Materi Sap Kb Mal

8
MATERI A. Pengertian Keluarga Berencana dan Kontrasepsi Di Indonesia bayi kelahiran 5.000.000/ tahun. Hal ini dpat menimbulkan masalah baik dalam maupun kualitas SDM, untuk itu pemerintah merencanakan program keluarga berencana untuk menuju norma keluarga kecil bahagia sejahtera sehingga dapat mencetak SDM yang berkualitas. Keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak (Purwanigsih & Fatmawati, 2010). Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan, upaya ini dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen, penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Purwanigsih & Fatmawati, 2010). B. Tujuan spesifik keluarga berencana meliputi: (Barbara, 2005) 1. Menghindari kehamilan yang tidak diharapkan melalui kontrasepsi. 2. Mengatur jarak antara kehamilan 3. Memutuskan jumlah anak yang akan diharapkan dalm keluarga 4. Mengontrol waktu terjadi kelahiran 5. Mencegah kehamilan pada wanita yang menderita penyakit serius sehingga kehamilan dapat menempatkan wanita tersebut pada risiko kesehatan. 6. Memberikan pilihan untuk menghindari kehamilan pada wanita.

description

Penkes

Transcript of Materi Sap Kb Mal

MATERIA. Pengertian Keluarga Berencana dan KontrasepsiDi Indonesia bayi kelahiran 5.000.000/ tahun. Hal ini dpat menimbulkan masalah baik dalam maupun kualitas SDM, untuk itu pemerintah merencanakan program keluarga berencana untuk menuju norma keluarga kecil bahagia sejahtera sehingga dapat mencetak SDM yang berkualitas. Keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak (Purwanigsih & Fatmawati, 2010).Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan, upaya ini dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen, penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Purwanigsih & Fatmawati, 2010).

B. Tujuan spesifik keluarga berencana meliputi: (Barbara, 2005)

1. Menghindari kehamilan yang tidak diharapkan melalui kontrasepsi.

2. Mengatur jarak antara kehamilan

3. Memutuskan jumlah anak yang akan diharapkan dalm keluarga

4. Mengontrol waktu terjadi kelahiran

5. Mencegah kehamilan pada wanita yang menderita penyakit serius sehingga kehamilan dapat menempatkan wanita tersebut pada risiko kesehatan.

6. Memberikan pilihan untuk menghindari kehamilan pada wanita.C. Jenis KontrasepsiMacam-macam kontrasepsi, yaitu:

1. Kontrasepsi dengan metode sederhanaa. metode sederhana tanpa alat

1) Pantang berkala (metode kalender)2) Sistem suhu basal

3) Senggama Terputus

b. metode sederhana dengan alat

1) Spermiside

2) Kondom

2. Kontrasepsi dengan metode moderna. Pilb. Suntikan

c. Susuk KB (Norplant)d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

3. Kontrasepsi dengan metode operasi

Menurut Sulistyawati (2011) kontrasepsi dengan metode operasi ada dua, yaitu:

a. Tubektomi (metode operasi wanita-MOW)b. Vasektomi (Metode operasi pada pria-MOP)D. Metode Amenore Laktasi (MAL)Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan ataupun minuman apapun lainnya (BKKBN, 2012).Metode Lactational Amenorrha Method (LAM) atau metode Amenora Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. Metode ini khusus digunakan untuk menunda kehamilan selama 6 (enam) bulan setelah melahirkan dengan memberikan dengan memberikan ASI eksklusif. Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrha Method (LAM) dapat dikatakan sebagai metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA) atau natural family planning, apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain. Meskipun penelitian telah membuktikan bahwa menyusui dapat menekan kesuburan, namun banyak wanita yang hamil lagi ketika menyusui. Oleh karena itu, selain menggunakan MAL juga harus menggunakan metode kontrasepsi lain seperti metode barrier (diafragma, kondom, spermisida), kontrasepsi hormonal (suntik, pil menyusui, AKBK) maupun IUD (Proverawati dkk, 2010).MAL dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi, apabila:

1. Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif jika diberikan minimal 8 kali sehari.

2. Belum mendapat haid

3. Umur bayi kurang dari 6 bulan (Proverawati dkk, 2010).

Cara kerja:Cara kerja dari MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada masa laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat dapat mengurangi kadar estrogen, sehingga ovulasi tidak terjadi (Proverawati dkk, 2010).

Efek samping: Tidak adaEfektifitas

Efektifitas MAL sangat tinggi sekitar 98% apabila digunakan secara benar dan memenuhi persyaratan sebagai berikut: digunakan selama enam bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid pasca melahirkan dan menyusui secara eksklusif (tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan). Efektifitas dari metode ini juga sangat tergantung pada frekuensi dan intensitas menyusui (Proverawati dkk, 2010).

Yang dapat menggunakan MAL

Mal dapat digunakan oleh wanita yang ingin menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Wanita yang menyusui secara eksklusif

2. Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan

3. Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan (Proverawati dkk, 2010).Wanita yang menggunakan MAL, harus menyusui dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Dilakukan segera setelah melahirkan

2. Frekuensi menyusui sering tanpa jadwal

3. Pemberian ASI tanpa botol atau dot

4. Tidak mengonsumsi suplemen

5. Pemberian ASI tetap dilakukan baik ketika ibu dan atau bayi sedang sakit(Proverawati dkk, 2010).

Yang tidak dapat menggunakan MAL

MAL tidak dapat digunakan oleh:

1. Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapatkan haid

2. Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif

3. Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam

4. Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan

5. Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati

6. Wanita yang mengguanakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme, cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithum atau anti koagulan

7. Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan

8. Bayi yang mengalami gangguan metabolisme (Proverawati dkk, 2010).

Kelebihan:

Segi Kontrasepsi:a) Efektivitas tinggi (Keberhasilan 98% pada enam bulan pasca persalinan)

b) Segera efektif

c) Tidak mengganggu senggama

d) Tidak perlu pengawasan medis

e) Tidak perlu obat atau alat

f) Tidak perlu biaya

Segi Non kontrasepsi:

a) Untuk bayi

1) Mendapatkan kekebalan/antibodi perlindungan lewat ASI

2) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal

3) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula, atau alat minum yang dipakai

b) Untuk Ibu

1) Mengurangi pendarahan pescapersalinan

2) Mengurangi risiko anemia

3) Meningkat hubungan psikologis ibu dan bayi

Kekurangan:

a) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan

b) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial

c) Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan enam bulan

d) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS (BKKBN, 2012)MAL tidak direkomendasikan pada kondisi ibu yang mempunyai HIV/AIDS positif dan TBC aktif. Namun demikian, MAL boleh digunakan dengan pertimbangan penilaian klinis medis, tingkat keparahan kondisi ibu, ketersedian dan penerimaan metode kontrasepsi lain.

Hal yang harus disampaikan kepada klien

Sebelum menggunakan MAL, klien terlebih dahulu diberikan konseling sebagai berikut:

1. Bayi menyusu harus sesering mungkin (on demand)

2. Waktu pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam

3. Bayi menyusu sampai sepuasnya (bayi melapaskan sendiri hisapannya)

4. ASI juga diberikan pada malam hari untuk mempertahankan kecukupan ASI

5. ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin

6. Waktu pemberian makanan padat sebagai pendamping ASI (diberikan pada bayi sudah berumur 6 bulan lebih)

7. Metode MAL tidak akan efektif, apabila ibu sudah memberikan makanan atau minuman tambahan lain

8. Ibu yang sudah mendapatkan haid setelah melahirkan dianjurkan untuk menggunakan metode kontrasepsi lain.

9. Apabila ibu tidak menyusui secara ekskulsif atau berhenti menyusui maka perlu disarankan menggunakan medote kontrasepsi lain yang sesuai.

Hal yang perlu diperhatikan oleh ibu dalam pemakaian MAL agar aman dan berhasil adalah menyusui secara eksklusif selama 6 bulan. Untuk mendukung keberhasilan menyusui dan MAL maka beberapa hal penting yang perlu diketahui yaitu cara menyusui yang benar meliputi posisi, perlekatan dan menyusui secara efektif (Proverawati dkk, 2010)

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN dan Kemenkes RI. (2012). Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan. BKKBN

Proverawati, A,. dkk. (2010). Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha MedikaPurwaningsih, W & Fatmawati, S. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha MedikaStright, Barbara R. (2005). Panduan Belajar: Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Alih bahasa, Maria A. Wijayarini; edisi 3. Jakarta: EGC