Tentang Pemberlakuan Deklarasi Kode Etik dan Perilaku Hakim ...
Materi Kuliah Kode Etik Hakim Lengkap
description
Transcript of Materi Kuliah Kode Etik Hakim Lengkap
YURISPRUDENSI
PENEMUAN
HUKUM
HUKUMPERISTIWA
KONGKRIT
KASUS
HakimHakim adalah sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman adalah sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman
yg merdeka untuk menyelenggarakan peradilan gunayg merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan, yg pada dasarnya menegakkan hukum dan keadilan, yg pada dasarnya
adalah mengadili.adalah mengadili.
UU No. 4 / 2004UU No. 4 / 2004
TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMANTENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN
Pasal 16 (1)Pasal 16 (1)
Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus suatu perkara yg diajukan dgn dalih bahwa hukum tidak ada memutus suatu perkara yg diajukan dgn dalih bahwa hukum tidak ada
atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya.atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya.
Pasal 28 (1)Pasal 28 (1)
Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukumHakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum
dan rasa keadilan yg hidup dalam masyarakat.dan rasa keadilan yg hidup dalam masyarakat.
UUD’45 ; Pasal 24UUD’45 ; Pasal 24
1.1. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan ygKekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yg
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan gunamerdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilanmenegakkan hukum dan keadilan
2. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah M.A.2. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah M.A.
dan badan peradilan yg berada di bawahnya dalam dan badan peradilan yg berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan lingkungan
peradilan tata usaha negaraperadilan tata usaha negara; dan oleh sebuah ; dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi.Mahkamah Konstitusi.
UUD’45 ; Pasal 1UUD’45 ; Pasal 1
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yg merdekaKekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yg merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukumuntuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan berdasarkan pancasila, demi terselenggaranyadan keadilan berdasarkan pancasila, demi terselenggaranya
Negara Hukum Republik Indonesia.Negara Hukum Republik Indonesia.
Pasal 2Pasal 2
Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksudPenyelenggaraan kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan dalam Pasal 1 dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
badan peradilan yg berada dibawahnya dalam lingkungan badan peradilan yg berada dibawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan pera-peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan pera-
dilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan olehdilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi. sebuah Mahkamah Konstitusi.
Berbagai tekanan (pressure)Berbagai tekanan (pressure)
1.1. Dari pihak penguasa (politik)Dari pihak penguasa (politik)
2.2. Dari atasan langsungDari atasan langsung
3.3. Dari masyarakat (demo)Dari masyarakat (demo)
4.4. Dari pihak yg berperkaraDari pihak yg berperkara
5.5. Dari diri pribadi Dari diri pribadi
( kebutuhan ekonomi, hubungan keluarga, sahabat, dll )( kebutuhan ekonomi, hubungan keluarga, sahabat, dll )
UPAYA – UPAYA UNTUK MEMBENTENGI HAKIM :UPAYA – UPAYA UNTUK MEMBENTENGI HAKIM :
1. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup yg sepadan bagi 1. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup yg sepadan bagi
dirinya beserta keluarga, sehingga dapat hidup dgn tenangdirinya beserta keluarga, sehingga dapat hidup dgn tenang
dan mempunyai daya tahan terhadap godaan.dan mempunyai daya tahan terhadap godaan.
2. 2. Sarana dan prasarana yg memadai untuk mendukung pelak-Sarana dan prasarana yg memadai untuk mendukung pelak-
sanaan tugas.sanaan tugas.
3. Pendidikan dan pembinaan yg cukup, sehingga dapat menjadi3. Pendidikan dan pembinaan yg cukup, sehingga dapat menjadi
seorang profesional yg handalseorang profesional yg handal
4. 4. Norma-norma yg baku dan ketentuan-ketentuan mengenai Norma-norma yg baku dan ketentuan-ketentuan mengenai
hak dan kewajibanhak dan kewajiban
5. Perlindungan atas pelecehan terhadap tugas hakim dan 5. Perlindungan atas pelecehan terhadap tugas hakim dan
perlindungan atas ancaman physik dan teror, serta perlindu-perlindungan atas ancaman physik dan teror, serta perlindu-
ngan atas intervensi terhadap kemandirian.ngan atas intervensi terhadap kemandirian.
6. 6. Pengawasan sebagai suatu sistem kontrol untuk mencegahPengawasan sebagai suatu sistem kontrol untuk mencegah
terjadinya penyimpangan-penyimpangan yg tidak diinginkan.terjadinya penyimpangan-penyimpangan yg tidak diinginkan.
7. Pembebasan dari tuntutan ganti rugi karena adanya kesalahan7. Pembebasan dari tuntutan ganti rugi karena adanya kesalahan
dalam perbuatan yg merupakan pelaksanaan tugasnya dalamdalam perbuatan yg merupakan pelaksanaan tugasnya dalam
bidang peradilan.bidang peradilan.
8. 8. Penghargaan bagi yg telah melaksanakan tugasnya dgn baikPenghargaan bagi yg telah melaksanakan tugasnya dgn baik
dan sanksi bagi yg melakukan pelanggarandan sanksi bagi yg melakukan pelanggaran
9. Meningkatkan budaya hukum masyarakat9. Meningkatkan budaya hukum masyarakat
EthikaEthika berasal dari bahasa Yunani “ berasal dari bahasa Yunani “EthikosEthikos” yg berarti ” yg berarti moralmoral
dan dari kata “dan dari kata “EthosEthos” yg berarti ” yg berarti KarakterKarakter. Ethika merupakan . Ethika merupakan
filsafat moral untuk mendapatkan petunjuk tentang perilakufilsafat moral untuk mendapatkan petunjuk tentang perilaku
yang baik, berupa nilai-nilai luhur dan aturan-aturan pergaulanyang baik, berupa nilai-nilai luhur dan aturan-aturan pergaulan
yg baik dalam hidup bermasyarakat dan kehidupan pribadiyg baik dalam hidup bermasyarakat dan kehidupan pribadi
seseorang.seseorang.
Ethika MoralEthika Moral ini menumbuhkan kaedah-kaedah atau ini menumbuhkan kaedah-kaedah atau
norma-norma ethika yg mencakup theori nilai tentangnorma-norma ethika yg mencakup theori nilai tentang
hakekat apa yg baik dan apa yg buruk.hakekat apa yg baik dan apa yg buruk.
Norma Dasar Utama Pedoman Perilaku ini adalah BERTAKWANorma Dasar Utama Pedoman Perilaku ini adalah BERTAKWA
KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, yg meliputi norma-normaKEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, yg meliputi norma-norma
dasar :dasar :
a.a. Berperilaku adilBerperilaku adil
b.b. Berperilaku jujurBerperilaku jujur
c.c. Berperilaku arif dan bijaksanaBerperilaku arif dan bijaksana
d.d. Bertanggung jawabBertanggung jawab
e.e. Menjungjung tinggi harga diriMenjungjung tinggi harga diri
f.f. Berintegritas tinggiBerintegritas tinggi
g.g. Berdisiplin tinggiBerdisiplin tinggi
h.h. Berperilaku rendah hatiBerperilaku rendah hati
i.i. Bersikap mandiriBersikap mandiri
j.j. Bersikap profesionalBersikap profesional
ProfesiProfesi adalah bidang pekerjaan yg dilandasi pendidikan adalah bidang pekerjaan yg dilandasi pendidikan
keahlian, keterampilan, kejuruan tertentu. keahlian, keterampilan, kejuruan tertentu.
Profesi Profesi adalahadalah pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yg dilakukan secara bertanggung jawab dengankeahlian khusus yg dilakukan secara bertanggung jawab dengantujuan memperoleh penghasilan.tujuan memperoleh penghasilan.
Kode EtikKode Etik adalah norma dan asas yg diterima oleh suatu kelom- adalah norma dan asas yg diterima oleh suatu kelom-
pok tertentu sebagai landasan tingkah laku.pok tertentu sebagai landasan tingkah laku.
EthikaEthika Profesi Profesi merupakan ethika moral yg khusus diciptakan merupakan ethika moral yg khusus diciptakan
untuk kebaikan jalannya profesi yg bersangkutan, karena setiapuntuk kebaikan jalannya profesi yg bersangkutan, karena setiap
profesi mempunyai identitas, sifat/ciri dan standard profesi profesi mempunyai identitas, sifat/ciri dan standard profesi
tersendiri, sesuai dengan kebutuhan profesi masing-masingtersendiri, sesuai dengan kebutuhan profesi masing-masing
Untuk tegaknya dan kebaikan jalannya profesi, maka setiapUntuk tegaknya dan kebaikan jalannya profesi, maka setiap
profesi mempunyai ethika profesinya sendiri.profesi mempunyai ethika profesinya sendiri.
ETIKA PROFESI MEMILIKI KAIDAH-KAIDAH POKOK :ETIKA PROFESI MEMILIKI KAIDAH-KAIDAH POKOK :
1. Profesi harus dipandang sebagai pelayanan dan oleh karena1. Profesi harus dipandang sebagai pelayanan dan oleh karena
itu sifat “tanpa pamrih” menjadi ciri khas dalam mengembang-itu sifat “tanpa pamrih” menjadi ciri khas dalam mengembang-
profesiprofesi
2. 2. Pelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan Pelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan
pencari keadilan mengacu pada nilai-nilai luhurpencari keadilan mengacu pada nilai-nilai luhur
3. Pengembangan profesi harus selalu berorientasi pada masya-3. Pengembangan profesi harus selalu berorientasi pada masya-
rakat sebagai keseluruhanrakat sebagai keseluruhan
4. 4. Persaingan dalam pelayanan berlangsung secara sehatPersaingan dalam pelayanan berlangsung secara sehat
sehingga dapat menjamin mutu dan peningkatan mutusehingga dapat menjamin mutu dan peningkatan mutu
pengemban profesipengemban profesi
Ethika Profesi HakimEthika Profesi Hakim bersifat Universal, terdapat di bersifat Universal, terdapat di
negara manapun di seluruh dunia dan mengatur negara manapun di seluruh dunia dan mengatur
tentang nilai-nilai moral, kaedah-kaedah penuntun dantentang nilai-nilai moral, kaedah-kaedah penuntun dan
aturan-aturan tentang prilaku yg seharusnya dan aturan-aturan tentang prilaku yg seharusnya dan
seyogianya dipegang teguh oleh seorang hakim dalamseyogianya dipegang teguh oleh seorang hakim dalam
menjalankan tugas profesinya.menjalankan tugas profesinya.
Contoh dari kode ethik hakimContoh dari kode ethik hakim
( The 4 commandments for judges ) :( The 4 commandments for judges ) :
1.1. To hear courteously (mendengar dgn sopan, beradab)To hear courteously (mendengar dgn sopan, beradab)
2.2. To answer wisely (menjawab bijaksana, arif)To answer wisely (menjawab bijaksana, arif)
3.3. To consider soberly (mempertimbangkan tak terpengaruh)To consider soberly (mempertimbangkan tak terpengaruh)
4.4. To decide impartially (memutus tak berat sebelah)To decide impartially (memutus tak berat sebelah)
Ethikal standards yg harus dipenuhi hakim menurutEthikal standards yg harus dipenuhi hakim menurut
Prof. MAURICE ROSENBERGProf. MAURICE ROSENBERG : :
1.1. Moral courageMoral courage : Pay for God’s guidance : Pay for God’s guidance
2.2. DecisivenessDecisiveness : Punctual and correct : Punctual and correct
3.3. Fair and uprightFair and upright
4.4. PatiencePatience : Able to listen with mounth closed and mind open : Able to listen with mounth closed and mind open
5.5. HealthyHealthy : Physical and mental : Physical and mental
6.6. Consideration for othersConsideration for others : Kind and understanding : Kind and understanding
7.7. Industrious, serious not lazyIndustrious, serious not lazy : No unimportant cases : No unimportant cases
8.8. ProfesionalProfesional : neat personal appearance : neat personal appearance
9. 9. DignityDignity : Honourable / devine job : Honourable / devine job
10. 10. Dedicated, devotion as a lifetime jobDedicated, devotion as a lifetime job
11. 11. Loyal to courts / judiciaryLoyal to courts / judiciary
12. 12. Active in work and profesional activitiesActive in work and profesional activities
13. 13. Knowledge of community and resourcesKnowledge of community and resources : :
Guidance of societyGuidance of society
14. 14. Sense of humor (not depressive)Sense of humor (not depressive)
15. 15. Above average law school recordAbove average law school record
16. 16. Above average reputation for profesional abilityAbove average reputation for profesional ability
17. 17. Good family situationGood family situation
Hukum di duniaHukum di dunia barat dilambangkan sbg barat dilambangkan sbg Dewi YustitiaDewi Yustitia
dari mitos Yunani dengan mata tertutup dengan pedangdari mitos Yunani dengan mata tertutup dengan pedang
ditangan kanan dan timbangan di tangan kiri, sedangditangan kanan dan timbangan di tangan kiri, sedang
Hukum di IndonesiaHukum di Indonesia dilambangkan sbg dilambangkan sbg Pohon BeringinPohon Beringin
pengayoman yg kokoh dan rindang yg berfungsi pengayoman yg kokoh dan rindang yg berfungsi
mengayomi cita-cita negara, bangsa dan rakyatnya.mengayomi cita-cita negara, bangsa dan rakyatnya.
BINTANG (KARTIKA)BINTANG (KARTIKA)
Melambangkan :Melambangkan :
Ketuhanan Yang Maha EsaKetuhanan Yang Maha Esa
SENJATA (CAKRA)SENJATA (CAKRA)
Melambangkan :Melambangkan :
Senjata ampuh Senjata ampuh dari Dewa Keadilan yg mampu dari Dewa Keadilan yg mampu
memusnahkan segala kebatilan, memusnahkan segala kebatilan, kezaliman dan ketidakadilan. kezaliman dan ketidakadilan.
berarti ADIL.berarti ADIL.
BULAN (CANDRA)BULAN (CANDRA)
Melambangkan :Melambangkan :
Bulan,Bulan,menerangi segala tempat yg gelap, menerangi segala tempat yg gelap, sinar penerangan dlm kegelapan.sinar penerangan dlm kegelapan.
berarti Bijaksana atau Berwibawa.berarti Bijaksana atau Berwibawa.
BUNGA (SARI)BUNGA (SARI)
Melambangkan :Melambangkan :
Bunga yg semerbak wangi Bunga yg semerbak wangi mengharumi kehidupan mengharumi kehidupan
masyarakatmasyarakat
berarti Budi luhur berarti Budi luhur atau Berkelakuan tidak tercela.atau Berkelakuan tidak tercela.
AIR (TIRTA)AIR (TIRTA)
Melambangkan :Melambangkan :
Air, Air, yg membersihkan segala kotoran yg membersihkan segala kotoran
di duniadi dunia
mensyaratkan, mensyaratkan, bahwa seorang Hakim harus jujur.bahwa seorang Hakim harus jujur.
Prof. DJOKO SOETONOProf. DJOKO SOETONO menetapkan standard menetapkan standard
bagi seorang Hakim, antara lain :bagi seorang Hakim, antara lain :
1.1. Berpikir secara IlmiahBerpikir secara Ilmiah : Logis, sistematis dan tertib : Logis, sistematis dan tertib
2.2. Sabda Pandita RatuSabda Pandita Ratu : Putusannya harus dapat dipertanggung : Putusannya harus dapat dipertanggung
jawabkan secara yuridis, sosiologis dan filosofisjawabkan secara yuridis, sosiologis dan filosofis
3. 3. MatonMaton : Punctual dan correct : Punctual dan correct
4. 4. Berpikir secara integralistik (manunggal), partisipatif, menggaliBerpikir secara integralistik (manunggal), partisipatif, menggali
nilai-nilai yg hidup dalam masyarakatnilai-nilai yg hidup dalam masyarakat
5. 5. Tidak lekas puasTidak lekas puas : Haus akan ilmu dan pengalaman : Haus akan ilmu dan pengalaman
6. 6. Ksatrya PinanditaKsatrya Pinandita : Sarjana yg sujana dan susila : Sarjana yg sujana dan susila
TRI PRASETYA HAKIM INDONESIATRI PRASETYA HAKIM INDONESIA
“ “ Saya berjanjiSaya berjanji : :
1.1. Bahwa saya senantiasa menjunjung tinggi citra, wibawaBahwa saya senantiasa menjunjung tinggi citra, wibawa
dan martabat Hakim Indonesia.dan martabat Hakim Indonesia.
2. Bahwa saya dalam menjalankan jabatan berpegang teguh2. Bahwa saya dalam menjalankan jabatan berpegang teguh
pada Kode Kehormatan Hakim Indonesia.pada Kode Kehormatan Hakim Indonesia.
3. Bahwa saya menjunjung tinggi dan mempertahankan Jiwa3. Bahwa saya menjunjung tinggi dan mempertahankan Jiwa
Korps Hakim Indonesia “Korps Hakim Indonesia “
KONTROL INTERNKONTROL INTERN
Pasal 11 (4) ; UU No. 4 / 2004Pasal 11 (4) ; UU No. 4 / 2004
TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMANTENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi atas perbu-Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi atas perbu-
atan pengadilan dan dalam lingkungan peradilan yg ada dibawahatan pengadilan dan dalam lingkungan peradilan yg ada dibawah
nya berdasarkan ketentuan undang-undang.nya berdasarkan ketentuan undang-undang.
KONTROL INTERNKONTROL INTERN
Pasal 32 UU No. 14 / 1985Pasal 32 UU No. 14 / 1985
TENTANG MAHKAMAH AGUNGTENTANG MAHKAMAH AGUNG
11. . Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadapMahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap
penyelenggaraan peradilan dalam menjalankan kekuasaanpenyelenggaraan peradilan dalam menjalankan kekuasaan
kehakiman.kehakiman.
2. 2. Mahkamah Agung mengawasi tingkah laku dan perbuatan Mahkamah Agung mengawasi tingkah laku dan perbuatan
para hakim disemua lingkungan peradilan dalam menjalankanpara hakim disemua lingkungan peradilan dalam menjalankan
tugas.tugas.
3. 3. Mahkamah Agung berwenang untuk meminta keterangan Mahkamah Agung berwenang untuk meminta keterangan
tentang hal-hal yg bersangkutan dgn teknis peradilan dari tentang hal-hal yg bersangkutan dgn teknis peradilan dari
semua Lingkungan Peradilansemua Lingkungan Peradilan
44. . Mahkamah Agung berwenang memberi petunjuk, tegoran, Mahkamah Agung berwenang memberi petunjuk, tegoran,
atau peringatan yg dipandang perlu kepada pengadilan di atau peringatan yg dipandang perlu kepada pengadilan di
semua Lingkungan Peradilan.semua Lingkungan Peradilan.
5. 5. Pengawasan dan kewenangan sebagaimana dimaksudkan Pengawasan dan kewenangan sebagaimana dimaksudkan
dalam ayat (1) sampai (4) tidak boleh mengurangi kebebasandalam ayat (1) sampai (4) tidak boleh mengurangi kebebasan
hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.
KONTROL EKSTERNKONTROL EKSTERN
Pasal 24 B UUD’45Pasal 24 B UUD’45
1.1. Komisi Yudisial bersifat mandiri yg berwenang mengusulkanKomisi Yudisial bersifat mandiri yg berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lainpengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain
dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim.keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
2. 2. Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan
pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan
kepribadian yg tidak tercela.kepribadian yg tidak tercela.
3. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh 3. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh
presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
4. 4. Susunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diaturSusunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur
dgn undang-undangdgn undang-undang
KONTROL EKSTERNKONTROL EKSTERN
Pasal 13 UU No. 22 / 2004Pasal 13 UU No. 22 / 2004
TENTANG KOMISI YUDISIALTENTANG KOMISI YUDISIAL
Komisi Yudisial mempunyai wewenang :Komisi Yudisial mempunyai wewenang :
a.a. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR; danMengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR; dan
b.b. Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat sertaMenegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta
menjaga perilaku hakimmenjaga perilaku hakim
PERATURAN TENTANG KODE ETIK HAKIMPERATURAN TENTANG KODE ETIK HAKIM
( Hasil MUNAS IKAHI ke XIII pada tanggal 30 Maret di Bandung)( Hasil MUNAS IKAHI ke XIII pada tanggal 30 Maret di Bandung)
Pasal 1Pasal 1
PengertianPengertian
1.1. Kode Etik Profesi Hakim ialah aturan tertulis yg harus dipedomani olehKode Etik Profesi Hakim ialah aturan tertulis yg harus dipedomani oleh
setiap Hakim Indonesia dalam melaksanakan tugas profesi sebagai hakim.setiap Hakim Indonesia dalam melaksanakan tugas profesi sebagai hakim.
2. 2. Pedoman tingkah laku (code of conduct) Hakim ialah penjabaran dari kodePedoman tingkah laku (code of conduct) Hakim ialah penjabaran dari kode
etik profesi hakim yg menjadi pedoman bagi Hakim Indonesia, baik dalametik profesi hakim yg menjadi pedoman bagi Hakim Indonesia, baik dalam
menjalankan tugas profesinya untuk mewujudkan keadilan dan kebenaranmenjalankan tugas profesinya untuk mewujudkan keadilan dan kebenaran
maupun dalam pergaulan sebagai anggota masyarakat yg harus dapatmaupun dalam pergaulan sebagai anggota masyarakat yg harus dapat
memberikan contoh dan suri tauladan dlm kepatuhan dan ketaatan kepadamemberikan contoh dan suri tauladan dlm kepatuhan dan ketaatan kepada
hukumhukum
3. Komisi Kehormatan profesi Hakim ialah komisi yg dibentuk oleh Pengurus3. Komisi Kehormatan profesi Hakim ialah komisi yg dibentuk oleh Pengurus
Pusat IKAHI dan Pengurus Daerah IKAHI untuk memantau, memeriksa,Pusat IKAHI dan Pengurus Daerah IKAHI untuk memantau, memeriksa,
membina, dan merekomendasikan tingkah laku hakim yg melanggar ataumembina, dan merekomendasikan tingkah laku hakim yg melanggar atau
diduga melanggar Kode Etik Profesididuga melanggar Kode Etik Profesi
4. 4. Azas Peradilan yg baik ialah prinsip-prinsip dasar yg harus dijunjung tinggiAzas Peradilan yg baik ialah prinsip-prinsip dasar yg harus dijunjung tinggi
oleh Hakim dalam melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan peradilanoleh Hakim dalam melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan peradilan
yg mandiri sesuai dgn aturan dasar berdasarkan ketentuan yang ada.yg mandiri sesuai dgn aturan dasar berdasarkan ketentuan yang ada.
Pasal 2Pasal 2
Maksud dan TujuanMaksud dan Tujuan
Kode Etik Profesi Hakim mempunyai maksud dan tujuan :Kode Etik Profesi Hakim mempunyai maksud dan tujuan :
1. 1. Sebagai Alat :Sebagai Alat :
a. Pembinaan dan pembentukan karakter Hakima. Pembinaan dan pembentukan karakter Hakim
b. Pengawasan tingkah laku Hakimb. Pengawasan tingkah laku Hakim
2. 2. Sebagai Sarana :Sebagai Sarana :
a. Kontrol Sosiala. Kontrol Sosial
b. Pencegah campur tangan ekstra judicialb. Pencegah campur tangan ekstra judicial
c. Pencegah timbulnya kesalah pahaman dan konflik antar sesama c. Pencegah timbulnya kesalah pahaman dan konflik antar sesama anggotaanggota
dan antara anggota dgn masyarakatdan antara anggota dgn masyarakat
3. Memberikan jaminan peningkatan moralitas Hakim dan kemandirian 3. Memberikan jaminan peningkatan moralitas Hakim dan kemandirian
fungsional bagi hakimfungsional bagi hakim
4. Menunbuhkan kepercayaan masyarakat pada lembaga peradilan4. Menunbuhkan kepercayaan masyarakat pada lembaga peradilan
PEDOMAN TINGKAH LAKUPEDOMAN TINGKAH LAKU
Pasal 3Pasal 3
Sifat – sifat HakimSifat – sifat Hakim
Sifat Hakim tercermin dalam lambang hakim yg dikenal dgn Sifat Hakim tercermin dalam lambang hakim yg dikenal dgn
PANCA DHARMA HAKIMPANCA DHARMA HAKIM
1.1. KARTIKA : KARTIKA : (Bintang, yg melambangkan KETUHANAN YANG MAHAESA)(Bintang, yg melambangkan KETUHANAN YANG MAHAESA)
2.2. CAKRA : CAKRA : (Senjata ampuh dari Dewa Keadilan yg mampu memusnahkan(Senjata ampuh dari Dewa Keadilan yg mampu memusnahkan segala kebatilan, kezaliman dan ketidakadilan) berarti ADIL.segala kebatilan, kezaliman dan ketidakadilan) berarti ADIL.3. CANDRA :3. CANDRA : (Bulan yg menerangi segala tempat yg gelap, sinar penerangan (Bulan yg menerangi segala tempat yg gelap, sinar penerangan dalam kegelapan) berarti Bijaksana atau Berwibawa.dalam kegelapan) berarti Bijaksana atau Berwibawa.4. SARI : 4. SARI : (Bunga yg semerbak wangi mengharumi kehidupan masyarakat)(Bunga yg semerbak wangi mengharumi kehidupan masyarakat) berarti Budi luhur atau Berkelakuan tidak tercela.berarti Budi luhur atau Berkelakuan tidak tercela.5. TIRTA :5. TIRTA : (Air, yg membersihkan segala kotoran di dunia) (Air, yg membersihkan segala kotoran di dunia) mensyaratkan, bahwa seorang Hakim harus jujur.mensyaratkan, bahwa seorang Hakim harus jujur.
Pasal 4Pasal 4
Sikap HakimSikap Hakim
Setiap Hakim Indonesia mempunyai pegangan tingkah laku yangSetiap Hakim Indonesia mempunyai pegangan tingkah laku yang
harus dipedomaninya :harus dipedomaninya :
A.A. Dalam Persidangan :Dalam Persidangan :
1. Bersikap dan bertindak menurut garis-garis yg ditentukan 1. Bersikap dan bertindak menurut garis-garis yg ditentukan
dalam Hukum Acara yg berlaku, dgn memperhatikan azas-dalam Hukum Acara yg berlaku, dgn memperhatikan azas-
azas peradilan yg baik, yaitu :azas peradilan yg baik, yaitu :
a.a. Menjunjung tinggi hak seseorang untuk mendapat putusan Menjunjung tinggi hak seseorang untuk mendapat putusan
(right to a decision) dimana setiap orang berhak untuk menga-(right to a decision) dimana setiap orang berhak untuk menga-
jukan perkara dan dilarang menolak untuk mengadilinya jukan perkara dan dilarang menolak untuk mengadilinya
kecuali ditentukan lain oleh undang-undang serta putusan hrskecuali ditentukan lain oleh undang-undang serta putusan hrs
dijatuhkan dalam waktu yg pantas dan tidak terlalu lama.dijatuhkan dalam waktu yg pantas dan tidak terlalu lama.
b. Semua pihak yg berperkara berhak atas kesempatan dan per-b. Semua pihak yg berperkara berhak atas kesempatan dan per-
lakuan yg sama untuk didengar, diberikan kesempatan untuklakuan yg sama untuk didengar, diberikan kesempatan untuk
membela diri, mengajukan bukti-bukti serta memperoleh infor-membela diri, mengajukan bukti-bukti serta memperoleh infor-
masi dalam proses pemeriksaan ( a fair hearing )masi dalam proses pemeriksaan ( a fair hearing )
c. Putusan dijatuhkan secara obyektif tanpa dicemari oleh kepen-c. Putusan dijatuhkan secara obyektif tanpa dicemari oleh kepen-
tingan pribadi atau pihak lain (no bias) dengan menjunjungtingan pribadi atau pihak lain (no bias) dengan menjunjung
tinggi prinsip (nemo judex in resud)tinggi prinsip (nemo judex in resud)
d. d. Putusan harus memuat alasan-alasan hukum yg jelas danPutusan harus memuat alasan-alasan hukum yg jelas dan
dapat dimengerti serta bersifat konsisten dengan penalarandapat dimengerti serta bersifat konsisten dengan penalaran
hukum yg sistematis, dimana argumentasi tersebut harus hukum yg sistematis, dimana argumentasi tersebut harus
diawasi dan diikuti serta dapat dipertanggung-jawabkan gunadiawasi dan diikuti serta dapat dipertanggung-jawabkan guna
menjamin sifat keterbukaan dan kepastian hukum dalam menjamin sifat keterbukaan dan kepastian hukum dalam
proses peradilan.proses peradilan.
e. Menjunjung tinggi hak-hak azasi manusiae. Menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia
2. Tidak dibenarkan menunjukkan sikap memihak atau bersimpa-2. Tidak dibenarkan menunjukkan sikap memihak atau bersimpa-
ti ataupun antipati kepada pihak-pihak yg berperkara, baik ti ataupun antipati kepada pihak-pihak yg berperkara, baik
dalam ucapan maupun tingkah lakudalam ucapan maupun tingkah laku
3. 3. Harus bersifat sopan, tegas dan bijaksana dalam memimpinHarus bersifat sopan, tegas dan bijaksana dalam memimpin
sidang, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan.sidang, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan.
4. Harus menjaga kewibawaan dan kehidmatan persidangan 4. Harus menjaga kewibawaan dan kehidmatan persidangan
antara lain serius dalam memeriksa, tidak melecehkan pihak-antara lain serius dalam memeriksa, tidak melecehkan pihak-
pihak baik dgn kata-kata maupun dalam perbuatan.pihak baik dgn kata-kata maupun dalam perbuatan.
5. 5. Bersungguh-sungguh mencari kebenaran dan keadilan Bersungguh-sungguh mencari kebenaran dan keadilan
B. Terhadap Sesama RekanB. Terhadap Sesama Rekan
1.1. Memelihara dan memupuk hubungan kerjasama yg baikMemelihara dan memupuk hubungan kerjasama yg baik
antara sesama rekan.antara sesama rekan.
2. 2. Memiliki rasa setia kawan, tenggang rasa dan saling menghar-Memiliki rasa setia kawan, tenggang rasa dan saling menghar-
gai antara sesama rekan gai antara sesama rekan
3. Memiliki kesadaran, kesetiaan, penghargaan terhadap Korps3. Memiliki kesadaran, kesetiaan, penghargaan terhadap Korps
Hakim secara wajarHakim secara wajar
4. 4. Menjaga nama baik dan martabat rekan, baik di dalam Menjaga nama baik dan martabat rekan, baik di dalam
maupun di luar kedinasanmaupun di luar kedinasan
C. Terhadap Bawahan / PegawaiC. Terhadap Bawahan / Pegawai
1. Harus mempunyai sifat kepemimpinan1. Harus mempunyai sifat kepemimpinan
2. 2. Membimbing bawahan/pegawai untuk mempertinggi Membimbing bawahan/pegawai untuk mempertinggi
pengetahuan.pengetahuan.
3. Harus mempunyai sikap sebagai seorang Bapak/Ibu yg baik3. Harus mempunyai sikap sebagai seorang Bapak/Ibu yg baik
4. 4. Memelihara sikap kekeluargaan terhadap bawahan/pegawaiMemelihara sikap kekeluargaan terhadap bawahan/pegawai
5. Memberi contoh kedisiplinan5. Memberi contoh kedisiplinan
D. Terhadap MasyarakatD. Terhadap Masyarakat
1. Menghormati dan menghargai orang lain1. Menghormati dan menghargai orang lain
2. 2. Tidak sombong dan tidak mau menang sendiriTidak sombong dan tidak mau menang sendiri
3. Hidup sederhana3. Hidup sederhana
E. Terhadap Keluarga/Rumah TanggaE. Terhadap Keluarga/Rumah Tangga
1.1. Menjaga keluarga dari perbuatan-perbuatan tercela, menurut Menjaga keluarga dari perbuatan-perbuatan tercela, menurut
norma-norma hukum kesusilaannorma-norma hukum kesusilaan
2. 2. Menjaga ketentraman dan keutuhan keluargaMenjaga ketentraman dan keutuhan keluarga
3. Menyesuaikan kehidupan rumah tangga dgn keadaan dan 3. Menyesuaikan kehidupan rumah tangga dgn keadaan dan
pandangan masyarakatpandangan masyarakat
Pasal 5Pasal 5
Kewajiban dan LaranganKewajiban dan Larangan
Kewajiban :Kewajiban :
a.a. Mendengar dan memperlakukan kedua belah pihak berperkaraMendengar dan memperlakukan kedua belah pihak berperkara
secara berimbang dengan tidak memihak (impartial)secara berimbang dengan tidak memihak (impartial)
b. Sopan dalam bertutur dan bertindakb. Sopan dalam bertutur dan bertindak
c. Memeriksa perkara dengan arif, cermat dan sabarc. Memeriksa perkara dengan arif, cermat dan sabar
d. Memutus perkara berdasarkan atas hukum dan rasa keadiland. Memutus perkara berdasarkan atas hukum dan rasa keadilan
e. Menjaga martabat, kedudukan dan kehormatan Hakime. Menjaga martabat, kedudukan dan kehormatan Hakim
Larangan :Larangan :
a.a. Melakukan kolusi dgn siapapun yg berkaitan dgn perkara ygMelakukan kolusi dgn siapapun yg berkaitan dgn perkara yg
akan dan sedang ditanganiakan dan sedang ditangani
b. b. Menerima sesuatu pemberian atau janji dari pihak-pihak yg Menerima sesuatu pemberian atau janji dari pihak-pihak yg
berperkaraberperkara
c. Membicarakan suatu perkara yg ditanganinya diluar acarac. Membicarakan suatu perkara yg ditanganinya diluar acara
persidanganpersidangan
d. d. Mengeluarkan pendapat atas suatu kasus yg ditanganinyaMengeluarkan pendapat atas suatu kasus yg ditanganinya
baik dalam persidangan maupun diluar persidangan baik dalam persidangan maupun diluar persidangan
mendahului putusanmendahului putusan
e. Melecehkan sesama Hakim, Jaksa, Penasehat Hukum, parae. Melecehkan sesama Hakim, Jaksa, Penasehat Hukum, para
pihak berperkara, ataupun pihak lainpihak berperkara, ataupun pihak lain
f. Memberikan komentar terbuka atas putusan Hakim lain,f. Memberikan komentar terbuka atas putusan Hakim lain,
kecuali dilakukan dalam rangka pengkajian ilmiahkecuali dilakukan dalam rangka pengkajian ilmiah
g. g. Menjadi anggota atau salah satu Partai Politik dan pekerjaanMenjadi anggota atau salah satu Partai Politik dan pekerjaan
/ jabatan yg dilarang Undang-undang/ jabatan yg dilarang Undang-undang
h. Mempergunakan nama jabatan korps untuk kepentingan h. Mempergunakan nama jabatan korps untuk kepentingan
pribadi ataupun kelompoknyapribadi ataupun kelompoknya
KOMISI KEHORMATAN PROFESI HAKIMKOMISI KEHORMATAN PROFESI HAKIM
Pasal 6Pasal 6
Susunan dan OrganisasiSusunan dan Organisasi
1. 1. Komisi Kehormatan Profesi Hakim terdiri dari :Komisi Kehormatan Profesi Hakim terdiri dari :
a. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Pusat a. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Pusat
b. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Daerahb. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Daerah
2. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Pusat terdiri dari 2. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Pusat terdiri dari
5 (lima) orang dgn susunan :5 (lima) orang dgn susunan :
- - KetuaKetua : salah seorang Ketua Pengurus Pusat IKAHI: salah seorang Ketua Pengurus Pusat IKAHI
merangkap anggotamerangkap anggota
- AnggotaAnggota : Dua orang anggota IKAHI dari Hakim Agung: Dua orang anggota IKAHI dari Hakim Agung
- AnggotaAnggota : salah seorang Ketua Pengurus Daerah IKAHI: salah seorang Ketua Pengurus Daerah IKAHI
yang bersangkutanyang bersangkutan
- SekretarisSekretaris : Sekretaris Pengurus Pusat IKAHI merangkap : Sekretaris Pengurus Pusat IKAHI merangkap
anggota.anggota.
3. Komisi Kehormatan Profesi hakim Tingkat Daerah terdiri dari3. Komisi Kehormatan Profesi hakim Tingkat Daerah terdiri dari
5 (lima) orang dgn susunan :5 (lima) orang dgn susunan :
- - KetuaKetua : salah seorang Ketua Pengurus Daerah IKAHI: salah seorang Ketua Pengurus Daerah IKAHI
merangkap anggotamerangkap anggota
- - AnggotaAnggota : Seorang anggota IKAHI Daerah dari Hakim : Seorang anggota IKAHI Daerah dari Hakim TinggiTinggi
- - AnggotaAnggota : Ketua Pengurus Cabang IKAHI yg : Ketua Pengurus Cabang IKAHI yg bersangkutanbersangkutan
- - AnggotaAnggota : Seorang Hakim yg ditunjuk Pengurus Cabang: Seorang Hakim yg ditunjuk Pengurus Cabang
IKAHI yg bersangkutanIKAHI yg bersangkutan
- - SekretarisSekretaris: Sekretaris Pengurus Daerah IKAHI merangkap: Sekretaris Pengurus Daerah IKAHI merangkap
anggotaanggota
4. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Pusat diangkat dan4. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Pusat diangkat dan
diberhentikan oleh PP IKAHIdiberhentikan oleh PP IKAHI
5. 5. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Daerah diangkat Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Daerah diangkat
dan diberhentikan oleh PD IKAHIdan diberhentikan oleh PD IKAHI
Pasal 7Pasal 7
1.1. Komisi Kehormatan Hakim Tingkat Daerah berwenang meme-Komisi Kehormatan Hakim Tingkat Daerah berwenang meme-
riksa dan mengambil tindakan-tindakan lain yg menjadiriksa dan mengambil tindakan-tindakan lain yg menjadi
kewenangan terhadap anggota di daerah / wilayahnyakewenangan terhadap anggota di daerah / wilayahnya
2. 2. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Pusat berwenangKomisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Pusat berwenang
memeriksa dan mengambil tindakan-tindakan lain yg menjadimemeriksa dan mengambil tindakan-tindakan lain yg menjadi
kewenangannya terhadap persoalan yg tidak dapat diselesai-kewenangannya terhadap persoalan yg tidak dapat diselesai-
kan oleh Daerah atau yg menurut Pengurus Pusat IKAHI hrskan oleh Daerah atau yg menurut Pengurus Pusat IKAHI hrs
ditangani oleh Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat ditangani oleh Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat
PusatPusat
Pasal 8Pasal 8
Tugas dan WewenangTugas dan Wewenang
1.1. Komisi Kehormatan Profesi Hakim mempunyai tugas :Komisi Kehormatan Profesi Hakim mempunyai tugas :
a. Memberikan pembinaan pada anggota untuk selalua. Memberikan pembinaan pada anggota untuk selalu
menjunjung tinggi kode etikmenjunjung tinggi kode etik
b. b. Meneliti dan memeriksa laporan/pengaduan dari masyarakatMeneliti dan memeriksa laporan/pengaduan dari masyarakat
atas tingkah laku dari para anggota IKAHIatas tingkah laku dari para anggota IKAHI
c. Memberikan nasehat dan peringatan kepada anggota dalamc. Memberikan nasehat dan peringatan kepada anggota dalam
hal anggota yg bersangkutan menunjukkan tanda-tandahal anggota yg bersangkutan menunjukkan tanda-tanda
pelanggaran Kode Etikpelanggaran Kode Etik
2. 2. Komisi Kehormatan Profesi Hakim berwenang :Komisi Kehormatan Profesi Hakim berwenang :
a. Memanggil anggota untuk didengar keterangannya a. Memanggil anggota untuk didengar keterangannya
sehubungan dengan adanya pengaduan dan laporansehubungan dengan adanya pengaduan dan laporan
b. b. Memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan terhadapMemberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan terhadap
anggota yg melanggar Kode Etik dan merekomendasikan anggota yg melanggar Kode Etik dan merekomendasikan
untuk merehabilitasi anggota yg tidak terbukti bersalah.untuk merehabilitasi anggota yg tidak terbukti bersalah.
Pasal 9Pasal 9
SanksiSanksi
Sanksi yg dapat direkomendasikan Komisi Kehormatan ProfesiSanksi yg dapat direkomendasikan Komisi Kehormatan Profesi
Hakim kepada PP IKAHI adalah :Hakim kepada PP IKAHI adalah :
• TeguranTeguran
• Skorsing dari keanggotan IKAHISkorsing dari keanggotan IKAHI
• Pemberhentian sebagai anggota IKAHIPemberhentian sebagai anggota IKAHI
Pasal 10Pasal 10
PemeriksaanPemeriksaan
1.1. Pemeriksaan terhadap anggota yg dituduh melanggar Kode Etik Pemeriksaan terhadap anggota yg dituduh melanggar Kode Etik dilakukan secara tertutupdilakukan secara tertutup
2.2. Pemeriksaan harus memberikan kesempatan seluas-luasnyaPemeriksaan harus memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada anggota yg diperiksa untuk melakukan pembelaan dirikepada anggota yg diperiksa untuk melakukan pembelaan diri
3. Pembelaan dapat dilakukan sendiri atau didampingi oleh3. Pembelaan dapat dilakukan sendiri atau didampingi oleh
seorang atau lebih dari anggota yg ditunjuk oleh yg bersang-seorang atau lebih dari anggota yg ditunjuk oleh yg bersang-
kutan atau yg ditunjuk organisasikutan atau yg ditunjuk organisasi
4. 4. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara PemeriksaanHasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan
yg ditandatangani oleh semua anggota Komisi Kehormatanyg ditandatangani oleh semua anggota Komisi Kehormatan
Profesi Hakim dan yg diperiksa.Profesi Hakim dan yg diperiksa.
Pasal 11Pasal 11
KeputusanKeputusan
Keputusan diambil sesuai dgn tata cara pengambilan putusanKeputusan diambil sesuai dgn tata cara pengambilan putusan
dalam Majelis Hakimdalam Majelis Hakim
Pasal 12Pasal 12
Kode Etik ini mulai berlaku sejak disahkan oleh MusyawarahKode Etik ini mulai berlaku sejak disahkan oleh Musyawarah
Nasional (MUNAS) IKAHI ke XIII dan merupakan satu-satunyaNasional (MUNAS) IKAHI ke XIII dan merupakan satu-satunya
Kode Etik Profesi Hakim yg berlaku bagi para Hakim IndonesiaKode Etik Profesi Hakim yg berlaku bagi para Hakim Indonesia
UNDANG-UNDANG NO. 22 TH. 2004UNDANG-UNDANG NO. 22 TH. 2004
Tim kerja merekomendasikan perlu dibentuk suatu “Dewan Kehormatan Hakim”, yang mempunyai kewenangan melakukan pengawasan terhadap perilaku para hakim, memberikan rekomendasi mengenai rekruitmen, promosi dan mutasi hakim serta menyusun “Code of Conduct” bagi Hakim disisi lain.
TAP MPR RI NO. X / MPR / 1998TAP MPR RI NO. X / MPR / 1998
Pemisahan yang tegas antara fungsi-fungsi Judikatif dan Eksekutif
UUD 1945 SETELAH PERUBAHAN KEEMPATUUD 1945 SETELAH PERUBAHAN KEEMPAT
KEKUASAAN KEHAKIMANKEKUASAAN KEHAKIMANPasal 24Pasal 24
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk Meyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.(hasil perubahan ketiga)
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah AgungDan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilanMiliter, lingkungan peradilan tata usaha negara; dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. (hasil perubahan ketiga)
Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan Kehakiman diatur dalam undang-undang. (hasil perubahan keempat)
1.
2.
3.
1.Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan Pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalamRangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,Serta perilaku hakim. (hasil perubahan ketiga)
Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan danPengalaman dibidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadianYang tidak tercela. (hasil perubahan ketiga)
Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh PresidenDengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. (hasil perubahan ketiga)
Susunan, kedudukan dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan Undang-undang. (hasil perubahan ketiga)
Pasal 24 BPasal 24 B
2.
3.
4.
Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksudDalam pasal 1 dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badanPeradilan yang berada dibawahnya.
UU No. 4 / 2004UU No. 4 / 2004UNDANG-UNDANG TENTANG KEKUSAAN KEHAKIMANUNDANG-UNDANG TENTANG KEKUSAAN KEHAKIMAN
Pasal 2Pasal 2
Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi atas perbuatanPengadilan dalam lingkungan peradilan yang berada dibawahnyaBerdasarkan ketentuan undag-undang.
Pasal 10Pasal 10
Menimbang :Menimbang :
Bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usahaMewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka melalui pencalonan Hakim agung serta pengawasan terhadap hakim yang transparan dan Partisipatif guna menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat, sertaMenjaga perilaku hakim.
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan Komisi Yudisial adalahLembaga negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal 1Pasal 1
Pasal 2Pasal 2
Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri danDalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau Pengaruh kekuasaan lainnya.
Pasal 6Pasal 6
1. Komisi Yudisial mempunyai 7 (tujuh) orang anggota2. Anggota Komisi Yudisial adalah pejabat negara3. Keanggotaan Komisi Yudisial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas mantan hakim, praktisi hukum, akademisi hukum, dan anggota masyarakat.
Pasal 13Pasal 13
Komisi Yudisial mempunyai wewenang :a. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPRb. Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim.
Pasal 14Pasal 14
Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam pasal 13Huruf a, Komisi Yudisial mempunyai tugas :a. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agungb. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agungc. Menetapkan calon Hakim Agung d. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR
Pasal 20Pasal 20
Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 Huruf b, Komisi Yudisial mempunyai tugas melakukan pengawasan Terhadap perilaku hakim dalam rangka menegakkan kehormatan dan Keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim
Pasal 21Pasal 21
Untuk kepentingan pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksudDalam pasal 13 huruf b, Komisi Yudisial bertugas mengajukan usul Penjatuhan sanksi terhadap hakim kepada pimpinan Mahkamah AgungDan / atau Mahkamah Konstitusi.
Tabel Komposisi Keanggotaan Komisi Yudisial di Berbagai Negara
Negara Hakim Mantan
Hakim
Non
Hakim
Jumlah Keterangan
Indonesia - 2 5 7
Prancis Mayoritas - ? ? Lihat keterangan butir (2) dibawah
Swedia 6 - 5 11 2 Anggota Parlemen; 2 Serikat Pekerja; 1 Direktur
Jenderal
Belanda Mayoritas - - ?
Australia 6 - 4 10 4 Ditunjuk oleh Gubernur NSW
Keterangan :
1. Non Hakim terdiri dari : Praktisi, Akademisi, Wakil Masyrakat, Pemerhati/Pengamat, dan lain-lain2. Prancis mempunyai kekhususan tersendiri : Presiden Prancis (ketua); Menteri Kehakiman (wakil ketua); 4 (empat) anggota masing-masing ditunjuk oleh Parlemen; 1 (satu) orang Conseil D’Etat; 1 (satu) orang La Cour de Comptes, dan sebagainya.
Tabel Tentang Tugas-tugas Komisi Yudisial di Berbagai Negara
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Negara Rekruitmen Pengangkatan/
Penempatan Hakim
Pelatihan/
Training
Mutasi Promosi Pengawasan/
Disipliner
Management/
Adm/
Penghasilan Hakim
Ket
Indonesia - - - - - ada - Rekruitmen MA
Prancis - ada - ada ada ada -
Swedia ada ada ada ada ada ada ada
Belanda ada ada ada ada ada ada - Usul Kom
Ke
Leemhuis
N.S.W - ada ada ada ada ada -