materi pembubaran koperasi

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembubaran Koperasi Berdasarkan Pasal 48 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Pemerintah diberikan kewenangan untuk membubarkan Koperasi berdasarkan alasan-alasan tertentu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, kewenangan Pemerintah untuk membubarkan Koperasi dilimpahkan kepada Menteri yang membidangi Koperasi (selanjutnya disebut Menteri) dan pelaksanaannya dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk Menteri. Kewenangan untuk membubarkan Koperasi tersebut timbul sebagai konsekuensi dari tugas Pemerintah untuk menciptakan iklim serta kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan Koperasi sebagai media dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Iklim serta kondisi yang demikian hanya mungkin tercapai apabila masyarakat dapat mengandalkan sistem perkoperasian yang berlaku, oleh karena itu Pemerintah berkepentingan bagi terwujudnya sistem perkoperasian yang sehat, efisien, tangguh dan mandiri. Apabila kegiatan Koperasi dirasakan dapat menghambat atau membahayakan sistem perkoperasian, misalnya ternyata kelangsungan hidupnya tidak dapat dipertahankan (meskipun 2

Transcript of materi pembubaran koperasi

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Pembubaran Koperasi

Berdasarkan Pasal 48 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Pemerintah diberikan kewenangan untuk membubarkan Koperasi berdasarkan alasan-alasan tertentu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, kewenangan Pemerintah untuk membubarkan Koperasi dilimpahkan kepada Menteri yang membidangi Koperasi (selanjutnya disebut Menteri) dan pelaksanaannya dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk Menteri.

Kewenangan untuk membubarkan Koperasi tersebut timbul sebagai konsekuensi dari tugas Pemerintah untuk menciptakan iklim serta kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan Koperasi sebagai media dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Iklim serta kondisi yang demikian hanya mungkin tercapai apabila masyarakat dapat mengandalkan sistem perkoperasian yang berlaku, oleh karena itu Pemerintah berkepentingan bagi terwujudnya sistem perkoperasian yang sehat, efisien, tangguh dan mandiri.

Apabila kegiatan Koperasi dirasakan dapat menghambat atau membahayakan sistem perkoperasian, misalnya ternyata kelangsungan hidupnya tidak dapat dipertahankan (meskipun sudah diberikan bantuan atau bimbingan), atau terbukti melakukan kegiatan yang bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan, atau tidak sejalan dengan Undang-undang Perkoperasian atau Anggaran Dasar Koperasi, maka Koperasi yang demikian lebih baik dibubarkan. Hal ini lah yang melatar belakangi kami untuk membahas tata cara dan alasan-alasan pembubaran koperasiB. Rumusan Masalah

Ada beberapa perumusan masalah yaitu:1. Apa saja yang menjadi alasan pembubaran koperasi?2. Bagaimana bentuk pembubaran koperasi?3. Apa kendala-kendala yang dihadapi oleh koperasi?4. Apa saja prosedur yang harus dilalui dalam pembubaran koperasiC. Manfaat dan TujuanBeberapa rumusan masalah yang didapat terdapat beberapa tujuan yang dicapai yaitu bagi :1. Diri sendiriTujuan bagi diri sendiri adalah untuk dijadikan sebagai acuan atau pembelajaran dalam memahami pemasaran dan sumber daya manusia2. Pembaca Pembaca menddapatkan wawasan yang lebih mengenai pemasaran dan sumber daya manusia. Pemabaca diharapkan juga memberikan kritik dan saran yang membangun setelah membaca makalah ini.BAB IIPEMBAHASANALASAN-ALASAN PEMBUBARAN KOPERASI Pada umumnya pembubaran Koperasi dilakukan berdasarkan alasan-alasan tertentu yang mengakibatkan kegiatan Koperasi tersebut menghambat dan rnembahayakan sistem perkoperasian yang sehat. Oleh karena itu pembubaran Koperasi tidak boleh dilakukan atas dasar kemauan subjektif, akan tetapi harus dilakukan secara objektif, setelah dilakukan upaya pembinaan tetapi tidak mencapai hasil.

2.Alasan Pembubaran adalah

a.Koperasi tidak memenuhi ketentuan Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, antara lain mengenai landasan dan azas Koperasi (Pasal 2).,tujuan Koperasi (Pasal 3), prinsip Koperasi (Pasal 5), keanggotaan Koperasi (Pasal 17, 18 dan 19) dan sebagainya, termasuk apabila Koperasi tidak melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasarnya; ataub.Apabila kegiatan Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan yang dinyatakan berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti. Pernyataan Keputusan pengadilan dalam hal ini penting karena ukuran bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan tidak dapat dibuat semaunya atau berdasarkan kepentingan pihak tertentu; atauc.Apabila Koperasi dinyatakan pailit berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah menipunyai kekuatan hukum yang pasti. Hal itu sesuai dengan peraturan kepailitan yang menyatakan bahwa pernyataan pailit ditetapkan berdasarkan keputusan pengadilan, jadi bukan dinyatakan oleh Koperasi yang bersangkutan atau oleh Pejabat Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil; atau Cara Pembubaran KoperasiBerdasarkan ketentuan pasal 46 UU No. 25 Tahun 1992, pasal 46 dapat di lakukan untuk membubarkan koperasi, yaitu sebagai berikut :1. Kepututusan rapat anggota

2. Keputusan pemerintahB. Pembubaran Koperasi Berdasarkan Rapat AnggotaPelaksanaan pembubaran Koperasi berdasarkan Keputusan Rapat Anggota harus dituangkan dalam Anggaran Dasar masing-masing Koperasi.

Proses dan prosedur pembubaran tersebut dapat ditaksanakan sebagai berikuta.Koperasi yang hendak membubarkan diri wajib mengadakan Rapat Anggota Pembubaran. berdasarkan ketentuan yang ada dalam Anggaran Dasar Koperasi yang bersangkutan. Rapat Anggota Pernbubaran Koperasi memutuskan pembubaran Koperasi sekaligus menunjuk dan memberi kuasa kepada beberapa Anggota dan Pengurus untuk melaksanakan penyelesaian pembubaran Koperasi sebagai Tim Penyelesai.

b.Pengurus Koperasi yang hendak membubarkan diri harus terlebih dahulu menyampaikan surat pemberitahuan pembubaran koperasi kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI atau Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil dan seluruh kreditor, dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari sejak tanggal Keputusan Rapat Anggota pembubaran Koperasi ditetapkan.

c.Penyampaian pemberitahuan Keputusan Pembubaran tersebut dilakukan secara tertulis dengari surat tercatat dalam rangkap 2 (dua) dengan melampirkan

1.Asli Keputusan Rapat Anggota Pembubaran Koperasi.

2.Daftar hadir yang ditanda-tangani oleh para anggota koperasi yang menghadiri Rapat anggota Pembubaran Koperasi, yang telah diteliti kebenarannya berdasarkan Buku Daftar Anggota.

3.Berita Acara Penyelesaian Pembubaran Koperasi.

4.Asli Anggaran Dasar/Anggaran RumahTangga Koperasi yang bersangkutan.

d.Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/Dl atau Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil mengumumkan pembubanan Koperasi tersebut dalam Berita Negara Republik Indonesia. Biaya Pengumuman pembubaran koperasi dibebankan kepada Anggaran Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil.

C. Pembubaran Koperasi Berdasarkan Keputusan Pemerintah1. Penelitian Oleh Pejabat.

a.Kepala Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Kab/Kodya atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Prop/DI atau Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil terlebih dahulu melakukan penelitian secara seksama terhadap Koperasi yang diduga melakukan hal-hal sebagaimana dimaksud pada angka II tersebut di atas.

b.Penelitian tensebut penting dilakukan untuk menghindari adanya maksud pembubaran yang didasarkan pada kemauan atau kepentingan yang bersifat subyektif.

2. Rencana Pembubaran Koperasi.

a.Apabila hasil penelitian menunjukan bahwa Koperasi yang bersangkutan ternyata memenuhi salah satu atau beberapa alasan pembubaran sebagaimana dimaksud angka II tersebut, maka Kepala Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Kabupaten/Kodya atau Kepala kantor Wiiayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI atau Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil menyampaikan Rencana pembubaran secara tertulis dengan surat tercatat kepada Pengurus Koperasi. Bentuk surat pemberitahuan Rencana Pembubaran sebagaimana lampiran I.

bDalam hal alamat pengurus Koperasi tidak diketahui, maka Surat Pemberitahuan Rencana Pembubaran Koperasi tersebut disampaiokan kepada anggota yang masih ada.

c.dalam hal alamat anggota Koperasi tidak diketahui, rencana pembubaran Koperasi tersebut diumumkan dengan cara menempelkan Surat Pemberitahuan Rencana Pembubaran Koperasi pada papan pengumuman yang terletak di Kantor Kecamatan dan atau Kantor Kelurahan tempat kedudukan koperasi.

3.Pengajuan Keberatan. Pembubaran.a.Pengurus atau Anggota Koperasi yang menerima pemberitahuan rencana pembubaran tersebut dapat mengajukan pernyataan keberatan secara tertulis dengan surat tercatat beserta alasan-alasannya kepada Kepala Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Kabupaten/Kodya atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI atau Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil.

b.Surat pernyataan keberatan tersebut harus disampaikan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Rencana Pembubaran oleh Pengurus atau Anggota Koperasi, atau sejak pemberitahuan Rencana Pembubaran pada papan pengumuman sebagaimana dimaksud angka III nomor 2.

c.Dalam hal pernyataan keberatan tersebut diajukan oleh anggota Koperasi, maka anggota tersebut terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari anggota lain untuk bertindak atas nama Koperasi dalam mengajukan pernyataan keberatan dimaksud.

d.Kepala Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Kabupaten/Kodya atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/Dl atau Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil memberikan Surat Tanda Penerimaan atas pernyataan keberatan dimaksud. Bentuk Surat Tanda Penerimaan sebagaimana lampiran II.

e.dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya pengajuan keberatan tersebut, Kepala Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecii Kabupaten/Kodya atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI atau Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil harus membuat keputusan dengan mengeluarkan surat yang menyatakan menerima atau menolak keberatan tersebut.

D.Keputusan Pembubaran.

a.Dalam hal pernyataan keberatan tersebut diterima maka Kepala Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Kabupaten/Kodya atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI atau Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil menetapkan keputusan dengan mengeluarkan surat yang menyatakan menerima keberatan tersebut. Atas dasar surat tersebut, kemudian dikeluarkan Surat Pembatalan Rencana Pembubaran Koperasi dan menyampaikan secara tertulis dengan surat tercatat kepada Pengurus atau Anggota Koperasi atau sejak waktu paling lama I (satu) bulan terhitung sejak tanggal keputusan untuk menerima keberatan ditetapkan. Bentuk Surat pembatalan Rencana Pembubaran Koperasi sebagaimana lampiran III.

b.Dalam hal keberatan tersebut ditolak maka Kepala Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Kabupaten/Kodya atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI atau Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil menetapkan keputusan dengan mengeluarkan surat yang menyatakan menolak keberatan tersebut. Atas dasar surat tersebut, Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI atau Menteri Koperasi Dan Pembina Pengusaha Kecil mengeluarkan Surat Keputusan Pembubaran Koperasi berikut alasan penolakannya dalam jangka waktu paling lama I (satu) bulan terhitung sejak tanggal keputusan untuk menolak Keberatan ditetapkan. Bentuk Surat Keputusan Pembubaran Koperasi sebagaimana lampiran IV.

c.Dalam Surat Keputusan Pembubaran Koperasi tersebut dicantumkan nama dan alamat anggota Tim Penyelesai Pembubaran.

Tembusan Surat Keputusan Pembubaran Koperasi yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI disampaikan kepada Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil.

d.Keputusan pembubaran koperasi tersebut huruf b disampaikan secara tertulis dengan surat tercatat kepada Pengurus atau Anggota Koperasi dalam jangka waktu paling lama 14 (empat betas) hari terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Surat Keputusan Pembubaran Koperasi.e. Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha kecil atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI sebagaimana dimaksud huruf a dan b merupakan keputusan akhir dan tidak dapat dilakukan upaya banding oleh Koperasi yang bersangkutan.

f. Dalam hal Pengurus atau Anggota Koperasi tidak diketahui alamatnya, maka Kepala Kantor/Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI atau Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil mengumumkan pembubaran Koperasi tersebut pada papan pengumuman yang terletak pada Kantor Kecamatan dan atau Kantor Kelurahan tempat kedudukan Koperasi, dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud huruf d.

E.Pemberitahuan Pembubaran Koperasi Kepada Kreditor.

a.Keputusan Pembubaran Koperasi tersebut diberitahukan oleh Tim Penyelesai kepada semua kreditor dengan surat tercatat dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Keputusan Pembubaran Koperasi. Bentuk Surat Pemberitahuan Pembubaran oleh Tim Penyelesai sebagaimana Lampiran V.

b.Dalam hal alamat kreditor tidak diketahui, maka pembubaran Keperasi diumumkan secara luas dengan menempelkan Keputusan Pembubaran Koperasi pada papan pengumuman yang terletak pada Kantor Kecamatan dan atau Kantor Kelurahan tempat kedudukan Koperasi dengan memperhatikan jangka waktu sebagaimana dimaksud huruf a.

c.Pengumuman pembubaran Koperasi sebagaimana dimaksud dalam huruf b dilakukan selama proses pembubaran berlangsung.

d.Untuk melindungi kepentingan pihak kreditor. maka selama pemberitahuan pembubaran Koperasi belum diterima oleh kreditor, pembubaran Koperasi tersebut belum berlaku baginya.

e.Pemberitahuan pembubaran Koperasi kepada kreditor tersebut menyebutkan nama dan alamat Tim Penyelesai, serta ketentuan bahwa semua kreditor dapat mengajukan tagihan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sesudah tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Pembubaran.

F. Penyelesaian1. Penyelesaian pembubaran dilakukan oleh Tim Penyelesai yang anggotanya ditunjuk oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI dan nama Anggota Tim Penyelesai tersebut dicantumkan dalam Surat Keputusan Pembubaran Koperasi. Di samping itu, jangka waktu pelaksanaan tugas Tim Penyelesai juga dicantumkan dalam Surat Keputusan 2. Pembubaran Koperasi, dengan ketentuan tidak lebih lama dan 2 tahun terhitung sejak tanggal Surat Keputusan Pembubaran Koperasi dikeluarkan.

2.

Tim Penyelesai tersebut terdiri dan satu atau lebih pejabat Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil pusat atau daerah dan satu atau lebih anggota Koperasi yang tidak pernah menjadi Pengurus Koperasi, serta apabila dipandang perlu dan instansi pemerintah terkait lainnya

3.

Selama dalam proses penyelesaian, koperasi tersebut masih tetap ada dengan sebutan Koperasi Dalam Penyelesaian, termasuk hak dan kewajibannya untuk menyelesaikan seluruh urusannya.

4. a. Tim Penyelesai mempunyai hak, wewenang dan kewajiban sebagai berikut :1)melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi dalam penyelesaian;

2)mengumpulkan segala ketenangan yang diperlukan;

3)memanggil pengurus, anggota dan bekas anggota terutama yang diperlukan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama;

4)memperoleh, memeriksa dan menggunakan segala catatan dan arsip koperasi;

5)menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembagian yang didahulukan dan pembayaran hutang lainnya;

6)menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk rnenyelesaikan sisa kewajiban koperasi;

7) membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota;

8) membuat berita acara penyelesaian.

b.Tim Penyelesai mempunyai hak, wewenang dan kewajiban hanya terbatas pada ketentuan tersebut huruf a dan tidak boleh melimpahkan kepada orang lain.

c.Dalam melaksanakan hak, wewenang dan kewajibannya Tim Penyelesai wajib bertindak secara jujur, teliti, objektif dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.d.Tim Penyelesai melaksanakan tugasnya dengan surat tugas yang dikeluarkan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil atau Kepala Kantor/Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI. Surat Tugas tersebut berisi hak, kewajiban dan wewenang serta jangka waktu sebagaimana tersebut huruf a.

Bentuk surat tugas tersebut sebagaimana pada lampiran VI.

5.Dalam melaksanakan tugasnya Tim Penyelesai bertanggung jawab kepada Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/Dl.

6.a. Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil menetapkan upah anggota Tim Penyelesai yang besamya atau jumlahnya didasarkan pada kondisi Koperasi yang bersangkutan atau tingkat kesulitan pelaksanaan penyelesaian pembubaran atau sesuai kebutuhan yang wajar.

b.Seluruh biaya atau pengeluaran yang secara wajar diperlukan oleh Tim Penyelesai dalam melaksanakan pembubaran menjadi beban anggaran Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil.

c.Dalam hal terdapat sisa hasil penyelesaian, Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI dapat membebankan upah Anggota Tim PenyeIesai sebagaimana dimaksud huruf a kepada Koperasi yang bersangkutan dengan ketentuan paling tinggi sebesar 50% dan besar upah Tim Penyelesai.Namun demikian, besamya upah Tim Penyelesai yang dibebankan kepada Koperasi tersebut juga terbalas, yaitu paling tinggi sebesar 5% dan jumlah keseluruhan sisa hasil penyelesaian.

7.a. Setelah melaksanakan penyelesaian tahun jangka waktu yang telah ditetapkan, Tim Penyelesai membuat Berita Acara dan disampaikan kepada Menteri Koperasi dan Pembinaan. Pengusaha Kecil atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha kecil bentuk berita Acara tersebut sebagaimana lampiran VII.

b.Apabila Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Propinsi/DI Menerima dan menyetujui isi Berita Acara dimaksud maka berakhirlah tugas tim Penyelesai. Selanjutnya melalui tanggung jawab pelaksanaan penyelesaian pembubaran Koperasi menjadi tangungjawab Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha kecil dan Kepala Kantor Departemen Koperasi dan pembinaan pengusaha kecil Propinsi/DI

c.Dalam hal isi Berita Acara tersebut tidak disetujui maka Tim Penyelesai harus memperbaiki Berita Acara tersebut dengan atau tanpa memperpanjang waktu tugas Tim Penyelesai.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanKesimpulandalam skripsi ini adalah bahwa alasan-alasan yuridis untuk membubarkan koperasi tercantum dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994 adalah Koperasi tersebut tidak dapat memenuhi ketentuan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dan atau tidak melaksanakan ketentuan dalam Anggaran Dasar Koperasi yang bersangkutan, kegiatan koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan yang dinyatakan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti dan lain-lain. Kemudian pertanggungjawaban koperasi terhadap pihak ketiga adalah bahwa anggota hanya menanggung kerugian hanya terbatas pada simpanan pokok, simpanan wajib, dan modal penyertaan yang dimilikinya. Sisa kekayaan koperasi ini yang nantinya akan digunakan untuk penyelesaian pembubaran koperasi oleh tim penyelesai sesuai ketentuan yang ada dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994. Sisa kekayaan koperasi yang pertama akan digunakan untuk pelunasan hutang dan pertanggungjawaban terhadap pihak ketiga. Apabila masih ada sisa kekayaan dari penyelesaian pembubaran tersebut maka anggota koperasi yang bersangkutan akan mendapat pengembalian simpanan dengan nilai yang wajar. Saran dalam skripsi ini adalah hendaknya para pihak yang terkait dengan pembubaran koperasi lebih teliti sebelum menyatakan bahwa koperasi dibubarkan. Pejabat yang bersangkutan terlebih dahulu mempertimbangkan secara objektif segala aspek serta harus meneliti dengan cermat atas kondisi koperasi secara menyeluruh, termasuk aset yang dimilikinya. Saran yang kedua tanggung jawab koperasi terhadap pihak ketiga diharapkan harus berurutan sesuai prosedur yang berlaku. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan koperasi maupun anggota dalam menjalankan tugas-tugas tanggung jawabnya.

Bottom of Form

2