untuk pergi berobat, kini sudah bisa hanya dengan lima langkah. Memang, pembangunan fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan Poskesri, sampai ke pelosok nagari telah membuat masyarakat yang ingin berobat cukup melangkah lima langkah dari rumahnya dah sampai. Ma-syarakat di Kabupaten yang berjuluk Ranah Cati Nan Tigo ini yang sebelumnya harus bepergian puluhan kilometer untuk sekedar periksa kesehatan atau berobat menggunakan kendaraan, kini sudah bisa menghemat biaya dengan cuma berjalan kaki beberapa langkah dari rumahnya dan bisa mendapat layanan perawatan kesehatan atau minimal berobat ringan.

Inilah yang dialami oleh Ely Suryati, �� th, warga Jorong Bibit Makmur, Nagari Koto Laweh, Kecamatan Koto Besar. Ibu dua anak ini mengaku, sebelum ada Poskesri, dirinya harus naik sepeda motor diantar sua-minya jika ingin periksa kesehatan. Namun setelah adanya Poskesri di dekat rumahnya, maka jika keluarganya sakit cukup periksa ke Poskesri. Untuk sakit ringan bisa diberi obat atau tambahan vitamin di Poskesri. Di Poskesri, selain tersedia obat ringan, juga tersedia perawat atau bidan yang siap me-layani pemeriksaan kesehatan, pengobatan ringan, bahkan bisa juga melayani konsul-tansi kesehatan serta memperoleh informasi

cara hidup sehat.Pembangunan fasilitas kesehatan oleh Pemkab

Dharmasraya itu memang cukup memberi ke-mudahan bagi warga. Sebab mereka tidak lagi harus merasa cemas jika ada anggota keluarga yang sakit mendadak tengah malam. Mereka juga tidak perlu mengeluarkan uang ban-yak untuk pergi dan pulang berobat. Dari sisi waktu masyarakat juga diuntungkan. Sebab dekatnya jarak pemukiman warga dengan pusat-pusat layanan kesehatan, maka waktu tempuh yang dibutuh-kan juga makin sedikit. Dengan demikian tidak banyak waktu kerja yang tersita akibat mengantarkan keluarga berobat.

Menurut Ely Suryati, memang masih ada warga Sitiung IV yang berobat ke luar daerah kabupaten. Namun umumnya yang berobat ke luar daerah itu orang-orang yang punya kele-bihan rezeki. Orang-orang kaya, selain masih berobat ke luar dae-rah, mareka juga memilih berobat ke klinik swasta. Untuk sekedar jaga imej dengan masyarakat lainnya. Namun harus diakui, sejak diopera-sikannya layanan-layanan kesehatan milik pemerintah, orang yang berobat ke luar daerah sudah jauh berkurang. “Sudah banyak yang berobat di tempat kita,” kata Ely.

Berobat , ‘Lima Langkah’ Dari Rumah

Page 10: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 10

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMA

angkauan layanan kesehatan memang terus mengalami peningkatan, seiring dengan pertumbuhan dan penyebaran penduduk. Sampai tahun 201� ini sesungguhnya Pemkab Dharmasraya

telah melengkapi sarana dan fasilitas kes-ehatan yang lengkap dan memadai sampai ke tingkat nagari. Di setiap nagari diapas-

Menyediakan Sarana Kesehatan Masyarakat

Untuk menjamin agar masyarakat tetap sehat, Pemerintahan Adi Gunawan dan Syafruddin. R, memperluas jangkauan layanan kesehatan sampai ke tingkat jorong dengan membangun Poskesri

dan Polindes serta menempatkan tenaga kesehatan di sana.

tikan telah tersedia pos kesehatan nagari (Poskesri), bahkan di sejumlah jorong juga telah tersedia poliklinik desa (Polindes).

Di setiap Poskesri ditempatkan minimal bi-dan dan di setiap Polindes telah ditempatkan tenaga khusus untuk membantu persalinan.

Data terakhir menunjukkan, jumlah Poskesri yang sudah dibangun pemerintahan Adi Gu-

nawan dan Syafruddin. R., sebanyak �9 unit. Ini berarti masing-masing nagari sudah memi-liki Poskesri, bahkan ada yang lebih dari satu.

“Tergantung dari penyebaran penduduk di nagari. Jika penyebarannya terpencar, maka dimungkinkan suatu nagari memi-liki lebih dari satu Poskesri,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmas-

J

Page 11: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 11

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMA

raya, Drg. Hj. Erina, MKM. Selain Po-skesri, Pemkab Dharmasraya juga sudah menyediakan Polindes sebanyak �� unit.

Pusat layanan kesehatan di tingkat nagari itu merupakan upaya untuk memberikan pertolongan bagi masyarakat yang membu-tuhkan pertolongan cepat, seperti layanan ibu melahirkan, layanan pemeriksaan kes-

ehatan ibu dan anak serta layanan program kesehatan untuk membangun budaya hidup sehat. Dengan menyediakan pusat-pusat layanan kesehatan tersebut, maka masyarakat yang membutuhkan pertolongan kesehatan di tingkat pertama tidak perlu menempuh jarak yang jauh, tetapi cukup berjalan kaki sudah bisa mencapai tempat pelayanan kesehatan.

Jika pusat-pusat layanan kesehatan di tingkat nagari dan jorong tidak bisa memberikan per-tolongan lanjutan, maka petugas kesehatan-nya akan memberi rujukan untuk berobat ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang berada di pusat ibukota kecamatan.

Di setiap ibukota kecamatan telah dise-diakan minimal satu Puskesmas. Sam-

Page 12: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 12

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMA

pai tahun 201�, telah tersedia 1� unit Puskesmas dan �� Puskesmas Pembantu.

Layanan kesehatan yang diberikan Pusk-semas ini, selain merupakan layanan lanju-tan, juga memberikan layanan pengobatan penyakit. Karena itu, sejumlah Puskesmas menyediakan layanan rawat inap, sep-erti Puskesmas Koto Baru, Puskesmas Sitiung I dan Puskesmas Sungai Rumbai.

Jika masyarakat mengalami sakit ringan, maka tidak perlu datang ke kabupaten untuk berobat. Pusksemas rawat inap dan Puskse-mas Plus bisa memberi layanan buat mereka yang terpaksa dirawat untuk beberapa hari.

Disamping layanan kesehatan yang dise-

diakan oleh pemerintah, Pemkab Dharmas-raya juga memberikan peluang dan kesem-patan bagi kalangan swasta untuk turut ser-ta memberikan layanan kesehatan. Paling tidak, di Kabupaten yang berjuluk Ranah Cati Nan Tigo ini telah ada 21 unit klinik swasta yang memberikan layanan kesehat-an kepada masyarakat secara rofesional.

Pada umumnya, klinik swasta ini mem-buka layanan bersalin sebagai alternative bagi masyarakat yang membutuhkan lay-anan plus dengan biaya sedikit lebih mahal.

Namun apapun bentuk nilai tamba-han yang diberikan klinik swasta, ke-beradaannya jelas turut membantu pro-

gram pemerintah dalam memberikan lay-anan kesehatan kepada masyarakat luas.

Menurut hitungan Dinas Kesehatan, jumlah sarana dan fasilitas kesehatan yang telah dibangun oleh pemerintah, maupun yang didirikan oleh swasta sudah memadai untuk menjangkau layanan kesehatan kepada ma-syarakat sampai di daerah terpencil sekalipun.

“Jadi untuk fasilitas layanan yang ada saat ini telah mencukupi dan memadai untuk memberi layanan kepada masyarakat kita.

Dalam beberapa tahun ke depan jumlahnya tidak akan ditambah, namun kelengkapannnya seperti ruang dan instalasinya terus disem-purnakan,” ujar Erina. • jamus kalimosodo

Jadi untuk fasilitas layanan yang ada saat ini telah mencukupi dan memadai untuk memberi layan-

an kepada masyarakat kita. Dalam beberapa tahun ke depan jumlahnya tidak akan ditambah, namun kelengkapannnya seperti ruang dan instalasinya terus disempurnakan

Ruangan KIA Puskesmas Koto Besar

Ruangan Poli Gigi Puskesmas Sitiung II

Page 13: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 1�

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMA

Keberadaan tenaga kesehatan menjadi kunci dari pemberian layanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu, Pemkab Dharmasraya berupaya keras un-tuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, mulai dari dokter umum, dokter gigi. perawat kesehatan, bidan, apoteker, asisten apoteker, ahli gizi, sanitarian, analis kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat. “Alhamdulillah, seba-gian tenaga kesehatan yang kita miliki sudah mencukupi kebutuhan. Dalam waktu beber-apa tahun ke depan, kita tidak dipusingkan dengan kekurangan dokter, dokter gigi dan bidan,” tegas Kepala Dinas Kesehatan Kabu-

Mencukupi Kebutuhan Tenaga Kesehatan

Pemerintahan Adi Gunawan dan Syafruddin. R., mengangkat tenaga kesehatan mulai dokter, perawat, bidan dan tenaga pendukung untuk memberikan layanan terbaik buat masyarakat. Selain untuk memberikan layanan kesehatan, mereka juga diterjunkan untuk membangun

pola hidup sehat.

paten Dharmasraya, Drg. Hj. Erina, MKM.Dalam empat tahun terakhir, pemerintahan

Adi Gunawan dan Syafruddin. R., telah men-gangkat enam dokter umum, enam dokter gigi, 28 perawat, tiga ahli gizi, 19 tenaga ahli kesehatan masyarakat dan empat analis kesehatan. Dengan jumlah tersebut, maka tenaga kesehatan yang disiapkan untuk memberikan layanan prima kepada masyara-kat terdiri atas �� dokter umum, 18 dokter gigi, 2 apoteker, 121 perawat, 22� bidan, 20 asisten apoteker, 1� sanitarian, 19 ahli gizi, �9 ahli kesehatan masyarakat dan 1� analis kesehatan. “Total personil kita mencapai 509 orang. Itu yang PNS saja, kita juga memiliki tenaga honorer, kontrak dan lain lain yang kita sebut tenaga magang,” imbuh Erina.

Ia menjelaskan, jumlah tenaga magang di jajaran Dinas Kesehatan mencapai 25� orang, yang terdiri atas dokter umum dua orang, dokter gigi satu orang, ahli kes-ehatan masyarakat 10 orang, bidan 111

orang, perawat 8� orang, ahli gizi sembilan orang, rekam medis enam orang, perawat gigi dua orang, farmasi empat orang analis kesehatan enam orang dan sisanya meru-pakan tenaga pendukung non kesehatan.

Menurut Erina, meski untuk tenaga me-dis dan bidan telah mencukupi, namun sejumlah tenaga pendukung masih sangat dibutuhkan, seperti tenaga perawat, apo-teker, asisten apoteker, sanitarian, ahli gizi, ahli kesehatan masyarakat, analis kesehatan dan perawat gigi. Untuk tenaga apoteker masih dibutuhkan 1� orang lagi, asisten apoteker enam orang lagi, perawat delapan orang lagi, sanitarian 12 orang lagi, ahli gizi tujuh orang lagi, ahli kesehatan masyarakat �8 orang lagi, analis kesehatan 12 orang lagi dan perawat gigi enam orang lagi.

Tenaga kesehatan yang dipersiapkan untuk melaksanakan tugas pelayanan ini senantiasa ditingkatkan keahliannya. Se-jumlah dokter dikirim untuk mengambil

K

Page 14: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 1�

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMAspesalis di berbagai bidang. Ada 1� dokter umum yang dikirim untuk mengikuti pendidikan dokter spesialis, seperti spesialis penyakit dalam, spesialis ilmu patologi klinis, spesialis anak, spesialis syaraf, spesialis paru, spesialis anasthesi, spesialis kar-diologi, spesialis bedah, spesialis orthopedic, spsislis THT dan spesialis mata. “Masing-masing satu orang,” sebut Erina. Sedan-gkan untuk bidang non medis, ada tiga orang yang dikirim tugas belajar, masing-masing untuk mendalami psikologi dan ilmu kesehatan masyarakat.

Kelengkapan jumlah dan tingkat keterampilan per-sonil kesehatan memang sangat mempengaruhi tingkat layanan yang diberikan. Oleh sebab itu, Dinas Kesehatan tetap senantiasa berupaya agar personilnya terus diasah keterampilan dan dit-ambah pengetahuannya. Dengan demikian permasalahan kesehat-an di Kabupaten yang populser sebagai daerah petrodollar ini dapat tertangani dan tertanggu-langi. “Kualitas layanan menjadi dambaan kami semua,” pungkas Erina. • jamus kalimosodo

erasnya arus berobat ke luar daerah memang sempat menjadi trendi di kalangan masyarakat Kabupaten Dhar-masraya. Sasarannya adalah ke Kota Muaro Bungo dan Ke Kota Sawahlunto.

Konon menurut sebagian kalangan, kedua kota tersebut memiliki rumah sakit yang

lengkap, pelayanannya prima, biayanya menenggang dan tersedia dokter spesialis yang mumpuni. Kabar yang beredar dari mulut ke mulut itu begitu cepat beredar, terutama kalangan berduit. Tidaklah meng-herankan jika ada warga ekonomi menengah

Warga Sudah Mulai

PercayaPemerintahan Adi

Gunawan dan Syafruddin. R. menjadikan RSUD Sungai Dareh sebagai

pusat rujukan perawatan kesehatan terkemuka

di Bagian Selatan Sumatera Barat, sekaligus

menjadikannya bagian dari upaya membangun

daya saing daerah.

ke atas lebih memilih mencari pelayanan kesehatan di kedua kota itu, seperti mela-hirkan, periksa kesehatan dan bahkan untuka keperluan operasi.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Dareh kala itu memang dipandang sebelah mata, terutama bagi mereka yang memiliki ekonomi lebih baik. Pandangan sebagian kalangan memang tidak bias disalahkan. Saat itu, pelayanan di RSUD tipe C ini memang masih dirasakan kurang memuaskan.

Ketersediaan dokter spesialis belum me-madai, fasilitas yang ada juga tidak layak, air sulit, sampah dimana-mana, para perawat memberlakukan pasien sekehendaknya.

Lengkap sudah kalimat untuk menggam-barkan bagaimana tingkat pelayanan RSUD yang terletak di Jorong Kubang Panjang, Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya.

Pemerintahan silih berganti, perbaikan manajemen rumah sakit terus dilakukan. Dalam empat tahun terakhir, kinerja RSUD sudah mulai terlihat. Sarana dan fasilitas yang rusak diperbaiki, yang masih belum ada dibangun baru. System pelayanan juga dis-empurnakan. Prosedur berobat dipangkas.

Pola pembayaran juga disederhanakan. Dokter spesialis yang belum lengkap dileng-kapi.

“Insyaallah, sekarang sudah mulai mem-

D

Page 15: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 15

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMAperlihatkan tanda-tanda perbaikan layanan,” sebut Direktur RSUD Sungai Dareh dr. Armayani, SpB.

Puncaknya, pemerintahan Adi Gunawan dan Syafruddin. R., merombak total manajemen RSUD dengan menunjuk instansi tersebut un-tuk melaksanakan pola pengelolaan keuangan (PPK) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pola ini mengisyaratkan pengelolaan rumah sakit secara bisnis, namun tidak mengutamakan keuntungan. Artinya, pengelolaan rumah sakit dilakukan secara professional sebagaimana system bisnis, namun pola itu tidak mengede-pankan keuntungan. Dengan pola itu, orien-tasi rumah sakit tidak lagi pendapatan, namun pelayanan.

Dengan manajemen ala bisnis, maka semua jenis layanan rumah sakit berorientasi pada kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, di-rektur RSUD membuka komunikasi dengan para pelanggan, masyarakat dan stakehold-ers untuk mengetahui informasi kepuasan

pelanggan. Tiap ada keluhan pelanggan, maka akan ada tindaklanjut penyelesaian-nya, karena semua ada prosedur yang sudah dirancang dan ditetapkan.

Lagipula, dengan penerapan PPK BLUD di RSUD Sungai Dareh diharapkan ada fleksibilitas pengadaan barang dan jasa. Manajemen RSUD Sungai Dareh dapat memanfaatkan dana yang diperoleh dari pendapatan atas layanan secara langsung tanpa lebih dulu masuk dalam APBD. Kelu-wesan pengadaan barang dan jasa ini dibu-tuhkan oleh rumah sakit mengingat lembaga tempat tumpuan berobat ini harus beroperasi sepanjang tahun, tanpa harus diganggu oleh siklus anggaran.

Melalui berbagai paket kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan Bupati Adi Gunawan dan Syafruddin. R., kini RSUD Sungai Dareh sudah kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat. Jumlah pasien rawat jalan meningkat cukup pesat. Demiki-

an juga dengan jumlah kunjungan rawat inap juga meningkat cukup tajam. “Sampai akhir Agustus jumlah kunjungan rawat jalan se-banyak 8.5�2 pasien, kunjungan rawat inap �.�52 orang dan kunjungan IDG mencapai �.9�9 orang,” ujar Armayani. Angka tersebut menurut Armayani, sudah mendekati �5 persen dari target yang ditetapkan. Dengan adanya peningkatan pelayanan, maka kunjungan masyarakat ke rumah sakit meningkat tajam. Buntutnya pendapatan rumah sakit juga mendadak meningkat. Tahun ini jumlah pendapatan sudah mencapai 9�,�8 persen dari target yang ditetapkan. Target pendapatan RSUD tahun 201� sebesar Rp �,8 milyar, saat sampai minggu ketiga September sudah terealisasi sebesar Rp �,� miliar.

Dengan tingkat pelayanan prima dan kunjungan rumah sakit yang makin besar, maka diyakini, target pendapatan akan tercapai lebih 100 persen. • jamus kali-mosodo

Alhamdulillah, sekarang sudah mulai mem-perlihatkan tanda-tanda perbaikan layanan“

Page 16: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 1�

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMA

Tangan perempuan berseragam putih itu cekatan mengobati luka di lutut seorang remaja yang memakai baju SMA. Remaja itu tak henti memegangi lututnya yang robek terluka, karena terjatuh dari motor. Sesekali rintihan terdengar dari mulutnya yang tak henti komat-kamit sambil menahan sakit. Tak berapa lama, anak muda itu dapat terse-nyum setelah lukanya dijahit dan diperban.

“Ya, cukup banyak juga menangani kasus luka kecelakaan. Yang paling banyak karena jatuh dari motor. Mulai luka lecet, robek, sampai patah,” ujar Reni, salah seorang per-awat di Puskesmas Timpeh, Nagari Taratak Tinggi, Kecamatan Timpeh. Perempuan yang telah mengabdi sejak 2008 di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Sijun-jung dan Provinsi Riau itu, mengaku telah terlanjur cinta mengabdi di tempat yang sebagian orang menganggapnya terisolir itu.

Di Puskesmas itu, terdapat tiga orang dok-ter umum, seorang dokter gigi, dan sekira �0-an tenaga medis lainnya. “Dalam sebulan, rata-rata ada sekitar 80-an pasien. Keluhan mereka, mulai dari sakit biasa seperti diare, maag, sakit kepala, luka ringan atau sedang, hingga penyakit kronis lainnya,” imbuh Reni.

Dari jumlah tersebut, menurut alumnus SMU 1 Sijunjung itu, hanya sekira 20 persen pasien yang dirujuk ke RSUD Sungai Dareh. Bahkan, Puskesmas yang telah memiliki ru-ang rawat inap itu, kerap menangani penya-kit-penyakit kronis lainnya. “Animo warga untuk berobat di sini sangat baik. Itu artinya, keberadaan Puskesmas meski di tempat yang dianggap terpencil ini, sangat dibutuhkan. Kami, sebagai tenaga medis pun sangat sadar, pembangunan kesehatan secara luas, memang dimulai dari jorong dan nagari,” paparnya.

Tak berbeda dengan Timpeh, di Puskes-

mas Sitiung II, di Jorong Padang Tengah, Kecamatan Koto Salak, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi, pun demikian. Meski belum memiliki rawat inap, animo warga untuk berobat di sana sangat tinggi. “Dalam sebulan, rata-rata pasien mencapai �00 orang. Yang dirujuk ke RSUD, tidak sampai 10 persen,” ungkap Titin Rustiana, salah seorang petugas di Puskesmas yang dipimpin dr. Fahriza itu. Tidak jarang mereka bahkan menangani pasien dari luar wilayah Dharmasraya.

Di tempat itu, terdapat dua dokter umum, dua dokter gigi, dan sekira �0-an paramedis. Banyaknya warga yang berobat di Puskesmas itu, memberikan bukti bahwa keberadaannya sangat diperlukan. “Itu juga menjadi salah satu indikasi, bahwa masyarakat masih ban-

yak yang membutuhkan perawatan dan pelay-anan kesehatan, terutama kesehatan tingkat dasar,” papar Titin. Salah satu pelayanan penting di bidang kesehatan di perdesaan itu, menurut Titin yakni Posyandu serta pemerik-saan kesehatan dan pengobatan ibu dan anak.

Sementara itu, di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Dharmasraya drg. Erina, MKM mengakui status kesehatan yang rendah merupakan salah satu masalah yang berpengaruh dalam pembangunan di daerah. “Belum tersedia atau belum berfungsinya sarana pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas, serta pemahaman dan pola hidup sehat masyarakat yang rendah mengakibatkan kualitas kesehatan masyarakat terutama kelompok perempuan di perdesaan menjadi rendah,” ujarnya.

Minat Berobat Ke Puskesmas Naik

k

Page 17: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 1�

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMA

Menurutnya, status kesehatan yang rendah itu dapat ditandai dengan kondisi yang meng-khawatirkan di tingkat Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), serta prevelansi kekurangan gizi yang pada akhirnya mengakibatkan kualitas kesehatan yang diukur dengan Angka Harapan Hidup Masyarakat (AHHM) menjadi rendah.

“Tingginya angka kematian ibu dan anak dipengaruhi rendahnya persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, rendahnya cakupan kunjungan neonatal, serta belum optimalnya perbaikan gizi masyarakat,” lanjut Erina. Hal itu, antara lain san-gat dipengaruhi oleh terbatasnya sumber daya kesehatan yakni rendahnya jumlah distribusi dan kualitas tenaga kesehatan.

Itu sebabnya, pihaknya berupaya mengaju-kan teroboson upaya percepatan pembangu-nan kualitas kesehatan berbasis perdesaan itu. Dirinya memandang penting dilakukan rekonstruksi total sistem kesehatan, terutama untuk mengangkat harkat dan martabat serta kualitas kesehatan penduduk perdesaan.

Sementara itu, Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan menegaskan dirinya getol mewu-judkan lima pilar pembangunan perdesaan sehat. Hal itu yakni ketersediaan dan ber-fungsinya dokter puskesmas, ketersediaan dan berfungsinya bidan desa, ketersediaan air bersih dan sanitasi bagi setiap rumahtangga, serta ketersediaan gizi seimbang bagi ibu hamil, menyusui dan balita di perdesaan.

Dirinya menyadari, bahwa pembangunan kesehatan itu dimulai dari perwujudan

derajat kesehatan warga di perdesaan. “Karena itu, aspek-aspek pembangunan di jorong, nagari, dan kecamatan, harus kita genjot. Kita tengah mengupayakan agar di setiap kecamatan memiliki Puskesmas, setiap nagari memiliki Pustu, setiap jorong terdapat Puskesri,” tegasnya. Selain pem-bangunan infrastruktur, kebijakan itu, menu-rutnya, harus diikuti dengan penempatan dan distribusi tenaga medis yang merata.

“Jika pembangunan kesehatan kita mulai dari tingkat terendah, kami yakin, pem-bangunan menuju kabupaten sehat akan terwujud,” imbuhnya. Meski Dharmasraya telah meraih predikat Kabupaten Sehat dari Menteri Kesehatan, namun itu tak lantas membuatnya berhenti berionovasi me-nyehatkan masyarakat. • (Yudha Topan)

Page 18: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 18

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMA

Banyaknya warga masyarakat yang me-milih berobat ke rumah sakit di luar kabu-paten Dharmasraya kelihatannya menjadi tamparan pedas bagi jajaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Dareh. Pasalnya, rumah sakit milik Pemkab Dharmasraya seolah menjadi rumah sakit yang tidak mampu bersaing dengan rumah sakit setipe milik daerah lain. Padahal, jika rumah sakit yang dikomandani dr. H. Armayani, S.Pb jika dikelola dengan professional, bias menjadi rumahsakit rujukan yang laris ma-nis karena posisinya yang sangat strategis.

Bagi Pemkab Dharmasraya, kenyataan tersebut juga menjadi ganjalan luar biasa pedih, sebab rumah sakit yang letaknya di Nagari IV Koto Pulau Punjung itu men-jadi salah satu cermin masih rendahnya daya saing daerah. Oleh karena itu, adalah wajar jika Bupati Adi Gunawan memer-intahkan jajaran manajemen RSUD Sun-gai Dareh agar lebih professional dalam mengelola rumah sakit. Menurut Bupati, profesionalesme dalam mengelola rumah

sakit akan mampu meningkatkan daya sa-ing daerah di mata masyarakatnya sendiri.

Armayani, seorang ahli bedah yang diberikan amanat mengelola rumah sakit langsung melakukan berbagai pembenahan. Semua kendala dievaluasi dan dicarikan solusinya. Termasuk kendala administrasi yang selama ini mengungkung gerak langkah pelayanan rumah sakit. Setelah mempelajari dengan cermat, Armayani dan kawan-kawan mengajukan konsep baru, yaitu menjadikan rumah sakit terbesar di Dharmasraya itu seb-agai BLUD. Gayung bersambut, bupati meny-etujui gagasan Armayani dan kawan-kawan. “Ini yang saya tunggu,” sebut Adi Gunawan.

Melalui pola BLUD, Armayani dan se-jawatnya tentu lebih berpeluang untuk berkreasi dalam meningkatkan daya saing rumah sakit di blantika persaingan antar rumah sakit yang makin ketat. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien, Armayadi menggelar kegiatan kemitraan pengobatan bagi pasien mampu dan pasien kurang mampu. Melalui kegiatan tersebut di-harapkan cakupan layanan kesehatan rumah

Mendukung Daya Saing Daerahsakit menjadi lebih luas dan professional.

Untuk menambah cakupan layanan, Armayadi menambah jumlah tempat tidur untuk kelas III sebanyak 20 unit, menam-bah gedung rawatan kelas III berkapasitas 1� tempat tidur, menambah alat kesehatan dan kedokteran, menambah jumlah dokter spesialis, menambah jumlah produk lay-anan HCU, penambahan ruang isolasi dan pemilahan ruang bersalin dengan ruang rawat inap. “Daya tamping rumah sakit terus kita tingkatkan, agar bias menam-pung pasien baik dari kalangan mampu maupun tidak mampu,” tukuk Armayadi.

Sementara itu, untuk menjamin kepuasan pelanggan, Armayani melakukan sejumlah langkah, antara lain menyusun standar pelayanan kesehatan rumah sakit, pemenu-han tenaga kesehatan professional, mem-perbaiki standar asuhan keperawatan dan memberikan layanan penunjang, seperti menyediakan perparkiran yang aman dan nyaman, menyediakan ruang untuk kelu-arga pasien, pelayanan apotik dan lainnya.

Melalui berbagai upaya tersebut, kini RSUD

dr. Armayani, SpBDirektur RSUD Sungai Dareh

Page 19: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 19

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMA� Pulau Punjung. Karenannya pem-bangunan gedung baru itu dipacu.

Bahkan Armayani sudah menjajagi ke-

Sungai Dareh sudah bias memberikan lima layanan yang sudah terakreditasi, yaitu layan-an administrasi manajemen, layanan medis, layanan gawat darurat, layanan keperawatan dan layanan rekam medis. Dengan akredi-tasi tersebut, sesungguhnya RSUD Sungai Dareh tidak kalah dengan rumah sakit lain milik sejumlah kabupaten. “Kita sama-sama telah mendapat akreditasi,” sebut Armayani.

Oleh karena itu, adalah wajar jika belakan-gan ini, kunjungan pasien ke RSUD Sungai Dareh sudah jauh meningkat. “Saya diam-diam melakukan survai ke sejumlah rumah sakit baik milik pemerintah, maupun swasta di beberapa daerah. Ternyata hasilnya warga Dharmasraya sudah tidak lagi berobat ke luar. Dulu umumnya warga kita berobet kepada meraka, sekarang sudah jarang. Mereka sudah memilih rumah sakit sendiri,” kata Armayani.

Dengan adanya peningkatan kunjun-gan pasien dan makin rendahnya angka complain konsumen, menunjukkan bah-wa RSUD Sungai Dareh telah mam-pu bersaing dengan rumah sakit lain.

Daya saing rumah sakit itu, sambung Armayani, akan lebih baik lagi jika pada akhir 2015, RSUD Sungai Dareh bias pindah ke gedung baru di KM

mungkinan kerjasama dengan swasta un-tuk mengejar selesainya pembangunan sesegera mungkin. • jamus kalimosodo

Fasilitas RSUD Sungai Dareh1. Gedung Poliklinik 1 unit2. Gedung UGD 1 unit�. Gedung Keperawatan 5 unit, terdiri Kelas III 5� Tempat Tidur, Kelas II 22 tempat tidur, Kelas I � tempat tidur, HCU � tempat tidur, kelas khusus 1� tempat tidur, VIP 5 tempat tidur.�. Gedung Operasi 1 unit5. Gedung Laboratorium 1 unit�. Gedung Radiologi 1 unit�. Gedung Instalasi Gizi dan Laundry 1 unit8.Gedung Farmasi 1 unit9. Gedung Fisioterapy 1 unit10. Gedung Transfusi Darah 1 unit11.Gedung Genset 1 unit12.Gedung IPSRS 1 unit1�.Rumah Dinas 5 unit1�.MUshalla 1 unit.

Jenis Layanan Rawat Jalan1. Layanan poliklinik umum tiap hari kerja2. Layanan poliklinik gigi tiap hari kerja�. Layanan poliklinik penyakit dalam tiap hari kerja�. Layanan poliklinik anak tiap hari kerja5. Layanan poliklinik bedah tiap hari kerja�. Layanan poliklinik kebudanan tiap hari kerja�. Layanan poliklinik mata tiap hari kerja

Jenis Layanan Gawat Darurat1. Layanan Dikter jaga (dokter umum) on site2. Layanan Dokter konsulen (dokter spesialis) on call�. Layanan ambolan 118�. Layanan keperawatan Jenis Layanan Rawat Inap1. Layanan rawat inap anak dan perinatology (kelas II dan kelas III)2. Layanan rawat inap penyakit dalam (kelas II dan kelas III)�. Layanan rawat inap bedah dan mata (kelas II dan kelas III)�. Layanan rawat inap kebidanan (kelas II dan III)5. Layanan kamar bersalin�. Pelayanan rawat inap kelas I

Jenis Layanan Operasi dan Anestesi1. Layanan operasi bedah umum2. Layanan operasi obstetri dan ginekologi�. Layanan operasi mata�. Layanan anestesi5. Layanan keperawatan

Jenis Layanan Penunjang1. Layanan rehabilitasi medic2. Layanan laboratorium�. Layanan radiologi�. Layanan gizi5. Layanan farmasi�. Layanan transfuse darah�. Layanan keluarga miskin8. Layanan administrasi9. Layanan rekam medis10. Layanan konseling gizi dan11. Layanan Rohis

Page 20: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 20

lila, merengek pada bun-danya minta dibelikan es mambo. Sang bunda tentu saja tergopoh-gopoh mem-belikannya. Maklum, anak kesayangannya merasa haus

usai melaksanakan peragaan ibadah haji di Lapangan Padang Tangah, Nagari Pulau Mainan, Kecamatan Koto Salak. Alila yang bersekolah di TK Islam Bhakti Padang Tangah itu terlihat menikmati es mambo di tangannya seraya memperhatikan teman-temannya yang belum selesai memper-agakan tatacara melaksanakan ibadah haji.

Di antara teman-teman Alila ada yang riang gembira, ada yang sesenggukan menan-gis ada juga yang terbengong-bengong.

Sementara itu, suara Rahmawati, S.Pd., terdengar terus menyenandungkan “Labai-kallah Huma Labaik” seraya menjadikan acara tahunan yang digelar yayasan TK Islam Bhakti semakin khitmat dan berkesan. Untuk

“Berhaji adalah panggilan, namun mempersiapkan diri untuk menunaikan rukun Islam kelima itu harus dilakukan sejak kanak-kanak.

Karena, selain dapat dimaknai sebagai penyempurnaan dari titel

taqwa, ibadah haji juga bisa dimaknai sebagai upaya untuk

mendorong umat Islam menjadi bagian dari masyarakat yang

berkemampuan fisik dan ekonomi. Itulah sebabnya Pemerintahan

Bupati Adi Gunawan dan Syafruddin. R., berupaya memban-

gun minat masyarakat untuk berhaji sejak dini usia.”

Membangun Minat Untuk Berhaji

A

membangun kesan yang kuat, peserta per-agaan ibadah haji betul-betul melaksanakan apa yang menjadi rukun haji. Mereka dib-erangkatkan dari Masjid Simpang Tiga Koto Baru menggunakan kendaraan ruda empat. Masing-masing kendaraan tertulis Kloter (kelompok terbang) seolah-olah mereka diberangkatkan seara berkelompok. Malah sebelum berangkat mereka melakukan shalat di masjid menggunakan pakaian ihram.

Sepanjang perjalanan, anak-anak TK itu membacakan “Labaik Allah Humma La-baik” bersama para orang tua mereka yang mendampingi. Sesampai di lapangan Padang Tangah, sesuai Koter yang ditetapkan, anak-anak TK itu berjalan secara berkelompok dan tidak lagi didampingi orang tuanya dan hanya didampingi sang guru mereka. Jamaah haji jadi-jadian itu kemudian ber-siap untuk melaksanakan rukun haji. Dan setelah mereka siap, Bupati Adi Gunawan memberi aba-aba dimulainya peragaan. Satu

persatu Kloter mulai beraksi diawali dengan lempar jumrah, syai dan terakhir berkurban.

Rahmawati yang juga Kepala TK Islam Bhakti Padang Tangah itu bertindak sebagai panitia yang mengkoordinasikan acara yang diikuti oleh 1.�08 murid TK dari �8 TK. Menurutnya, peragaan ibadah haji itu meru-pakan kurikulum sekolah TK yang bernaung di bawah yayasan Bhakti. Tujuannya adalah untuk memberikan kesan yang kuat bagi murid TK terhadap pelaksanaan ibadah haji.

Melalui pola-pola pendidikan seper-ti itu, menurut Rahmawati akan mem-berikan dorongan yang sangat kuat bagi anak-anak TK untuk menunai-kan ibadah haji ketika dewasa kelak.

Menyaksikan peragaan tersebut Bu-pati Adi Gunawan merasa terharu. Apa yang sudah dilakukan oleh Yayasan Bhakti setiap tahun merupakan bagian dari apa yang ia pikirkan selama ini.

Tuan Luak Dharmasraya itu mengimpi-

PENDIDIKANPENDIDIKAN

Page 21: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 21

kan terwujudnya pendidikan berkarakter di seluruh pelosok Dharmasraya, mulai sejak PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA. Dengan dimulai dari TK, diharapkan semua lulusan pendidikan di Kabupaten Dharmasraya, selain memiliki intelek-tualitas yang tinggi, juga menguasai nilai-nilai luhur agama dan budaya lokal.

Sebagai ungkapan kegembiraannya, Bu-pati Adi Gunawan membantu secara prib-adi uang Rp � juta untuk penyelenggaraan acara. Sebelumnya Adi juga membantu satu ekor sapi. Masyarakat setempat juga secara gotong royong membawa dua bungkus nasi untuk dibagikan kepada semua peserta.

“Kita semua menyadari pentingnya pendidikan berkarakter untuk putra-putri kita. Ayo, kita bimbing anak-anak kita agar memiliki karakter yang kuat, menguasai ilmu pengetahuan dan ket-erampilan,” sebut Adi Gunawan dalam sambutannya. • jamus kalimosodo.

PENDIDIKANPENDIDIKAN

Page 22: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 22

PENDIDIKAN

Raut suka cita tergambar jelas pada wajah belasan murid Sekolah Dasar (SD) se-Kecamatan Padang Laweh. Betapa tidak? Hari itu mereka berkesempatan un-tuk bertemu langsung dan berjabat tangan dengan orang nomor satu Dharmasraya.

Untuk kali pertama Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan berkunjung ke sekolah mereka. Tak hanya berkunjung untuk melihat sekolah mereka, tokoh pemekaran Dharmasraya itu sengaja datang ke sekolah tersebut untuk berdialog dengan para siswa dan wali murid, serta menyerahkan beasiswa berprestasi bagi

Juara Kelas, Dapat Hadiah Dari Bupati

sang juara di kelas IV, V dan VI SD di keca-matan itu. Di sana terdapat empat unit SD.

Kedatangan Bupati didampingi Leo Julian Komara, Wakil Pemimpin Bank Nagari Cabang Pulau Punjung. Pasalnya, dana beasiswa sebesar Rp125 juta itu berasal dari dana CSR (Corporate Social Responsibil-ity) Bank Nagari. Dana CSR itu merupakan salah satu bentuk kepedulian bank pelat merah itu pada pendidikan anak bangsa.

“Pemberian beasiswa ini merupakan bentuk apresiasi daerah kepada murid-murid yang juara kelas. Karena kita sadar, nasib Dhar-

masraya ke depan ada di tangan mereka,” ujar Bupati saat memberikan sambutan.

Menurut tokoh yang peduli pendidikan terse-but, pemberian beasiswa itu sekaligus untuk memotivasi para siswa agar mereka memiliki kebanggaan sebagai siswa Dharmasraya serta memberikan motivasi bagi siswa lainnya.

Bupati mengatakan, penyaluran beasiswa berprestasi dengan dana CSR itu telah di-lakukan sejak dua tahun silam. Tak hanya siswa SD, beasiswa juga diberikan pada siswa berprestasi di tingkat SLTP dan SLTA se-Kabupaten Dharmasraya. Total-

Pemberian beasiswa ini merupakan

bentuk apresiasi daerah

kepada murid-murid yang juara kelas.

Karena kita sadar, nasib Dharmasraya

ke depan ada di tangan mereka

Page 23: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 2�

PENDIDIKAN

nya, ada sebanyak 5.000 paket beasiswa.Penyaluran bantuan pendidikan tidak

hanya melalui dana CSR. Setiap tahun, Pemda Dharmasraya juga menganggar-kan beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu dan beasiswa untuk mahasiswa berprestasi melalui dana APBD. “Setiap tahun setidaknya Pemkab Dharmasraya menyediakan dana sekitar Rp200 juta untuk beasiswa pendidikan,” tuturnya.

Hingga kini, telah ribuan mahasiswa Dhar-masraya yang mendapatkan program itu.

Menurut Bupati, soal dana CSR, dirinya bisa saja mengalihkan dana itu untuk keg-iatan di bidang lain. Namun dirinya sadar, pembangunan manusia adalah kunci utama pembangunan daerah. “Dalam pandangan saya, beasiswa ini lebih nyata hasilnya. Selain dampak materi, apresiasi ini akan membang-kitkan psikologi anak didik sehingga mereka akan belajar lebih semangat lagi,” paparnya.

Pernyataan itu tidaklah berlebihan. Karena memang tampak dari para penerima beasiswa yang bersuka cita. Seperti yang diung-kapkan Gusti Dwi Zarafif, murid kelas IV SD 02 Padang Laweh. Dirinya mengaku, baru sekali ini mendapat beasiswa. Apa-lagi, beasiswa itu diserahkan langsung oleh Bupati Dharmasraya yang disaksikan ibu-nya. “Saya mau beli buku dan tas sekolah yang baru,” ujarnya sambil tertawa saat ditanya akan dipakai apa uang tersebut.

Senada dengan Gusti, murid SD di Keca-matan Koto Baru yang juga mendapatkan beasiswa serupa mengaku bangga den-

gan perhatian Bupati. “Senang rasanya mendapatkan beasiswa ini,” tutur Suci Ma-hira Kalsum, murid kelas V SDIT Al Bina.

Begitu pun Raihan Al Hafidz, murid kelas VI SDN 1� Koto Baru yang men-gaku gembira mendapatkan beasiswa itu. Berbeda dengan teman lainnya, dia ingin menabung uang yang didapat itu. Bahkan dirinya menargetkan un-tuk mendapatkan beasiswa serupa saat duduk di bangku SMP kelak. “Tarimo kasih Pak Bupati. Senang dan bangga punya pemimpin yang perhatian sep-erti Bapak,” ungkapnya. • yudha topan

Page 24: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 2�

PENDIDIKAN

Sejarah panjang telah dilewati oleh seko-lah yang kini bernama SMP Negeri I Pulau Punjung (PUPU). Selain telah mengalami beberapa kali perubahan nama, ternyata sekolah yang terletak di Jalan Raya Lama, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung itu telah meluluskan sejumlah pe-mimpin. Tercatat Bupati Dharmasraya, H. Adi Gunawan, Bupati Sijunjung, H. Yuswir Arifin dan Wabup H. Syafruddin. R., pernah mengenyam dan lulusan SMP Negeri I Pu-lau Punjung. SMP kebanggaan rang Dhar-masraya ini memiliki pengalaman panjang dalam menerapkan berbagai pola pendidikan, hingga menjadi SMP favorit, meski Pemkab Dharmasraya tidak menjadikannya sebagai SMP unggul.

Seiring dengan perjalanan waktu, perbaikan proses pembelajaran, penyediaan fasilitas belajar dan penataan lingkungan sekolah terus diperbaiki. Untuk melakukan perbai-kan proses pembelajaran, SMP Negeri I Pulau Punjung menerapkan berbagai metoda, mulai dari layanan kelas khusus, layanan kelas peminatan, bimbingan ujian sekolah, bimbingan ektrakurikuler, bina mental dan pencarahan qalbu serta sekolah kembar telah dilakukan. “Kita melakukan berbagai upaya dan metoda, agar terjadi akselerasi pembelajaran bagi siswa dan siswi yang belajar di sekolah ini,” sebut Muhammad Irsyad, M.Pd., Kepala SMP Negeri I Pulau Punjung.

Penyediaan fasilitas belajar juga terus dit-ingkatkan, seperti perbaikan dan rehabilitasi ruang belajar, melengkapi peralatan peraga mengajar, membangun taman sekolah dan yang saat ini sedang dalam pembangunan adalah mushalla. Keberadaan mushalla ini penting mengingat, Pemkab Dharmasraya telah mencanangkan pendidikan berkara-kter. Keberdadan mushalla ini diharapkan akan membantu menguatkan karekter anak didik.

Irsyad menambahkan, sekolah yang ia pimpin juga turut membangun budaya bersih,

SMPN I PUPU,Tempat Sekolah Para Pemimpin

budaya tertib, budaya salam, budaya baca Alquran dan budaya disiplin. Para siswa dib-iasakan untuk hidup tertib dan teratur, meng-hargai waktu, menghargai lingkungan asri dan lestari dan terampil tulis baca Alquran. Kegiatan ini akan melahirkan manusia yang paripurna. “Jadi lulusan SMP Negeri I Pulau Punjung akan memperoleh ilmu pengetahuan umum dan dilengkapi dengan budaya disip-lin, bersih, ramah lingkungan dan agamis. Ini yang namanya pendidikan berkarakter itu,” tukuk Irsyad.

Dalam penerapannya, Irsyad menjelaskan, pihaknya mengemas semua muatan pendidi-kan berkarakter tersebut dalam aneka ragam kegiatan ektrakulikuler, seperti kegiatan pramuka, mendirikan club tari, paduan suara dan group kesenian daerah. Untuk memper-tajam intelektualitas siswa, juga dibangun club story telling, kelompok olimpiade dan club karya ilmiah. Di bidang olahraga ada club bola voli, bulutangkis, basket, atletik, futsal dan tae kwon do.

SMP Negeri I Pulau Punjung memang tidak memiliki kendala untuk menerapkan pola pengajaran dan pagelaran ekstraku-likuler. Pasalnya, fasilitas yang dimiliki cukup lengkap. Sebagai sekolah tertua, SMP itu memiliki labor multimedia, labor IPA, ruang kesenian, green hause, ruang bimbingan dan konseling, ruang koperasi, kantin sekolah, ruang UKS dan lapangan basket, voli dan takraw. Dengan fasilitas yang dimiliki, semua kegiatan ekstrakuli-kuler memungkinkan untuk dilaksanakan di sana.

Pelayanan pendidikan prima kelihatan-nya sudah menjadi tradisi di lingkungan SMP Negeri I Pulau Punjung. Dari masa ke masa, peningkatan kualitas pendidikan terus diupayakan. Tidaklah mengherankan jika SMP tertua di Kabupaten Dharmasraya telah mampu melahirkan para pemimpin di masa kini. Bahkan segudang prestasi baik tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi sudah berhasil diraih. • jamus kalimosodo

Jadi lulusan SMP Negeri I Pulau Punjung akan memperoleh ilmu pengetahuan umum dan dileng-

kapi dengan budaya disiplin, bersih, ramah lingkungan dan

agamis.

“ “

Page 25: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 25

PENDIDIKAN

Data Sekolah• Jumlah siswa = �8� orang• Jumlah kelas = 21 orang• Jumlah Rombel = 21• Jumlah guru �� orang

Data Kepala Sekolah• Nama Kepala Sekolah : Muhammad Irsyad, M.Pd• Pendidikan : S2 Teknologi Pendidikan• Bidang Sertifikasi : Bahasa Inggris• Masa kerja : 19 tahun

Prestasi Kepala Sekolah• Peringkat II Guru Bahasa Inggris Berprestasi Tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun 199�• Peringkat I Guru SLTA Berprestasi Tingkat Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun 200�• Peringkat I Guru SLTA Berprestasi Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 2008• Peringkat I Kepala Sekolah SLTP Berprestasi Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 201�.

Prestasi Sekolah• Juara I Tenis Lapangan Tingkat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010• Juara II Pidato Agama Tingkat Provinsi Sumatera Barat Tahun 201�• Peringkat � Lomba Melukis Tingkat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011• Juara I Bidang Studi IPA Biologi Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 200� dan Tahun 2005• Juara I Festival Pop Minang Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 2005• Juara I Lomba Pidato Bahasa Inggris Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 200� dan Tahun 200�• Juara I Lomba Group Band, Lomba Vokal Group, Lomba Busana Muslim dan Festival Lagu Dangdut Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 200�• Juara I Olimpiade Sain Fisika dan OLimpiade Matematika, Bahasa Inggris Story Stelling, Lomba Drum Band, MTQ, Fashion Show dan Lomba PBB Tingkat Ka bupaten Dharmasraya Tahun 2008• Juara I Olimpiade Sain Matematika, Olimpiade Biologi dan Olimpiade Fisika Tingkat Kabupaten Dharmasraya tahun 2009• Juara I LOmba Melukis, Olimpiade Fisika dan Olimpiade Biologi Tingkat Kabu paten Dharmasraya Tahun 2010• Juara I Tenis Lapangan, Busana Muslim, Baca Puisi Religi dan LOmba Melukis Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 2011.• Juara I PBB, Tari Kreasi, Pidato Agama dan Taekwondo Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 201�

Page 26: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 2�

PENDIDIKAN

Sebagaimana arah kebijakan Kapolri ten-tang Revitalisasi Polri menuju Pelayanan Prima guna meningkatkan kepercayaan ma-syarakat dan juga terwujudnya postur Polri sebagai sosok penolong, pelayan dan sahabat masyarakat serta gakkum yang jujur, benar, adil, transparan dan akuntabel guna harka-mdagri yang mantap didukung sinergitas polisional dalam rangka keberlangsungan pembangunan nasional, dimana salah satu-nya yang termasuk dalam kerangka Revital-isasi adalah agar Polri yang berada diwilayah dapat membuat Terobosan Kreatif (Creative Breaktrough).

Terkait dengan Terobosan Kreatif (Creative Breaktrough) yang sekaligus merupakan komitmen revitalisasi, maka Polres Dhar-masraya (Sat Binmas) berupaya membuat suatu terobosan kreatif dengan program / kegiatannya dinamakan “Palanta Polmas” atau Polisi berdialog Kamtibmas dengan masyarakat di Lapau/Kedai/Kebun untuk mencari solusi terhadap masalah kamtib-mas yang merupakan perpolisian dengan mengadopsi kearifan budaya lokal sehingga diharapkan dapat mendekatkan diri kepada masyarakat melalui upaya Preemtif dan Pre-ventif. Palanta dalam bahasa minang yang artinya tempat duduk untuk bersantai-santai sambil menikmati secangkir kopi atau teh dan goreng-gorengan.

Bahwa dalam implementasi pelaksanaan dari program tersebut Polres Dharmasraya berkomitmen ataupun berupaya melayani secara proaktif, transparan dan akuntabel sehingga dengan demikian secara eksternal atau keluar Polres Dharmasraya dapat secara langsung menyentuh serta menyatu dengan masyarakat dalam rangka memberikan pelayanan sekaligus dapat bekerjasama dan membangun kemitraan dengan masyarakat / pemangku kepentingan didalam menciptakan kamtibmas yang kondusif ataupun didalam menanggulangi serta mencegah gangguan kamtibmas diwilayah hukum Polres Dhar-masraya.

Untuk menunjang tercapainya strategi Polres Dharmasraya dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat secara swakarsa, maka dilakukan beberapa upaya antara lain :

• Mewujudkan peran serta ma-syarakat untuk mencegah menangkal dan menanggulangi gangguan kamtibmas diling-kungannya secara swakarsa sekaligus Polri

Palanta Polmas, Terobosan Kreatif Berbasis Kearifan Lokal

Oleh : AKBP Bondan Witjaksono, SH., SIK., MM

Kapolres Dharmasrayamencarikan solusi penyelesaian masalah yang terjadi dilingkungan masyarakat.

• Mewujudkan kemitraan Polisi dan masyarakat serta instansi terkait lainnya sesuai dengan perannya masing – masing.

• Agar warga ma-syarakat dapat secara lang-sung merasakan kehadiran Polisi sehingga memberikan kesan bahwa Polri adalah be-rasal dari rakyat dan bekerja untuk rakyat (masyarakat).

Kegiatan Palanta Polmas merupakan kegiatan Polres Dharmasraya dengan melibatkan masyarakat seb-agai partner dalam melakukan dialog kamtibmas. Keg-iatan ini dilakukan dengan harapan selain terciptanya situasi kamtibmas y a n g k o n d u s i f , juga informasi yang berkembang di ma-syarakat baik yang si-fatnya umum dan khu-sus dapat disampaikan langsung kepada Petu-gas Bhabinkamtibmas / Petugas Polmas Polisi Bumi Mekar / Kapolres / Kapolsek saat berdialog. Kegiatan Palanta Pol-mas merupakan upaya membangun kemitraan Polri khususnya Polres Dharmasraya dengan masyarakat dengan tu-juan :

• M e n u m b u h kembangkan daya tang-kal, daya cegah dan daya penanggulangan masyara-kat terhadap gangguan kamtibmas;

• Meningkatkan efektifitas penyuluhan dan penerangan guna me-ningkatkan kesadaran hukum, ketaatan warga masyarakat terhadap

hukum dan perundang-undangan dan parti-sipasi masyarakat dalam Harkamtibmas;

• Memanfaatkan kemampuan yang ada pada mitra Polri baik yang ada pada

masyarakat, tokoh masyarakat dan Instansi / pihak –pihak terkait lainnya untuk

kepentingan dukungan kelancaran pelaksanaan harkamtibmas.Sasarannya adalah Masyarakat,

yang diarahkan kepada kelompok – ke-lompok masyarakat yang terdapat pada semua elemen, antara lain :

a). Masyarakat yang diang-gap memiliki kerawanan

untuk berperilaku me-nyimpang dari norma-norma sosial yang dapat mempengaruhi dan mengganggu situasi dan kondisi Kamtib-mas;

b). M a s y a r a k a t yang dapat diikutser-takan dalam memban-gun kemitraan karena

kedudukan, Jabatan atau pengaruhnya dalam ma-

syarakat;c). M a s y a r a k a t

yang kegiatannya berkai-tan dengan bentuk-bentuk Pam Swakarsa.

Dan juga sasarannya adalah Lingkungan fisik, yakni Lapau /Kedai /Wa-

rung di Kab. Dharmasraya. Pola Kegiatan Palanta Pol-mas dilaksanakan dengan melibatkan keterpaduan fungsi Binmas dan Polsek. Selain melibatkan keter-paduan fungsi Binmas dan Polsek, kegiatan ini juga dapat dilaksanakan oleh fungsi Binmas dan Ka-polsek sejajaran dengan elemen masyarakat sesuai dengan tupoksinya.

Demikianlah Program Palanta Polmas di Ling-kungan Polres Dharmas-raya dibuat untuk diketa-hui oleh masyarakat luas khususnya masyarakat Kab. Dharmasraya.

Page 27: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 2�

PENDIDIKAN

Bu Izzah ”Ingin Melahirkan Buku”

Menjadi guru, ternyata sudah menjadi cita-cita Nur Azizah, S.Pd, M.Si, Kepala Sekolah SMA Unggul Dharmasraya sejak kecil. Itu sebabnya, setamat SMA di Kota Rejang Lebong, Bengkulu, kandidat doktor itu melanjutkan kuliah di Fakultas Kependidikan Universitas Bung Hatta, Padang pada tahun 199�. Dia lalu mengambil jurusan matematika, pelajaran yang disukainya sejak dulu.

“Alhamdulillah, setamat kuliah pada 1999 saya akhirnya men-jadi guru pada tahun itu juga,” ujar istri dari Widayatmo, SE, itu bercerita. Itu sebabnya, meski kini dipercaya sebagai Kepala SMA Unggul Dharmasraya yang pertama, baginya sama saja: semua tetap menyenangkan karena bisa menjadi guru yang mendidik dan membagikan ilmu untuk anak didik. Begitu katanya.

Kehadiran SMA Unggul Dharmasraya di Koto Padang, Kecamatan Koto Baru, Juli tahun ini, patut membanggakan. Betapa tidak? Didukung gedung yang megah lengkap dengan asrama, kehadiran sekolah itu diharapkan dapat menyamai keberadaan empat unit SMA Unggul Sumatera Barat yang telah lama berdiri. Bahkan Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan menargetkan, tahun depan SMA Unggul Dharmasraya dapat menjadi SMA 5 Sumatera Barat.

Bagi Izzah, begitu ia biasa dipanggil, amanat menjadi kepala sekolah yang dipercayakan kepadanya memberikan tantangan tersendiri. Setelah belasan tahun menjadi guru, kini dirinya harus mengerjakan tugas rangkap: mendidik dan menjadi manajer sekolah. Berbekal pengalamannya mengunjungi beberapa sekolah di luar negeri, hal itu dijadikannya modal untuk menjadikan sekolah itu menjadi yang terbaik.

“Ini tentu saja tidak mudah. Tapi kami ingin membuktikan kesem-patan yang diberikan ini untuk melakukan yang terbaik. Kuncinya tidak saja pada kualitas pengajaran di kelas, tetapi juga program pembinaan siswa selama di asrama. Penggabungan inilah yang menjadi fokus kami saat ini,” tutur guru yang telah mengajar hampir 12 tahun itu. Sebelum menjadi kepala sekolah di sana, ibu lima anak ini pernah menjadi Kepala SMP 1 Tiumang.

Sebagai guru, telah banyak prestasi yang telah ditorehkan wanita yang memiliki hobi membaca ini. Pada 2008 dirinya masuk 10 be-sar dalam Story Writing Competition Tingkat Nasional. Setahun setelah itu dia mendapat peringkat ketiga Lomba Keterampilan Mengajar Bagi Guru SLTA se-Sumbar. Puncaknya, pada 2011 lalu, raihan Juara I Guru Berprestasi Tingkat Sumbar berha-sil disabetnya. Meski belum menjadi kampiun pada ajang serupa di Tingkat Nasional, pengalaman itu cukup mem-berikan pelajaran berarti baginya.

Selain itu, pada 2009 dirinya berke-sempatan mengikuti guru magang di Perth, Australia Barat selama

sebulan. Program yang dibiayai Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar itu untuk melatih guru-guru MIPA agar dapat mengajar di kelas dengan bilingual.

Dirinya berhak mengikuti program itu setelah menjadi Juara I Lomba Mengajar Bilingual untuk Guru Tingkat SLTA. Program utamanya adalah mengunjungi sekolah-sekolah dan terlibat langsung di kelas bersama guru di sana. Dirinya juga mempelajari sistem pendidikan di Australia, Ujian Nasional, serta prestasi-prestasi siswa di sana.

Pengalaman berikutnya adalah ketika dirinya mengikuti pro-gram Teacher Exchange yang diadakan Kedutaan Jepang dalam JENESYS Programme selama dua minggu di Negeri Sakura pada 2009. Dirinya berangkat bersama lima guru lainnya setelah melalui serangkaian tes dan kompetisi ketat dengan para guru se-Indonesia. Di negeri matahari terbit itu, dia berkesempatan mengikuti Konfe-rensi Guru Internasional.

Kini, dengan pengalaman itu, dirinya memiliki mimpi untuk melahirkan peserta didik yang cerdas dalam menguasai ilmu pen-getahuan dan teknologi, berkarakter dan berakhlak mulia, memiliki kecerdasan sosial, kecerdasan spritual, kecerdasan emosional, serta dapat berkompetisi di bidang sains, seni dan olahraga baik tingkat nasional maupun internasional.

Untuk mewujudkan mimpi itu, dirinya ingin menjadikan seluruh pendidik di SMA Unggul Dharmasraya menjadi guru model yang patut dan layak diteladani bagi guru yang lain, bertanggungjawab, mengembangkan keunggulan yang dimiliki dan menularkannya

pada teman-teman guru lain, mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki siswa, serta memberikan

kontribusi positif sebanyak-banyaknya pada dunia pendidikan, organisasi, dan masyarakat sekitar. “Walau tidak mudah, tapi visi dan misi tersebut harus tetap dilaksanakan dan diupayakan dengan penuh kesungguhan. Ini tekad kami,” harap peraih Penghargaan Guru Penuh Prestasi Tingkat Dharmasraya itu.

Ke depan, penyuka warna hitam ini menar-getkan dapat menulis banyak buku praktis bagi

para guru. Dirinya juga memiliki cita-cita agar anak didiknya di SMA Unggul Dhar-

masraya dapat melanjutkan kuliah di luar negeri. “Inggris, Jepang, Amerika Serikat, dan Australia, memiliki sistem pendidikan yang lebih baik. Tentu siswa harus kita siapkan dari

sekarang, tidak hanya knowledge, tapi juga iman mereka,” tandas-

nya. • yudha topan

Page 28: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 28

TEKNOLOGI

ria jangkung itu serius mengamati kolam penampungan air yang be-rada di depannya. Sesekali tangan-nya membersihkan dan mengambil daun-daun serta kotoran lain yang

mengapung di permukaan air itu. Dari kolam penampungan berukuran � x � meter terse-but, terdapat sebuah pipa berdiameter �0 sentimeter sepanjang hampir �0 meter yang menjorok ke bawah kolam penampungan itu. Pipa yang mengalirkan air itu lalu ‘berhenti’ di sebuah bangunan kecil. Terdengar perla-han suara mesin dari dalam bangunan itu.

“Air dari kolam penampungan dialirkan melalui pipa ini, lalu memutar turbin yang berada di rumah turbin. Turbin itulah yang merubahnya menjadi listrik,” ungkap H. Zul-fikar Datuak Pangulu Bosau, pemilik turbin air itu. Pengusaha angkutan itu menjelaskan cara kerja pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) yang berada di kolam ikan miliknya di Jorong Pisang Rebus, Nagari Sitiung, Kecamatan Sitiung.

Kolamnya seluas belasan hektar itu setiap detik ‘membuang’ air yang tidak terman-faatkan. “Dari situ saya berpikir bagaimana agar air buangan dari kolam-kolam ini dapat dimanfaatkan,” ungkapnya. Berbekal pengetahuan dari buku-buku dan modal nekat, dirinya lalu membeli seperangkat mesin turbin. Jadilah ia memanfaatkan air buangan itu menjadi sumber listrik. Modal awalnya yang sekitar Rp20 juta, kini telah menghasilkan listrik 10.000 watt. Jumlah itu cukup menerangi kolamnya yang belasan hektar, memutar kincir air kolam, dan peng-gunaan lainnya. Bahkan beberapa rumah penduduk di sekitar kolam yang belum dialiri listrik PLN, kini menikmati listrik gratis dari PLTMH hasil kreasinya. Air pembuangan dari turbin pun kembali dialirkan ke per-sawahan warga.

Menurut Uwo Atut, begitu ia biasa di-panggil, hampir setiap jengkal tanah di Dharmasraya mengandung air. Baik berupa sungai, saluran irigasi, rawa, dan sumber mata air lainnya. Ketika musim hujan tiba, air berlimpah ruah, bahkan sampai menim-bulkan bencana banjir. Sebaliknya ketika musim kemarau datang, sumber air susah didapatkan sehingga masyarakat banyak yang menderita.

Menurutnya, jika kita mau memanfaat-kan air dengan baik dan mau mempelajari teknologi terapan, bukan mustahil keberadaan air bisa mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Dirinya telah membuktikan itu. Keha-diran teknologi mikro hidro telah mampu

Mendaurulang Air Jadi Energi ListrikOleh : Yudha Topan, SP., M.Si

Kasubag Peliputan dan Pemberitaan Bagian Humas dan Protokol

memanfaatkan debit air yang ada di sekitar kita menjadi energi listrik. “Meskipun hanya berupa air selokan yang debit airnya tidak terlalu besar, bisa dimanfaatkan menjadi sumber listrik,” ungkapnya.

Mikro hidro sebenarnya bukan teknologi baru dan sudah banyak diterapkan oleh beberapa negara di dunia seperti Thailand, India, Pakistan, Vietnam, dan China. Tetapi hal itu belum banyak diterapkan di pedesaan

terlebih jika desa itu tersedia listrik PLN. “Padahal, PLTMH ini jika dikembangkan di kelompok-kelompok rumah tangga, akan memberikan dampak ekonomi. Selain meng-hemat biaya listrik, juga ikut menghemat pemakaian energi,” imbuhnya.

PLTMH sebagai salah satu sumber energi baru dan terbarukan memiliki potensi besar untuk dikembangkan di pedesaan. Tidak perlu sumber air yang besar. Karena besar

P

Page 29: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 29

TEKNOLOGIkan ke generator dengan menggunakan kopling. Generator akan menghasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya.

Menurut Ketua LKAAM Dharmasraya itu, instalasi mikro hidro tidak sulit. Namun demikian harus memenuhi ketentuan seperti misalnya adanya sumber air yang bisa dialirkan dengan debit tertentu, adanya pemahaman dari warga setempat dan tentu saja tersedianya dana untuk membeli peralatan pendukungnya. Yang dapat dimanfaatkan misalnya air terjun, air sungai, atau air selokan. “Yang penting debit airnya stabil, ada bak penampungan air untuk disalurkan ke rumah instalasi, dan pembuatan rumah instalasi yang berfungsi sebagai tempat pusat kontrol air yang bisa meng-gerakkan turbin sehingga bisa mengubah energi mekanik menjadi energi listrik,” paparnya.

Dirinya mengungkapkan, PLTMH memiliki beberapa keung-gulan. Selain biayanya murah (mikro hidro yang paling kecil harganya hanya berkisar Rp� jutaan), perawatannya pun cukup mudah. Jika dibandingkan dengan pemakaian genset yang me-merlukan bahan bakar dan perawatan lain, biaya pemakaian mikro hidro tentu jauh lebih hemat. Keunggulan lainnya, mikro hidro bisa digunakan selama 2� jam non stop.

Karena itu, PLTMH ini sangat cocok diterapkan di daerah terpen-cil yang jumlah penduduknya terbatas dan sulit dijangkau listrik PLN. Apalagi biaya operasional dan pemeliharaannya yang relatif lebih murah. Selain ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi udara dan suara bising, konstruksi juga sederhana sehingga mudah dioperasikan. “Paling baik, PLTMH ini disinergikan den-gan program lainnya seperti irigasi dan perikanan seperti yang saya terapkan ini,” lanjutnya. Jika dikelola dengan baik, dirinya yakin PLTMH ini mampu meningkatkan ekonomi masyarakat di pedesaan.

Dirinya berharap PLTMH miliknya ini memberikan inspirasi bagi warga yang ingin belajar membangun instalasi PLTMH. “Bahkan saya sangat senang jika ada warga yang mau datang kemari untuk belajar membangun instalasi ini,” imbuhnya. Meski demikian, dia juga berharap agar warga menyadari betapa pentingnya menjaga lingkungan, seperti menjaga aliran air dan menjaga hutan di hulu sungai agar pasokan air tetap terjaga. Jika itu terus dilakukan, bu-kan tidak mungkin alam tetap lestari dan kesejahteraan masyarakat terus tumbuh dari waktu ke waktu. ***

atau kecilnya kapasitas aliran air maupun ketinggi-annya dari titik instalasi akan menentukan besar atau kecilnya output energi listrik yang dihasilkan.

Mikro hidro secara teknis terdiri dari tiga komponen utama yaitu air, turbin, dan generator. Aliran air dengan kapasitas dan ketinggian tertentu disalurkan menuju rumah instalasi (rumah turbin). Selanjutnya instalasi air tersebut akan menabrak turbin, lalu mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputarnya poros turbin. Poros yang berputar tersebut lalu dihubung-

Meskipun hanya berupa air

selokan yang debit airnya tidak terlalu besar, bisa

dimanfaatkan menjadi sumber

listrik

Page 30: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �0

H. Syafruddin R

Genderang KKG PKK KB-Kes Tingkat Kabupaten Dharmasraya Ditabuh

Serba-Serbi PKK KB-Kes

Pelaksanaan KKG PKK KB-Kes merupakan intensifikasi peran pokok

PKK dalam melaksanakan program KB Nasional dan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu den-

gan lintas sektor pada semua tingkat wilayah, khususnya dalam membangun

keluarga yang sejahtera

Kegiatan Kesatuan Gerak Pember-dayaan Keluarga dan Keluarga Beren-cana Kesehatan (KKG PKK KB-Kes) tingkat Kabupaten Dharmasraya telah dimulai. Pencanangan dilaksanakan langsung oleh Wakil Bupati Dharmas-raya H. Syafruddin R, yang ditandai dengan pemukulan gong dan penyera-han alat kontrasepsi dan alat kesehatan dari Wakil Bupati kepada ketua panitia Drg. Hj.Erina, MKM.

Pencanangan tingkat Kabupaten Dharmasraya ini dilaksanakan di halaman kantor Wali Nagari Lubuk Karak Kecamatan Sembilan Koto, Kamis (09/10). Sekaligus dilaksanakan pencanangan tingkat Kecamatan Sem-bilan Koto.

Menurut Wakil Bupati H. Syafruddin R, pelaksanaan kegiatan KKG PKK KB-Kes ini merupakan penjabaran dan kelanjutan dari percepatan revitalisasi program kependudukan, KB Nasional, kesehatan, dan posyandu.

“Pelaksanaan KKG PKK KB-Kes merupakan intensifikasi peran pokok PKK dalam melaksanakan program KB Nasional dan pembangunan kes-ehatan yang dilaksanakan secara ter-padu dengan lintas sektor pada semua tingkat wilayah, khususnya dalam membangun keluarga yang sejahtera,” terang Wabup.

Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelay-anan yang berkualitas dalam program pemberdayaan kesejahteraan keluarga, keluarga berencana, dan kesehatan sebagai upaya untuk mendukung ca-paian tujuan pembangunan milenium (MDG’s).

KKG PKK KB-Kes yang diseleng-garakan rutin setiap tahun adalah dalam rangka untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyara-kat khususnya dalam meningkatkan kinerja para kader dan menghidupkan kembali kelompok-kelompok kegiatan PKK sampai ke seluruh lapisan kad-ernya dimanapun berada.

Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga bulan ke depan, mulai dari 1 Ok-tober hingga �1 Desember 201� ini terintegrasi dengan tugas pokok dan fungsi SKPD terkait. Yang terjabar dalam program dan kegiatan SKPD, seperti pembinaan, penyuluhan/sos-ialisasi, pengerahan mobil pintar, dan lain sebagainya.

Dalam tiga bulan ke depan di-harapkan mampu memberikan kon-tribusi melalui capaian sasaran atau target program kependudukan dan keluarga berencana, program kes-ehatan, serta pelaksanaan sepuluh program pokok PKK di kabupaten pemekaran itu.

Wabup menghimbau kepada semua stake holder terkait untuk dapat me-nyukseskan program ini, sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat ter-wujud dengan baik. “Kepada seluruh stake holder dan pemangku kepentin-gan agar senantiasa mendorong dan mensukseskan program ini, sehingga program ini dapat berjalan sukses dan tujuan yang ingin kita capai dapat ter-wujud, dan hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat,”himbau Wabup H. Syafruddin R.

Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Dharmasraya, Hj. At Syafruddin R dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan KKG PKK KB-Kes ini merupakan lanjutan dari program bakti TNI yang berakhir tanggal �0 September ini.

“Selain melaksanakan kegiatan bakti sosial ini, untuk memoti-vasi dan mengevaluasi para kader, juga dilaksanakan berbagi macam lomba, diantaranya lomba pelak-sana terbaik KKG PKK KB-Kes, lomba pelaksana posyandu terbaik, lomba pelaksana terbaik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) di rumah tangga, dan pelaksana ter-baik Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS). Dimana para pemenang nantinya akan di ikutsertakan dalam penilaian tingkat Provinsi Sumbar,” ujar Hj. At Syafruddin R.

Beliau berharap dengan adanya ke-giatan ini diharapkan dapat terwujud masyarakat yang sehat, sejahtera, serta dapat menekan angka kelahi-ran, angka kematian ibu melahirkan, angka kematian anak dan balita, serta kasus gizi buruk.

“Bagi bapak-bapak dan ibu-ibu, gunakanlah kesempatan yang baik ini untuk memeriksakan kesehatan secara gratis, untuk pelayanan KB, baik berupa IUD, implan, MOW, MOP dan Kondom, sehingga nanti-nya dapat keluarga yang sehat, keluarga kecil bahagia,” pungkas-nya.*** rif

PEREMPUAN & KELUARGA

Page 31: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �1

Wakil Bupati H. Syafruddin R Melakukan Pencanangan KKG PKK KB-Kes 201�

Wakil Bupati H. Syafruddin R Menyerahkan alat kesehatan dan kontrasepsi KB

Wakil Bupati H. Syafruddin R Memberikan sambutan di hadapan undangan

PEREMPUAN & KELUARGA

Page 32: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �2

PEREMPUAN & KELUARGA

Pemda Dharmasraya Targetkan 3.685 Pelayanan

KB Tercapai

Serba-Serbi PKK KB-Kes

Melalui program Kegiatan Kesatuan Gerak PKK KB-Kes yang dilaksanakan selama tiga bulan, mulai dari tanggal 1 Oktober hingga tanggal �1 Desember mendatang. Pemda Dharmasraya bertekad untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana.

Dimana tahun ini Kabupaten Dharmasraya dituntut untuk menuntaskan target capaian pelayanan KB. Sehingga dapat menekan angka kelahiran, angka kematian ibu mela-hirkan dan bayi, angka kematian balita dan gizi buruk.

Dengan telah dicanangkannya KKG PKK KB-Kes Tingkat Kabupaten Dharmasraya di Nagari Lubuk Karak Kecamatan Sembilan Koto, Kamis (09/10) yang lalu. Diharapkan program capaian tersebut dapat terlaksana dengan baik.

Adapun jumlah traget yang dikejar selama program KKG PKK KB-Kes ini di masing-masing kecamatan antara lain, di kecamatan Pulau Punjung berjumlah 551 sasaran. Dengan rincian IUD 22, MOW 1, MOP 1, kondom 12, implan �20, dan pil 195.

Untuk kecamatan Sembilan Koto berjumlah 159 sasaran, dengan rincian IUD 10, MOW �, MOP 1, kondom 21, implan 88, dan pil ��. Pada saat pencanangan, masyarakat terlihat antusias dengan mendatangi tempat pelayanan. Baru setengah hari pelayanan, sudah terlayani implan sebanyak �0, IUD �, suntik 2, pil 2, dan kondom �. Sedangkan di bagaian pelayanan kesehatan umum se-banyak 158 dan di bagaian perlayanan gigi berjumlah 5.

Untuk Kecamatan Sitiung, target yang akan dikejar adalah IUD ��, MOW �, kondom �1, implan 259 dan pil 155 dengan total �85. Di kecamatan Padang Laweh jumlah terget yang harus terpenuhi adalah 228, dimana untuk IUD 21, MOW 1, kondom 21, implan 122 dan pil ��.

Untuk Kecamatan Timpeh, targetnya se-banyak ��1, dengan rincian, IUD �8, MOW 2, MOP 1, kondom 2�, implan 1�� dan pil 100. Untuk kecamatan Koto Baru total tar-get sebanyak �15, dengan rincian IUD �0, MOW 2, kondom 19, implan 2�5, dan pil 89. Sedangkan kecamatan Tiumang, total target 28�, dengan rincian IUD �1, MOW 2, MOP 1, kondom 1�, implan 1��, dan pil 100.

Kecamatan Koto Salak, dengan total target ���, IUD �5, MOW �, kondom 21, implan 20� dan pil 98. Untuk kecamatan Sungai Rumbai targetnya ��5 dengan IUD �8, MOW �, MOP 1, kondom 12, implan 1�5 dan pil 1�5. Target untuk kecamatan Koto Besar berjumlah 258 dengan IUD 5�, MOW 5, kondom 12, implan 1�1 dan pil 2�. Sedang-kan untuk kecamatan Asam Jujuhan, dengan target 225, dengan rincian IUD 2�, MOW 2, kondom 12, implan 1�1, dan pil 2�.

“Kita yakin target ini dapat tercapai dalam waktu tiga bulan ini. Ini dapat terlihat dengan antusiasme dari masyarakat yang datang ke tempat pelayanan. Dan kesadaran masyara-kat kita untuk peduli kesehatan sudah tinggi,” pungkas Kadis kesehatan, Drg. Hj.Erina, MKM. ***rif

Kita yakin target ini dapat tercapai dalam waktu tiga bulan ini.

Ini dapat terlihat dengan antusiasme dari masyarakat yang datang

ke tempat pelayanan. Dan kesadaran masyarakat kita untuk

peduli kesehatan sudah tinggi

Drg. Hj.Erina, MKM

Page 33: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 ��

PEREMPUAN & KELUARGA

Page 34: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 ��

PEREMPUAN & KELUARGA

Entah terjadi sejak kapan persisnya, yang pasti tradisi Malamang kian hari kian sulit ditemukan dalam keluarga maupun dalam lingkungan. Kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah membawa angin serba instan, dituding menjadi biang keladi pudarnya tradisi yang sudah turun temurun itu. Kaum hawa masa kini lebih senang membeli penganan keluarga, ketimbang membuatnya sendiri.

Benyak tetua adat yang menyesalkan pergeseran nilai ini, namun saying belum ada uang mau turun tangan secara masih untuk mempertahankan budaya luhur yang sarat nilai ini. “Kita bukan saja kehilangan aneka jenis penganan, termasuk lamang, namun juga kehilangan nilai-nilai luhur yang mengiringi tradisi malamang, yaitu gotong royong dan silaturahmi,” kata Neng Suarti, Warga Nagari IV Koto Pulau Punjung, Ke-camatan Pulau Punjung.

Lamang merupakan jenis penganan yang terbuat dari bahan beras ketan dan santan kepala. Enak dimakan sebagai kue atau dicampur dengan tapai katan, enak juga dimakan bersama buah durian, atau sekedar dimakan dengan parutan kelapa dicampur gula enau. Pada zaman dahulu, lamang menjadi simbul untuk pesta adat, seperti mendoa sebelum masuk puasa, menyambut hari besar Islam, pesta pernikahan, penobatan penghulu, berkaul dan sebagainya.

Proses pembuatan lamang memang tidak sederhana. Bermula dengan mengumpul-kan bahan, antara lain beras ketan, kelapa masak untuk diambil santannya, bamboo muda, daun pisang, kayu bakar dan per-lengkapan memasak lainnya. Beras ketan dicuci bersih dan dimasukkan ke dalam bamboo yang sebelumnya telah dipotong seruas demi seruas dan dialas dengan daun pisang muda. Kemudian santan dimasuk-kan di dalamnya. Berikutnya dipanggang dengan bara api hingga bamboo setengah gosong.

Setelah masak didinginkan sesaat dan kemudian bamboo dibelah serta lamang dipotong-potong sesuai selera. Selanjutnya dihidangkan dalam piring. Lamang juga ada yang digunakan untuk oleh-oleh. Lamang

Rindu Tradisi Malamanguntuk oleh-oleh biasanya dibiarkan dalam bamboo yang hanya dibersihkan dari arang. Malah tidak jarang bamboo yang berisi la-mang dihias dengan benang emas, atar kertas krep atau kertas minyak berwarna-warni. Untuk keperluan pesta adat, penampilan lamang biasanya dihiasi dengan aneka bunga dari kertas.

Kini, lamang untuk simbul, maupun untuk sekedar penganan ringan sudah jarang terlihat. Perubahan peradaban dan pegeseran zaman yang secara perlahan mulai melanda Negeri ini, diduga menjadi salah satu penyebabnya. Kerumitan cara membuat dan tidak praktisnya penyajian, juga menjadi biang keladi pudarnya tradisi bagi masyarakat di Minangkabau sejak zaman dahulu kala itu.

Jika di vonis tradisi ini pudar di Ranah Minang, mungkin tidak. Namun secara perla-han boleh dikatakan “iya”. Buktinya nampak jelas, tradisi malamang yang merupakan ikon penting tidak lagi digadangkan. Pada lebaran haji 1��5 H, beberapa waktu lalu misalnya, kepulan asap yang biasanya mengepul dari sudut rumah warga, setidaknya satu hari menjelang lebaran, sudah hampir tidak ada lagi. “Selama 12 tahun belakang ini tidak banyak lagi orang malamang,” kata Neng Suarti

Ibu yang lahir ditanah Canti Nan tigo pada era �0 an itu, dengan malu-malu menyetakan, lamang yang ia suguhkan selama ini bukan buatannya sendiri, melainkan ia beli dari pasar. Memang sejak tahun 2000 lalu hingga sekarang, untuk membuat lamang, diakuinya, tidak lagi dilakukannya. Meski dalam proses pembuatannya sedikti ribet dan juga lama. Namun mengingat masa lalu atau sebelum reformasi, menurutnya setidaknya ia sangat mengerti caranya pembuatannya.

“Membuatnya memang lama, tetapi semasa dahulu kaum kerabat dan tetangga dekat saling bahu membahu. Meskipun tidak punya uang, tetapi tetap bisa makan lamang, karena mereka saling membantu dan bergotong royong. Ada yang hanya punya kelapa, ada yang hanya punya beras pulut, ada lagi yang hanya punya bambu. Bahan bahan tersebut dikumpulkan dan

dibuat lamang secara bersama-sama dan gotong royong” ungkapnya.

Neng Suarti lebih jauh menjelaskan, untuk membuat lamang secara bergotong royong mereka berkumpul di suatu rumah yang su-dah disepakati. Disana diorganisir, ada yang memotong bambu, ada yang mengukur dan memeras kelapa, ada juga yang mengisikan dalam bambu yang sudah dilapisi daun pi-sang muda, hingga membakarnya di halaman depan atau belakang rumah. Dengan kekom-pakan dalam membuat lamang ini, hingga tak terasa pekerjaan yang tadinya ribet dan lama terasa enteng dan sebentar saja. “Kalau sudah matang dimakan bersama-sama dan dibagi rata,”.lanjutnya.

Sementara, Zon Ruslan (��), tokoh ma-syarakat, Pasar Lama, Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kecamatan Pulau Punjung, mengakui bahwa secara perlahan tradisi malamang ini pudar dari peredaran. “Sorak-sorai para ibu-ibu sudah tidak terdengar lagi, biasanya habis sholat subuh, kepulan asap dan canda ria kaum hawa lantang terdengar, sembari menyalakan api,”Katanya.

Era serba modern yang ditandai serba instan, tata cara malamang yang ribet dan butuh waktu lama belum lagi bergelimang asap dan belepotan arang kayu bakar saat memasaknya berangsur hilangnya. Para ibu rumah tangga sekarang sudah dimanjakan dengan teknologi serba canggih. Kalau me-masak tinggal pencet kompor gas, jika malas ke dapur tinggal beli, bahkan banyak pilihan makanan cepat saji atau yang serba instan.

Jika taragak lamang, bapak berwajah tegap ini, tidak lagi harus merepotkan keluarganya melainkan cukup membeli di pasar, karena lamang sudah ada yang menjualnya di pasar. “Ya, kalau ingin makan lamang, terpaksa kita beli di pasar, namun kalau untuk di pasar-pasar di Dharmasraya tidak ada lagi yang menjualnya, dan harus kedaerah lain,” aku-nya. meskipun rasa lamang yang tidak dibuat sendiri kurang nikmat rasanya. Sebab lemabg buatan sendiri didalam proses pembuatannya terkandung sebuah makna yang tersirat dan sudah tentu tidak akan tergantikan, yaitu gotong royong, silaturahmi dan kegembiraan. • nofri guntala.

Page 35: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �5

WAWANCARA

Bagaimana kabarnya Pak?

Alhamdulillah, sehat.

Porprov sudah di depan mata. Hingga bulan Oktober ini, sejauhmana persia-pan Dharmasraya menjadi tuan rumah Porprov?

Persiapan terus dikebut. Secara umum, ada lima kegiatan yang dilaksanakan. Pertama, merampungkan venue-venue pertandingan. Di antaranya mulai melengkapi sarana hingga prasarananya, termasuk memperbaiki akses jalan menuju ke lokasi venue. Karena sebaran lokasi venue berada di enam kecamatan. Kedua, mematangkan konsep acara pembukaan dan penutupan. Ketiga, menyukseskan persiapan masing-masing cabang olahraga (cabor). Sep-erti pemusatan latihan, pelengkapan sarana dan prasarana. Keempat, fund rising atau pencarian dana. Kami sadar pelaksanaan iven ini tidak dapat mengandalkan dana APBD saja. Kami juga gigih mencari dana dari pihak lain, seperti swasta. Kelima, publikasi. Ini sudah dilakukan, diantaranya publikasi luas ke masyarakat Dhar-masraya tentang pelaksanaan Porprov dan juga publikasi kepada masyarakat di luar Dharmas-raya, baik melalui media cetak, elektronik, dan on line. Jadi, secara umum persiapan hingga Oktober sudah di atas �0 persen.

Lalu bagaimana sisa kesiapan yang 40 persen lagi?

Pada akhir November ditargetkan seluruh venue telah rampung dan siap dipakai. Ini adalah aspek yang terbesar. Jadi kalau soal venue ini rampung, persentasinya akan naik menjadi 80 persen. Sisa yang 20 persen berada di aspek pembukaan dan penutupan, serta kesiapan masing-masing cabor. Ini akan dituntaskan pada minggu pertama Desember, termasuk di antaranya soal juri dan wasit. Jadi, sejauh ini, Dharmasraya sangat siap menjadi tuan rumah yang baik.

Bagaimana dengan penginapan atlet dan official?

Untuk penginapan, kami menyediakan dua kategori tempat, yakni untuk tamu VIP dan kontingen daerah. Untuk tamu VIP, kami menyediakan rumah dinas Bupati yang sudah siap ditempati. Sedangkan untuk penginapan kontingen, kami menggunakan sekolah-sekolah. Saat ini, sekolah-sekolah yang akan dipakai sebagai penginapan sedang dileng-kapi sarana MCK-nya. November ini semua tuntas. Di luar itu, hotel-hotel yang ada di Dharmasraya juga siap dipakai.

Kalau boleh tahu, apa kejutan yang akan ditampilkan pada acara pembu-kaan?

Upacara pembukaan Porprov akan dilak-sanakan pada malam hari. Selain penampilan tari kolosal yang akan dibawakan siswa-siswi Dharmasraya, juga akan menampilkan artis nasional. Selain itu, akan ada atraksi kembang api selama sekitar 10 menit. Ini akan menjadi pembukaan yang akan selalu dikenang. • (Yudha Topan)

‘Insya Allah, Siap menjadi Tuan Rumah yang Baik’

DHARMASRAYA—Pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumatera Barat ke-13 tahun 2014 yang dilaksanakan di Kabupaten Dharmarsaya, tinggal hitungan hari. Dharmasraya sebagai tuan rumah, menjanjikan akan melaksanakan iven olahraga terbesar di Ranah Minang itu menjadi yang termegah sepanjang sejarah. Lantas, bagaimana dan sejauhmana kesiapan Pemda Dharmasraya mewujudkan mimpi besarnya

itu? Berikut perikan wawancara Media Rakyat Dharmasraya dengan Wakil Bupati Dharmasraya H. Syafruddin R, baru-baru ini.

tangan dan sorak sorai dukungan ribuan warga Dharmasraya yang ikut menyaksikan penyerahan hadiah bagi pemenang iven balap sepeda internasional itu.

“Terima kasih atas kepercayaan dan dukungan Ibu Menteri Pariwisata daan Ekonomi Kreatif dan Gubernur Sumatera Barat kepada Dharmasraya yang telah di-percaya menjadi bagian penyelenggaraan TdS untuk kali kedua. Terima kasih juga atas dukungan dan kerja keras panitia dan masyarakat yang saya cintai, sehingga TdS di tempat kita ini berlangsung aman, lan-car, dan sukses. Sampai jumpa pada TdS tahun depan. Insya Allah Dharmasraya siap menjadi tuan rumah start dan finish,” ujar Bupati penuh semangat.

Bupati tak dapat menyembunyikan kebang-gaannya pada warga yang antusias menyak-sikan TdS meski saat itu bertepatan dengan hari Jumat, yang merupakan hari besar umat Islam. “Awalnya terus terang kami ragu bahwa perhelatan nantinya tidak semeriah tahun lalu, karena bertepatan dengan hari Jumat. Tapi ternyata tidak, karena antusi-asme dan animo masyarakat lebih meriah dibanding tahun lalu,” ulas orang nomor satu Dharmasraya itu.

Tokoh pemekaran Dharmasraya itu juga memberikan apresiasi atas kerja keras pihak pengamanan yang terdiri atas gabungan TNI, Polri, Pol PP, dinas perhubungan, dinas kes-ehatan, pemadam kebakaran, pramuka, dan patroli keamanan sekolah, sehingga finish TdS etape VII di bumi Cati nanTigo berlangsung aman dan lancar.

Adapun terkait kesiapan Dharmasraya menjadi tuan rumah start dan finish TdS tahun depan bukanlah tanpa alasan. “Saat ini di Dharmasraya tengah dibangun beberapa hotel dan penginapan dengan jumlah kamar tidak kurang dari 200 unit. Semuanya telah sesuai standar bagi penginapan atlet dari seluruh dunia,” ungkapnya.

Selain kesiapan penginapan, dirinya juga telah menyiapkan alternatif tambahan rute untuk TdS jika nantinya dikabulkan menjadi satu etape penuh.

“Kesiapan sarana dan infrastruktur jalan dapat kami penuhi sesuai standar. Terbukti, selama di Dharmasraya para pebalap dapat menempuh perjalanan dengan lancar dan aman,” imbuhnya.(Tim/Humas)

Sampai jumpa pada Tour de Singkarak (TdS) 2015. Tahun depan, Dharmasraya siap menjadi tuan rumah start dan finish. Itulah penggalan kalimat pamungkas yang dilontar-kan Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan, dalam closing ceremony finish TdS etape VII di halaman Kantor Bupati Dharmasraya, Pulau Punjung, Jumat (1�/�) kemarin. Kali-mat itu disambut senyum dan gemuruh tepuk

H. Syafruddin RWakil Bupati Dharmasraya

Page 36: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 ��

LIPUTAN KHUSUS

PT. Tidar Kerinci Agung (TKA) merupak-an perusahaan yang bergerak dibidang perke-bunan Kelapa Sawit terletak di Kecamatan Asam Jujuhan Kabupaten Dharmasraya, dan beberap bagian kebunnya terletak di wilayah Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, namun pabrik kelapa sawit perusahaan milik Hasyim Sumitro itu berada di wilayah Ranah Cati Nan Tigo ini.

Pemilik perusahaan yang juga anak dari ekonom Prof.Sumitro Djoyohadikusumo tersebut sangat peduli dengan lingkungan. Pasalnya dari sekitar 28 ribu hektar lahan Hak Guna Usaha (HGU) nya, seluas 2�00 hektar dijadikan hutan konservasi yang dicanangkan mulai tahun 2008 lalu, dan dilakukan penanaman berbagai macam pohon di areal

tersebut.Dari jumlah tersebut, memang luar biasa

luasnya, karena memang sulit dilihat ada pengusaha kebun yang menjadikan lahannya sebagai hutan. Padahal secara hukum, areal tersebut dapat ditanami dengan komoditi sesuai dengan izin yang dikantonginya.

Perusahaan yang bergerak di bidang kebun kelapa sawit dan memiliki pabrik dengan kapasitas �0 ton per jam, memberi nama

hutan tersebut dengan nama Hutan Kon-servasi Hashim Sumitro Djojohadikusumo (HKSD).

Tingginya perhatian manajeman perusa-haan tersebut terhadap lingkungan, maka pemerintah memberikan penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup yaitu Kalpataru katagori Pembina lingkungan, pada bulan Juni lalu yang diserahkan oleh Wakil Presiden RI Budiono di istana Wakil Presiden.

General Manager (GM) TKA Ir. Herman Pratikno didampingi Wakil GM Bidang Umum Aan Refdi,SH, menjelaskan, dari 2�00 hutan konservasi, seluas 100 hektar dibuat miniatur hutan, yang mana �0 hek-tar berlokasi di Kabupaten Dharmasraya dan �0 hektare berada di Kabupaten Solok Selatan.

Dari �0 hektar miniatur hutan tersebut dibagi dalam 1� kelompok yang mana setiap kelompok dikelola oleh satu divisi yang ada di lokasi perusahaan, di tambah Kantor Padang dan Kantor Jakarta serta satu kelompok dikelola yayasan. Dalam setiap kelompok selain yayasan akan dapat menanam 2200 pohon, sedangkan yayasan sengaja ditanami pohon karet agar dapat

menghasilkan uang terhadap yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan.

Untuk Yayasan TKA tersebut kata Herman Pratikno putra minang blasteran ini, adalah untuk menanamkan rasa kepedulian anak didik terhadap lingkungan, karena yang akan menikmati dampak positif hutan tersebut adalah generasinya nanti sebagaimana hutan tersebut adalah paru-paru bumi.

Penanaman baru dilakukan saat ini tambah Herman Pratikno yang diamini Aan Refdi, karena pemilik perusahaan Hashim Sumitro ketika berkunjung ke TKA tahun 2008, melihat masih ada hutan dilokasi HGU nya, maka ia meminta pada pihak manajemen pe-rusahaan agar lokasi tersebut jangan ditanami sawit tapi dijadikan hutan konservasi.

Maka pihak manajemen perusahaan lang-sung menyurati Gubernur yang ditembuskan pada Bupati dengan surat No.�21/GM-TKA/VIII/2008 tanggal 2� Agustus 2008, yang mana tujuannya selain agar mendapat dukungan secara moril dari pemerintah dan juga agar ada permasalahan menyangkut hutan konservasinya dapat membantu pihak perusahaan.

Maka selanjutnya dipersiapkan berbagai macam biji bibi tanaman yang dibeli lang-

Kiprah PT TKA Dalam Melestarikan Lingkungan

L o k a s i H u t a n K o n s e r v a s i H S D PT.TKA seluas 2400 hektare, hutan ini merupakan salah s a t u p a r u - p a r u b u m i d i S u m b a r n a n t i n y a , d a n juga akan didapat dimanfaatkan untuk

berbagai objek.

Page 37: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 ��

LIPUTAN KHUSUS

sung ke Bogor dan disemaikan pada lokasi yang dipersiapkan seluas 2 hektare, jumlah pohon �1 macam dan tanaman buah 2� macam yang dipersiapkan dan pada saat ini sudah dapat ditanam dilokasi hutan kon-servasi, yang mana tanaman buah setelah berbuah nanti akan dapat menarik berbagai macam hewan atau fauna ke lokasi hutan konsevasi.

Keseriusan pihak manajemen dalam membuat hutan konservasi tidak tanggung-tanggung, selain segala pembiayaan yang timbul ditanggungnya, mulai dari tenaga ahli, tenaga sosialisasi pada masyarakat

sampai tenaga pengaman untuk menjaga hutan dengan membuat tiga pos pengaman yang mana tenaga sebanyak satu orang manager, 5

orang tenaga sarjana yang bertugas men-sosialisasi program tersebut pada masyara-kat dan 21 orang tenaga pengaman, yang mana 5 orang tenaga sosialisasi merupakan masyarakat setempat yang baru saja tamat sarjana.

Keseriusan dengan melibatkan masyarakat setempat juga dinampakkan melalui CSR pertanian TKA dengan membagikan bibit gratis jenis kakao pada masyarakat setempat

dengan memanfaatkan pekarangan rumah dan kelompok-kelompok masyarakat yang ada.

Dipilihnya komoditi Kakao kata Herman Pratikno, agar masyarakat tidak kesulitan dalam mencari lahan, karena Kakao dapat memanfaatkan pekarangan rumah saja.

Ia berharap dengan adanya niat tulus pemilik perusahaan ini akan dapat didu-kung oleh semua pihak, begitu pula pihak manajemen tidak menutup pintu jika ada pihak-pihak yang akan memberikan perha-tian terhadap gerakan yang dilakukan oleh manajemen TKA.

Manager PT. TKA Ir. Herman Pratikno Menerima Piagam Penghargaan dari Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan

Manager PT. TKA Ir. Herman Pratikno Memberikan Bibit Tanaman Kepada Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan

Page 38: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �8

LIPUTAN KHUSUS

Kala itu Hashim Sumitro Djoyohadiku-sumo hanya manggut-manggut menerima laporan General Manajer PT Tidak Kerinci Agung (TKA), Ir. Herman Pratino. Dalam laporannya, Herman memaparkan, bahwa dari jumlah hak guna usaha (HGU) yang diuasai PT TKA seluas 2�.0�5 Hektar sudah teroleh menjadi kebun kelapa sawit seban-yak 1�.500 Hektar. Kemudian sekitar �.500 Hektar telah digunakan untuk membangun fasilitas seberti jalan, bangunan, rawa-rawa, sungai dan merupakan areal yang tak layak dijadikan kebun kelapa sawit.

Menurut rencana, seluas �.000 hektar lagi akan segera dijadikan kebun kelapa sawit menyusul areal lainnya, sehingga genap 20.000 hektar. Selaku General Manajer, Her-man berupaya meyakinkan Hashim, bahwa sisa areal yang masih belum tergarap akan segera disulap jadi kebun sawit. Hashim sebagai juragan PT TKA juga ragu, apakah sisa lahan yang hanya sekitar �.000 hektar itu akan dia manfaatkan juga jadi kebun sawit untuk menggenapi areal kebun yang sudah tertanam.

Keesokan harinya, Hashim minta dian-tar untuk meninjau lokasi yang dilapor-

kan bawahannya itu. Sesampai di lapangan, Hashim melihat ternyata areal yang belum tertanami kelapa sawit itu merupakan hutan perawan yang berada di DAS (daerah aliran sungai) Jujuhan. Melihat kondisi lapangan, Hashim yang memang memiliki kepedulian terhadap lingkungan itu langsung ambil keputusan, bahwa sisa lahan agar dijadikan untuk hutan konservasi.

Ia kemudian memerintahkan anak buahnya untuk segera menyusun rencana membangun hutan konservasi. Herman dan kawan-kawan kemudian melaku-kan konsuktansi ke ber bagai perguruan tinggi untuk menggali ilmu pengetahuan bagaimana membangun hutan konservasi yang sesungguhnya. Dari para pakar ini-lah, Herman dan kawan-kawan menyusun proposal pembangunan hutan konservasi. Dalam proposal itu berisi antara lain hasil penelitian vegetasi, topografi, kondisi eksisting flora dan fauna. Dari data dasar tersebut kemudian ditetapkan langkah-langkah membangun hutan konservasi. Kemudian hutan konservasi itu diberi nama Sumitro Djoyohadikusumo untuk mengenang Begawan ekonomi Indonesia

yang juga orang tua Hashim.“Ide awal berdirinya Hutan Konservasi

Soemitro Djojohadikusumo bermula dari suatu kunjungan lapangan Hashim S. Djo-johadikusumo di areal PT. Tidar Kerinci Agung ( PT. TKA ), sebagai salah satu perusahaan milik Hashim S. Djojohadiku-sumo, pada Juli 2008,” kata Ir. Huzri Yedi, Staf PT TKA.

PT. TKA yang bergerak dalam bidang usaha Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit memiliki konsesi usaha berupa Hak Guna Usaha seluas 28.0�5 ha. Pada saat itu sudah tertanam sekitar 1�.500 ha dan masih terdapat sekitar �.000 ha sisa HGU yang belum digarap. Sedangkan yang lainnya sekitar �.500 an ha merupakan area untuk bangunan, jalan, rawa, sungai dan DAS serta areal yang tak layak tanam. Sisa HGU sekitar �.000 ha ini pada tahun 200� mulai dibuka dan berlanjut hingga ke tahun 2008 yang saat itu sudah dibuka seluas �00 ha. Namun pada pertengahan tahun 2008, Hashim S. Djojohadikusumo mempunyai pemikiran untuk menjadikan sisa real seluas ± 2.�00 ha dijadikan sebagai areal konservasi. • jamus kalimosodo

Idenya Langsung dari Hashim

Page 39: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �9

LIPUTAN KHUSUS

ejak dicanangkan menjadi kasa-san hutan konservasi dan diberi nama Kawasan Hutan Konser-vasi Sumitro DJoyohadiKusumo (HKSD) oleh Hashim S. Djoyo-

hadikusumo tahun 2008 silam, cagar alam itu sudah menjadi surge bagi flora dan fauna endemic lokalita di sana. Beraneka flora dan beragam fauna hidup berdampingan dan menumbuhkan rantai makanan serta sikulih kehidupan yang saling ketergantungan dan bersimbiose.

Berdasarkan hasil identifikasi Tim Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Andalas (Unand) medio Pebruari 201� yang lalu, teridenti-fikasi kelompok mamalia (1� jenis, 10 di antaranya termasuk hewan dilindungi seperti Harimau Sumatera, Beruang Madu, Owa Ungko, Siamang, Trenggiling, Tapir dan Rusa), Burung (51 jenis, 10 di antaranya termasuk dilindungi seperti Rangkong Ba-dak, Raja Udang, Enggang Uban, Elang Ular Bido, Belibis), Amphibi dan Reptil (� jenis Amphibi dan 25 jenis Reptil, � di antaranya dilindungi),Pisces (21 jenis, didominasi jenis ikan air deras dan berair jernih, jumlah ini relatif banyak jika dibandingkan dengan sungai lainnya di Sumatera Barat), dan Flora (209 species dari �2 Famili, 1� di antaranya kategori tanaman dilindungi seperti Bunga Bangkai, Meranti, Damar, Andalas, Meranti Merah).

Menurut Staf General Manajer PT Tidar Kerinci Agung (TKA), Ir. Huzri Yedi, Ka-wasan HKSD memang dibentuk untuk : melindungi flora dan fauna yang terdapat di dalamnya, sebagai tempat hidup dan berkembangnya flora dan fauna dilindungi, menjaga sumberdaya air karena merupakan hulu dari empat buah sungai, yang bermuara

Menjadi ‘Surga’ Bagi Flora dan Faunake Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Jujuhan, selanjutnya DAS Batanghari, sebagai media pendidikan dan penelitian baik bagi dunia pendidikan maupun pemerhati lingkungan.

Sebagai media pendidikan, PT TKA men-gajak civitas academika Unand Padang untuk menjadikan HKSD sebagai lading penelitian dan pengembangan keilmuan, baik untuk para dosen, maupun untuk mahasiswa. Hal ini diwujudkan dengan Penandatanganan Kerjasama PT. TKA dengan Jurusan Biologi Fakultas MIPA Unand tanggal 2� Desember 201�, No. 912/EXT/GM-TKA/XII/201�.

Kerjasama tersebut memuat antara lain diberikannya kesempatan bagi mahasiswa dan dosen Unand untuk melakukan pene-litian di kawasan HKSD. Tidak hanya itu, para mahasiswa yang melakukan penelitian mendapat uang bantuan penelitian sebesar Rp. 15.000.000/tahun untuk 10 mahasiswa. “Konsumsi serta akomodasi selama melaku-kan penelitian juga dijamin perusahaan,” sebut Yusri Yedi. Sejak dibangun tahun 2008, HKSD telah memberi manfaat bagi puluhan mahasiswa Fakultas MIPA Unand. Tidaklah mengherankan jika kemudian pada tanggal 19 Juli 201� ada kunjungan lapangan dari Or-ganisasi WWF, Wilayah Sumbar dan Riau.

Untuk membantu pengamatan dan penei-tian para mahasiswa, sekaligus untuk men-gamankan HKSD dari penjarahan, PT TKA memasang sejumlah kamera di lokasi-lokasi tertentu. Sebanyak enam kamera trap telah dipasang dan dioperasikan sejak tahun 2012. Dari pemasangan camera trap ini, November 2012 terekam dua ekor harimau dan Januari 201�, di tempat yang berbeda terekam kem-bali pergerakan Harimau Sumatera, yang hingga saat ini telah terekam sebanyak 5 kali, termasuk binatang dilindungi lainnya.

Untuk mewujudkan cita-citanya mengabdi

pada lingkungan, Hashim Sumitro Djoyo-hadikusumo tidak pernah kering dari upaya mengguyurkan dana untuk membangun HKSD lebih hebat lagi. Sedikitnya Rp 5 miliar telah dihabiskan untuk membangun dan mengembangkan HKSD sejak tahun 2008. Selain untuk biaya pengamanan, pene-litian dan pengembangan, juga dimanfaatkan untuk pembibitan dalam rangka pengayaan flora dan fauna di kawasan itu.

Guna menunjang keberagaman tana-man baik dilingkungan HKSD khususnya maupun TKA dan sekitarnya, dibuat lokasi Pembibitan Tanaman Hutan, yang semen-jak tahun 2009-201� telah membibitkan ± ��0.000 batang bibit dari �� jenis tanaman hutan. Setengah dari jumlah bibit tersebut ditanam di kawasan HKSD, DAS yang ada dalam HGU PT. TKA dan setengahnya lagi diserahkan untuk Program CSR perusahaan baik untuk masyarakat maupun instansi pemerintahan. “Jenis tanaman yang dibibit-kan di pembibitan seluas 0,�5 ha antara lain, Andalas, Bayur, Damar, Gmelina, Gaharu, Mahoni, Manii, Matoa, Meranti Merah, Madang, Pulai, Sungkai, Trembesi, Sengon dan lain-lain,” tutur Huzri Yedi.

S

Page 40: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �0

LIPUTAN KHUSUS

Usaha keras dan komitmen yang kuat dari Pemilik, Jajaran Manajemen PT. TKA serta para pelaksana yang telah ditunjuk dalam mengelola kawasan HKSD telah memberi-kan hasil yang memuaskan. Taburan piagam penghargaan dan bahkan supremasi sebagai pengelola lingkungan terbaik nasional ber-hasil disabetnya

Menurut Staf General Manager PT Tidar Kerinci Agung (TKA), Ir. Husri Yedi , piagam penghargaan yang sudah berhasil dikantongi antara lain piagam penghargaan sebagai Pelaku Usaha Peduli Pembangunan Kehutanan dalam Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Wana Lestari tahun 2010 dari Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan den-gan Surat Keputusan No. SK �08/MENHUT – IX /2010 tertanggal 28 Oktober 2010.\

Selain menerima Piagam, PT TKA milik

Bertabur Prestasi Hashim Sumitro Djoyohadikusumo itu juga menedapatkan Plakat dan Lencana Emas Wana Lestari. PT TKA dinobatkan sebagai satu-satunya perusahaan yang bergerak di bidang usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit di Tingkat Nasional yang telah berhasil mengelola dan mengembangkan hutan konservasi yang sangat luas.

Sebelumnya PT. TKA juga memperoleh Piagam Penghargaan dari Gubernur Su-matera Barat, Marlis Rahman atas prestasi Pemenang I Kategori Dunia Usaha dalam rangka Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam, Tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun 2010, dengan nomor 552-20�-2010 tertang-gal � Juni 2010.

Pada 5 Juni 201�, Presiden Republik In-donesia menganugrahkan Piala Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan kepada PT. TKA, yang diterima oleh Dirut PT. TKA Hashim S. Djojohadikusumo, diserahkan oleh Wapres DR. Boediono. Kemudian Piagam Penghargaan Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan dari Menteri Ling-kungan Hidup.

Kemudian berturut-turut pada 1� Juni 201�, Piagam Penghargaan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, sebagai Pemenang Kalpataru 201�, Kategori Pembina Lingkun-gan, yang diserahkan oleh Gubernur Suma-tera Barat, Prof. Irwan Prayitno dan pada tanggal 2� Juni 201� dari Bupati Dharmas-raya, Ir. Adi Gunawan berupa Penghargaan Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan dalam Pelestarian Lingkungan Hidup pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 201�.

“Selain itu tulisan tentang kegiatan kawasan HKSD ini telah dimuat dalam Buku Model Corporate Social Respon-sibilty Bidang Lingkungan, yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup,” ujar Huzri Yedi. Dalam buku yang dikeluarkan tahun 201�, pada Bab IV. Konservasi En-ergi dan Sumberdaya Alam, halaman 159, dengan judul tuliisan “Hutan Konservasi Sumitro Djojohadikusumo”, yang meru-pakan bagian dari �� tulisan dari berbagai perusahaan di seluruh Indonesia. • jamus kalimosodo

U

Page 41: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �1

LIPUTAN KHUSUS

epeduliannya kepada ling-kungan diapresiasikan lewat usahannya yang tidak pernah menyerah membangun ka-wasan hutan konservasi di lingkungan perkebunan kelapa

sawit miliknya. Pentingnya menjaga kele-starian lingkungan hidup disadari penuh, mengingat semua mahkluk hidup di atas bumi ini sangat tergantung pada kualitas lingkungan di sekitarnya, termasuk usaha perkebunan kelapa sawit PT Tidar Kerinci

Hashim Sang Pendekar Lingkungan

Agung (TKA) miliknya.Hashim Soemitro Djojohadikusumo lahir

di Jakarta pada tanggal 5 Juni 195�. Ia merupakan putra bungsu dalam empat ber-saudara pasangan Prof. Dr. Soemitro Djo-johadikusumo, seorang Begawan Ekonomi Indonesia, dengan Dora Sigar. Selain itu, Hashim Djojohadikusumo juga merupakan salah satu cucu dari pendiri Bank BNI di ta-hun 19��, yaitu Margono Djojohadikusumo. Tiga orang kakaknya adalah Biantiningsih Djiwandono (istri dari mantan Gubernur BI

Sudrajat Djiwandono), Maryani Le Maistre dan Prabowo Subianto.

Selain peduli kepada kelestarian ling-kungan hidup, Hashim juga sangat peduli terhadap kelestarian benda-benda kepur-bakalaan. Ia merupakan salah satu tokoh terkemuka yang menjadi kolektor benda-benda kepurbakalaan. Di rumahnya yang mewah ia membangun museum probadi untuk menampung koleksinya yang dia datangkan dari berbagai penjuru dunia. • jamus kalimosodo

K

Page 42: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �2

OLAH RAGA

“Porprov Harga Mati” sebagai penyelenggara, maupun KONI yang mempersiapkan atlitnya.”Kita akan heraing dengan panitia Porprov dan KONI Dharmasraya,”imbuh Masrul Maas yang juga Ketua DPD Golkar Dharmasraya ini.

Sebagai wakil rakyat ia mengajak ma-syarakat untuk mendukung terlaksana dan suksesnya kegiatan Prorpov yang akan digelar Desember mendatang. “Berikanlah yang terbaik bagi tamu tamu dari daerah lain nantinya, karena tujuan Dharmasraya sebagai tuan rumah tidak hanya sekedar sebagai pelaksna, tetapi bagaimana memberitahu masyarakat luar Dharmasraya bahwa warga Dharmasraya orangnya ramah,” katanya.

Mensukseskan pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumbar 1�-2� Desember mendatang, adalah harga mati dan tidak bisa ditawar tawar lagi.”Kegiatan yang sudah di agendakan oleh daerah, semua elemen masyarakat harus mensukseskannya,”tutur Ketua DPRD Kabupaten Dharmasraya, H.Masrul Maas

Dijelaskannya, kegiatan yang sudah dia-gendakan oleh Pemkab Dharmasraya, mau tidak mau harus disukseskan, apalagi Por-prov merupakan iven tingkat provinsi.

Ia berjanji masalah Porprov ini akan dijadikan agenda penting bagi DPRD untuk mempertanyakan kepada panitia

Mantan anggota DPRD Dharmasraya periode pertama ini, mempertanyakan ka-lau ada oknum pegawai atau pejabat Dhar-masraya yang tidak mendukung sukseskan Porprov di Dharmasraya, karena sukses Porprov merupakan sukses masyarakat Dharmasraya, malu Dharmasraya sebagai tuan rumah adalah malunya masyarakat Dharmasraya.

“Dua sukses harus diraih pada porprov nanti, sukses pelaksanaan dan sukses prestasi, kedua terletak pada panitia dan KONI serta dukungan seluruh elemen masyarakat,”tutup Masrul Maas. • mary-adi

Page 43: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 ��

OLAH RAGA

una suksesnya alek Porprov XIII pada pertengahan Desem-ber 201� nanti, pengurus cabang olahraga (Cabor) tenis meja, terus melakukan persiapan dan

pembenahan diri.Ketua Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Kabupaten Dharmasraya, Ramilus mengemukakan, segala kesiapan yang menyangkut pertand-ingan terus dimatangkan.

“Kita capai target sukses. Alhamdulillah, semoga tercapai,” sebut Ramilus seraya me-nambahkan pihaknya saat ini terus memper-siapkan diri.Dikatakan Ramilus, salah satu-nya adalah persiapan atlet. Ia menyebutkan, persiapan atlet tenis meja untuk menghadapi Porprov sudah mencapai 80 persen. Malah, atlet-atlet yang bakal diturunkan sekarang

Cabor Tenis Meja Siapkan Diriini, terus bersitungkin mengkuti latihan.

“Ada 10 atlet tenis meja yang akan kita turunkan, yakni 5 atlet putri dan 5 atlet pu-tra,” katanya.

ditanya berapa terget medali yang ingin dicapai pada pesta olahraga provinsi itu, Ramilus belum bisa sesumbar. Karena, gambaran target itu baru akan terlihat saat TC berjalan.

“Sekarang persiapan atlet kita baru sebatas pelatihan saja. Target medali, mungkin akan tergambar saat TC berjalan nanti. Membidik perolehan medali, itu sudah pasti. Terlebih di setiap kesempatan Porprov sebelumnya, atlet kita juga sudah sering meraih medali. Kalaupun tidak emas, minimal perak atau perunggu,” tegasnya lagi.

Menyangkut venue pertandingan tenis meja, sambungnya, akan ditempatkan di Gedung Auditorium Kantor Bupati Dharmas-raya. Berdasarkan rencana awal, venue tenis meja ditempatkan di gedung auditorium, sama dengan tarung derajat.”Namun hari pelaksanaan pertandinganya tentu berbeda. Bisa jadi jadwal pertandingan tenis meja lebih dulu dibandingkan dengan tarung derajat,” ulasnya.

Untuk peralatan pertandingan, saat ini masih menunggu dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). Karena untuk peralatan pertandingan menjadi tanggungjawab Dinas Pendidikan.”Yang pasti saat ini, peralatan yang kita punya, khususnya untuk lapangan tenis meja, hanya ada dua yang layak pakai,” tukuknya. • yasrizal

Sekarang persiapan atlet kita baru sebatas pela-tihan saja. Target medali, mungkin akan tergambar

saat TC berjalan nanti. Membidik perolehan medali, itu sudah pasti. Terlebih di setiap kesempatan Porprov sebelumnya,

atlet kita juga sudah sering meraih medali. Kalaupun tidak emas, minimal perak atau perunggu

G

“ “

Page 44: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 ��

WAWANCARA

Banyak warga Dharmasraya lebih senang berobat ke luar daerah. Mengapa hal ini bisa terjadi ?

Terkadang saya juga men-gurut dada jika mendengar kabar demikian. Tetapi saya mengambil hikmah positifnya saja. Mungkin rumah sakit di daerah lain lebih bagus pelayanan-nnya, dokternya lebih lengkap, peralatannya juga lebih baik. Oleh karena itu saya ber-fikir, ke depan kita ha-rus meningkatkan daya saing daerah kita, daya saing rumah sakit kita, daya saing pelayanan, daya saing profesionalisme tenaga medis, paramedis dan pen-dukungnya. Untuk itu kesemuanya kita benahi, supaya masyarakat d a p a t t e r l ay -

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dharmasraya yang tinggi menjadi incaran daerah lain untuk memasarkan produk-produknya. Termasuk persoalan layanan

kesehatan. Tidak sedikit masyarakat Kabupaten nan berjuluk Ranah Cati Nan Tigo ini yang berobat di rumah sakit yang dikelola oleh daerah tetangga. Pada-hal, di daerah sendiri telah memiliki rumah sakit yang juga tak kalag besarnya. Mengapa hal ini menjadi trendi di lingkungan masyarakat Kabupaten Dharmas-

raya? Untuk menggali lebih jauh Jamus Kalimosodo dan Juru Kamera Al Arif mewawancarai Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan, berikut petikannya

Bupati Adi Gunawan“Kita Harus Meningkatkan Daya Saing Daerah”

ani dengan baik tanpa harus susah-susah pergi ke luar daerah. Ini tanggung jawab kita

bersama.

B a g a i m a n a s e b e t u l n y a kondisi rumah sakit kita ?

Rumah sakit kita sedang dalam pem-benahan secara be-sar-besaran. Tidak

hanya rumah sakit, Puskesmas juga iya. Mulai dari urusan kecil seper-ti penataan tempat

parkir kendaraan. Bagaimana keluarga

pasien dapat meletak-kan kendaraannya se-

cara nyaman dan aman. Kemudian peralatan, kita juga sedang melengkapi

peralatan rumah sakit, a g a r m a s y a r a k a t

memeriksakan k e s e h a t -

a n n y a den-

gan hasil yang lebih cermat. Dokternya juga terus kita didik. Ada yang melalui bimbingan interen, ada yang melalui kursus, bahkan untuk dokter puskesmas banyak yang kita kirim untuk ambil pendidikan spesialis.

Pada dasarnya kita ingin pelayanan kes-ehatan ini mampu bersaing dengan daerah lain, sehingga daya saing daerah kita bisa lebih baik.

Tetapi sesungguhnya yang paling penting, persepsi masyarakat kita terhadap layanan daerah sendiri juga secara berangsur harus kita luruskan.

Berobat ke luar daerah itu hanyalah sebuah pemborosan dan bukan untuk menaikkan harga diri di depan warga lainnya. Kita mengharapkan, masyarakat kita kesemuannya menjadi ujung tombak promosi. Kita katakan kepada teman-te-man kita bahwa rumah sakit kita sekarang sudah lebih baik.

Banyak jenis penyakit yang sudah bisa dis-embuhkan di rumah sakit kita. Jangan malah kita sendiri yang menggosip keburukan milik kita sendiri. Saya kira itu perlu, ya.

Rumah sakit kita yang baru koq masih saja belum selesai ?

Penyelesaian pembangunan rumah sakit baru kita prioritaskan. Kita ingin rumah sakit tersebut cepat selesai dan pelayanan kesehatan segera kita pindahkan ke sana.

Oleh karena itu kita harus jeli mencari sumber dananya. Sebelum ini kita selalu mendapat suntikan dana dari APBN. Terkadang malah di anggaran APBN perubahan, jadi waktu pelaksanaannya sempit.

Kemarin saya dapat laporan dari Direkturnya, bahwa ia bisa mengusahakan tahun 2015 akhir gedung baru tersebut sudah bisa digunakan. Mudah mudahan ini bukan hanya cara dia ambil muka sama saya. Tapi saya yakin koq, direktur sekarang mampu untuk itu. Dia orangnya profesional. ***

Page 45: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �5

Ketika ‘Oemar Bakri’ Jadi JutawanKetika ‘Oemar Bakri’ Jadi Jutawan

SIAPA DIA

osok guru tempo dulu yang digambarkan penyanyi leg-endaris Iwan Fals, merana dan sengsara. Ternyata, seorang guru bisa jadi jutawan. Itu berkat ketekunannya melakoni

dua peran, yaitu sebagai abdi Negara yang taat dan sebagai seorang wirausahawan yang sukses. Sukban, S.Pd adalah salah satu yang mampu membalikkan nasib ‘Oemar Bakri’ menjadi seorang jutawan yang hidup mewah tanpa harus men-gurangi kadar pengabdiannya dalam menjalani profesi yang sangat mulia.

Tidak terbayangkan memang bagi Sukban muda di tahun 1989 bakal memperoleh sebu-tan jutawan. Saat itu dengan gaji pas-pasan, Sukban memulai meniti karier sebagai guru di SMP Negeri Sungai Dareh sebutan SMP Negeri I Pulau Punjung saat itu. Kebiasaannya berkebun sewaktu muda dia kembangkan di Pulau Punjung, tempat memulai karir sebagai guru. Mulanya Sukban membeli sekavling kebun kelapa sawit seharga Rp 15 ribu seluas dua hektar. Sejak itu ia kerap menerima ta-waran membeli kavling kebun kelapa sawit.

Dari tabungannya yang dia sisihkan buat membeli kebun, Sukban kemudian ikut memborong lahan, yang kala itu masih

berupa semak belukar. Kini seiring perjala-nan waktu, nilai tanah yang dibelinya se-jak muda sudah naik berlipat-lipat. Untuk kebun kelapa sawit saja sekavling sudah mencapai harga Rp 100 juta. Sementara lahan belukar yang di-kuasai Sukban kini dikav-l i n g - k a v -ling untuk m e m -b a n g u n peruma-han. Har-ganyapun s u d a h naik ber-puluhkali lipat. Dari hasil bis-nis yang ia tekuni, s e b u l a n S u k b a n mene r ima hasilnya pal-ing sedikit Rp �0 juta.

Untuk bisa

Ketika ‘Oemar Bakri’ Jadi JutawanNasib guru tidak selamanya seperti Oemar Bakri

hidup di Pulau Punjung, pendapatan Rp �0 juta perbulan sudah lumayan mewah. Un-tuk Sukban, tentu masih ditambah dengan penghasilan dia sebagai seorang guru, yang menerima gaji pokok, tunjangan fungsion-al, tunjangan daerah, tunjangan sertifikasi dan tunjangan rupa rupa lainnya. Walhasil, Sukban kini bisa lebih konsentrasi men-jalankan tugasnya sebagai pendidik yang harus mengajar setiap hari, memberi con-

toh perilaku yang baik, membantu siswa yang kurang mampu. “Beliau termasuk guru yang berdedikasi dan berdisiplin tinggi,” kata Muhammad Irsyad, Ke-pala SMP Negeri I Pulau Punjung.

Tidak mudah memang berperan ganda, menjadi pendidik dan bisnis-men. Oleh karena itu, pemilihan lahan bisnis harus disertai pertim-bangan akurat. “Kita cari lahan bisnis yang tidak mengganggu tugas. Berkebun seperti saya ini, tidak mengganggu tugas, karena tidak setiap hari melakukan kontrol. Hanya perlu waktu sekali seminggu dah cukup dan penghasilannnya lumayan besar,” kata Sukban. Tentu, untuk menjadi wirausa-hawan sukses dan menjadi guru yang berdedikasi dibutuhkan kedisiplinan, terutama dalam membagi waktu dan pemikiran, jangan sampai bertentangan keduanya. • jamus kalimosodo

s

Page 46: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 ��

RAHASIA DAPUR

Bahan Membuat Keripik Keju:

• 250 g tepung terigu

• 25 g tepung tapioka

• �5 g keju parut

• 1 butir telur

• 50 ml santan

• 1/� sdt soda kue

• 50 g wijen

• 1 sdt garam

• 1/2 sdt merica bubuk

Cara Membuat Keripik Keju:

1. Campur tepung terigu, tepung tapioka, keju, soda kue, garam, dan merica. Aduk rata.

2. Masukkan telur dan santan, uleni hingga kalis. Tambahkan wijen lalu giling adonan dan tipiskan hingga setebal 1 mm.

�. Potong berbentuk karakter binatang atau bentuk lain yang lucu. Panaskan minyak, goreng keripik hingga kuning keemasan. Angkat dan tiriskan.

�. Simpan dalam stoples kedap udara.

Untuk 8 porsi

TIPS : Keripik keju merupakan kreasi dari cheese stick yang lebih kaya akan keju dan wijen. Keju membuat snack ini terasa gurih dan renyah. Wijen dapat juga diganti dengan jenis kacang-kacangan lain, seperti pistachio, kacang mete, atau kacang tanah.

Membuat Keripik KejuAfni Ulsi, S. Sos

Staf Bagian Humas dan Protokol

Bahan :• 1/� kg hati sapi

• 1/2 kg kentang

• �5 mL santan instan

• 10 biji cabe merah, diiris serong

• 2 lembar daun salam, dicuci bersih

• 1/2 siung bawang bombay yang kecil, diiris tipis

• 2 sendok makan gula merah cair

• garam secukupnya

• bumbu penyedap secukupnya

• 1 sendok makan mentega

• minyak goreng, untuk menumis Bumbu halus :

• 15 biji cabe merah, dipotong kasar

• 5 siung bawang merah, dipotong kasar

• 5 siung bawang putih, dipotong kasar

• 1 buah tomat yang kecil, dikupas kulitnya,

Hati Sapi BaladoOLeh : Afni Ulsi, S.Sos

Staf Bagian Humas dan Protokol

Page 47: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 ��

RAHASIA DAPUR

Hati Sapi BaladoOLeh : Afni Ulsi, S.Sos

Staf Bagian Humas dan Protokol

dipotong kasar

• � biji kemiri, dipotong kasar

• 2 batang serai, diiris bulat tipis

• 1 sendok teh ketumbar

• 2 iris jahe

• sedikit pala

• 2 sendok makan air asam jawa

Cara Membuat Balado Hati Sapi1. Hati dicuci bersih lalu direbus sampai

berubah warna. Angkat, tiriskan lalu dipotong-potong sebesar dadu. Sisihkan.

2. Kentang dikupas lalu dipotong-potong panjang ukuran 2 cm menggunakan pisau yang bergerigi. Lalu cuci bersih dan goreng hingga kentang terasa renyah. Sisihkan.

�. Semua bahan untuk bumbu halus dicuci bersih, lalu digiling halus menggunakan blender.

�. Siapkan wajan, panaskan minyak goreng dengan mentega, tumis bawang bombay dan bumbu halus tadi hingga harum.

5. Masukkan hati, irisan cabe merah, gula merah cair, daun salam dan santan. Beri garam dan bumbu penyedap. Aduk rata.

�. Masak hingga minyaknya bening. Biarkan dingin.

�. Setelah dingin dan sudah saatnya disajikan, baru masukkan kentangnya, lalu aduk rata, sajikan di piring cantik.

Tips : - Kentang dimasukkan terakhir saat akan disajikan saja, hal ini dimaksudkan agar kentangnya tidak menjadi lembek. - Jika tidak habis dalam sehari, dipanaskan setiap dua hari sekali. Pesan : Selamat Menikmati...!!!

Page 48: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �8

JEDA

Tersengat di Pulau Penyengat

Awal mulanya bernama Pulau Air Tawar. Pulau yang sangat dikenal oleh pelaut zaman lampau karena kandungan air tawar yang me-limpah di dalamnya. Armada-armada dagang dunia menjadikan pulau ini sebagai tempat persinggahan utama untuk mengambil air tawar sebelum akhirnya kembali berlayar melintasi selat Malaka dan Pulau Bintan.

Lalu, kisah patriotik itu terjadi, Engku Putri atau Raja Hamidah melarang keras pasukan kolonial Belanda memasuki dan menguasai pulaunya yang dipenuhi sumur-sumur air tawar. Air tawar, sesuatu yang jarang ditemui di an-tara gugusan kepulauan selat Malaka ketika itu. Pasukan koloni dagang itu tak mengindahkan larangan Engku. Dengan jumawa, mereka memaksa masuk pulau dan menimba air tawar dari sumur kebang-gaan penduduk pulau. Bu-kan tak hendak melawan, namun penduduk pulau percaya jika pantangan raja yang dilanggar akan terima laknat. Benar saja, belumlah sempat air di-ambil, pasukan lain, yang tak pernah disangka oleh pasukan kolonial dagang datang menyerang. Sepasu-kan penyengat dengan bisa yang mematikan datang menyerang. Pasukan tercerai berai, beberapa tewas meregang nyawa. Se-jak saat itu nama Pulau Air Tawar lebih dike-nal dengan nama Pulau Penyengat atau Pulau Penyengat Inderasakti, hingga saat ini.

Pulau Penyengat hanya berjarak kurang lebih lima belas menit perjalanan dari Kota Tanjung Pinang di Pulau Bintan. Perahu Pancung atau pompong sebutan penduduk setempat untuk perahu mesin berukuran kecil menjadi alat transportasi utama menuju pulau Penyengat ini. Perahu kecil ini menjadi urat nadi bagi kehidupan penduduk pulau Penyengat, selain sebagai alat transportasi, melalui perahu inilah diangkut berbagai penunjang kebutuhan hidup penduduk, mulai dari sepeda motor, bahan makanan, pakaian dan banyak hal lain.

Hari ke-dua dalam lawatan kunjungan kerja

ke Kepulauan Riau, tepatnya di kota Batam dan Pulau Bintan, saya dan rombongan Bamus se-Kabupaten Dharmasraya meny-empatkan singgah di pulau penuh sejarah ini. Satu jam perjalanan kapal boat kencang dari Kota Batam ke Tanjung Pinang. Sampai di Tanjung Pinang, tanpa menunggu lama rombongan melanjutkan perjalanan ke pulau kecil yang tampak dari ujung dermaga, Pulau Penyengat. Tiga perahu pompong atau tiga pancung telah disewa, perahu kecil inilah yang akan menyebrangkan rombongan ke pulau tujuan. Cerita pengantar tentang Pulau Penyengat yang telah disampaikan pemandu sebelumnya membuat saya dan rombongan tak sabar untuk segera sampai. Seolah, kubah dan menara kuning Masjid Sultan Riau yang tampak dari kejauhan telah melambai dan memanggil, pompong melaju membelah riak,

“Penyengat, kami datang”Kami sampai di dermaga panjang Pulau

Penyengat. Di saat bersamaan, adzan ashar menggema dari menara masjid. Tak ada yang menyiakan kesempatan ini, seluruh anggota rombongan dari Dharmasraya bergegas dan sholat Ashar berjamaah Masjid Sultan Riau.

Usai sholat Ashar, saya dan rombongan menikmati suasana masjid. Abdul Kahar, penduduk asli pulau Penyengat, menemani saya berkeliling masjid. Beberapa informasi mengenai masjid ini saya dapatkan dari be-liau. Masjid Sultan Riau mulai dibangun pada tanggal 1 Syawal 12�9 H (18�2 M) atas inisiatif Raja Abdurrahman, Yang Dipertuan Muda Riau VII. Tanpa lelah, siang malam penduduk saling membantu dalam pem-

bangunan masjid ini. Dari cerita yang kami dapat dari imam Masjid, untuk memperkuat struktur bangunan masjid, terutama untuk memperkuat beton kubah, menara dan bagian masjid lainnya, digunakan bahan perekat dari campuran putih telur dan kapur. Itulah sebabnya, masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Putih Telur. Beberapa pening-galan Raja Abdurrahman masih tersimpan dengan baik di kompleks masjid ini, sebuah perpustakaan yang berisi kitab-kitab kuno berada di bagian belakang masjid, di antara koleksi tersebut, terdapat sebuah Al-Qur’an tulisan tangan Raja Abdurrahman. Untuk menjaga koleksi kitab-kitab ini agar tetap awet, pengunjung dilarang menyentuh dan mengambil foto koleksi kitab-kitab kuno yang ada.

Akhirnya, kami meninggalkan masjid.

Abdul Kahar, yang sangat paham dengan sejarah masjid dan Pulau Penyengat, dengan senyum menawannya melepas kami hingga ke pelataran masjid. Rombongan akan be-ranjak menuju komplek makam bangsawan Kerajaan Melayu Riau. Di antara rombongan Bamus Dharmasraya, entah siapa, bercele-tuk, “Di Dharmasraya juga banyak masjid tua, juga dengan sejarah panjang seperti halnya di sini”. Gambaran tentang masjid dan sejarah di kampung melintas sekilas. Ah, kesadaran akan sejarah yang mesti terus ditingkatkan.

Menuju komplek pemakaman Raja Kes-ultanan Riau, rombongan diantar menggu-nakan bentor. Alat transportasi berupa becak motor yang sengaja disediakan Pemerintah Daerah setempat untuk melayani wisatawan

A

Page 49: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 �9

JEDAyang datang ke Pulau Penyengat. Perjalanan dari Masjid menuju komplek pemakaman Raja hanya memakan waktu lima menit. Satu becak motor ini mampu membawa dua penumpang, kebetulan saya satu becak dengan mas Budi Waluyo, Kabag Humas dan Protokol Pemkab Dharmasraya. Becak kami dikendarai oleh Pak Samiun, lelaki paruh baya yang (juga) paham dengan cerita sejarah di Pulau Penyengat ini. Cerita di awal tulisan mengenai sejarah pulau Penyengat saya dapatkan dari pak Samiun. Di sela gerung motor becak, kami; saya, mas Budi dan pak Samiun, bercerita banyak. Sesekali mas Budi menuliskan sesuatu di buku catatan kecilnya. Sekilas, beberapa baris tulisan tampak dalam catatan kecilnya, “Siguntur, Si-luluak, Padang Laweh, Sungai Dareh, Koto Besar, Pulau Punjung, dll. DHARMAS-RAYA”. Entah apa yang se-dang dipikirkan mas Budi. Se-dang saya, ber-bagai hal tentang Dharmasraya juga langsung berkeli-aran di kepala. Tentang sejarah Dharmasraya yang panjang, tentang pem-bangun sebuah peradaban di Minangkabau, t e n t a n g a p a saja. ah, entahlah. Benarlah pulau ini kiranya, Pulau Peny-engat; menyengat siapa-pun yang berkunjung, bukan hanya karena keelokannya, tapi juga karena pelajaran dan hikmah yang singgah.

***Lima menit perjalanan seolah tak berasa,

kami sampai di Komplek pemakaman bang-sawan kerajaan Melayu Riau. “Penyengat for Word Heritage” sebuah papan sederhana menyambut di komplek ini. Atap komplek pemakaman berbentuk persegi enam. Di bagian dinding depan, gaya bangunan me-nyerupai mahkota dicat berwarna kuning. Menurut Cecep, pemandu perjalanan, Bagian bangunan utama makam di bagi menjadi dua bagian, bagian pertama dulunya merupakan tempat untuk menunaikan shalat. Sedangkan bagian kedua merupakan bangunan yang dibangun belakangan sebagai makam Engku

Putri Raja Hamidah. Engku Putri Raja Hami-dah merupakan putri dari Raja Haji Yang Dipertuan Muda Riau ke IV atau Raja Haji Fisabilillah. Pulau Penyengat merupakan mas kawin dari Sultan Mahmud yang hendak meminang Engku Putri Raja Hamidah. Eng-ku Putri pernah memegang tampuk kerajaan. Di era Raja Hamidah, Pulau Penyengat maju dalam berbagai bidang. Berbagai karya sastra bermunculan dan penyeberan agama Islam berkembang pesat. Puncaknya adalah saat Pulau Penyengat menjadi salah satu pusat budaya dunia. Di sekeliling dinding bagian

dalam makam Engku Putri Raja Hamidah terukir bait-bait Gur-

indam Dua Belas karya Raja Ali Haji seorang

pujangga besar Me-layu. Raja Ali Haji

dimakamkan di komplek yang sama dengan Engku Putri Raja Hami-dah. Makam-nya dinaungi

atap yang ter-

pisah dari bangunan utama komplek pemakaman. Hampir semua men-genali beliau sebagai pujangga yang menulis karya agung Gurindam Dua Belas yang bertutur tentang agama, budi pekerti, pendi-dikan, moral dan tingkah laku. Tutur baitnya memberikan tunjuk ajar bagi para pembaca, hingga saat ini.

Setelah mengunjungi dan berziarah di makam bangsawan Melayu Riau, tujuan tera-khir perjalanan di Pulau Penyengat adalah Balai Adat Melayu Indera Perkasa yang lokasinya berhadapan langsung dengan pan-tai. Balai adat ini merupakan replika rumah melayu pada zaman dahulu, yang seluruh bangunannya terbuat dari kayu. Sesuai na-manya, bangunan ini digunakan masyarakat setempat sebagai tempat pertemuan adat dan

upacara-upacara adat. Menurut pak Samiun, di balai adat ini juga pernah dilaksanakan pertemuan tokoh-tokoh melayu, termasuk dari negara-negara seberang, seperti Singa-pura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Balai adat merupakan sebuah komplek besar, yang di dalamnya terdapat satu bangunan utama berupa rumah adat me-layu dengan ukuran besar. Di sekelilingnya, terdapat lima bangunan adat yang lain, yang ukurannya lebih kecil. Memasuki balai utama, pengunjung disambut dengan deretan Syair Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji, foto-foto Sultan Kerajaan Melayu Riau yang terpampang di dinding bagian atas Balai Utama dan juga beberapa pelaminan di bagian ujung. Tak lupa, seperti halnya di tempat-tempat yang lain di pulau penyengat, rombongan Bamus Dharmasraya menyempatkan diri berfoto di balai utama. Di bagian bawah balai utama, terdapat sebuah sumur air tawar yang sangat menyengarkan. Beberapa pengunjung membasuh muka dan minum air tawar dari sumur itu. Barangkali, sumur inilah yang dulu menjadi tujuan sing-gah para pelaut.

Masih di dalam komplek Balai Adat Mela-yu Indera Perkasa, terdapat sebuah panggung

kecil. Saat kunjungan, beberapa anak-anak sedang latihan kesenian melayu

di panggung ini. “Selain menjaga tempat dan sejarah, Pulau ini men-

gajarkan kita untuk tetap menjaga generasi. Pendidikan kebudayaan lokal mengajarkan kearifan dan membangkitkan kebanggaan” ujar Datuk Gumantan, Ketua Bamus Nagari Sialanggaung sambil menyaksikan anak-anak yang sedang latihan tari.Balai adat merupakan tempat

kunjungan terakhir rombongan Bamus Dharmasraya di pulau

Penyengat, rombongan akan me-nyeberang kembali ke Tanjung Pinang.

Rombongan terbagi dalam beberapa kelompok kecil dalam ketika melintasi dermaga dengan berjalan kaki. Pancung atau pompong yang telah menanti di ujung dermaga. Percakapan tentang penyengat terus terdengar diantara langkah kaki rom-bongan Bamus Dharmasraya. “Kalau bisa, bukan hanya foto yang kita bawa pulang ke Dharmasraya”, ujar Aman Darus, Ketua Bamus Abai Siat. Mas Budi tertinggal jauh di belakang, dengan ransel di punggung dan catatan kecil yang tak pernah lepas dari tangannya. Seolah terlihat lagi tulisan itu, “Siguntur, Siluluak, Padang Laweh, Sungai Dareh, Koto Besar, Pulau Pun-jung, dll. DHARMASRAYA”. Semua terasa lebih jelas, dada yang berisi kebanggaan akan Dharmasraya dan kampung halaman tersengat di sini, di Pulau Penyengat. • didik antarikso

Page 50: Media Dharmasraya Edisi III

MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 50

JEDA

agelaran Wayang yang diselenggarakan oleh Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Provinsi Sumatera Barat di Jorong Piruko Utara, Nagari Sitiung, Sabtu (29/9) malam berlangsung sukses. Ratusan warga tumpah ruah menyak-sikan penampilan lima dalang dari berbagai daerah di Su-

matera Barat ini. Penonton bukan saja datang dari wilayah Sitiung atau Dharmasraya saja, beberapa bahkan sengaja datang dari Jambi dan luar Kabupaten untuk menyaksikan pertunjukan ini.

Lakon Gatotkaca Winisudho dibawakan oleh lima dalang secara bergantian pada pagelaran kali ini. Kelir lebar pagelaran memung-kinkan pertunjukan dibagi menjadi dua bagian, dua dalang tampil bersama dalam dua frame sebelum bergantian dengan dalang yang lainnya. Slamet Riadi, ketua pelaksana pagelaran menerangkan, “Dua dalang yang tampil secara bersamaan dalam satu pagelaran merupakan suatu inovasi yang sebenarnya sudah sering dilakukan dalam pagelaran seni wayang kulit, tetapi ini baru kali pertama dilakukan di Dharmasraya”. Lima dalang yang tampil pada malam itu ialah, Dalang Sriyanto dari Padang Panjang, Slamet Carito dari Sawahlunto, Jumari dari Dharmasraya, Tarjo dari Dharmasraya dan seorang dalang lagi dari Pasaman.

Pemilihan lakon Gatotkaca Winisudha bukanlah tanpa alasan, lanjut Slamet. Keadaan karut marut politik Indonesia saat ini seolah tergambar dari lakon yang sebenarnya sudah ada sejak ratusan tahun silam. Alkisah, Kerajaan Pringgodani mengadakan suksesi kepe-mimpinan. Brajadenta, kakak lelaki dari Arimbi, istri Bima, harus menyerahkan kekuasaan kepada Gatotkaca, putra Bima dan Arimbi. Secara hukum tidak ada yang salah dengan pengalihan kekuasaan ini, karena sebelumnya Brajadenta telah berjanji akan menyerahkan kekuasaan kepada Arimbi (atau keturunannya) karena Bima telah berhasil mengalahkannya dalam sebuah peperangan. Namun, selalu saja ada Sengkuni sebagai tukang hasut yang memperkeruh keadaan negara. Ujung cerita, kebijaksanaan dari semua pihak dibutuhkan untuk mengatasi hasutan Sengkuni.

Inti dari lakon malam ini ada tiga, ujar Dalang Karjo sembari menunggu giliranya tampil kembali, pertama; Sopo salah, seleh. Sengkuni dan Pandito Durno menghasut orang menuju jalan keja-hatan, namun kejahatan tak akan menang melawan kebaikan dan kebenaran. Kedua, teguh janji walau apapun yang terjadi. Bukankah yang bisa dipegang dari manusia hanyalah omongannya, hanya jan-

Lima Dalang dalam Satu Pagelaran

jinya? Ketiga, Menjadi pimpinan harus berani, melindungi rakyat, mengambil resiko dan mempertanggung jawabkannya: Gatotkaca berani melawan pamannya sendiri karena dia raja yang harus men-gayomi rakyatnya dari tindak angkara murka, meski harus membunuh pamannya sendiri. Selanjutnya lakon ini juga mengajarkan tentang kebijaksanaan. Kebijaksanaan anak manusia, apapun jabatannya atau perannya dalam kehidupan ini harus selalu berusaha bijaksana dalam tutur kata, tindakan, dan juga pemikiran.

Pagelaran malam itu sebenarnya merupakan salah satu rangkaian acara Musyawarah Besar Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Provinsi Sumatera Barat. Pepadi mengadakan Mubes untuk memilih kepengurusan baru PEPADI periode 201� – 2019. Sriyanto asal Padang Panjang, seorang dalang dan pengajar di sebuah perguruan tinggi seni di Sumatera Barat, terpilih menjadi ketua PEPADI Su-matera Barat pada mubes kali ini.

Pagelaran usai menjelang pagi. Lima dalang telah tampil saling membantu dalam satu lakon pagelaran. Kantuk mulai menyerang penonton dan satu-persatu penonton beringsut pulang. Namun kisah patriotik Gatotkaca dan tokoh lain serta pagelaran istimewa lima dalang wayang kulit menjadi satu cerita istimewa malam ini, dalam kekayaan khasanah Indonesia, dalam keragaman budaya Dharmas-raya. • Didik Antarikso

P

Dua dalang yang tampil secara bersamaan dalam satu pagelaran merupakan suatu inovasi yang sebenarnya sudah sering dilakukan dalam pagelaran seni wayang kulit, tetapi

ini baru kali pertama dilakukan di Dharmasraya“

Page 51: Media Dharmasraya Edisi III
Page 52: Media Dharmasraya Edisi III