Media dalam proses pembelajaran

28
1 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar formal yang diselenggarakan di sekolah bertujuan untuk menguasai sejumlah kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik, baik kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotor (ketrampilan) sesuai dengan tingkatan pendidikannya. Untuk itu, peserta didik diarahkan pada kegiatan pembelajaran yang bisa membawa perubahan pada diri peserta didik secara terencana. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan, antara lain: pendidik, bahan / materi, berbagai sumber belajar, dan media pembelajaran. Para ahli pendidikan dan pengajaran berpendapat bahwa media sangat diperlukan pada anak-anak tingkat dasar sampai menengah dan akan banyak berkurang jika mereka sudah sampai pada tingkat pendidikan tinggi. Pada tingkat sekolah dasar dan menengah, pengajar akan banyak membantu anak didik dengan mengembangkan semua indera yang ada, yakni dengan mendengar, melihat, meraba, memanipulasi, atau mendemonstrasikan dengan media yang dapat dipilih. 1 1 Depdiknas, Ilmu Pengetahuan Sosial (Materi Pelatihan Terintegrasi) . Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005, hal. 77

Transcript of Media dalam proses pembelajaran

Page 1: Media dalam proses pembelajaran

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar formal yang diselenggarakan di sekolah bertujuan

untuk menguasai sejumlah kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik,

baik kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotor (ketrampilan)

sesuai dengan tingkatan pendidikannya. Untuk itu, peserta didik diarahkan

pada kegiatan pembelajaran yang bisa membawa perubahan pada diri peserta

didik secara terencana. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut

sangat dipengaruhi oleh lingkungan, antara lain: pendidik, bahan / materi,

berbagai sumber belajar, dan media pembelajaran.

Para ahli pendidikan dan pengajaran berpendapat bahwa media sangat

diperlukan pada anak-anak tingkat dasar sampai menengah dan akan banyak

berkurang jika mereka sudah sampai pada tingkat pendidikan tinggi. Pada

tingkat sekolah dasar dan menengah, pengajar akan banyak membantu anak

didik dengan mengembangkan semua indera yang ada, yakni dengan

mendengar, melihat, meraba, memanipulasi, atau mendemonstrasikan dengan

media yang dapat dipilih.1

Media pembelajaran adalah sarana yang membantu para pengajar. Ia

bukan tujuan sehingga kaidah pembelajaran di kelas tetap berlaku. Pengajar

juga perlu sadar bahwa tidak semua anak senang dengan peragaan media.

Anak-anak yang peka atau auditif mungkin tidak banyak memerlukannya

tetapi anak yang bersifat visual akan banyak meminta bantuan media untuk

memperjelas pemahaman bahan yang disajikan. Demikian pula waktu

penyajian media sangat menentukan berhasil tidaknya penjelasan dengan

bantuan media.

Perkembangan peralatan pendidikan sudah maju, makapengajar

dewasa ini dapat dengan “mudah” memilihnya. Peralatan media yang pada

mulanya terbatas dan sangat mahal, dewasa ini dengan mudah dipelajari dan

1 Depdiknas, Ilmu Pengetahuan Sosial (Materi Pelatihan Terintegrasi). Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005, hal. 77

Page 2: Media dalam proses pembelajaran

18

dipergunakan seperti kamera fotografi, kamera video, menjalankan proyektor

slide, atau TV-video. Akan tetapi tanpa memperhatikan apakah media yang

digunakan bersifat “lama” atau “baru” maka yang terpenting adalah terletak

pada kemampuan pengajar dalam mempelajari, keterampilan memilih,

menggunakan, dan kemampuan mengembangkan perangkat lunak. Media

yang tersedia di sekolah tentu ada yang cukup lengkap, tetapi tentu ada juga

yang sangat minim dan terbatas. Jika minim, atau bahkan tidak tersedia, maka

media-media sederhana dapat dibuat sendiri oleh pengajar dengan bantuan

beberapa siswa, misalnya kliping, media grafis, peta, atau gambar.

B. Rumusan Masalah

Dengan adanya sedikit gambaran di atas, penulis bisa menarik

beberapa kesimpulan yang kiranya pantas jika kita jadikan rumusan masalah,

yaitu:

1. Bagaimana teknik dan cara penerapan media sebagai sumber belajar?

2. Jenis-jenis media apa sajakah yang dapat digunakan sebagai sumber

belajar ?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah sebagaimana dijelaskan di atas, maka tujuan

penulisan masalah ini diantaranya :

1. Untuk mengetahui teknik dan cara penerapan media sebagai sumber

belajar.

2. Untuk mengetahui Jenis-jenis media apa sajakah yang dapat digunakan

sebagai sumber belajar

Page 3: Media dalam proses pembelajaran

18

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Media Pembelajaran

Ada beberapa pengertian tentang media pembelajaran yang telah

dikemukanan oleh para ahli, antara lain:

1. S. Gerlach dan P. Ely dalam bukunya Teaching and Media (1971)

memberikan dua makna tentang media pembelajaran, yakni arti luas dan

arti sempit. Dalam arti luas media pembelajaran berarti orang, material,

kejadian yang dapat menciptakan kondisi, sehingga memungkinkan pelajar

dapat pengetahuan, keterampilan atau sikap yang baru. Sedangkan dalam

arti sempit media pembelajaran berarti grafik, potret, gambar, alat-alat

mekanik, elektronik yang dipergunakan untuk menangkap, memproses

serta menyampaikan informasi visual atau verbal. 2

2. Robert M. Gagne dalam The Conditions of Learning (1970) menyatakan

bahwa istilah media pendidikan digunakan untuk menunjukkan berbagai

macam komponen lingkungan belajar yang dapat menimbulkan

perangsang untuk si pelajar. Dengan kata lain yang menyebabkan

terjadinya komunikasi dengan pelajar. Termasuk dalam pengertian ini

adalah guru, serta berbagai macam alat mulai dari buku sampai pada

televisi, yang secara umum mempunyai fungsi dalam upaya memberikan

input kepada murid.

3. Sedangkan I Wayan Ardhana, dalam Media Instruksional (1982)

mengartikannya dengan segala sesuatu yang dapat dipakai untuk

memberikan rangsangan sehingga terjadi interaksi belajar mengajar dalam

upaya untuk mencapai tujuan instruksional tertentu.

4. Sementara Suprapto dkk dalam bukunya Media Pendidikan (1982)

mendefinisikan media pendidikan dengan semua alat pembantu yang

secara efektif dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

2 Mahfudh Shalahuddin, Media Pendidikan Agama, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1986, hal. 73. Lihat pula: Rohmat, Media Pembelajaran (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Logung, 2010, hal. 89

Page 4: Media dalam proses pembelajaran

18

5. Begitu pula Sri Widiastuti, dkk dalam Media Pendidikan (1982)

memberikan definisi dengan semua alat yang dapat dipergunakan melalui

indera pendengaran, pengamatan (telinga, mata) dalam proses kegiatan

belajar, karena itu alat-alat bantu tersebut sering dinamakan alat pembantu

dengar-andang atau audio visual aids (AVA).

6. Oemar Hamalik dalam bukunya berjudul Media Pendidikan (1976)

memberikan pengertian dengan alat, metode dan teknik yang dipergunakan

dalam upaya untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara

guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajarandi sekolah.

7. Mahfudh Shalahuddin dalam bukunya berjudul Media Pendidikan Agama

(1986) memberikan kesimpulan tentang pengertian media pendidikan

dengan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, kemauansiswa sehingga dapat mendorong terjadinya

proses belajar pada diri siswa.

B. Urgensi Media Pembelajaran

Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli.

Menurut Kemp & Dayton (1985:3) meskipun telah lama disadari bahwa

banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta

pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat

lambat. Beberapa dampak positif penggunaan media yang dikemukakan oleh

mereka adalah sebagai berikut.3

1. Penyampaian pelajaran lebih baku. Setiap pelajaran yang melihat atau

mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.

2. Pembelajaran bisa lebih menari. Media dapat mengasosiasikan sebagai

penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan tetap

memperhatikan

3 Sholahuddin, Pemanfaatan Media Dan Sumber Belajar, Makalah disampaikan pada Diklat Peningkatan Kualitas Guru PAI Kanwil Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah dan DIY di Semarang, 2010, hal. 4

Page 5: Media dalam proses pembelajaran

18

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar

dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa,

umpan balik, dan penguatan.

4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena

kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan

pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan

kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan

gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-

elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik,

spesifikm dan jelas.

6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan, terutama jika

media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara indvidu

7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajarai dan terhadap

proses belajar dapat ditingkatkan.

8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif

Dale (1969:180) mengemukakakan bahwa bahan-bahan audio visual

dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses

pembelajaran. Hubungan guru – siswa tetap merupakan elemen paling penting

dalam sistem pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk

menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja. Beberapa

manfaat media yang dikemukan oleh Dale adalah:

1.meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;

2.membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa;

3.menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat

siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa;

4.membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;

5.membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;

6.mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan

melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan

meningkatnya hasil belajar;

Page 6: Media dalam proses pembelajaran

18

7.memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa

menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari;

8.melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep

yang bermakna dapat dikembangkan;

9.memeprluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan

pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat;

10.meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan

jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang

bermakna.

Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik (1994:15)

merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut:4

1.Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu

mengurangi verbalisme;

2.Memperbesar perhatian siswa;

3.Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh

karena itu membuat pelajaran lebih mantap;

4.Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri di kalangan siswa;

5.Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui

gambar hidup;

6.Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan

kemampuan berbahasa;

7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain,

dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari

penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu:5

1. dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat

meperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar siswa;

4 Ibid5 Ibid

Page 7: Media dalam proses pembelajaran

18

2. dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa

dengan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-

sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya;

3. dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

C. Klassifikasi Media Pembelajaran

Para ahli (Burton, Edgar Dale, dan Romiszowiski) mengemukakan

berbagai jenis media pembelajaran dengan criteria yang berbeda-beda. Burton

(dalam Nasution, 1986) membagi media berdasarkan pengalaman langsung

dan pengalaman tak langsung. Pengalaman langsung yaitu turut melakukan

dan mengalaminya. Sedangkan pengalaman tak langsung dilihat berdasarkan

pengamatan langsung (seperti melihat peristiwa yang terjadi dan melihat

peristiwa dipentaskan), berdasarkan gambar (melihat film atau foto),

berdasarkan lukisan (menggunakan peta, diagram, grafik, dsb), berdasarkan

bahasa (membaca uraian dan mendengarkan uraian), dan berdasarkan lambang

seperti lambang istilah, rumus dan indeks.6

Sedangkan Romiszowski (1992) (dalam Sapriya, 1999)

mengemukakan bahwa media dapat diartikan dalam pengertian sempit dan

pengertian luas. Dalam pengertian sempit, media meliputisejumlah alat yang

dapat digunakan secara efektif untuk proses pengajaran yang telah

direncanakan. Sedangkan dalam pengertian luas, diartikan bukan hanya media

komunikasi elektronik yang rumit melainkan juga mencakup sejumlah

perangkat yang lebih sederhana seperti slide, photo, diagram, dan chart buatan

guru, benda-benda dan kunjungan ke tempat di luar sekolah. Bahkan gurupun

dapat menjadi salah satu media presentasi seperti halnya radio dan televise

yang menyampaikan informasi.

Jika dilihat dari indera (sensory channels), media pembelajaran dapat

dikelompokkan atas media yang dapat didengar (audio), dapat dilihat (visual),

6 Depdiknas, Ilmu Pengetahuan Sosial (Materi Pelatihan Terintegrasi). Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005, hal. 67

Page 8: Media dalam proses pembelajaran

18

dapat didengar dan dilihat (audio visual), dan dapat disentuh (touch). Jenis

media tersebut dapat digambarkan sbb:

JENIS MEDIA CONTOH MEDIA

Audio (suara/bunyi)

Visual (pandang)

Audio-Visual (pandang-dengar)

Touch (sentuhan)

Suara guru, Laboratorium bahasa,

tape, siaran radio.

Papan tulis, gambar, photo,

model/bagan, charts, hand-out, buku

teks, film slide, transparansi, dsb.

Televisi, video, film/bioskop.

Contoh kain (tekstil)

Sumber: Sapriya, Dkk (1999).

Pengklafikasian media belajar yang paling populer, barangkali adalah

yang dikemukakan oleh Edgar Dale. Dalam usaha memanfaatkan media

sebagai alat bantu ini Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut

tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut

kemuduan dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience) dan

pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling

sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.7

Edgar Dale (1996) mengemukakan jenis media yang terkenal dengan

istilah kerucut pengalaman (the cone of experience) yaitu: 1) pengalaman

langsung; 2) pengalaman yang diatur; 3) dramatisasi; 4) Demonstrasi; 5)

Karyawisata; 6) Pameran; 7) gambar hidup; 8) rekaman, radio, gambar mati;

9) lambang visual; 10) lambang verbal.

Berdasarkan 10 pengalaman tersebut, dapat belajar dengan:

mengalaminya secara langsung dengan melakukannya atau berbuat (nomor 1

s.d. 5); mengamati orang lain melakukannya (nomor 6 s.d. 8); dan membaca

atau menggunakan lambang (nomor 9 dan 10). Kerucut pengalaman tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut:8

7 Yusufhadi Miarso, dkk., Teknologi Komunikasi Pendidikan, Jakarta: CV Rajawali, 1984, hal. 918 Rohmat, Media Pembelajaran (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Logung, 2010, hal. 81

Page 9: Media dalam proses pembelajaran

18

Dari pengertian-pengertian di atas, usaha pengklasifikasian media

mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri khas suatu media berbeda menurut

tujuan atau maksud pengelompokannya. Kharakteristik media juga dapat

dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan,

pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun penciuman, atau kesesuaiannya

dengan tingkatan hierarki belajar seperti yang digarap oleh Gagne, dan

sebagainya.

D. Media Dalam Proses Pembelajaran

Prinsip pengajaran yang baik adalah jika proses belajar mampu

mengembangkan konsep generalisasi, dan bahan abstrak dapat menjadi hal

yanh jelas dan nyata. Sumber belajar yang digunakan pengajar dan anak

adalah buku-buku dan sumber referensi, tetapi akan menjadi lebih jelas dan

efektif jika pengajar menyertai dengan berbagai media pengajaran yang dapat

Page 10: Media dalam proses pembelajaran

18

membantu menjelaskan bahan lebih realistic.9 Dengan demikian salah satu

tugas guru yang tidak kalah pentingnya adalah mencari dan menentukan

media pengajaran. Dalam dimensi social, mencari dan menentukan sumber

belajar pelajaran Pendidikan Agama Islam sangatlah penting sebab bahan

ajarnya sangat dinamis.

Pembagian klasik dari media pengajaran didasarkan pada jenis materi

yang dibagi menjadi materi bacaan seperti buku, majalah, ensiklopedia, surat

kabar dan materi bukan bacaan. Materi bacaan merupakan materi visual yang

bersifat fiksi maupun non fiksi. Materi yang bukan bacaan mempunyai

pengertian yang luas mengacu pada penglihatan (visual) dan pendengaran

(audio) untuk menjelaskan arti dari penafsiran (interpretasi) atau kata-kata

yang tercetak seperti pada buku-buku (materi). Dalam arti terbatas, sebagian

besar materi pembelajaran tergantung pada bacaan seperti misalnya bagan dan

peta mempunyai judul dan legenda (kata-kata penjelasan pada peta), film strip

mempunyai caption (kata-kata tercetak pada foto atau ilustrasi).

Materi bukan bacaan membuka kesempatan belajar yang sangat baik

terutama bagi siswa yang secara individual lamban dalam keterampilan

membacanya. Tetapi tentu saja penggunaan materi-materi bukan bacaan ini

tidak hanya terbatas untuk siswa yang belum dapat membaca saja. Banyak

sekali materi ini memberikan informasi yang sulit diperoleh melalui bacaan.

Film tentang kehidupan suku Dani atau Asmat di Irian Jaya atau kehidupan

orang laut di Riau kepulauan, misalnya adalah pengalaman-pengalaman yang

tidak dapat disalin (duplikat) kembali dengan berbagai cara dalam ruang kelas.

Materi bukan bacaan adalah alat bantu yang dimaksudkan untuk

memberi arti dan memperkaya pelajaran semua siswa, baik yang mampu

membaca maupun yang masih sulit membaca. Peta, bagan, grafik adalah alat-

alat yang sanggup memberikan informasi yang sulit untuk dijelaskan dalam

materi cetak bacaan. Pengadaan karya wisata misalnya kunjungan di sebuah

perusahaan atau sentra kerajinan adalah suatu cara untuk memberikan

9 Hartono Kasmadi, Model-model dalam Pengajaran Sejarah. Semarang: IKIP Semarang Press, 1996, hal. 88

Page 11: Media dalam proses pembelajaran

18

pengalaman langsung kepada siswa mengenai beberapa aspek masalah yang

sedang dipelajari. Penggunaan film, film strip, dan gambar-gambar

memberikan kenyataan (realisme) dan kelengkapan kepada siswa akan suatu

latar belakang yang sama.

Penyakit yang paling berkecamuk di sekolah ialah verbalisme, yang

terdapat dalam setiap situasi belajar.10 Menurutnya penyakit tersebut

biasanyatidak terdapat dalam hal-hal yang dipelajari anak-anak sebelum

mereka bersekolah karena perbendaharaan bahasanya diperolehnya dengan

pengalaman langsung, dengan melihat, mendengar, mencecap, meraba serta

menggunakan alat dria lainnya. Hasil pelajaran tersebut dapat dianggap

permanen dan tidak mudah dilupakannya, karena kata-kata yang mereka

peroleh benar-benar mereka kenal yang diperolehnya melalui pengalaman

yang kongkrit. Pernyataan di atas menggambarkan betapa pentingnya media

dalam proses pembelajaran di sekolah. Media pelajaran merupakan alat bantu

yang dapat mempermudah proses penerimaan materi pelajaran yang

disampaikan pendidik dan sudah barang tentu akan mempermudah pencapaian

keberhasilan tujuan pendidikan. Hal ini dikarenakan peserta didik akan lebih

termotivasi dalam mempelajari materi bahasan.

E. Disain Pembuatan Media Pembelajaran Pembelajaran

1. Prasyarat Membuat Media Pembelajaran

Seorang guru akan mampu membuat media pembelajaran sendiri jika

memiliki tiga kemampuan yang diperlukan, yaitu: 11

a. Menguasai bidang studi (pesan yang akan diperlukan).

b. Dapat menyususn disain pembuatan media.

c. Menguasai teknik pembuatan media yang diperlukan.

2. Langkah-langkah Penyusunan (Disain Pembuatan Media Instruksional

Sederhana)

10 Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1992, hal. 5511 Rohmat, Media Pembelajaran (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Logung, 2010, hal. 43

Page 12: Media dalam proses pembelajaran

18

Secara sederhana ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam proses

penyusunan media pembelajaran, antara lain:

a. Ide.

b. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.

c. Merumuskan tujuan.

d. Menentukan kerangka isi bahan pelajaran.

e. Menentukan jenis media.

f. Menentukan perlakuan (treatmen) dan partisipasi siswa.

g. Membuat sket / story board.

h. Menentukan bahan/alat untuk produksi.

i. Pelaksanaan produksi.

j. Penyuntingan.

k. Uji coba (jika mungkin dilakukan)

1) Ditunjukkan pada para ahli.

2) Digunakan sesuai disain pada kelompok kecil audien.

3. Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran Materi Gerhana

Berikut ini beberapa contoh penggunaan media dalam tema gerhana:

a. Media Audio

1) Radio

Seorang guru setelah menuliskan uraian sistematis tentang gerhana,

maka uraian tersebut dikomunikasikan kepada murid sebagai

audien melalui pemancar radio dengan menggunakan gaya

berbicara yang komunikatif, sementara murid menyimak dan

meresume dari hasil mendengarkan melalui pesawat radio.

2) Tape recorder, pita suara, piringan hitam, mp3 player

Uraian yang telah ditulis secara sistematis tersebut dibaca oleh

seorang guru sebagai pengisi suara yang direkam dengan alat

perekam suara. Setelah disimpan dalam bentuk kaset, atau compact

disc, atau file mp3 maka siswa memutar ulang dengan alat pemutar

suara sehingga bisa menyimak berulang-ulang dan meresumenya.

Page 13: Media dalam proses pembelajaran

18

b. Media Visual

1) Media visual diam

a) Media gambar datar: foto, buku, ensiklopedia, majalah, surat

kabar, buku referensi dan hasil cetakan (gambar ilustrasi,

gambar, kliping).

Guru dapat memanfaatkan beberapa jenis dokumentasi untuk

menyampaikan pesan yang disampaikan. Beberapa foto terkait,

buku-buku pelajaran maupun referensi, ensiklopedia, majalah

maupun surat kabar yang memiliki artikel maupun memuat

gambar terkait. Dapat juga memanfaatkan klipping yang

ditugaskan kepada siswa ataupun yang dihimpun sendiri oleh

guru.

b) Media proyeksi diam: film bingkai/slides, film rangkai/film

strip, transparansi, mikrofis, overhead projector.

Bagi yang berkemampuan dan memiliki fasilitas lebih, dapat

memanfaatkan beberapa peralatan elektrik tersebut untuk

dijadikan sebagai media untuk menyampaikan pesan guru.

Hanya saja harus disesuaikan dan didesain sedemikian rupa

sehingga tidak banyak waktu yang terbuang hanya untuk

persiapan dan pengemasan seusai presentasi pelajaran.

c) Media grafis atau carta: grafik, bagan, diagram, sketsa, poster,

gambar kartun, peta dan globe.

Media ini termasuk sederhana dan mudah dibuat oleh guru

yang tidak begitu memiliki kemampuan dan fasilitas yang

cukup. Asalkan mampu menyampaikan dengan metode yang

tepat, maka sebenarnya media ini cukup efektif dipergunakan

oleh guru.

2) Media visual bergerak: film bisu

Untuk materi gerhana memang tidak terlalu memerlukan suara,

karena memang proses kejadiannya tak ada suara yang

menyertainya, hanya saja siswa tidak bisa berlama-lama

Page 14: Media dalam proses pembelajaran

18

konsentrasi mengikuti dengan media seperti ini, sehingga guru

dituntut untuk mampu menghidupkan suasana pembelajaran agar

senantiasa penuh motivasi yang akan mendukung mudahnya

tersampaikan pesan yang dituju.

c. Media Audio Visual

1) Media audio visual diam: televisi diam, slide dan suara, film

rangkai dan suara, buku dan suara.

Meskipun media ini tergolong tanggung, namun guru juga dapat

memanfaatkan media ini. Sekenario harus dibuat sedemikian rupa

sehingga tidak akan keluar dari konteks masalah yang ditentkan.

2) Media audio visual bergerak: video, CD, film rangkai dan suara,

televisi, gambar dan suara.

Media ini termasuk media yang menarik, karena tidak memerlukan

kemampuan yang lebih bagi guru dalam menggunakannya maupun

siswa dalam mengikutinya. Hanya saja guru harus pandai-pandai

dalam memberikan jeda untuk memberikan refleksi atau narasi

serta memberikan kesimpulan.

d. Media Serbaneka

1) Papan dan Display: papan tulis, papan pamer/papan

pengumuman/papan bulletin, papan magnetic, media pengganda

Media ini paling mudah dan paling banyak tersedia di setiap unit

lembaga pembelajaran dan paling mudah pemakaiannya. Hanya

saja karena sudah terlalu sering dilihat oleh para pelaku

pembelajaran, maka sepertinya media ini kurang memiliki daya

tarik seperti media yang lain.

2) Media Tiga Dimensi: model dan realita, sampel dan artifact

Guru dapat bekerja sama dengan guru mata pelajaran terkait

sehingga model media yang sebenarnya pada mata pelajaran

tersebut telah memilikinya guru bersangkutan dapat

memanfaatkannya. Akan lebih baik lagi jika dalam situasi

pembelajaran dengan media ini menggunakan pola pembelajaran

Page 15: Media dalam proses pembelajaran

18

dengan team teaching, atau bisa juga dengan metode diskusi

kelompok yang penekanannya adalah pengamatan.

3) Media Teknik Dramatisasi: Bermain peran (role-playing),

Simulasi.

Dapat dipergunakan untuk menggambarkan tentang persepsi yang

salah terhadap gerhana sebagai fenomena alam bisasa. Secara tidak

langsung siswa akan memahami tentang kesalahan persepsi

sebagian masyarakat dan mampu menangkap pesan tentang

bagaimana seharusnya menyikapi kejadian alam tersebut. Guru

dituntut untuk membuat atau minimal mempersiapkan sekenario

lebih detail agar tidak terlalu melebar sehingga pesan tak

tersampaikan dengan baik.

4) Sumber Belajar pada Masyarakat: Narasumber, Kunjungan studi

dan survey masyarakat, proyek pelayanan terhadap masyarakat

Terkait dengan tema, siswa dapat diajak bersama narasumber

maupun masyarakat sekitar untuk melakukan shalat gerhana

berjama’ah. Guru harus berkoordinasi dengan elemen masyarakat

yang terkait agar program dapat berjalan secara efektif. Siswa juga

harus dikondisikan sedemikian rupa sehingga akan dapat

menghindari ekses negative yang mungkin dapat timbul akibat

keisengan para siswa.

5) Komputer

Mungkin inilah media paling mutakhir saat ini. Media yang berupa

mesin pintar ini dapat diisi program yang berisi tentang

pembelajaran apapun tak terkecuali tentang gerhana. Apalagi jika

terhubung dengan internet, maka guru akan lebih leluasa

mendapatkan contoh program yang dapat dimanfaatkan sebagai

acuannya. Hanya saja, media ini termasuk paling riskan karena

rentan dengan kerusakan sehingga semua pihak yang terkait harus

benar-benar teliti dan hati-hati dalam menggunakannya.

Page 16: Media dalam proses pembelajaran

18

Kebanyakan pelaku pembelajar menggunakan aplikasi power

point, padahal masih banyak aplikasi lain yang sebenarnya lebih

atraktif dan menarik siswa.

Page 17: Media dalam proses pembelajaran

18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian singkat tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Untuk masa ini media sangat diperlukan dalam menyampaikan pesan

secara efektif dan efisien, tak terkecuali dalam proses pembelajaran.

2. Dalam mempersiapkan media pembelajaran harus memperhatikan dan

mempertimbangkan banyak hal agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan lebih baik.

3. Media apapun yang digunakan, guru hendaknya harus tetap menguasai

didaktik dan metodik disamping penguasaan materi pembelajaran itu

sendiri.

4. Semutakhir apapun media yang dapat dipergunakan, karena sifatnya yang

tidak kekal dan suatu saat bisa saja terjadi gangguan secara teknis maupun

non teknis maka guru harus mampu memanfaatkan dirinya sebagai media.

5. Media pembelajaran berkembang sangat pesat seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga guru harus

senantiasa “mengupdate dan mengupgrade” secara kontinyu.

B. Saran

Dengan adanya media sebagai sumber pembelajaran, perlu adanya

suatu penyuluhan yang diberikan kepada semua personel

pendidikan/pembelajaran yang apabila hal ini terpenuhi akan terlahirnya

generasi yang maju. Oleh karena itu, kami penulis membuat makalah ini agar

semua pihak dapat memanfaatkan media sebagai sumber pambelajaran.

Saran untuk semua pihak, memanfaatkan media ini sebaik-baik nya untuk

membangun bangsa yang tercinta ini.

Page 18: Media dalam proses pembelajaran

18

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, Ilmu Pengetahuan Sosial (Materi Pelatihan Terintegrasi). Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005

Dit. SLTP Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2002), Pemilihan Strategi dan Media Pembelajaran PPKn, Jakarta.

Hartono Kasmadi (1996), Model-model dalam Pengajaran Sejarah. Semarang: IKIP Semarang Pers.

Mahfudh Shalahuddin, Media Pendidikan Agama, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1986.

Nasution (1986), Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung: Jemmars.

Nasution (1992), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Piran W., Sasonohardjo, 2002, Media Pembelajaran, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Rohmat, Media Pembelajaran (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Logung, 2010.

Sapriya, Dkk (1999), Studi tentang Media Pembelajaran Nilai dalam Mata Pelajaran PPKn di SLTP dan SMU Bandung (Laporan Penelitian, tidak diterbitkan)

Usman, Uzer. Moh. 2001. Menjadi Guru Professional. Bandung: Remaja Rosda Karya

Yusufhadi Miarso, dkk., Teknologi Komunikasi Pendidikan, Jakarta: CV Rajawali, 1984.