Materi pokok 5

11
Akuntansi Perusahaan Dagang Materi Pokok V

Transcript of Materi pokok 5

Page 1: Materi pokok 5

Akuntansi Perusahaan

DagangMateri Pokok V

Page 2: Materi pokok 5

1. Informasi keuangan perusahaan daganga.Informasi persediaan barangb. Informasi laba brutoc. Informasi transaksi pembelian dan penjualan barang

dagangan

2. Penyedia informasi persediaan baranga. Metode periodik (metode fisik)b. Metode perpetual (metode permanen)

3. Perbedaan metode periodik dan metode prepetual

Page 3: Materi pokok 5

Metode Periodik

FIFO

LIFO

RATA-RATA SEDERHANA

INDENTIFIKASI KHUSUS

Metode Perpetual

FIFO

LIFO

RATA-RATA BERGERAK

SIST

EM P

ENCA

TATA

N P

ERSE

DIAA

N

metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan di dalam perusahaan dagang, dimana persediaan dicatat dan dihitung hanya pada awal dan akhir periode akuntansi saja untuk menentukan harga pokok penjualannya.

metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan di dalam perusahaan dagang, dimana persediaan dicatat dan dihitung secara detail, baik pada waktu dibeli maupun dijual.

Page 4: Materi pokok 5

Cara Pencatatan Sistem Perpetual

Page 5: Materi pokok 5

Cara Pencatatan Sistem Fisik

Page 6: Materi pokok 5

Contoh :Berikut data UD SINAR TERANG yang menjual produk berbagai jenis sepeda. Salah satunya adalah sepeda BMX. Selama bulan Juli 2009 transaksi yang terjadi sebagai berikut :• Juli 1, persediaan 125 unit @ Rp 900.000 = Rp112.500.000• Juli 4, pembelian 60 unit @ Rp 910.000 = Rp54.600.000• Juli 10, penjualan 40 unit @ Rp1.100.000 = Rp44.000.000• Juli 15, penjualan 80 unit @ Rp1.200.000 = Rp96.000.000• Juli 20, pembelian 60 unit @ Rp 950.000 = Rp57.000.000• Juli 25, penjualan 60 unit @ Rp1.200.000 = Rp72.000.000• Juli 28, pembelian 40 unit @ Rp 960.000 = Rp38.400.000• Juli 30, penjualan 30 unit @ Rp1.150.000 = Rp34.500.000Setelah dilakukan penghitungan fisik atas sisa barang tanggal 31 Juli 2009, di gudang masih tersedia sepeda BMX sebanyak 75 unit.Harga pokok (nilai) barang tersebut bergantung kepada metode penilaian persediaan yang digunakan.

Page 7: Materi pokok 5

Metode Identifikasi KhususDengan metode ini, setiap barang yang masuk (dibeli) diberi tanda pengenal yang menunjukkan harga satuan sesuai dengan faktur yang diterima. Misalnya persediaan sepeda BMX sebanyak 75 unit.Berdasarkan tanda pengenal yang ada pada setiap sepeda, misalkan sepeda yang bersangkutan terdiri atas:• 30 unit dengan tanda pengenal Rp 960.000 per unit• 30 unit dengan tanda pengenal Rp 950.000 per unit• 15 unit dengan tanda pengenal Rp 910.000 per unitDari data di atas, nilai persediaan sepeda BMX pada tanggal 31 Juli 2009, dihitung sebagai berikut:• 30 x Rp 960.000 ……………………………… = Rp 28.800.000• 30 x Rp 950.000 ……………………………… = Rp 28.500.000• 5 x Rp 910.000 ………………………………. = Rp 13.650.000

Jumlah = Rp 70.950.000

Page 8: Materi pokok 5

Metode Rata-rata SederhanaDengan metode ini, harga rata-rata per satuan barang dihitung dengan cara membagi total harga per satuan setiap transaksi pembelian dengan jumlah transaksi pembelian termasuk sediaan awal periode. Berdasarkan data sediaan pada contoh di atas, harga rata-rata tiap kg dihitung sebagai berikut:

= Rp 1.046.250Dengan demikian menurut metode Rata-rata Sederhana nilai persediaan sepeda BMX pada tanggal 31 Juli 2009 adalah sebesar 75 x Rp1.046.250 = Rp78.468.750.

Page 9: Materi pokok 5

Metode First In First Out (FIFO)Menurut metode FIFO, barang yang lebih dulu masuk (dibeli) dianggap barang yang lebih dulu keluar (dijual). Pada contoh di muka, barang yang lebih dulu masuk adalah persediaan pada 1 Juli 2009. Barang inilah yang dianggap lebih dulu dijual. Setelah barang tersebut habis, baru menjual barang yang masuk berikutnya. Demikian seterusnya, sehingga persediaan barang pada akhir periode adalah sebagian atau seluruhnya berasal dari barang yang masuk terakhir dalam periode yang bersangkutan.Berdasarkan contoh diatas, persediaan sepeda BMX pada 31 Juli 2009 sebanyak 75 unit. Menurut metode FIFO, barang tersebut terdiri atas: • 40 unit berasal dari barang yang dibeli 28 Juli.• 35 unit berasal dari barang yang dibeli 20 Juli. Dengan demikian nilai persediaan sepeda BMX pada 31 Juli 2009 dihitung sebagai berikut:• 40 unit @ Rp 960.000 …………………… = Rp 38.400.000• 35 unit @ Rp 950.000 …………………... = Rp 33.250.000

Jumlah = Rp 71.650.000

Page 10: Materi pokok 5

Metode Last In First Out (LIFO)

Menurut metode LIFO, barang yang terakhir masuk dianggap barang yang lebih dulu keluar.Berdasarkan contoh diatas, barang yang lebih dulu dijual pada bulan Juli 2009 adalah barang yang dibeli tanggal 28 Juli.Setelah barang tersebut habis, baru menjual barang yang masuk sebelumnya yaitu yang dibeli tanggal 20 Juli.Demikian seterusnya, sehingga persediaan pada akhir periode adalah seluruhnya atau sebagian dari barang yang paling dulu masuk pada periode yang bersangkutan.Persediaan sepeda BMX pada 31 Juli 2009 sebanyak 75 unit dalam contoh diatas, menurut metode LIFO berasal dari persediaan awal sebanyak 75 unit.Oleh karena itu nilai persediaan sepeda BMX pada 31 Juli 2009 dihitung sebagai berikut:

75 unit x Rp900.000 = Rp67.500.000

Page 11: Materi pokok 5

PERBEDAAN ANTARA METODE PERPETUAL DAN METODE PERIODIK