Materi Pelantikan Maladica(1)
-
Upload
marwan-azmi -
Category
Documents
-
view
63 -
download
0
description
Transcript of Materi Pelantikan Maladica(1)
-
Maladica FK Undip Page 2
Disusun dengan penuh cinta dan dedikasi
By: Rhyticeros cassidix (Maladica 2012)
Thanks to:
Maladica Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Berbagai sumber yang telah kami himpun materinya
-
Maladica FK Undip Page 3
Table of Contents Halaman Sampul .......................................................................................................................... 1
Daftar Isi ...................................................................................................................................... 3
Kode Etik Pencinta Alam .............................................................................................................. 4
Maladica ...................................................................................................................................... 5
PTBMMKI .................................................................................................................................... 7
Divisi TBM ................................................................................................................................. 11
Divisi Gunung Hutan .................................................................................................................. 33
Divisi Tali Temali ....................................................................................................................... 63
Divisi Air ................................................................................................................................... 71
-
Maladica FK Undip Page 4
Kode Etik Pecinta Alam Indonesia
Pecinta alam Indonesia sadar bahwa alam dan isinya adalah ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa
Pecinta alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan
tanggung jawabnya terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air
Pecinta alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam sebagai makhluk yang mencintai
alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber daya alam sesuai dengan
kebutuhannya
3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai
manusia dan kerabatnya
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas
pecinta alam
6. Berusaha saling membantu dan saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian
terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air
Selesai
Di susun dan di syahkan bersama dalam acara Gladia ke IV
Di Ujung Pandang, Tahun 1974
-
Maladica FK Undip Page 5
Maladica
Maladica merupakan akronim dari mahasiswa pecinta alam medica, merupakan suatu wadah
bagi mahasiswa FK UNDIP yang memiliki minat dan bakat baik dalam hal ke-pecinta alam-
an ataupun pertolongan pertama.
Namun secara umum, Maladica merupakan sebuah Tim Bantuan Medis (TBM) yang
berafiliasi dengan Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia
(PTBMMKI) dan berstatus sebagai suatu Badan Kelengkapan pada Himpunan Mahasiswa
Kedokteran Umum (HIMAKU) FK UNDIP.
Saat ini Maladica memiliki 4 divisi yaitu Gunung Hutan, Tali Temali, Air dan Pertolongan
Pertama.
Visi dan Misi
Visi Maladica memiliki visi antara lain:
1. Menampung dan mengarahkan kegiatan-kegiatan di alam bagi mahasiswa Kedokteran
Umum Undip.
2. Membina rasa persahabatan dan persaudaraan, kesatuan dan kesatuan di kalangan
mahasiswa Kedokteran Umum UNDIP.
3. Meningkatkan peran serta mahasiswa Kedokteran Umum UNDIP dan khususnya anggota
Maladica dalam pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat sebagai pengamalan ilmu.
Misi
Untuk mencapai visi Maladica memiliki misi:
1. Meningkatkan keilmuan dan keterampilan yang berhubungan dengan kegiatan Maladica.
2. Membina dan mengembangkan potensi anggota Maladica untuk meningkatkan kualitas
dalam pengabdian kepada masyarakat.
Lambang
-
Maladica FK Undip Page 6
Gunung, Laut dan Langit
Ke-pecinta alam-an
Bunga Edelweiss
Keabadian Kelestarian alam
Ular hijau yang saling membelit
Kita yang melindungi alam
Merpati Putih
Perdamaian
Pelangi
Keanekaragaman
Merah Putih
Indonesia
Sejarah
Maladica terbentuk atas minat yang sama yaitu ke-pecinta alam-an dan sebagai sayap senat di
bidang kegiatan luar ruangan. Pada saat itu, bidang III Senat FK UNDIP sangat berpengaruh
dalam mendorong terbentuknya Maladica, selain dikarenakan banyaknya mahasiswa FK
UNDIP yang tidak dapat tertampung di Wapela UNDIP, walau banyak senior Maladica yang
menjadi aktivis di Wapela UNDIP.
Pada awal didirikan, Maladica berfokus pada kemampuan evakuasi medis di alam bebas, baik
di rimba, gunung, sungai dan goa. Organisasi terstruktur mulai terbentuk pada 10 Oktober
1989 walaupun sebenarnya Maladica telah berdiri sejak tahun 1984.
Nama Angkatan Maladica
Mc 90. P : Pendiri
Mc 92. Lr : Leucopsar rothschildi
Mc 93. Hl : Haliaetus leucocephalus
Mc 94. Dd : Delphinus delphis
-
Maladica FK Undip Page 7
Mc 94. Pt : Panthera tigris
Mc 95. Bj : Bos Javanicus
Mc 96. Eh : Elanus hypoleucus
Mc 97. Eh : Elanus hypoleucus
Mc 97. Ad : Anoa depresicornis
Mc 98. Hm : Helarctus malayanus
Mc 99. Hm : Helarctus malayanus
Mc 00. Mj : Mam... javanicus
Mc 01. Pp : Pongo pygmaeus
Mc 02. Sb : Spizaetus bartelzi
Mc 08. Cm : Celonia maides
Mc 11. Pa : Palang Alexander
Mc 12. Ss : Salamander salamandra
Mc 13. Mm : Macrocephalon maleo
-
Maladica FK Undip Page 8
PTBMMKI
Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia atau disingkat
PTBMMKI merupakan organisasi perhimpunan yang menghimpun organisasi tim bantuan
medis mahasiswa kedokteran yang ada di Indonesia dan bersifat sosial kemanusiaan dengan
status organisasi adalah organisasi kemahasiswaan.
VISI
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia terutama dalam bidang
kegawatdaruratan medis.
MISI
Menjadikan PTBMMKI sebagai wadah koordinasi diantara organisasi tim bantuan medis
mahasiswa kedokteran se-Indonesia, dalam hal:
a. Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
b. Memberikan bantuan kepada korban bencana terutama di bidang kegawatdaruratan
medis.
c. Penyaluran dan pengembangan minat, bakat, dan ilmu bagi mahasiswa kedokteran
Indonesia terutama dalam bidang kegawatdaruratan medis
Struktur Organisasi
Struktur BPP Periode 2013/2014
Ketua Umum : Suherman Palele (Tbm Axis Fkik Untad)
Sekertaris I : Rizal Haryanto (Tbm Axis Fkik Untad)
Sekertaris II : Mutia Nur Rahmi (Tbm Axis Fkik Untad)
Bendahara I : Dewi Larasari (Tbm Axis Fkik Untad)
Bendahara II : Ari Rahmatullah (Tbm Axis Fkik Untad)
-
Maladica FK Undip Page 9
Staff Infokom :
1. Ka.Staff Infokom : Tiara Mayang Pratiwi Lio (Tbm Ischiadicus Fk Unhalu)
cp :085241953796
Anggota :
- Novi Lestari ( Tbm Calcaneus Fk Unhas )
- Lya Anggraeni ( Tbm Axis Fkik Untad )
- Eva Yuliani ( Tbm AEM-TEAM Fk Unbrah)
- Amelia Angelin Ligianto ( Tbm Axis Fkik Untad )
- Dedy (Tbm Azygos Fk Unmul )
- Rizky Naldi (Tbm Axis Fkik Untad )
- Tria Pratiwi (Tbm Galenus Fk Maranatha )
- Nurlely Wardeni (KPLA Fk Unair )
- Desti (PMPATD Pakis Fk Unila)
- Gisti (PMPA Vagus)
Staff Penanggulangan Bencana
2. Ka. Staff Penanggulangan Bencana : Iqbal ( TBMT ) cp :085296505050
Anggota :
- Vandhy P. Andilolo (Tbm Axis Fk Untad )
- Ayu Pratiwi ( Tbm 110 Fk Umi )
- M. Ali Adrian ( Tbm Fk Uisu )
- Dhia Rahdi ( Tbm Calamus Sriptorius Fk Unlam )
- Wyna ( Tbm Fk Usu )
- Eduard ( PMPATD Pakis Fk Unila )
- Hermas ( Tbm Nurul Qolby Fk UMM )
- Jihan Rasyad ( ALERT Fk UMY )
- M. Ali akbar ( Maladica Fk Undip )
- Khoirul Rizal Ashholih ( Osipital Fk Onsoed )
-
Maladica FK Undip Page 10
- Hermas Novyran Fareza ( Tbm Nurul Qolby Fk UMM )
- Rahmat Rezky Ramadhan ( LAKESMA Fk UB )
Staff Pendidikan dan Latihan
3. Ka. Staff Pendidikan dan Latihan : Rizal Foeng ( Tbm Calcaneus Fk Unhas)
cp :085241493222
Anggota :
- Adit Febriansyah (Tbm Axis Fk Untad )
- Kevin Pieter ( PMPA Vagus Fk Uns )
- Lya Eka Handayani ( Tbm Fk Uisu )
- Muhammad Ilham ( Tbm Pema Fk Usu )
- Muhammad Riyan Arizzal ( Mapadoks Fk Unisula )
- Adriann Jardine ( KPLA Fk Unair )
- Tiwi ( Tbm Janar Duta Fk Unud )
Staff Keuangan
4. Ka. Staff Keuangan : Fauziah Damayanti ( Tbm Vertex Fk Unej ) cp 0856357746
Anggota :
- Ahmad Chaer ( Tbm Ischiadicus Fk Unhalu )
- Nur Syafaah (TBMS)
- Agung Jaya (Tbm Axis Fkik Untad )
- Bima Taruna Sakti ( Tbm Coronarius Fk Unimal )
- Masye Juta ( Tbm Galenus Fk Maranatha )
- Anggun ( Tbm Axis Fkik Untad )
Staff Hubungan Luar
5. Ka. Staff Hubungan Luar : Maria Patricia Gunawan ( Medisar Fk Atma Jaya ) cp
: 085715970759
Anggota :
-
Maladica FK Undip Page 11
- Reska Perdana (Tbm Axis Fkik Untad )
- Eza Melinda (Tbm MERIDIEN Fkk UMJ )
- Indra Budi ( Tbm HET Fk Unand )
- Frisky ( Tbm Janar Duta Fk Unud )
- Iqbal (Tbm 110 Fk Umi )
Staff Administrasi Organisasi
6. Ka. Staff Administarsi Organisasi : Hasnal Laily Yarza (Tbm Het Fk Unand )
cp : 081993327825
Anggota :
- Faradilla Monita (Tbm Fk UR )
- Ardana (Tbm Axis Fkik Untad )
- Octari Dwi Putri ( Tbm AEM-TEAM Fk Unbrah )
- Mitras Labiro (Tbm Axis Fkik Untad )
Dengan Persaudaraan, Demi Kemanusiaan Jayalah Tbm!!!!!
KORWIL WILAYAH 3: Azzam TBM Humerus UII
-
Maladica FK Undip Page 12
Divisi TBM
Basic Life Support
K = Keselamatan
Keselamatan korban
Keselamatan diri sendiri
Keselamatan orang sekitar
Pastikan ketiga keselamatan ini saat menolong korban. Hilangkan segala jenis bahaya yang
mungkin terjadi hingga tidak akan ada korban lagi saat melakukan pertolongan.
Perkenalkan diri anda kepada orang disekitar. Bila ada orang lain yang lebih ahli
untuk menolong, serahkan pada orang itu.
Gunakan APD (Alat Pelindung Diri) bila tersedia. Gunakan benda lain, seperti kertas
ato plastik yang sekiranya dapat melindungi diri dari penularan penyakit tertentu dari
korban. Bila sekiranya korban menderita penyakit menular tertentu. Yah ikutin aja
hati nurani anda mau nolong atau enggak...
Baringkan korban terlentang
Posisi penolong ada di sebelah kanan korban.
K R A B C
-
Maladica FK Undip Page 13
R = Respons
1. Respon Jauh/ Panggil/ Suara
Cek respon dengan suara. Panggil korban. Bila tidak ada respon, lanjutkan ke cek
respon selanjutnya.
2. Respon Dekat/ Sentuh
Cek respon dengan sentuhan. Sentuh perlahan korban. Bila tidak ada respon, guncang
korban secara perlahan. Bila masih tidak ada respon, lanjutkan ke respon nyeri.
3. Respon Nyeri
Cek respon dengan memberikan rangsangan nyeri. Rangsang nyeri bisa berupa
cubitan kuat, penekanan pada manubrium sterni atau penekanan pada glabella, bisa
juga dengan menekan bagian putih dari kuku. Reaksi yang terlihat mungkin hanya
membuka mata, erangan, melipat atau menjatuhkan alat gerak, dan gerakan ringan
lainnya.
Metode cepat untuk mengukur tingkat kesadaran
1. A = Alert
Pasien yang sadar secara penuh. Pasien ini akan membuka mata secara spontan,
menanggapi suara dan fungsi motorik yang baik. Pasien yang sadar penuh
menunjukan bahwa ia tidak mengalami gangguan pernafasan. Lanjutkan ke
pemeriksaan vital sign tubuh untuk mengetahui kemungkinan gangguan lain.
2. V = Verbal
Pasien memberikan tanggapan hanya jika penolong berbicara. Respon pasien
mungkin hanya gerakan badan ataupun gumaman
3. P = Pain
Pasien memberikan respon jika diberi rangsang nyeri. Pasien yang sadar akan
mengetahui lokasi nyeri dan menghindarinya, sedangkan pasien yang tidak awas dan
tidak respon terhadap suara biasanya hanya menggerakkan anggota badan yang tidak
menghindari sumber nyeri.
4. U = Unresponsive
Seringkali dianggap sebagai tak sadar, hasil ini dimungkinkan jika pasien tidak
memberikan tanggapan baik mata, suara maupun nyeri.
Panggil bantuan atau mintalah orang di sekitar untuk memanggil ambulance atau
paramedis. Nomor darurat untuk bantuan medis di Indonesia adalah 118 atau 119.
A = Airway
Apabila pasien tidak menunjukan tanda kesadaran. Segera periksa jalan nafasnya, untuk
memastikan ada tidaknya sumbatan pada jalan nafas. Terdapat dua metode pemeriksaan jalan
nafas.
1. Head Tilt and Chin Lift
Head tild dan chin lift merupakan metode umum untuk membersihkan jalan nafas.
Cara ini digunakan apabila kemungkinan pasien menderita cedera leher dapat
dihilangkan.
-
Maladica FK Undip Page 14
2. Jaw Thrust
Metode ini digunakan pada korban yang kemungkinan menderita cedera servikal.
Dengan metode ini, kemungkinan pergerakan leher yang cedera dapat diperkecil.
Pada korban kecelakaan, SELALU ASUMSIKAN BAHWA IA MENDERITA
CEDERA SERVIKAL. Apabila anda melihat kecelakaan tersebut, perhitungkan
apakah ia mendertia cedera servikal. Bila tidak, tanyalah kepada saksi mengenai
kronologi kecelakaannya secara singkat. Periksa bagian belakang leher, apakah ada
abnormalitas dari susunan tulang-tulang leher. Bagian yang menonjol seharusnya
hanya terdapat pada vertebra cervical 7.
Pada korban yang dicurigai cedera servikal. Lakukanlah imobilisasi pada daerah leher. Anda
bisa minta bantuan oranglain untuk melakukan imobilisasi ini atau gunakan collar neck.
-
Maladica FK Undip Page 15
B = Breathing
Lakukan teknik LOOK, LISTEN and FEEL. Dekatkan pipi anda ke mulut dan hidung korban
serta arahkan pandangan ke arah dada.
LOOK = Lihat pergerakan dada. Apakah ada pergerakan nafas?
LISTEN = Dengarkan suara pernafasan . Apakah ada suara pernafasan abnormal
Suara Abnormal
1. Snorring / Stridor (mendengkur) : sumbatan jalan nafas karena benda padat (lidah,
bakso, dll)
2. Gargling (berkumur) : sumbatan jalan nafas karena benda cair (darah, dll)
3. Wheezing (seperti orang asma)
4. ?
FEEL = Rasakan hembusan nafas korban. Ada atau tidak?
Saat ini, anda bisa sekaligus melakukan pengukuran terhadap denyut nadi arteri carotis.
Normal atau tidak?
Apabila tidak ada tanda-tanda pernafasan pada diri korban. Segera lakukan bantuan
pernafasan.
Buka jalan nafas dengan teknik head tilt dan chin lift, atau dengan teknik jaw thrust. Tutup
hidung agar udara yang diberikan tidak keluar melalui hidung. Berikan dua kali tiupan nafas
-
Maladica FK Undip Page 16
dari mulut ke mulut. Pastikan tidak ada udara yang keluar melalui mulut. Mulut penolong
harus menutupi seluruh mulut korban dengan rapat. Berikan 2 kali tiupan, perhatikan
kenaikan dada dari korban.
Apabila korban bernafas dengan spontan. Awasi terus pernafasannya dan lakukan
pemeriksaan sirkulasi korban. Adakah denyut nadi? Adakah luka terbuka?
Apabila anda enggan memberi bantuan pernafasan dari mulut ke mulut. Anda bisa langsung
memberikan resusitasi jantung paru tanpa pemberian bantuan pernafasan.
C = Circulation
Raba denyut nadinya. Adakah denyut nadi?
Periksa capillary refill dengan menekan ujung kuku hingga berwarna putih kemudian
lepaslah. Warna kuku yang kembali normal dalam waktu kurang dari 2 detik menunjukan
capillary refill time yang normal. Capillary refill time yang abnormal dapat menunjukan
terjadinya syok, dehidrasi maupun berkurangnya aliran darah ke daerah perifer.
Bila denyut nadi ada, namun pasien tetap tidak sadar dan tidak bernapas. Lanjutkan bantuan
pernafasan dengan jumlah 12 kali/menit. Cek denyut nadi di setiap menit.
Bila denyut nadi tidak ada, berikan resusitasi jantung paru.
Resusitasi Jantung Paru
Cari Processus xiphoideus dari sternum dan beri jarak 2 jari.
Letakan kedua tangan diatas dada korban di daerah tersebut, tangan yang paling kuat berada
di atas. (Misal tangan kanan anda lebih kuat, maka tangan kanan yang berada diatas tangan
kiri). Posisi penolong tegak lurus diatas dada pasien dengan siku lengan lurus menekan
tengah-tengah tulang dada. Gerakan bahu anda untuk mulai memijat. Ingat! Yang bergerak
adalah BAHU, bukan SIKU. Gerakan bahu akan memberi kekuatan lebih pada pijatan anda.
Berikan kompresi sedalam minimal 5 cm, dengan kecepatan 100 kompresi/menit, sebanyak
30x. Lanjutkan pemberian 30 kompresi dan 2 bantuan pernafasan.
-
Maladica FK Undip Page 17
Saat pijat jantung, hitung dengan suara keras
Satu,dua,tiga,empat, SATU
Satu,dua,tiga,empat, DUA
Satu,dua,tiga,empat, TIGA
Satu,dua,tiga.empat, EMPAT
Satu,dua,tiga,empat, LIMA
Satu,dua,tiga,empat, ENAM
Jangan lupa berhenti untuk mengecek denyut nadi dan pernafasan setiap menit.
Pemberian RJP dapat dihentikan bila :
1. Korban sadar
2. Korban meninggal
3. Bantuan datang
4. Anda lelah
Apabila nafas dan denyut jantung korban telah kembali, lanjutkan dengan memeriksa seluruh
tubuh korban untuk mencari kemungkinan luka lain. Periksa apakah terdapat luka terbuka
atau fraktur. Jangan lupa untuk memeriksa denyut nadi di daerah perifer. Apabila terdapat
luka terbuka atau fraktur, segera lakukan penanganan terhadap daerah tersebut. Cek
gangguan saraf dengan bertanya kepada korban apakah dia mengalami kesemutan di daerah
tertentu.
-
Maladica FK Undip Page 18
Tetap monitor pernafasan dan sirkulasi sambil menunggu bantuan datang. Letakan pasien
pada posisi seperti dibawah ini untuk mencegah terjadinya sumbatan jalan nafas (lidah jatuh).
-
Maladica FK Undip Page 19
BALUT BIDAI A. PENGERTIAN
Balutan adalah tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser
atau berubah dari posisi yang dikehendaki. Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman
kawat bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar
bagian tulang/ organ yang patah tidak bergerak (imobilisasi) sehingga memberikan istirahat
dan mengurangi rasa sakit.
B. TUJUAN BALUT BIDAI Pembalutan
1. Menahan sesuatu sebagai penutup luka, pita tali kulit, bidai, bagian tubuh yang cedera,
danrambut.
2. Memberi tekanan.
3. Melindungi bagian tubuh yang cedera.
4. Memberikan penyongkong terhadap bagian tubuh yang cedera
5. Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya.
6. Mencegah terjadi pembengkakan.
7. Mencegah terjadinya kontaminasi.
Pembidaian
1. Imobilisasi
2. Mengurangi nyeri
3. Mencegah kerusakan jaringan lunak, pembuluh darah & syaraf di sekitarnya
C. MACAM-MACAM BALUT BIDAI Pembalutan
1. Mitela.
Bahan mitela terbuat dari kain berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran.
Panjangkaki antara 50-100 cm. Pembalutan ini dipergunakan pada bagian kaki yang
berbentuk bulat atau untuk menggantung bagian tubuh yang cedera. Bisa dipakai pada
cedera dikepala, bahu, dada, siku, telapak tangan dan kaki, pinggul serta untuk
menggantung lengan.
2. Dasia.
Pembalut ini adalah mitela yang dilipat-lipat dari satu sisi segitiga agar menjadi beberapa
lapiS dan bentuk seperti pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-
10 cm. Bisa dipakai pada saat membalut mata, dahi rahang, ketiak, lengan, siku,
paha,serta lutut betis, dan kaki yang terkilir.
3. Pita (Gulungan).
Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kasa, bahan elastis. Bahan yang paling
sering adalah dari kasa karena mudah menyerap air, darah, dan tidak mudah
kendur. Macam-macam pembalut yang digunakan adalah sebagai berikut;
1) Lebar 2,5 cm : untuk jari-jari
2) Lebar 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan.
3) Lebar 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas dan bawah, betis dan kaki.
-
Maladica FK Undip Page 20
4) Lebar 10 cm : untuk paha dan sendi panggul.
5) Lebar 15 cm : untuk dada, perut, punggung.
Pembidaian
1. Bidai Kaku (Rigid Splint)
Dapat dibuat dari bahan apapun (kayu, logam, fiber glass)
2. Bidai Lunak (Soft Splint)
Air splints (PASG), bantal
3. Bidai Traksi (Traction Splint)
Untuk fraktur ekstremitas bawah. Indikasi:
1. Fraktur (Patah Tulang)
a. Fraktur terbuka yaitu tulang yang patah mencuat keluar melalui luka yang
terdapat pada kulit.
b. Fraktur tertutup yaitu tulang yang patah tidak sampai keluar melalui luka yang
terdapat dikulit. Kemungkinan patah tulang harus selalu dipikirkan setiap terjadi
kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada keraguan, perlakuan korban sebagai
penderita patah tulang. Pada fraktur terbuka tindakan pertolongan harus hati-hati, karena
selain bahaya infeksi gerakan tulang yang patah itu dapat melukai pembuluh-pembuluh
darah sekitarnya sehingga terjadi perdarahan baru.
2. Terkilir
Kemungkinan yang dapat terjadi adalah:
a. Terjadi peregangan dan memar pada otot atau ligamen, jenis ini
digolongkan terkilir ringan.
b. Robekan pada ligamen, ditandai dengan rasa nyeri, bengkak dan memar biasanya
lebih beratdari pada jenis tang pertama. Jenis ini digolongkan terkilir sedang.
c. Ligamen sudah putus total sehingga sendi tidak lagi stabil. Biasanya terjadi
perdarahan sekitar robekan, yang tampak sebagai memaryang hebat.
3. Luka terbuka
4. Penekanan untuk menghentikan pendarahan
D. PRINSIP PEMBERIAN BALUT BIDAI 1. Prinsip pembalutan
a. Rapat dan rapi
b. Jangan terlalu longgar
c. Ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui funsi sirkulasi
d. Bila ada keluhan terlalu erat longgarkan
2. Prinsip pembidaian
a. Lakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mengalami cedera.
b. Lakukan pembidaian pada dugaan terjadinya patah tulang.
c. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan
d. Untuk pemasangan spalk pada saat pemasangan infuse pada bayi dan anak-anak yang
hiperaktivitas
D. PERALATAN 1. Pembalut yang sesuai (Mitella/dasi/pita)
-
Maladica FK Undip Page 21
2. Spalk
3. Plaster
4. Kasa steril
5. Handscoon
6. Betadine dan cairan desinfektan
7. Bengkok
8. Korentang
9. Gunting plester
E. PROSEDUR KERJA 1. Memberi salam
2. Jelaskan prosedur kepada klien dan menanyakan keluhan yang dirasakan.
3. Mencuci tangan
4. Menjaga privasi klien dengan membuka bagian yang akan dilakukan tindakan atau
menutup tirai.
5. Melihat bagian tubuh mana yang akan dibalut.
6. Atur posisi klien tanpa menutupi bagian tubuh yang akan dilakukan tindakan.
7. Lepaskan pakaian yang menutupi tempat untuk mengambil tindakan.
8. Perhatikan tempat yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan berikut:
a. Bagian dari tubuh mana
b. Apakah ada luka terbuka atau tidak
c. Bagaimana luas luka tersebut
d. Apakah perlu membatasi gerak tubuh tertentu atau tidak
9. Memakai sarung tangan steril
10. Pilih jenis balutan yang akan dipergunakan atau dikombinasi.
11. Sebelum dibalut, jika luka terbuka, perlu diberi desinfektan.
12. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan hal berikut:
a. Dapat membatasi pergeseran atau gerak tubuh lainnya
b. Sesedikit mungkin membatasi gerak tubuh yang lain
c. Tidak mengganggu peredaran darah misalnya pada saat membalut berlapis-lapis
13. Cara melakukan pembalutan:
a. Cara membalut dengan mitela
1) Salah satu mitela dilipat 3-4 cm sebanyak 1-3 kali.
2) Pertahankan sisi yang telah terlipat terletak diluar bagian yang akan
dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi diikat.
3) Salah satu ujung bebas lainnya ditarik dan dapat diikat pada lipatan, diikat
pada tempat lain,atau dapat dibiarkan bebas.
b. Cara membalut dengan dasi
1) Pembalut mitela dilipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita dengan
masing-masingujung lancip.
2) Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat
diikat.
3) Diusahakan agar balutan tidak mudah kendur dengan cara sebelum diikat
arahnya salingmenarik.
-
Maladica FK Undip Page 22
4) Kedua ujungnya diikatkan secukupnya
-
Maladica FK Undip Page 23
SPLINTING AND BANDAGE
Immediate Treatment of Orthopedic Injury One primary goal Reduction of swelling
PRICE Protection
Rest
Ice
Compression
Elevation
COLD APPLICATION Decreases pain
Produces vasoconstriction
Controls hemorrhage and edema
Decreases local cell metabolism
Decreases tissues need for oxygen Reduces hypoxia
Sensations- Cold, burning, aching, numb
SPLINTS Vacuum splints
Styrofoam chips contained inside an airtight cloth, pliable sleeve
Molds to shape of injury using a handheld pump to draw out the air from within the
sleeve
Air splints
Extremity splinting Provides clear view of injury during x-ray
-
Maladica FK Undip Page 24
BANDAGING AND TAPING
1. Provides compression to minimize swelling in the initial management of injury
2. Reduces the chances of injury by applying tape prophylactically
3. Provides additional support to an injured structure
-
Maladica FK Undip Page 25
2010 AHA GUIDELINES for
ADULT BASIC LIFE SUPPORT BLS (basic life support) atau dikenal dengan BHD-RJP yaitu tindakan dasar untuk menyelamatkan
nyawa berikut serangan jantung. Aspek dasar dalam BLS antara lain pengenalan segera serangan
jantung mendadak ( Sudden Cardiac Arrest / SCA ) dan aktivasi system tanggap darurat, resusitasi
jantung paru awal ( CPR ) dan defribilasi cepat dengan menggunakan defribilator eksternal otomatis (
AED ). Pengenalan dini serta respon terhadap serangan jantung & stroke juga dianggap sebagai
bagian dari BLS.
Di bawah ini perubahan pedoman dari BLS menurut AHA 2005 ke AHA 2010 untuk tenaga awam
terlatih dan penyedia layanan kesehatan :
1. Penilaian segera / langsung dari SCA berdasarkan penilaian respond an
pernafasan tidak normal ( korban tidak bernafas/terengah-engah).
2. Tindakan lihat, dengar, rasakan ( LLF ) dihapus dari algoritma BLS.
3. Hanya tindakan kompresi dada secara konvensional ( Hands-Only ) yang
dilakukan oleh tenaga penolong belum terlatih.
4. Perubahan kompresi sebelum bantuan nafas ( CAB bukan ABC ).
5. Tindakan CPR terus dilakukan sampai kembalinya sirkulasi spontan ( ROSC ) /
penghentian upaya pernafasan.
6. Peningkatan fokus pada metode untuk memastikan bahwa kualitas CPR (
kecepatan & kekuatan kompresi yang benar dan memungkinkan kembalinya
pergerakan dada dan penekanan meminimalkan gangguan dalam kompresi dada &
ventilasi untuk menghindari berlebihan ) dilakukan.
7. Lanjutan pemeriksaan cek nadi bagi tenaga penolong.
8. Algoritma sederahana BLS dikenalkan dengan algoritma tradisional.
9. Revisi rekomendasi dari pendekatan simultan, tindakan simultan untuk
penekanan dada, manajemen jalan nafas, bantuan pernafasan, deteksi irama,
guncangan ( jika diperlukan ) oleh tim penolong terlatih dalam pengaturan
yang sesuai.
EARLY CPR
Laju kompresi dada minimal 100 kali per menit.
Kedalaman kompresi paling sedikit 2 inchi ( 5 cm )
Penolong harus memungkinkan recoil thoraks setelah setiap kompresi, untuk memungkinkan
jantung mengisi sepenuhnya sebelum kompresi berikutnya.
MANAGING THE AIRWAY
Head Tilt Chin Lift
Jaw Thrust Manuver jika ada indikasi cervical spine injury dan craniofacial
injury
-
Maladica FK Undip Page 26
RESCUE BREATHS 1 nafas tiap 6-8 dtk ( 8-10 nafas per menit ) tanpa menyinkronkan nafas
dengan kompresi serta tidak ada jeda dalam kompresi dada untuk pengiriman
ventilasi.
Tujuan utama dari ventilasi selama CPR adalah menjaga oksigenasi dan tujuan sekundernya untuk
menghilangkan karbondioksida.
Tehnik atau cara pemberian bantuan nafas antara lain : mouth to mouth,
mouth to barrier device breathing, mouth to nose and mouth to stoma
ventilation, ventilation with bag and mask, ventilation with a supraglotic
airway ( LMA ), ventilation with an advance airway, passive oxygen versus
positive-pressure oxygen selama CPR, cricoids pressure.
-
Maladica FK Undip Page 27
Transportasi & Evakuasi Korban
Pengertian
Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang
lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit
dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harusmelakukan evakuasi dan
perawatan darurat selama perjalanan.
Syarat Evakuasi
Keadaan korban umumnya cukup baik
Tidak ada gangguan pernapasan
Pendarahan sudah di atasi
Luka sudah dibalut
Patah tulang sudah dibidai, sepanjang pelaksanaan pemindahan korban perlu dilakukan
pemantauan dari korban tentang: keadaan umum korban seperti sistem persyarafan
(kesadaran) - sistem peredaran darah (denyut nadi dan tekanan darah)- sistem pernapasan-
bagian yang mengalami cedera.
Keadaannya harus stabil, jalan nafas harus dijamin terbuka/bebas, terus dimonitor secara
ketat kondisi : jantung, nadi, paru-paru.
Cara pengangkutan korban
Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual. Pada umumnya digunakan untuk
memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan. Beberapa contoh evakuasi :
Evakuasi yang dilaksanakan oleh 1 orang terutama dapat dilakukan oleh anggota pemadan
-
Maladica FK Undip Page 28
kebakaran
untuk menolong penderita yang tidak sadar di dalam gedung yang terbakar atau yang
melewati jalan/lorong sempit.
Cara mengevakuasi korban kecelakaan yang dalam posisi terlentang dan tidak terdapat patah
tulang punggung. Penolong harus menjaga keseimbangan dengan mengatur posisi kaki
(kuda2) secara benar, berdiri secara bertahap, hingga posisi akhir siap untuk berjalan.
Cara mengevakuasi korban kecelakaan yang dalam posisi tengkurap dan tidak terdapat patah
tulang punggung. Posisi penolong seperti dijelaskan di atas, yaitu harus menjaga
keseimbangan dengan mengatur posisi kaki (kuda2) secara benar, berdiri secara bertahap,
hingga posisi akhir siap untuk berjalan.
Pengangkutan & pemindahan korban:
Merupakan kegiatan pemindahan korban dari tempat darurat ke tempat yang fasilitas
perawatannya lebih baik, seperti rumah sakit. Biasanya dilakukan bagi pasien/ korban cedera
cukup parah sehingga harus dirujuk ke dokter. Tata cara pemindahan korban : dasar
melakukan pemindahan korban; aman, stabil, cepat, pengawasan korban, pelihara udara agar
tetap segar memenuhi syarat pemindahan sesuai prosedur.
Alat bantu : dengan tenaga manusia - satu orang, dua orang, tiga orang atau empat orang.
Dengan tandu - tandu khusus, tanda papan, tandu bambu/dahan, atau matras. Dengan
kendaraan - darat, laut dan udara.
Tahapan : persiapan, pengangkatan korban ke atas tandu, pemberian selimut pada korban,
tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.Prinsip pengangkatan
korban dengan tandu.
-
Maladica FK Undip Page 29
Caranya : harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok yaitu gunakan alat
tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban. Sikap
mengangkat, usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera. Posisi
siap angkat dan jalan, umumnya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi
dari kaki., kecuali menaik - bila tungkai tidak cedera dan menurun - bila tungkai luka atau
hipotermia. Mengangkut ke samping - memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan
tertentu-kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.
Contoh cara mengangkat dan mengevakuasi korban
Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 3 orang yang berada di satu sisi - tangan
berada di bawah badan korban. Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga siap berjalan
membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat bergerak secara serempak maka
disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan memberi aba-aba secara pelahan.
Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 3 orang yang berada di sisi berlainan,
tangan berada di bawah badan korban dan saling berpegangan.Posisi orang ke dua berada di
tengah. Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar
tiga orang penolong dapat bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya
agar dapat berperan memberi aba-aba secara pelahan.
-
Maladica FK Undip Page 30
Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 4 orang yang berada di sisi berlainan,
tangan berada di bawah badan korban dan saling berpegangan.Posisi penolong saling
berhadapan di kedua sisi korban - agar lebih kuat menahan beban. Perhatikan posisi kaki
dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat
bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan
memberi aba-aba secara pelahan.
Dapat pula mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 6 orang yang berada di sisi
berlainan, tangan berada di bawah badan korban dan saling berpegangan.Posisi penolong
saling berhadapan di kedua sisi korban - agar kuat menahan beban. Perhatikan posisi kaki
dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat
bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan
memberi aba-aba secara pelahan.
Mengevakuasi dengan Tandu
-
Maladica FK Undip Page 31
Gambar 1 : adalah cara mengangkat penderita dengan kain sprei, perhatikan posisi korban
yang tengkurap - terutama jika ada kecurigaan patah tulang punggung.
Gambar 2 : posisi penolong yang berjumlah 4 orang pada waktu berjalan membawa korban
dengan tandu.
Beragam cara untuk membuat tandu
-
Maladica FK Undip Page 32
TRIAGE KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
1. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya
dan atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan
secepatnya. Bisanya di lambangkan dengan label merah. Misalnya AMI (Acut Miocart Infac).
2. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat. Bisanya di
lambangkan dengan label Biru. Misalnya pasien dengan Ca stadium akhir.
3. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya. Bisanya di lambangkan dengan label kuning. Misalnya : pasien Vulnus Lateratum
tanpa pendarahan.
4. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan. Bisanya di lambangkan dengan
label hijau. Misalnya : pasien batuk, pilek.
5. Pasien Meninggal
Label hitam ( Pasien sudah meninggal, merupakan prioritas terakhir. Adapun petugas triage
di lakukan oleh dokter atau perawat senior yang berpengalaman dan petugas triage juga
bertanggung jawab dalam operasi,pengawasan penerimaan pasien dan daerah ruang tunggu..
6. Aspek Psikologis Pada Situasi Gawat Darurat
Cemas
Histeris
Mudah marah
PENDEKATAN PELAYANAN GAWAT DARURAT Prioritas penanganan kegawatan berdasarkan pada 6-B yaitu :
B -1 = Breath system pernafasan
B -2 = Bleed system peredaran darah ( sirkulasi )
B -3 = Brain system saraf pusat
B -4 = Bladder system urogenitalis
B -5 = Bowl system pencernaan
B -6 = Bone system tulang dan persendian
Kegawatan pada system B-1, B-2, B-3, adalah prioritas utama karena kematian dapat terjadi
sangat cepat, rangkaian pertolongan ini disebut Live Saving First Aid yang meliputi :
Membebaskan jalan napas dari sumbatan
Memberikan napas buatan
Pijat jantung jika jantung berhenti
Menghentikan pendarahan dengan menekan titik perdarahan dan menggunakan beban
Posisi koma dengan melakukan triple airway menuver, posisi shock dengan tubuh horizontal, kedua
tungkai dinaikan 200 untuk auto tranfusi
Bersikap tenang tapi cekatan dan berfikir sebelum bertindak, jangan panic
Lakukan pengkajian yang cepat terhadap masalah yang mengancam jiwa
-
Maladica FK Undip Page 33
Lakukan pengkajian yang siatematik sebelum melakukan tindakan secra menyeluruh.
PENANGGULANAN PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD) 1. Tujuan
a. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita gawat darurat, hingga dapat
hidup dan berfungs kembali dalarn masyarakat sebagaimana mestinya
b. Merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang Iebih
memadai.
c. Menanggulangi korban bencana.
2 Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah satu
sistem/organ di bawah ini yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernapasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pankreas
Kegagalan (kerusakan) sistem/organ tersebut dapat disebabkan oleh:
1. Trauma/cedera
2. lnfeksi
3. Keracunan (poisoning)
4. Degenerasi (failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer and electrolit)
7.Dan lain-lain.
Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernapasan dan hipoglikemia dapat
menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit), sedangkan kegagalan sistem/organ yang lain
dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Pendenta Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah
kematian dan cacat ditentukan oleh:
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan ditempat kejadian, dalam perjalanan kerumah
sakit, dan pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas atau rumah sakit.
-
Maladica FK Undip Page 34
Divisi Gunung Hutan
PACKING
1. Memilih Ransel
a. Coba sebelum membeli. Cocokkan dengan badan. Usahakan jangan membeli dengan
menitipkan kepada orang lain. Karena yang nantinya mengunakan adalah kita sendiri.
b. Ransel dirancang sesuai dengan style perjalanan, tinggi tubuh pengguna dan lama
perjalanan. Belilah sesuai dengan kebutuhan.
c. Coba back system dari ransel. Usahakan dapat diatur sesuai dengan badan.
d. Coba beberapa merek. Untuk memperbandingkannya. Cari yang sesuai dengan tubuh.
2. Packing
Faktor yang perlu diperhatikan dalam packing perlengkapan perjalanan adalah:
a. Faktor berat
Letakkan barang ringan seperti sleeping bag dan jaket penghangat di bawah dan yang
berat sepert logistik dan pakaian harian diatas. Supaya berat jatuh di pundak, dan
bukan di punggung atau pinggang. Keseimbangan ransel juga perlu diperhatikan.
b. Faktor penggunaan barang
Item yang segera dan sering diambil diletakkan diatas dan yang jarang dipakai seperti
perlegkapan tidur dibawah. Tenda di letakkan diatas dan sipisahkan dari rangkanya,
karena akan digunakan pertama saat mendirikan camp.
c. Faktor efisiensi.
Gunakan ruang kecil dalam peralatan untuk diisi dengan item yang kecil seperti gula,
kopi dll didalam nasting yang kosong. Dan juga, buanglah kemasan makanan yang
memakan tempat sebelum memulai pendakian.
-
Maladica FK Undip Page 35
d. Merupakan seni menempatkan sesuatu di dalam ransel demi kemudahan, kenyamanan
dalam perjalanan jauh.
3. Cara Memakai Ransel
Pertama angkat ransel pada kaitnya kuat2. lalu masukkan satu lengan sampai
batas tali pundak di pundak. Setelah itu baru masukkan lengan satunya lagi.
Jika anda tdk dapat mengangkat langsung, anda dpt angkat ransel dan
menaruhnya di paha anda terlebih dahulu kemudian baru di kaitkan ke pundak
sampai ke posisi yang paling baik
Selalu awali pengencangan pertama di tali pinggang kemudian baru tali pundak
dan posisi tali penyetel lainnya. Kurang lebih setengah dari tali pinggang harus
menutupi tulang pinggang
Kencangkan tali pundak, pastikan bahan lapisan pelindung melingkar
dipundak. Tapi jangan terlalu kencang ataupun terlalu kendur sehingga tali
pengikat menjadi longgar & jauh dari pinggang atau pundak Posisi tali
penyetel di pundak harus berada disekitar rusuk dengan mengencangkan secara
perlahan sampai di posisi yang paling baik. Posisi paling baik adalah bila sudut
tali sebesar 20 dan 30 dari garis horizontal
Kencangkan stap pengangkat beban, untuk memberikan keseimbangan dan
mengangkat beban dari strap bahu ke strap pengangkat.
-
Maladica FK Undip Page 36
Kencangkan tali pengencang bawah mengurangi beban dari tali penyetel atas /
pundak. ( Penting saat pendakian dan pemanjatan)
Ikatkan Sternum Strap (tali dada) untuk mengikat kedua strap pundak agar
tidak meleset saat digunakan di medan yang sulit.
Semakin dekat barang berat yg kita bawa ke arah tubuh, semakin mudah
memakai ransel dan menyeimbangkan saat dibawa. Barang yg berat kita
tempatkan dengan dikelilingi barang ringan. Hanya barang2 yg sering di
pergunakan kita taruh diluar, tapi banyak macam ransel yang menyediakan
kantung praktis disampingnya untuk menaruh barang, contohnya seperti tiang
tenda. Kantung tidur diletakkan paling bawah ransel.
Rain cover Hujan yang lebat memerlukan rain cover untuk melindungi isi dari
ransel yang dibawa dan dapat melindungi ransel dari kotoran dengan baik.
(Rain cover ini biasanya merupakan aksesoris dari ransel).
-
Maladica FK Undip Page 37
MANAJEMEN PERJALANAN
If you failed to prepare, you prepare for failed.
Jika kamu gagal dalam mempersiapkan, sama saja dengan mempersiapkan kegagalan.
POACE adalah langkah-langkah yang harus dilakukan saat menjalankan sebuah
kegiatan. Langkah tersebut terdiri dari Planning (perencanaan), Organizing (persiapan),
Actualizing (Pelaksanaan), Controling (pengontrolan) dan Evaluating (evaluasi).
PLANNING Langkah awal yang tidak boleh ditinggalkan sebelum mengadakan kegiatan adalah
perencanaan (Planning). Perencanaan diawali dengan munculnya ide atau alasan untuk
mengadakan sebuah kegiatan. Langkah berikutnya adalah mulai membuat konsep acara
atau draft rencana kegiatan tersebut.
Dalam tahap ini dihasilkan konsep kegiatan, personel yang dibutuhkan dan time
schedule. Sehingga dalam tahap berikutnya, tinggal membagi tugas kepanitiaan dan
makukan persiapan sesuai tugas masing-masing.
ORGANIZING Jika langkah perencanaan telah selesai, lalu hasilnya dibawa ke kelomok yang lebih
besar. Yakni mulai dengan langkah membentuk kepanitiaan (organizing committee).
Besar kecilnya orang yang terlibat dalam kepanitiaan tentu saja disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan anggotanya. Kebutuhan akan biaya juga dipertimbangkan
dalam tahap ini.
ACTUATING Actuating adalah tahap pelaksanaan kegiatan. Jika pada dua tahap sebelumnya
dilakukan dengan baik, maka pada tahap ini akan lebih mudah. Sekalipun terkadang juga
ada hambatan yang tidak diduga sebelumnya. Untuk menghadapi hal seperti itu, perlu
dilakukan langkah berikutnya.
CONTROLING Tugas utama pemimpin jika sudah pada tahap ini adalah mengontrol jalannya
kegiatan. jika ada masalah akibat hambatan yang belum terduga sebelumnya, seorang
pemimpin harus mampu mengatasinya. Pada tahap ini diperlukan pemimpin yang
mampu mengambil keputusan dengan tepat dan cepat. Tugas pemimpin dalam tahap ini
memang cenderung lebih ringan daripada panitia pelaksana yang banyak bekerja. Tetapi
tanggung jawab terbesar tetap berada di pundak pemimpin.
EVALUATING Jika seuruh kegiatan telah selesai, langkah inilah yang dilakukan. Maksudnya untuk
mengumpulkan dan meng-arsip setiap permasalahan atau kekurangan yang terjadi.Evaluasi menimal dilakukan sekali di akhir kegiatan. Namun, perlu juga
dilakukan evaluasi dipertengahan pelaksanaan kegiatan, tanpa mengganggu jalannya
kegiatan. Evaluasi juga merupakan salah satu sarana controling ketika kegiatan berlangsung.
A. PERSIAPAN
Persiapan untuk merencanakan suatu perjalanan ke alam bebas harus ada
persiapan dan penyusunan secara matang. ada rumusan yang umum digunakan yaitu
4W & 1 H, yang kepanjangannya adalah : Where, Who, Why, When, How. Berikut
ini aplikasi dari rumusan tersebut:
1. Where (Dimana) untuk melakukan suatu kegiatan alam kita harus mengetahui di mana tempat yang
akan kita digunakan. Contoh: Gunung Merapi
-
Maladica FK Undip Page 38
2. Who (Siapa) siapa dan berapa peserta yang mengikuti kegiatan tersebut termasuk perincian
tugas masing-masing
3. Why (Mengapa) apa tujuan dari dilakukannya kegiatan tersebut
4. When (Kapan) kapan dan berapa lama kegiatan tersebut dilakukan
5. How (Bagaimana) untuk How/Bagaimana merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif
dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :
- bagaimana kondisi tempat,
- bagaimana cuaca disana,
- bagaimana perizinannya,
- bagaimana mendapatkan air,
- bagaimana pengaturan tugas panitia, dll Persiapan matang sangat diperlukan ketika kita melakukan kegiatan di alam bebas.
Alam bebas memiliki medan, cuaca, dan keadaan yang tidak terduga. Oleh karena itu
penggiat alam bebas perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan sebelum melakukan
perjalanan.
Menurut Collin Martlock, ada 4 kemampuan dasar yang harus dikuasai:
1. Kemampuan Teknis kemampuan yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi
penggunaan peralatan
2. Kemampuan Kebugaran mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan, kesehatan tubuh, serta
kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan alam
3. Kemampuan Kemanuawian pengembangan sikap positif dalam segala aspek untuk peningkatan kemampuan yang
mencakup percaya diri, kesabaran, analisa, dan konsentrasi
AMANI
Aturan yang harus dipenuhi dalam hal aman adalah kewaspadaan dan penanganan yang tepat saat terjadi bahaya. Dalam sebuah perjalanan yang dipimpin seorang penganggung
jawab maka ia harus dapat memutuskan dengan cepat apakah situasi perjalanan dinyatakan
aman atau berbahaya. Faktor penyebab bahaya ada 2:
1. Faktor Subjektif adalah faktor bahaya yang berada dalam kendali manusia yang menlakukan kegiatan.
Contoh: pemilihan alat yang salah, penggunaan yang salah, dll
2. Faktor Objektif adalah faktor di luar kendali manusia. Contoh: hujan badai, panas, dll
ACUAN
Faktor yang dijadikan acuan bagi penggiat alam bebas dalam merencakan sebuah
perjalanan adalah faktor alam dan faktor peserta agar jenis perjalanan yang dilakukan sesuai
dengan kemampuan pesertanya.
B. PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN Keberhasilan suatu perjalanan juga ditentukan salah satunya oleh perencanaan
perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Tujuan perjalanan 2. Mengetahui informasi dan data mengenai medan yang akan dihadapi 3. Lama perjalanan 4. Mengetahui kendala dan keterbatasan kemampuan untuk membawa
-
Maladica FK Undip Page 39
5. Memeperhatikan hal-hal khusus seperti obat-obatan, dll Selain memilih perlengkapan dan perbekalan yang tepat dan lengkap, keduanya juga
harus disesuaikan dengan kemampuan yang dikenal dengan minimum dan maximum utility.
Perhitungan beban total untuk perorangan tidak melebihi sepertiga berat badannya. Kita dapat
mengelompokkan perlengkapan yang dibawa sebagai berikut:
I. Perlengkapan Dasar Perlengkapan Jalan
1. Sepatu Merupakan salah satu peralatan primer. Karena kegiatan utama adalah
berjalan, maka kaki harus mendapatkan perhatian penting supaya perjalanan menjadi
nyaman, dengan beban berat, dan disegala medan yang dapat ditempuh. Beberapa
tips yang yang perlu diperhatikan dalam memilih sepatu lapangan antara lain:
a. Sepatu dengan sol yang baik. Sepatu dengan ceruk yang dalam dan motif kasar,
terbuat dari karet asau bahan sintetik, menggigit substrat, tahan lama, lentur,
menyeram dan mengeluarkan panas dalam sepatu dan kuat. Sepatu dahi kulit
lebih baik asal senantiasa dirawat, sepatu kanvas mudah rusak bila terkena kayu
atau benda tajam lainnya.
b. Satu nomor lebih besar. Melindungi kaki dari lecet dan jeri tertekuk saat
mendaki dan menuruni gunung, dan memungkinkan penggunaan kaus
kaki rangkap untuk menahan dingin.
c. Sepatu dengan leher lebih tinggi. Menutupi mata kaki dan memperkuat
pergelangan kaki. Sepatu lars (tentara) lebih baik jangan karena sulit
terjadi sirkulasi udara. Bagian leher dilapisi dengan bahan lembut untuk
mencegah lecet akibat gesekan dengan tepian leher sepatu.
d. Pengeringan sepatu. Dilakukan di tempat teduh dan berangin, perlu
dimasukkan koran atau tissue dalam sepatu supaya cepat kering.
Pengeringan dengan sinar matahari atau api dapat merusak sepatu.
2. Kaos Kaki
Sangat penting digunakan karena membantu menyerap keringat,
melindungi dari lecet, menahan suhu dingin. Beberapa acuan yang digunakan
dalam memilih kaus kaki:
a. Berbahan lembut dan menyerap keringat, seperti katun b. Cukup tebal, panjang dan tinggi, paling tidak hingga setengah betis c. Kaus kaki berjari seperti sarung tangan, memudahkan saat istirahat
panjang. 3. Celana Panjang
Celana panjang atau celana lapangan sebaiknya bahan yang dapat
menyerap keringat tetapi mampu menahan dingin, lebih baik lagi bila
berbahan ripstok. Selain melindungi dari suhu ekstrim juga mampu
melindungi dari goresan benda-benda tajam. Selain itu, celana lapangan juga
memiliki persyaratan yang perlu dipenuhi:
-
Maladica FK Undip Page 40
a. Mudah menyerap keringat dan melepasnya kembali namun mampu menahan udara dingin.
b. Jahitan yang kuat dan bagus. c. Cukup kuat terhadap goresan. d. Mudah kering dan ringan. e. Mempunyai banyak kantung tapi tidak mengganggu, memiliki tutup tetapi
mudah dibuka dan mudah dujangkau.
f. Tidak terlalu ketat dan longgar, memudahkan bergerak. g. Pelapis ganda pada bagian rawan gores seperti pantat, dan lutut. h. Bisa lepas sambung pada beberapa bagian dari celana.
Beberapa hal diatas dapat dijadikan acuan dalam memilih celana
lapangan. Hindari celana jeans, sulit dikeringkan saat basah, berat namun
tidak mampu menahan dingin. 4. Baju
Pada dasarnya sama dengan dengan memilih pakaian yang lain. Ini
sangat tergantung pada jenis medan yang dihadapi. Tidak ada pedoman yang
baku manun yang perlu diperhatikan:
a. Berlengan panjang, melindungi dari sengatan panas matahari dan cuaca dingin.
b. Cukup tersedia, pakaian ganti ada yang secukupnya supaya tidak menambah beban.
c. Baju tidur harus kering. d. Ringkas dan fungsional.
5. Topi Pada dasarnya fungsi topi sama dengan pakaian lain,
yaitu untuk melindungi diri dari cuaca dan harus nyaman dipakai.
6. Ransel/Tas Carier a. Sleeping bag diletakkan di bagian paling bawah dan dibungkus dengan kantok
kresek untuk mencegah terkena air dan basah
b. Packing yang berat, item yang besar seperti makanan dekat dengan tubuh dan dekat daerah bagian tengah dari punggung atau di antara tulang rusuk dan tulang
bahu. bagi orang yang pendek mungkin akan lebih merasa nyaman jika makanan
diletakkan di bagian bawah ransel (tepat di atas sleeping bag)
c. Benda-benda seperti sandal/sepatu yang dipakai di basecamp bisa dipakai untuk mengisi ruang-ruang kecil
d. Alat-alat survival, snack, dan ponco diletakkan di bagian atas atau kantong luar yang mudah di jangkau
e. Tiap stel pakaian hendaknya dijadikan satu dan dibungkus kantong kresek f. Wadah penyimpanan air hendaknya diletakkan di tempat yang mudah dijangkau
untuk menjaga agar kita mudah untuk minum
g. Botol bahan bakar hendaknya diletakkan di bawah makanan h. Isilah ruang kosong seperti bagian dalam misting atau gelas dengan item yang
kecil untuk menghemat tempat. Selain itu pisahkan juga tenda dari tangkainya
untuk menghemat tempat
7. Peralatan Navigasi Kompas, peta, penggaris, clip board, protaktor, dll
8. Lampu Senter Lampu senter hendaknya water proof dan dilapisi karet, serta tersedia bohlam
lampu dan baterai cadangan.
-
Maladica FK Undip Page 41
9. Pisau Komando/Golok Tebas Pisau termasuk salah satu alat survival selain korek api, jarum, benang, clip
kertas, terutama pisau lipat. Selain itu pisau ataupun golok dapat digunakan untuk
menusuk, menebas, memotong terutama untuk membuat api.
10. Tali Digunakan terutama untuk membuat bivak
Perlengkapan Tidur
1. Satu set pakaian tidur yang kering 2. Kaos kaki tidur 3. Matras 4. Sleeping bag 5. Ponco untuk membuat bivak atau dome
Perlengkapan Masak
Yang digunakan adalah alat masak lapangan, ukuran ringkas, dapat
dilipat, efisien dalam menggunakan bahan bakar.
II. Perlengkapan Khusus (disesuaikan dengan perjalanan seperti penelitian, rock climbing, perlengkapan tebing, dll)
III. Perlengkapan Tambahan (perlengkapan yang tidak harus dibawa)
-
Maladica FK Undip Page 42
MEDAN, PETA, DAN KOMPAS (MPK)
I. MEDAN Medan adalah sebagian bentuk muka bumi dengan semua benda yang tidak bergerak
di atasnya, baik benda alam maupun buatan manusia.
Ilmu medan adalah pengetahuan yang mempelajari aspek-aspek medan secara
ilmiah melalui pengamatan dan survei di lapangan.
Macam-macam bentuk medan bila ditinjau dari reliefnya ada yang datar dan tidak
datar, ditinjau dari rintangannya ada medan terpotong dan tidak terpotong, serta ditinjau
dari pandangan terdapat medan terbuka dan tertutup.
Cara mempelajari medan dapat dibagi menjadi dua: secara langsung (ilmu geografi,
geologi, dan topografi) dan tidak langsung (melalui lapangan geografi dan peta)
Cuaca adalah keadaan keadaan suatu tempat yang dapat berubah-ubah secara cepat
seperti suhu, arah angina, dll Untuk mengetahui cuaca, diperlukan informasi hasil
pengamatan pada pagi, siang, sore, bahkan malam hari, atau informasi dari masyarakat
atau BMG. Berikut sekilas tentang pengetahuan cuaca praktis.
1. Merah pada malam hari berarti cuaca baik.
2. Merah pada pagi hari berarti akan turun hujan. 3. Kuning pada waktu matahari tenggelam berarti angin. 4. Kuning pucat pada waktu matahari tenggelam berarti hujan. 5. Embun dank abut pada pagi hari berarti cuaca baik. 6. Matahari terbit dari awan rendah berarti cuaca baik. 7. Matahari terbit dari awan tinggi berarti hujan. 8. Awan halus berarti cuaca angin. 9. Awan terbatas terang berarti angin. 10. Awan bergerigi berarti angin kuat.
II. PETA Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi di atas bidang datar
dengan perbandingan-perbandingan tertentu. Dalam kegiatan pecinta alam, peta yang
sering digunakan adalah Peta Topografi, yaitu peta menggambarkan tempat-tempat
dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis
kontur. Bagian-bagian peta yaitu:
1. Judul peta diletakkan di tengah atas peta mengenai daerah yang yang digambarkan
2. Keterangan pembuatan menegenai tahun, nama, dan keterangan lain yang diperlukan
3. Nomor helai peta diletakkan di sebelah kanan atas peta
4. Indeks peta berisi keterangan-ketarang nomor yang ada di peta dan diletakkan di kiri bawah peta
5. Koordinat peta a. Koordinat Geografis
sumbu yang digunakan sejajar dengan garis khatulistiwa (lintang utara/LU dan
lintang selatan/LS) dan tegak lurus garis khatulistiwa (bujur timur/BT dan bujur
barat/BB) serta dinyatakan dalam satuan derajat, detik, menit.
b. Koordinat Grid kedudukan suatu titik dinyatakan dalam jaraknya terhadap titik acuan. Wilayah
Indonesia, titik acuan terletak pada sebelah barat barat Jakarta (6 LU 98 BT).
Garis vertikal (MN) dinomor-urutkan dari bawah ke atas. Garis horizontal (ME)
diurutkan dari barat ke timur. Sistem koordinat Grid dinyatakan dengan tiga
macam tipe:
-
Maladica FK Undip Page 43
- Sistem 4 angka, misalnya titik A=23 ME:55 MN
- Sistem 6 angka, misalnya titik A=23,3 ME:55,7 MN
- Sistem 8 angka, misalnya titik A=23,35 ME:55,75 MN
6. Skala peta yaitu perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak mendatar antara 2 titik
serupa di medan. Terletak dibagian bawah peta atau di bawah judul peta. Secara umu
Skala Peta (SP) = Jarak di Peta (JP)/Jarak di Medan Sesungguhnya(JM)
7. Arah peta a. Utara Peta/UP (Grid North/GN)
arah yang ditunjukkan oleh koordinat peta tegak ke bagian atas pada peta atau
arah utara yang sejajar dengan garis vertikal atau sumbu Y. Arah ini hanya ada di
peta
b. Utara Sebenarnya/US (True North/TN) arah yang ditunjukkan meridian menuju kutub utara dan diberi simbol bintang
(*)
c. Utara Magnetis/UM (Magnetic North/MN) utara yang ditunjukkan oleh kompas dan diberi simbol T (anak panah separuh).
UM tidak bertepatan dengan US karena selalu mengalami pergeseran akibat
rotasi bumi, disebut variasi magnetis
Ketiga arah tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terjadi penyimpangan
sudut, yaitu:
a. Iktilaf Peta (IP)/Konversi Merimion sudut antara US-UP, yang menjadi patokan adalah US
b. Ikhtilaf Magnetis (IM)/Deklinasi Magnetis sudut antara US-UM, yang menjadi patokan adalah US
c. Ikhtilaf Utara Peta Utara Magnetis/Deviasi Magnetis sudut antara US-UM, yang menjadi patokan adalah UP
Membaca Peta Topografi
1. Garis Kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi, sifat-sifat garis
kontur:
a. Tidak pernah berpotongan tetapi bisa berhimpitan
b. Garis kontur dengan ketinggian rendah pasti mengelilingi kontur dengan ketinggian tinggi
c. Beda ketinggian antara kedua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatan keduanya berubah-ubah
d. Daerah datar memiliki jarak garis kontur renggang, daerah terjal/curam memiliki garis kontur rapat
e. Garis yang menjorok ke puncak (dilihat dari atas) adalah dataran rendah/lembah (bentuk U) dan jurang atau celah dalam (bentuk V)
f. Garis yang menjorok menjauhi puncak adalah bukit/gunung
g. Garis kontur penolong menyatakan 0,5 dari interval kontur 2. Interval Kontur
untuk mengetahui tinggi suatu tempat Interval Kontur =
x skala peta
3. Tanda Medan a. puncak bukit atau gunung, berbentuk lingkaran kecil tereletak di tengah-
tengah lingkaran kontur lainnya
b. punggungan, rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
-
Maladica FK Undip Page 44
c. cerukan, rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya menjorok ke puncak
d. saddle, daerah rendah dan sempit di antara 2 ketinggian e. pass, celah memanjang yang membelah suatu ketinggian f. sungai, terlihat sebagai garis yang memotong kontur dan arahnya selalu
menurun
g. desa, perpotongan jalan atau ujungnya h. perpotongan sungai dengan jalan setapak, jembatan, dll
4. Titik Triangulasi adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang
menyatakan ketinggian suatu tempat dari permukaan laut
a. Orientasi Peta yaitu cara menggunakan peta yang benar dengan bantuan kompas untuk
mengetahui perkiraan posisi kita, caranya:
- buka peta dan kompas - letakkan kompas di atas peta lalu utarakan peta dengan berpatokan
pada kompas sehingga arah peta sesuai dengan medan sebenarnya
- cari tanda medan paling menonjol dan temukan di peta - untuk meningkatan keakuratan, pakailah metode resection
b. Resection adalah menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih
tanda medan yang dikenali, catanya:
- lakukan orientasi peta - cari tanda medan yang dikenali di medan dan di peta - tentukan BA* masing-masing dan tarik garis lurus (lebih akurat
dengan pensil mekanik)
- perpotongan tersebut adalah posisi kita c. Intersection
adalah menentukan posisi titik/benda di medan dengan dua atau lebih
tanda medan yang dikenali, caranya:
- lakukan orientasi peta - cari tand amedan yang dikenali dan posisi kita di medan dan di peta - bidik objek yang kita amati melalui dua atau lebih tanda medan yang
dikenali di peta dan di medan
- perpotongan garis perpanjangan dari sudut-sudut yang didapat adalah posisi objek yang dimaksud
III. KOMPAS 1. Kompas Silva
Kurang akurat untuk membidik, tetapi membantu dalam pembacaan dan perhitungan
di peta. dapat berfungsi sebagai busur derajat untuk orientasi peta
2. Kompas Bidik Lebih mudah dan akurat, tetapi dalam pembacaannya di peta perlu dilengkapi dengan
bususr derajat dan penggaris
Cara menggunakan kompas bidik:
a. Kompas dibuka hingga membentuk sudut 90 b. Dirikan kaca lensa sesuai dengan mata c. Kaitan ibu jari ditarik sejauh mungkin ke bawah d. Ibu jari dimasukka ke kaitan e. Tutup kompas dan lensa disejajarkan dengan mata
-
Maladica FK Undip Page 45
f. Kompas diarahkan ke tanda medan yang dituju dengan melihat melalui celah tutup dan menempatkan serat kawat visir tepat pada benda yang dituju
g. Angka yang tertera tepat dibawah lensa menunjukkan sudut derajat yang dituju (azimuth)
Azimuth dan Back Azimuth (BA)
a. Azimuth adalah sudut antara arah hadap pengamat dengan utara magnet bumi. Atau
disebut dengan sudut kompas
b. Back Azimuth adalah besar sudut belakang dari sudut yang dituju (sudut yang
ditunjukkan dengan jarum selatan)
- Jika azimuth (X) kurang dari 180, maka back azimuthnya adalah X + 180
- Jika azimuth (X) lebih dari 180, maka back azimuthnya adalah X - 180
-
Maladica FK Undip Page 46
BOTANI DAN ZOOLOGI
POINT of INTEREST - dimanfaatkan sebagai makanan darurat
- harus dijauhi karena beracun, berbisa, atau dapat menganmcam
A. BOTANI PRAKTIS DAPAT DIMAKAN:
Umbi buah biji daun (urutan sesuai dari yg memberi energi terbesar) dengan ciri :
1. masih muda /tunas 2. tidak mengandung getah 3. tidak berbulu 4. tidak berbau 5. dimakan hewan mamalia
Langkah-langkah apabila akan memakannya
1. makan yg sudah dikenal 2. makan satu jenis saja 3. JANGAN yg berwarna ungu takut ada racun alkaloid 4. Oleskan di bibir sebagai control alergi 5. Dimasak
Contoh
1. Umbi : talas, ubi, kentang, singkong bengkuang, paku tanah 2. Batang : sagu, begonia, rebung, umbut pisang, umbut kelapa 3. Buah : kelapa, arbei, markisa, nipah 4. Biji : padi, jagung, biji saniten, biji rumput teki 5. Bunga : turi, pisang 6. Semua : jamur merang, jamur kayu
OBAT
Oral
1. Bratawali (merayap, batang direbus) : anti demam, anti malaria, pembersih luka, nambah nafsu makan
2. Keji Beling (semak, daun dimasak) : obat pinggang, infeksi pencernaan, keracunan makanan
3. Sembung ( rumputan, daun diseduh) : sakit panas, sakit perut
Topical
1. Kamboja (getah pohon) : atasi bengkak, terkilir 2. Sambiloto dan Ploso (daun, tumbuk halus) : anti sengatan kalajengking 3. Kirinyuh 4. Bratawali
BERACUN
1. Getah pohon Paku Putih : kebutaan 2. Getah pohon Rengas, Semplop : merusak jaringan 3. Getah pohon Jambu Monyet : gatal 4. Buah aren mentah : gatal 5. Kecubung : beracun 6. Rarawean : gatal dan pedih 7. Daun Pulus : gatal dan panas 8. Si Cantik Beracun (?)
-
Maladica FK Undip Page 47
TUMBUHAN BERGUNA
1. Penyimpan air : bambu, rotan, kantung semar, kaktus, tumbuhan rambat 2. Pembuat atap : daun nipah, aren, sagu 3. Pengusir ular, serangga : lemo 4. Indikator air bersih : tespong, selada air
PEDOMAN UMUM UNTUK MEMAKAN
1. Warna tidak mencolok 2. Hindari yg bergetah putih, kec. Sawo 3. Tidak bercahaya 4. Tidak berbau 5. Tidak memberi warna hitam pada benda warna perak 6. Olesakan pada tangan-lengan-bibi cek reaksi alergi 7. Makanan kera makanan manusia 8. Hindari makanan terlalu asam atau pahit
JAMUR
Hindari jamur sulit bedakan yg beracun, kalori sedikit, banyak air Ciri jamur beracun :
1. Warna mencolok 2. Bau tidak sedap 3. Ditaro ke nasi nasi menguning 4. Mudah hancur 5. Punya cawan bada pokok batang 6. Tumbuh di kotoran 7. Punya getah putih
NAMUN banyak jamur yg tidak berciri diatas tapi beracun Amanita phallolder, A. Verna, A. virosa; kematian setelah 6 jam
B. ZOOLOGI PRAKTIS Banyak hewan bisa dimakan TAPI susah mendapatkannya/nangkepnya. Makanya kita perlu
tau hal-hal dibawah ini,
1. Habitat : a. Paling banyak di pantai/laut dangkal b. Semakin ke puncak semakin sedikit c. Hewan butuh minum cari sumber air
2. Perilaku : a. Saat paling terbaik menangkap musim kawin, hewan jadi kurang peka dgn
sekelilingnya
b. Burung terbang ke arah daerah hangat c. Salmon berpindah tempat ke sungai untuk bertelur d. Saat ular bertelur menjadi semakin ganas
3. Binatang Berbahaya a. Nyamuk di daerah malaria b. Lalat dayak/kerbau (borneo, celebes, papua) bengkak, gatal, infeksi c. Lebah : sengatan berlebih akan membunuh d. Kelabang, kalajengking : gigitan sakit, kurangi dengan ammonia, tembakau,
sambiloto
e. Pacet, lintah : hisap darah, lepaskan dengan siraman air tembakau f. Ular berbisa :
- kepala segitiga, leher kecil, lekukan antara mata hidung, aktif pada siang hari - macam taring : AGLYPHA (gigi bias), PHISTOGLYPHA (gigi bias belakang),
PROTEROGLYPHA (gigi bias depan) SOLENOGLYPHA (gigi bias depan,
besar)
-
Maladica FK Undip Page 48
- macam bisa : NEUROTOKSIN (melumpuhkan), HEMOTOKSIN (hemolisis, koagulasi), KARDIOTOKSIN (menyerang otot jantung), MIKSOTOKSIN
(menyerang cairan tubuh)
- penanggulangan : jangan banyak gerak, bersihkan luka, torniquet, bawa ke UGD
- antitoxin : Antivenin polyvalent (umum), Antivenin taipan (ular taipan), Antivenin brown snake (ular mulga), Antivenin papua black snake
- 4. Binatang Berguna dan dapat dimakan
a. mayoritas mamalia, pisces dan aves : dagingnya b. cacing, siput, kadal, ular, kura-kura : dagingnya c. lebah : ambil madu dan larvanya d. belalang, jangkrik, tempayak, laron, katak : dagingnya
5. Binatang yg jangan dimakan a. Berbisa : kalajengking, ular, tarantula, lipan b. Beracun : penyu laut c. Berbau : sigung
6. Pengolahan a. Pisces : kecil boleh ga diolah, bila besar buang sisik, sirip dan isi perut. Terbaik
direbus.
Hindari ikan dgn kondisi : mata cekung, bau aneh, warna berubah, lengket,
menyengat
b. Ular : buang kepalanya, potong memanjang, kuliti, buang isi perut c. Aves : sembelih, cabuti bulu, buang isi perut kec. Cor, liver, lien. Burung pemakan
bangkai rebus dulu, bunuh parasit d. Pengawetan : diasap, dikeringkan
C. MEMBACA JEJAK 1. Jejak alami : tanda keadaan lingkungan
a. Menyatakan : jenis, arah gerak, ukuran, kecepatan b. Info tambahan : kotoran tersisa, ranting patah, lumput/tanah di rumput
2. Jejak buatan : dibuat manusia
-
Maladica FK Undip Page 49
SURVIVAL
Survival berasal dari kata survive yang dalam arti sederhana adalah upaya untuk mempertahankan
hidup. Basis survival merupakan ilmu yang harus dikuasai oleh penggemar kegiatan alam bebas
dengan harapan tidak pernah digunakan. Survival adalah keadaan dimana diperlukan perjuangan
untuk bertahan hidup. Dalam kondisi survival biasanya akan timbul kondisi-kondisi seperti berikut:
- Perasaan terasing, kesepian, takut, cemas, bosan, tertekan, panik, dan putus asa (pengaruh
psikologis)
- Kelelahan, lapar, haus, sakit, luka, dan kurang tidur (pengaruh fisiologis)
- Medan yang berat, hutan lebat, binatang buas, panas, dingin, hujan, angin (pengaruh
lingkungan)
Untuk bisa keluar dari kondisi tersebut, kunci utama yang harus dijaga adalah semangat HARUS
HIDUP dan hal pertama yang harus dilakukan adala S.T.O.P
1. Stop (Istirahat)
Istirahat sangatlah penting untuk menenangkan pikiran agar tidak panik dan memulihkan
kondisi fisik dalam survival.
2. Thinking (Berpikir)
Sambil beristirahat kita berpikir jernih dan mengingat kembali jalur perjalanan sebelumnya
dan menentukan langkah apa yang akan diambil berikutnya.
3. Observation (Mengamati)
Dengan mengamati keadaan serta medan sekitar kita dapat menentukan akan melanjutkan
perjalanan ataukah melakukan survival statis.
4. Planning (Membuat rencana)
Setelah melakukan ketiga hal di atas, maka kita bisa membuat rencana atau langkah-langkah
selanjutnya agar dapat keluar dari kondisi survival.
Survival dapat dibagi menjadi dua, yaitu survival statis dan dinamis. Survival statis adalah
survival yang dilakukan hanya dengan berdiam diri di suatu tempat sambil menunggu bantuan datang.
Keluar dari tempat berlindung dilakukan ketika mencari makan atau air. Survival dinamis adalah
survival yang dilakukan denganberpindah-pindah tempat mencari jalan keluar sambil menunggu
bantuan datang. Berdasarkan jumlahnya, survival dibagi menjadi survival individu dan kelompok.
Meskipun dengan survival kelompok dapat dilakukan pembagian tugas sehingga memperingan
pekerjaan, tetapi harus diwaspadai adanya konflik dalam mencari solusi karena pengaruh emosi tiap
individu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip yang harus ditanamkan dalam
kondisi SURVIVAL adalah
1. Sadari situasi
2. Untung malang ada pada individu
3. Rasa takut atasi
4. Viva (semangat untuk hidup)
5. Ingat di mana kamu berada
6. Vacum (kekosongan diisi dengan kegiatan)
7. Adat istiadat setempatdapat ditiru
8. Latih diri selalu
-
Maladica FK Undip Page 50
SURVIVAL KIT
1. Korek Api. Koreknya adalah jenis tahan air (waterproof), jika tidak ada, dapat dibuat dengan mencelupkan pentol korek api kedalam cairan lilin dan kemudian dimasukkan
ke wadah tahan air.
2. Lilin. Berguna dalam pembuatan api unggun.selain itu dapat digunakan sebagai penerangan di malam hari. Ada jenis lili yang sekali pakai dan ada yang dapat dipakai
berulang-ulang.
3. Flint dan Pengapian. Bermanfaat walaupun dikala basah. Lazim digunakan ketika persediaan korek api menipis. Flint dilengkapi dengan gergaji kecil untuk
menggesekkannya.
4. Kaca Pembesar. Dipakai untuk memicu api dikala siang. Dengan memusatkan titik fokus (titik api) pada obyek yang mudah terbkar seperti humus kering atau kapas.
5. Jarum Jahit dan Benang. Beberapa jarum jahit dengan benang berbagai ukuran yang dililitka di jarum tersebut.
6. Mata Pancing dan Benang. Beberapa ukuran mata pancing dan pemberatnya, disertai dengan benang panjang.
7. Kompas Kecil/jarum kompas. Sebagai cadangan ketika kompas utama tidak dapat berfungsi dengan baik.
8. Gergaji Kawat. Terbuat dari kawat besi yang lentur, panjang antara 60-90 cm, berguna saat dalam kondisi survival.
9. Kawat. Memiliki fungsi sebagai perangkap, pengikat tenda ataupun berfungsi lain.
10. Kantong Plastik/kondom. Bisa digunakan sebagai kantong air dan berbagai keperluan lainnya.
11. Peniti berbagai Ukuran.
12. Tablet Pemurni Air
13. Heliograph. Merupakan kaca berlubang, digunakan sebagai sinyal ke pesawat atau obyek yang lainnya ketika tersesat.
14. Kotak Survival kit
-
Maladica FK Undip Page 51
Penyakit Gunung Dan Penanganannya
Penyakit gunung biasanya hadir di sela kita saat kita sedang aktif dalam kegiatan pendakian
gunung. Sering juga kita tidak menyadarinya atau tidak mengetahuinya. Padahal, aneka
penyakit gunung akan menjadi berbahaya apabila kita telah terkena dan lambat dalam
penanganannya. Berikut ini untuk menambah pengetahuan kita tentang penyakit gunung
dan cara penanganannya.
HEAT CRAMPS
Heat Cramps atau kram karena panas adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan,
yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas. Heat
Cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam ( termasuk natrium, kalium dan
magnesium ) akibat keringat yang berlebihan, yang sering terjadi ketika melakukan aktivitas
fisik yang berat. Jika tidak segera diatasi, Heat Cramps bisa menyebabkan Heat Exhaustion.
Gejalanya:
-Kram yang tiba - tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki.
-Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan, terasa sangat nyeri.
Penanganannya:
Dengan meminum atau memakan minuman / makanan yang mengandung garam.
HEAT EXHAUSTION
Heat Exhaustion atau kelelahan karena panas adalah suatu keadaan yang terjadi akibat
terkena / terpapar panas selama berjam - jam, dimana hilangnya banyak cairan karena
berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan. Jika tidak
segera diatasi,Heat Exhaustion bisa menyebabkan Heat Stroke.
Gejalanya:
-Kelelahan.
-Kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena berkeringat.
-Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam pembuluh darah
tungkai, yang melebar akibat panas.
-Denyut jantung menjadi lambat dan lemah.
-Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab.
-Penderita menjadi linglung / bingung terkadang pingsan.
Penanganannya:
-Istirahat didaerah yang teduh.
-Berikan minuman yang mengandung elektrolit.
-
Maladica FK Undip Page 52
HEAT STROKE
Heat Stroke adalah suatu keadaan yang bisa berakibat fatal, yang terjadi akibat terpapar panas
dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang
cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Jika tidak segera diobati, Heat Stroke bisa
menyebabkan kerusakan yang permanen atau kematian. Suhu 41 Celsius adalah sangat
serius, 1 derajat diatasnya seringkali berakibat fatal. Kerusakan permanen pada organ dalam,
misalnya otak bisa segera terjadi dan sering berakhir dengan kematian.
Gejalanya:
-Sakit kepala.
-Perasaan berputar ( vertigo ).
-Kulit teraba panas, tampak merah dan biasanya kering.
-Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-180 kali/menit ( normal 60-100 kali /
menit ).
-Laju pernafasan juga biasanya meningkat, tetapi tekanan darah jarang berubah.
-Suhu tubuh meningkat sampai 40 - 41 Celsius, menyebabkan perasaan seperti terbakar.
-Penderita bisa mengalami disorientasi ( bingung ) dan bisa mengalami penurunan kesadaran
atau kejang.
Penanganannya:
-Pindahkan korban dengan segera ketempat yang sejuk, buka seluruh baju luarnya.
-Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan basah. Usahakan agar selimut tetap basah.
Dinginkan korban hingga suhunya mencapai 38 Celcius.
-Saat temperatur mencapai 38 celcius, ganti selimut basah dengan yang kering, lanjutkan
perawatan pada korban secara hati - hati.
MOUNTAIN SICKNESS
Penyebab utamanya adalah penurunan kadar oksigen didalam darah karena berada
diketinggian tertentu. Faktor yang bisa menjadi penyebabnya adalah :
-Kurangnya aklimatisasi ( proses penyesuaian dua kondisi lingkungan yang berbeda ).
-Pergerakan mencapai ketinggian tertentu yang terlalu cepat.
Gejalanya:
-Pusing.
-Nafas sesak.
-Tidak nafsu makan.
-Mual terkadang muntah.
-Badan terasa lemas, lesu, malas.
-Jantung berdenyut lebih cepat.
-Penderita sukar tidur.
-Muka pucat, kuku dan bibir terlihat kebiru - biruan.
-
Maladica FK Undip Page 53
Penanganannya:
-Beristirahat yang cukup, pada umumnya gejala ini akan hilang dengan sendirinya setelah
beristirahat selama 24 s/d 48 jam.
-Jika kondisi tidak membaik turunkan si - penderita dari ketinggian tersebut, sekitar 500 s/d
600 meter.
HYPOTERMIA
Hypotermia adalah suatu keadaan dimana kondisi tubuh tidak dapat menghasilkan panas
disertai menurunnya suhu inti tubuh dibawah 35oC. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,
diantaranya :
Suhu yang ekstrim.
-Pakaian yang tidak cukup sehingga mengenakan pakaian basah.
-Kurangnya makanan yang mengandung kalori tinggi.
Gejalanya:
-Menggigil.
-Dingin, pucat, kulit kering.
-Bingung, sikap - sikap tidak masuk akal, lesu, ada kalanya ingin berkelahi.
-Jatuh kesadaran.
-Bernapas pelan dan pendek.
-Denyut nadi yang pelan dan melemah.
Gejalanya Dilihat dari Suhunya:
-37: Adalah suhu normal
-36 - 35: Menggigil dengan disertai bulu roma berdiri, namun masih bisa terkendali.
Mempengaruhi gerak langkah menjadi lamban dan koordinasi tubuh mulai terganggu.
-35: Menggigil hingga tidak terkendali
-35 - 33: Pengambilan keputusan dan koordinasi tubuh mulai kabur, langkah kaki sering
tersandung, berbicara kasar (dipaksakan untuk keras)
-33: Tubuh semakin menggigil. Denyut nadi dan tekanan darah mulai menurun
-32 - 29: Menggigil berhenti. Kebingungan meningkat, meracau, ingatan hilang, gerakan
tersentak sentak, biji mata mulai membesar.
-29 - 28: Otot menjadi kaku, biji mata membesar, denyut nadi melemah dan tidak teratur,
tarikan nafas melemah, warna kulit tubuh kebiru biruan, tingkah laku kacau, menuju ke arah
tidak sadar
-27: Pingsan dan biji mata tidak lagi menjawab gerakan cahaya, kehilangan gerakan spontan
tampak seperti telah meningal
-26: Koma yang sangat darurat, suhu tubuh mulai menurun dengan cepat sekali
-20: Denyut jantung berhenti
Penanganannya:
-Jangan biarkan orang yang terkena Hypotermia tidur, karena hal ini dapat membuatnya
-
Maladica FK Undip Page 54
kehilangan kesadaran sehingga tidak mampu lagi menggangatkan badannnya sendiri.
Menggigil adalah usaha secara biologis dari badan untuk tetap hangat, karena itu usahakan
untuk tidak tidur.
-Berilah minuman hangat dan manis kepada si penderita Hipotermia.
-Bila baju yang di pakai basah segera mungkin gantilah dengan baju yang kering.
-Usahakan untuk mencari tempat yang aman dari hembusan angin, misalnya dengan
mendirikan tenda atau pelindung lainnya.
-Jangan baringkan si penderita di tanah dan usahakan agar memakai alas kering dan hangat.
-Masukkanlah si penderita ke dalam kantong tidur. Usahakan agar kantong tidur tersebut di
hangatkan terlebih dahulu ke dalam kantong tidur tersebut. Ingat, memasukkan penderita
Hipotermia ke dalam kantong tidur yang dingin tidak akan memadai karena badan si
penderita tidak akan dapat lagi menghasilkan panas yang mampu menghangatkan kantong
tidur tersebut.
-Letakkan yang di isi dengan air hangat (bukan panas) ke dalam kantong tidur untuk
membantu memanaskan kantong tidur.
-Bila kantong tidur cukup lebar, maka panas badan orang yang masih sehat dapat membantu
si penderita secara langsung, yaitu dengan tidur berdampingan di dalam satu kantong tidur.
Kalau mungkin, dua orang masih sehat masuk ke dalam kantong tidur rangkap dua, kemudian
si penderita di selipkan di tengah tengahnya.
-Kalau dapat buatlah perapian di kedua sisi si penderita.
-Segera setelah si penderita sadar berikanlah makanan dan minuman manis, karena hidrat
arang merupakan bahan baker yang cepat sekali menghasilan panas dan energi.
KRAM OTOT
Penyakit ini timbul akibat kekurangan kadar garam dalam tubuh.
Gejalanya:
-Kejang - kejang pada otot yang datangnya secara mendadak.
-Nyeri pada otot yang tegang yang datangnya berulang - ulang.
-Pada perabaan otot - otot yang keram terasa tegang serta terasa benjolan - benjolan otot.
Penanganannya:
-Baringkan penderita.
-Renggangkan otot - otot yang kram dengan menarik atau mendorongnya.
-Berikan tablet garam
FROSTBITE
Timbul dalam pendakian gunung es sebagai akibat membekunya sel - sel air dalam sel - sel
antara kulit dan kapiler ( pembuluh darah kecil ). Karena temperature kulit dibawah 10 C
Gejalanya :
-
Maladica FK Undip Page 55
-Kulit padat, putih keabu - abuan.
-Jaringan kulit akan mengeras dan dapat meluas ke otot da selanjutnya ketulang.
-Bagian yang terkena terasa dingin bahkan mati rasa.
Penanganannya:
-Bungkus bagian yang terkena dengan bahan yang kering dan tahan air ( Water Crous ).
-Masukkan penderita kedalam tenda, lalu masukkan bagian yang membeku ke dalam air
hangat bersuhu 30 C.
-Bila telah meluas, jalan satu - satunya adalah dipotong( Amputasi )
HIPOKSIA
Hipoksia yaitu kondisi simtoma kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat
pengaruh perbedaan ketinggian. Pada kasus yang fatal dapat berakibat koma, bahkan sampai
dengan kematian. Namun, bila sudah beberapa waktu, tubuh akan segera dan berangsur -
angsur kondisi tubuh normal kembali.
Efek Hipoksia yang paling dini terhadap fisiologi tubuh adalah menurunnya ketajaman
penglihatan di malam hari. Kecepatan paru - paru meningkat. Bila keadaan lebih tinggi lagi,
ditemukan gejala seperti: rasa mengantuk, kelesuan, kelelahan mental, sakit kepala, mual dan
kadang - kadang euforia atau rasa yaman yang semu.
Gejala sakit kepala memang tampak dominan. Jika berlebihan, membuat kejang clan
mengakibatkan koma clan mati rasa. Pertimbangan daya ingat terhadap lingkungan menjadi
berkurang, sehingga menvebabkan kurangnya kontrol terhadap gerakan motorik terganggu.
Akibatnya, kemungkinan kecelakaan jauh lebih besar.
Tingkat Hipoksia
-Hipoksia Fulminan. Dimana terjadi pernapasan yang sangat cepat. Paru - paru menghirup
udara tanpa adanya udara bersih ( oksigen ). Sering dalam waktu satu menit akan jatuh
pingsan.
-Hipoksia Akut. Terjadi pada udara yang tertutup akibat keracunan karbon monoksida.
Misalnya, seorang pendaki gunung tiba - tiba panik tatkala udara belerang datang menyergap.
Udara bersih tergantikan gas racun, akhirnya paru - paru tak kuasa menyedot udara bersih.
Mendadak ia pingsan.
Dampak dari Hipoksia adalah :
-Kesulitan dalam koordinasi, berbicara, dan konsentrasi
-Kesulitan bernapas, mengantuk, kelelahan dan sianosis
-Penurunan penglihatan, pendengaran dan fungsi sensorik lainnya
-Keringat dingin
Bila berlanjut dapat mengakibatkan ketidaksadaran dan akhirnya meninggal. Hal ini
-
Maladica FK Undip Page 56
tergantung pada ketinggian dan kondisi pendaki.
Proses Hipoksia timbul secara perlahan. Biasanya pendaki gunung yang terlalu lama dalam
perjalanan pendakian, sesampainya di rumah tubuhnya tidak bisa menerima perubahan suhu.
Hipoksia yang terjadi berjalan agak lama. Tentu saja hal ini akan mengganggu proses
pernapasan yang dilakukan paru - paru.
Untuk mencegah dampak buruk dari Hipoksia, para pendaki gunung yang sebelumnya
mengidap penyakit jantung, pernapasan clan sirkulasi darah dianjurkan untuk tidak mencapai
ketinggian yang melebihi daya tahan tubuh, Dengan demikian, sebelum mendaki gunung
periksa keadaan diri.
-
Maladica FK Undip Page 57
KOMUNIKASI MARABAHAYA
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada komunikasi dalam keadaan marabahaya ini antara lain:
1. Persiapkanlah berita yang akan disampaikan (bila perlu secara tertulis) agar penyampaian berita efisien dan efektif
2. Usahakan selalu berbicara tepat dimuka mike agar suara/berita dapat diterima dengan jelas, usahakan berbicara dengan nada yang baik, jelas dan perlahan
3. Usahakan untuk menekan tombol PTT selama satu detik, sebelum anda mulai mengirimkan berita, hal ini untuk menjaga awal berita tidak terputus, karena
umumnya berbicara lebih cepat dari pada mekanisme tombol PTT
4. Dalam keadaan darurat seorang operator condong untuk berbicara cepat, harus dijaga supaya berita dapat sampai ke tujuan dengan lengkap dan tepat, jadi usahakan untuk
berbicara perlahan dan jelas, KETEPATAN BERITA ADALAH UTAMA,
KECEPATAN ADALAH KEDUA
5. Hindarkan perasaan emosi di udara karena dapat mengeruhkan situasi/keadaan dan membawa kesan negative terhadap Amatir Radio
6. Gunakanlah kata-kata yang jelas, penggunaan kode Q seyogyanya dihindarkan karena dapat disalah artikan
7. Apabila harus menyebutkan nomor supaya dieja perkata, misalnya nomor satu kosong tiga lima dan tidak seribu tiga puluh lima yang mungkin sulit dicatat
8. Selalu menyebutkan identifikasi yang jelas pada setiap permulaan transmisi karena NCS (net control station) atau stasiun lainnya, harus segera mengetahui siapa yang
memanggil
9. Jangan mencoba untuk menjad