Materi Perilaku, Bakat, Proses Belajar

40
PENGERTIAN PERILAKU, PENGERTIAN PERILAKU, PERKEMBANGAN BAKAT DAN PROSES PERKEMBANGAN BAKAT DAN PROSES BELAJAR BELAJAR

description

KEPERAWATAN

Transcript of Materi Perilaku, Bakat, Proses Belajar

  • PENGERTIAN PERILAKU, PERKEMBANGAN BAKAT DAN PROSES BELAJAR

  • Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

  • Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon.

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia : 1. Genetika 2. Sikap adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu. 3. Norma sosial adalah pengaruh tekanan sosial. 4. Kontrol perilaku pribadi adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.

  • PERKEMBANGAN BAKAT 1. Pengertian bakat dan kemampuan Menurut Utami Munandar (1992) Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu pengembangan dan latihan karena masih bersifat dasar. Bakat merupakan usaha dan latihan agar dapat terwujud. Contoh : seseorang yang memiliki potensi bakat musik tetapi tetapi tidak memperoleh kesempatan mengembangkannya, maka bakat musik tidak dapat berkembang dan terwujud dengan baik.

  • Bingham mendifinisikan bakat sebagai An optitude as a condition or set characteristics regarded as symptomatic of an individuas ability to acquire with training some (usually specified) knowledge, skill, or set of responses such as the ability to speak a language, to produce music etc. bingham menitikberatkan pada kondisi atau seperangkat sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan atau seperangkat respons seperti berbahasa, musik dan sebagainya.

  • Guilford (Sumandi S., 1991 : 169) mengemukakan bahwa bakat itu mencakup tiga dimensi psikologis, yaitu : a. Dimensi perseptual (kemampuan persepsi, yang mencakup : kepekaan pengindraan; perhatian; orientasi terhadap waktu; luasnya daerah persepsi; kecepataan persepsi, dan sebagainya) b. Dimensi psikomotor (mencakup enam factor, yaitu : kekuatan; implus; kecepatan gerak; ketelitian kecepatan statis yang menitikberatkan pada posisi; ketelitian ketepatan dinamis yang menitikberatka pada gerakan; koordinasi; dan keluwesan),

  • c. Dimensi intelektual meliputi lima faktor, yaitu : 1) Faktor ingatan, yang mencangkup : substansi, relasi dan sistem 2) Faktor ingatan, mengenai perkenalan terhadap : keseluruhan informasi; golongan; hubungan-hubungan; bentuk; dan kesimpulan 3) Faktor evaluatif, yang meliputi : identitas; relasi-relasi; sistem; dan problem yang dihadapi 4) Faktor berfikir konvergensi, yang meliputi : nama-nama; hubungan-hubungan; sistem-sistem; trasformasi; dan implikasi-implikasi yang unik 5) Faktor berfikir divergen meliputi : menghasilkan unit-unit.

  • Kemampuan adalah daya jiwa untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memperlukan latihan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang.

  • Kemampuan adalah daya jiwa untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memperlukan latihan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang.

  • 2. Jenis-Jenis Bakat Khusus Setiap individu memiliki bakat khusus yang berbeda-beda. Jenis-jenis bakat khusus biasanya dilakukan berdasarkan bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat olahraga, seni, teknik dan sebagainya. Dengan demikian, bakat khusus ini bergantung pada konteks kebudayaan tempat seorang individu hidup dan dibesarkan. Faktor pengalaman atau lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan bakat khusus ini

  • 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat, yaitu : a. Anak itu sendiri, misal : anak yang kurang berminat untuk mengembangkan bakat-bakat yang ia miliki. b. Lingkungan anak, missal : orang tua yang kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana prndidikan yang dibutuhkan anak.

  • 4. Hubungan antara Bakat dan Prestasi Degan adanya bakat, seseorang dapat mencapai prestasi tertentu, tetapi diperlukan latihan, pengalaman, pengetahuan dan dorongan atau kesempatan untuk menggembangkannya. Misalnya, orangtua menyadari bahwa anak mempunyai bakat menggambar. Maka orang tua mengusahakan agar anaknya mendapatkan pengalaman sebaik-baiknya untuk mengembangkan bakatnya, selain itu anak tersebut juga minat untuk mengikuti pendidikan menggambar. Maka anak itu dapat mencapai prestasi yang unggul, bahkan bisa menjadi pelukis terkenal. Keunggulan dalam salah satu bidang tertentu merupakan hasil interaksi bakat yang dibawa sejak lahir dengan factor lingkungan yang menunjang.

  • 5. Karakteristik Anak Berbakat Untuk mengenali karakteristik anak-anak berbakat dapat dilihat beberapa segi diantaranya sebagai berikut : a. Potensi Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak berbakat memiliki potensi yang unggul. Potensi bisa disebabkan oleh faktor keturunan, seperti studi yang dilakukan U. Branfenbrenner (1972) dan Scarr Salaptek (1975) yang menyatakan secara tegas bahwa tidak ada keraguan bahwa factor genetika mempunyai andil besar terhadap kemampuan mental seseorang (Kitano, 1986).

  • b. Cara menghadapi masalah Cara menghadapi masalah disini adalah keterlibatan seluruh aspek psikologis dan biologis setiap anak berbakat pada saat mereka berhadapan dengan masalah tersebut. Langkah awal dapat dilihat bahwa setiap anak berbakat mempunyai keinginan yang kuat untuk mengetahu banyak hal (Gearheart, 1980) kemudian mereka akan melakukan ekspedisi dan eksplorasi terhadap pengukuran saja. Setelah berfikir dengan baik, mereka akan memunculkan hasil pemikiran dalam bentuk dan tingkah laku. c. Prestasi Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik, dan sosial. Prestasi fisik yang dapat dicapai anak-anak adalah memiliki daya tahan tubuh yang prima serta koordinasi gerak fisik yang harmonis (French, 1959). Berdasarkan prestasi akademik, anak berbakat pada dasarnya memiliki system saraf pusat (otak dan spinal cord) yang prima. Oleh karena itu, mereka dapat mencapai tingkat kognitif yang tinggi.

  • 6. Menanggani anak berbakat Dalam usaha memengaruhi perkembangan anak untuk mengatualisasikan seluruh potensi yang diliki agar berfungsi secara optimal, ada beberapa factor yang perlu diperhatikan agar mencapai hasil yang diharapkan. a) Faktor yang ada pada anak itu sendiri, yaitu mengenai anak. Mengenalimdalam arti mengetahui ciri khusus yang ada pada anak secara objektif. Dalam rangka memberikan pendidikan khusus pada anak berbakat perlu terlabih dahulu dibedakan beberapa pengertian, yakni : Berbakat luar biasa pada fungsi-fungsi yang berhubungan dengan proses informasi (kognitif) sehingga mempengaruhi aspek-aspek lain. Berbakat luar biasa hanya pada salah satu atau beberapa aspek, bisa mengenai aspek kognitif atau aspek yang berhubungan dengan keteraampilan-keterampilan khusus.

  • b) Faktor kurikulum yang meliputi : Isi dan cara pelaksanaan yang disesuaikan dengan keadaan amak (child centered) dan dengan sendirinya telah dilakukan identifikasi mengenai keadaan khusus yang ada pada anak secara objektif. Perlu ditekankan bahwa kurikulum pada pendidikan khusus hendaknya tidak terlepas dari kurikulum dasar yang diberikan pada anak lain. Perbedaannya hanya terletak pada penekanan dan penambahan suatu bidang sesui dengan kebutuhannya dan tetap terpadu dengan kurikulum dasar. Kurikulum khusus diarahkan agar perangsangan yang diberikan mempunyai pengaruh untuk menambah program dan tidak semata-mata untuk mempercepat (accelerate) berfungsi sesuai bakat luar biasa yang dimiliki. Isi kurukulum harus mengarah pada perkembangan kemampuan anak yang beorientasi inovatif dan tidak reproduktif serta berorientasi untuk mencapai sesuatu dan tidak hanya memunculkan apa yang dimiliki tanpa dilatih secara kreatif.

  • 7. Kondisi lingkungan yang memupuk bakat anak Adapun kondisi-kondisi lingkungan yang bersifat memupuk bakat anak adalah keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. Anak akan merasa aman secara psikologis apabila : a) Pendidik menerimanya apa adanya, tanpa syarat dengan ssegala kelebihan dan kekurangannya, serta member kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya dia baik dan mampu. b) Pendidik mengusahakan sasana dimana anak tidak merasa dinilai oleh orang lain. Member penilaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai ancaman, sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri. c) Pendidikan memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan, dan perilaku anak, dapat menempatkan diri dalam situasi anak dan melihat dari sudut pandang anak. Dalam suasana ini anak merasa aman untuk mengungkapkan bakatbya.

  • Anak akan merasakan kebebasan psikologis apabila orang tua dan guru member kesempatan padanya untuk mengungkapkan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaannya. Kecuali itu pendidikan berfungsi mengembangkan bakat anak, jangan semata-mata menyajikan kumpulan pengetahuan yang bersifat skolastik. Pada akhir masa remaja anak sudah banyak memikirkan tentang apa yang ingin ia lakuakan dan apa yang ingin ia lakukan. Dengan pengenalan bakat yang dimilikinya dan upaya pengembangannya dapat membantu remaja untuk dapat menentukan pilihn yang tepat dan menyiapkan dirinya untuk dapat mencapai tujuan-tujuannya.

  • PROSES BELAJARBelajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

  • Stimulus adalah apa saja yang diberikan pengajar kepada pelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respons, oleh karena itu apa yang diberikan oleh pengajar (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan diukur.

  • perubahan dalam definisi belajarPerubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan saja.

    Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.Proses perubahan tingkah laku dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai pengetahuan yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan.Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku.

  • Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman, praktik atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima - hadiah atau hukuman - sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut.Proses perubahan dalam belajar menuju ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.perasaan bangga dalam diri karena dapat mengerti dan paham akan apa yang di pelajari.

  • Empat tahapan belajarAda empat tahapan belajar manusia, yaitu:1.Inkompetensi bawah sadar, yaitu tidak tahu bahwa ia tidak tahu.2.Inkompetensi sadar, yaitu tahu bahwa ia tidak tahu.3.Kompetensi sadar, yaitu tahu bahwa ia tidak tahu.4.Kompetensi bawah Sadar, yaitu tahu bahwa ia tahu.

  • Inkompetensi bawah sadarKondisi di saat kita tidak mengetahui kalau ternyata kita tidak tahu. Contohnya adalah keadaan pikiran banyak pengemudi muda saat mulai belajar mengemudi. Itulah mengapa pengemudi muda mengalami lebih banyak kecelakaan ketimbang pengemudi yang lebih tua dan berpengalaman. Mereka tidak dapat (atau tidak mau) mengakui terbatasnya pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman mereka. Orang-orang yang berada dalam keadaan ini kemungkinan besar akan mengambil risiko, memapar diri pada bahaya atau kerugian, untuk alasan sederhana yang sama sekali tidak mereka sadari bahwa itulah yang mereka lakukan.

  • Inkompetensi sadarPengakuan sadar pada diri sendiri bahwa kita tidak tahu apa yang dapat kita lakukan, dan penerimaan penuh atas kebodohan kita.Kompetensi sadarKetika kita mulai memiliki keahlian atas sebuah subjek, tetapi tindakan kita belum berjalan otomatis. Pada belajar yang ini, kita harus melaksanakan semua tindakan dalam level sadar. Saat belajar mengemudi, misalnya, kita harus secara sadar tahu di mana tangan dan kaki kita, berpikir dalam setiap pengambilan keputusan apakah akan menginjak rem, berbelok, atau ganti gigi. Saat kita melakukannya, kita berpikir dengan sadar tentang bagaimana melakukannya. Pada tahap ini, reaksi kita jauh lebih lamban ketimbang reaksi para pakar.

  • Kompetensi bawah sadarTahapan seorang ahli yang sekadar melakukannya, dan bahkan mungkin tidak tahu bagaimana ia melakukannya secara terperinci. Ia tahu apa yang ia lakukan, dengan kata lain, ada sesuatu yang ia lakukan di hidup ini yang bagi orang lain tampak penuh risiko tetapi bagi dia bebas risiko. Ini terjadi karena ia telah membangun pengalaman dan mencapai kompetensi bahwa sadar pada aktivitas itu selama beberapa tahun. Ia tahu apa yang ia lakukan, dan ia juga tahu apa yang tidak dapat ia lakukan. Bagi seseorang yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalamannya, apa yang ia lakukan tampak penuh risiko.

    Bagan proses belajar dan faktor faktor yang mempengaruhinya adalah sbb:

  • Beberapa ahli pendidikan, antara lain J. Guilbert, mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ini ke dalam empat kelompok besar, yakni1. Faktor materi, 2. Lingkungan, 3. Instrumental dan 4. Faktor individual subyek belajar.

  • Faktor yang pertama, materi atau hal yang dipelajari, ikut menentukan proses dan hasil belajar. Misalnya, belajar pengetahuan dan belajar sikap atau keterampilan akan menentukan perbedaan proses belajar.

  • Faktor yang kedua adalah lingkungan yang dikelompokkan menjadi dua, yakni lingkungan fisik yang antara lain terdiri dari suhu, kelembaban udara, dan kondisi tempat belajar. Sedangkan faktor lingkungan yang kedua ialah lingkungan sosial, yakni manusia dengan segala interaksinya serta representasinya seperti keramaian atau kegaduhan, lalu lintas, pasar dan lain sebagainya.

  • Faktor yang ketiga, instrumental, yang terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga dan perangkat lunak (software) seperti kurikulum dalam pendidikan formal), pengajar atau fasilitator belajar serta metode belajar mengajar. Untuk memperoleh hasil belajar yang efckrif. faktor instrumental ini dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan materi dan subyek belajar. Misalnya metode untuk belajar pengetahuan lebih baik digunakan metode ceramah, sedangkan untuk belajar sikap dan tindakan, ketrampilan atau perilaku lebih baik digunakan metode diskusi kelompok, demonstrasi, bermain peran (role play) atau metode permainan.

  • Faktor yang keempat, kondisi individual subyek belajar yang dibedakan ke dalam kondisi fisiologis seperti kekurangan gizi, dan kondisi panca indera (terutama pendengaran dan penglihatan). Sedangkan kondisi psikologis, misalnya intelijensi, pengamatan, daya tangkap, ingatan, motivasi, dan lain sebagainya.

  • Proses BelajarDalam proses belajar aktivitas tertentu ataupun aktivitasnya adalah sebagai berikut:Proses dari bahasa latin processus" yang berarti berjalan ke depan menurut Chaplin (1972) proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.Dalam psikologi belajar proses berarti cara-cara/langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu (Reber, 1988). Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.

  • Fase - Fase dalam Proses BelajarMenurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S.R Bond dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase, antara lain :1.Fase informasi (tahap penerimaan materi)2.Fase transformasi (tahap pengubahan materi)3.Fase evaluasi (tahap penilaian materi)Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam 3 tahapan, antara lain :1. Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi)2. Storage (tahap penyimpanan informasi)3. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)

  • 1. Mendengarkanadalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di sesekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode cerama, maka setiap siswa atau mahasiswa di haruskan m,endengarkan apa yang guru (dosen) sampaikan.2. Memandangyang di magsud di sinio adalah mengarahkan suatu penglihatan ke suatu objek. Di kelas, seorang pelajar memandang papan tumlis yang berisikan tulisan yang baru saja di guru tulis, tulisan yang pelajar pandang itu menimbulkan kesan dan selamnjutnyatersimpan dalam otak.

  • 3. Meraba, Membau, dan Mencicipi / MencecapAdalah indra manusia yang dapat di jadikan sebagai alat untuk kepentingan belajr, artinya aktivitas meraba, membau. Dan mencecap dapat memberikan kesempatan bagi orang untuik belajar. Tentu saja aktivitasnya harus di sadari oleh suatu tujuan.4. Menulis atau mencatat Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi, yang tidahanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil dari bahan bacaan.

  • 5. MembacaAktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak di mlakukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca salah jalan menuju pintu ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju pinti ilmu pengetahuan ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus di lakukan kecuali memperbanyak membaca. Kalau begitu membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas dan mengabaikan berarti kebodohan.

  • 6. Mencari ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi7. Mengamati table-table, diagram- diagram dan bagan-bagan8. Menyusun paper atau kertas kerja9. Mengingat10. Berfikir11. Latihan atau praktek

  • TERIMAKASI