Materi PTK Revisi

49
I. PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Mata Diklat Penelitian Tindakan Kelas Guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam upaya membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa dalam kerangka pembangunan pendidikan di Indonesia. Kehadiran guru hingga saat ini bahkan sampai akhir zaman nanti tidak akan pernah dapat digantikan oleh teknologi secanggih apapun. Oleh sebab itu, dalam melaksanakan tugas-tugas guru yang cukup komplek dan unik, diperlukan guru yang memiliki kemampuan yang maksimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan diharapkan secara kontinyu guru dapat meningkatkan kompetensinya. Untuk menguji kompetensi tersebut, pemerintah menerapkan sertifikasi bagi guru melalui portofolio dan diklat. Dengan adanya sertifikasi tersebut diharapkan guru mampu merubah kinerjanya ke arah yang lebih profesional. Apakah Anda sebagai guru tidak profesional atau belum profesional?. Menurut Dedi Supriyadi (1999) bahwa profesionalisme guru di Indonesia baru dalam taraf sedang tumbuh (emerging proffession) yang tingkat kematangannya belum sampai pada apa yang telah dicapai oleh profesi-profesi lain (misalnya dokter), sehingga guru sering dikatakan sebagai profesi yang setengah- setengah atau semi-profesional. Usman (2002) menyatakan bahwa guru yang profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga Ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal. Berdasarkan pernyataan di atas, coba Anda lakukan refleksi diri masing- masing. Apakah Anda sudah melaksanakan tugas secara maksimal? Apakah Anda memiliki kompetensi yang cukup untuk disebut profesional?. Sebagai guru, Anda perlu memahami bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah mendidik, mengajar, dan melatih siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, guru seyogyanya tidak hanya mampu mengajarkan pengetahuan dan mendidik siswa agar menjadi manusia yang berbudi luhur, tetapi juga guru harus mampu mengajarkan keterampilan hidup dan melatih siswa agar dapat memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam kehidupannya di masyarakat. Hal ini berarti bahwa guru dituntut mampu menguasai bidang studi yang diampunya dan membelajarkannya pada siswa secara profesional. Oleh sebab itu, guru seyogyanya selalu melakukan 1

Transcript of Materi PTK Revisi

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Tinjauan Mata Diklat Penelitian Tindakan Kelas

    Guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam upaya

    membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa dalam kerangka

    pembangunan pendidikan di Indonesia. Kehadiran guru hingga saat ini bahkan sampai

    akhir zaman nanti tidak akan pernah dapat digantikan oleh teknologi secanggih

    apapun. Oleh sebab itu, dalam melaksanakan tugas-tugas guru yang cukup komplek

    dan unik, diperlukan guru yang memiliki kemampuan yang maksimal untuk

    mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan diharapkan secara kontinyu guru dapat

    meningkatkan kompetensinya. Untuk menguji kompetensi tersebut, pemerintah

    menerapkan sertifikasi bagi guru melalui portofolio dan diklat.

    Dengan adanya sertifikasi tersebut diharapkan guru mampu merubah

    kinerjanya ke arah yang lebih profesional. Apakah Anda sebagai guru tidak profesional

    atau belum profesional?. Menurut Dedi Supriyadi (1999) bahwa profesionalisme guru

    di Indonesia baru dalam taraf sedang tumbuh (emerging proffession) yang tingkat

    kematangannya belum sampai pada apa yang telah dicapai oleh profesi-profesi lain

    (misalnya dokter), sehingga guru sering dikatakan sebagai profesi yang setengah-

    setengah atau semi-profesional. Usman (2002) menyatakan bahwa guru yang

    profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam

    bidang keguruan, sehingga Ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru

    dengan kemampuan yang maksimal.

    Berdasarkan pernyataan di atas, coba Anda lakukan refleksi diri masing-

    masing. Apakah Anda sudah melaksanakan tugas secara maksimal? Apakah Anda

    memiliki kompetensi yang cukup untuk disebut profesional?. Sebagai guru, Anda perlu

    memahami bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah

    mendidik, mengajar, dan melatih siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang

    bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya. Dalam melaksanakan tugas tersebut,

    guru seyogyanya tidak hanya mampu mengajarkan pengetahuan dan mendidik siswa

    agar menjadi manusia yang berbudi luhur, tetapi juga guru harus mampu mengajarkan

    keterampilan hidup dan melatih siswa agar dapat memanfaatkan pengetahuan dan

    keterampilannya dalam kehidupannya di masyarakat. Hal ini berarti bahwa guru

    dituntut mampu menguasai bidang studi yang diampunya dan membelajarkannya pada

    siswa secara profesional. Oleh sebab itu, guru seyogyanya selalu melakukan

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 1

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    penilaian terhadap kinerjanya sendiri, terutama dalam pembelajaran di kelas, sehingga

    guru akan dapat mengetahui bahwa pembelajarannya perlu diperbaiki kualitasnya.

    Dengan demikian, guru akan dapat secara terus-menerus berusaha melakukan

    perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Guru yang inovatif, kreatif, dan

    produktif adalah guru yang selalu mencari dan menemukan hal-hal baru dan mutakhir

    untuk kepentingan kualitas pembelajaran di kelas (Sunyono, 2007). Kemampuan

    tersebut dapat dilihat dari upaya guru dalam melakukan perbaikan kualitas proses

    pembelajaran melalui penelitian yang dilaksanakan dalam lingkup kelasnya sendiri

    atau lebih dikenal dengan sebutan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

    Mengapa PTK harus dilakukan oleh guru...? Menurut Hopkins (1993) berkaitan

    dengan isu-isu seputar profesionalisme, praktik di kelas, kontrol sosial terhadap guru,

    serta kemanfaatan penelitian pendidikan. Dari segi profesionalisme, penelitian kelas

    yang dilakukan oleh guru dipandang sebagai suatu unjuk kerja seorang guru yang

    profesional karena studi sistematik yang dilakukan terhadap diri sendiri dianggap

    sebagai tanda (hallmark) dari pekerjaan guru yang profesional. Dalam hal ini ada dua

    argumen yang dikemukakan oleh Hopkins, yaitu: Pertama: Guru yang baik perlu mempunyai otonomi dalam melakukan penilaian profesional, sehingga ia tidak perlu

    diberitahu apa yang harus dia kerjakan. Namun, tidak berarti ia tidak dapat menerima

    masukan atau saran dari luar. Saran atau masukan tersebut tetap penting, tetapi

    gurulah yang menentukan atau yang paling tahu apakah masukan atau saran tersebut

    sesuai dengan kondisi kelas yang dihadapinya. Kedua: Ketidaktepatan paradigma penelitian biasa (formal) dalam membantu guru memperbaiki kinerjanya dalam

    mengajar. Salah satu aspek yang tidak menguntungkan dari penelitian biasa (formal)

    adalah temuan-temuan yang sangat sulit diterapkan dalam praktik pembelajaran di

    kelas. Athur Bolster (dalam Hopkins) menyatakan bahwa pengaruh penelitian tentang

    mengajar terhadap praktik pembelajaran sangat kecil karena asumsi atau titik tolak

    tentang mengajar yang digunakan para peneliti berbeda dengan asumsi atau titik tolak

    yang digunakan oleh para guru. Akibatnya, kesimpulan resmi yang dihasilkan dari

    berbagai penelitian tersebut kurang relevan dengan kebutuhan para guru yang

    mengajar di kelas.

    Berkaitan dengan hal di atas, Modul Diklat PTK ini dususun guna mambantu

    guru peserta diklat dalam meningkatkan kompetensinya dalam upaya peningkatan

    kualitas hasil dan proses pembelajaran. Oleh sebab itu, modul PTK ini menyajikan

    serangkaian materi diklat yang akan membantu Anda (peserta diklat) dengan

    pengetahuan, wawasan, sikap, dan keterampilan dalam melaksanakan PTK. Anda

    akan diajak membahas pengertian PTK, karakteristik PTK, dan manfaat PTK. Anda

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 2

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    juga akan dibekali pengetahuan dan berlatih bagaimana merancang PTK,

    melaksanakan PTK, dan menyusun laporan PTK. Materi bahasan tersebut bersifat

    deskriptif yang menguraikan secara konseptual dan aplikatif dengan harapan Anda

    dapat memahami hakekat PTK dan mampu melaksanakannya. Materi diklat PTK ini

    dibagi ke dalam 2 (dua) penyajian, yaitu teori dan praktik / tugas. Penyajian secara

    teori disampaikan dalam 2 (dua) pertemuan, yaitu Kegiatan Belajar 1 dan Kegiatan

    Belajar 2, sedangkan praktik perancangan PTK disajikan untuk 3 (tiga) pertemuan

    yang disampaikan di setiap akhir Kegiatan Belajar. Dengan demikian, materi diklat

    PTK dalam modul ini meliputi:

    A. Kegiatan Belajar 1. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

    1. Pengantar

    2. Kompetensi Khusus

    3. Uraian Materi:

    a. Pengertain, Karakteristik, dan Manfaat PTK.

    b. Perbedaan PTK dengan Penelitian Non-PTK

    c. Langkah-Langkah PTK.

    d. Menyusun Proposal PTK

    4. Rangkuman

    5. Tugas / Praktik (satu kali pertemuan = 2 Jam Praktik).

    B. Kegiatan Belajar 2. Melaksanakan dan Melaporkan Hasil PTK

    1. Pengantar

    2. Kompetensi Khusus

    3. Uraian Materi:

    a. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melaksanakan PTK

    b. Kegiatan Pelaksanaan PTK

    c. Menyusun Laporan PTK

    4. Rangkuman

    5. Tugas / Praktik (dua kali pertemuan = 4 Jam Praktik)

    1.2 Kompetensi umum

    Setelah Anda (peserta diklat profesi guru) mempelajari modul ini, Anda diharapkan

    memiliki kemampuan:

    a. Memahami hakekat PTK secara komprehensif.

    b. Mendiskripsikan langkah-langkah PTK

    c. Memahami teknik pelaksanaan PTK

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 3

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    d. Menerapkan PTK dalam upaya memeperbaiki kualitas proses pembelajaran

    e. Menyusun laporan hasil PTK.

    1.3 Petunjuk Belajar

    Untuk membantu Anda dalam memahami isi modul ini, perhatikan petunjuk belajar

    berikut:

    a. Modul ini disusun dalam bentuk deskriptif dengan 2 (dua) Kegiatan Belajar

    yang diakhiri dengan tugas/parkatik.

    b. Setiap kegiatan belajar dideskripsikan dengan format: judul, pengantar,

    kompetensi khusus, uraian materi, rangkuman, dan tugas/praktik.

    c. Rencanakanlah waktu belajar Anda untuk mempelajari modul ini secara

    bertahap, karena setiap tahap memerlukan waktu yang berbeda bergantung

    pada kecepatan belajar Anda.

    d. Setelah Anda selesai mempelajari satu kegiatan belajar, buatlah peta pikiran

    (kerangka pikir) secara verbal dan visual, sehingga Anda dapat menyajikannya

    kembali.

    e. Agar kompetensi umum dan khusus dapat Anda capai secara optimal, bacalah

    referensi lain yang relevan. Disarakan juga agar Anda membaca modul model-

    model pembelajaran, modul pendalaman materi, buku-buku yang membahas

    evaluasi pendidikan, pembelajaran remedial, dan buku-buku lain yang

    berhubungan dengan kegiatan pembelajaran di kelas.

    f. Kerjakan tugas / praktik dengan sebaik-baiknya. Jika masih mengalami

    kesulitan dalam memahami isi modul ini, diskusikanlah dengan teman sesama

    peserta diklat dan mintalah bimbingan dari tutor / instruktur Anda.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 4

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    II. KEGIATAN BELAJAR 1.

    HAKEKAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

    2.1 Pengantar

    Pada Kegiatan Belajar 1 ini, anda akan diajak untuk mengkaji pengertian, karakteristik,

    dan manfaat penelitian tindakan kelas (PTK). Anda juga akan diajak membahas

    mengapa PTK penting untuk dilakukan oleh guru sebagai salah satu kegiatan

    pengembangan profesi guru terkait dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran.

    Oleh sebab itu, agar Anda dapat memahami hakekat PTK dan mampu melaksanakan

    PTK di kelas, Anda harus sungguh-sungguh dalam mempelajari materi diklat pada

    Kegiatan Belajar 1 ini, bacalah uraian materi berikut secara cermat, dan kerjakan tugas

    / praktik setelah anda membaca rambu-rambu pengerjaan tugas.

    2.2 Kompetensi Khusus Setelah Anda mempelajari materi pada Kegiatan Belajar 1 ini, diharapkan Anda

    memiliki kemmpuan:

    a. Menjelaskan pengertian PTK.

    b. Mendiskripsikan karakteristik PTK.

    c. Menjelaskan manfaat PTK dalam proses pembelajaran.

    d. Melakukan identifikasi masalah di kelas

    e. Memilih dan merumuskan masalah di kelas yang dapat dipecahkan dengan

    PTK dan merumuskan tujuan.

    f. Merinci langkah-langkah dalam melakukan perencanaan PTK.

    g. Membuat rancangan tindakan yang akan dilaksanakan.

    h. Menyusun proposal PTK.

    2.3 Uraian Materi

    A. Pengertian, Karakteristik, dan Manfaat PTK

    A1. Pengertian PTK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akhir-akhir ini telah menjadi trend untuk dilakukan

    oleh guru sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan kualitas pembelajaran.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 5

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru

    untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelasnya. Menurut Suharsimi (2002)

    bahwa PTK merupakan paparan gabungan definisi dari tiga kata penelitian, tindakan,

    dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

    metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi

    peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas

    diberbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

    dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode /

    siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang

    sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang

    sama. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari classroom Action

    Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas.

    Menurut John Elliot (1982) bahwa PTK adalah tentang situasi sosial dengan maksud

    untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya mencakup;

    telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh yang

    menciptakan hubungan antara evaluasi diri dengan perkembangan profesional.

    Pendapat lain, Kemmis dan Mc Taggart (1988) mengatakan bahwa PTK adalah suatu

    bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial

    untuk meningkatkan penalaran dan praktik sosial. Sedangkan Carr dan Kemmis

    menyatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para

    partisipan (guru, siswa, atau kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk

    pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari: (a) praktik-parktik

    sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik

    tersebut, (c) situasi-situasi (lembaga-lembaga) tempat praktik-praktik tersebut

    dilaksanakan (Hardjodiputro, 1997).

    Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa PTK

    adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi

    diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga

    hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Dengan demikian, PTK berfokus pada kelas

    atau pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus,

    materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengkaji

    mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Agar Anda dapat lebih memahami

    makna PTK secara utuh dan benar, sebaiknya kita kaji juga makna kelas dalam PTK.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 6

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    Makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik (siswa) yang sedang belajar

    yang tidak hanya terbatas di dalam ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika

    siswa sedang melakukan karyawisata, praktik di laboratorium, bengkel, di rumah, atau

    di tempat lain, atau ketika siswa sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

    Dengan demikian, komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui PTK adalah

    a. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas / lapangan / laboratorium atau bengkel,

    maupun ketika siswa sedang asyik mengerjakan tugas rumah di malam hari, atau

    ketika mereka sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.

    b. Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa yang sedang berdarmawisata, atau ketika guru sedang

    mengadakan kunjungan ke rumah siswa.

    c. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.

    d. Peralatan atau sarana pembelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dicermati

    dapat guru, siswa, atau keduanya.

    e. Hasil pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan dan terkait dengan proses pembelajaran, sarana pembelajaran, guru, atau siswa itu sendiri.

    f. Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur / direkayasa dalam bentuk tindakan. Misalnya yang dapat digolongkan kegiatan

    pengelolaan adalah cara mengelompokkan siswa, pengaturan tempat duduk, cara

    guru memberikan tugas, penataan peralatan pembelajaran, dan sebagainya.

    Bagaimana pendapat Anda tentang pengertian PTK? Apakah dengan membaca uraian

    di atas, Anda sudah dapat membayangkan dan mengenal sosok yang namanya PTK?

    Apakah Anda sudah dapat memahami siapa yang dapat melakukan PTK, dimana

    dilakukan, dan bagaimana caranya, serta apa yang ingin dicapai dengan PTK?

    Silahkan Anda renungkan, jika pertanyaan-pertanyaan tersebut telah Anda jawab

    dengan baik, berarti anda sudah dapat memahami pengertian PTK.

    A2. Karakteristik PTK

    Berdasarkan pengertian di atas, kita dapat memperoleh ciri atau karakteristik dari PTK

    dibandingkan dengan penelitian lain, yaitu:

    1. Masalah pada PTK muncul dari kesadaran pada diri guru, yang harus diperbaiki

    dengan prakarsa perbaikan dari gru itu sendiri, bukan oleh orang dari luar.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 7

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    Dengan demikian, masalah dalam PTK berasal dari permasalahan nyata dan

    aktual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, PTK

    berfokus pada masalah praktis bukan problem teoritis.

    2. PTK merupakan penelitian yang dilakukan melalui refleksi diri (self reflective

    inquiry). Untuk melakukan refleksi, guru sebaiknya bertanya pada diri sendiri,

    misalnya:

    Apakah penjelasan saya terlalu cepat?

    Apakah saya sudah memberi contoh konkrit dan memadai?

    Apakah hasil latihan di kelas / pekerjaan siswa sudah saya komentari?

    Apakah bahasa yang saya gunakan dapat mudah dipahami siswa?

    3. PTK dilakukan di dalam kelas. Fokus penelitian ini adalah kegiatan

    pembelajaran di kelas yang berupa prilaku guru dan siswa dalam beriteraksi.

    4. PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan secara

    bertahap dan terus-menerus selama PTK dilakukan. Oleh sebab itu, dalam PTK

    dikenal adanya siklus tindakan yang meliputi: perencanaan pelaksanaan

    observasi refleksi revisi (perencanaan ulang).

    5. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesinalisme

    guru, karena PTK mampu membelajarkan guru untuk berfikir kritis dan

    sistematis, mampu membiasakan guru untuk menulis, dan membuat catatan.

    Berdasarkan pengertian dan karakteristik PTK di atas, dalam PTK harus ada tindakan

    yang dirancang sebelumnya dan objek PTK harus merupakan sesuatu yang aktif dan

    dapat dikenai aktivitas. Di samping itu, karena PTK menggunakan kegiatan nyata di

    kelas, maka PTK menuntut etika antara lain: (a) tidak boleh mengganggu proses

    pembelajaran dan mengganggu tugas guru, (b) jangan terlalu menyita banyak waktu

    terutama dalam pengambilan data, (c) masalah yang dikaji harus merupakan masalah

    yang benar-benar terjadi dan dihadapi oleh guru, (d) dilaksanakan dengan selalu

    memegang etika kerja (ada izin, ada rencana / usulan, melaporkan hasil, dll).

    Dengan memperhatikan karakteristik PTK, diharapkan Anda dapat membedakan

    antara penelitian biasa dengan PTK dan sekaligus dapat menentukan untuk apa dan

    dimana PTK dilakukan. Meskipun ada beberapa ciri (karakteristik) PTK, Anda perlu

    memperhatikan ciri khusus dari PTK, yaitu adanya tindakan (action) yang nyata.

    Tindakan itu dilakukan pada situasi alami dan ditujukan untuk memcahkan

    permasalahan praktis dan dilakukan dalam rangkaian siklus tindakan.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 8

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    A3. Manfaat PTK

    Menyimak pengertian dan karakteristik PTK di atas, Anda tentu telah mengenal bahwa

    dalam PTK ada 3 (tiga) komponen yang menjadi sasaran utama PTK, yaitu siswa /

    pembelajaran, guru, dan sekolah. Tiga komponen itulah yang akan menerima manfaat

    dari PTK.

    a. Manfaat bagi siswa dan pembelajaran

    Tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan sasaran

    akhir memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK mempunyai manfaat yang

    sangat besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan adanya

    pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik

    strategi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan dengan cepat dapat dianalisis dan

    didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut.

    Jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan

    mudah dilaksanakan, menarik, dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.

    Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan

    hasil belajar siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan

    dan kemauan untuk melakukan PTK.

    Selain PTK dapat meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilakukan oleh guru

    dapat menjadi model bagi siswa dalam meningkatkan prestasinya. Guru yang

    selalu melakukan PTK yang inovatif dan kreatif akan memiliki sikap kritis dan

    reflektif terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Sikap kristis inilah yang akan

    dijadikan model bagi siswa untuk terus merefleksi diri sebagaimana yang dilakukan

    oleh gurunya.

    Contoh.

    Bapak Yamin, guru Kelas IV SDN 01 Endangrejo Lampung Tengah ketika

    mengajarkan mata pelajaran IPA merasakan bahwa materi yang diajarkan sukar

    ditangkap oleh siswa. Setiap kali tes, nilai rata-rata siswa selalu rendah (< 5,5).

    Jika ia memberikan latihan dan tugas yang terkait dengan rumus-rumus fisika,

    siswa yang mampu mengerjakan dengan benar selalu saja tidak pernah lebih dari

    tiga anak. Pak Yamin kemudian mencoba menganalisis hasil latihan anak-anak

    dan hasilnya bahwa sumber kesalahan siswa terletak pada kekeliruan

    menggunakan rumus dan kesulitan dalam memahami makna dari masing-masing

    rumus yang diberikan. Selanjutnya Pak Yamin, merefleksi diri dengan merenung

    dan bertanya pada diri sendiri; apa yang telah dilakukannya ketika mengajar?,

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 9

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    apakah pembelajaran yang dilakukannya selama ini kurang menarik, sulit diterima

    siswa, atau kurang memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami siswa?.

    Akhirnya, Pak Yamin menemukan bahwa selama proses pemeblajaran, Pak Yamin

    sangat kurang memberikan contoh yang mudah dipahami, dan tidak pernah

    menghubungkan materi yang sedang dibahas dengan kehidupan siswa sehari-hari.

    Berdasarkan hasil analisis tersebut, Pak Yamin merancang perbaikan

    pembelajaran di kelasnya dengan menyusun berbagai contoh dimulai dari yang

    sederhana ke yang lebih sulit dan contoh ini akan disajikan setelah menjelaskan

    satu rumus. Dalam pembelajaran, Pak Yamin akan langsung melibatkan siswa

    pada setiap menyelesaikan contoh soal. Usaha yang dilakukan Pak Yamin

    ternyata berhasil. Kegairahan siswa dalam belajar nampak dengan jelas, siswa

    yang tadinya suka mengganggu teman dan bermain-main, berubah menjadi aktif

    belajar, sehingga pada saat dilakukan tes hasil belajar siswa meningkat cukup

    tajam (menjadi rata-rata 6,4). Pak Yamin, menjadi yakin bahwa siswa kelas IV

    yang diajarnya bukanlah siswa yang rendah daya tangkapnya.

    Dari contoh di atas, Anda dapat menyimpulkan sendiri manfaat dari PTK yang

    dilakukan oleh Pak Yamin, khususnya pada mata pelajaran IPA di SD kelas IV.

    b. Manfaat bagi guru.

    Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:

    1. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu

    kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan

    dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena Ia telah

    melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses

    pembelajaran yang dikelolanya.

    2. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya

    secara profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu

    memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi

    hanya sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang

    dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu

    ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

    3. Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam

    mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya

    menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri

    berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga

    diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan praktik-praktik pembelajaran.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 10

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    4. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi

    diri, melakukan evaluasi diri, dan menganalisis kinerjanya sendiri di dalam

    kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan, dan tantangan

    pembelajaran dan pendidikan masa depan, dan mengembangkan alternatif

    pemecahan masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran.

    Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat. c. Manfaat bagi sekolah

    Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau

    perbaikan kinerjanya secara profesional, maka sekolah tersebut akan berkembang

    pesat. Ada hubungan yang erat antara berkembangnya suatu sekolah dengan

    berkembangnya kemampuan guru. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya

    tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK,

    jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam melaksanakan PTK

    tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh manfaat yang besar, karena

    peningkatan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah

    tersebut.

    B. Perbedaan PTK dengan Penelitian Non-PTK dan Formal

    Berdasarkan definisi PTK di atas, jelas bahwa penelitian tindakan kelas (PTK)

    merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research) dan penelitian kelas

    (classroom research). Oleh sebab itu, PTK bukanlah penelitian kelas. Salah satu

    contoh penelitian kelas yg terkenal adalah penelitian yang dilakukan dengan

    menggunakan cara Flenders, yang mengamati proporsi berbicara antara guru dan

    siswa. Dalam penelitian kelas ini; kelas dijadikan sebagai objek penelitian, dan

    penelitian dilakukan oleh orang luar (bukan guru) yang mengumpulkan data dengan

    cara mengamati guru mengajar. Contoh lain misalnya penelitian tentang keefektifan

    salah satu metoda mengajar, dimana guru diminta menggunakan metode mengajar

    tertentu dengan cara mengikuti desain atau rancangan yang telah ditetapkan oleh

    peneliti (bukan guru sendiri yang menetapkan). Dengan kata lain, dalam penelitian

    kelas, guru hanya mengajar berdasarkan apa yang diminta oleh peneliti, dan peneliti

    hanya merekam pengamatan selama proses pembelejaran berlangsung, lalu dianalisis

    dan disimpulkan. Hasil penelitiannya dapat disampaikan ke sekolah, namun tindak

    lanjutnya mungkin masih perlu dipertanyakan (apakah guru masih mau

    mempertahankan atau merubah pembelajaran sebagaimana hasil penelitian orang luar

    tersebut?).

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 11

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    Untuk lebih jelasnya tentang perbedaan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan

    penelitian kelas, perhatikan dan pelajari tabel berikut:

    Tabel 1. Perbedaan PTK dengan Penelitian Kelas Non-PTK No. Aspek PTK Penelitian Kelas Non-PTK 1 Peneliti Guru Orang luar 2 Rencana Penelitian Oleh guru (bisa dibantu orang luar) Oleh peneliti (orang luar)

    3 Munculnya masalah

    Dirasakan oleh guru (bisa muncul karena ada dorongan orang luar)

    Dirasakan oleh orang luar

    4 Ciri Utama Ada tindakan untuk perbaikan yang berulang Belum tentu ada tindakan perbaikan

    5 Peran guru Sebagai guru sekaligus peneliti Guru sebagai subjek penelitian 6 Tempat penelitian Kelas tempat guru mengajar Kelas 7 Proses

    pengumpulan data Oleh guru sendiri dengan dibantu orang luar (observer) Oleh peneliti (orang luar)

    8 Hasil penelitian Langsung dimanfaatkan oleh guru, dan dirasakan oleh kelas Menjadi milik peneliti, belum tentu dimanfaatkan oleh guru

    Agar posisi PTK dalam kerangka penelitian dapat lebih jelas, sebaiknya perlu disimak

    juga perbedaan antara PTK dengan penelitian formal untuk menghilangkan salah

    persepsi yang selama ini sering terjadi. Salah persepsi tersebut terutama berkisar

    peran orang luar (peneliti luar) terutama dari LPTK yang berniat melakukan PTK tetapi

    tergelincir menjadi pembina guru, yang kemudian bermuara praktik yang meminta para

    guru menerapkan satu cara (metode) mengajar yang ditekuni dan diamati oleh para

    dosen LPTK, sebagaimana diungkapkan oleh Raka Joni, Kardiawarman, dan

    Hadisubrata (1998). Perhatikan tabel 2 berikut:

    Tabel 2. Perbedaan Karakteristik PTK dengan Penelitian Formal

    No. Dimensi PTK Penelitian Formal 1 Motivasi Tindakan Kebenaran 2 Sumber masalah Diagnosis status (kelas) Induktif deduktif

    3 Tujuan Memperbaiki praktik sekarang dan di sini

    Verifikasi & menemukan pengetahuan yang dapat digeneralisasikan

    4 Peneliti yang terlibat Pelaku dari dalam kelas (guru) Orang luar yang berminat 5 Sampel Kasus khusus Sampel yang representatif

    6 Metodologi Longgar, tetapi berusaha objektif, jujur, tidak memihak (impartiality)

    Buku dengan objektivitas dan ketidakmemihakan yang terintegrasi (build in Objectivity & impartiality)

    7 Penafsiran hasil penelitian

    Untuk memahami praktik melalui refleksi oleh praktisi yang membangun

    Mendiskripsikan, mengabstraksi, penyimpulan, dan pembentukan teori oleh ilmuwan

    8 Hasil akhir Siswa belajar lebih baik (proses dan produk) Pengetahuan, prosedur, atau materi yang teruji.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 12

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    Dengan mempelajari dan membandingkan perbedaan PTK dengan penelitian non-PTK

    atau penelitian formal sebagaimana Tabel 1. dan Tabel 2. di atas, anda akan

    mempunyai pemahaman yang komprehensif tentang PTK dan karakteristiknya.

    C. Langkah-Langkah PTK

    Anda telah mempelajari bahwa PTK dilaksanakan melalui tahapan-tahapan yang

    dikenal dengan istilah siklus (daur). Siklus / daur dalam PTK meliputi 4 tahap, yaitu

    perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

    (reflecting).

    Perencanaan

    Refleksi Pelaksanaan

    Pengamatan

    Gambar 1. Tahap-Tahap dalam PTK Keempat tahap tersebut merupakan suatu siklus atau daur, sehingga setiap tahap

    akan selalu berulang kembali. Hasil refleksi dari siklus sebelumnya yang telah

    dilakukan akan digunakan untuk merevisi rencana atau menyusun perencanaan

    berikutnya, jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki proses

    pembelajaran atau belum berhasil memecahkan masalah yang menjadi kerisauan

    guru. Namun, tahapan tersebut selalu didahului oleh suatu tahapan pra PTK yaitu

    identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan perumusan hipotesis

    tindakan.

    a. Identifikasi masalah Salah satu ciri PTK adalah munculnya masalah memang dirasakan oleh guru sebagai

    sesuatu yang masih sulit dipecahkan, namun guru menyadari bahwa ada sesuatu yang

    perlu diperbaiki guna memecahkan masalah tersebut. Agar Anda dapat merasakan

    adanya masalah dan mampu mengungkap masalah tersebut, maka Anda sebagai

    seorang guru dituntut untuk jujur pada diri sendiri dan menyadari bahwa pembelajaran

    yang dikelola merupakan bagian penting dari dunia Anda. Dengan adanya kejujuran

    dan kesadaran guru tersebut, maka untuk dapat melakukan identifikasi masalah, guru

    perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri, misalnya:

    1. Apa yang sedang terjadi di kelas tempat saya mengajar?

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 13

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    2. Apakah kejadian itu menjadi masalah yang perlu dipecahkan?

    3. Apa pengaruh masalah tersebut terhadap kelas saya dan kinerja saya?

    4. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya biarkan saja?

    5. Apa yang dapat saya lakukan terhadap masalah tersebut dan bagaimana saya

    melakukannya?

    Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dapat Anda jawab, jika Anda merenung atau

    melakukan refleksi diri terhadap apa yang terjadi di dalam kelas Anda. Refleksi akan

    efektif dalam menemukan masalah, jika Anda (guru) memiliki kesadaran yang tinggi

    akan fungsi pembelajaran dan jujur terhadap diri sendiri. Jika pertanyaan di atas telah

    dapat dijawab, maka guru sudah melakukan proses identifikasi masalah. Oleh sebab

    itu, identifikasi masalah dilakukan dengan mencari masalah-masalah yang muncul di

    kelas. Jika telah ditemukan, maka sebaiknya dituliskan semua.

    Contohnya:

    Rata-rata hasil tes siswa pada tahun sebelumnya selalu rendah < 5,0 Kemampuan berfikir rasional siswa sangat lemah. Tingkat kehadiran siswa rendah (setiap kali pertemuan lebih dari 3 orang bolos

    tanpa izin).

    Siswa kurang aktif dan cenderung pasif, setiap diberi pertanyaan tidak satupun siswa berani menjawabnya. Demikian juga, setiap diberi kesempatan bertanya,

    tidak satupun siswa yang berani untuk bertanya.

    Siswa tidak dapat melihat hubungan antara topik yang satu dengan lainnya. Perhatian siswa cenderung tidak fokus. Kegiatan praktikum tidak pernah dilakukan, karena keterbatasan alat dan bahan. Sebagian besar (40 %) siswa berasal dari keluarga tidak mampu (ekonomi lemah). Siswa kurang dapat mengaitkan isi pelajaran dengan keadaan alam sekitarnya. Kurangnya dukungan orang tua terhadap belajar anak. Siswa kurang terampil, jika diberi tugas mengerjakan sebuah keterampilan. b. Analisis masalah dan perumusan masalah Setelah masalah di kelas berhasil Anda identifikasi, selanjutnya lakukanlah analisis

    dengan instrospeksi diri melalui pertanyaan-pertanyaan:

    1. Mengapa hasil belajar dan peran serta siswa dalam pembelajaran selalu rendah ?

    2. Apakah cara mengajar saya yang kurang menarik ?

    3. Apakah contoh-contoh yang selalu saya berikan kurang konkrit dan sulit diterima

    siswa?

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 14

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    4. Apakah saya dalam mengajar menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami

    siswa?

    5. Apakah nada suara saya tidak bisa didengar oleh siswa ? Dan sebagainya.

    Dari pertanyaan tersebut, lalu pikirkanlah apa yang harus anda lakukan untuk

    mengatasi masalah-masalah di atas, lalu seleksi masalah mana yang paling mungkin

    dilakukan dan dipecahkan melalui PTK?. Perhatikan rambu-rambu dalam merancang

    PTK dengan melihat bidang yang layak dijadikan fokus PTK. Bidang tersebut adalah

    yang:

    1. melibatkan proses belajar dan mengajar.

    2. ditangani oleh guru

    3. sangat menarik minat guru

    4. ingin diubah / diperbaiki dan mudah dilakukan oleh guru melalui PTK. Selain mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri, analisis masalah dapat

    pula dilakukan dengan mengkaji ulang berbagai dokumen, seperti pekerjaan rumah

    siswa, hasil latihan siswa, daftar hadir siswa, atau daftar nilai, dan mungkin juga dapat

    dianalisis bahan pelajaran yang telah disiapkan guru. Apa yang dikaji dalam analisis

    masalah bergantung pada masalah yang diidentifikasi. Misalnya saja, jika masalah

    yang diidentifikasi adalah rendahnya aktivitas dan motivasi belajar siswa, maka yang

    perlu dianalisis setidak-tidaknya adalah dokumen tentang hasil belajar siswa, catatan

    harian guru tentang respon siswa dalam pembelajaran, dan yang paling penting adalah

    melakukan refleksi, sehingga dapat diperoleh informasi yang jelas tentang prilaku

    mengajar guru (strategi dan metode mengajar guru).

    Masalah yang berhasil dianalisis mungkin lebih dari satu dan masih cukup luas untuk

    dikaji. Oleh sebab itu, guru perlu memfokuskan perhatiannya pada masalah yang

    mungkin dapat dipecahkan dengan PTK. Selanjutnya, masalah tersebut perlu

    dirumuskan yang pada umumnya dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya dari contoh

    masalah yang berhasil diidentifikasi di atas, masalah ekonomi orang tua, dukungan

    orang tua, keterbatasan alat dan bahan, dan tidak layaknya prasarana adalah

    masalah-masalah yang tidak mudah dipecahkan dengan PTK. Diantara masalah-

    masalah tersebut yang mudah dipecahkan dan dapat dilakukan oleh guru adalah

    masalah hasil belajar dan aktivitas / motivasi belajar siswa atau partisipasi aktif siswa

    dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, masalah hasil beljar dan motivasi belajar siswa

    adalah masalah prioritas untuk segera dipecahkan melalui PTK.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 15

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    Contoh rumusan masalah:

    Apakah pembelajaran metakognisi dapat mempengaruhi sikap siswa Kelas X SMKN 1 Natar?

    Apakah penerapan metode eksperimen berbasis lingkungan dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas X SMA Swadhipa Natar dalam belajar kimia?

    Tugas dan bahan ajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP SS Gunungmadu dalam belajar Bahasa Inggris?

    Bagaimana pengembangan pembelajaran berbasis PBL (Problem Based Learning) pada mata pelajaran IPS untuk kelas V SDN 04 Bandar Lampung?

    Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan motivasi siswa kelas IV SDN 02 Sundul Langit dalam belajar matematika?

    c. Perumusan hipotesis tindakan Setelah masalah dirumuskan, guru perlu menyusun rencana tindakan dengan terlebih

    dahulu merumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan adalah dugaan guru

    tentang cara yang dianggap terbaik dalam mengatasi masalah. Hipotesis ini disusun

    berdasarkan kajian berbagai teori, hasil penelitian yang pernah dilakukan dan relevan,

    diskusi dengan teman sejawat, serta refleksi pengalaman sendiri sebagai guru.

    Contoh:

    1. Pembelajaran metakognisi dapat mempengarhi sikap siswa kelas X SMKN 1

    Natar dari sikap yang kurang baik menjadi baik.

    2. Penerapan metode eksperimen berbasis lingkungan pada pembelajaran kimia

    kelas X SMA Swadhipa Natar dapat meningkatkan aktivitas siswa baik dalam

    pembelajaran maupun dalam eksperimen kimia.

    3. Tugas akan lebih menantang dan berhasil dalam meningkatkan motivasi belajar

    siswa kelas VII SMP SS Gunungmadu dalam belajar Bahasa Inggris, jika

    materi tugasnya diambil dari buku pelajaran yang dimiliki siswa atau dari

    lingkungan kehidupan siswa sehari-hari.

    4. Pembelajaran berbasis PBL pada mata pelajaran IPS akan lebih menarik dan

    dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SDN 04 Bandar Lampung,

    jika disajikan melalui diskusi dan masalah yang di bahas adalah masalah yang

    masih hangat dan terkait dengan kehidupan sehari-hari atau dari lingkungan

    siswa.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 16

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    5. Tugas akan lebih menarik dan berhasil dalam meningkatkan motivasi siswa

    kelas IV SDN 02 Sundul Langit dalam belajar matematika, jika diberikan setiap

    minggu atau dua minggu sekali.

    Berangkat dari hasil pelaksanaan pra-PTK, maka perancangan PTK dapat kita buat,

    melalui tahapan-tahapan dalam PTK

    C1. Perencanaan tindakan

    Berdasarkan masalah dan hipotesis tindakan yang telah berhasil dirumuskan,

    selanjutnya susunlah perencanaan tindakan untuk menguji secara empiris hipotesis

    tindakan yang telah ditentukan di atas. Rencana tindakan ini mencakup seluruh

    langkah tindakan secara rinci. Tuliskanlah rencana tindakan yang diperlukan untuk

    melaksanakan PTK, mulai dari materi / bahan ajar, silabus dan rencana pelaksanaan

    pembelajaran yang mencakup metode / teknik mengajar, sampai pada instrumen

    pengamatan (observasi) dan evaluasi. Semua komponen yang diperlukan untuk

    melaksanakan PTK tersebut dipersiapkan secara matang dalam tahap perencanaan

    ini. Dalam tahapan ini perlu juga diperhitungkan segala kendala yang mungkin saja

    muncul pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Dengan melakukan antisipasi

    ini diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan

    dan hipotesis tindakan yang telah dirumuskan.

    Contoh ilustrasi Bapak Yamin, seorang guru Kelas IV SDN 01 Endangrejo Lampung Tengah telah

    berhasil mengidentifikasi masalah yang terjadi pada pembelajaran IPA di kelasnya dan

    berhasil merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah pembelajaran dengan metode

    eksperimen pola SEQIP pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas dan

    penguasaan materi siswa kelas IV SD 01 Endangrejo?. Kemudian Pak Yamin,

    merumuskan alternatif tindakan untuk memecahkan masalah tersebut dan

    merumuskan hipotesis tindakan (jawaban sementara terhadap masalah tersebut) yaitu

    Pembelajaran IPA Kelas IV SD dengan menggunakan metode eksperimen pola

    SEQIP dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi IPA siswa. Selanjutnya,

    Pak Yamin melakukan persiapan dan perencanaan untuk melaksanakan PTK di

    kelasnya. Perncanaan yang disusun Pak Yamin adalah:

    menetapkan materi pokok pada mata pelajaran IPA yang menjadi sumber masalah rendahnya hasil belajar siswa.

    menetapkan rencana siklus tindakan, yaitu PTK akan dilakukan dalam tiga siklus tindakan.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 17

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. menyusun bahan ajar berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang berisi

    eksperimen pola SEQIP.

    menyusun alat (instrumen) observasi baik untuk siswa maupun untuk guru peneliti.

    menyusun rencana evaluasi (tes hasil belajar) untuk melihat tingkat penguasaan materi siswa pada tiap siklusnya.

    Dengan ilustrasi contoh di atas, Anda dapat menyimak bagaimana teknik menyusun

    perencanaan tindakan.

    C2. Pelaksanaan tindakan

    Pada tahap ini merupakan tahap implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana

    tindakan yang telah dibuat. Strategi dan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan

    pada perencanaan harus benar-benar diterapkan dan mengacu pada kurikulum yang

    berlaku. Tentu saja rencana tindakan di atas harus sudah dilatihkan kepada

    pelaksana tindakan (guru peneliti) untuk dapat dilaksanakan di kelas agar sesuai

    dengan skenario pembelajaran yang dibuat. Pada PTK yang dilakukan oleh guru,

    pelaksanaan tindakan ini umumnya dilakukan dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan,

    dengan jumlah siklus tertentu. Waktu dan jumlah siklus yang dilakukan tersebut

    dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan sajian beberapa materi pokok dari mata

    pelajaran tertentu. Contoh berikut menyajikan ringkasan skenario pembelajaran yang

    akan dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan.

    Contoh: Ibu Rini, guru SMP Sriwijaya Natar telah merancang sebuah skenario pembelajaran dalam rangka perbaikan kualitas proses pembelajrannya. Secara

    ringkas, Ibu Rini telah merancang penerapan metode diskusi dan pemberian tugas

    dalam pembelajaran mata pelajaran IPS untuk semester 2 kelas VII selama 3 siklus.

    Format tugas dari ibu Rini dalam pembelajarannya: pembagian kelompok kecil sesuai

    jumlah materi pokok, pilih ketua, sekretaris, dll, oleh dan dari anggota kelompok,

    membagi topik bahasan kepada kelompok dengan cara random (acak) dan

    menyenangkan.

    Kegiatan kelompok: mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok bekerja

    / belajar memahami materi, menuliskan hasil diskusi pada OHT (disediakan guru,

    setiap kelompok 3 lembar plastik OHT) untuk persiapan presentasi.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 18

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    Presentasi dan diskusi pleno: masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya /

    diskusinya dalam pleno kelas, Ibu Rini (guru) bertindak sebagai moderator, siswa

    melakukan diskusi, mengambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran.

    Jenis data yang dikumpulkan Ibu Rini: makalah kelompok, lembar OHT hasil kerja

    kelompok, siswa yang aktif berdiskusi, peran guru dalam pembelajaran yang dinilai

    oleh observer (teman sejawat yang juga guru IPS), dan catatan lapangan selama

    proses pembelajaran berlangsung.

    Dengan ilustrasi contoh ringkasan skenario pembelajaran tersebut, Anda diharapkan

    dapat mengambil kesimpulan sendiri bagaimana rencana tindakan dilaksanakan pada

    tahap pelaksanaan tindakan.

    C3. Tahap pengamatan / observasi

    Tahap pengamatan / observasi ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap

    pelaksanaan tindakan. Dengan demikian, tahap pelaksanaan dan observasi

    berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti melakukan

    pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama

    pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan

    menggunakan lembar / instrumen observasi / evaluasi yang telah disusun. Termasuk

    juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario pembelajaran dari waktu ke

    waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang

    dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, ulangan harian, presentasi, nilai

    tugas, dll), tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktivan siswa, partisipasi

    siswa dalam pembelajaran, kualitas diskusi, dan lain-lain. Lembar pengamatan yang

    disusun bergantung dari data apa yang akan dikumpulkan, misalnya guru peneliti akan

    mengkaji aktivitas siswa dalam pembelajaran, guru dapat mengamati aktivitas Off Task

    (yaitu aktivitas yang tidak dikehendaki) atau aktivitas On Task (yaitu aktivitas siswa

    yang diinginkan). Contoh instrumen aktivitas Off Task:

    Jumlah Siswa tiap waktu No Komponen Off Task 15 30 45 60 75 Total % 1 Ngobrol 2 Mengganggu Teman 3 Keluar Masuk Kelas 4 Melamun / Mengantuk 5 Mainan HP, dsb.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 19

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    Contoh instrumen aktivitas On Task:

    Skor No Aspek Aktivitas 1 2 3 4 5

    1 Bertanya pada guru 2. Menjawab pertanyaan guru 3 Menjawab pertanyaan dari teman 4 Memberikan pendapat dalam diskusi 5 Menyelesaikan tugas yang diberikan guru 6 Ketepatan mengumpulkan tugas, dsb

    Petunjuk: Berilah tanda () di bawah skor 5 apabila anda anggap bahwa cara melakukan aspek aktivitas sangat tepat, skor 4 bila tepat, skor 3 bila agak tepat, skor 2 bila tidak tepat, dan skor 1 bila sangat tidak tepat atau tidak dilakukan untuk setiap pernyataan di bawah ini!

    Pengamatan hendaknya dilakukan bukan saja terhadap siswa tetapi juga terhadap

    guru. Contoh instrumen pengamatan terhadap guru yang mengajar disajikan berikut: No Aspek yang Diamati TA K A A. Pendahuluan 1. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 2. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu 3. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa B. Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran dengan baik 2. Ksesuaian materi yang di bahas dengan indikator 3. Berperan sebagai fasilitator 4. Mengajukan pertanyaan pada siswa 5. Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan 6. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya 7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik 8. Memberikan bimbingan pada kegiatan praktikum 9. Kejelasan menyajikan konsep

    10. Memberi contoh konkrit penerapan kimia dalam kehidupan sehari-hari dan terkait dengan teknologi

    11. Memberi motivasi dan penguatan C. Penutup 1. Membimbing siswa diskusi dan membuat kesimpulan 2. Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang 3. Memberi tugas pada siswa 4. Mengadakan evaluasi

    Keterangan: TA = tidak ada (tidak dilakukan), A = Ada (dilakukan), K = (kurang dilakukan). Anda masih dapat mengembangkan lagi instrumen-instrumen observasi lain,

    bergantung pada data yang ingin Anda dapatkan untuk menguji hipotesis dan

    menjawab permasalahan. Contoh instrumen observasi di atas bukan satu-satunya dan

    aspek aktivitas dalam instrumen tersebut dapat Anda kembangkan lagi. Selain

    instrumen-instrumen observasi yang bersifat terstruktur tersebut, observasi juga dapat

    dilakukan dengan instrumen terbuka, misalnya dengan menggunakan catatan

    lapangan atau dengan cara wawancara. Dalam melaksanakan observasi dan

    evaluasi, guru peneliti tidak harus selalu bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini,

    guru bisa dibantu oleh pengamat (observer) dari luar yaitu teman sejawat atau pakar,

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 20

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    disarankan agar teman sejawat yang menjadi observer adalah yang bidang studinya

    sama atau serumpun. Dengan kehadiran observer dari luar ini, PTK yang dilaksanakan

    menjadi bersifat kolaboratif. Observer ini hanya bertindak membantu melakukan

    pengamatan dan tidak boleh terlibat terlalu jauh dalam pengambilan keputusan

    tindakan yang dilakukan oleh guru peneliti.

    Data yang telah dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsyahannya

    dengan teknik tertentu, misalnya teknik triangulasi, membandingkan data yang

    diperoleh dengan data sebelumnya, atau membandingkan data yang diperoleh dengan

    kriteria tertentu (indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti sendiri) atau

    kriteria yang telah baku (misalnya nilai standar UN), dan sebagainya. Data yang telah

    terkumpul perlu dianalisis untuk dapat mempermudah penggunaannya dalam

    penarikan kesimpulan.

    Contoh indikator yang ditetapkan oleh peneliti: Pada PTK di kelas X SMA Swadhipa Natar dengan penerapan metode eksperimen

    kimia berbasis lingkungan telah ditetapkan indikator keberhasilan oleh peneliti

    bersama-sama guru mitra sebagai berikut: Penelitian tindakan kelas ini berhasil,

    apabila terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya dan

    lebih dari 80 % siswa memperoleh nilai 70, baik nilai kognitif maupun psikomotor.

    C4. Tahap refleksi

    Melakukan refleksi ibarat bercermin didepan kaca untuk melihat diri sendiri. Dengan

    dibantu oleh hasil analisis data, guru merenungkan diri: mengapa satu kejadian

    berlangsung? dan mengapa seperti itu kejadiannya?. Guru juga merenung: mengapa

    satu usaha perbaikan berhasil dan mengapa usaha yang lain gagal?. Dengan

    melakukan refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai dari PTK

    yang dilakukannya, apa yang belum dapat dicapai, dan apa yang masih perlu

    diperbaiki lagi pada pembelajaran berikutnya. Dengan demikian, tahapan ini

    dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan

    berdasarkan data yang telah terkumpul dan kemudian melakukan evaluasi guna

    menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup kegiatan

    analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang telah

    dilakukan. Informasi dalam bentuk data yang terkumpul diuraikan, dicari kaitan antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan sebelumnya, dikaitkan dengan

    teori tertentu dan/atau hasil penelitian terdahulu yang relevan. Hasil refleksi berupa

    kesimpulan yang mantap dan tajam. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan

    langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Bila masalah PTK

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 21

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    belum tuntas atau indikator belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan pada siklus

    berikutnya melalui tahap-tahap yang sama dengan siklus sebelumnya

    D. Menyusun Proposal (Usulan) PTK

    Pernahkah Anda membuat proposal? Proposal atau usulan merupakan dokumen yang

    berisi rencana suatu kegiatan yang dirancang oleh pengusulnya. Dalam konteks PTK,

    proposal atau usulan PTK diajukan oleh seorang guru sebagai peneliti atau oleh satu

    tim peneliti (yang beranggotakan 2 sampai 3 orang) dalam bentuk kolaborasi dan

    disusun sedemikian rupa sesuai dengan format dan persyaratan yang dikeluarkan oleh

    sponsor. Peneliti PTK dalam bentuk kolaborasi dapat terdiri dari dosen LPTK dan guru

    (TK, SD, SMP, SMA/SMK). Usulan / proposal PTK merupakan langkah awal dari

    kegiatan PTK, sedangkan langkah akhirnya adalah pelaporan PTK dan desiminasi.

    Proposal PTK tentu mempunyai ciri khsus yang membedakannya dengan penelitian

    biasa. Namun, substansi proposal PTK tidak jauh berbeda dengan substansi penelitian

    non-PTK, hanya pengemasannya saja yang berbeda.

    Sistematika Usulan PTK A. Judul Penelitian

    B. Bidang Kajian

    C. Pendahuluan

    D. Perumusan dan Pemecahan Masalah

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    F. Kajian Pustaka / Tinjauan Pustaka

    G. Metode Penelitian (Prosedur Penelitian)

    H. Jadwal Penelitian

    I. Personalia Penelitian

    J. Biaya Penelitian

    K. Daftar Pustaka

    L. Lampiran-Lampiran:

    1. Judul.

    Judul PTK haruslah dirumuskan secara singkat dan jelas, namun mampu

    menggambarkan masalah yang diteliti, tindakan perbaikan, hasil yang diharapkan,

    dan tempat penelitian. Judul penelitian hendaknya disusun tidak lebih dari 18 kata,

    bahkan ada pihak sponsor yang mensyaratkan jumlah kata pada judul PTK tidak

    boleh lebih dari 15 kata.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 22

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    Contoh judul PTK:

    a. Peningkatan Keterampilan Menulis Bahasa Inggris Siswa SMP SS

    Gunungmadu melalui Pemberian Tugas Terstruktur.

    b. Penerapan Metode Eksperimen Kimia Berbasis Lingkungan untuk

    Meningkatkan Aktivitas Siswa Kelas X SMA Swadhipa Natar.

    c. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SDN 04 Bandar Lampung melalui

    Penerapan Pendekatan PBL pada mata pelajaran IPS.

    d. Pelaksanaan Metode Diskusi dan Pemberian Tugas dalam Meningkatkan Hasil

    Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP Sriwijaya Natar.

    e. Penerapan Metode Eksperimen Pola SEQIP untuk Meningkatkan Hasil Belajar

    Siswa Kelas IV SDN 01 Endangrejo Lampung Tengah.

    2. Pendahuluan

    Bagian ini merupakan bagian yang menjelaskan tentang masalah pembelajaran di

    kelas, proses identifikasi masalah, penyebab timbulnya masalah, dan alasan

    mengapa masalah itu penting untuk diteliti, atau dengan kata lain bagian ini

    menguraikan / menjelaskan Latar Belakang Masalah.

    3. Perumusan dan Pemecahan Masalah

    a. Perumusan masalah. Pada bagian ini umumnya terdiri dari jabaran tentang perumusan masalah. Sebaiknya rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat

    tanya. Perhatikan kembali bagian B (b) di atas. Dalam rumusan masalah dapat

    dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.

    Selanjutnya dicari alternatif pemecahan masalahnya.

    b. Pemecahan masalah. Pada bagian ini berisi uraian tentang alternatif tindakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang

    digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah

    penelitian tindakan kelas (PTK). Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan

    pada akar penyebab timbulnya masalah dalam bentuk tindakan (action) yang jelas

    dan terarah.

    4. Tujuan dan manfaat penelitian a. Tujuan: Kemukakan secara singkat tujuan penelitian tindakan kelas yang ingin

    dicapai dengan mendasarkan pada rumusan masalah yang telah dikemukakan.

    Tujuan penelitian ini berkaitan dengan usaha mencari jawaban apakah tindakan

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 23

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    perbaikan yang kita lakukan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sebagai

    ilustrasi dapat dilihat contoh berikut:

    Contoh Ilustrasi 1. Ibu Rini telah melakukan PTK di kelas VII semester 2 SMP Sriwijaya Natar melalui

    penerapan metode diskusi dan pemberian tugas untuk mata pelajaran IPS.

    Masalah yang dirumuskan: Bagaimana penerapan metode diskusi dan pemberian

    tugas pada mata pelajaran IPS di kelas VII Semester 2 dalam meningkatkan hasil

    belajar siswa?.

    Tujuan penelitiannya: 1) Mendiskripsikan cara menerapkan metode diskusi pada

    mata pelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

    2) Mendiskripsikan bagaimana teknik pemberian tugas yang

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    Contoh ilustrasi 2. Penelitian tindakan kelas melalui kolaborasi antara dosen FKIP Unila dengan guru

    SMA Swadhipa Natar (Ibu Siti Maryatun) dilakukan terhadap kelas X semester 2 SMA

    Swadhipa Natar dengan menerapkan metode eksperimen kimia berbasis lingkungan.

    Masalah yang dirumuskan: Apakah penerapan metode eksperimen berbasis

    lingkungan dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas X SMA Swadhipa Natar dalam

    belajar kimia?

    Tujuan penelitiannya: 1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran

    kimia di semester 2 kelas X dari siklus ke siklus.

    2) Meningkatkan aktivitas psikomotorik (keterampilan) siswa

    pada saat eksperimen di laboratorium dari siklus ke siklus.

    Dengan menyimak 2 (dua) contoh ilustrasi di atas, diharapkan dapat lebih memahami

    keterkaitan antara masalah dengan tujuan penelitian.

    b. Manfaat Penelitian: Uraikan manfaat PTK ini terhadap kualitas pembelajaran

    dan/atau pendidikan, sehingga nampak manfaatnya bagi siswa, guru, sekolah,

    dan mungkin juga komponen sekolah lainnya. Kemukakan juga inovasi yang

    akan dihasilkan dari penelitian ini.

    5. Kajian pustaka Pada bagian ini dicantumkan uraian kajian teori dan pustaka yang relevan dan

    menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan PTK. Kemukakan juga teori, temuan,

    dan hasil penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi masalah

    yang terjadi pada pembelajaran di kelas. Pada bagian akhir dapat dikemukakan

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 24

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    hipotesis tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan yang

    diharapkan.

    Sebagai contoh, seorang guru melakukan PTK dengan menerapkan model

    pembelajaran berkelompok (learning together), maka pada kajian pustaka harus jelas

    dapat dikemukakan:

    a) bagaimana teori learning together itu, siapa saja tokoh-tokoh yang mendukung /

    mengemukakan teori tersebut, apa yang spesifik dari teori ini, apa persyaratannya,

    dan lain-lain.

    b) bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut pada

    pembelajaran, strategi pembelajarannya, skenario pembeljarannya, dan

    sebagainya.

    c) bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model pembelajaran tersebut

    dengan perubahan yang diharapkan atau terhadap masalah yang akan

    dipecahkan, hal ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai hasil penelitian yang

    sesuai.

    d) bagaimana prakiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya penerapan

    model tersebut pada pembelajaran terhadap masalah yang akan dipecahkan.

    6. Metode penelitian / Prosedur penelitian Pada bagian ini menguraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan.

    Kemukakan subjek penelitian, tempat, waktu, dan lama tindakan. Prosedur penelitian

    hendaknya dirinci mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

    evaluasi, hingga analisis dan refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus tindakan.

    Tunjukkan juga siklus-siklus tindakan yang hendak dilakukan dengan menguraikan

    indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam setiap siklusnya. Jumlah siklus yang

    dilakukan bergantung pada kepuasan peneliti, tetapi hendaknya lebih dari satu siklus

    dan minimal 2 (dua) siklus tindakan.

    Jika PTK dilakukan kelompok, maka dalam rencana pelaksanaan tindakan pada setiap

    tahapan hendaknya digambarkan peranan dan intensitas kegiatan masing-masing

    anggota peneliti, sehingga tampak jelas tingkat dan kualitas kolaborasi dalam

    penelitian tersebut.

    Untuk lebih memahami langkah-langkah dalam melaksanakan PTK, perhatikan daur

    (siklus) PTK berikut:

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 25

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    Rencana Tindakan

    Pelaksanaan Tindakan

    Observasi

    Siklus 1

    Analisis & Refleksi

    Perbaikan Rencana Tindakan

    Pelaksanaan TindakanObservasi

    Analisis & Refleksi

    Siklus 2

    DST

    7. Jadwal kegiatan penelitian Jadwal pelaksanaan penelitian meliputi persiapan, pelaksanaan, analisis dan

    persiapan siklus berikutnya, penyusunan laporan, dan penyerahan laporan. Jadwal

    penelitian sebaiknya dibuat dalam bentuk bar chart dan disusun sesuai dengan waktu

    yang ditetapkan.

    8. Personalia penelitian Seluruh tim peneliti yang terlibat harus tercantum dengan jelas, nama, nip, pangkat /

    golongan, jabatan, bidang keahlian, alamat sekolah, alamat rumah, telpon, dan tugas

    pada pelaksanaan PTK.

    9. Biaya penelitian Berisi rincian pengeluaran biaya penelitian, mulai dari honor/upah peneliti, persiapan,

    pelaksanaan (pra observasi, pelaksanaan observasi, analisis data, dll), sampai pada

    penyusunan laporan.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 26

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    10. Daftar Pustaka Semua pustaka yang dirujuk guna mendukung penelitian yang dilaksanakan harus

    dituliskan pada bagian ini. Daftar pustaka ditulis secara konsisten mengikuti urutan

    abjad dan mengikuti aturan tertentu, misalnya American Psychology Association

    (APA).

    Untuk buku teks: Nama penulis, Tahun., Judul buku., Penerbit, Kota penerbit.

    Jika sumber bacaan (buku atau lainnya) tidak ada nama penulis, maka nama

    penulis diganti dengan sebutan Anonim.

    Untuk Jurnal/Majalah: Nama Penulis, Tahun., Judul Tulisan., Nama jurnal/majalah

    (huruf miring), No., Volume.

    Untuk Hasil Penelitian/Laporan Penelitian: Nama Peneliti, Tahun., Judul penelitian,

    Jenis penelitian., Sponsor/Sumber dana, Kota.

    Untuk tulisan ilmiah/jurnal/makalah/hasil penelitian yang dirujuk dari internet:

    Nama penulis. Tahun tulisan., Judul. Alamat website (lengkap). Tanggal Akses.

    Contoh:Anonim., 2005. Pedoman Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan

    Kelas Tahun Anggaran 2006. Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Jakarta.

    Duffy, D.G., Show, S.A., Bare, W.D., and Goldsby, K.A., 1995. More Chemistry in a

    Soda Bottle, A Conversation of Mass Activity., Journal of Chemical Education, 72 (8), 734 736.

    Heri Purwanto., 2001. Pembinaan Tutor Sebaya sebagai Upaya Peningkatan

    Kemampuan Kognitif Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran Fisika Dasar I di Jurusan Fisika FMIPA UNS., Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Inovasi Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

    Sunyono, 2005., Optimalisasi Pembelajaran Kimia pada Siswa Kelas XI Semester 1

    SMA Swadhipa Natar melalui Penerapan Metode Eksperimen Menggunakan Bahan yang Ada di Lingkungan., Laporan Hasil Penelitian (PTK), Dit.PPTK & KPT Ditjen Dikti, 2005.

    Vossen, H., 1986. Kompendium Didaktik Kimia., Penerbit: CV. Remaja Karya.

    Bandung. Mohammad, T., 2004. Mengapa Mengantuk Saat Belajar?.

    http//www.myschoolnet.ppk.kpm.my/laman_map/belajar/belajar02/htm., Diakses tanggal 23 Juli 2007.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 27

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    Perhatikan dengan cermat cara penulisan nama dan judul buku / judul tulisan ilmiah.

    Cara penulisan tersebut harus diikuti secara konsisten, artinya semua sumber yang

    digunakan dicantumkan dengan gaya yang sama.

    11. Lampiran Pada bagian beisi lampiran-lampiran yang diperlukan untuk mendukung usulan PTK,

    umunya meliputi:

    1. Instrumen Observasi dan Evaluasi

    2. Rancangan Pembelajaran (Silabus dan RPP)

    3. Curriculum Vitae Semua Tim Peneliti (jika kelompok)

    4. Lain-lain yang dianggap perlu. 2.4 Rangkuman Seorang guru yang profesional adalah guru yang selalu mencari hal-hal bariu yang

    penuh dengan tantangan dalam pembelajaran dan selalu menyadari bahwa guru

    dituntut untuk terus melakukan inovasi-inovasi pendidikan dan pembelajaran. Inovasi

    tersebut dapat dicapai melalui penelitian yang tidak mengganggu tugasnya seharoi-

    hari, yaitu penelitian yang dilakukan dalam kontek kelas atau dikenal dengan istilah

    penelitian tindakan kelas (PTK). PTK berbeda dengan penelitian biasa, masalah

    dalam PTK adalah masalah riel yang terjadi di kelas dan muncul karena kesadaran

    guru untuk memperbaiki proses pembelajarannya. Ada lima ciri PTK yaitu (1) masalah

    nyata di kelas dan muncul dari kesadaran guru, (2) adanya refleksi diri, (3) dilakukan di

    kelas, (4) dilakukan melalui daur ulang (siklus) tindakan), (5) menciptakan sifat kritis

    dan sistematis dari guru.

    Pada dasarnya dalam melaksanakan PTK, harus diawali dengan kegiatan pra-PTK

    yang meliputi: Identifikasi masalah, analisis masalah, rumusan masalah, dan rumusan

    hipotesis tindakan. Tahapan pra-PTK ini sangat essensial untuk dilaksanakan

    sebelum perencanaan PTK disusun. Selanjutnya dalam merancang PTK perlu

    diperhatikan 4 langkah yang selalu berdaur ulang, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

    pengamatan (observasi), dan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan.

    Dalam merancang PTK sebaiknya buat dulu usulan PTK. Usulan / proposal PTK

    merupakan langkah awal dari kegiatan PTK, sedangkan langkah akhirnya adalah

    pelaporan PTK dan desiminasi. Proposal PTK tentu mempunyai ciri khsus yang

    membedakannya dengan penelitian biasa. Namun, substansi proposal PTK tidak jauh

    berbeda dengan substansi penelitian non-PTK, hanya pengemasannya saja yang

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 28

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    berbeda.Usulan / proposal PTK merupakan langkah awal dari kegiatan PTK,

    sedangkan langkah akhirnya adalah pelaporan PTK dan desiminasi. Proposal PTK

    tentu mempunyai ciri khsus yang membedakannya dengan penelitian biasa. Namun,

    substansi proposal PTK tidak jauh berbeda dengan substansi penelitian non-PTK,

    hanya pengemasannya saja yang berbeda.

    2.5 TUGAS / PRAKTIK (2 Jam Pertemuan) Setelah Anda mempelajari Kegiatan Belajar 1, diharapkan kompetensi yang

    diharapkan dapat dicapai. Jika ada bagian-bagian yang belum anda pahami,

    diskusikanlah dengan teman Anda atau tanyakanlah kepada tutor Anda.

    Untuk membantu memperdalam pemahaman Anda mengenai materi yang diuraikan di

    atas, kerjakanlah tugas-tugas berikut ini secara mandiri. Pilih satu mata pelajaran

    tertentu yang Anda ampu, kemudian lakukanlah:

    1. Sebagai seorang guru, Anda tentu pernah mempunyai masalah dalam

    pembelajaran. Cobalah identifikasi masalah yang pernah Anda hadapi, kemudian

    pilih salah satu masalah untuk dianalisis. Setelah melakukan analisis, jabarkan

    atau uraikan masalah tersebut...!

    2. Diskusikanlah dengan teman sejawat Anda, atau Instruktur, bagaimana cara

    memecahkan masalah yang sudah Anda jabarkan sebagaimana No. 1.

    3. Setelah Anda melakukan diskusi dan mendapatkan alternatif pemecahan masalah

    dari masalah yang Anda hadapi, coba uraikan / jabarkan alternatif pemecahan

    masalah tersebut. Selanjutnya, susunlah judul penelitian tindakan kelas (PTK),

    rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan hipotesis tindakan.

    4. Sebelum Anda melakukan PTK, cobalah rinci hal-hal apa sajakah yang perlu

    dipersiapkan sebelum melaksanakan tindakan, dan beri alasan mengapa hal

    tersebut perlu dipersiapkan?

    Kumpulkan hasil pekerjaan di atas 10 menit sebelum pertemuan berakhir, mintalah

    review dari tutor Anda, agar Anda dapat lebih memahami hakekat PTK dan mampu

    menyusun proposal PTK secara mandiri dalam konteks pembelajaran di kelas Anda.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 29

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    III. KEGIATAN BELAJAR 2.

    MELAKSANAKAN DAN MELAPORKAN PTK

    3.1 Pengantar

    Pada Kegiatan Belajar 3 ini, anda akan diajak untuk mengkaji hal-hal apa saja yang

    perlu diperhatikan dalam melaksanakan PTK, teknik melaksanakan PTK, dan teknik

    menyusun laporan PTK. Anda juga akan di ajak berlatih menyusun instrumen

    observasi dan analsis data, serta menyusun laporan PTK. Oleh sebab itu, agar Anda

    mampu melaksanakan PTK di kelas dan mampu menyusun laporan PTK, Anda harus

    sungguh-sungguh dalam mempelajari materi diklat pada Kegiatan Belajar 2 ini,

    bacalah uraian materi berikut secara cermat, dan kerjakan tugas / praktik setelah anda

    membaca rambu-rambu pengerjaan tugas.

    3.2 Kompetensi Khusus

    Setelah Anda mempelajari materi pada Kegiatan Belajar 1 ini, diharapkan Anda

    memiliki kemmpuan:

    1. menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PTK.

    2. melaksanakan PTK dalam rangka perbaikan pembelajaran di kelas.

    3. menyusun instrumen pengumpul data dan analsis data hasil PTK.

    4. melakukan refleksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.

    5. menyusun laporan PTK.

    3.3 Uraian Materi

    A. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melaksanakan PTK

    Berdasarkan uraian materi pada Kegiatan Belajar 1, setidaknya ada tiga hal penting

    yang perlu diingat, yaitu:

    1. PTK merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan

    siswa dalam berbagai tindakan.

    2. Kegiatan refleksi (perenungan/pemikiran) dilakukan berdasarkan pertimbangan

    rasional (menggunakan konsep ilmiah dan ada dasar teorinya) yang mantap

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 30

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    dan valid guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan

    masalah yang muncul.

    3. Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan

    dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan di kelas).

    Oleh sebab itu, dalam melaksanakan PTK hendaknya selalu memperhatikan hal-hal

    berikut ini:

    a. PTK tidak boleh mengganggu proses pembelajaran dan tugas-tugas guru di

    sekolah.

    b. PTK tidak boleh selalu menghabiskan banyak waktu, karena itu PTK harus

    dirancang dan dipersiapkan secara rinci dan matang.

    c. Pelaksanaan PTK harus konsisten dengan rancangan yang telah dibuat.

    d. Pelaksanaan PTK harus mengikuti etika kerja yang berlaku (ada ijin dari kepala

    sekolah, ada usulan, menyusun laporan, mempublikasikan, dsb).

    e. Dalam melaksanakan PTK, harus disadari bahwa guru harus mampu dan mau

    melakukan perbaikan pembelajaran, sehingga rancangan yang dibuat benar-

    benar dapat dilaksanakan dengan penuh kesungguhan.

    f. PTK harus dilaksanakan secara berdaur (bersiklus), setiap siklus harus

    dilakukan evaluasi melalui refleksi guna perbaikan pembelajaran pada siklus

    berikutnya.

    B. Melaksanakan PTK

    Pelaksanaan PTK secara rinci sebenarnya telah diuraikan pada Kegiatan Belajar 1,

    pada kegiatan belajar 2 ini Anda akan diajak membahas pelaksanaan PTK yang

    dikhsuskan dalam melakukan observasi guna pengumpulan data PTK. Anda masih

    ingat bahwa data yang perlu dikumpulkan dalam pelaksanaan PTK dapat dibedakan

    menjadi 2 (dua), yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif merupakan

    data yang diperoleh melalui tes penguasaan materi siswa yang berupa nilai siswa

    dalam setiap daur (siklus). Data kualitatif merupakan data yang diperoleh melalui

    observasi (pengamatan) langsung terhadap jalannya proses pembelajaran. Data

    kualitatif diperoleh melalui instrumen pengamatan yang dapat berbentuk angket,

    lembar isian, pedoman wawancara, alat rekaman (audio/video), catatan lapangan, dan

    sebagainya. Contoh-contoh lembar observasi telah diuraikan pada Kegiatan Belajar 1

    (bagian B3), dan untuk melakukan observasi pada kegiatan pembelajaran Anda perlu

    mengenal prinsip dasar observasi, dan jenis-jenis observasi.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 31

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    B1. Prinsip observasi

    Ada lima prinsip dasar observasi yang akan dijelaskan secara singkat di bawah ini,

    yaitu:

    1. Perencanaan bersama; Observasi yang baik diawali dengan melakukan perencanaan bersama antara peneliti, pengamat, dan yang diamati. Caranya:

    Lakukan pertemuan dengan semua anggota tim (jika kolaborasi) untuk menyamakan persepsi.

    Lakukan penjelasan kepada murid tentang kegiatan dan pengamatan yang akan dilakukan.

    Jika PTK dilakukan secara mendiri, penyamaan persepsi dilakukan bersama murid untuk memberikan penjelasan tentang kegiatan pembelajaran, mata

    pelajaran, waktu, buku sumber, dan kelengkapan lainnya.

    2. Fokus; Ada dua jenis fokus dalam pelaksanaan observasi, yaitu fokus umum dan fokus khusus.

    Fokus umum adalah seluruh kegiatan yang berkaitan dengan PTK, terutama keseluruhan proses pembelajaran.

    Fokus khusus adalah tindakan-tindakan yang telah dirumuskan dalam hipotesis tindakan (biasanya ditunjukkan pada skenario pembelajaran).

    Dalam melakukan observasi fokus, perlu diperhatikan manfaat dan faktor subjektif

    yang mungkin saja dapat terjadi. Fokus yang luas (umum) akan menyebabkan

    pengamat banyak mengambil pertimbangan sehingga sifat subjektifitasnya tinggi.

    Fokus khusus lebih spesifik, sehingga pengamat lebih mudah dalam melakukan

    pengamatan dan tidak banyak memberikan pertimbangan, berarti sifat

    subjektifitasnya rendah. Fokus observasi yang spesifik seperti ini akan

    menghasilkan data yang bermanfaat bagi guru dalam melaksanakan perbaikan

    pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru menuju profesional.

    3. Membangun Kriteria; Observasi akan mudah dilakukan dan membantu guru dalam pelaksanaan PTK, jika kriteria keberhasilan PTK telah disepakati dan

    ditetapkan sebelumnya.

    Contoh dalam skenario: Guru meminta murid aktif dalam belajar, Indikatornya dapat berupa:

    a. Guru meminta mengeluarkan buku catatan pada siswa

    b. Guru menyuruh mencatat

    c. Guru meminta murid untuk membaca catatan.

    d. Guru mengajukan pertanyaan tentang konsep yang dicatat siswa.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 32

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    Apabila guru melakukan tindakan tersebut di atas, dapat diindikasikan bahwa guru

    melakukan tindakan meminta murid mempelajari materi melalui catatan, dan murid

    harus aktif memenuhinya.

    4. Keterampilan Observasi; Dalam melakukan observasi yang harus dikuasai oleh pengamat adalah

    Penggunaan segala jenis instrumen, sebelumnya perlu dilakukan uji coba

    instrumen.

    Setiap indikator yang terjadi dalam proses pembelajaran untuk direkam dalam

    pembelajaran.

    Menahan diri untuk tidak cepat mengambil keputusan dalam

    menginterpretasikan suatu peristiwa, artinya mencatat data apa adanya,

    jangan membuat penafsiran atau pendapat pada saat mengumpulkan data.

    Menciptakan suasana kondusif dan menghindari terjadinya sesuatu yang dapat

    menakuti guru atau siswa.

    5. Balikan / Feedback; Hasil observasi harus dievaluasi guna memperoleh balikan, untuk memperoleh balikan ini, hal yang perlu diperhatikan adalah

    a. Balikan harus segra dilakukan setelah pengamatan dalam bentuk diskusi.

    b. Balikan diberikan berdasarkan data faktual yang direkam secara cermat dan

    sistematis.

    c. Data hasil pengamatan diinterpretasikan dengan melihat kriteria keberhasilan

    yang telah disepakati sebelumnya.

    d. Guru peneliti yang diobservasi harus diberi kesempatan pertama untuk

    memberikan penafsiran data.

    e. Diskusi yang dilakukan harus mengarah kepada perkembangan strategi

    pembelajaran untuk membangun konsep pembelajaran yang disepakati

    bersama.

    B2. Jenis-Jenis Observasi

    Bila dilihat dari cara melakukan, observasi dapat dibedakan menjadi 4 jenis observasi,

    yaitu:

    1. Observasi Terbuka; Dalam observasi terbuka, pengamat tidak menggunakan lembar observasi, tetapi hanya menggunakan kertas kosong untuk merekam

    kejadian dalam pembelajaran yang diamati. Pengamat dapat menggunakan teknik-

    teknik tertentu dalam merekam jalannya pembelajaran. Teknik tersebut dapat

    berupa penggunaan catatan lapangan, alat perekam audio/video, dan lain-lain.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 33

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    2. Observasi terfokus; Observasi terfokus secara khusus ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dalam proses pembelajaran, misalnya: partisipasi

    siswa dalam pembelajaran, dampak penguatan pada siswa, jenis pertanyaan yang

    diajukan guru, keterampilan siswa dalam merangkai alat, dan sebagainya. Contoh

    catatan lapangan dan pedoman wawancara diajikan di bawah.

    3. Observasi terstruktur; Dalam observasi terstruktur ini, pengamat menggunakan instrumen observasi yang terstruktur dan siap pakai, pengamat hanya tinggal

    membubuhkan tanda check list (V) pada tempat yang disediakan. Contoh-Contoh

    instrumen observasi pada Kegiatan Belajar 1 (bagian B3) adalah contoh instrumen

    observasi terstruktur.

    4. Observasi sistematik; Dilihat dari aspek yang akan diamati, observasi sistematis ini lebih rinci dibanding observasi terstruktur. Dalam pelaksanaannya, pengamat

    mengandalkan penggunaan koding atau skala interaksi yang melihat interaksi guru

    dan murid. Sama dengan observasi terstruktur, pengamat hanya membubuhkan

    tanda (V). Misalnya, aspek yang diamati adalah pemberian penguatan guru, maka

    data yang diamati dikategorikan menjadi penguatan verbal dan nonverbal.

    Contoh 1, Catatan lapangan Catatan lapangan ini dapat berupa catatan harian guru, yaitu catatan guru atau

    pengamat yang berisi rekaman perkembangan guru dalam melaksanakan tugas

    pembelajaran. Misalnya; Pak Yamin (Guru SDN 01 Endangrejo) melaksanakan

    PTK untuk siklus 1. Pada pertemuan pertama catatan yang ditulis oleh pengamat

    adalah

    Nama Guru yg Diamati: Yamin Kelas tempat Mengajar: IV Tanggal Pengamatan : 12 September 2006 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Nama Pengamat : Suharyanto Kejadian yang diamati : Ketika Guru mengajukan pertanyaan: Mengapa

    permukaan bulan yang terlihat dari bumi hampir selalu sama?

    Respon siswa : - Tidak ada yang menjawab pada kesempatan pertama

    - Setelah diberi arahan dan dituntun, ada 2 anak yang menjawab

    Lain-Lain : - Anak-anak kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran

    - Guru kurang memotivasi siswa, perhatian belum mengarah pada semua siswa, dan contoh yang diberikan tidak menyentuh kebutuhan siswa.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 34

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    Contoh 2. Pedoman wawancara (bersifat terbuka) untuk siswa

    7. Berikan pendapat dan saran anda untuk perbaikan pembelajaran berikutnya ! a. ...........................................................................................................................

    b. ........................................................................................................................... c. ......................................................................................................................., dst

    . Natar, ......................................... 2007 Pewawancara,

    ------------------------------------

    5. Apakah saudara mengulangi eksperimen atas inisiatif anda sendiri ? .

    6. Apakah saudara setuju jika pembelajaran seperti sekarang ini diterapkan juga pada mata pelajaran lain, terutama dalam pembelajaran dengan pembimbingan 2 sampai 3 orang guru secara kolaborasi? Berikan penilaian saudara tentang pembelajaran yang telah berlangsung !

    ..................................................................................................................................

    4. Apakah kamu yakin anda bahwa pembelajaran dengan eksperimen menggunakan bahan sehari-hari dapat menggantikan bahan kimia sintetik dan dapat meningkatkan kompetensi anda?

    3. Apakah dengan pembelajaran yang sekarang menjadikan anda lebih termotivasi dibandingkan pembelajaran sebelumnya? (berikan alasannya) ..

    Responden yang diwawancarai : . Waktu wawancara a. Hari/tanggal : . b. Pukul : .. s.d. Pewawancara : .

    1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang dilaksanakan oleh

    guru saat ini dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya?

    2. Dengan adanya perubahan cara/teknik pembelajaran guru, apakah kamu menjadi lebih tertarik dan lebih berminat dalam belajar kimia? (berikan alasannya). ..

    PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA

    Masih banyak instrumen observasi lain yang dapat Anda ikuti, misalnya angket dengan

    skala Likert dan sebagainya. Oleh sebab itu, Anda diharapkan mampu melaksanakan

    observasi atau anda dapat menyusun alat observasi sesuai dengan data yang akan

    anda ambil dalam PTK.

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 35

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    B3. Analisis dan Refleksi

    1. Analisis data Data hasil pengamatan perlu dianalisis guna penarikan kesimpulan apakah tujuan

    telah tercapai atau hipotesis tindakan yang telah dirumuskan dapat dibuktikan?

    Analisis merupakan langkah pemberian makna terhadap data hasil penelitian yang

    dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Kemampuan melakukan analisis

    merupakan salah satu ciri guru yang profesional. Kesimpulan atau keputusan yang

    diambil oleh seorang guru baik selama maupun setelah pembelajaran harus

    didasarkan pada pertimbangan yang berasal dari berbagai sumber termasuk pakar.

    Analisis data setelah observasi tidak sama dengan interpretasi yang dilakukan pada

    saat observasi. Interpretasi dilakukan pada saat observasi atau pada saat diskusi

    balikan, sedangkan analisis data dilakukan setelah satu paket (siklus) pembelajaran

    dilaksanakan secara keseluruhan. Misalnya, jika pembelajaran siklus 1 direcanakan 3

    kali pertemuan, maka analisis data dilakukan setelah ketiga pembelajaran tuntas

    dilaksanakan. Dengan demikian, pada setiap pertemuan pembelajaran akan muncul

    interpretasi pengamat atau guru yang dimanfaatkan untuk melakukan penyesuaian

    rencana perbaikan pembelajaran, dan pada setap akhir daur (siklus) pembelajaran

    diadakan analsis data secara keseluruhan untuk menghasilkan informasi yang dapat

    menjawab masalah dan menguji hipotesis tindakan yang telah dirancang guru. Analisis

    data ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap, misalnya:

    a. Tahap seleksi dan pengelompokan data; Pada tahap ini, data diseleksi dan jika memungkinkan data direduksi atau ada yang dibuang. Kemudian data

    diorganisasikan sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan masalah penelitian yang

    ingin dicari jawabannya. b. Tahap pemaparan dan deskripsi data; Data yang telah diorganisasikan

    selanjutnya dideskripsikan sehingga memiliki makna. Mendiskripsikan data dapat

    dilakukan dalam bentuk narasi, grafik, tabel, diagram, dan lain-lain. c. Tahap penyimpulan atau pemberian makna; Setelah dideskripsikan dibuatlah

    kesimpulan dalam bentuk pernyataan atau uraian singkat. Contoh ilustrasi 1: Ibu Rini (guru SMP Sriwijaya) melakukan PTK untuk mata pelajaran IPS di kelas VII, siklus 1 dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Setelah keempat pembelajaran tersebut berakhir, Ibu Rini mengolah semua data yang telah dikumpulkan melalui pengamatan oleh teman sejawat sebagai observer. Langkah bu Rini dalam melakukan analisis adalah pertama: Bu Rini mengumpulkan data yang berkaitan dengan respon

    Modul Diklat Profesi Guru Lampung 36

  • Drs. Sunyono, M.Si. Penelitian Tindakan Kelas

    siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran, baik dari hasil observasi maupun hasil catatan lapangan dari pengamat. Selain data tersebut, Ia juga mengumpulkan data yang berkaitan dengan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Data-data yang telah dikumpulkan tersebut dipasangkan/ dicocokkan / dihubungkan satu sama lain, kemudian data tersebut diperkaya atau dilengkapi dengan hasil diskusi balikan dengan teman sejawat yang menjadi observer dan pengawas (ketika datang ke sekolah) sebagai pakar. Selanjutnya bu Rini mengelompokkan data-data tersebut untuk memudahkan dalam menampilkan data atau mendeskripkan data. Tahap kedua, bu Rini menampilkan data tersebut dalam bentuk grafik yang menghubungkan aktivitas dan partisipasi siswa dengan kualitas pembelajaran dari guru. Hasil tes penguasaan materi siswa ditampilkan dalam bentuk tabel, selanjutnya tabel dan grafik tersebut dlengkapi dengan narasi sebagai pembahasan. Tahap terakhir, Ibu Rini melakukan penarikan kesimpul