Materi Research Team Kedua

13
1 Dalam LKTI terdapat Bab III mengenai Metode Penulisan. Karena bukan ranah ke Penelitian, sekadar LKTI (gagasan) sehingga yang ditekankan adalah Metode Penulisan bukan Metode Penelitian. Namun, dalam Research Team tahun ini metode penelitian tetap dijelaskan. Agar LKTI yang telah dibuat CATA bisa dijadikan karya penelitian. Sehingga CATA sudah tahu langkah membuat LKTI dan Penelitian. C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Menurut pendekatan analisisnya penelitian dibagi atas dua macam yaitu: a. Penelitian kuantitatif Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka) yang diolah dengan metoda statistika. b. Penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpilan deduktif dan induktif serta analisisnya terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Bila dilihat dengan kedalaman analisisnya, jenis penelitian terbagi atas: a. Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif melakukan analisis ganya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai subyek yang diteliti. b. Penelitian Inferensial Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. Dengan demikian kesimpulan penelitian jauh melampaui data kuantitatif saja. 2. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan tergantung dari masalah yang dihadapi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Studi pustaka; yaitu dengan penelusuran buku, penelitian, majalah dan sumber- sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. b. Studi lapangan; yaitu melakukan pengamatan pada industri yang menjadi objek penelitian, untuk melihat secara langsung aktivitas yang dilakukan, sistem

description

mm

Transcript of Materi Research Team Kedua

  • 1

    Dalam LKTI terdapat Bab III mengenai Metode Penulisan. Karena bukan ranah ke

    Penelitian, sekadar LKTI (gagasan) sehingga yang ditekankan adalah Metode Penulisan

    bukan Metode Penelitian. Namun, dalam Research Team tahun ini metode penelitian

    tetap dijelaskan. Agar LKTI yang telah dibuat CATA bisa dijadikan karya penelitian.

    Sehingga CATA sudah tahu langkah membuat LKTI dan Penelitian.

    C. METODE PENELITIAN

    1. Jenis Penelitian

    Menurut pendekatan analisisnya penelitian dibagi atas dua macam yaitu:

    a. Penelitian kuantitatif

    Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka) yang

    diolah dengan metoda statistika.

    b. Penelitian kualitatif.

    Penelitian kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpilan

    deduktif dan induktif serta analisisnya terhadap dinamika hubungan antar fenomena

    yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.

    Bila dilihat dengan kedalaman analisisnya, jenis penelitian terbagi atas:

    a. Penelitian Deskriptif

    Penelitian deskriptif melakukan analisis ganya sampai taraf deskripsi yaitu

    menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah

    untuk dipahami dan disimpulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

    gambaran yang benar mengenai subyek yang diteliti.

    b. Penelitian Inferensial

    Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian

    hipotesis. Dengan demikian kesimpulan penelitian jauh melampaui data kuantitatif

    saja.

    2. Teknik Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

    oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata

    yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat

    penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi

    dan lainya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan tergantung dari

    masalah yang dihadapi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai

    berikut :

    a. Studi pustaka; yaitu dengan penelusuran buku, penelitian, majalah dan sumber-

    sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

    b. Studi lapangan; yaitu melakukan pengamatan pada industri yang menjadi objek

    penelitian, untuk melihat secara langsung aktivitas yang dilakukan, sistem

  • 2

    produksi, produk, sarana dan faktor-faktor pendukung, pengumpulan data secara

    langsung dengan observasi maupun wawancara.

    Studi Lapangan bisa menggunakan sampel, sehingga tidak perlu mengamati seluruh

    populasi.

    1) Populasi dan Sampel

    (Untuk Penelitian)

    Populasi, unsur yang akan dikaji bersifat keseluruhan

    Sampel, sejumlah unsur/bagian tertentu dari suatu populasi

    2) Teknik pengambilan sampel (sampling)

    (Untuk Penelitian)

    Proses pemilihan sejumlah unsur/bagian tertentu dari suatu popuilasi guna

    mewakili seluruh populasi itu. Teknik pengambilan sampel merupakan suatu

    prosedur yang harus ditempuh oleh peneliti, agar sebagian individu atau

    item anggota dari populasi yang diteliti, benar-benar representatif atau

    dapat mewakili populasinya. Jika sampel yang diambil tidak representatif maka

    kesimpulan yang diperoleh pada tingkat sampel tidak berlaku pada tingkat

    populasinya. Jika demikian halnya maka bukan lagi merupakan penelitian

    sampling, akan tetapi hanya merupakan penelitian kasus. Sampel dinyatakan

    representatif apabila data sampel (data statistik sampel) benar benar dapat

    mencerminkan harga-harga yang ada pada populasinya (parameter populasi).

    c. Studi gabungan; Kombinasi metode studi pustaka dan metode studi lapangan

    Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

    digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut

    menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen yang diartikan sebagai alat

    bantu:

    1) Angket (questionnaire)

    2) Daftar cocok (checklist)

    3) Skala (scala)

    4) Pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule)

    5) Lembar pengamatan atau panduan pengamatan (obseration sheet atau

    observation schedule)

    6) Soal ujian (soal tes)

    3. Teknik analisis data

    Teknik analisis data untuk penelitian terbagi menjadi dua macam metode, yaitu

    analisis data secara kuantitatif dan analisis data secara kuanlitatif. Kedua metode

    penelitian tersebut, baik kuantitatif dan kualitatif memiliki teknik analisis data yang

    berbeda. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dikemukakan dengan hipotesis

  • 3

    yang diturunkan dari suatu teori dan kemudian diuji kebenarannya berdasarkan data

    empiris, sedangkan penelitian kuliatatif adalah penelitian yang bersifat naturalistic yang

    dikumpulkan dari empiris, kemudian dari data tersebut ditentukan pola atau tema (adanya

    penemuan atau discovery) dan dikembangkan menjadi suatu teori.

    Mempersiapkan data untuk dianalisis dalam penelitian kualitatif, berbeda

    sekali dengan persiapan analisis data kuantitatif. Perbedaan tersebut terletak pada

    fungsi analisis. Fungsi analisis dalam penelitian kualitatif ialah untuk membedah

    fenomena dan sekaligus menganalisis fenomena untuk mengkonstruksi teori

    temuannya. Sedangkan analisis dalam penelitian kuantitatif ialah untuk menguji teori

    (M. Kasiram, 2006: 286).

    a. Analisis Data Kuantitatif

    Analisis data untuk penelitian kuantitatif lebih banyak mengarah kepada perhitungan

    dengan statistik. Macam statistik untuk analisis data:

    1) Statistik deskriptif : Menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang

    telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud melakukan generalisasi.

    Yang termasuk statistik deskriptif antara lain:

    a) Penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, dan piktogram.

    b) Perhitungan modus, median, desil, quartil, persentil.

    c) Rata-rata, simpangan baku, varians.

    Statistik deskriptif juga dapat:

    a) Mencari kuatnya hubungan antar variabel melalui teknik analaisis korelasi.

    b) Melakukan analisis presiksi dengan teknik regresi

    c) Malakukan analisis perbandingan antara dua rata-rata sampel atau populasi.

    Dalam statistik deskriptif tidak melakukan uji signifikansi.

    2) Statistik inferensial : Menganalisis data berdasarkan sampel dengan maksud untuk

    mengambil kesimpulan/generalisasi terhadap populasi.

    b. Analisis Data Kualitatif

    Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk

    angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data

    misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, dan observasi. Pengertian

    lainnya dari data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber dalam

    penelitian kualitatif dapat menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-

    macam (triangulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh

    (dapat disimpulkan). Pengamatan yang terus menerus menghasilkan variasi data

    yang tinggi. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam proses

    menganalisanya.

    Model analisis data untuk memahami bagaimana komponen-komponen

    yang ada dalam sebuah fenomena, yang dibuat oleh Ian Dey (1995:31-53). Bahwa

    analisa data ini mengungkap 6 hal yang bisa memudahkan pemahaman dan

    penafsiran data kualitatif, yaitu:

  • 4

    1) Description

    Langkah pertama dalam menganalisis data kualitatif adalah

    mengembangkan deskripsi yang teliti dan komprehensif tentang fenomena yang

    selidiki. Deskripsi diletakkan sebagai basis untuk analisis, akan tetapi analisis

    juga menjadi basis untuk deskripsi berikutnya. Dengan analisis data ini, peneliti

    akan mendapatkan pandangan yang segar tentang data yang dikumpulkan.

    Ada dua macam deskripsi, yaitu deskripsi tipis dan deskripsi tebal.

    Deskripsi tipis yaitu deskripsi sekedar menggambarkan data apa adanya.

    Sedangkan deskripsi yang tebal berisi infoprmasi tentang konteks dengan

    tingkah laku, maksud dan bagaimana tingkah laku itu terjadi. Jadi lebih

    menggambarkan bagian-bagian kecil dari fenomena secara menyeluruh.

    2) Context

    Context ini sangat penting sebagai alat untuk mengerti tingkah laku

    situasional, dan memahami sosial dan historis secara lebih luas. Context ini bisa

    dilacak melalui social setting, seperti dalam group, organisasi, budaya atau

    masyarakat saat tingkah laku itu dilakukan. Context bisa berupa gerakan fisik

    dan bahasa.

    3) Intentions

    Peneliti selalu memperhatikan maksud dan motif dari subyek penelitian

    tentang penyusunan konsep-konsep tentang tingkah laku. Oleh karena itu, dalam

    memberi makna suatu kegiatan harus selalu dimusawarahkan dengan subyek

    pelaku.

    4) Procces

    Ide dari proses adalah diikat dengan ide dari perubahan, dan situasi

    khusus, kondisi, tingkah laku dan mekanisme melalui perubahan yang

    muncul. Apabila peneliti menggunakan proses sebagai fokus, maka peneliti

    harus melacak dengan memperhatikan dari kontek, maksud, aksi, reaksi, sebab

    dan akibat. Selain itu peneliti juga memperhitungkan aspek material dan aspek

    sosial dan akibat tingkah lakunya.

    5) Clasification

    Klasifikasi adalah kunci dari proses. Adalah salah bila dikatakan bahwa

    sebelum mengalisis data membuat klasfikasi dulu, sebab klasifikasi adalah

    bagian integral dari analisis.

    6) Making Connection

    Klasifikasi digunakan sebagai landasan untuk mengidentifikasi

    hubungan-substantif. Caranya ialah mengidentifikasi hubungan-hubungan antar

    variabel.

  • 5

    (Yang sering digunakan dalam LKTI) Ada beberapa jenis analisis data yang

    sering digunakan baik dalam penelitian kualitatif maupun dalam penelitian kuantitatif.

    Antara lain:

    1. Analisis Isi (Content Analysis)

    Yaitu proses memilih, membandingkan, menggabungkan, memilah berbagai

    pengertian hingga ditemukan hasil yang relevan. Menentukan pengertian yang

    merupakan isi dari data yang terkumpul. Melakukan analisis dengan memilih,

    membandingkan, menggabungkan dan memilah sehingga ditemukan yang relevan.

    Pedoman menggunakan analisis ini yaitu dengan menyesuaikan pengertian yang

    dicari dengan pertanyuaan peneliti, melakukan analisis, dan memilih yang relavan.

    2. Analisis Wacana

    Adalah analisis isi yang bersifat kualitatif dan dapat menjadi salah satu alternatif

    untuk melengkapi dan menutupi kelemahan dari analisis isi kuantitatif yang selama

    ini banyak digunakan oleh pera peneliti. Jika pada analisis kuantitatif, pertanyaan

    lebih ditekankan untuk menjawab Apa dari pesan atau teks komunikasi, pada

    analisis wacana lebih difokuskan BAB I.

    3. Analisis Semiotik

    Semiotik secara terminologis adalah ilmu yang mempelajari sederetan luas obyek-

    obyek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Analisis semiotik

    merupakan upaya untuk mempelajari linguistik-bahasa dan lebih luas dari tersebut

    adalah semua perilaku manusia yang membawa makna atau fungsi sabagai tanda.

    4. Analisis Framing

    Analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas dikonstruksi oleh

    media (Eriyanto, 2005). Analisis framing memiliki dua konsep psikologis dan

    sosiologis. Konsep psikologis lebih menekankan pada bagaimana seseorang

    memproses informasi pada dirinya sedangkan konsep sosiologis lebih melihat pada

    bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Analisis framing sendiri juga merupakan

    bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian tentang wacana persaingan antar

    kelompok yang muncul atau tampak di media. Analisis framing juga dikenal

    sebagai konsep bingkai, yaitu gagasan sentral yang terorganisasi.

    4. Metode Penelitian

    a. Deskriptif

    Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

    mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

    fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,

    karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena

    yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif

  • 6

    merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan

    sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang,

    proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang

    kecendrungan yang tengah berlangsung.

    Fenomena disajikan secara apa adanya hasil penelitiannya diuraikan secara

    jelas dan gamblang tanpa manipulasi oleh karena itu penelitian ini tidak adanya

    suatu hipotesis tetapi adalah pertanyaan penelitian. Analisis deskriptif dapat

    menggunakan analisis distribusi frekuensi yaitu menyimpulkan berdasarkan hasil

    rata-rata. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan, atau dilanjutkan dengan

    melakukan penelitian analitik.

    Jenis penelitian yang termasuk dalam kategori deskriptif adalah studi

    kasus dan penelitian surey.

    1) Studi kasus

    Merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit

    penelitian intensif. Misalnya satu individu, kelompok, komunitas, atau institusi.

    Meskipun jumlah subyek cenderung sedikit, jumlah variabel yang diteliti sangat

    luas. Pleh karena itu sangat penting untuk mengetahui semua variabel yang

    berhubungan dengan masalah penelitian.

    Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun

    data dokumen. Deskripsi dari studi kasus tergantung dari keadaan kasus tetapi

    tetap mempertimbangkan waktu. Keuntungan yang peling besar dari desain ini

    adalah pengkajian secara rinci meskipun jumlah dari responden sedikit, sehingga

    akan didapatkan gambaran satu unit subyek secara jelas. Misalnya, studi kasus

    tentang asuhan keperawatan pasien dengan typoid di RS. Peneliti akan mengkaji

    variabel yang sangat luas dari kasus diatas mulai dari menemukan masalah bio-

    psiko-sosio-spiritual.

    2) Survey

    Penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan

    kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei

    merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala

    suatu kelompok atau perilaku individu. Survey adalah suatu desain yang

    digunaan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,

    distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada survey tidak

    ada intervensi, survey mengumpulkan informasi dari tindakan

    seseorang,pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai.

    Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun

    data dokumen. Penggalian data melalui kuisioner dapat dilakukan tanya jawab

    langsung atau melalui telepon, sms, e-mail maupun dengan penyebaran

    kuisioner melalui surat. Wawancara dapat dilakukan juga melalui telepon, video

  • 7

    confeence maupun tatap muka-langsung. Keuntungan dari survey ini adalah

    dapat memperoleh berbagai informasi serta hasil dapat dipergunkan untuk tujuan

    lain. Akan tetapi informasi yang didapat sering kali cenderung bersifat

    superfisial. Oleh karena itu pada penelitian survey akan lebih baik jika

    dilaksanakan analisa secara bertahap.

    Pada umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil

    data. Survei menganut aturan pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample

    besar, semakin hasilnya mencerminkan populasi. Penelitian survey dapat

    digunakan untuk maksud penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif),

    penjelasan (eksplanatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan

    pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa

    yang akan dating, penelitian operational dan pengembangan indikaor-indikator

    social.

    3) Penelitian Hubungan/Korelasional

    Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mencari atau menguji

    hubungan antara variabel. Peneliti mencari, menjelaskan suatu hubungan,

    memperkenalkan, menguji berdasarkan teori yang ada. Desain yang sering

    digunakan adalah cross-sectinal.

    Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif

    antar variabel, Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi

    suatu variabel diikuti variasi variabel yang lain. Dengan demikian, dalam

    rancangan penelitian korelasional peneliti melibatkan minimal dua variabel.

    4) Penelitian Komparasi/Perbedaan

    Penelitian komparasi atau perbedaan adalah jenis penelitian yang

    bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian antara dua

    kelompok penelitian. Ada dua hal kelompok penelitian yaitu dua kelompok

    penelitian yang berbeda dan tidak saling berhubungan dan dua kelompok

    penelitian yang saling berhubungan.

    5) Penelitian Pengaruh

    Penelitian ini ditujukan untuk menguji variabel independen terhadap

    variabel dependen. Karakteristik desain pengaruh adalah sebagai berikut:

    a) Variable independent menentukan intensitas variabel dependen

    b) Dapat dijelaskan mekanisme perubahannya, (Tetapi) bukan sebagai penyebab

    (causation)

    c) Jenis desain yang dipergunakan adalah eksperimental yaitu:

    i. True Expeimental (satu kelompok tidak dilakukan intervensi)

    ii. Quasy Experimental (satu kelompok dilakukan intervensi sesuai dengan

    metode yang dikehendai, kelompok lainnya dilakukan seperti biasanya).

  • 8

    iii. Pre-Experimental: post only; pre-post. Satu kelompok dilakukan intervensi

    X dan kelompok lain dilakukan intervensi Y.

    b. Experimen

    Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh

    variabel tertentu terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat (Sedarmayanti

    dan Syarifudin, 2002:33)

    Penelitian eksperimen bertujuan (Zuriah, 2006: 58):

    1) Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.

    2) Memprediksi kejadian atau peristiwa di dalam latar eksperimen.

    3) Menarik generalisasi hubungan antarvariabel.

    Karakteristik penting sari penelitian eksperimen

    1) Perbandingan Kelompok

    2) Terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

    3) Manipulasi

    4) Peneliti dengan sengaja menentukan bentuk variabel bebas (memanipulasi

    variabel independen).

    1) Variabel

    a) Variabel bebas dan terikat

    Variabel bebas adalah kondisi yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan untuk

    menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Sedangkan

    variabel terikat adalah kondisi yang berubah ketika pengeksperimen

    mengintroduksi atau mengganti variabel bebas

    b) Variabel organismik atau variabel atribut

    Variabel ini menunjuk pada karakteristik atau kondisi yang tidak dapat diubah

    oleh pengeksperimen. Seperti variabel bebas : umur, jenis kelamin, suku atau

    yang lainnya yang serupa.

    c) Variabel imbuhan (extraneous variabel)

    Variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapat dikontrol, yakni variabel

    yang tidak dapat dimanipulasikan oleh pengeksperimen, tetapi mempunyai

    pengaruh yang berarti pada variabel tergantung. Seperti variabel antusias guru,

    usianya, tingkat sosial ekonominya dan lain sebagainya.

    2) Merancang Penelitian

    Pada dasarnya rancangan eksperimen menggambarkan prosedur yang

    memungkinkan peneliti menguji hipotesis penelitiannya. Pola-pola eksperimen

    yang dikemukakan oleh John W. Best dalam Zuriayah (2006: 64-65) terdiri dari

    tiga kategori, yaitu (1) pra eksperimen, (2) eksperimen semu, dan (3) eksperimen

    murni.

  • 9

    c. Ex Post Facto (Penelitian Jangka Panjang)

    Kerlinger (1993) mendefinisikan penelitian ex post facto adalah penemuan

    empiris yang dilakukan secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap

    variable-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi atau variable-variabel

    tersebut secara inheren tidak dapat dimanipulasi. Sebagai contoh: Seorang peneliti

    ingin mengetahui pengaruh merokok terhadap kemampuan menyerap oksigen

    dalam darah. Peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen dengan menyuruh

    orang menghisap beberapa batang rokok dalam sehari untuk diketahui pengaruhnya

    terhadap kemampuan darah dalam mengikat oksigen.

    5. Sistematika Penulisan berisi tentang tata urutan pemaparan isi secara garis

    besar dari semua bab dalam karya tulis ilmiah.

    Contoh:

    Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan, maka penulisan karya tulis

    ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang munculnya masalah yang akan

    dijawab, rumusan masalah yang merupakan permasalahan yang menjadi acuan dalam

    pembahasan ini, tujuan dan manfaat penelitian yang merupakan arah penelitian yang

    dilakukan.

    Bab II Kajian Pustaka, berisi landasan teori dalam penulisan karya tulis ini. Pada

    bagian ini, penulis menggali informasi yang dibutuhkan dalam penulisan. Biasanya isi dari

    kajian pustaka ini sesuai dengan kata penting yang terdapat di JUDUL KARYA

    TULIS.

    Bab III Metode Penulisan, berisi gambaran tentang cara kerja secara sistematis

    dalam penulisan karya tulis ini. Dalam bab ini terurai secara jelas bagaimana langkah

    dan arah yang akan dituju dalam penulisan karya tulis ini.

    Bab IV Pembahasan, berisi analisis permasalahan yang telah dipertimbangkan

    dari berbagai macam aspek yang semua paparan tersebut bertujuan untuk menjawab

    rumusan masalah. Di dalamnya terdapat paparan (tentang apa) sebagai (tujuannya

    apa?). Pada akhir isi disajikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan tentang

    rumusan masalah yang diajukan dengan dilengkapi saran sebagai bahan rekomendasi dari

    hasil penelitian penulis.

    BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

    D. PEMBAHASAN

    Bagian pembahasan merupakan bagian paling penting dan merupakan bagian

    yang selalu dicermati oleh penilai. Dari bagian inilah dapat diketahui gagasan penulis

    dalam memecahkan masalah yang dikemukakan pada latar belakang masalah. Bagian

    pembahasan merupakan hasil analisis penelitian dari data-data yang telag diperoleh dan

    dibahas secara terperinci dan sistematis. Isi pembahasan tidak boleh menyimpang dan

  • 10

    harus dilandasi teori-teori yang sudah dikutip. Tahapan penulisan pembahasan adalah

    sebagai berikut:

    1. Menampilkan informasi latar belakang,

    a. Dapat berupa tujuan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian.

    b. Informasi dilanjutkan dengan informasi kedua, yaitu jawaban terhadap point 1.

    Contoh: Berdasarkan pola empat-langkah di atas, data yang berupa lima puluh

    intisari diteliti untuk mengetahui pola-pola wacananya. Hasil analisis ini tersaji

    dalam tabel berikut.

    2. Menampilkan ringkasan hasil/temuan penelitian,

    Menyebutkan kembali hasil-hasil pokok penelitian secara ringkas.

    Contoh: Dapat dilihat dalam tabel di atas bahwa tidak semua intisari yang diteliti

    memiliki empat langkah. Kendati sebagian besar (98%) memiliki Langkah 1 dan

    Langkah 3, dua puluh dua intisari (44%) tidak memiliki Langkah 2, dan tujuh intisari

    (14%) tidak memiliki Langkah 4. .

    3. Memberikan komentar apakah hasil penelitian sesuai dengan hipotesis,

    a. Jika di antara hasil-hasil itu ada yang tidak cocok dengan hipotesis, penulis artikel

    perlu menjelaskan mengapa terjadi demikian.

    b. Penjelasan sebab-sebab diterima/dilolaknya hipotesis.

    4. Menghubungkan dengan hasil penelitian terdahulu,

    Tujuan dari sub ini adalah:

    a. untuk membandingkan hasil.

    b. mencari dukungan untuk temuan anda sendiri.

    5. Menjelaskan hasil yang diperoleh, terutama jika hasil tersebut tidak

    memuaskan. Apa yang dijelaskan?

    a. bisa data, asumsi, prosedur, model analisis dsb.

    b. Anda dapat menyampaikan keterbatasan/kelemahan

    c. Membuat generalisasi dari hasil yang diperoleh (implikasi).

    1) Simpulan logis.

    2) Generalisasi ini harus sesuai dengan prinsip-prinsip penalaran

    Contoh: Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa intisari artikel

    penelitian eksterimental memiliki beberapa pola organisasi wacana yang mirip

    dengan pola wacana bagian pengantar..

    6. Memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

    E. PENUTUP

    Berisi Kesimpulan dan Saran.

    1. Kesimpulan haruslah menjawab rumusan masalah dan tujuan penulisan. Bagian ini

    menjelaskan simpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan dan

  • 11

    merupakan gambaran umun seluruh analisa dan relevansi dengan hipotesis yang

    dikemukakan.

    2. Saran berisi saran penulis kepada pihak-pihak yang terkaiy dengan tema penelitian

    dan menjawab dari kesimpulan yang dikemukakan.

    F. DAFTAR PUSTAKA

    1. Fungsi Daftar Pustaka

    a. Sebagai bukti bahwa penulis mengetahui sumber bacaan.

    b. Sebagai pendukung gagasan atau argumentasi.

    c. Sebagai penjelas istilah-istilah kunci.

    d. Untuk merumuskan kerangka teori.

    e. Untuk menjelaskan posisi studi anda di antara studi-studi lain.

    f. Untuk menunjukkan pentingnya hasil/temuan studi anda.

    g. Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karya ilmiah itu bukan hasil

    pemikiran penulis.

    h. Untuk memberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan.

    2. Unsur-unsur dalam Daftar Pustaka

    a. Penulis. Mencakup penulis utama, pendamping (bila ada) dan editor (bila ada).

    b. Nama penulis umumnya terdiri dari 3 bagian : nama sendiri (given name), nama

    tengah (middle name), nama keluarga (family name). Cara penulisannya dalam

    daftar pustaka adalah dengan menyebutkan nama keluarga terlebih dahulu.

    c. Judul. Ditulis secara lengkap, dengan nomor edisi bila ada.

    d. Fakta-fakta penerbitan. Mencakup kota tempat penerbitan buku itu, nama enerbit

    dan tahun penerbitan.

    3. Penyusunan Daftar Pustaka:

    Penyusunan daftar pustaka dan penunjukannya pada naskah mengikuti salah

    satu dari tiga sistem berikut :

    Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara

    abjad berdasarkan nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah

    dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan.

    Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara

    penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor

    pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.

    Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor

    berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah

    dan tidak menurut abjad.

    4. Jenis-jenis Daftar Pustaka

    a. Kelompok Textbook

    1) Penulis perorangan

  • 12

    2) Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor

    3) Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga

    4) Buku terjemahan

    b. Kelompok Jurnal

    1) Artikel yang disusun oleh penulis

    2) Artikel yang disusun oleh lembaga

    3) Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi / simposium

    c. Kelompok disertasi / tesis

    d. Kelompok makalah / informasi dari Internet

    5. Cara Penulisan Daftar Pustaka Textbook

    a. Penulis perorangan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak

    miring atau garisbawahi), tempat penerbit (kota): nama penerbit.

    b. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor : nama penulis (disusun balik),

    tahun terbit, judul karangan (Bab diikuti kata dalam atau in-cetak miring atau

    garisbawahi), nama editor, tempat penerbit (kota): nama penerbit.

    c. Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul buku

    (cetak miring atau garisbawahi), tempat penerbit (kota): nama penerbit.

    d. Buku terjemahan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak

    miring atau garisbawahi), penerjemah, tempat penerbit (kota): nama penerbit.

    6. Cara Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis

    a. Artikel yang disusun oleh penulis : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul

    artikel, nama majalah/jurnal (cetak miring atau garisbawahi), volume

    majalah/jurnal diikuti tanda :, halaman yang dibaca

    b. Artikel yang disusun oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul artikel, nama

    majalah/jurnal (cetak miring atau garisbawahi), volume majalah/jurnal diikuti tanda

    :, halaman yang dibaca

    c. Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/konferensi/simposium :

    nama penulis(disusun balik), tahun penyajian, judul makalah, nama forum

    penyajian (cetak miring atau garisbawahi), kota, bulan dan tanggal penyajian

    d. Kelompok disertasi/tesis : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul

    disertasi/thesis (ceta miring atau garisbawahi), tempat penerbitan (kota),universitas,

    kata disertasi atau tesis

    7. Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet

    a. Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila ada nama penulis) : nama

    penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet,

    tanggal akses.

    b. Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila tidak ada nama penulis) :

    nama lembaga yang menulis, tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat

    Internet, tanggal akses.

  • 13

    KARENA OUTPUT KARYA TULIS INI ADALAH LKTI SEHINGGA

    SISTEMATIKA PENULISAN DARI HALAMAN SAMPUL HINGGA LAMPIRAN

    (HANYA BIODATA KETUA DAN ANGGOTA SERTA SCAN KTM) DISAMAKAN

    SAJA SEPERTI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA, HANYA BAB IV BIAYA

    DAN JADWAL KEGIATAN DIGANTI DENGAN BAB IV PEMBAHASAN YANG

    DILANJUTKAN DENGAN BAB V PENUTUP

    KETERANGAN:

    Mohon CATA SELALU DIKONTROL sudah sejauh mana mereka membuat. Mengingat

    tinggal H-12 Presentasi tanggal 18 Oktober 2014.

    Keberhasilan CATA adalah keberhasilan tentor.

    So, mari kita bekerja sama untuk memberikan segala hal yang mereka tidak tahu menjadi

    tahu. Sebab melalui Research Team ini CATA bisa maksimal bertanya mengenai

    penelitian.

    Jika tentor tidak dapat menjawab pertanyaan CATA, jadikan jawaban di pertemuan

    selanjutnya saja. Baiknya tentor tanya orang yang lebih tahu.

    Semangat Kakak-kakak Tentor..

    Do the best ya! Sie. Pemandu