MATERI PEMBELAJARAN dan PENGEMBANGAN...
Click here to load reader
Transcript of MATERI PEMBELAJARAN dan PENGEMBANGAN...
1
MATERI PEMBELAJARAN dan
PENGEMBANGAN MATERI
Oleh: Wisnu Prawijaya/ NIM: 15105244008
http://wisnucorner.blogs.uny.ac.id/
A. Pengertian Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah isi pembelajaran yang berupa
pengetahuan, nilai sikap dan keterampilan. Standar isi pembelajaran
merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi
pembelajaran.
Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran untuk setiap
program pendidikan, dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi
capaian pembelajaran lulusan dari KKNI.
Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran bersifat
kumulatif artinya materi akan selalu bersangkutan dengan kumulasi;
bersifat menambah; terjadi dari bagian yang makin bertambah;
danintegratif artinyapembauran hingga menjadi kesatuan materi yang
utuh atau bulat atau saling berpadu.
Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran dituangkan
dalam bahan kajian yang distrukturkan dalam bentuk mata kuliah.
B. Pengertian Pengembangan Materi
Dalam setiap pengembangan harus mengetahui kerangka konseptual.
Kerangka konseptual adalah kerangka yang digunakan untuk menentukan
kategori pengetahuan, ide pokok dan esensi materi.
C. Kriteria Seleksi Materi
1. Validitas: standar ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan
suatu materi.
2. Signifikansi : kebenaran dari sebuah materi bukan karena dasar
kebetulan semata.
3. Menarik : materi yang diseleksi mampu menantang seseorang untuk
mempelajarinya.
4. Mudah dipelajari : materi harus mudah untuk dipahami dan
dimengerti.
5. Konsisten dengan realitas sosial: taat asas; selaras; sesuai dengan
realitas atau kondisi nyata kehidupan sosial.
6. Berguna : dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
2
D. Pengorganisasian Materi
Pengorganissaian materi dilakukan dengan memperhatikan skope &
sekuensi. Skope artinya makna dari keluasan dan kedalaman materi. Hal-
hal yang perlu dipetimbangkan dalam mengembangkan ruang lingkup
skope materi: waktu, core content/ common, kebutuhan peserta didik,
integrasi, kelayakan/ memadai atau tidak. Sekuensi artinya urut-urutan
penyajian. Penyajian materi dapat diurutkan dari yang sederhana ke
kompleks, mudah ke sulit, saling memperkuat bahan kajian yang terkait,
prerekuisit, kronologis. Teori belajar dan pembelajaran dapat
mempengaruhi skope & sekuensi materi.
E. Struktur Materi
1. Hirarkhikal
Susunan beberapa materi dimana satu materi/ beberapa materi menjadi
prasyarat bagi materi berikutnya.
2. Prosedural
Kedudukan beberapa materi yang menunjukkan satu rangkaian
pelaksanaan kegiatan/pekerjaan, tetapi antar materi tersebut tidak
menjadi prasyarat untuk materi lainnya.
3. Pengelompokan
Beberapa materi yang satu dengan lainnya tidak memiliki
ketergantungan, tetapi harus dimiliki secara lengkap untuk menunjang
materi berikutnya.
4. Kombinasi
Beberapa materi yang susunannya terdiri dari bentuk hirarkhikal,
prosedural maupun pengelompokan.
3
Sumber materi yang lain antara lain sebagai berikut:
- Spiral:Materi pokok atau topik diberikan secara berulang-ulang,
semakin luas semakin mendalam.
- Web: Topik dari beberapa mata pelajaran yang relevan disajikan secara
terpadu atau terintegrasi dengan menggunakan suatu tema sebagai titik
sentral.
- Terpadu: Materi yang saling menyatu, berhubungan atau berkaitan
sehingga tidak ada yang berdiri sendiri atau terpisah-pisah.
- Tematis: Materi terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga memberikan pengalaman belajar
yang bermakna kepada siswa yang dirancang berdasarkan tema-tema
tertentu.
F. Bahan Kajian
Bahan kajian bukan mata kuliah.Melainkan isi dari mata kuliah. Jadi
mata kuliah adalah wadah dari bahan kajian. Bahan kajian dikemas dalam
deskripsi mata kuliah untuk mencapai capaian pembelajaran. Bahan kajian
diambil dari peta keilmuan (rumpun ilmu) yang menjadi ciri program studi
atau dari khasanah keilmuan yang akan dibangun oleh program studi.
Bahan kajian bisa ditambah bidang/cabang ipteks tertentu yang
diperlukan untuk antisipasi pengembangan ilmu di masa depan, atau
dipilih berdasarkan analisis kebutuhan dunia kerja/ profesi yang akan
diterjuni oleh lulusan.
4
G. Pembentukan dan Penyusunan Mata Kuliah
Mata kuliah adalah wadah dari bahan kajian. Atau dengan kata lain,
mata kuliah adalah konsekuensiadanya bahan kajian yang harus dipelajari
oleh mahasiswa dan harus disampaikan oleh seorang dosen.Mata kuliah
selanjutnya menjadi unsur penting yang menjadi satuan terkecil transaksi
belajar (satuan kredit, atau modul) mahasiswa yang dilayani oleh institusi
pendidikan untuk diukur ketercapaiannya.
Pola penentuan mata kuliah ; mengelompokkan bahan kajian yang
setara dan kemudian diberi nama.Pembentukan matkul ; menganalisis
keterdekatan bahan kajain serta kemungkinan efektivitas.Nama mata
kuliah penting untuk menyesuaikan dengan penamaan yang lazim dalam
program studisejenis baik yang ada di Indonesia ataupun di negara lain.
1. Pemilihan bahan kajian
Pada kurikulum lama (yang berbasis isi), bahan kajian biasanya
sudah dituliskan dalam rincian materi ajar (silabus) di setiap mata
kuliah. Dalam proses evaluasi kurikulum, materi ajar bisa diperbaharui
atau dikembangkan sesuai perkembangan IPTEKS, dan dapat
diklasifikasi ke dalam kelompok bidang kajian atau di klasifikasi
menurut inti keilmuan (prodi), IPTEKS penunjangnya, IPTEKS
pelengkap, yang diunggulkan, ciri PT dan sebagainya sesuai cabang
ilmu dankeahlian yang dibangun dan dipelajari pada prodi.
Penggambaran/pemetaan bidang keilmuan/keahlian prodi ini dapat
mengacu pada nomenklatur rumpun ilmu, dan dengan menetapkan
tingkat pemahaman, kedalaman, dan keluasan dari setiap bidang kajian
akan menunjukkan kekhususanprodi. Bidang kajian yang khusus ini
dapat dijadikan bahan kajian minimal yang harus dikuasai oleh setiap
lulusan prodi dan disepakati oleh forum prodi sejenis sebagai
“rumusan pengetahuan” dari unsur capaian pembelajaran lulusan
prodi.
2. Pembuatan matriks untuk memetakan keterkaitan mata kuliah dengan
CP
Baris dari matriks diisi dengan unsur sikap dan ketrampilan umum
(yang telah ditetapkan dalam SN Dikti sesuai jenjang prodi) , dan
ketrampilan khusus yang disusun oleh forum prodi sejenis; sedangkan
“rumusan pengetahuan” dapat diisikan pada jalur vertikal dari matriks,
yang dalam kurikulum lama yang berbasis isi, kolom vertikal ini dapat
diisi dengan mata kuliah yang sudah ada saat ini. Dengan matriks
dapat dipetakan kaitan antara sikap dan ketrampilan/ kemampuan
dengan pengetahuan/mata kuliah, sehingga bisa dipetakan ada tidaknya
keterkaitan tersebut. Dengan menandai (contreng) adanya keterkaitan,
maka bisa dievaluasi apakah mata kuliah (atau konsep kurikulum)
sudah sesuai dengan CP. Bila terdapat mata kuliah yang tidak terkait
5
dengan rumusan sikap dan ketrampilan, maka mata kuliah tersebut bisa
dihapus.
3. Pembentukan mata kuliah
Matriks dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum baru
dengan menyusun mata kuliah dalam bungkus yang berbeda. Secara
umum ada dua cara dalam membentuk mata kuliah, yakni yang parsial
yang hanya berisi satu bahan kajian, dan yang intergrasi yang berisi
berbagai bahan kajian. Pertimbangan pembentukan mata kuliah
(parsial/ terintergrasi) didasarkan pada pertimbangan efektivitas
penguasaan bahan kajian bagi mahasiswa. Pendekatan terintergrasi
dimaksudkan selain secara keilmuan terintergrasi, juga bila belajarkan
secara intergratif hasil akan lebih baik. Konsep ini yang dikembangkan
menjadi bentuk blok.
4. Penetapan besarnya sks mata kuliah
Unsur penentu untuk memperkirakan besaran sks:
1. Metode/strategi pembelajaran yang dipilih;
2. Tingkat kedalaman dan keluasan bahan kajian yang harus dikuasai;
3. Besarnya sumbangan „capaian pembelajaran matakuliah ini dalam
kerangka pencapaian learning out comes lulusan.
6
Daftar Pustaka
Ghufron, Anik. 2011. Pengembangan Materi. http://staff.uny.ac.id/sites/
default/files/PENGEMBANGAN20MATERI.pdf. Diunduh pada tanggal 13
Desember 2015.
Sailah,Illah, dkk. 2015. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi Mengacu
KKNI & SN Dikti. https://Staff.Blog.Ui.Ac.Id/S.Aulia/Files/2015/04/
Pengembangan-Kdikti-2015.Pdf. Diunduh pada tanggal 13 Desember 2015
Tahap Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi. 2012. http://www.pmsd.ac.id/
uploads/p531ed3c2aa7c9_b.Tahapan%20Penyusunan%20kurikulum.pdf.
Diunduh pada tanggal 10 Desember 2015