MATERI PESERTA

99
Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam Universitas Gadjah Mada Disusun oleh Tim Pengembangan Sumber Daya Insan dan Kurikulum (PSDIK) Pusat Koordinasi Pengelola Asistensi Agama Islam (PKP- AAI) Universitas Gadjah Mada. E-mail: [email protected] ::: www.aai.ugm.ac.id Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas dengan syarat tidak menghapus atau mengubah identitas penyusun. AQIDAH Definisi Aqidah Secara bahasa artinya simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh (Al-Munawwir, 1984, hal. 1023) Relevansinya adalah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. 1

description

Materi Asistensi Agama Islam Universitas Gajah Mada, Yogyakarta by macruv

Transcript of MATERI PESERTA

Page 1: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam Universitas Gadjah Mada Disusun oleh Tim Pengembangan Sumber Daya Insan dan Kurikulum (PSDIK) Pusat Koordinasi Pengelola Asistensi Agama Islam (PKP-AAI) Universitas Gadjah Mada. E-mail: [email protected] ::: www.aai.ugm.ac.id Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas dengan syarat tidak menghapus atau mengubah identitas penyusun.

AQIDAH

Definisi Aqidah

Secara bahasa artinya simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh

(Al-Munawwir, 1984, hal. 1023)

Relevansinya adalah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.

1

Page 2: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Secara terminologis

�“Aqaid (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati(mu), mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.�” (Al-Banna, tt, hal.456).

�“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (Kebenaran) itu dipatrikan (oleh manusia) di dalam hati (serta) diyakini keshahihan dan keberadaannya (secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.�“ (Al-Jazairy, 1978, hal.21).

Kaidah Aqidah

1. Apa yang saya dapat dengan indera saya, saya yakini adanya, kecuali bila akal saya mengatakan “tidak“ berdasarkan

pengalaman masa lalu Misal kita pertama kali melihat batang pensil yang

dimasukkan ke dalam gelas bening berisi air jernih akan terlihat bengkok, atau melihat pohon-pohon yang �’berjalan�’ ketika kita lihat dari jendela bus yang sedang melaju, atau juga ketika kita melihat fatamorgana, tentu kita akan membenarkannya. Tapi bila terbukti kemudian hasil penglihatan indera kita salah, maka untuk kedua kalinya bila kita melihat hal yang sama, akal kita langsung mengatakan bahwa tidak demikian hal yang sebenarnya.

2

Page 3: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

2. Keyakinan, disamping diperoleh dengan menyaksikan langsung, juga bisa melalui berita yang diyakini kejujuran si

pembawa berita Banyak hal yang belum atau bahkan tidak pernah kita

saksikan sendiri, tapi kita meyakini adanya. Misal kita belum pernah ke Argentina, tapi kita mempercayai adanya Argentina. Jika kita cermati, ternyata hal yang belum atau bahkan tidak pernah kita saksikan, lebih banyak dari yang sudah kita saksikan.

3. Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu, hanya karena Anda tidak bisa menjangkaunya dengan indera Kemampuan alat indera sangatlah terbatas. Telinga tidak

dapat mendengar suara semut dari jarak dekat, mata tidak dapat melihat semut dari jarak jauh. Di ruangan yang sepi dan sunyi Anda tidak bisa mendengar apapun, padahal di udara -dalam ruangan itu - terdapat bermacam suara dari banyak pemancar radio.

4. Seseorang hanya bisa mengkhayalkan sesuatu yang sudah pernah dijangkau oleh inderanya

Misal ketika Anda mengkhayalkan seseorang yang sangat cantik, sesungguhnya Anda akan menggabung-gabungkan unsur-unsur kecantikan dari banyak orang yang sudah pernah Anda saksikan. Khayal memang sangat terbatas, terikat dengan hukum-hukum tertentu. Anda tidak akan dapat mengkhayalkan suara yang nadanya harum, karena suara, warna, bau terikat dengan hukum masing-masing.

3

Page 4: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

5. Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang dan waktu

Bisakah anda menunjukkan tempat disebuah negeri yang tidak ada lautan, di daratan, di udara, dan tidak dimana-mana? Bisakah anda menjelaskan kapan terjadi suatu peristiwa, kalau peristiwa itu tidak terjadi dulu, sekarang, dan tidak juga pada masa yang akan datang?

6. Iman adalah fitrah setiap manusia Setiap manusia memiliki fitrah mengimani adanya Tuhan.

Tapi fitrah itu hanya potensi dasar, yang perlu dikembangkan dan dipelihara, karena fitrah bisa tertutup oleh bermacam-macam hal.

7. Kepuasan materiil di dunia sangat terbatas

Manusia tidak akan puas dengan materiil. Oleh sebab itu, manusia memerlukan alam lain sesudah dunia ini untuk mendapatkan kepuasan yang hakiki.

8. Keyakinan tentang hari akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya Allah

Jika anda beriman kepada Allah, tentu Anda beriman dengan sifat-sifat Allah, termasuk sifat �’adil�’. Kalau tidak ada kehidupan lain di akhirat, bisakah keadilan Allah itu terlaksana? Bukankah tidak semua penjahat menanggung semua kejahatannya? Bukankah tidak semua orang berbuat baik merasakan hasil kebaikannya itu? Oleh sebab itu, iman Anda kepada Allah menyebabkan Anda beriman kepada adanya alam lain sesudah alam dunia ini yaitu Hari Akhir.

4

Page 5: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Fungsi Aqidah

Aqidah adalah dasar, fondasi, untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi bangunan yang akan didirikan, harus semakin kokoh fondasi yang dibuat.

Kalau ajaran islam kita bagidalam sistematika aqidah, ibadah, Akhlak, dan Mu�’amalat, atau Aqidah, syar�’iyah, dan akhlak, atau iman, Islam, dan Ihsan, maka ketiga aspek atau keempat aspek di atas tidak dapat dipisahkan sama sekali. Satu sama lain saling terikat.

Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia, dan bermu�’amalat dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan diterima Allah SWT kalau tidak dilandasi dengan aqidah. Seseorang tidaklah dinamai berakhlak mulia bila tidak memiliki aqidah yang benar. Begitu seterusnya bolak-balik dan bersilang.

Seseorang bisa saja merekayasa untuk terhindar dari kewajiban formal, misalnya zakat, tapi dia tidak bisa menghindar dari aqidah. Atau bisa saja pura-pura melaksanakan ajaran formal Islam, tapi Allah tidak akan memberi nilai kalau tidak dilandasi dengan aqidah yang benar (iman).

Itulah sebabnya kenapa Rasulullah SAW selama 13 tahun periode Makkah memusatkan dakwahnya untuk membangun aqidah yang benar dan kokoh. Sehingga bangunan Islam dengan mudah bisa berdiri di periode Madinah dan bangunan itu akan bertahan terus sampai hari kiamat.

Fondasi Aqidah

5

Page 6: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Iman Kepada Allah

- Dalil Fitrah Allah SWT menciptakan manusia dengan fitrah bertuhan.

Atau dengan kata lain, setiap anak manusia dilahirkan sebagai seorang muslim.

�“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka ibu bapaknyalah (yang akan berperan) �’mengubah�’ anak itu menjadi seorang yahudi, atau Nasrani atau Majusi...�“ (HR.Bukhari)

Fitrah dalam hadits di atas bisa kita pahami sebagai Islam, karena Rasulullah SAW hanya menyebutkan kedua orang tua bisa berperan meyahudikan, menasranikan, atau memajusikan, tanpa menyebut �“mengislamkan�“. Jadi hadits di atas bisa kita pahami �“setiap anak dilahirkan sebagai seorang muslim...�“ namun demikian fitrah manusia barulah merupakan potensi dasar yang harus dipelihara dan dikembangkan. Apabila fitrah tersebut tertutup oleh beberapa faktor luar, manusia akan menentang fitrahnya sendiri. Tetapi apabila menghadapi suatu kejadian luar biasa, misalnya dihadapkan pada suatu yang tidak disenangi, dan dia sudah kehilangan segala daya untuk menghadapinya, bahkan sudah berputus asa, barulah secara spontan fitrahnya tersebut kembali muncul. (lihat QS. Yunus 10:12, 22).

Dengan dalil fitrah ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa secara esensi tidak ada seorang manusia pun yang tidak bertuhan. Yang ada hanyalah mereka mempertuhankan sesuatu yang bukan Tuhan yang sebenarnya (Allah). Misalkan seorang atheis mempertuhankan �“atheisme�“, seorang materialis mempertuhankan �“materialisme�“ dan lain sebagainya.

6

Page 7: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

- Dalil Akal Dengan menggunakan akal pikiran untuk merenungkan

dirinya sendiri, alam semesta dan lain-lainnya seorang manusia bisa membuktikan adanya Tuhan (Allah SWT). (Lihat QS. Al-Mukmin 40:67)

Untuk membuktikan adanya Tuhan (Allah SWT) lewat merenungkan alam semesta, termasuk diri manusia itu sendiri, dapat dipakai beberapa �“qanun�“ (teori, hukum) antara lain:

a. Qanun al-�’illah

(�’Illah artinya sebab. Segala sesuatu ada sebabnya. Setiap sesuatu tentu ada yang menjadi sebab terjadinya perubahan itu. Begitu juga sesuatu yang ada tentu ada yang mengadakannya. Sesuatu menurut akal mustahil ada dengan sendirinya. Siapa yang mengadakan alam semesta ini?)

b. Qanun al-wujub

(Wujub artinya wajib. Wujud segala sesuatu tidak bisa terlepas dari salah satu kemungkinan: wajib, mustahil atau mungkin, tidak adanya juga mungkin. Lalu siapa yang menentukan yang mungkin itu menjadi ada atau tidak ada? Tentu bukan juga yang bersifat mungkin. Haruslah yang bersifat wajib ada (wajib al-wujud), dalam hal ini bukan alam semesta itu sendiri.)

c. Qanun al-huduts

(Huduts artinya baru. Alam semesta seluruhnya adalah sesuatu yang hadits (baru, ada awalnya), bukan sesuatu yang qadim (tidak berawal). Kalau hadits, tentu ada yang mengadakannya. Dan yang mengadakannya itu tentulah bukan yang bersifat hadits, haruslah yang bersifat qadim.)

7

Page 8: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

d. Qanun an-Nizham

(Nizham artinya aturan, teratur. Alam semesta dengan seluruh isinya adalah segala sesuatu yang �“sanggup teratur�”. Sesuatu yang teratur tentu ada yang mengaturnya, mustahil menurut akal sehat semuanya itu teratur dengan sendirinya secara kebetulan.) (uraian lebih luas tentang qanun ini dapat dilihat dalam buku Aqidatul mukmin oleh Abu Jabir al-Jazairy, 1978, hal 48-53).

- Dalil Naqli Sekalipun secara fitrah manusia bisa mengakui adanya

Tuhan. Dan secara akal pikiran bisa membuktikannya, namun manusia tetap memerlukan dalil naqli (Al-Qur�’an dan Sunnah) untuk membimbing manusia mengenal Tuhan yang sebenarnya (Allah SWT) dengan segala asma dan sifatNya. Sebab fitrah dan akal tidak bisa menjelaskan siapa Tuhan yang sebenarnya itu (Allah SWT).

a. Allah SWT adalah al-awwal artinya tidak ada permulaan bagi wujudNya. Dia juga al-akhir artinya tidak ada akhir dari wujudNya. (Lihat QS. Ar Rahman:27; al-Hadid:3).

b. Tidak ada satupun yang menyerupaiNya (Lihat QS. Asy-Syura:11)

c. Allah SWT Maha Esa (Lihat QS.Al-Ikhlas:1)

d. Allah SWT mempunyai al-Asma�’ wa Shiffaat (Nama-nama dan sifat-sifat) (Lihat QS. Al-A�’raf:18).

Makna Laa ilaaha illallah

8

Page 9: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Iqrar laa ilaaha illallah bersifat komprehensif, mencakup pengertian:

- La Khaliqa Illallah (tidak ada yang maha mencipta kecuali Allah)

- La Raziqa illallah (tidak ada yang memberi rezeki kecuali Allah).

- La Hafiza Illallah (tidak ada yang memelihara kecuali Allah).

- La Mudabbira Illallah (tidak yang mengelola kecuali Allah)

- La Malika Illallah (tidak ada yang memiliki kecuali Allah, tidak ada yang maha memilki kerajaan kecuali Allah)

- La Waliya Illallah (tidak ada yang memimpin kecuali Allah)

- La Hakima Illallah (tidak ada yang maha menentukan aturan kecuali Allah).

- La Ghayata Illallah (tidak ada yang memberi tujuan kecuali Allah).

- La Ma�’buda Illallah ( tidak ada yang maha disembah kecuali Allah).

Iman Kepada Malaikat

Semua makhluk Allah dapat dibedakan menjadi dua macam: pertama, ghaib (al-ghaib) dan yang kedua, nyata (asy-syahadah). Ghaib adalah segala sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh panca indera manusia. Asy-syahadah adalah segala sesuatu yang bisa dijangkau oleh panca indera manusia.

Ghaib dalam pembahasan ini adalah ghaib yang bersifat mutlak. Yakni segala sesuatu yang tidak terjangkau oleh panca indera siapapun dan kapanpun. Sebab secara harfiah ada hal-

9

Page 10: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

hal yang ghaib bagi orang tertentu, tapi tidak ghaib bagi orang lain. Misal ada beberapa benda yang bisa dijangkau oleh panca indera orang-orang yang berada disekitarnya, tetapi tidak bisa dijangkau oleh orang yang jauh dari tempat itu. Atau ghaib pada masa tertentu, tetapi tidak ghaib pada masa yang lain. Yang demikian disebut sebagai al-ghaib an-nisbi.

Pengertian Malaikat Secara etimologi malaikah (dalam bahasa Indonesia

disebut malaikat) adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari mashdar al-alukah artinya ar-risalah (misi atau pesan). Yang membawa pesan disebut ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Qur�’an Malaikat juga disebut dengan rasul (utusan-utusan), misal: QS. Hud: 69. Bentuk jamak dari malak adalah malaik. Dalam bahasa Indonesia kata malaikat dipakai untuk bentuk tunggal. Secara terminologis malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud dan sifat-sifat tertentu.

Rasulullah saw bersabda:

�“Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepada kita semua.�” (HR.Muslim)

(Tentang sifat-sifat Malaikat dapat dilihat pada QS. Al-Anbiya: 26-27, 19; At-Tahrim:6).

Manusia lebih mulia daripada Malaikat

Manusia jika beriman dan taat kepada Allah lebih mulia dari malaikat dengan beberapa alasan berikut:

10

Page 11: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

a. Allah Swt memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud (hormat) kepada Adam AS. (lihat QS. Al-Baqarah:34).

b. Malaikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah SWT tentang al-asma�’ (nama-nama ilmu pengetahuan), sedangkan Adam mampu, karena memang diberi ilmu oleh Allah SWT. (lihat QS. Al-Baqarah:31-33).

c. Kepatuhan malaikat kepada Allah karena sudah tabi�’atnya, sebab malaikat tidak memiliki hawa nafsu, sedangkan kepatuhan manusia pada Allah melalui perjuangan yang berat melawan hawa nafsu dan godaan syaitan.

d. Manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah di permukaan bumi. (lihat QS. Al-Baqarah:34).

Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Pengertian Kitab-kitab Allah Secara etimologis kata kitab adalah bentuk masdar dari ka-

ta-ba yang berarti menulis. Setelah menjadi mashdar berarti tulisan, atau yang ditulis. Bentuk jamak dari kitab adalah kutub. Dalam bahasa Indonesia, kitab berarti buku.

Secara terminologis yang dimaksud dengan kitab (Al-kitab, Kitab Allah, Al-Kutub, Kitab-kitab Allah) adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah Swt kepada para nabi dan rasulNya.

Kata Al-Kitab di dalam Al-Qur�’an dipakai untuk beberapa pengertian:

- Menunjukkan semua kitab suci yang pernah diturunkan kepada para nabi dan rasul (Lihat QS 2: 177)

11

Page 12: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

- Menunjukkan semua kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Qur�’an. (lihat QS 13:43)

- Menunjukkan kitab suci tertentu sebelum Al-Qur�’an, misal Taurat (lihat QS 2: 87)

- Menunjukkan kitab suci Al-Qur�’an secara khusus (lihat QS 2:2).

Kewajiban seorang Muslim Terhadap Al-Qur’an:

1. Mengimani bahwa Al-Qur�’an adalah kitab Allah yang terakhir yang berfungsi sebagai nasikh, muhaimin, dan mushaddiq bagi kitab-kitab suci sebelumnya; mukjizat bagi kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad saw; Hudan bagi kehidupan umat manusia sampai akhir zaman; dan fungsi-fungsi lainnya (lihat: QS 5:48, 2:23, 2:185)

2. Mempelajari Al-Qur�’an baik cara membacanya (ilmu tajwid dan qiraah), makna dan tafsirnya (terjemah dan tafsir Al-Qur�’an), maupun ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan al-Qur�’an seperti ulumul Quran, hadits, ushulul fiqhi, fiqih, dan lain-lain (lihat QS 27:24, 9:122)

3. Membaca Al-Qur�’an sebanyak dan sebaik mungkin (lihat QS 73:4,20).

4. Mengamalkan ajaran Al-Qur�’an dalam seluruh kehidupannya, baik kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, negara, bahkan internasional. Segala aspek kehidupan baik ekonomi, hukum, budaya, pendidikan dan aspek lainnya (lihat QS 7:3, 45:7-8, 24:51, 2:208).

5. Mengajarkan Al-Qur�’an kepada orang lain sehingga mereka dapat membaca, memahami dan mengamalkannya. (lihat

12

Page 13: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

QS 3:79, 110, 104; 16:125; HR. Bukhari: �“Sebaik-baik orang diantara kamu ialah yang mempelajari Al-Qur�’an dan mangajarkannya.�”)

Iman Kepada Nabi dan Rasul

Secara etimologis Nabi berasal dari kata na-ba artinya ditinggikan, atau dari kata na-ba-a artinya berita. Dalam hal ini Nabi adalah seseorang yang ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT dengan memberinya berita (wahyu). Sedangkan Rasul berasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus. Setelah dibentuk menjadi rasul berarti yang diutus. Dalam hal ini rasul adalah seseorang yang diutus Allah SWT untuk menyampaikan misi, pesan (ar-risalah).

Secara terminologis Nabi dan Rasul adalah manusia biasa, laki-laki, yang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu. Apabila tidak diiringi dengan kewajiban menyampaikannya atau membawa satu misi tertentu, maka ia disebut nabi. Namun bila diikuti dengan kewajiban menyampaikan dan membawa misi (risalah) tertentu maka disebut (juga) dengan rasul. Jadi setiap rasul juga nabi, tapi tidak setiap nabi menjadi rasul (Al-Jazairy, 1978. hal 258-259).

Sifat Nabi dan Rasul Prasyarat kepribadian, keturunan dan kebutuhan

masyarakat oleh Abu Bakar Al-Jazairy diistilahkan dengan �“Muahalat an-Nubuwah�”, yang intinya ada tiga hal berikut:

- Al-Mitsaliyah (keteladanan)

Seseorang yang diangkat menjadi nabi haruslah memiliki kemanusiaan yang sempurna baik fisik, akal pikiran, maupun

13

Page 14: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

rohani. Selalu menjadi panutan dan contoh teladan. Bebas dari segala hal yang tidak baik. Oleh karena itu kehidupan seorang calon nabi telah dipelihara oleh Allah sejak kecil.

- Syaraf An-Nasab (keturunan yang mulia)

Artinya seorang yang akan diangkat menjadi nabi haruslah berasal dari keluarga yang mulia. Mulia dalam pengertian umum yaitu terjauh dari segala bentuk kerendahan budi dan hal lain yang akan menjatuhkan martabat dan nilai kemanusiaannya.

- �‘Amil az-Zaman (dibutuhkan zaman)

Kehadirannya memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengisi kekosongan rohani, memperbaiki segala kerusakan masyarakat, dan mengembalikan umat manusia kepada kehidupan yang sesuai fitrah penciptaannya. (Al-jazairy, 1978, hal 259-260).

Secara umum sifat Nabi dan Rasul adalah; As- Shidqu (benar), Al-Amanah (dipercaya), At-Tabligh (menyampaikan), Al-fathanah (cerdas).

Iman Kepada Hari Akhir

Yang dimaksud dengan hari akhir adalah kehidupan yang kekal sesudah kehidupan di dunia yang fana ini berakhir, termasuk semua proses dan peristiwa yang terjadi pada hari itu, mulai kehancuran alam semesta dan seluruh isinya serta berakhirnya seluruh kehidupan (qiyamah), kebangkitan seluruh umat manusia di padang mahsyar (hasyr), perhitungan seluruh amal untuk mengetahui perbandingan amal baik dan buruk (wazn), sampai kepada pembalasan dengan surga atau neraka (jaza�’).

14

Page 15: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Istilah atau nama-nama lain dari hari akhir:

- Yaumul Qiyamah (hari kiamat). QS. 39;60

- Yaumul Ba�’ats (hari kebangkitan) QS. 30:56

- Yaumul Hisab (hari perhitungan) QS. 40:27

- Yaumud Din (hari pembalasan) QS. 1:3

- Yaumul Fath (hari kemenangan) Qs. 32:29

- Yaumut Talaq (hari pertemuan) QS. 40:15-16

- Yaumul Jami�’ (hari berhimpun) Qs. 64:9

dan lain-lain

Iman Kepada Qadha dan Qadar

Pengertian Taqdir Yang dimaksud dengan taqdir pada judul tersebut adalah

Qadar (al-qadar khairuhu wa syarruhu) atau Qadha�’ dan Qadar (al-Qadha�’ wal Qadar).

Secara etimologis qadha�’ adalah bentuk mashdar dari kata kerja qadha�’ yang berarti kehendak atau ketetapan hukum. Dalam hal ini adalah kehendak atau ketetapan hukum Allah terhadap segala sesuatunya.

Sedangkan Qadar secara etimologis adalah bentuk mashdar dari qadara yang berarti ukuran atau ketentuan. Dalam hal ini Qadar adalah ukuran atau ketentuan Allah terhadap segala sesuatunya.

Terdapat ulama yang berpendapat bahwa kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang sama, dan ada pula yang membedakannya. Yang membedakan, mendefinisikan Qadar

15

Page 16: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

sebagai: �“Ilmu Allah SWT tentang apa-apa yang akan terjadi pada seluruh makhlukNya pada masa yang akan datang�“. Dan Qadha�’ adalah: �“Penciptaan segala sesuatu oleh Allah SWT sesuai dengan ilmu dan iradahNya.�“

Sedangkan ulama yang menganggap istilah qadha�’ dan Qadar mempunyai pengertian yang sama memberikan definisi sebagai berikut: �“Segala ketentuan, undang-undang, peraturan dan hukum yang ditetapkan secara pasti oleh Allah SWT untuk segala yang ada (maujud), yang mengikat antara sebab dan akibat segala sesuatu yang terjadi.�“ (Yasin, 1983, hal 146) (Lihat Ar-Ra�’d:18; Al-Hijr: 21; Al-Qamar: 49; At-thalaq: 3)

Manusia Musayyar dan Mukhayyar

Dari satu sisi manusia adalah makhluk musayyar sama seperti benda, tanam-tanaman dan hewan; artinya tidak mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak. Semuanya telah dibentuk dan ditentukan. Dari sisi lain, manusia adalah makhluk mukhayyar, artinya memiliki kebebasan untuk menerima atau menolak.

Hal-hal yang manusia tidak memiliki ikhtiar misalnya adalah tentang kelahirannya di dunia sebagai laki-laki atau perempuan, anak si Fulan bukan Falan, gerak refleks organ tubuhnya, warna kulit, ukuran tubuh dan lain-lain yang manusia sama sekali tidak pernah dimintai pertanggungjawaban.

Muhammad As-Shaleh Al-Utsaimin mengemukakan beberapa dalil yang membuktikan bahwa manusia memiliki hak ikhtiar:

16

Page 17: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

1. Di dalam Al-Qur�’an Allah SWT menyebutkan secara eksplisit tentang adanya masyiah dan iradah manusia, seperti dalam firmanNya:

�“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki�…�” (QS. Al-Baqarah: 223).

�“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu�…�” (QS. At-Taubah: 46)

2. Adanya perintah dan larangan Allah terhadap hambaNya tentu berdasarkan pertimbangan dia dapat memilih. Kalau bukan, tentu tidak perlu adnya perintah dan larangan tersebut, sebab hal itu berarti taklif yang tidak mungkin bisa dilaksanakan. Allah SWT mustahil melakukan hal itu sebagaimana firmanNya: �“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya�” (QS. Al-Baqarah: 286).

3. Allah SWT memuji orang-orang yang berbuat baik, mencela orang-orang yang berbuat jahat, dan memberikan balasan yang sesuai bagi keduanya. Kalau sekiranya perbuatan manusia bukan berdasarkan kehendak dan ikhtiarnya tentu pujian itu tidak ada artinya, dan hukuman terhadap orang yang berbuat jahat itu adalah suatu kezaliman. Allah SWT mustahil melakukan keduanya.

4. Allah SWT telah mengutus para Rasul untuk menjadi mubasyirin dan munzirin supaya tidak ada alasan (hujjah) lagi bagi umat manusia untuk membantah Allah sesudah diutus para rasul itu. (lihat QS. An-Nisa: 165). Kalaulah perbuatan manusia terjadi bukan atas ikhtiarnya tentu tidak dapat diutusnya Rasul-rasul itu menjadi hujjah kepada mereka.

17

Page 18: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

5. Dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan kemauannya sendiri, tanpa merasakan adanya sesuatu yang memaksanya. Misalnya dia berdiri, duduk, berjalan, makan, minum, tidur dan lain sebagainya. Sangat bisa dibedakan perbuatan yang dilakukan dengan terpaksa dan mana yang atas kemauannya sendiri. Bahkan jelas pula Islam menegaskan tidak akan meminta pertanggungjawaban dari seseorang yang melakukan sesuatu dengan terpaksa. (Al �‘Utsaimin, 1410 H, hal 38-40).

Dari uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa untuk hal-hal yang ikhtiyar sifatnya, seseorang tidak bisa menjadikan taqdir sebagai alasan untuk menghindar dari tanggungjawab. Hal ini Allah mencela sikap orang-orang musyrikin yang mencoba berdalih bahwa kemusyrikan yang mereka lakukan itu hanya semata-mata karena kehendak Allah SWT. (lihat QS. Al-An�’am: 148).

Secara jujur seseorang sebenarnya bisa menanyakan kepada hati nuraninya, apakah dia melakukan kemaksiatan benar-benar didorong oleh keyakinan bahwa dia harus melakukannya karena sudah taqdir Allah atau hanya karena dorongan hawa nafsu belaka yang dibungkus dengan alasan taqdir?

SUMBER:

Yunahar Ilyas, Lc. Kuliah Aqidah Islam. FAI, UMY.1991

Terjemah Al-Qur�’an

Yusuf Qardlawi, Hakikat Tauhid dan Fenomena Kemusyrikan.

Ajat Sudrajat, M.Ag. Din Al-Islam. UPP IKIP Yogyakarta. 1998

Al Imam Yahya bin Syarafuddin An-Nawawi. Syarah Hadits Arba�’in.

18

Page 19: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

AKHLAK

Akhlak & Etika

Akhlak dalam Islam tidak dapat disamakan dengan etika. Jika etika dibatasi pada sopan santun antar sesama manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah (Quraish Shihab, 1996).

Akhlak diniyah (agama) mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa).

1. Akhlak kepada Allah Mengikuti perintah Allah dan beriman kepadaNya adalah akhlak manusia kepada Allah. Mengamalkan petunjuk dan perintahNya dan meninggalkan laranganNya adalah akhlak kita kepada Allah. Walaupun secara prinsip itu semua adalah akhlak kepada Allah, namun tetap juga nantinya akan berimbas kepada manusia itu sendiri dan lingkungannya. Perintah di dalam Al-Qur�’an adalah akhlak, begitupun Sunnah Rasulullah saw, sehingga akhlak kita kepada Allah selain berhubungan khusus kepadaNya seperti berdo�’a, meminta kepadaNya, juga berkaitan dengan sistem akhlak lainnya.

19

Page 20: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

2. Akhlak kepada Rasul Ittiba’ (mengikuti) Rasul, mentaatinya, dan mengasihinya adalah

akhlak yang diperintahkan Allah SWT kepada Rasul. Bahkan cara untuk mengamalkan perintah Allah mesti mengikuti dan mentaati Rasul. Jadi akhlak kepada Rasul juga berkaitan dengan akhlak kepada Allah. Sunnah Nabi saw yang diamalkan berarti mengamalkan akhlak kita kepada Nabi. Salah satu contoh sederhana namun penting, adalah dengan makan menggunakan tangan kanan, memelihara janggut, dan mengamalkan ibadah yang disunnahkan.

�“Katakanlah: �‘jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.�’ Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.�” (QS. Ali Imran: 31).

3. Akhlak kepada Diri Sendiri Sebenarnya akhlak yang kita lakukan kepada Allah dan Rasul adalah bagian bagi kepentingan dan manfaat manusia juga.

Akhlak kepada Allah dan Rasul adalah akhlak kepada diri sendiri juga, misalnya mendirikan shalat, membayar zakat dan sebagainya. Kita diperintah Allah untuk memperhatikan diri sendiri dan tidak melupakan bagian, hak, dan keperluan diri sendiri. Memenuhi keperluan dan hak kepada diri sendiri telah diatur di dalam Islam.

Contoh yang mudah adalah aturan makan jangan berlebihan, makanlah pada saat lapar, dilarang makan babi, dilarang makan binatang buas, diperintahkan makan yang halal dan thoyyib (baik/sehat). Dari segi aturan Islam terhadap makanan saja sudah terbukti bahwa ia diberikan untuk kebaikan manusia.

20

Page 21: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

4. Akhlak kepada Sesama Manusia Akhlak kepada Allah dan RasulNya akan memberi dampak pada

akhlak kepada diri sendiri dan sesama manusia. Dengan berislam baik maka seorang muslim telah melakukan akhlak

kepada sesama manusia. Akhlak kepada manusia telah dituliskan di dalam Al-

Qur�’an dan diarahkan oleh rasul. Beberapa contoh akhlak kepada sesama manusia adalah berbuat ma�’ruf dan meninggalkan perbuatan yang munkar, serta berbuat baik kepada ibu bapak, karib kerabat, anak yatim dan orang miskin, guru, bahkan kepada orang kafir sekalipun (selama mereka tidak memerangi kita).

5. Akhlak terhadap Alam Semesta Allah menjadikan manusia sebagai khalifah yang berarti

manusia bertugas untuk membangun dan memelihara alam (termasuk juga manusia itu sendiri).

Manusia dikehendaki memelihara alam dan menjaga kestabilannya. Kerusakan alam oleh tangan manusia akan mengganggu kehidupan manusia misalnya asap akibat manusia membakar hutan, kekurangan air akibat manusia banyak menjadikan perumahan di kawasan hutan (sebagai penyimpan air), tanah runtuh akibat manusia menebang hutan, dan sebaginya.

Salah satu wujud dari akhlak mulia kita terhadap alam semesta adalah dengan senantiasa menjaga dan memelihara kestabilan alam, mengkaji alam semesta, tidak merusak ekosistem, dan sebagainya.

�“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.�“ (tarjamahan Qs. Al-Baqarah: 30).

21

Page 22: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Akhlak Mulia sebagai Benih Ukhuwah

Makna Ukhuwah Islamiyah Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama

lain dengan ikatan aqidah yaitu Islam. Aqidah merupakan pengikat yang paling kokoh dan

paling tinggi nilainya. Islam memandang semua bentuk ikatan selain karenaNya sebagai ikatan persaudaraan yang lebih rendah nilainya. Dari pemaknaan ini kita bisa membedakan antara ukhuwah Islamiyah dengan ukhuwah jahiliyah.

Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan aqidah dan syari�’at Islam. Dengannya, ummat Islam akan kokoh dan dapat menggunakan seluruh potensi yang ada untuk berjuang meraih kejayaan. Pentingnya ukhuwah ini tergambar dalam firman Allah:

�“Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan ) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.�” (QS. 8: 63)

Ukhuwah Jahiliyah bersifat kontemporer (terbatas waktu dan tempat), yaitu ikatan yang didasarkan pada sesuatu selain aqidah. Yang termasuk ikatan ini antara lain ikatan keturunan, pernikahan, kebangsaan dan lain-lain. (QS. 9: 24)

Ukhuwah dalam Islam bukan hanya ditumbuhkan dalam hati, melainkan diungkapkan melalui lisan dan dinyatakan dalam perbuatan. Hal ini sangat ditekankan oleh Rasulullah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, tatkala salah seorang sahabat berada di sisi Rasulullah saw, lewatlah seorang laki-laki, seorang sahabat tersebut mengatakan

22

Page 23: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

kepada Rasulullah bahwa ia mencintai laki-laki itu. Dan Rasul kemudian menyuruh agar ia mengatakan perasaannya tersebut. Lalu sahabat itu menghampiri laki-laki tersebut seraya berkata, �“sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.�” Dengan serta merta orang itu menjawab, �“Semoga Allah mencintaimu, karena engkau mencintaiku karenaNya.�”

Syarat-syarat Ukhuwah Islamiyah 1. Keikhlasan karena Allah semata. Ukhuwah terjalin hanya

karena hanya mengharap ridha Allah, bukan karena adanya pamrih tertentu misalnya karena ia cantik/tampan, kaya, pandai, dan lain-lain.

2. Terdiri dari mu�’min dan muttaqin. Ukhuwah ini tidak dijalin dengan orang kafir.

3. Iltizam (komitmen) dengan manhaj (sistem ajaran) Islam. Ukhuwah ini dilandasi oleh syari�’at Islam dan tidak keluar dari batasan-batasan syari�’at.

4. Ditumbuhkan atas dasar nasihat-menasihati karena Allah SWT (QS. Al-Ashr: 3).

5. Adanya rasa kesetiaan (loyalitas) baik dalam keadaan susah atau senang. Ukhuwah tidak hanya saat saudara kita senang dan menghilang saat ia susah.

23

Page 24: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Tahapan-tahapan Ukhuwah Islamiyah Karena ukhuwah ini dilandasi rasa cinta karena Allah, maka ia

tidak tumbuh dengan sendirinya tanpa ada usaha dari kita

1. Ta’aruf (saling mengenal) Pada tahap ini seorang muslim tidak hanya mengenal

saudaranyasebatas nama, alamat, atau kuliahnya saja. Sedikitnya ada tiga hal yang harus kita kenali dari saudara kita, yaitu mencakup aspek:

- jasad meliputi ciri fisik/jasmani.

- Fikroh, yaitu cara berpikir, termasuk juga aktifitas/kegiatannya.

- Nafs, yaitu sifat, karakter, dan kepribadiannya.

2. Tafahum (saling memahami) Tahap ini penting karena mencakup berbagai proses

penyatuan. Ruang lingkup fase ini sama dengan fase pertama. Yang membedakan adalah pada intensitas pengenalan. Dalam konsep ini, pemahaman berbeda dengan permakluman. Pada tahap ini memadukan antara:

- ta�’liful qulub (perpaduan hati)

- ta�’liful afkar (perpaduan pemikiran)

- ta�’liful amal (penyatuan kerja)

Berangkat dari bersatunya hati, pemikiran dan amal ini akan dapat menghasilkan sebuah amal jama�’i yang indah. Hal ini sangat penting untuk mendukung keberhasilan hubungan mu�’amalah kita dengan orang lain.

24

Page 25: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

3. Ta’awun (saling menolong) Manifestasi dari kedua tahap sebelumnya, maka akan

muncul keinginan dan keikhlasan untuk saling menolong. Keinginan ini tumbuh dari hati tanpa harus menunggu saudaranya mengungkapkan bahwa sesungguhnya ia memerlukan pertolongannya.

4. Takaful (rasa senasib dan sepenanggungan/ saling berkorban)

Tahap ini adalah muara dari proses ukhuwah islamiyah, yang diindikasikan adanya rasa senasib sepenanggungan dalam suka maupun duka.

Selanjutnya, tingkatan ukhuwah yang tertinggi digambarkan melalui kemampuan kita untuk Itsar (mendahulukan kepentingan orang lain). Untuk mencapai tingkat ini memang tidak mudah, sering kita masih egois. Bahkan dengan orang terdekat kita sekalipun. Namun, bukan berarti Itsar adalah suatu kemustahilan. Jika Allah telah memberikan cintaNya, maka ini bukanlah hal yang sulit untuk bisa tumbuh. Tinggal sebesar apa kemauan kita untuk mencoba dan terus berusaha.

Satu hal yang harus diingat, ukhuwah tidak akan tumbuh jika belum ada husnuzhan (berbaik sangka), berlapang dada kepada saudaranya. Senantiasa positive thinking akan menjadi bekal minimal untuk mewujudkan sebuah ikatan hati. Oleh karena itu, husnuzhan adalah tingkatan ukhuwah yang paling rendah, yang harus mendasari ukhuwah Islamiyah.

25

Page 26: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Buah Ukhuwah Islamiyah

1. Merasakan lezatnya iman �“Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda. �‘ada tiga hal yang siapa saja di dalamnya tentu akan ia temukan manisnya iman: apabila Allah dan RasulNya lebih dicintainya daripada yang lain, mencintai seseorang hanya karena Allah dan benci untuk kembali kepada kekafiran seperti bencinya ia jika ia dicampakkan ke dalam api neraka.�’ �” (HR. Bukhari)

2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat �“Satu dari tujuh golongan yang dilindungi Allah di hari kiamat adalah dua orang yang mereka itu menjalin cinta karena Allah, berkumpul karena Allah, dan berpisah karena Allah.�“ (HR. Ibnu Hibban dan Hakim)

3. Mendapatkan tempat khusus di surga. Ditegaskan dalam QS. Al-Hijr: 45-48.

Tips mewujudkan ukhuwah Islamiyah 1. Menunjukkan rasa cinta kepada orang yang kita cintai.

2. Ucapkan salam dan jabat erat tangannya dengan ikhlas (kecuali jika bukan muhrim) �“Tidaklah dua orang muslim yang berjumpa dan saling berjabat tangan melainkan diampuni dosa keduanya sebelum mereka berpisah�” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

3. Tunjukkan kegembiraan, senyuman, dan bermuka manis bila berjumpa sebagaimana tercantum dalam QS. 3: 159 dan

26

Page 27: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

hadits Rasul, �“Barangsiapa yang menjumpai saudaranya di dalam keadaan yang disukainya untuk menggembirakannya, yang demikian itu Allah akan menggembirakannya kelak di hari akhir.�” (HR.Thabrani)

4. Itsar (mendahulukan saudara kita) Sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Hasyr: 9

5. Mengucapkan selamat dan memberi hadiah pada waktu tertentu atau pada saat keberhasilannya. �“Barangsiapa yang mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya mendapat kebahagiaan, niscaya Allah �‘Azza wa Jalla menggembirakannya.�” (HR. Thabrani dari Anas r.a.)

�“saling memberi hadiahlah, maka kalian akan saling mencintai.�”

5. Silaturrahim dan saling mendo�’akan ketika akan berpisah sesuai dengan hadits �“...Karena sesungguhnya silaturrahim itu menambah kecintaan dalam keluarga, meluaskan dalam harta benda, dan menambah dalam usia.�” (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim) juga dalam hadits yang lain, �“Jika seseorang berdo�’a untuk saudaranya ketika yang bersangkutan tidak berada di sisinya, maka berkatalah malaikat: �‘mudah-mudahan bagimu juga seperti itu.�’ Dan Allah berfirman,�’Aku dahulukan dirimu wahai hambaKu�’.�” (HR.Muslim)

Batasan Pergaulan dalam Islam

Islam menawarkan langkah-langkah dalam pergaulan antara muda-mudi yang perlu dilakukan sehingga tidak jatuh pada bujukan setan yang menyeret kita ke neraka, yaitu:

27

Page 28: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Pertama: Menghindari memandang dengan bersyahwat Berawal dari pandangan, kemudian senyum, lantas

memberi salam. Lantas berbicara, lalu berjanji dan sesudah itu bertemu. Karena itulah Allah swt memerintahkan kepada orang-orang mukmin laki-laki maupun wanita untuk menjaga pandangannya, dan diiringi dengan perintah menjaga kemaluan. (QS. An-Nur: 31)

Kedua: Menghindari ikhtilath (campur baur) Yang dimaksud dengan ikhtilath adalah campur baurnya

laki-laki dan perempuan secara bebas dalam kehidupan sehari-hari. Realita menunjukkan betapa banyak mudharat yang ditimbulkan oleh ikhtilath yang berhubungan dengan naluri seksual. Lantas apa yang harus dilakukan dalam masyarakat yang sudah terlanjur bercampur seperti sekarang? Berusahalah untuk menghindari campur baur semaksimal mungkin. Cukup kita bergaul dengan temen-teman sejenis selama tidak ada keperluan yang mendesak untuk berkomunikasi dengan lawan jenis.

Ketiga: Menghindari Khalwat Khalwat adalah menyendiri atau bersepi-sepi dengan

lawan jenis yang bukan mahram. �“Tidaklah berkhalwat seorang pria dengan seorang wanita kecuali yang ketiga adalah syetan.�” (HR. Muslim)

Keempat: Menghindari bersentuhan Hadits Rasul yang diriwayatkan dari �‘Aisyah r.a. berkata:

�“Tidak! Demi Allah! Tidak pernah sekali-kali tangan Rasulullah saw menyentuh tangan perempuan lain (yang tidak halal baginya). Beliau mengambil bai�’ah mereka hanyalah dengan perkataan!�“ (HR.

28

Page 29: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, maka ummat Islam harus berusaha menjauhkan diri dari segala persentuhan kecuali dalam keadaan darurat, misalnya dalam bus, dokter kepada pasien, menolong orang yang kecelakaan dan keadaan darurat lainnya.

Kelima: Jangan memperlihatkan aurat

Telah terjadi realita bahwa seringkali pergaulan menjadi rusak disebabkan adanya peremehan terhadap perintah untuk menutup aurat.

Keenam: Jangan melakukan Tabarruj Allah berfirman: �“...Dan janganlah kalian berhias dan

bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah terdahulu...�“ (QS. Al-Ahzab)

Seorang muslim terutama muslimah harus pandai menjaga diri dari sifat tabarruj (memperlihatkan keindahan dirinya) dan menarik laki-laki. Zamakhsyari berkata bahwa tabarruj adalah memperlihatkan sesuatu yang seharusnya disembunyikan. Sesuatu yang disembunyikan itu adakalanya suatu tempat di badan, atau gerakan anggota badan, cara berbicara dan berjalan atau juga berhiasan yang biasa dipakai wanita dan sejenisnya.

Daftar Bacaan:

Abdullah Nashih �’Ulwan, Persaudaraan Islam, Al-Ishlahi Press.

Husni Adhom Jarror, Bercinta dan Bersaudara karena Allah, GIP.

Majdi Hilali, Cinta Karena Allah, H.I. Press.

Saat Mukmin Merasakan Kelezatan Iman, Rabbani Press.

29

Page 30: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Zakiah Derajat dkk, Dasar-dasar Agama Islam, Buku Dasar Pendidikan Agama Islam pada perguruan Tinggi Umum, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Terbuka dan Departemen Agama RI, Jakarta, 1987.

Bulletin Al-Hikmah, edisi 09/Tahun 1. 09 April 1995. �“Pergaulan Muda-mudi Menuju Ukhuwah Islamiyah.�”

30

Page 31: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

FIQH SUNNAH

Thaharah Artinya bersuci

Dalil Thaharah hukumnya wajib berdasarkan Al-Qur�’an dan Sunnah:

�“Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka kalian dan tangan kalian sampai dengan siku, dan sapulah kepala kalian dan (basuh) kaki kalian sampai dengan kedua mata kaki.�” (QS. Al Maidah: 6)

�“Dan pakaianmu bersihkanlah�” (QS. Al Muddatstsir: 4)

�“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri�”

(QS. Al-Baqarah: 222)

Rasulullah SAW bersabda:

�“Shalat tanpa wudhu tidak diterima�”

�“Kunci shalat ialah bersuci�”

Dua Macam Thaharah

1. Bersuci dari hadats, khusus untuk badan, seperti mandi, wudhu, tayamum.

31

Page 32: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

2. Bersuci dari najis, berlaku pada badan, pakaian, dan tempat, seperti istinja�’ (cebok).

Macam-macam Air & Pembagiannya

1. Air suci dan mensucikan (air mutlak)

Air yang demikian boleh diminum dan sah digunakan untuk menyucikan benda yang lain.

Yaitu air yang jatuh dari langit atau terbit dari bumi dan masih tetap (belum berubah) keadaannya. Contoh: air hujan, air laut, air sungai, danau, air sumur, air es yang sudah hancur kembali, air embun, dan air yang keluar dari permukaan tanah.

Perubahan air yang tidak menghilangkan keadaan atau sifatnya - walaupun perubahan itu terjadi pada salah satu dari semua sifatnya (warna, rasa, bau) �– adalah:

a. Berubah karena tempatnya, seperti air yang tergenang atau mengalir di batu belerang.

b. Berubah karena lama tersimpan, seperti air kolam.

c. Berubah karena sesuatu yang terjadi padanya, seperti berubah disebabkan ikan.

d. Berubah karena tanah yang suci, begitu juga segala perubahan yang sukar memeliharanya, misalnya berubah karena daun-daunan yang jatuh dari pohon-pohon yang berdekatan dengan sumur atau tempat-tempat air itu.

2. Air suci tapi tidak mensucikan

Zatnya suci, tetapi tidak sah untuk menyucikan sesuatu. Yang termasuk dalam bagian ini ada tiga macam air, yaitu:

32

Page 33: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

a. Air yang berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan suatu benda yang suci, selain dari perubahan yang tersebut di atas, seperti air kopi, teh, dan sebagainya.

b. Air sedikit, kurang dari dua kulah, sudah terpakai untuk menghilangkan hadats atau menghilangkan hukum najis, sedangkan air itu tidak berubah sifatnya, dan tidak pula bertambah timbangannya. Misal: air guyuran wudhu.

c. Air pohon-pohon atau air buah-buahan, seperti air yang keluar dari tekukan pohon kayu (air nira), air kelapa, dan sebagainya.

3. Air yang makruh

Yaitu air yang terjemur matahari dalam bejana selain bejana emas dan perak. Air ini makruh dipakai untuk badan, tetapi tidak makruh untuk pakaian; kecuali air yang terjemur di tanah, seperti air sawah, air kolam, dan tempat-tempat yang bukan bejana yang mungkin berkarat.

4. Air yang bernajis

Air yang termasuk bagian ini ada dua macam, yaitu:

a. Air yang sudah berubah salah satu sifatnya oleh najis. Air ini tidak boleh digunakan lagi, baik sedikit atau banyak, sebab hukumnya adalah najis.

b. Air bernajis, tetapi tidak berubah salah satu sifatnya. Air ini kalau sedikit (kurang dari dua kulah) tidak boleh dipakai lagi, bahkan hukumnya sama dengan najis. Kalau air itu banyak, berarti dua kulah atau lebih, hukumnya tetap suci dan menyucikan.

33

Page 34: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Wudhu

Menurut bahasa artinya bersih. Menurut syara�’ artinya membersihkan anggota badan tertentu dengan cara tertentu untuk

menghilangkan hadats kecil dalam rangka akan melaksanakan shalat.

Dalil �“Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kamu bila ia

berhadats sehingga ia berwudhu�”

(HR Bukhari dan Muslim)

Tata Cara 1. Disunahkan bersiwak/gosok gigi. (HR. Ahmad, Nasa�’I, dan

dinasahkan oleh Ibnu Khuzaimah)

2. Berniat dalam hati (HR Jamaah)

3. Membaca basmalah (HR Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)

4. Mencuci tangan tiga kali, terutama setelah bangun tidur, dan menggosok sela-sela jari tangan (HR Imam yang empat dan dinasahkan oleh Ibnu Khuzaimah), dan menggerakkan cincin (HR Ibnu Majah dan Daruquthni), dilarang memasukkan tangan ke bejana sebelum mencucinya (HR Jama�’ah)

5. Berkumur dan menghirup air ke hidung dengan air atau telapak tangan (HR Bukhari dan Muslim), kemudian menyemburkannya dari hidung dengan tangan kiri (HR Ahmad dan Nasa�’i)

6. Membasuh muka dengan menyela-nyela jenggot (HR Bukhari, Muslim, Ibnu Majah dan Tirmidzi)

34

Page 35: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

7. Membasuh kedua tangan hingga siku (HR Ahmad, Bukhari dan Muslim)

8. Mengusap kepala dan telinga dengan sekali usapan dengan dua telapak tangan, dimulai dari depan kepala hingga tengkuk kemudian kembali ke tempat semula (HR Jama�’ah), dan terakhir memasukkan kedua telunjuk ke dalam telinga dan mengusap bagian luar telinga dengan ibu jari (HR Abu Daud dan Nasa�’I, dinasahkan oleh Ibnu Khuzaimah). Boleh mengusap telinga dengan mengambil air baru, bukan sisa air kepala (HR Baihaqi)

9. Mencuci kaki hingga mata kaki, dan menyela-nyela jari kedua kaki dengan kelingking (HR imam yang lima kecuali Ahmad)

10. Senantiasa mendahulukan bagian kanan anggota wudhu sebelum yang kiri (HR Ahmad, Abu Daud, Bukhari, dan Muslim)

11. Boleh mencuci anggota wudhu sekali-sekali (HR Jama�’ah kecuali Muslim), dua-dua (HR Ahmad dan Bukhari), atau tiga-tiga (HR Ahmad dan Muslim). Khusus mengusap kepala dan telinga hanya sekali (HR Tirmidzi)

12. Membaca do�’a wudhu

35

Page 36: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Mandi Janabat

Tata Cara 1. Niat dalam hati

2. Membaca basmalah

3. Mencuci kedua tangan

4. Mencuci kemaluan, tangan kanan menyiram air dan tangan kiri menggosok kemaluan

5. Berwudhu sebagaimana wudhu hendak shalat, kecuali mencuci kedua kaki

6. Membasahi sela-sela pangkal rambut dengan jari-jari tangan

7. Menyiram kepala tiga kali dengan menggunakan kedua tangan.

8. Menyiram seluruh tubuh hingga merata (jangan sampai ada bagian tubuh yang tidak terkena air, terutama daerah lipatan atau lekukan tubuh)

9. Mencuci kedua kaki seperti saat wudhu

10. Berdoa

Shalat

Hukum Shalat Secara bahasa shalat adalah doa. Shalat adalah kewajiban dari Allah SWT kepada setiap orang mukmin yang sudah baligh, sebab Allah SWT memerintahkannya dengan banyak sekali

firmanNya.

36

Page 37: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Dalil Shalat Allah SWT berfirman: �“Maka dirikanlah shalat, sesungguhnya

adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.�” (QS. An Nisa: 103)

�“Peliharalah segala shalat, dan (peliharalah) shalat wustha.�”

(QS. Al Baqarah: 238)

Rasulullah SAW bersabda: �“Islam dibangun di atas lima (kaidah): Kesaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah tutusan Allah, mendirikan

shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah, dan puasa di bulan Ramadhan.�” (HR Al Bukhari)

Hikmah Shalat Di antara hikmah diwajibkannya shalat adalah bahwa shalat itu:

a. Membersihkan jiwa, menyucikannya. Sabda Rasulullah SAW: �“Perumpaan shalat lima waktu adalah sebagaimana sungai yang jernih dan deras mengalir di depan pintu rumah kamu, yang kamu mandi darinya lima kali sehari semalam.�” (HR Muslim)

b. Mengkondisikan seorang hamba untuk bermunajat kepada Allah SWT di dunia, dan berdekatan denganNya di akhirat.

c. Mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar. Allah SWT berfirman yang artinya: �“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar.�” (QS. Al-Ankabut: 45)

d. Sebagai upaya mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat kelak. Disampaikan dari Abdullah bin Qurth ra:

37

Page 38: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

�“Amalan yang mula-mula dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat ialah shalat. Jika ia baik, maka baiklah seluruh amalannya, sebaliknya jika buruk, buruklah semua amalannya.�” (HR Thabrani)

Keutamaan Shalat 1. Tiang Agama

�“Pokok segala sesuatu ialah Islam, tiangnya ialah shalat, dan puncaknya ialah jihad di jalan Allah.�” (Diriwayatkan Muslim)

2. Pembeda antara yang beriman dan yang kafir

�“Jarak antara seseorang dengan kekafiran ialah meninggalkan shalat.�”(Diriwayatkan Muslim).

�“Aku diperintahkan memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka melakukan itu semua, maka darah mereka dan harta mereka terlindungi dariku kecuali dengan hak Islam., dan perhitungan mereka sepenuhnya pada Allah �‘Azza wa Jalla.�” (Muttafaq Alaih).

3. Amal perbuatan yang paling utama.

�“Perumpamaan shalat-shalat lima waktu adalah seperti air tawar yang melimpah di pintu rumah salah seorang dari kalian di mana ia mandi di dalamnya lima kali dalam setiap hari, maka bagaimana menurut kalian apakah masih tersisa sedikit pun kotoran padanya?�” Para sahabat menjawab,

�“Tidak tersisa. �“Rasulullah SAW bersabda, �“ Sesungguhnya shalat lima waktu itu menghilangkan dosa-dosa sebagaimana air menghilangkan kotoran.�”(Diriwayatkan Muslim)

�“Tidaklah seorang muslim yang tiba padanya waktu shalat wajib kemudian ia memperbaiki wudhunya, khusyu�’nya, dan ruku�’nya

38

Page 39: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

melainkan shalat menghapus dosa-dosa sebelumnya,selagi dosa besar tidak dikerjakan dan itu selama setahun penuh.�”

(Diriwayatkan Ahmad dan lain-lain)

Peringatan bagi yang Meninggalkan Shalat 1. Firman Allah SWT: �“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti

(yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan�” (QS. Maryam: 59)

2. Firman Allah SWT: �“Celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya�”

3. Sabda Rasulullah SAW: �“(Yang menghilangkan pembatas) antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat�” (HR Muslim)

4. Sabda Rasulullah SAW: �“Perjanjian antara kita dengan mereka (orang munafik) adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya maka sesungguhnya ia telah kafir�” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan An-Nasa�’i, hadits shahih)

Tata Cara Shalat 1. Jika waktu shalat telah tiba, seorang muslim berdiri dalam

keadaan suci, menutup aurat, menghadap kiblat, dan melakukan iqomah

2. Jika iqomah telah selesai, ia angkat kedua tangannya hingga dekat dengan pundaknya dengan berniat mengerjakan shalat sembari takbir, �“Allahu Akbar.�” Disebutkan dalam satu hadits,

39

Page 40: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

�“Kunci shalat adalah bersuci, memulainya dengan takbir, dan mengakhirinya dengan salam.�”(HR Tirmidzi, Abu Dawud, dan Hakim)

3. Kemudian ia letakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya di atas dada

4. Kemudian membaca doa iftitah.

5. Membaca Surat Al-Fatihah

6. Mengangkat kedua tangan hingga dekat dengan kedua bahu sambil berkata, �“Allahu Akbar�”, dilanjutkan dengan gerakan ruku�’ dengan meletakkan kedua telapak tangan di lutut sambil meratakan tulang punggungnya tanpa mengangkat kepala dan tidak menundukkannya.

7. I�’tidal

8. Melakukan gerakan sujud sambil berkata, �“Allahu Akbar�”. Ia sujud di atas ketujuh organ tubuhnya yaitu : wajah, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua telapak kaki dengan meletakkan keningnya dan hidungnya di tempat sujud.

9. Mengangkat kepala dari sujud sambil berkata, �“Allahu akbar�” kemudian duduk iftirasy (duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki kanan), Kemudian sujud kembali seperti sebelumnya.

10. Selanjutnya adalah berdiri untuk rakaat kedua. Ia melakukan gerakan seperti yang dilakukan pada raka�’at pertama, kemudian tasyahud. Jika jumlah shalat adalah dua raka�’at seperti shalat subuh, maka ia tasyahud, bershalawat atas Rasulullah SAW dan salam, sambil berkata, �“Assalamu�’alaikum warahmatullahi �“ dan menoleh ke kanan dan salam sekali lagi dengan menoleh ke sebelah kiri.

40

Page 41: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

11. Jika shalat tersebut bukan shalat yang jumlahnya dua rakaat maka setelah membaca tasyahud ia berdiri dengan takbir dan mengangkat kedua tangannya ke dekat bahunya. Kemudian ia meneruskan shalatnya seperti pada rakaat pertama dan surat yang dibaca hanya Al-Fatihah saja. Kemudian saat duduk tasyahud akhir dengan meletakkan pantat di atas alas dan menegakkan kaki kanan dan jari-jari kaki bagian dalam ke atas. Dilanjutkan dengan tasyahud, bersholawat ke atas Rasulullah SAW, meminta perlindungan kepada Allah SWT dari siksaan Jahannam, siksa neraka, siksa kubur, fitnah kehidupan, fitnah kematian, dan fitnah AL-Masih Ad-Dajjal.

12. Kemudian mengucapkan salam, sambil berkata, �“Assalamu�’alaikum warahmatullahi�” dan menoleh ke kanan dan salam sekali lagi dengan menoleh ke kiri.

Sunnah Shalat Sunnah-sunnah dalam shalat yang muakkadah (sangat dianjurkan):

1. Membaca satu surat, atau satu atau dua ayat dari surat Al-Qur�’an setelah membaca Al-Fatihah di shalat Shubuh, di dua rakaat pertama shalat Dhuhur, Shalat Ashar, shalat Maghrib, dan shalat Isya. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca Ummul Kitab (Al-Fatihah) dan dua surat pada shalat Dhuhur, dan pada dua rakaat berikutnya dengan Al-Fatihah saja. Kadang-kadang beliau memperdengarkan Al-Qur�’an kepada para sahabat (dalam shalatnya) (Muttafaq Alaih).

2. Membaca �“Sami�’Allahu liman hamidah, rabbana lakalhamdu (Allah mendengar orang yang memujiNya, wahai Tuhan kami, bagiMu segala pujian ). �“ bagi imam atau yang

41

Page 42: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

shalat sendirian. Dan membaca �“Rabbana lakal hamdu,�” bagi makmum.

3. Membaca �“Subhaana rabbiyal adzim (Mahasuci Allah Yang Maha Agung) tiga kali ketika ruku�’dan membaca �“Subhana rabbiyal a�’la (Mahasuci Allah Yang Maha Tinggi)�” ketika sujud, karena keika ayat �“Maka sucikan nama Tuhanmu Yang Maha Agung �“ turun kepada Nabi SAW, beliau bersabda,�” jadikan bacaan tersebut di ruku�’ kalian�” dan ketika ayat �“ Sucikan nama Tuhanmu Yang Mahatinggi�” turun, beliau bersabda,�” jadikan bacaan tersebut di sujud kalian�”(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Raud dengan sanad baik)

4. Takbir kepindahan dari berdiri ke sujud, dari sujud ke duduk, dan dari duduk ke berdiri. Karena hal tersebut dilakukan Rasulullah SAW.

5. Tasyahud awal, tasyahud kedua, dan duduk untuk keduanya

6. Doa Tasyahud

7. Membaca Al-Fatihah dan surat dengan suara keras pada shalat-shalat jahriyyah, yaitu dua rakaat pertama shalat maghrib, dua rakaat pertama shalat isya, dan dua rakaat shalat Shubuh.

8. Membaca Al-Fatihah dan surat dengan pelan di shalat-shalat sirriyah, yakni selain jahriyyah.

9. Mendoakan Rasulullah SAW pada tasyahud akhir.

Sunnah-sunnah shalat yang tidak muakkad:

1. Doa istiftah, yaitu doa �“SubhanakAllahumma wa bihamdika tabaarakasmuka wata�’aala jadduka wa laa ilaaha ghairuka�”

2. Membaca istiadzah (ta�’awudz)

42

Page 43: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

3. Mengangkat kedua tangan hingga dekat dengan dua pundaknya ketika takbiratul ihram, ruku�’, berdiri dari ruku�’, dan berdiri setelah rakaat kedua.

4. Membaca �“Aamiin�” setelah Al-Fatihah karena diriwayatkan bahwa jika Rasulullah SAW usai membaca �“ Ghairil Maghdzuubi alaihim waladhdhaalliin, maka beliau berkata �“Aamiin�”dengan mengeraskan suaranya (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan ia meng-hasan-kannya).

5. Memanjangkan bacaan surat setelah Al-Fatihah pada shalat Shubuh dan memperpendeknya pada shalat ashar dan maghrib, dan membacanya dengan sedang pada shalat dhuhur.

6. Berdoa di antara dua sujud �“Rabbighfirlii warhamnii wa�’aafinii wahdinii warzuqnii�”, karena Rasulullah membaca doa tersebut di antara kedua sujudnya( Diriwayatkan At-Tirmidzi)

7. Membaca doa qunut di rakaat terakhir shalat Shubuh atau rakaat terakhir shalat witir setelah membaca surat atau setelah mengangkat kepala dari ruku�’ (Diriwayatkan At-Tirmidzi, An-Nasai, dan lain-lain)

8. Bentuk duduk adalah iftirasy di semua duduk, dan tawarruk di duduk terakhir. Iftirasy adalah duduk di atas bagian dalam kaki kiri, dan menegakkan kaki kanan. Tawarruk ialah menjadikan bagian bawah kaki kiri di bawah paha kanan, meletakkan pantat di atas alas, menegakkan kaki kanan, meletakkan tangan kiri dia atas lutut kiri, sedang jari dalam keadaan membentang dan menggenggam seluruh jari tangan kanannya dan memberi isyarat dengan jari telunjuk sambil digerak-gerakkan ketika membaca tasyahud. Diriwayatkan bahwa jika Rasulullah SAW duduk di tasyahud maka beliau meletakkan tangan kanannya di atas paha kanan, dan

43

Page 44: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

tangan kiri di atas paha kiri, memberi isyarat dengan jari telunjuknya, dan pandangan matanya tidak melewati isyarat jari telunjuknya. (Diriwayatkan Muslim).

9. Meletakkan kedua tangan di atas dada, dan tangan kanan di atas tangan kiri. Ucapan Sahl R.A

�“Orang-orang diperintahkan meletakkan tangan kanannya di atas lengan kirinya ketika shalat�”

10. Berdoa ketika sujud

11. Berdoa di tasyahud akhir setelah bersholawat untuk Nabi SAW.

12. Memulai salam dengan menoleh ke kanan.

13. Salam kedua dengan menoleh ke kiri, karena diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengucapkan salam dengan menoleh ke sebelah kanan, dan sebelah kiri hingga terlihat warna putih pipinya. (Diriwayatkan Muslim)

14. Dzikir, dan berdoa setelah salam.

Dimakruhkan dalam Shalat

1. Menoleh dan melirik kesana-kemari, bahkan meng-angkat mata ke atas diharamkan.

2. Memain-mainkan anggota tubuh dan bergerak tanpa ada keperluan.

3. Membawa sesuatu yang dapat menyibukkan, seperti membawa suatu benda yang berat atau suatu benda yang berwarna-warni yang dapat menarik perhatian.

4. Bertolak pinggang.

44

Page 45: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Membatalkan Shalat

1. Bicara dengan sengaja, walau hanya sedikit

2. Memalingkan badan dari kiblat.

3. Keluar angin dari dubur dan apa saja yang menyebabkan wajib wudhu dan mandi.

4. Melakukan banyak gerakan terus-menerus tanpa ada keperluan.

5. Tertawa, walau hanya sedikit.

Shalat dalam Berbagai Kondisi

Dalam segala kondisi, syariat tidak memperbolehkan kita meninggalkan shalat, bahkan ketika akan melakukan bepergian misalnya, maka pertimbangan utama adalah bagaimana shalat kita nanti? Allah SWT membebani hambaNya tentu sesuai dengan kemampuan yang bisa ditanggung hambaNya. Begitu pun kewajiban menjalankan shalat, Allah SWT tidak memperbolehkan meninggalkan shalat dalam segala kondisi. Pembebanan ini disertai dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan Allah SWT, yang dapat diterapkan jika terdapat kesulitan melaksanakan shalat sesuai kondisi normal. Apa saja kemudahan itu?

45

Page 46: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Shalat Qoshor Shalat qoshor ialah menjadikan shalat empat rakaat

menjadi dua rakaat dengan Al-Fatihah dan surat. Adapun shalat maghrib dan shalat shubuh, maka tidak bisa diqoshor.

Hukum Shalat Qoshor

Shalat Qoshor disyariatkan Al-Qur�’an dan As-Sunnah. Allah Ta�’ala berfirman,

�“Dan apabila kalian bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kalian mengqoshor shalat.�”(QS. An-Nisaa�’: 101)

Rasulullah SAW bersabda,

�“Shalat qoshor adalah sedekah yang disedekahkan Allah kepada kalian, maka terimalah sedekahNya.�” (Muttafaq Alaih)

Rutinitas Rasulullah SAW melakukan shalat qoshor menjadikannya sebagai sunnah muakkadah, karena setiap kali beliau bepergian maka beliau mengqoshor shalat bersama sahabat-sahabatnya.

Jarak Disunnahkannya Shalat Qoshor

Rasulullah SAW tidak pernah menentukan jarak tertentu disunnahkannya shalat qoshor. Para sahabat, tabi�’in, dan para imam memperhatikan jarak-jarak perjalanan di mana Rasulullah SAW biasa mengqoshor shalat pada jarak-jarak tersebut, dan mereka berkesimpulan bahwa jaraknya adalah kira-kira empat barid (satu barid kira-kira 12 mil; 1 mil = 1609 m). Jadi empat barid (48 mil) adalah batasan minimal untuk mengqoshor shalat. Jika sudah mencapai batas tersebut, maka disunnahkan mengqoshor shalatnya.

Musafir mulai mengqoshor shalatnya sejak ia meninggalkan pemukiman daerahnya, dan tetap melakukannya kendati ia bepergian dalam jangka waktu yang lama hingga iakembali ke daerahnya, kecuali jika ia berniat

46

Page 47: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

menetap empat hari atau lebih di daerah tersebut, maka ia menyempurnakan shalatnya, dan tidak mengqoshor shalatnya.

Shalat qoshor berlaku bagi seluruh musafir, baik musafir dengan kendaraan, atau musafir dengan jalan kaki, pengendara hewan, pengendara mobil, pesawat udara, kecuali penumpang kapal laut jika ia tidak turun dari kapal sepanjang tahun dan ia di kapal bersama keluarganya maka ia tidak disunnahkan mengqoshor shalatnya, namun harus menyempurnakan rakaat shalatnya.

Shalat Jamak

Hukum Shalat Jamak

Shalat jamak ialah keringanan yang diperbolehkan, kecuali menjamak shalat Dhuhur dan Ashar di hari Arafah, dan menjamak shalat maghrib dan shalat isya di malam muzdalifah, karena jamak di kedua tempat tersebut adalah ketetapan baku yang tidak memiliki pilihan lain (wajib). Karena diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan Shalat Dhuhur dan Ashar di Arafah dengan satu adzan dan dua iqomah. Ketika beliau tiba di Muzdalifah, beliau mengerjakan shalat Maghrib, dan Isya dengan satu adzan dan dua iqomah (HR Muslim)

Shalat jamak bisa dilakukan dengan jamak taqdim, yaitu melakukan jamak di waktu shalat yang awal, atau dengan jamak ta�’khir, melakukan shalat jamak di waktu shalat yang akhir.

Penduduk suatu daerah boleh menjamak shalat jika mahgrib dan Isya di masjid ketika hujan, atau pada malam

47

Page 48: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

yang sangat dingin, atau ketika angin bertiup kencang, karena kesulitan pergi ke masjid.

Orang sakit diperbolehkan menjamak shalat Dhuhur dengan Ashar, atau Magrib dengan Isya, jika ia mendapatkan kesulitan mengerjakan shalat-shalat tersebut pada waktunya. Jadi, selagi ada kesulitan, maka shalat jamak diperbolehkan. Misal terancam jiwanya, hartanya, kehormatannya, maka diperbolehkan menjamak shalatnya.

Shalatnya Orang Sakit Jika si sakit tidak mampu berdiri, dengan bersandar pada

sesuatu ia shalat dengan duduk. Jika ia tidak bisa duduk, ia shalat dalam keadaan miring. Jika tidak sanggup miring, ia shalat dengan berbaring, menjulurkan kedua kakinya menghadap kiblat dan menjadikan sujudnya lebih rendah dari ruku�’nya. Jika tidak bisa ruku�’ dan sujud, ia shalat dengan isyarat, dan tidak boleh meninggalkan shalat apa pun alasannya.

Imran bin Hushain R.A berkata,

�“ Aku sakit wasir, kemudian aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang cara shalat, kemudian beliau bersabda,�” Shalatlah dengan berdiri. Jika engkau tidak bisa shalat dengan berdiri, maka duduklah. Jika engkau tidak bisa shalat dengan duduk, shalatlah dengan miring. Jika engkau tidak bisa miring, shalatlah dengan berbaring.�” (Diriwayatkan Al-Bukhari)

48

Page 49: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Shalat Berjama’ah

Hukum dan Keutamaan Shalat Jama’ah Shalat jama�’ah adalah sunnah yang diwajibkan kepada setiap orang beriman yang tidak mempunyai udzur untuk menghadirinya, karena beberapa dalil berikut:

Sabda Rasulullah SAW ,

�“ Jika ada tiga orang di salah satu desa, atau kampung namun tidak mengadakan shalat jama�’ah maka syetan berkuasa atas mereka. Oleh karena itu, hendaklah kalian selalu berjama�’ah karena serigala itu memakan kambing yang jauh (terpisah dari kelompoknya).�” (Diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, An-Nasai, dan Al-Hakim. Hadits ini shahih)

�“ Demi jiwaku yang berada di tanganNya, sungguh aku bertekad menyuruh pengumpulan kayu bakar, kemudian aku suruh seseorang adzan untuk shalat, dan seseorang untuk mengimami manusia, kemudian aku pergi kepada orang-orang yang tidak ikut shalat kemudian aku bakar rumah mereka.�”(Muttafaq Alaih).

Abdullah Bin Mas�’ud R.A berkata,

�“ Sungguh kami melihat bahwa ada orang yang tidak ikut shalat jama�’ah ialah orang yang munafik yang kemunafikannya diketahui dengan jelas. Orang munafik tersebut di datangkan di antara dua orang dan disuruh berdiri di shaf shalat.�”

Rasulullah SAW bersabda,

�“ Shalat jama�’ah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.�”(Muttafaq Alaih)

49

Page 50: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

�“Shalat berjama�’ah itu lebih banyak dua puluh lima derajat daripada shalat seseorang di rumahnya atau di pasarnya. Jika salah seorang dari kalian berwudhu dengan baik, dan pergi ke masjid tanpa maksud lain kecuali shalat, maka ia tidak melangkah melainkan Allah mengangkatnya satu derajat, dan menghapus kesalahannya hingga ia memasuki masjid. Jika ia telah memasuki masjid, ia berada dalam keadaan shalat selagi shalat tersebut menahannya, dan para malaikat mendoakannya selama ia berada di tempat ia shalat sambil berkata,�” Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah, sayangilah dia,�” itulah selama ia tidak batal.�” (Muttafaq Alaih)

Peserta Shalat Jama’ah

Jumlah minimal peserta shalat jama�’ah adalah dua orang. Satu orang menjadi imamnya, dan orang satunya menjadi makmum. Semakin banyak jumlah peserta shalat jama�’ah, maka itu lebih dicintai Allah SWT.

Sabda Rasulullah SAW,

�“Shalat seseorang bersama satu orang itu lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian. Shalatnya seseorang bersama dua orang itu lebih banyak pahalanya daripada shalatnya dengan satu orang. Jika lebih banyak, maka itu lebih dicintai Allah Ta�’ala.�” (Diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, An-Nasai, Ibnu Hibban, Hadits ini di-shahih-kan Ibnu As-Sakan dan Al-Hakim)

Pelaksanaan shalat jama�’ah di masjid itu lebih utama dan masjid yang jauh itu lebih utama daripada masjid yang dekat, karena Rasul SAW bersabda, �“Sesungguhnya manusia yang paling besar pahalanya ialah orang yang paling jauh jalannya ke masjid.�”

50

Page 51: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Wanita Shalat di Masjid

Para wanita boleh pergi ke masjid dan melaksanakan shalat berjamaah dengan syarat menghindarkan diri dari hal-hal yang membangkitkan syahwat dan menimbulkan fitnah seperti menggunakan perhiasan dan menggunakan wangi-wangian.

Sabda Rasul:

�“Janganlah kalian melarang para wanita pergi ke masjid dan hendaklah mereka keluar dengan tidak menggunakan wangi-wangian�” (HR Ahmad dan Abu Daud, hadits shahih)

�“Jangan kamu melarang istri-istrimu (shalat) di masjid, namun rumah mereka sebenarnya lebih baik untuk mereka�” (HR Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim, hadits Shahih)

�“Sebaik-baik tempat shalat bagi kaum wanita adalah bagian paling dalam (tersembunyi) dari rumahnya�” (HR Ahmad dan Al-Baihaqi, hadits shahih)

Dari hadits-hadits di atas, tampak bahwa meskipun wanita diizinkan shalat berjamaah di masjid, namun lebih utama apabila mereka melaksanakannya di dalam rumah.

Rujukan:

Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim, 2003, Jakarta : Darul Falah

Syaikh Kamil Muhammad �‘Uwaidah, Fiqih Wanita, 2002, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar

51

Page 52: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

BELAJAR BACA AL-QUR’AN (BBQ)

Kenapa Harus BBQ?

�“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur�’an dan mengajarkannya.�” (HR. Imam Bukhari)

Dalam setiap huruf Al-Qur�’an yang kita baca, memiliki nilai ibadah yang tiada terhingga besarnya. Dan inilah keistimewaan Al-Qur�’an, yang tidak dimiliki oleh apapun yang ada di muka bumi ini. Allah berfirman (QS. 35 : 29 �– 39)

�“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.�”

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW juga pernah mengatakan:

Dari Abdullah bin Mas�’ud ra, Rasulullah SAW bersabda, �‘Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur�’an), maka ia akan mendapatkan satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim sebagai satu haruf. Namun Alif merupakan satu huruf, Lam satu huruf dan Mim juga satu huruf.�” (HR. Tirmidzi)

Al- Qur'an adalah panduan hidup umat islam yang senantiasa tak boleh lepas dari ritme hidup kita. Setiap kita

52

Page 53: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

sepatutnya senantiasa membacanya dengan baik dan benar, sambil menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk itulah kita senantiasa selalu berusaha memperbaiki dan meningkatkan bacaan Al-Qur'an kita.

BBQ disusun guna meningkatkan kemampuan kita dalam membaca Al- Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan tajwidnya, sehingga diharapkan bacaan tersebut akan lebih berkesan didalam hati kita dan dapat diwujudkan dalam amal keseharian kita.

Makhorijul Huruf (Tempat Keluarnya Huruf)

Untuk membantu agar lebih cepat dan tepat dalam mempelajari makhroj huruf, ulama qiro�’ah menuangkan pengucapan setiap huruf dalam bentuk tulisan. Dengan mengetahui makhroj huruf dan ditopang dengan latihan secara terus-menerus dalam mengucapkannya, akan dapat memperlancar lidah dalam mengucapkan huruf dengan baik dan benar.

Secara umum tempat keluarnya huruf ada lima, yaitu :

1. rongga mulut

2. tenggorokan

3. lidah

4. dua bibir

5. rongga hidung

53

Page 54: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Secara Terperinci Berjumlah 17

1. Huruf yang keluar dari rongga mulut (al-jauf), yaitu huruf-huruf mad (alif, wau,ya)

nuu ( ) : pengucapannya dengan majukan dua bibir

hii ( ) : pengucapannya dengan menurunkan bibir bagian bawah

haa ( ) : pengucapannya dengan membuka mulut

2. Huruf yang keluar dari tenggorokan (al-halku) dengan perincian makhrojnya adalah sebagai berikut :

a, ha ( , ) : keluar dari tenggorokan bawah (aqshol halki)

�‘a, ha ( , ) : keluar dari tenggorokan tengah (wasathul halki)

kho, gho ( , ) : keluar dari tenggorokan atas (adnal halki)

3. Huruf-huruf yang keluar dari lidah (al-lisan) antara lain :

qof ( ) : keluar dari pangkal lidah (dekat tenggorokan) dengan mengangkatnya ke atas langit-langit

kaf ( ) : seperti makhroj qof namun pangkal lidah diturunkan

54

Page 55: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

jim, syin, ya ( ,, ): keluar dari tengah lidah bertemu dengan langit-langit

dhodh ( ) : keluar dari dua sisi lidah atau salah satunya bertemu dengan gigi geraham

lam ( ) : keluarnya dengan menggerakkan semua lidah dan bertemu dengan ujung langit-langit.

nun ( ) : keluarnya dari ujung lidah di bawah makhroj lam

ro ( ) : keluarnya dari ujung lidah hampir sama seperti nun dengan memasukkan punggung lidah.

tho, dal, ta ( ,, ): keluar dari ujung lidah yang bertemu dengan gusi bagian atas

shod, sin, za ( ,, ): keluar dari ujung lidah yang hampir bertemu gigi depan bagian bawah

dzho, dza, tsa ( ,, ): ujung lidah keluar sedikit bertemu dengan ujung gigi depan bagian atas

4. huruf yang keluar dari bibir (asy-syafatani) adalah fa, wau, ba, mim.. ( ,, )

fa ( ) : keluar dari bagian dalam yang bertemu dengan ujung gigi atas

55

Page 56: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

wau, ba, mim ( ,, ): keluar dari dua bibir

5. huruf yang keluar dari rongga hidung (al-khoisum) hanya satu yaitu ghunnah (dengung)

Huruf Qalqalah

Yang termasuk huruf qalqalah yaitu:

Apabila huruf qalqalah tersebut mati atau bacaan berhenti pada huruf tersebut, maka huruf itu diucapkan seraya menambahkan semacam pantulan bunyi dari huruf itu sendiri di akhir pengucapan. Kasus qalqalah ada dua yaitu, Qalqalah Sughraa dan Qalqalah Qubraa. Pada Qalqalah Sughraa, huruf qalqalah berupa huruf mati (sukun). Sedangkan pada Qalqalah Qubraa huruf qalqalah itu menjadi mati karena bacaan berhenti pada huruf itu. Di sini pemantulan bunyi dilahirkan lebih jelas lagi.

Contoh:

Qalqalah sughraa :

Qalqalah kubraa : ...

Tafkhiim & Tarqiiq

Ada huruf-huruf atau keadaan-keadaan yang di situ suatu huruf diucapkan secara tafkhiim(tebal/berat)

56

Page 57: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

atau tarqiiq (tipis/ringan).

Huruf Isti’laa’

Tujuh huruf isti�’laa�’ (diucapkan tebal) :

Huruf Lam ( ) pada kata Allah (Lam Jalalah)

Ada dua cara mengucapkan huruf Lam ( ) pada kata Allah

(lam jalalaah). Huruf Lam ( ) dibaca tebal jika diawali dengan

vokal �‘a�’ (fathah) atau �‘u�’ (dhomah). Contoh:

Dan sebaliknya diucapkan tipis jika didahului oleh vokal �‘i�’ (kasroh). Contoh:

Huruf Raa’ ( )

Dalam beberapa keadaan, huruf raa�’ ( ) dibaca tebal; dan pada keadaan lain dibaca tipis.

Huruf raa�’ ( ) diucapkan tebal jika:

1. Dikenai fathah ( ) atau dhomah ( )

Contoh:

2. Mati sesudah bunyi vokal �‘a�’ (fathah) atau �‘u�’ (dhomah), termasuk juga mati karena bacaan berhenti (qalqalah)

57

Page 58: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Contoh:

3. Sesudah bunyi vokal �‘i�’ asli dan berikutnya bertemu huruf isti�’aa�’ berharokat fathah atau dhomah (sebagian ahli tajwid juga memasukkan harakat kasroh)

Contoh:

4. Mati sesudah vokal �‘i�’ tidak asli, yaitu yang terdapat pada hamzah ( ) pada kata perintah hamzah ( ) washal karena, hamzah ( ) diabaikan pada saat membaca tidak berhenti melainkan diteruskan.

Contoh:

Huruf raa�’ ( ) diucapkan tipis jika:

1. Dikenai kasrah ( )

Contoh:

2. Mati sesudah bunyi vokal �‘i�’ asli, dan berikutnya tidak bertemu huruf isti�’laa�’

Contoh:

3. Membaca berhenti pada satu kata sehingga huruf raa�’ ( ) pada akhir kata itu dimatikan atau memang mati dan sebelum berhenti ada bunyi vokal �‘i�’.

Contoh: ...

tips: huruf raa�’ ( ) dibaca tipis jika berurusan dengan kasroh

58

Page 59: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Hukum Nun Mati dan Tanwin

Pengucapan huruf nun mati ( ) dan tanwin ( ) dalam Al-Quran ada yang harus jelas (idzhar), ada yang harus samar (ikhfa�’), ada yang harus lebur sehingga nun mati atau tanwin tersebut tak terlihat (idghom), dan ada yang berubah menjadi mim (iqlab)

1. IDZHAR, artinya jelas Menurut ilmu tajwid, idzhar adalah pembacaan nun

mati ( ) atau tanwin ( ) sesuai dengan makhrojnya (tanpa mendengungkannya) apabila bertemu dengan salah satu huruf idzhar. Huruf idzhar adalah: sebagai berikut:

,,,,,

Contoh-contoh idzhar:

Nun Mati ( ) :

Tanwin ( ) :

2. IDGHOM, artinya memasukkan. Menurut ilmu tajwid, idghom yaitu pengucapan nun

mati ( ) atau tanwin ( ) secara lebur ketika bertemu huruf-huruf idghom, atau pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang ditasdidkan. Idghom ada 2:

59

Page 60: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

1) Idghom ma�’al ghunnah, yaitu pembacaan idghom yang harus didengungkan (dighunnahkan)

Huruf-hurufnya adalah: 2) Idghom bila ghunnah, yaitu pembacaan idghom yang tidak

boleh didengungkan (dighunnahkan)

Huruf-hurufnya adalah:

Contoh bacaan idghom:

Idghom ma�’al ghunnah:

Idghom bila ghunnah:

Dikecualikan 4 (empat) kata yang tidak boleh dibaca sesuai dengan kaidah ini, namun harus dibaca idzhar dan disebut Idzhar Mutlak, yaitu:

(13:41), (6:99), (61:4), (6:29)

3. IQLAB, artinya mengubah Maksudnya adalah pengucapan nun mati ( ) atau tanwin

( ) yang bertemu huruf ba�’ ( ) yang berubah menjadi mim

( ) dan disertai ghunnah (dengung); sebagian ulama menambahkan ikhfa�’ (suara mim tidak terdengar sempurna karena kedua bibir tidak merapat dengan sempurna).

Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al Jamzuri, �“Hukum yang ketiga (nun mati ( ) atau tanwin ( ) ) adalah

iqlab yaitu apabila nun mati ( ) atau tanwin ( ) bertemu

60

Page 61: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

dengan ba maka berubah menjadi mim yang diserta ghunnah dan ikhfa�”.

Contoh iqlab:

4. IKHFA’, artinya menutupi Maksudnya adalah pengucapan nun mati ( ) atau tanwin

( ) ketika bertemu dengan huruf-huruf ikhfa�’, dengan sifat antara idzhar dan idghom dan disertai ghunnah. Huruf-hurufnya berjumlah 15, yaitu:

Contoh ikhfa�’:

Nun mati ( ) :

Tanwin ( ) :

61

Page 62: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Hukum Mim Mati ( ) (Mim Sakinah)

Mim sakinah ( ) hukum bacaannya ada 3 macam,

1. Ikhfa safawi, yaitu apabila mim mati ( ) bertemu dengan

ba�’ ( ). Cara pengucapannya mim nampak samar disertai

ghunnah. Contoh:

2. Idghom mitslain, yaitu apabila mim mati bertemu dengan mim ( ). Cara pengucapannya harus disertai dengan

ghunnah. Contoh:

3. Idzhar syafawi, yaitu apabila mim mati ( ) bertemu dengan

selain huruf mim ( ) dan ba�’ ( ). Cara pengucapanya, mim harus nampak jelas tanpa ghunnah, terutama ketika bertemu huruf fa�’ ( ) dan wau ( ), sedikit mim ( ) tidak

boleh terpengaruh oleh makhroj fa�’ ( ) dan wau ( ) walaupun makhrojnya berdekatan/sama.

Contoh:

62

Page 63: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Hukum Mad Arti mad menurut bahasa adalah tambahan, sedangkan

menurut istilah adalah memanjangkan lama suara ketika mengucapkan huruf mad.

Huruf mad ada tiga

1. wau sukun ( ) yang sebelumnya terdapat huruf berharokat

dhomah ()

2. ya�’ sukun ( ) yang sebelumnya terdapat huruf berharkoat

kasroh ( )

3. alif ( ) yang sebelumnya terdapat huruf berharokat fathah ()

Pembagian mad adalah:

1. Mad thobi�’i atau mad ashli

Panjangnya hanya 2 harokat. Contoh:

2. Mad far�’i

Panjangnya 2 sampai 6 harokat. Pemanjangan mad ini ada yang karena bertemu dengan hamzah ( ), ada yang karena waqof (berhenti), ada yang karena bertemu dengan huruf sukun, dan ada yang karena aslinya harus dibaca panjang.

63

Page 64: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

a. Mad karena bertemu hamzah ( )

1) Mad wajib muttashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah ( ) dalam satu kalimat: panjangnya 5 harokat ketika washol (terus), dan 6 harokat ketika waqof (berhenti)

Contoh:

2) Mad jaiz munfashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah ( ) dalam kalimat yang terpisah. Panjangnya 2 �– 5 harokat. Pembacaan harus seragam, kalau memulai dengan 2 harokat maka untuk seterusnya 2 harokat, begitupun untuk yang lain.

Contoh:

3. Mad shilah thowilah, yaitu apabila terdapat ha�’ ( )dhomir (ha�’ yang merupakan kata ganti) bertemu dengan hamzah ( ) dalam kalimat yang terpisah. Panjangnya seperti mad

jaiz munfashil. Contoh:

Lawan kata Mad Shilah Thowilah adalah Mad Shilah Qoshiroh, yaitu apabila terdapat ha�’ ( ) betemu dengan

selain hamzah ( ). Panjangnya 2 harokat.

Contoh:

64

Page 65: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Catatan:

- Ha�’ dhomir tidak dibaca 2 harokat apabila salah satu huruf sesudah atau sebelumnya mati. Contoh:

- Selain ha�’ dhomir tidak dibaca panjang. Contoh:

- Pengecualian keterangan di atas terdapat di surat Al-Furqon 69 dan Azzumar.

- Mad Badal, yaitu apabila terdapat hamzah ( ) bertemu

dengan mad panjangnya 2 harokat. Contoh:

b. Mad karena sukun

1. Mad �‘aridh lissukun, yaitu apabila mad tobi�’i jatuh sebelum huruf yang diwaqofkan. Panjangnya 2 �– 6 harokat.

Contoh:

2. Mad liin (mad layyin) yaitu apabila berhenti pada suatu huruf sebelumnya wau sukun ( ) atau ya�’ sukun ( ) yang didahului oleh huruf berharokat fathah. Panjanjangnya 2 �– 6 harokat. Contoh:

3. Mad �‘iwadh, yaitu berhenti pada huruf yang bertanwin fathah ( ). Contoh: ....

4. Mad Tamkiin, yaitu apabila terdapat ya�’ bertasydid ( ) bertemu dengan ya�’ sukun ( ) panjangnya 2 harokat.

Contoh:

65

Page 66: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

5. Mad lazim mutsaqqol kilmi, yaitu apabila terdapat huruf yang bertasydid jatuh sesudah huruf mad. Panjanya 6 harokat. Contoh:

6. Mad lazim mukhoffaf kilmi, yaitu apabila terdapat huruf sukun jatuh sesudah mad badal. Panjangnya 6 harokat, mad ini hanya terdapat dalam 3 surat, yaitu sudat Al-An�’am: 143-144, Surat Yunus: 59, dan Surat An-Naml: 59.

Contoh:

8. Mad lazim harfi mutsaqqol, yaitu huruf-huruf di awal surat yang pembacaannya diidghomkan. Panjangnya 6 harokat. Huruf-huruf tersebut dirangkai dalam perkataan:

9. Mad lazim harfi mukhoffaf, yaitu sama seperti mad sebelumnya, namun tanpa diidghomkan. Huruf-huruf tersebut dirangkaikan dalam perkataan:

Perhentian dalam Membaca Al Qur’an:

WAQAF & IBTIDA’

Sebagaimana layaknya, sebuah kalimat yang tidak penuh dibaca atau terputus akan memberikan pesan yang lain dari yang dimaksud atau tidak memiliki pesan sama sekali karena tidak jelas maksudnya. Hal ini patut diperhatikan terlebih lagi

66

Page 67: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

dalam membaca Al-Qur�’an, agar pesan-pesan Allah swt di dalamnya tidak rusak.

Washal Membaca Al-Qur�’an dilakukan dengan satu tarikan nafas. Jika membaca tidak terputus maka hal ini disebut Washal.

Waqaf Adalah melakukan penghentian dalam membaca Al-Qur�’an seraya mengambil nafas dengan niat untuk setelahnya melanjutkan membaca

Ibtida’ Adalah memulai membaca atau memulai meneruskan membaca Al Qur�’an

Mengingat tidak semua yang membaca Al-Qur�’an mengerti bahasa Arab, para ulama memberi tanda-tanda tempat waqaf sebagai panduan. Pada cetakan Al-Qur�’an yang berbeda bisa saja ditemui tempat-tempat waqaf yang berbeda dikarenakan perbedaan pendapat ulama yang menentukannya.

Melihat sifatnya yang relatif seperti itu maka, tanda-tanda tempat waqaf itu tidaklah mutlak harus diikuti, khususnya oleh mereka yang memahami bahasa Arab. Namun, mereka yang tidak memahami bahasa Arab sebaiknya mengikuti tanda-tanda tempat waqaf yang telah dibuat oleh para ulama tersebut.

67

Page 68: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Berikut ini tanda-tanda tempat waqaf beserta maksud praktisnya; perhatikan bahwa pada suatu cetakan Al-Qur�’an belum tentu semua tanda-tanda itu ditemui.

: sangat baik waqaf

: lebih baik waqaf

:. : hadir sepasang, waqaf pada salah satu

: boleh waqaf atau washal

: ada sebagian ulama yang membolehkan waqaf

: tidak waqaf

: lebih baik washal

Saktah

Adalah berhenti sejenak (tidak lebih lama dari 2 harokat) tanpa mengambil nafas pada saat membaca Al Quran.

Tempat saktah ditandai oleh huruf

Contoh:

(al Muthaffifin:

14)

(al Qiyaamah: 27)

68

Page 69: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Perhatikan bahwa karena membaca berhenti maka huruf dan mati pada tempat saktah di atas tidak diidghaamkan ke

dalam huruf .

Catatan:

- 1 harokat = 1 ketukan.

- Untuk penjelasan lebih lengkap, dapat merujuk ke daftar bacaan.

Rujukan:

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 10 Kekasih Allah. Pustaka Azzam, 2000. Buku Panduan Tahsin, LPIM Yogyakarta. Iqra, AMM Yogyakarta. CD Rom. Catatan Tajwid Sederhana nan Praktis. Imam Fachrudin, Bochum: 2004.

69

Page 70: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

PRIBADI MUSLIM UNGGUL

Pribadi ideal?

Menurut kamu bagaimana sih sosok orang yang ideal itu? Pinter, Kuat, Shalih, Kaya, �… (kamu tentuin sendiri)

Berapa banyak orang yang mampu memenuhi kriteria di atas? Jarang? Sedikit? Atau Sangat sedikit? Tahukah kamu bahwa hampir seluruh sahabat Rasulullah memiliki hampir seluruh kriteria di atas.

Satu demi satu manusia yang ada di sekitar Rasulullah saw berubah. Mereka semua mengalami proses rekonstruksi (pembangunan ulang) visi dan pkitangan hidup mereka tentang Tuhan, tentang diri mereka sendiri sebagai manusia, tentang alam raya yang mengitari mereka, tentang misi kehidupan mereka di dunia. Dan itu menjadi awal dari perubahan besar yang terjadi dalam skala kepribadian mereka. Dan tiba-tiba gurun Jazirah Arab dipenuhi oleh manusia-manusia besar yang siap memimpin dunia.

Dari masyarakat yang buta aksara dan buta budaya itu lahirlah pemikir dan ilmuwan besar seperti Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Ibnu Mas�’ud, Zaid bin Tsabit. Bahkan menurut catatan Ibnul Qoyyim jumlah ulama yang ditinggalkan Rasulullah saat wafatnya berkisar antara 100-110 orang.

70

Page 71: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Dari masyarakat yang tidak terstruktur itu lahirlah pemimpin-pemimpin besar: pemimpin negara seperti Abu Bakar, Ummar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib; atau pemimpin militer seperti Khalid bin Walid, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, Al-Mutsanna bil Haritsah, Saad bin Abi Waqqash, dan lainnya.

Dari mereka muncul pula puluhan enterpreneur ulung seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, dan Abdurrahman bin Auf. Bahkan sembilan dari sepuluh sahabat yang dijanjikan masuk surga adalah enterpreneur.

Dari mereka muncul pula kelompok profesional dalam berbagai bidang seperti hukum (Ali bin Abi Thalib dan Syuraih), administrasi (Abu Ubaidah), intelejen (Hudzaifah dan Al-Abbas), bahasa (Zaid bin Tsabit) dan lainnya.

Bagaimana mereka bisa memiliki keseimbangan dalam berbagai segi? Mereka jelas shalih, mereka kuat dalam berperang, mereka cerdas dalam ilmunya masing-masing, dan mereka juga kaya. Mereka laksana rahib di malam hari, dan laksana penunggang kuda di siang hari. Islam lah yang membuat mereka demikian. Islam telah mengubah pkitangan hidup mereka sehingga mereka mampu melejitkan potensi yang ada dalam diri mereka serta menyeimbangkan berbagai aspek kehidupan mereka.

Ajaran Islam menuntut manusia untuk mengembangkan potensi akal, jasmani, dan rohani. Banyak sekali ayat dalam Al Qur�’an yang memerintahkan kepada kita untuk berpikir, meneliti, bereksperimen serta proses intelektual lainnya. Bahkan ayat pertama yang turun adalah perintah untuk membaca. Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah SWT daripada mukmin yang lemah. Banyaknya ajaran Islam yang hanya dapat dilaksanakan ketika kita kaya (haji misalnya), merupakan tuntutan bagi seorang muslim untuk kaya. Dan

71

Page 72: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

yang paling penting adalah tuntutan keimanan. Semua potensi di atas akan sia-sia tanpa adanya keimanan.

Bagaimana kita menjadi pribadi yang ideal?

Kiat Spiritual 1. Baca Al Qur’an

Al Qur�’an memiliki keistimewaan mampu menggugah semangat orang yang membacanya walau Kita tidak tahu artinya. Ini merupakan salah satu dari sekian banyak mukjizat Al Qur�’an. Ia akan menjadikan orang yang membacanya merasa tenteram dan tenang serta yakin Allah bersamanya. Allah SWT akan membantunya mengatasi persoalan hidup.

2. Baca terjemahan Al Qur’an terutama bagian-bagian yang menggugah semangat

Dalam Al Qur�’an terdapat ayat-ayat yang mampu menggugah semangat. Jika Kita tidak paham bahasa Arab, baca terjemahan Al Qur�’an untuk menggugah semangat.

3. Lakukan Shalat tahajjud dengan khusyuk

Waktu tahajjud, dalam suasana sunyi, akan membuat Kita lebih khusyu�’. Menjadikan perasaan dekat dengan Allah semakin kuat. Adukanlah semua persoalan Kita padaNya. Kita akan merasa lebih tenang, dan akan lahir tekad yang jauh

72

Page 73: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

lebih besar untuk menghadapi permasalahan hidup, dengan optimis.

4. Baca doa dan dzikir sebanyak-banyaknya

Dengan berdoa, kita akan merasa tenang, karena semata hanya mengharap padaNya. Satu-satunya Dzat yang maha segalanya. Begitupun dzikir, ia akan membangkitkan semangat orang yang melakukannya. Orang yang jarang berdzikir akan melihat ujian dan cobaan sebagai masalah , hingga mereka stress dan frustasi. Hidup terasa berat, sulit, dan suram. Hingga semangat hidup pun menurun.

5. Jauhi kemaksiatan

Melakukan kemaksiatan dapat membuat hati menjadi gelisah. Kita merasa seolah-olah ada yang tidak benar dalam diri. Hal ini wajar sebab kemaksiatan menutupi fitrah suci manusia. Oleh karena itu, jauhilah kemaksiatan jika kita ingin bersemangat hidup yang positif, yang menjadikannya produktif dalam hidup kita. Yang produknya dapat bermanfaat bagi banyak orang. Semangat hidup yang menyumbangkan kebaikan dan semangat.

6. Tutuplah malam hari dengan doa dan janji kepada Allah untuk bersemangat mengisi hari esok

Setiap malam sebelum tidur, berdoalah kepada Allah agar kita diberi kemudahan untuk memperbaiki diri. Berjanji kepada Allah untuk bersemangat mengisi hari esok dengan aktivitas yang bermanfaat. Dengan keyakinan akan

73

Page 74: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

pertolongan Allah, kita akan merasa optimis bahwa yang kita harapkan akan terwujud di masa datang.

7. Baca sejarah hidup Nabi Muhammad saw

Sejarah hidup Nabi Muhammad memberi pengaruh yang kuat untuk membangkitkan semangat kita, sebab kehidupan Nabi penuh dengan berbagai pelajaran yang mungkin tidak akan kita jumpai pada biografi tokoh lainnya.

Sejarah Nabi Muhammad juga merupakan sejarah hidup manusia yang paling lengkap dan paling terpercaya. Beda dengan sejarah hidup tokoh lain yang hanya sepotong-sepotong dan banyak dibumbui oleh mitos dan subjektivitas. Sejarah hidup Nabi merupakan sejarah yang paling banyak memberikan hikmah kepada manusia.

Waspadai Blokade Mental Menjadi pribadi unggul ternyata tidak saja menuntut

optimalisasi keunggulan semata melainkan ada kebutuhan lain yang sebesar optimalisasi, yaitu menyingkirkan blokade. Blokade adalah barrier (halangan) yang menghambat potensi kita untuk dapat berfungsi seperti yang kita maksudkan sehingga akhirnya menjadi tidak efektif atau banyak menelan pemborosan energi, waktu dan konsentrasi. Ibarat sebuah talang, jika air tidak mengalir selancar yang seharusnya terjadi berarti terdapat kemungkinan tkita tanya, �“there is something technically/strategically wrong�”. Bisa jadi talang itu bocor dan membuat kucuran air membanjiri tempat lain yang tidak diinginkan atau aliran air terhalang oleh tumpukan benda-benda kecil.

74

Page 75: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Peristiwa di mana orang menjalani hidup tidak efektif �– sebagaimana talang �– tidak selamanya disebabkan oleh faktor ketidakmampuan (over-burden) tetapi oleh adanya kebocoran atau kemampetan. Kalau mengutip rumusan Paretto (20:80), blokade itulah yang membuat kita menjalani hidup sebaliknya (80:20). Kita mengeluarkan energi 80 % dan hanya menghasilkan 20 % dari sasaran. Padahal mestinya 20 % kita keluarkan dan mendapatkan 80 % sasaran atau setidaknya 30:70, 40:60 atau 50:50. Pertanyaannya, bentuk blokade apakah yang menghambat tersebut?

Kemampuan dan Kebiasaan

Setelah mengeluarkan pendapat tentang �“The Seven Habit �– The Most Effective People�” , Covey menemukan hubungan korelatif antara kebiasaan efektif dan tingkat aktualisasi kemampuan dasar manusia (dalam: Seven Habit Revisited: seven unique human endowment, Stephen Covey: 1996-1998). Di dalam diri manusia terdapat tujuh kemampuan dasar yang berasosiasi dengan model kebiasaan menurut kontinum tertentu.

Tujuh kemampuan dasar (endowment) itu antara lain: 1) Kesadaran diri (self awareness), 2) Imajinasi (imagination

and conscience), 3) Kemauan (will power), 4) mentalitas berlimpah (abundance mentality), 5) Keberanian (courage with consideration), 6 ) Kreativitas (creativity), 7) Pembaruan (self

renewal).

Ketujuh kemampuan dasar itu digolongkan menjadi dua, yaitu primer (1,2, 3) dan sekunder (4, 5, 6, 7).

75

Page 76: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Adapun tujuh kebiasaan manusia efektif (seperti yang sudah dijelaskan dalam buku Covey yang telah beredar di sini) adalah:

1) Proaktif (Proactive), 2) Berawal dari tujuan akhir (Begin with the end), 3) Mengutamakan yang utama (First thing first), 4) Berpikir menang-menang (Think win-win), 5) Memahami lebih dulu (seek

first to understand), 6) Sinergisitas (synergize), 7) Mengasah gergaji (sharpen the saw).

1. Kesadaran Diri - Proaktif

Kesadaran diri adalah kemampuan kunci untuk memahami orang lain dan dunia ini - �‘what is happening and how something takes the process to happen�’. Bahkan kesadaran diri merupakan pintu untuk mengenal di mana sebenarnya keunggulan/kelemahan diri kita. Dengan kesadaran diri yang tinggi maka kaki kita mantap menginjak realitas bumi dan tidak ragu-ragu dalam bertindak.

2. Imajinasi – Tujuan akhir

Kemampuan imajinasi apabila diaktualkan secara optimal dengan petunjuk kesadaran dan prinsip akan menghasilkan kebiasaan hidup yang bermuara pada tujuan akhir/kepentingan misi. Orang yang telah melatih imajinasinya pada level tinggi senantiasa akan membuat lilin harapan dan visi menyala sehingga tidak mudah digoda oleh berbagai bentuk distraksi dari luar dan dari dalam atau tidak mudah kalut oleh kegelapan realitas temporer. Kondisi internal yang terus tercerahkan (enlightenment) oleh lilin harapan dan visi inilah yang membuat dirinya realistic (berada di atas realitas) atau victor (pemenang) dan effective.

76

Page 77: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

3. Kemauan - Mengutamakan yang Utama

Kemampuan manusia berupa kemauan apabila diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan hidup teratur - mengutamakan yang utama, dan penuh displin dalam membuat tata letak antara prioritas utama, kepentingan, dan urgensitas. Keteraturan dan displin tidak dapat diraih tanpa kemauan keras untuk merebut tanggung jawab. Orang yang tahu tata letak akan membuat kebiasaan hidup efektif.

4. Mentalitas Berlimpah - Berpikir Menang-menang

Kemampuan mentalitas atau kapasitas mental yang diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan berpikir menang-menang dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Mentalitas berlimpah akan menghasilkan karakter kepribadian berprinsip. Prinsiplah yang menjadi sumber keberlimpahan, kemakmuran dan keamanan. Kalau dikaitkan dengan kecerdasan EQ, tingkat kecerdasan yang tinggi akan mampu memproduksi kebahagian di dalam sehingga berkuranglah tingkat dependensinya terhadap sumber kebahagian dari luar. Semakin kuat orang memegang �‘principle-centered�’ (berpusat pada prinsip hidup), semakin mudah orang tersebut mengalirkan rasa cinta/penghargaan kepada orang lain - to share recognition. Oleh karena itu dikatakan, mentalitas berlimpah akan menghasilkan profit dan power.

77

Page 78: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

5. Keberanian - Memahami Lebih Dahulu

Kemampuan keberanian apabila diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan efektif berupa memahami lebih dulu baru akan dipahami. Memahami lebih dulu membutuhkan keberanian dengan pertimbangan. Dikatakan efektif karena memahami lebih dulu akan (biasanya) membuat kita dipahami lebih dulu. Memahami lebih dulu adalah membuka talang yang macet atau kalau dipinjamkan dari istilah lain, memahami lebih dulu adalah kebiasaan empati, bukan simpati.

6. Kreativitas - Sinergisitas

Kemampuan kreativitas apabila diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan hidup efektif berupa terciptanya keunggulan sinergis dari perbedaan atau persamaan. Keunggulan sinergis adalah manifestasi kesadaran misi dan tidak dapat diraih dengan pendewaan posisi. Salah satu karakteristik keunggulan sinergis adalah terciptanya saluran komunikasi di antara respectful minds yang berinteraksi untuk menemukan kompromi dan kerjasama. Kenyataan seringkali mengajarkan bahwa pada akhirnya, kerja sama yang diolah dengan kreativitas akan menang melebihi �‘confrontation�’.

7. Pembaharuan - Mengasah Gergaji

Kebiasaan mengasah gergaji dihasilkan dari kemampuan pembaruan-diri yang diaktualkan secara optimal. Dikatakan kebiasaan efektif karena dengan terus mengasah gergaji (baca: pengembangan diri) dapat mengurangi kemungkinan yang menyebabkan kegagalan atau kelambanan menyelesaikan masalah akibat perubahan keadaan. Seperti dikatakan,

78

Page 79: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

siksaan paling berat yang kita rasakan adalah ketidaktahuan (kebodohan). Pembaharuan adalah inovasi, improvisasi, pembelajaran, atau merenovasi talang.

Ada lagi? Ada juga langkah lain yang �‘lebih simpel�’, beberapa

langkah yang mungkin dapat kita lakukan untuk membawa kita menjadi pribadi muslim unggul.

1. Kenali Diri

Apa potensi kelebihan dan kekurangan kita. Dengan demikian tentu kita dapat menemukan metode yang cocok untuk perbaikan dan pengembangan diri kita.

2. Tentukan Tujuan Hidup

Apa visi dan misi hidup kita. Dengan memiliki visi dan misi hidup yang jelas, kita akan dapat mempergunakan waktu dan sarana kita lebih efektif.

3. Buat Perencanaan

Gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan. Rencanakan program pengembangan diri kita. Atur kehidupan kita agar lebih fokus. Buat program-program yang dapat meningkatkan kualitas diri kita. Canangkan target-target, dan jangan lupa untuk mengevaluasi secara berkala.

4. Bersungguh-sungguh.

Tanpa kesungguhan segala program yang kita susun akan sia-sia belaka. Semuanya akan kkitas di tengah jalan. Berkomitmenlah untuk mematuhi program dan target yang kita buat.

79

Page 80: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Sesungguhnya kita tidak lebih lemah dari generasi-generasi sahabat dulu. Mereka adalah manusia, dan kita juga manusia. Mereka bisa, maka seharusnya kita juga bisa. Wallahu a�’lam.

Daftar Bacaan

Model Manusia Muslim. H.M Anis Matta, L.c.

Beraktivitas dengan Semangat Membara, Burn Yourself, Satria Hadi Lubis.

www.e-psikologi.com

80

Page 81: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

BELAJAR ISLAM TIADA HENTI

Adalah seorang lelaki bernama Yahya ibnu Yahya dari Andalusia (sekarang Spanyol) yang menuntut ilmu kepada Imam Malik di Madinah. Pada suatu hari, ada rombongan yang membawa gajah melewati tempat Imam Malik mengajar. Spontan murid-murid beliau berlarian keluar ruangan untuk melihat gajah yang memang langka pada waktu itu. Namun Yahya tidak beranjak dari tempat duduknya. Karenanya Imam Malik bertanya, �”Mengapa engkau tidak keluar juga untuk melihat gajah?�”. �”Aku jauh-jauh datang dari Andalusia untuk menuntut ilmu, bukan untuk melihat gajah�”. Imam Malik mengagumi keteguhannya, kemudian menjulukinya �‘aqilu Andalus (lelaki berakal dari Andalusia).

Setiap muslim mempunyai kewajiban untuk menuntut ilmu sebagaimana sabda Rasulullah saw �“menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim�” Betapa pentingnya ilmu sampai Allah SWT menghargai orang-orang yang berilmu, �“Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat�”(QS. Mujadilah:19).

Macam-macam Ilmu Nah, sebelum masuk lebih jauh, ada baiknya kita tahu

apa aja sih macam-macam ilmu yang ada di sekitar kita?

a. Ilmu yang wajib untuk tiap individu (Fardlu�’ain)

Ilmu ini harus dimiliki oleh setiap muslim. Yang termasuk ilmu ini adalah :

81

Page 82: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

- Ilmu pengetahuan tentang prinsip keimanan: Allah, Malaikat, Kitab-kitabNya, RosulNya, Hari Akhir, Qadha dan Qodar

- Ilmu pengetahuan tentang syariat-syariat: Wudlu, sholat, zakat, puasa, haji

- Ilmu pengetahuan tentang hal yang diharamkan/ dihalalkan: babi, bangkai, darah, riba, judi, khamr

- Ilmu tentang muamalah/kemasyarakatan: perdagangan, administrasi niaga, pemerintah

b. Ilmu yang diwajibkan untuk kelompok (Fardlu Kifayah)

Ilmu ini adalah ilmu yang jika satu/beberapa orang dari sekelompok/beberapa kelompok jama�’ah telah memiliki/melaksanakannya, maka yang lainnya tidak lagi dituntut untuk melaksanakannya. Tapi, jika tak seorangpun memiliki/melaksanakannya maka semua orang ikut berdosa. Nah, contohnya ilmu kedokteran, matematika, ilmu kebidanan, ilmu merawat jenazah, ilmu bumi, ilmu komputer, dan lain-lain.

c. Ilmu yang tercela

Ternyata ada juga ilmu yang tercela, karena:

- Ilmu itu membawa kemudharatan bagi orang itu sendiri atau orang lain. Contohnya santet, sihir.

- Ilmu itu menurut biasanya membawa kemudharatan kepada yang memiliki ilmu itu sendiri, seperti : ilmu paranormal, peramal/nujum, horoscop/ramalan bintang.

82

Page 83: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Mengapa kita perlu belajar?

Ada beberapa alasan mengapa kita perlu belajar, di antaranya :

1. Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak punya pengetahuan.

Tetapi, ternyata Allah SWT memberi manusia fitrah mencintai ilmu pengetahuan dan menyingkapkan sesuatu yang tidak diketahuinya. Dalam surat An-Nahl ayat 78 Allah SWT berfirman:�”Dan Allah SWT mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.�”

Dengan inderanya, manusia berhasil menguasai ilmu pengetahuan, merumuskan teori-teori dan menyingkap rahasia-rahasia alam semesta.

2. Ilmu tidak dapat diperoleh dengan sendirinya.

Hadits Nabi:�”Wahai sekalian manusia, belajarlah. Ilmu hanya (didapat) melalui belajar. Dan fiqh (diraih) dengan bertafaquh. Barangsiapa yang menghendaki kebaikan dari Allah, maka hendaklah ia bertafaquh dalam agama.�”

3. Agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Rasulullah SAW bersabda �“Barangsiapa ingin meraih dunia maka harus dengan ilmu, barangsiapa yang ingin meraih akhirat juga dengan ilmu, barangsiapa ingin meraih kedua-duanya juga harus dengan ilmu.�”

83

Page 84: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Menjadi Pribadi Pembelajar

Motivasi belajar Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: �”Barang siapa keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah SWT hingga kembali�”.

Motivasi yang harusnya tertanam dalam jiwa kita:�’ilmu yang kita pelajari adalah sarana untuk bertakwa kepada Allah, dengan takwa itulah manusia akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT yaitu surga yang abadi.�’

Dengan lebih banyak kita mengenal tentang segala yang ada di alam kehidupan ini, semakin besar pengetahuan kita akan kebesaran dan kekuasaan Allah.

Kesinambungan belajar Tidak ada kepuasan dalam belajar dicontohkan pada kisah Musa dan Khidir. Seandainya orang boleh mencukupkan dirinya dengan belajar dengan satu pengetahuan, tentulah Musa as tidak akan mengikuti Khidir as. Sehingga diharapkan kalupun kita sudah berumur ataupun mempunyai anak banyak tidak ada alasan untuk berhenti belajar. Nabi SAW bersabda, �“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat�”.

Sabar Menghadapi Rintangan Dalam usaha mengejar ilmu, para pengembara muslimin menghabiskan waktu berhari-hari berjalan hanya untuk

84

Page 85: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

mempelajari sebuah hadits, salah satunya adalah Jabir bin Abdillah. Mungkin bisa dianalogikan dengan para pelajar di negeri Jerman yang pelajarannya membuat perut sakit saat akan ujian, bahasanya yang susah, ditambah profesor yang sewenang-wenang. Sabar menjadi kunci agar diritidak menjadi stress.

Profesional dalam Bidangnya Setiap muslim yang belajar ilmu tertentu, dituntut untuk menguasai ilmu yang dipelajarinya. Jadi,profesionalitas hukumnya adalahfardlu �‘ain, terutama untuk ilmu-ilmu yang sangat penting bagi kepentingan umat, dan ahlinya masih sedikit. Misalnya di saat sekarang dibutuhkan ahli-ahli di bidang koputer, genetika, ekonomi, dan lain-lain.

Menghormati dan Menghargai Guru Dalam islam, kedudukan seorang guru sangat tinggi. Imam Ghazali mengatakan,�”Lebih besar dari hak kedua orang tua, sebab orang tua penyebab keberadaan dan kehidupan dunia yang fana, sedangkan guru adalah penyebab kehidupan yang kekal.�”

Menjaga Konsentrasi Belajar Ada empat faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar :

1. Keadaan Jiwa

Jiwa yang gelisah karena berbagai persoalan akan memecahkan konsentrasi. Oleh sebab itu, berdoalah dan

85

Page 86: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

mohon pertolongan Allah SWT agar dikaruniai ilmu , serta dimudahkan dalam memahaminya.

2. Kondisi Fisik

Kondisi fisik setiap orang berbeda. Orang yang kuat secara fisik (sehat) tentu berbeda denganorang yang sakit-sakitan. Kondisi ini sangat mempengaruhi teknis belajar masing-masing. Misalnya dalam memilih waktu belajar, penerangan, dan posisi duduk.

3. Semangat (mood)

Kita mesti bisa mengendalikan diri kita, dan ketika muncul keinginan untuk belajar, jangan ditunda-tunda, segeralah melakukannya. Begitupun berusaha untuk tidak mengandalkan dan menunggu �‘mood�’. Kapan saja, dimana saja.

4. Keadaan Lingkungan Belajar

Jangan mudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang mendukung. Jagalah konsentrasi belajar, dan yakin bahwa belajar itu kebutuhan kita sendiri. Carilah suasana yang nyaman buat belajar.

Faktor Pendukung Sosok Pembelajar Faktor Internal

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang, antara lain: bakat kecerdasan (IQ), EQ, cara belajar, lingkungan, serta perlengkapan belajar. Bakat adalah nikmat sekaligus amanat dari Allah SWT. Keberhasilan seseorang

86

Page 87: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

merupakan perpaduan dari IQ dan ketekunan dalam belajar.

Orang Tua dan Keluarga

Keluarga, terutama orang tua, adalah pioneer bagi pendidikan setiap manusia. Semua berawal dari keluarga. Karena itulah keluarga akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter pembelajaran seseorang.

Ada 3 pilar utama pembelajran dalam keluarga, yaitu (1) Kasih sayang; (2) Adanya sosialisasi yang sehat; (3) Adanya aturan-aturan yang jelas dan konsisten. Agar berhasil dengan baik, ketiganya harus disertai dengan doa kepada Allah.

Dorothy Law mengemukakan bahwa jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan ia belajar mengemukakan cinta dalam kehidupan (Rahmat,1992).

Lingkungan dan Teman Pergaulan

Seorang penuntut ilmu sangat perlu memperhatikan di mana ia tinggal dan dengan siapa ia akan sering berinteraksi. Sekuat apapun pendirian dan tekad sesorang, tetap saja lingkungan akan berpengaruh terhadap cara berpikir dan tingkah lakunya.

Salah satu cara yang cukup efektif untuk mengatasinya adalah dengan sesegera mungkin mencari lingkungan dan teman bergaul yang mendukung proses belajar kita. Hal ini akan lebih terasa ketika kita memiliki semacam kelompok belajar, sehingga ada yang mengingatkan ketika kondisi jiwa kita menurun, terutama ketika semangat kita mulai kendur.

87

Page 88: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Urgensi Guru bagi Pembelajar Firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 122 :

�“Tidaklah sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa untuk memperdalam ilmu pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka dapat menjaga dirinya.�”

Yang dimaksud dengan berangkatnya sekelompok dari umat Islam untuk memperdalam agama Islam adalah agar mereka menghadap para ulama, guru yang terpercaya �– yaitu mereka yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya -. Mendekat dan menghadap secara langsung, menanyakan apa yang belum diketahui dan mendiskusikan yang diragukan. Maka, dengan sistem yang demikian intensif ini akan terbit otoritas ilmiah dan kemampuan intelektual sehingga lahirlah individu yang mengetahui kebenaran melalui perantara dalil-dalilnya. Allah SWT berfirman,�”... maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.�” (Al-Furqaan: 59) dan dalam firmanNya yang lain, �“... maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.�” (An-Nahl: 43).

Oleh karena itu para pendahulu generasi muslim, mensyaratkan dalam mencari ilmu hendaklah mendatangi sang ulama dan hadir dalam majelis-majelis ilmu. Tidak cukup dengan hanya membaca buku-buku tanpa menghadap secara langsung. Karena, apabila ada kesalahpahaman, merekalah yang akan menerangkan dan meluruskannya.

Selain berperan dalam proses pengajaran, guru juga akan sangat kita perlukan dalam �“pendidikan�” diri kita. Ketika dalam menuntut ilmu yang lebih bersifat

88

Page 89: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

�“tsaqofah/wawasan�”, guru juga sangat kita perlukan dalam membimbing diri kita guna mengamalkan ilmu yang telah kita peroleh dan membimbing tingkah laku kita ke arah yang diridhai Allah SWT.

Daftar Bacaan

Al-Qur�’an Al-Karim dan terjemahannya.

Ta�’limul Muta�’alim, kiat sukses menuntut ilmu. Syaikh Az Zarnuji, Ghazali KH

www.ukhuwah.or.id

Al Qur�’an Berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan. Dr. Yusuf Qardlawi. GIP. 1999

Tarbawi edisi 106 Th. 7/Rabi�’ul Awwal 1426 H/April 2005

89

Page 90: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

PROBLEMATIKA UMAT

Hanya sekitar dua puluh hari yang tersedia bagi negara baru Madinah untuk mempersiapkan diri menghadapi rencana serangan akbar itu. Tampaknya rencana musyrikin disusun sangat rapi, sehingga baru dapat diketahui intelejen Madinah dua puluh hari sebelum hari H.

Situasinya sangat rumit, berbeda dengan dua perang sebelumnya: Badar (tahun kedua Hijrah) dan Uhud (tahun ketiga Hijrah). Secara kuantitas, jumlah kaum musyrikin jauh lebih besar dari sebelumnya. Dalam Perang Badar, jumlah mereka sekitar 1000 orang yang dilawan kaum Muslimin hanya 314 orang. Sementara dalam Perang Uhud, jumlah mereka sekitar 3000 orang dan dilawan kaum Muslimin sekitar 1000 orang. Tapi kali ini, jumlah mereka melambung menjadi 10.000 orang, sementara kaum Muslimin hanya 3000 orang.

Di samping itu, komposisi pasukan musyrikin bervariatif, 4000 orang di antaranya berasal dari musyrikin Quraisy Mekah dan sisanya merupakan gabungan dari semua kabilah Arab yang bersekutu dengan musyrikin Quraisy. Sebuah pasukan multinasional untuk masa itu.

Belum lagi pengkhianatan kabilah-kabilah Yahudi yang justru berada di Madinah. Ada Bani Nadhir, Bani Al-Mushthaliq, dan Bani Qainuqo�’. Pengkhianatan ini baru diketahui saat-saat menjelang perang.

�“(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagipenglihatan(mu), dan hatimu

menyesak sampaike tenggorokan, dankamu menyangka kepada Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Di situlah diuji orang-orang

90

Page 91: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat.�” (QS. Al-Ahzab: 10-11)

Dalam musyawarah darurat yang diadakan Rasulullah SAW bersama para sahabatnya, pilihan perlawanan strategi jatuh pada usulan Salman Al Farisi untuk membuat parit (khandaq) diseluruh pintu masuk menuju Madinah. Jumlah pasukan gabungan ini memang terlalu besar untuk dihadapi secara frontal. Yang paling efektif adalah bertahan dalam kota, sambil merintangi jalan masuk mereka ke dalam kota dengan parit. Selain itu, strategi parit itu ini akan menjadi kejutan besar bagi bangsa Arab yang belum pernah mengenalnya dalam strategi perang mereka.

Tapi strategi parit yang kemudian menjadi nama perang ini, perang Khandaq, jelas membutuhkan kerja ekstra keras dan tekad yang membaja. Bekerja keras di tengah ketegangan dan keterdesakan adalah suasana jiwa yang mewarnai Madinah menjelang serangan akbar pasukan gabungan musyrikin Mekah. Berhari-hari kaum Muslimin menngerahkan seluruh tenaga mereka untuk menggali parit. Hal itu terjadi pada musim dingin dan paceklik.

Al-Bara din Azib meriwayatkan, �“Menjelang perang Khandaq, kami menggali parit dan menemukan beberapa batu besar yang tak dapat kami pecahkan dengan kampak. Lalu kami melaporkan itu kepada Rasulullah SAW. Beliau lantas mengambil kampak dan mendekati batu besar itu, kemudian menyebut nama Allah lalu memukul dan memecahkannya. Setelah itu beliau mengatakan, �‘Allah Maha Besar, sungguh aku telah diberikan kunci-kunci gerbang negeri Syam. Demi Allah, aku melihat istana merahnya sekarang.�’ Kemudian beliau memukul dan memecahkan batu besar lagi untuk kedua kalinya, dan berkata, �‘Allah Maha Besar, sungguh aku telah diberikan Parsi. Demi Allah, sungguh aku melihat istana putih Al-Madain sekarang.�’ Kemudian beliau menyebut nama Allah lalu memecahkan batu besar lainnya, dan

91

Page 92: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

berkata, �‘Allah Maha Besar, sungguh aku telah diberikan kunci-kunci Yaman. Demi Allah, sungguh aku melihat gerbang Shan�’a dari tempatku ini.�’�”

Di tengah ketegangan, keterdesakan, semangat, dan kerja keras, Allah SWT menurunkan janji-janjiNya kepada kaum muslimin akan kemenangan atas negeri Syam (wilayah Romawi), Parsi, dan Yaman yang merupakan pusat peradaban dunia. Perang Khandaq adalah perang besar terakhir yang dilakukan Rasulullah SAW di Madinah. Ini juga berarti bahwa tahap defensif sudah berakhir. Rasulullah SAW bersabda, �“Sekarang kita yang akan menyerang mereka, dan mereka takkan pernah menyerang kita lagi.�”

Tahap ekspansif pun dimulai. Pada tahun keenam Hijrah, Allah SWT menurunkan syari�’at haji yang mengharuskan kaum muslimin mendatangi Mekah. Walau kemudian gagal berhaji, tapi ada perjanjian Hudaibiyah. Pada tahun yang sama kaum muslimin membersihkan madinah dari pengkhianat kabilah-kabilah Yahudi. Tahun ketujuh terjadi perang Mu�’tah antara kaum muslimin yang berjumlah 3000 orang dengan pasukan heraklius yang berjumlah 200.000 orang. Tahun kedelapan, kaum muslimin membebaskan Mekah. Tahun kesembilan, kaum muslimin membebaskan kabilah-kabilahArab yang masih musyrik di jazirah Arab. Tahun kesepuluh Rasulullah SAW melakukan haji Wada (perpisahan), dan kemudian membentuk sebuah pasukan di bawah pimpinan Usamah bin Zaid untuk membebaskan Syam.

Sebelum Usamah melaksanakan tugasnya, Rasulullah SAW wafat. Kemudian pemerintahan beralih kepada keempat Khulafaurrasyidin. Mereka hanya memimpin selama 30 tahun. Tapi dalam masa tersebut, khususnya masa Abu Bakar, Umar,dan separuh masa Utsman, kaum muslimin telah menundukkan Parsi dan sebagian wilayah Asia Tengah, juga telah membebaskanseluruh negeri Syam yang merupakan

92

Page 93: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

gerbang Eropa, juga telah membebaskan Mesir, gerbang menuju Afrika.

Wilayah islam semakin meluas pada masa pemerintahan Bani Umayyah, selama hampir satu abad setelah masa khulafaurrasyidin. Bani Abbasyiah datang dan terus melakukan ekspansi sampai abad keempat Hijrah, sampaiIslam menguasai hampir separuh dunia yang dihuni manusia. Pada masa keemasan Islam, tidak hanya wilayah yang terus berkembang, tetapi juga pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Namun demikian khilafah Islamiyah bukan tanpa cobaan. Musuh-musuh Islam selalu mencoba untuk menghancurkan umat Islam. Ada pasukan Tartar dan pasukan perang salib dari kaum nasrani yang mencoba merongrong kekuatan Islam. Pada saat itu Islam tidak goyah karena umat Islam berada dalam satu barisan, tidak terpecah-pecah, dan umat Islam masih punya kekuatan terbesarnya, yaitu iman yang kuat.

Problematika Eksternal

�“Sesungguhnya tidak akan pernah ridlo orang-orang Yahudi dan Nasrani sampai kalian mengikuti agama mereka�”

Kita sadari atau tidak, saat ini umat Islam sedang mengalami pengepungan dari pihak-pihak yang ingin memadamkan cahaya Islam. Saat ini, umat Islam sedang di invasi. Baik secara kultural maupun secara struktural. Baik secara fisik maupun pemikiran.

Mari kita lihat sejenak kepada keadaan umat Islam di belahan bumi manapun dewasa ini. Ada yang diperangi secara fisik (Palestina, Lebanon, Irak, Afghanistan, dan lain-

93

Page 94: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

lain) dan ada pula yang dihancurkan moral dan ideologi pemeluknya (Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, dan lain-lain).

Secara terorganisir pihak-pihak yang memusuhi umat Islam telah memerangi kaum muslim di berbagai belahan bumi. Dan terkadang kita tidak mempedulikannya atau bahkan tidak menyadarinya. Di berbagai belahan bumi, generasi pemuda Islam diracuni secara pemikiran dan gaya hidup. Muncul budaya free sex, dugem, narkoba, serta budaya lain yang semakin akrab dengan generasi muda Islam. Ajaran dan nilai-nilai Islam mulai disepelekan, diragukan, bahkan ditinggalkan karena dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Jadilah Islam hanya sebagai status. Islam hanya ditinggalkan di masjid dan upacara-upacara seremonial belaka.

Musuh-musuh Islam telah mampu menggalang kekuatan-kekuatan anti Islam untuk bersama-sama membumihanguskan Islam lewat berbagai macam tipudayanya. Mereka bersatu, sementara umat Islam dicerai-beraikan. Disibukkan dengan perang saudara. Konflik berkepanjangan. Dibuat saling memusuhi dan melupakan persaudaraan sesama muslim.

Umat Bersatu?

Dalam Al-Qur�’an ternyata ditemukan sembilan kali kata ummat yang digandengkan dengan kata wahidah sebagai sifat ummat (Quraish Shihab, 1996:335). Tidak sekalipun Al-Qur�’an menggunakan istilah Wahdat Al-Ummah atau Tauhid Al-Ummah (Kesatuan/penyatuan umat).

Karena itu, analisis Mahmud Hamdi Zaqzuq, mantan Dekan Fakultas Ushuluddin Al-Azhar Mesir, menyebutkan

94

Page 95: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

bahwa Al-Qur�’an menekankan sifat umat yang satu, dan bukan pada penyatuan umat, ini juga berarti bahwa yang pokok adalah persatuan, bukan penyatuan.

Perlu digarisbawahi, bahwa makna umat dalam konteks tersebut adalah pemeluk agama Islam. Sehingga pada hakikatnya agama umat Islam adalah agama yang satu dalam prinsip-prinsip (ushul)-nya, tiada perbedaan dalam akidahnya, walaupun dapat berbeda-beda dalam rincian (furu�’) ajarannya. Artinya, kitab suci ini mengakui kebhinekaan dalam ketunggalan.

Kesatuan umat Islam tidak berarti dileburnya segala perbedaan, atau ditolaknya segala ciri/sifat yang dimiliki oleh perorangan, kelompok, asal keturunan, atau bangsa.

Lalu mengapa, sekali lagi, kita masih saja tercerai berai dalam satu naungan yang mestinya akan dapat mempersatukan segala potensi yang ada?

Problematika Internal Dari dalam tubuh umat Islam sendiri kita dapat melihat

berbagai macam penyakit yang menggerogoti umat Islam. Di antaranya adalah :

a. Aqidah dan Akhlak yang Rusak Berapa banyak orang yang mengaku beragama Islam tapi

tidak menjalankan ajaran Islam? Mudah-mudahan kita bukan salah satu di antaranya. Saat ini kita banyak melihat penyimpangan-penyimpangan yang menghinggapi umat Islam. Banyak pemeluknya yang tidak mengerti tentang agamanya sendiri. Islam hanya dipakai saat acara pernikahan, pemakaman, atau seremonial lainnya. Perilaku umatnya tidak

95

Page 96: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

mencerminkan perilaku yang Islami. Di saat umat Islam minder dengan ajaran agamanya, justru nilai-nilai Islam diterapkan di negara-negara barat yang sebagian besar penduduknya tidak memeluk Islam karena mereka menemukan banyak manfaat dari ajaran dan nilai-nilai Islam. Salah satunya adalah penduduk Filipina yang non-muslim memilih produk yang halal untuk mereka konsumsi.

Jadi bagaimana mungkin umat Islam akan maju jika nilai-nilai Islam dicampakkan. Padahal kekuatan umat Islam adalah pada ajaran Islam itu sendiri.

b. Perpecahan Saling bersitegang antara umat Islam karena hal sepele

merupakan hal yang biasa kita temui. Karena hal-hal yang sepele tidak sedikit umat Islam yang saling benci, bahkan saling serang. Bukankah perbedaan adalah hal yang wajar? Bukankah masing-masing pihak memiliki argumen dan dasar hukum masing-masing? Bukankah kita diperintahkan untuk saling lemah-lembut terhadap sesama? Di manakah persaudaraan dalam Islam?

c. Organisasi yang Buruk Organisasi umat Islam saat ini sangatlah lemah. Tidak ada

kesatuan, tidak ada organisasi yang baik. Bukankah Allah telah memerintahkan kita?

�“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalanNya dengan barisan yang teratur laksana bangunan yang kokoh.�”(QS. Ash-Shof: 4)

Akibat dari tidak rapinya barisan Islam ini, maka umat Islam saat ini terbelakang dalam hal sosial, ekonomi, politik,

96

Page 97: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

ilmu pengetahuan, teknologi, dan lain-lain. Sampailah umat Islam pada kondisi yang dikhawatirkan Rasulullah SAW; pemeluknya banyak tapi laksana buih. Banyak tapi tidak memiliki kekuatan. Bahkan seperti hidangan yang diperebutkan.

Jadi... bagaimana? Lalu mengapa kita harus peduli, sementara diri kita

sendiri masih banyak masalah. Ingatlah hadits :

�“Barang siapa yang tidak memprhatikan perkara kaum muslimin, maka dia bukan golongan mereka.�”

Jadi,apa kita masih ga�’ mau tahu terhadap permasalahan umat muslim? Tidakkah kita ingin menjadi bagian dari kaum muslimin?

Lalu apa yang dapat kita lakukan? Mari sejenak kita renungkan pesan dari Aa Gym yaitu 3 M. Mulai dari hal yang kecil, Mulai dari diri sendiri, dan Mulai saat ini juga.

Jadi mari kita mulai dari hal-hal kecil dari diri kita. Apa peran yang dapat kita ambil untuk mengubah keadaan ini. Dengan keadaan kita sebagai mahasiswa, sebagai anggota masyarakat, sebagai pemuda, apa peran yang dapat kita ambil? Masing-masing kita punya latar belakang yang berbeda. Punya keahlian yang berbeda. Punya kelebihan yang berbeda. Sekarang bagaimana dengan nikmat yang Allah berikan tersebut kita gunakan untuk memperbaiki keadaan umat Islam.

97

Page 98: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

Ubahlah keadaan

1. Dengan Ilmu Apapun latar belakang keilmuan kita, tentu akan dapat

memberikan manfaat bagi proses perbaikan umat. Oleh karena itu, tuntutlah ilmu yang sedang kita tuntut dengan sungguh-sungguh. Di samping itu, ilmu agama jauh lebih penting. Carilah ilmu-ilmu agama.

Janganlah merasa malu. Jangan sampai kita buta terhadap agama kita sendiri dan jangan sampai kita merasa puas dengan ilmu yang sudah kita miliki. Banyak sekali sarana-sarana yang bisa kita gunakan seperti kajian, buku-buku, atau dengan forum-forum seperti AAI ini.

2. Dengan Organisasi �“Kebenaran yang tidak terorganisir akan kalah dengan

keburukan yang terorganisir.�” Itulah nasehat Imam Ali R.A. Bergabunglah dengan teman-teman yang lain agar dapat meringankan beban. Di samping itu, dengan bersama-sama maka akan ada orang yang dapat saling menasehati manakala kita mulai lemah atau mulai menyimpang.

3. Dengan Bersungguh-sungguh Kesungguhan adalah modal berharga. Tanapa

kesungguhan maka akan kandas di tengah jalan segala usaha kita.

Keadaan umat Islam saat ini sangat menyedihkan. Dan lebih menyedihkan lagi jika kita ternyata menjadi bagian masalah bukan dari solusi. Semoga kita termasuk orang-orang

98

Page 99: MATERI PESERTA

Kumpulan Materi Asistensi Agama Islam PKP-AAI Universitas Gadjah Mada

yang peduli terhadap urusan kaum muslimin, sehingga kita termasuk golongan orang-orang muslim. Semoga Allah mengembalikan terangnya cahaya Islam sebagaimana ia pernah terang bersama generasi sahabat dan para salafushalih.

Wallahu a�’lam

Daftar Bacaan

Tarjamah Al-Qur�’an.

Demonologi Islam, Upaya Bara Membasmi Kekuatan Islam. Asep Syamsul M Romli, S.IP. Jakarta. GIP. 2000

Bagaimana Berpikir Islami. Abu Azmi Azizah. Solo. Era Intermedia.2001

Dari Gerakan ke Negara. H.M. Anis Matta, Lc. Jakarta. Fitrah Rabbani. 2006

99