Material+Penyusun+Jalan

23
MATERIAL PENYUSUN JALAN KELOMPOK 1 KETUA : I GDE WIKARGA (0904105001) ANGGOTA : I GEDE GEGIRANANG WIRYADI (0904105001) PUTU LISSA AMBARAWANGI (0904105001) PUTU GEDE ANGGA VIANDANA (0904105001) NI PUTU LISTYA DEWI (0904105001) FITRI LATIFAH NURDIANA(0904105001) ETTY DWARAWATI (0904105001)

Transcript of Material+Penyusun+Jalan

Page 1: Material+Penyusun+Jalan

MATERIAL PENYUSUN JALAN

KELOMPOK 1

KETUA : I GDE WIKARGA (0904105001)

ANGGOTA : I GEDE GEGIRANANG WIRYADI (0904105001) PUTU LISSA AMBARAWANGI (0904105001) PUTU GEDE ANGGA VIANDANA (0904105001) NI PUTU LISTYA DEWI (0904105001) FITRI LATIFAH NURDIANA(0904105001) ETTY DWARAWATI (0904105001)

TEKNIK SIPIL / FAKULTAS TEKNIKUVIVERSITAS UDAYANA

JIMBARAN2009

Page 2: Material+Penyusun+Jalan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai

“Material Penyusun Jalan”

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat petunjuk,

bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak terkait

yang telah mendukung baik moral, ide, dan material dalam menyusun makalah

ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu

penulis sangat menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat

membangun dalam mendukung pelaksanaanya.

Bukit Jimbaran, Desember 2009

Penulis

ii

Page 3: Material+Penyusun+Jalan

Daftar Isi

KATA PENGANTAR.........................................................................................iiDaftar Isi.............................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1Perkerasan lentur(flexible pavement)..............................................................2Perkerasan kaku (rigid pavement)....................................................................2

BAB II. ISI...............................................................................................................3LAPISAN PEKERJAAN JALAN.......................................................................3

Perkerasan Lentur ( Flexible Pavement ).........................................................3Lapisan Permukaan ( surface coarse)...........................................................4Pondasi Atas ( base coarse ).........................................................................5Lapis pondasi bawah (sub-base coarse).......................................................6Tanah Dasar (Sub grade)..............................................................................6a. Konstruksi Macadam dipakai sebagai lapis pondasi................................8b. Konstruksi Telford...................................................................................8c. Japat..........................................................................................................8d. Soil Cement..............................................................................................9e. Burtu (taburan aspal satu lapis)................................................................9f. Burda (taburan aspal dua lapis)................................................................9g. Latasir (lapis tipis aspal pasir).................................................................9h. Buras (taburan aspal)..............................................................................9i. Lapen (lapis penetrasi Macadam)...........................................................10j. Lasbutag..................................................................................................10k. Latasbun.................................................................................................10l. Lataston (lapis tipis aspal beton “Hot Rolled Sheets” HRS)..................10m. Laston (lapis aspal beton)....................................................................11n. Concrete block (con blok)......................................................................11

Perkerasan kaku (rigid pavement)..................................................................11a. Perkerasan beton semen........................................................................12b. Perkerasan komposit..............................................................................12

BAB III. PENUTUP..............................................................................................13KESIMPULAN..................................................................................................13SARAN..............................................................................................................13DFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii

Page 4: Material+Penyusun+Jalan

BAB I. PENDAHULUAN

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu

lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah

permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,

jalan lori, dan jalan kabel.

Jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan

kawasan yang lain. Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri berikut:

1. Digunakan untuk kendaraan bermotor

2. Digunakan oleh masyarakat umum

3. Dibiayai oleh perusahaan negara

4. Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan

Pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang

mengatasi berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka

bumi, pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-

tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin

pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini. Dalam proses pembuatan jalan

itu sendiri disebut dengan perkerasan jalan.

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang

digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang biasanya dipakai dalam

perkerasan jalan adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil samping

peleburan baja. Sedangkan bahan ikat yang dipakai antara lain semen, aspal dan

tanah liat.

Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung

beban kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan

tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya

di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan

permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.

1

Page 5: Material+Penyusun+Jalan

Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus

diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan

jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan akan

mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena itu permukaan jalan sebenarnya

tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di

pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan.

Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti

belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata

kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di

permukaan jalan. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan.

Perkerasan lentur(flexible pavement)

Gambar. Lapisan perkerasan lentur

Adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya

lentur terutama pada saat panas. Aspal dan agregat ditebar dijalan pada suhu

tinggi (sekitar 100 0C). Perkerasan lentur menyebarkan beban lalu lintas ketanah

dasar yang dipadatkan melalui beberapa lapisan sebagai berikut

Lapisan permukaan

Lapisan Pondasi atas

Lapisan pondasi bawah

Lapisan tanah dasar

Perkerasan kaku (rigid pavement)

2

Page 6: Material+Penyusun+Jalan

Gambar. Perkerasan kaku/rigid

Adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya kaku.

Perkerasan kaku berupa plat beton dengan atau tanpa tulangan diatas tanah dasar

dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu lintas diteruskan keatas plat beton.

Perkerasan kaku bisa dikelompokkan atas:

1. Perkerasan kaku semen yang terbuat dari beton semen baik yang bertulang

ataupun tanpa tulangan

2. Perkerasan kaku komposit yang terbuat dari komposit sehingga lebih kuat

dari perkerasan semen, sehingga baik untuk digunakan pada

landasan pesawat udara di Bandara.

BAB II. ISI

LAPISAN PEKERJAAN JALAN

Berdasarkan bahan ikat, lapisan perkerasan jalan ada dua kategori:

1. Lapisan Perkerasan Lentur

2. Lapisan Perkerasan Kaku

Perkerasan Lentur ( Flexible Pavement )Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai

bahan pengikat.

3

Page 7: Material+Penyusun+Jalan

Lapisan – lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebabkan

beban lalulintas ke tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan – lapisan tersebut

adalah :

Lapisan permukaan (surface coarse)

Lapisan pondasi atas (base coarse)

Lapisan pondasi bawah (sub-base coarse)

Lapisan tanah dasar (sub grade)

Gambar 5.1. Susunan perkerjaan perkerasan jalan

Lapisan Permukaan ( surface coarse)

Lapisan permukaan adalah bagian perkerasan jalan yang paling atas.

Lapisan tersebut berfungsi sebagai berikut :

Lapisan perkerasan penahan beban roda, yang mempunyai stabilitas tinggi

untuk menahan beban roda selama masa pelayanan.

Lapisan kedap air.

Air hujang yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan di bawahnya

dan melemahkan lapisan – lapisan tersebut.

Lapis aus.

Lapisan ulang langsung menderita gesekan akibat roda kendaraan.

4

Page 8: Material+Penyusun+Jalan

Lapis – lapis yang menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya sehingga

dapat dipukul oleh lapisan lain dengan daya dukung yang lebih jelek.

Lapisan permukaan berdasarkan fungsinya :

Lapis non structural, sebagai lapis aus dan kedap air.

Lapis structural, sebagai lapis yang menahan dan menyebarkan beban

roda.

Bahan – bahannya terdiri dari batu pecah, kerikil, dan stabilisasi tanah

dengan semen atau kapur.

Pennggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air

dan memberikan bantuan tenaga tarik yang berarti mempertinggi daya dukung

lapisan terhadap beban roda lalulintas.

Pemilihan bahan lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaannya,

umur rencana, serta pentahapan konstruksi agar dicapai manfaat yang sebesar –

besarnya dari biaya yang dikeluarkan.

Pondasi Atas ( base coarse )

Lapis pondasi atas adalah bagian perkerasan jalan yang terletak antara

lapis permukaan dengan lapis pondasi bawah ( atau dengan tanah dasar bila tidak

menggunakan lapis pondasi bawah )

Fungsi lapis pondasi adalah :

Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan

menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.

Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah

Bantalan terhadap lapisan permukaan

Bahan untuk lapis pondasi atas harus cukup kuat dan awet sehingga dapat

menahan beban – beban roda.

Sebelum menentukan bahan untuk digunakan sebagai bahan pondasi

hendaknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik – baiknya

sehubungan dengan persyaratan teknis. Bermacam – macam bahan alam atau

bahan setempat (CBR>/50%, PI<4%) dapat digunakan sebagai bahan lapis

5

Page 9: Material+Penyusun+Jalan

pondasi atas, antara lain abut pecah, krikil, dan stabilisasi tanah dengan semen

atau kapur.

Lapis pondasi bawah (sub-base coarse)

Lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah ;

Menyebarkan beban roda ketanah dasar.

Efesiensi penggunaan material. Material pondasi bawah lebih murah dari

pada lapisan diatasnya.

Lapis peresepan agar air tanah tidak berkumpul dipondasi.

Lapisan partikel-partikel halus dari tanah dasar naik kelapisan pondasi

atas.

Bahannya dari bermacam-macam tanah setempat (CBR >/20%. PI < 10%)

yang relative lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasi

bawah.

Campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen Portland

dalam beberapa hal sangat dilanjutkan agar dapat bantuan yang efektif terhadap

kestabilan konstruksi pekerasan.

Tanah Dasar (Sub grade)

Tanah dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan tanah

galian atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakan

permukaan dasar untuk perletakkan bagian-bagian perkerasan lainnya.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan tergantung

dari sifat-sifat daya dukung tanah dasar.

6

Page 10: Material+Penyusun+Jalan

Gambar. Tanah Dasar Berupa Galian

Gambar. Tanah Dasar Berupa Timbunan

Gambar. Tanah Dasar Berupa Asli

Memberikan lapisan kedap air diatas lapisan yang menggunakan aspal

sebagai bahan pengikat dan tidak boleh mempergunakan pasir kasar.

a. Konstruksi Macadam dipakai sebagai lapis pondasi.

7

Page 11: Material+Penyusun+Jalan

Gambar. Pondasi Macadam

b. Konstruksi Telford

Konstruksi ini terdiri dari batu pecah berukuran 15/20 sampai 25/30 yang

disusun tegak. Batu-batu kecil diletakkan diatasnya untuk menutup pori-pori yang

ada dan memberikan permukaan yang rata. Konstruksi Telford dipakai sebagai

lapisan pondasi.

Gambar . Pondasi Telford

c. Japat

Jalan agregat padat tahan cuaca. Semua jenis jalan tanah (dapat

menggunakan kerikil) yang dipadatkan.

8

Page 12: Material+Penyusun+Jalan

d. Soil Cement

Campuran antara tanah setempat dengan semen dengan perbandingan

berat 6% yang dipadatkan ditempat dengan tebal padat 15-20 cm.

e. Burtu (taburan aspal satu lapis)

Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi dengan satu lapis

agregat bergradasi seragam dengan tebal maksimum 2cm. Lapisan ini biasanya

dipakai sebagai lapisan non structural.

f. Burda (taburan aspal dua lapis)

Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi dengan agregat yang

dikerjakan dua lapis secara berurutan dengan tebal padat maksimum 3,5 cm

lapisan ini dipakai sebagai non structural.

g. Latasir (lapis tipis aspal pasir)

Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan pasir alam bergradasi

menerus dicampur , dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu dengan tebal

padat 1-2 cm. Lapisan ini dipakai sebagai non structural.

h. Buras (taburan aspal)

Lapisan penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan taburan pasir dengan

ukuran butir maksimum 3/8. Lapisan ini dipakai lapisan non structural.

9

Page 13: Material+Penyusun+Jalan

i. Lapen (lapis penetrasi Macadam)

Lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci

bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan

lapis diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. Diatas lapen ini diberi taburan

aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan satu 4-10 cm. lapisan ini dipakai

sebagai lapisan permukaan structural.

j. Lasbutag

Lapisan yang terdiri dari campuran antara agregat asbuton dan bahan

pelunak yang diaduk, dihampar dan dipadatkan secara dingin. Tebal padat tiap

lapisan 3-5 cm. Lapisan ini dipakai sebagai lapisan permukaan yang bersifat

structural.

k. Latasbun

Lapis tipis asbuton dan bahan pelunak dengan perbandinagan tertentu

yang dicampur secara dingin. Tebal padat maksimum 1cm. lapisan ini dipakai

sebagai lapisan non structural (lapis permukaan).

l. Lataston (lapis tipis aspal beton “Hot Rolled Sheets” HRS)

Lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi

menerus. Material pengisi (filter) dan aspal panas dengan perbandingan tertentu

yang dicampurkan dan dipadatkan dalam keadaan panas. Tebal padat 2,5-3 cm.

Lapis ini digunakan sebagai lapis permukaan structural.

m. Laston (lapis aspal beton)

10

Page 14: Material+Penyusun+Jalan

Lapis yang terdiri dari campuran aspal keras (AC) dan agregat yang

mempunyai gradasi menerus dicampur, dihampar, dan dipadatkan pada suhu

tertentu. Lapis ini digunakan sebagai lapis permukaan yang structural dan lapis

pondasi , (asphalt concrete base/ asphalt trade base).

n. Concrete block (con blok)

Blok-blok beton misalnya berbentuk segi enam disusun dioatas lapisan

pasir yabg diratakan dengan maksud supaya air tidak tergenang diatas blok

bbeton.

Perkerasan kaku (rigid pavement)Perkerasan yang mmenggunakan bahan ikat semen Portland, pelat beton

dengan atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa

pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.

Gambar . Struktural perkerasan kaku

Lapis pondasi atas dan lapis pondasi bawah memberikan sumbangan yang

besar terhadap daya dukung perkerasan terutama didapat dari pelat beton . Hal

tersebut disebabkan oleh sifat pelat beton yang cukup kaku sehingga dapat

menyebarkan beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang

rendah pada lapisan-lapisan dibawahnya.

11

Page 15: Material+Penyusun+Jalan

Jenis-jenis perkerasan kaku :

a. Perkerasan beton semen

Yaitu perkersan kaku dengan beton semen sebagai lapis aus. Terdapat

empat jenis perkerasan beton semen :

i) Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan

ii) Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan

iii) Perkerasan beton semen bersambung menerus dengan tulangan

iv) Perkerasan beton semen pratekan

b. Perkerasan komposit

Yaitu perkerasan kaku dengan pelat beton semen sebagai lapis pondasi dan

aspal beton sebagai lapis permukaan. Perkerasan kaku ini sering digunakan

sebagai run away lapangan terbang

BAB III. PENUTUP

12

Page 16: Material+Penyusun+Jalan

KESIMPULANDari hasil pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian

jalan.

2. Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang

digunakan untuk melayani beban lalu lintas.

3. Material Penyusun jalan antara lain adalah Agregat dan dahan ikat.

4. Agregat merupakan bahan dasar penyusun jalan yaitu batu pecah, batu

belah, batu kali dan hasil samping peleburan baja.

5. Bahan ikat adalah bahan yang digunakan untuk melekatkan agregat

yaitu semen, aspal dan tanah liat.

SARANDalam pembangunan sebuah jalan yang paling diperhatikan adalah kondisi

gegografis lokasi. Kondisi tanah atau muka bumi harus diuji untuk melihat

kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah

yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan

menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan

lapisan agregat dan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya

lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.

Disamping itu, pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang

harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di

permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan,

malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena itu permukaan

jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang

berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir

kembali ke selokan. Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang

berbahaya seperti belokan yang tajam.

DFTAR PUSTAKA

13

Page 17: Material+Penyusun+Jalan

http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan[20 Nopember 2009]

http://id.wikipedia.org/wiki/perkerasanjalan[20 Nopember 2009]

http://id.wikipedia.org/wiki/daftar-jalan-di-indonesia[20 Nopember 2009]

http://id.wikipedia.org/wiki/perkembangan-jalan-di-indonesia[20 N0pember

2009]

http://bung-hatta.info/berita_210.ubh[20 Nopember 2009]

http://slidshared.com/jalan/Makalah-teknik-sipil[20 Nopember 2009]

14