Mawar Tak Berduri Berbingkai Bintang dan Berakar Daun

1
..MAWAR TAK BERDURI BERBINGKAI BINTANG DAN BERAKAR DAUN.. Bunga mawar, sayangnya ini hanya lukisan yang tak bisa kau hirup, tak bisa kau pegang, tak bisa kau sentuh indah….. Walau begitu, inilah caraku mengembalikan…. Sesuatu yang pernah kau berikan untukku…. Entah mengapa bintang itu menjadi bingkai mawarmu, dan bukan bulan ataupun matahari…. Mungkin karena saat senyumku melengkung seperti bulan sabit, hingga batinku mengeluh “mengapa aku begitu bahagia melihat bintang itu?” walau ku tak pernah tau warna dan bentuk sesungguhnya engkau…. Seperti engkau, aku sangat bahagia mengenalmu. Kau yang menyinari kasih sayang di hatiku, walau sesngguhnya sulit untuk mengerti tentangmu dan cintamu….. mungkin juga seperti cahaya bintang itu yang ku fikir tiap detik mampu berubah. Sepertimu…. yang ku kenal kau tlah berubah, tapi aku tetap yakin hatimu yang teguh indah, seperti bunga mawar yang berdiri tegar itu….. Seperti perubahanmu yang ku benci, tapi aku pun tak mengerti tentang perubahan diri, yang jelas tak di sukai orang…… Tangkai mawar ini tak berduri, dan bunga indah itu tak pantas aku kagumi. Seperti mawar ini, kau terlalu indah….. hingga tak pantas ku bersamamu, hingga bunga ini aku berikan kepada orang pertama yang menggantikan aku dihatimu… Ada celah di setiap fikir hatiku yang hanyalah mampu terisi dengan kabut mendung dengan harapan menangis, sebuah kabut gelap menjadi seperti hujan batu yang hanya akan jatuh di satu tempat tepat di hatiku… hingga ku rasakn sakitnya melukai, dan ingin ku katakan “ hanya ketika ku disakiti, barulah aku mersa sakit “ Dan ingatkah kau, pernah juga kau memberiku sebuah gelang, jika gelang itu melingkar di pergelangan, maka seperti engkau menggenggam erat tanganku, namun lagi” sama…. Dengan emosi aku mematahkannnya, itu seperti aku menyakitimu, seperti gelang yang tak mungkin ku pakai, seperti engkau yang ingin pergi dariku , bahkan kau kepakkan sayap selebar ruang hatimu, hingga walau tiada tempat lagi untukku, pantulan sinarmu tetap hebat di hidupku…… Aku hanya meratapi semua, meratapi tebing tinggi …. Seperti ku tatap orang” hebat, tapi aku terlalu rendah, dann seperti mawar yang berakar daun, tapi bahkan menapak akar daun itupun, aku tak mampu berharap seperti air penyejuk hati….. Hingga yang menemaniku hanyalah sesuatu yang tak pantas menjadi pesan hati, dan itu hanya selir kebencian diri… karena ku benci tlah menyakiti, sangat benci…. Sampai membuatku tak mengerti….. Karena hati ini hanya seperti segumpal debu, seperti air keruh… tak mampu membeningkan batin, namun tak pantaskah ? kuterima keikhlasan maaf, namun ku akui keruhnya hatiku, hingga jika ku memohon maaf, tak akan pernah lelah meminta maaf, dan aku sendiri yang hanya mengharap pergi dengan ketenangan jiwa raga, sungguh aku memohon maaf, maaf, maaf, dan maaf karena ku begini…. Tapi aku menyayangimu……………….. ( asfara)

Transcript of Mawar Tak Berduri Berbingkai Bintang dan Berakar Daun

Page 1: Mawar Tak Berduri Berbingkai Bintang dan Berakar Daun

..MAWAR TAK BERDURI BERBINGKAI BINTANG DAN BERAKAR DAUN..

Bunga mawar, sayangnya ini hanya lukisan yang tak bisa kau hirup, tak bisa kau pegang, tak bisa kau sentuh indah….. Walau begitu, inilah caraku mengembalikan…. Sesuatu yang pernah kau berikan untukku….

Entah mengapa bintang itu menjadi bingkai mawarmu, dan bukan bulan ataupun matahari…. Mungkin karena saat senyumku melengkung seperti bulan sabit, hingga batinku mengeluh “mengapa aku begitu bahagia melihat bintang itu?” walau ku tak pernah tau warna dan bentuk sesungguhnya engkau…. Seperti engkau, aku sangat bahagia mengenalmu. Kau yang menyinari kasih sayang di hatiku, walau sesngguhnya sulit untuk mengerti tentangmu dan cintamu….. mungkin juga seperti cahaya bintang itu yang ku fikir tiap detik mampu berubah. Sepertimu…. yang ku kenal kau tlah berubah, tapi aku tetap yakin hatimu yang teguh indah, seperti bunga mawar yang berdiri tegar itu…..Seperti perubahanmu yang ku benci,  tapi aku pun tak mengerti tentang perubahan diri, yang jelas tak di sukai orang……

Tangkai mawar ini tak berduri, dan bunga indah itu tak pantas aku kagumi. Seperti mawar ini, kau terlalu indah….. hingga tak pantas ku bersamamu, hingga bunga ini aku berikan kepada orang pertama yang menggantikan aku dihatimu…Ada celah di setiap fikir hatiku yang hanyalah mampu terisi dengan kabut mendung dengan harapan menangis, sebuah kabut gelap menjadi seperti hujan batu yang hanya akan jatuh di satu tempat tepat di hatiku… hingga ku rasakn sakitnya melukai, dan ingin ku katakan “ hanya ketika ku disakiti, barulah aku mersa sakit “

Dan ingatkah kau, pernah juga kau memberiku sebuah gelang, jika gelang itu melingkar di pergelangan, maka seperti engkau menggenggam erat tanganku, namun lagi” sama…. Dengan emosi aku mematahkannnya, itu seperti aku menyakitimu, seperti gelang yang tak mungkin ku pakai, seperti engkau yang ingin pergi dariku , bahkan kau kepakkan sayap selebar ruang hatimu, hingga walau tiada tempat lagi untukku, pantulan sinarmu tetap hebat di hidupku……

Aku hanya meratapi semua, meratapi tebing tinggi …. Seperti ku tatap orang” hebat, tapi aku terlalu rendah, dann seperti mawar yang berakar daun, tapi bahkan menapak akar daun itupun, aku tak mampu berharap seperti air penyejuk hati…..Hingga yang menemaniku hanyalah sesuatu yang tak pantas menjadi pesan hati, dan itu hanya selir kebencian diri… karena ku benci tlah menyakiti, sangat benci…. Sampai membuatku tak mengerti…..

Karena hati ini hanya seperti segumpal debu, seperti air keruh… tak mampu membeningkan batin, namun tak pantaskah ? kuterima keikhlasan maaf, namun ku akui keruhnya hatiku, hingga jika ku memohon maaf, tak akan pernah lelah meminta maaf, dan aku sendiri yang hanya mengharap pergi dengan ketenangan jiwa raga, sungguh aku memohon maaf, maaf, maaf, dan maaf karena ku begini…. Tapi aku menyayangimu………………..

 ( asfara)