MEDIA AUDIO VISUAL - · PDF filemenangis ketika melihat sebuah film drama yang berisikan ......

21
MEDIA AUDIO VISUAL Di susun Oleh: AUNUR ROCHMAN (201210010311059) IMAM FATHONI (201210010311070) SARWENDAH ULA KHUSNIA (201210010311060) UMMI LATHIFAH (201210010311074) JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG 2015

Transcript of MEDIA AUDIO VISUAL - · PDF filemenangis ketika melihat sebuah film drama yang berisikan ......

MEDIA AUDIO VISUAL

Di susun Oleh:

AUNUR ROCHMAN (201210010311059)

IMAM FATHONI (201210010311070)

SARWENDAH ULA KHUSNIA (201210010311060)

UMMI LATHIFAH (201210010311074)

JURUSAN TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG

2015

1

BAB I

PENDAHULUAN

Kemajuan yang dicapai manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

membuat pengetahuan dan teknologi itu sendiri berkembang semakin pesat. Pola

hidup manusia dengan kemajuan teknologi mempunyai hubungan erat, pendidikan

adalah wadah yang paling menonjol dalam rangka kemajuan itu.

Pendidikan sebagai salah satu sarana peningkatan kualitas kehidupan manusia

dimasa yang akan datang. Lembaga pendidikan formal, seperti sekolah, memegang

peran penting dalam proses pendidikan. Guru sebagai tenaga pendidik juga berperan

menyediakan dan memberikan fasilitas untuk memudahkan dan melancarkan cara

belajar siswa. Guru harus dapat menciptakan kegiatan-kegiatan yang membantu

siswa dalam meningkatkan cara dan hasil belajarnya.

Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan

pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian

terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan,

kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat.

Mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan pembelajarannya,

sehingga peningkatan pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu

pendidikan secara rasional.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam perlu diberikan kepada semua peserta

didik yang beragama Islam mulai dari sekolah dasar yaitu untuk membekali mereka

dengan dasar-dasar agama Islam yang nantinya akan menjadi bekal hidupnya

dikemudian hari. Dalam membelajarkan Pendidikan Agama Islam kepada siswa,

guru hendaknya menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga pelajaran

tidak monoton dan menyebabkan siswa jenuh.

Perkembangan media pembelajaran mengikuti arus perkembangan teknologi.

Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah sistem

percetakan yang bekerja atas dasar fisik mekanik. Kemudian lahir teknologi audio

visual yang menggabungkan penemuan mekanik dan elektronik untuk tujuan

pembelajaran.

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MEDIA AUDIO VISUAL

Menurut Rohani, Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai

dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi

media yang dapat dilihat dan didengar.

Sedangkan menurut Herry, media audio visual adalah kombinasi antara media

audio dan media visual atau media pandang dengar.

Dapat disimpulkan bahwa media audio visual adalah media yang mempunyai

unsur suara dan unsur gambar, jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih

baik karena meliputi suara dan gambar.

Media audio-visual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan

pesan pembelajaran. Dalam media audio visual terdapat dua unsur yang saling

bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk

dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual

memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi, sehingga

membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap.

B. FILM GERAK BERSUARA

1. Karakteristik dan Manfaat Film

Film menurut KBBI yaitu selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk

tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar

positif (yang akan dimainkan dulu bioskop) , lakon (cerita) gambar hidup.1

Menurut Rudi Susilana dan Cepy Riana, dalam bukunya Media

Pembelajaran (Hakikat, pengembangan, pemanfaatan, penilaian), film atau

gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam yang

diluncurkan secara cepat sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film

merupakan sebuah media dimana media ini menyajikan pesan audiovisual serta

1 Kbbi online.

3

gerak. Oleh karena itu, film memberikan kesan yang nyata bagi pemirsanya.2

Menurut Yudhi Munadi dalam bukunya Media Pembelajaran, Film adalah

gambar bergerak bersuara yang menuturkan cerita yang akan mempengaruhi

emosi kepada pemirsa yang melihatnya. Film atau bisa disebut dengan media

auidovisual dibagi menjadi dua jenis, yang pertama, di lengkapi fungsi peralatan

suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audiovisual murni, seperti

film gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah media

audiovisual tidak murni, yakni apa yang kita kenal dengan slide, apaque, OHP

dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang

dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau proses pembelajaran.3

Dapat disimpulkan bahwa film adalah selaput tipis dari seluloid sebagai

tempat gambar negatif maupun positif, yang nantinya diisi dengan gambar gerak

bersuara (bersifat audio visual) yang menuturkan cerita yang akan

mempengaruhi emosi kepada pemirsa yang melihatnya. Jadi film yang

ditayangkan akan mempengaruhi emosi pemirsa, contohnya seseorang akan

menangis ketika melihat sebuah film drama yang berisikan tayangan yang

mellow. Begitupula seseorang akan terlihat gemas apabila melihat salah satu

pemeran dalam sebuah film yang berperan sebagai pemeran yang antagonis. Hal

ini dikarenakan ketika kita melihat sebuah film maka kita akan ikut terbawa

kedunia tersebut, seperti dialam mimpi. Hal ini dapat dimanfaatkan para guru

untuk mempengaruhi peserta didiknya melalui tayangan-tanyangan yang bersifat

edukasi.

2. Jenis-jenis Film

Menurut Yudhi Munadi dalam bukunya media pembelajaran, jenis-jenis film

yang digunakan untuk konteks pembelajaran ada 3 macam, diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Film Dokumenter

Dalam KBBI dokumenter adalah dokumentasi dibentuk film mengenai

suatu peristiwa bersejarah atau suatu aspek seni budaya yang mempunyai

2 Susilana,rudi. dan riyana,cepi,2009. Media Pembelajaran (hakikat, pengembangan, pemanfaatan, penilaian). Bandung: CV.Wacana Prima. hlm. 20 3 Yudhi Munadi, 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Pers. hlm. 113-114

4

makna khusus agar dapat menjadi alat penerangan dan alat pendidikan.4

Menurut Heinich dkk, yang telah dikutip oleh Yudhi Munadi.”film

dokumenter adalah film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan

bukan pula memfiksikan yang fakta”. Pola penting dalam film dokumenter

ini adalah bagaimana menggambarkan permasalahan kehidupan nyata yang

dialami oleh manusia meliputi bidang ekonomi, budaya, hubungan antar

manusia, etika dan lain sebagainya. Film dokumenter juga bisa

menampilkan rekaman penting dari sejarah manusia. Misalnya, film tentang

dampak globalisasi terhadap sosial budaya di suatu daerah atau negara, film

tentang sejarah runtuhnya Bani Abasiyah dan lain sebagainya.

b. Dokudrama

Dokudrama adalah genre dokumenter yang membutuhkan pengadegan

dimana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu

dengan perencanaan yang detail.5 Dokudrama muncul sebagai solusi atas

permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk memfilmkan

peristiwa yang sudah ataupun belum pernah terjadi. Kisah-kisah yang ada

dalam dokudrama adalah kisah yang diangkat dari kisah nyata dari

kehidupan nyata, bisa diambil dari sejarah. Misalnya, kisah teladan para

Nabi dan Rasul.

c. Film Drama atau Semidrama

Film drama atau semidrama keduanya melukiskan hubungan antara

manusia dengan manusia yang lain. Tema-tema dalam pembuatan film ini

bisa diambil dari kisah nyata kehidupan sehari-hari dan bisa juga tidak dari

kisah nyata, contohnya yaitu mengambil nilai-nilai yang ada pada kehidupan

kemudian diramu menjadi sebuah cerita. Misalnya tentang penyesalan orang

kafir, dihukum karena durhaka kepada orang tua, dan lain sebagainya.6

3. Langkah-langkah Pemanfaatan Film

Film yang diproduksi secara baik, baik dari segi cerita, pemeran dan lain

sebagainya bila digunakan secara sendirian maupun dalam suatu seri dapat

4 KBBI Online. Op.Cit. 5 Wikipedia ensiklopedia bebas. 6 Yudhi Munadi, Op.Cit. hlm. 117 - 118

5

diterapkan sebagai alat utama untuk bahan mengajar dalam menyampaikan

beberapa jenis pelajaran yang bersifat faktual, tetapi ada bebera hal yang perlu

diperhatikan guru dalam langkah-langkah pemanfaatan film agar film tersebut

dapat menunjang pembelajaran peserta didik dan juga menimbulkan motivasi

bagi pemirsanya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Pemilihan film

Menurut Anderson sebagaimana yang telah dikutip oleh Yudhi Munadi ,

film harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran, hubungan film

dengan tujuan pembelajaran menurut Anderson ,yaitu :

1) Film untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk mengajarkan

pengenalan makna sebuah konsep seperti konsep jujur, sabar, demokrasi,

selain itu juga mengajarkan aturan dan prinsip.

2) Film untuk tujuan psikomotorik dapat digunakan untuk memperlihatkan

suatu keterampilan yang harus ditiru. Media film bisa memperlihatkan

gerakan yang terlalu cepat atau lambat dengan menggunakan teknik

gerakan lambat (slow motion) seperti melesatnya anak panah,

memperlihatkan suatu ledakan, lintasan peluru, demikian juga

gerakan-gerakan yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah,

mekarnya bunga dan lain sebagainya.7

3) Film yang paling tepat untuk mempengaruhi sikap dan emosi:

a) Guru harus mengenal film terlebih dahulu sebelum digunakan

dalam pembelajaran, hal ini dimaksudkan agar guru terlebih dahulu

mengetahui manfaat dari film tersebut.

b) Guru mempersiapkan sebuah diskusi, yang nantinya akan dilakukan

setelah selesainya pemutaran film, hal ini bertujuan untuk

merangsang siswa untuk dapat memecahkan sebuah permasalahan,

serta membuat dan menjawab pertanyaan.

c) Guru melihat aspek penting dalam film yang nantinya bisa di flash

back saat pemutaran film berlangsung, hal ini menguatkan

perhatian pada aspek yang penting tersebut. Contoh : dalam film

7 Susilana, rudi dan riyana,cepi, Op.Cit. hlm 11

6

sang pencerah, ketika murid bertanya kepada guru mengenai

agama.

d) Guru harus menegaskan bagian-bagian tertentu yang ada didalam

film, agar siswa tidak hanya memandang film sebagai media

hiburan semata.

e) Guru memberikan tes kepada peserta didik tentang film untuk

mengukur berapa banyak yang dapat ditangkap mengenai tayangan

tersebut.8

4. Rangkaian Kegiatan Sebelum Pembuatan Film

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam pembuatan film tidak bisa

instan, akan tetapi memerlukan serangkaian kegiatan yang harus ditempuh,

untuk mewujudkan suatu film yang bermutu, terlebih film tentang pendidikan

atau film yang akan memberikan muatan informasi kepada peserta didik. Film

yang demikian harus mempunyai muatan edukasi yang tinggi. Pesan yang harus

disampaikan kepada peserta didik harus benar-benar mengena dan bisa

membekas dibenak para peserta didik. Dengan demikian film gerak bersuara

adalah salah satu media audio visual yang memberikan nilai plus dalam

penyampaian pesan terhadap peserta didik.

Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk persiapan pembuatan film

yang berfungsi untuk mewujudkan suatu gagasan menjadi sebuah program film,

menurut Arief S. Sadiman, dkk, dalam Yudhi Munadi adalah hendaknya

dilakukan melalui pembuatan synopsis, storyboard (Perangkat gambar cerita),

skrip atau naskah program dan skenario atau naskah produksi.9

a. Synopsis merupakan gambaran sederhana dari sebuah cerita, yang memuat

tema dari sebuah cerita. Synopsis ini berfungsi untuk mempermudah

seseorang dalam menangkap suatu pesan yang terkandung di dalam sebuah

cerita.

b. Storyboard (perangkat gambar cerita) yaitu suatu sketsa sederhana tentang

serangkaian kejadian yang akan difilmkan.

8 Yudhi Munadi, Op.Cit. hlm 120 9 Ibid., hlm. 120

7

c. Skrip atau naskah program

Menurut Yudhi Munadi skrip atau naskah program adalah daftar

rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar dan

penuturan demi penuturan menuju tujuan perilaku belajar yang ingin

dicapai.10 Jadi skrip adalah daftar dari serangkaian peristiwa, peta, ataupun

pedoman yang akan dipaparkan menjadi sebuah film, dimana film tersebut

memuat nilai pembelajaran bagi orang yang menontonya.

d. Skenario atau naskah produksi

Skenario ini biasanya menjadi acuan oleh para pemain di dalam sebuah

film, yaitu merupakan acuan dan pedoman yang digunakan oleh pemeran.

5. Teknik-teknik Pembuatan Film

Dalam pembuatan sebuah film ada teknik-teknik tertentu yang harus

diperhatikan, agar film yang ditampilkan bisa memberi muatan pembelajaran

yang positif bagi siswa. Menurut Asnawir dalam Yudhi Munadi ada beberapa

teknik pembuatan film yang harus diperhatikan,11 yaitu:

a. Direct photography, yaitu mencatat atau merekam objek yang benar-benar

terjadi atau sesuai dengan kenyataan.

b. Slow motion photography, yaitu merubah kecepatan film menjadi lebih

lambat sehingga ketika kejadian dalam film tersebut akan diamati menjadi

sangat mudah.

c. Lapse photography yaitu merubah gerakan-gerakan yang lambat menjadi

cepat dan sesuai dengan kebutuhan.

d. Animated potography yaitu memberikan suatu animasi atau gambaran dalam

sebuah film. Hal seperti ini terjadi pada susuatu yang abstrak.

e. Photomicrography yaitu suatu teknik yang mampu memperjelas objek-objek

yang kecil dan bahkan kurang bisaterlihat oleh kasat mata.

f. Telescopic potography yaitu teknik yang menggunakan lensa untuk

menangkap objek yang jauh dari pandangan mata.

g. Film mography yaitu teknik yang sederhana dengan cara memotret

10 Ibid., hml, 121 11 Ibid., hlm. 122-123

8

gambar-gambar lalu kemudianmenghadapkan kamera ke arah gambar satu

demi satu, seolah-olah gambar tersebut bergerak.

6. Perkembangan Film

Film merupakan sebuah terobosan baru untuk mengenalkan suatu objek

yang akan dikaji oleh siswa. Siswa akan dapat menyaksikan objek yang akan

dipelajari dalam sebuah film. Dengan demikian pembelajaran dikelas terasa lebih

efektif karena tidak monoton. Pembeljaran dengan menggunakan sebuah media

audio visual yang salah satunya adalah film, telah berkembang diberbagai

sekolah yang ada di Indonesia ini.

Menurut Sharon E. Smaldino, dkk Audio menambah dimensi baru dalam

lingkungan ruang kelas yang memperluas dan memperdalam pengalaman belajar

para siswa.12 Audio visual mempunyai peranan penting untuk meningkatkan

proses pembelajaran pada siswa, karena prosesi pembelajaran dengan audio

visual terasa lebih menarik sehingga lebih melekat dalam ingatan siswa.

Film memiliki beberapa keuntungan di dalam sebuah pembelajaran yaitu

film sangat baik menjelaskan suatu proses, bila perlu menggunakan slow motion.

Kedua, setiap siswa dapat belajar sesuatu dari film, Film-film sejarah dapat

menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalusecara realistis dalam waktu yang

singkat, film dapat membawa siswa dari negara satu ke negara yang lain serta

dari masa satu ke masa yang lain, dan film dapat diulang apabila diperlukan

untuk menambah suatu kejelasan.13 Dari beberapa manfaat diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa, dengan film siswa dapat belajar lebih, siswa dapat

mengetahui beberapa negara dengan beberapa masa melalui film, siswa juga

mampu mengetahui sejarah seakan-akan mereka berada dikondidi saat itu,

sehingga siswa menjadi lebih faham. Selain itu apabila informasi yang

didapatkan kurang jelas, film dapat diputar kembali untuk memperjelasnya.

C. VIDEO

1. Karakteristik dan Manfaat Video

12 Sharon E. Smaldino, dkk, 2011. Instruksioanl Technology & Media For Learning. Jakarta: Kencana Pranada Media Group. hlm. 366 13 Nasution, 1982. Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. hlm. 104

9

Video memiliki pengertian yang luas diantaranya adalah sebagai berikut:

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan video dengan: 1) bagian

yang memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup

untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Dalam Kamus Bahasa Indonesia video

adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak.14

Menurut K. Prent dkk, dalam Kamus Latin-Indonesia video-vidi-visum yang

artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat ; Saya lihat. Istilah

video juga digunakan sebagai singkatan dari videotape, dan juga perekam video

serta pemutar video.15

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu berkenaan

dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion),

proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.

Manfaat video banyak kemiripanya dengan media film, diantaranya adalah:

a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

b. Video dapat diulang bila perlu untuk menambah kejelasan.

c. Pesan yang disampaikanya mudah dan cepat diingat.

d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para sisiwa.

e. Mengembangkan imajinasi peserta didik.

f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih

realistik.

g. Sangat kuat memengaruhi emosi seseorang.

h. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan ketrampilan dan mampu

menunjukan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang

diharapkan dari siswa.

i. Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang menumbuhkan

minat dan motivasi belajar.

j. Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk

dievaluasi.

Namun selain kelebihan-kelebihan diatas, ia pun tidak lepas dari

14 Kbbi, 1969. hlm. 1119 15 Kamus Latin-Indonesia, 1969. hlm. 926

10

kelemahanya, yakni media ini terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang

proses pengembangan materi tersebut. Dilihat dari ketersediaanya, masih sedikit

sekali video di pasaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran di sekolah.

Disisi lain, produk video sendiri membutuhkan waktu dan biaya yang cukup

banyak.16

2. Langkah-langkah Pemanfaatan Video

Pemanfaatan video dalam pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal

berikut:

a. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Hubungan progam video dengan tujuan pembelajaran menurut Anderson

dalam Yudhi Munadi, yaitu:

1) Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk hal-hal

yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan

memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi. Umpamanya,

pengamatan terhadap kecepatan relatif suatu obyek atau benda yang

bergerak, penyimpangan dalam gerak interaksi antara objek dan benda.

Mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, seperti konsep jujur,

sabar, demokrasi, dan lain-lain. Disamping itu untuk mengajarkan

aturan dan prinsip, seperti aturan dan prinsip zakat, waris, dan lain-lain.

2) Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk

memperlihatkan contoh keterampilan gerak, seperti gerakan sholat, adab

makan bersama, cara pengurusan mayat-mayat, dan lain-lain. Melalui

media ini, siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual

terhadap kemampuan mereka mencobakan keterampilan yang

menyangkut gerakan tadi.

3) Menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media

yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi.

b. Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih dahulu

melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pembelajaran.

c. Sesudah program video dipertunjukan, perlu diadakan diskusi, yang juga

16 Yudhi munadi, Op.Cit. hlm. 127

11

perlu dipersiapkan sebelumnya. Disini siswa melatih diri untuk mencari

pemecahan masalah, membuat dan menjawab pertanyaan.

d. Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk

memperhatikan aspek-aspek tertentu.

e. Agar siswa tidak memandang program video sebagai media hiburan semata,

sebelumnya perlu ditugaskan untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu.

Sesudah itu dapat ditest berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari

program video itu.17

3. Cara Mudah Membuat Video

Pembuatan video untuk pembelajaran membutuhkan perencanaan yang

matang. Disamping terlebih dahulu harus menetapkan tujuan pembelajaran,

yakni pengalaman yang akan diberikan kepada siswa melalui video yang dibuat,

menurut M Fauziyah dalam Yudhi Yunadi, menjelaskan tentang cara-cara mudah

membuat video dengan menggunakan handycam:

a. Menetapkan adegan atau tema yang sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

b. Mengembangkan tema tersebut dan berusaha untuk membagi-bagi kejadian

atau moment menjadi serangkaian bidikan atau serangkaian yang berurutan

(scane). Usahakan natural, agar penonton/siswa dapat ikut mengalami atau

ikut merasakan moment tersebut.

c. Kita harus membidik urutan kejadian tersebut dengan berbagai jenis atau

ukuran bidikan (teknik pengambilan gambar).

d. Bila kita akan mengubah atau memotong dua bidikan yang berurutan,

hendaknya memberilah sisipan bidikan (sebaiknya juga dari dua sudut bidik

yang berbeda pula).

e. Selain itu kita juga perlu mengantisipasi adegan yang selanjutnya

diharapkan penonton. Tentu ini agar alunan yang wajar dari rangkaian

bidikan kita bisa terangkai.

f. Membantu terciptanya alunan tadi. Sudut bidik yang berlawanan arah

menciptakan kesinambungan bidikan yang sangat berharga (angle berbeda

17 Ibid., hlm. 128

12

pada suatu objek). Demikian pula bidikan-bidikan berdasarkan arah

pandangan.

g. Membidik suatu objek dengan durasi yang panjang sangat tidak disarankan.

Menunjukan hal-hal yang penting saja akan lebih menarik. Untuk

menggabungkanya, manfaatkan fasilitas fade in/out yang terdapat pada

hampir semua perangkat handycam. Ada juga cara-cara lain yang lebih

kreatif. Misalnya pemotongan (cut-away) dan penyisipan (cut-in) dalam

menggabungkan bidikan-bidikan untuk menjembatani kesenjangan yang

tercipta akibat perubahan gerakan, posisi, atau selang waktu.

h. Untuk memberi kesan yang meyakinkan bidikan-bidikan tersebut perlu

dipertahankan paling tidak selama tiga detik supaya penonton dapat

menangkap atau menghayati suatu adegan.18

Itulah cara-cara membuat video menurut M Fauziah, diantara penjelasan

diatas dapat disimpulkan bahwa handycam adalah alat yang paling mudah utuk

membuat video dengan memperhatikan teknik-teknik. Diantaranya adalah dalam

membuat video kita harus mengetahui tujuan video yang akan dibuat, setelah itu

melalui bidikan-bidikan yang tepat tepat, agar video dapat lebih baik, kreatifitan

perlu diterapkan diantaranya dengan membuat 2 bidikan, dan atau meng cut

vidio yang telah jadi dan diedit sesuai dengan tujuan yang ada. Selanjutnya agar

video menjadi lebih baik dan tidak membosankan, pembuatan vidio tidak perlu

terlalu lama, melainkan sesuai dengan tema dan substansi yang ada, sehingga

penonton tidak akan merasa bosan dan mudah menangkap video yang ditonton.

4. Perkembangan Video

Video adalah teknologi pemrosesan sinyal elektronik meliputi gambar gerak

dan suara. Piranti yang berkaitan dengan video adalah play back, storage media

(seperti pita magnetic dan disc) dan monitor. Yang akan kita bahas pada kali ini

adalah tentang perkembangan pita maknetik dan disc:

a. Video Pita Magnetik

Pada tahun 1951, Alexander M. Poniatoff dalam yudhi munadi

dijelaskan bahwa pendiri Ampex Corporation yang berkantor di Kalifornia,

18 Ibid., hlm. 131

13

mulai berusaha untuk mengembangkan mesin praktis untuk perekaman pita

video dengan Charles Ginsberg, Charles Anderson, dan seorang mahasiswa

muda bernama Roy Dolby (lahir 1933) yang ditahun 1967 menemukan

sistem dolby untuk mengurangi kebisingan dalam perekaman magnetik.

Setelah melalui berbagai perbaikan dan pengembangan, akirnya

perusahaan video di jepang seperti Hitachi, JVC, matshusit, dan sony, serta

philips di belanda menguasai pasar dunia. Mereka menguasai video dalam

dua format yakni vidio tape recorder (VTR) dan video cassette recorder

(VCR). VCR mempunyai banyak tipe, diantaranya adalah tipe 2 inch, 1 inch,

½ inch, dan ¼ inch. Sedangkan format VCR mempunyai tipe ¾ inch dan ½

inch.

a. VTR tipe 2 inch

VTR ini menggunakan pita magnetik selebar 2 inch dalam bentuk

pita gulungan terbuka (open real) sisten scan yang dipergunakan adalah

sistem quadraplex (quad) dan ada juga yang menggunakan sistem

helical scan. VTR tipe ini adalah yang terbaik dibandingkan

format-format lain yang lebih kecil.

b. VTR tipe 1 inch

Video tape recorder ini menggunakan pita selebar 1 inch yang

berbentuk open real dan menggunakan sistem helical scan.

c. VTR tipe ½ inch dan ¼ inch

Kedua VTR ini menggunakan pita ½ dan ¼ inch dalam bentuk open

real dan mengguhelical scan syetem.

d. VCR tipe ¾ inch dan ½ inch

Video cassette recorder ini menggunakan pita berukuran ¾ inch dan

½ ins. Keduanya dekemas dalam bentuk kaset, yang mempunyai waktu

putar 20 menit, 30 menit, dan 60 menit. System scan yang digunakan

adalah helical scan.19

b. Video Disc

Menurut Arief S. Sadiman (1990) dalam yudhi munadi, Video disc

19 Ibid., hlm. 132

14

adalah sarana menyimpan dan mencari kembali gambar. Video disc

diperkenalkan dipasar tidak lama setelah perekaman pita video menjadi

populer. Video disc pertama kali dipasarkan oleh philips dari belanda

ditahun 1972, dan berikutnya oleh Thomson-CSF di Prancis, JVT di Jepang

dan RCA di Amerika serikat. Sistem yang dipakai adalah capacitance system,

yakni sistem pemindaian (scan) informasi gambar dan suara dengan

menggunakan tracking arm dan stylus, sebagaimana layaknya pada turn

table audio. Kemudian mengalami perubahan menjadi sistem optok.

Produsen yang pertama kali menggunakan optical tracking signal system

yang menghubungkan ke sinyal video adalah JVC dari Jepang, produk ini

kemudian dikenal dengan sebutan laser disc (LD).

Pada tahun 1992, philips mempromosikan video dalam tampilan baru

yang disebut video compact disc yang kebanyakan orang menyebutnya

dengan VCD. Video digital ini memanfaatkan format medium CD. Dengan

memasukan informasi dan audio untuk memenuhi ruang 650 MB yang

disediakan oleh medium CD ini, format VCD diperkenalkan untuk menjadi

tandingan laser disc (LD), yang secara fisik bentuknya lebih besar dan berat.

Teknologi digital yang digunakan adalah teknologi MPEG-1 ysng

diprakarsai oleh Motion picture Experts Group, sebuah badan internasional

yang mengembangkan teknologi kompresi audio dan video. Teknologi

MPEG-1 ini memanfaatkan teknik kompresi data rate rendah dengan tujuan

agar file yang dihasilkanya dapat efektif memenuhi ruang 650 MB yang

disediakan medium CD. Dengan menggunakan standart VCD ini, sebuah

medium CD dapat menampung muatan audio visual sepanjang 74 menit,

kualitas setara dengan FHS video, dan suara setara dengan kualitas CD

audio. Baik LD maupun VCD, bukanlah media penyimpan pada kamera,

tetapi hanya untuk diputar pada play backnya masing-masing. Dengan

perkembangan yang sangat pesat teknologi cakram inipun mengalami

sebuah perkembangan yang sangat drastis ketika mulai munculnya DVD

pada tahun 1997. DVD adalah sebuah cakram optis yang dapat digunakan

untuk menyimoan data kurang lebih 4,7 GB, termasuk film dengan kualitas

15

video dan audio yang lebih baik dibandingkan dengan VCD.

Pada tahun 2007 mulai muncul lagi cakram blu-ray (blu-ray disc

disingkat BD) adalah sebuah format cakram optik untuk menyimoan media

digital termasuk video devinisi tinggi. Cakram blu-ray dapat menyimpan

data lebih banyak dari DVD yang lebih umum karena panjang gelombang

laser biru-ungu yang dipakai hanya 405 nm dimana lebih pendek

dibandingkan laser merah, 650 nm yang dipakai DVD dan piringan kompak.

Selain storage yang telah diuraikan diatas, masih ada beberapa stroge

Yng bisa dimanfaatkan fideo, yakni hard dish drive (HDD) dan chip memori.

Pemanfaatanyaterhadap keduanya adalah sebagai penyimpanan pada

camcorder.20

Itulah perkembangan dari video yang awalnya hanya berupa pita hingga

menjadi cakram dan saat ini lebih banyak menggunakan memori. Hal

tersebut digunakan untuk mempermudah pemakai dalam memanfaatkan

fideo dalam pembelajaran maupun hiburan.

D. TELEVISI

1. Karakteristik dan Manfaat Televisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi diartikan sebagai sistem

penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui

aksara dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi

(suara) menjadi gelombang listrik dan mengbahnya kembali menjadi berkas

cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.21

Sedangkan menurut Omar Hamalik yang dikutip oleh Yudhi Munadi, televisi

adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup

yang meliputi gambar dan suara.22

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa televisi adalah sistem

elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara

melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah

20 Ibid., hlm. 137 21 Kamus Besar Bahasa Indonesia 22 Yudhi Munadi, Op.Cit. hlm. 140

16

cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan mengubahnya kembali ke

dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.

Pada dasarnya televisi sebagai alat atau media massa elektronik yang

dipergunakan oleh pemilik atau pemanfaat untuk memperoleh sejumlah

informasi, hiburan, pendidikan dan sebagainya. Sesuai dengan undang-undang

penyiaran nomor 24 tahun 1997, BAB II pasal 5 berbunyi “Penyiaran

mempunyai fungsi sebagai media informasi dan penerangan, pendidikan dan

hiburan, yang memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta

pertahanan dan keamanan.”

Banyak acara yang disajikan oleh stasiun televisi di antaranya, mengenai

sajian kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga hal ini dapat menarik minat

penontonnya untuk lebih mencintai kebudayaan bangsa sendiri, sebagai salah

satu warisan bangsa yang perlu dilestarikan.

2. Televisi Sebagai Media Pembelajaran

Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni fungsi komersial, alat

hiburan, penyampai informasi, dan edukasi. Sayangnya, fungsi yang terakhir,

yakni edukasi, kerap terabaikan. Sebagai penyeimbang membeludaknya acara

hiburan, kini televisi edukasi menjadi penting. Mengacu pada pandangan bahwa

anak-anak lebih mudah meniru serta melakukan segala hal yang mereka lihat

ketimbang segala hal yang mereka dengar, maka efek positif televisi bagi

perkembangan intelektual anak bisa dioptimalkan.

Televisi bukan merupakan benda aneh bagi anak-anak dan guru. Karena

hampir setiap orang pernah menonton TV dan punya TV. Pembelajaran

menggunakan media TV tidaklah sulit, minimalnya jika sekolah tidak punya TV

bisa memanfaatkan tayangan Tvbiasa yang menyajikan program edukasi. Dan

jika sekolah punya TV bisa menggunakan Televisi Edukasi sebagai media

pembelajara.

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui Pusat Teknologi

Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah mencanangkan

dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003. Harapannya tentu

saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan kepintaran.

17

Hasil dari studi kasus tentang TV Edukasi, harus dirancang untuk

mendidikan dan mencerdaskan masyarakat tetapi tetap dengan kemasan yang

mengasyikkan dan menyenangkan. Karena daya jangkau televisi bisa sangat luas,

keberhasilan memanfaatkan media itu untuk tujuan pembelajaran akan

mempercepat pembangunan masyarakat belajar yang cerdas.23

3. Perkembangan Teknologi Televisi

Pada abad ke 19 para ahli mendiskusikan teori tentang proses pemancaran

seketika gambar bergerak ke jarak yang jauh menggunakan elektromagnetik.

Pada tahun 1923, John Logie Baird berhasil membuat televisi hitam putih yang

dianggap sebagai TV praktis pertama. Lima tahun kemudian yakni 1928, ia

berhasil membuat TV warna pertama, dan TV warna tersebut memiliki tiga

tabung warna yaitu merah, biru dan hijau, tetapi pada tahun 1968 Jepang berhasil

mengembangkan sistem warna Trinitron, didalamnya ketiga warna tersebut

digabungkan dalam satu tabung.

Adapun televisi yang berteknologi tabung ini dinamakan Cathode Ray Tube

(CRT).

Gambar 1.1 TV Teknologi CRT

23 Ibid., hlm. 143

18

Televisi tabung sinar kotada ini secara perlahan sudah mulai terancam

keberadaannya di pasaran, karena saat ini TV layar datar yang berteknologi LCD

(Liquid Crystal Display) dan PDP (Plasma Display Panel) menawarkan

kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh CRT.24

Gambar 1.2 Gambar 1.3 TV Teknologi LCD TV Teknologi Plasma

24 Ibid., hlm. 144

19

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar, jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi

suara dan gambar.

Adapun jenis-jenis media audio visual diantaranya sebagai berikut:

1. Film gerak bersuara

Adalah selaput tipis dari seluloid sebagai tempat gambar negatif maupun

positif, yang nantinya diisi dengan gambar gerak bersuara (bersifat audio visual)

yang menuturkan cerita yang akan mempengaruhi emosi kepada pemirsa yang

melihatnya.

Adapun jenis-jenisnya adalah film dokumenter, dokudrama, film drama dan

semi drama.

2. Video

Video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar

hidup (bergerak; motion), proses perekamannya, dan penayangannya yang

tentunya melibatkan teknologi.

3. Televisi

Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan

gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan

peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan

mengubahnya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat

didengar.

20

DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online

Rudi, Susilana dan Cepi, Riyana, 2009. Media Pembelajaran (hakikat,

pengembangan, pemanfaatan, penilaian). Bandung: CV. Wacana Prima.

Munadi, Yudhi, 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Pers.

Wikipedia ensiklopedia bebas.

Smaldino, Sharon E. dkk, 2011. Instruksioanl Technology & Media For Learning.

Jakarta: Kencana Pranada Media Group.

Nasution, 1982. Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.