STRUKTUR DAN DINAMIKA EKOSISTEM PESISIR DAN LAUT Dietriech G. Bengen WILAYAH PESISIR
Materi Pengawasan Pesisir Dan Ekosistem Laut
Transcript of Materi Pengawasan Pesisir Dan Ekosistem Laut
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DALAM DAMPAK LINGKUNGAN DALAM
PENGELOLAAN WILAYAH PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUTPESISIR DAN LAUT
DR. Ir. Hj. Winarni Monoarfa, MS
ARTI STRATEGIS DAN ANTISIPATIF SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT:
Rasio Geografis Wilayah Maritim vs Terestrial Indonesia
- Pulau : 17.528, - Pantai : 81 Km, - Luas laut: 3,1 juta km2 dan - ZEE : 2,7 Km2
Kontribusi Sektor KanLut terhadap GDP Memiliki SDA yang besar
Penduduk yang menggantungkan kehidupannya pada ketersediaan sumberdaya Pesut dalam jumlah besar dan memiliki keragaman sosial budaya yang besar.
Komponen Ekosistem Perairan• Garam Hara• Produser• Konsumer• Bakteri perombak
Konsumer
Bahan Organik
Produser
Hara
Bahan Organik
NektonBentosZooplankton
Fotosintesis
Bakteri dekomposer
Fitoplankton
Perbedaan Ekosistem Laut dan Darat
- Kurang- Lebih sulit- Kurang jelas- Lebih besar
- Sangat Besar - Besar & sulit
di prediksi
- Lebih baik- Lebih mudah- Lebih Jelas
- Lebih kecil
- Lebih sempit
- Lebih kecil
Pemahaman:
Penelitian:Batas Bio-ekologi:
Ekosistem Laut: Ekosistem Darat:
Jarak keterkaitanHub. abiotik-biotik:
Skala geografis & ruang:
Dinamika proses fisik:
KONSEPSI PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT SECARA TERINTEGRASI
Keterpaduan sektor Keterpaduan wilayah ekologis Keterpaduan stakeholders dan tingkat
pemerintahan Keterpaduan antar berbagai disiplin ilmu Keterpaduan antar daerah Keterpaduan antar negara
Keterpaduan Sektor (vertical & horizontal)
Perikanan tangkap Perikanan budidaya Pariwisata Pertambangan migas Perhubungan dan pelabuhan Pemukiman Pertanian Industri Dll.
RTRWPesisir& Laut
Keterpaduan Ekologis
Antara daratan dan perairan suatu sistem ekologis
Pesisir merupakan daerah pertemuan darat dan laut keterkaitan pengelolaan lingkungan di darat dan di laut
Permasalahan tidak dapat diatasi hanya di wilayah pesisir tampa mengatasi sumbernya
DAS merupakan penghubung kesatuan dan keterpaduan pengelolaan
Keterkaitan ekosistem perlu dipahami lebih mendalam
SD Wilayah Pesisir& Laut:
-Laut Lepas-Terumbu Karang-Padang Lamun-Estuaria-Mangrove
Pendapatan Daerah
Tekanan Industri/ Teknologi/Sosek Kerusakan SDA Laut
Rehabilitasi?
Pengendalian?
Perlu Kebijakan:-Potensi?-Teknologi-Eksplorasi
Optimalisasi
KENDALA DAN PERMASALAHAN
1. Kerusakan habitat ekosistem pesisir LIPI : ~ 60% sudah rusak
2. Mengeksploitasi sumberdaya hayati laut3. Pencemaran4. Konflik penggunaan ruang5. Keterbatasan dana6. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia7. Kurangnya koordinasi dan kerjasama antar
pelaksana pembangunan (stakeholder)8. Lemahnya penegakan hukum9. Kemiskinan masyarakat pesisir
HUTANErosi oleh hujan
JUMLAH TOTAL EROSIErosi per- Erosi lembah Pencucian massamukaan & selokan (lahan miring)
Sedimen tak terlarut masuk ke Sungai
Lumpur berkonsentrasi (salinitas) rendah di Teluk
Sedimen tak terlarut masuk ke Teluk
Lapisan sedimen pada karang
Karang mati/pasirPenutupan karang hidup
Karang mati/pasir/lumpurPenutupan karang hidup
Aktivitas bakteri
Karang mati
LapisanTanah baru
LapisanDasar sungai
ProduksiSedimen
lautan
Pinggir sungai
Laut terbuka
Ikan terumbu karangBiomassa & keaneka
ragaman
Ikan pelagisContoh : Tuna (larva & juvenil)
Ikan terumbukarang
Ikan pelagis
Trans portasi
Re-erosi
Erosi
DeposisiDeposisi
Deposisi
Resuspensi
transportasi
Percampuran (arus & gelombang)Pengangkutan
Deposisi sedimen pd terumbu karang
Suspensi
Resuspensi
Dampak thd terumbu karang
Terumbu karang
Ketergantungan karang
Langsung Tak langsung
makanan
makanan
Langsung Tak langsung
Ketergantungan karang
Reduksi
Reduksipenutupan
Induksi keanekaragaman
Deposisi sedimen
Proses terjadinya Erosi Tanah di Hutan sampai ke Laut
Proses terjadinya Erosi Tanah di Hutan sampai ke Laut
Proses Terjadinya Erosi Tanah di Hutan Sampai ke Laut
JUMLAH TOTAL EROSIJUMLAH TOTAL EROSILapisan Tanah Baru
Lapisan Tanah Baru
Sedimen Tak Terlarut Masuk ke Sungai
Sedimen Tak Terlarut Masuk ke Sungai
Lapisan Dasar Sungai
Lapisan Dasar Sungai
HUTAN HUTAN
Produksi Sedimen Lautan
Produksi Sedimen Lautan
Lumpur berkonsentrasi (salinitas) rendah di telukLumpur berkonsentrasi (salinitas) rendah di teluk
Pinggir Sungai
Pinggir Sungai
Laut TerbukaLaut TerbukaSedimen Tak Terlarut Masuk ke TelukSedimen Tak Terlarut Masuk ke Teluk
Lapisan Sedimen pada KarangLapisan Sedimen pada Karang
Karang Mati/Pasir
Penutupan Karang Hidup
Karang Mati/Pasir
Penutupan Karang Hidup
Ikan Terumbu karang Biomassa dan Keanekaragaman
Ikan Terumbu karang Biomassa dan Keanekaragaman
Ikan pelagisContoh: tuna (larva dan juvenil)
Ikan pelagisContoh: tuna (larva dan juvenil)
Ikan Terumbu Karang
Ikan Terumbu Karang
Ikan PelagisIkan PelagisKarang Mati/Pasir/Lumpur
Penutupan karang hidup
Karang Mati/Pasir/Lumpur
Penutupan karang hidup
Erosi Permukaan
Erosi Lembah dan Selokan
Pencucian Massa (lahan miring)
Aktivitas Bakteri
Karang mati
HUTANErosi oleh hujan
JUMLAH TOTAL EROSIErosi per- Erosi lembah Pencucian massamukaan & selokan (lahan miring)
Sedimen tak terlarut masuk ke Sungai
Lumpur berkonsentrasi (salinitas) rendah di Teluk
Sedimen tak terlarut masuk ke Teluk
Lapisan sedimen pada karang
Karang mati/pasirPenutupan karang hidup
Karang mati/pasir/lumpurPenutupan karang hidup
Aktivitas bakteri
Karang mati
LapisanTanah baru
LapisanDasar sungai
ProduksiSedimen
lautan
Pinggir sungai
Laut terbuka
Ikan terumbu karangBiomassa & keaneka
ragaman
Ikan pelagisContoh : Tuna (larva & juvenil)
Ikan terumbukarang
Ikan pelagis
Trans portasi
Re-erosi
Erosi
DeposisiDeposisi
Deposisi
Resuspensi
transportasi
Percampuran (arus & gelombang)Pengangkutan
Deposisi sedimen pd terumbu karang
Suspensi
Resuspensi
Dampak thd terumbu karang
Terumbu karang
Ketergantungan karang
Langsung Tak langsung
makanan
makanan
Langsung Tak langsung
Ketergantungan karang
Reduksi
Reduksipenutupan
Induksi keanekaragaman
Deposisi sedimen
Proses terjadinya Erosi Tanah di Hutan sampai ke Laut
Proses terjadinya Erosi Tanah di Hutan sampai ke Laut
Dari hutan di pegunungan/
daratan
Sampai ke muara
sungai / pantai
Terumbu Karang
Laut Lepas
Major Sources of Marine PollutionMajor Sources of Marine Pollution
Runoff and land-basedDischarges (44%)
Offshore oil and gasProduction (1%)Dumping (10%)
Maritim Transportation (12%)
Atmosphere (33%)
Natural fish stocks
Recreation
Aquaculture
Receiving waters For pollutants
Water qualityProductivity
TurbidityTemperature
Biological Oxygen DemandPhatogens
Complementary
AntagonisticcompetitiveComplementary
antagonistic
Complementaryantagonistic
Demands on Coastal Waters
Dampak pembangunan pada Ekosistem Perairan
Dampak pembangunan pada Ekosistem Perairan
Langsung pada perairan• Penangkapan ikan• Budidaya ikan• Pelayaran• Pertambangan• Pariwisata bahari
Langsung pada perairan• Penangkapan ikan• Budidaya ikan• Pelayaran• Pertambangan• Pariwisata bahari
Tidak langsung• Pertanian• Peternakan• Industri• dll
Tidak langsung• Pertanian• Peternakan• Industri• dll
Tipe-tipe Dampak yang Timbul
• Pencemaran• Siklus hidup terganggu• Kerusakan habitat• Over fishing (exploitasi)
Industri/Rumah tangga
Bahan Organik
Unsur beracun
BOD,COD,N,P,Eutrofikasi, pH
Populasi
Biota
Minyak Bumi
Terapung
Terlarut
Teremulsi
Menguap
Kecerahan FotoDifusi O2
Racun IkanRacunAnaestetikInsang Respirasi
Terendap
BenthosSpawning ground
Dampak Aktivitas PertanianDampak Aktivitas Pertanian
• Pembukaan Lahan
• Pemupukan
• Pestisida
Kekeruhan
Fotosintesa
Populasi
Eutrofikasi Blooming
Erosi Sedimentasi
O2
Respirasi
Seny.beracunPopulasi
PopulasiRacun
KonsumenAkumulasi
Bahan Aktif
Logam Berat
Racun
Lendir insang + logam (Pb,Cu,Zn)
Gumpalan lendir pd insang
Populasi
Respirasi
Populasi
Kondisi seperti ini
Jika tidak perhatian
Dapat berubah menjadi seperti ini
Seberapa banyak ikan yang dapat ditangkap tanpa mengganggu potensi pembaharuan stok (kapasitas reproduksi)
Science of Sustainability
Sehingga tidak merusak potensi perikanan masa depan?
Recruitment (R)
Growth (G) Mortality (M)
Fishing (F)
Skema dinamika input & output suatu stok perikanan
R + G = F + M
Berkelanjuta
n
Stock Ikan
Evolusi Pengelolaan SD Pesisir dan Laut
Paradigma Konservasi MSY
Paradigma Rasionalisasi MEY
Paradigma Sosial/Komunitas OSY
Pengolalaan Wilayah Pesisir dan Laut Secara Tradisional Panglima laut di Aceh Hukum adat Dikembangkan secara berstruktur;
Tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan (difasilitasi/diintervensi pemerintah)
Awing-awing di Bali Adat Diintegrasikan dengan peraturan pemerintah
Sasi di Maluku?? Hukum adat dan agama - Perlindungan terhadap sumberdaya - Telah dikembangkan oleh pemerintah
Konsep Pengelolaan Perikanan Bekelanjutan Menurut Code of Conduct For Responsible
Fisheries (CCRF) Langkah-langkah konservasi dan pengelolaan;
didasrkan pada bukti ilmiah untuk menjamin pemanfaatan optimal dan kelestarian jangka panjang
Di dalam kawasan di bawah lingkup yurisdiksi nasional; negara-negara perlu berkolaborasi pencapaian perikanan bertanggung jawab
Negara-negara harus mengambil langkah untuk mencegah atau menghapus penangkapan ikan yang melebihi kapasitas menjamin langkah konservasi dan pengelolaan optimal
Kriteria PengelolaanKomprehensif dan Terpadu
Berbasis masyarakat
Demokratisasi
Pendekatan berbasis ekosistem
Inovasi teknologi bersih
Prinsip kehati-hatian
(Precautionary Principle)
Pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini tanpa merusak atau menurunkan kemampuan generasi mendatang memenuhi kebutuhan hidupnya.
(WCED, 1987)
Pembangunan Berkelanjutan
Kerakteristik Pemanfaatan SD Hayati Laut Yang Berkelanjutan
Proses penangkapan yang dilakukan ramah lingkungan
Volume produksi tidak berfluktuasi drastis (suplai tetap)
Pasar (buyer) tetap/terjamin Usaha penangkapan masih menguntungkan Tidak menimbulkan friksi sosial Memenuhi persyaratan legal Minim investasi Penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM)
minimum
Penangkapan ramah lingkungan
Selektivitas yang tinggi Tidak merusak habitat Menghasilkan ikan berkualitas
tinggi By-catch dan discard catch yang
rendah Tidak membahayakan keaneka
ragaman hayati dan tidak menangkap spesies yang dilindungi.
Tidak membahayakan kelestarian sumberdaya ikan target
Tidak membahayakan keselamatan dan kesehatan nelayan
Impact of agriculture, forestry and fisheries activities on coastal areasArea of impact/ Subsector
Use or activity Environmental or social change
Impact of social/ Economic concern
Estuary, harbour and inshore water quality impacts
Agriculture Diversion of rivers for irrigation
- Decreased fish yields
Agriculture High use of pesticides - Decreased fish yields
Agriculture High use fertilizer - Decreased fish yields
Agriculture Excessive cropping or grazing on watersheds
- Decreased fish yields, silting of naviga-tion channels, increased flood hazard, and decreased tourism attraction
Mangrove and other coastal wetland impacts
Agriculture coastal aquaculture
Reclamation of mangrove for rice paddy
Destruction of mangrove, filling and canalization
Reduced fish yields, reduced filtration capability, increased risk of shore erosion, increased risk from flooding, increased risk of storm damage
Forestry Mangrove harvesting for building materials, fuelwood, woodchips
Harvesting at a level greater than the sustainable yield
Decreased timber yield in successive harvests, decreased fish yields, reduction or loss of rare or endangered species, reduction in non-timber forest products used or traded by forest dwellers
Agriculture Draining of salt marsh and coastal wetlands (in temperate countries) for grazing and cropping
Lowering of land surface and accelerated rise in sea level
Increased frequency and extend of flooding, increased beach erosion, increased salinity in coastal soils and in upstream “wedges” , increased need for “hard” coastal defences
Coral reef and atoll impacts
Fisheries Fishing with dynamite, muro-ami fishing
Coral reef destruction
Decreased fish yield, decreased tourism are recreational value
Terimakasih