Materi Karya Ilmiah

44
Kompetensi Dasar : Melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka dan catatan kaki. Pertemuan ke -1

description

Penelitian

Transcript of Materi Karya Ilmiah

Page 1: Materi Karya Ilmiah

Kompetensi Dasar :

Melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka dan catatan kaki.

Pertemuan ke -1

Page 2: Materi Karya Ilmiah

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menentukan topik atau gagasan yang akan dikembangkan dalam karya tulis.

2. Siswa dapat menyusun kerangka karya tulis.3. Siswa dapat mengembangkan kerangka

menjadi karya tulis, dengan dilengkapi daftar pustaka dan catatan kaki.

4. Siswa dapat menyunting karya tulis yang dilengkapi daftar pustaka dan catatan kaki karya sendiri atau karya teman.

Page 3: Materi Karya Ilmiah

KARYA ILMIAH

Yaitu : Tulisan atau karangan ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dan logis.

Page 4: Materi Karya Ilmiah

Ciri Karya Ilmiah :

Masalah berupa Fakta, Terpercaya, Logis, Objektif, dan Analisis.

Pendapat yang diungkapkan berdasarkan Fakta dan tidak didasarkan Imajinatif, Perasaan, atau bersifat Subjektif.

Bahasa bersifat LUGAS

Lugas :o Kalimat Efektif,o Tidak mengandung makna Ambigu,o Bahasa mengandung kata Denotatif, bukan Konotatif

Page 5: Materi Karya Ilmiah

Sistematika penyusunan karya ilmiah

Pendahuluan

Isi

Penutup

Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Metode Penelitian Sistematika Penulisan

Page 6: Materi Karya Ilmiah

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memaparkan pentingnya masalah yang akan diteliti dan alasan pemilihan masalah tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berisi sejumlah kalimat pertanyaan yang akan dicari jawabannya setelah melakukan penelitian.

Page 7: Materi Karya Ilmiah

C. Tujuan Penulisan

Paparan tentang tujuan yang akan dicapai berdasarkan masalah yang akan dirumuskan.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diambil, baik bagi peneliti maupun pihak lain.

Page 8: Materi Karya Ilmiah

E. Metode Penelitian

Berisi metode atau cara yang digunakan oleh penulis atau peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, dan prosedur penelitian.

E. Sistematika Penulisan

Susunan atau urutan pembentuk karya ilmiah yang dipakai oleh penulis dalam menyusun karya ilmiahnya.

Page 9: Materi Karya Ilmiah

I S I

Bagian isi berisi pembahasan masalah sesuai tujuan penulisan. Dalam bagian inilah penulis mengemukakan pendapatnya berdasarkan temuan di lapangan. Untuk memperkuat pendapatnya, penulis perlu menggunakan rujukan berupa pernyataan atau pendapat orang lain sesuai dengan permasalahan yang ditulis.

Page 10: Materi Karya Ilmiah

PENUTUP

Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang ditulis didasarkan atas bagian pembahasan masalah. Saran sifatnya boleh ada, boleh tidak. Artinya, jika dipandang perlu, saran dapat dikemukakan. Saran ditujukan kepada pihak yang terkait dengan penerapan hasil penelitian.

Page 11: Materi Karya Ilmiah

MENYUSUN KERANGKA KARANGAN BERDASARKAN TOPIK

Contoh :

MINAT REMAJA DI SURABAYA TERHADAP KESENIAN TRADISIONAL,

SUATU TINJAUAN KASUS TERHADAP LUDRUK, KETOPRAK,

WAYANG ORANG, DAN WAYANG KULIT

Page 12: Materi Karya Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan Penulisan1.4 Manfaat Penulisan1.5 Metode Penelitian1.6 Sistematika Penulisan

Page 13: Materi Karya Ilmiah

BAB II LANDASAN TEORI2.1 Hakikat Kesenian Tradisional

2.1.1 Wayang2.1.2 Ketoprak2.1.3 Ludruk

2.2 Kelompok Masyarakat Kesenian Tradisional

Page 14: Materi Karya Ilmiah

BAB III PROSES PENELITIAN3.1 Lokasi Penelitian3.2 Cara Pengambilan Data3.3 Cara Menganalisis Data

Page 15: Materi Karya Ilmiah

BAB IV HASIL PENELITIAN4.1 Hasil Observasi4.2 Hasil Angket4.3 Hasil Wawancara4.4 Analisis Data1.5 Metode Penelitian

BAB V PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Page 16: Materi Karya Ilmiah

MINAT REMAJA DI SURABAYATERHADAP KESENIAN TRADISIONAL,

SUATU TINJAUAN KASUS TERHADAP LUDRUK, KETOPRAK, WAYANG ORANG, DAN WAYANG KULIT

oleh : Indriati, Yuliati, Woen Lie Hwa

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa-masa ini, pengaruh kebudayaan asing amat kuat mempengaruhi kebuadayaan di negara kita. Hal tersebut memang tidak dapat kita ingkari lagi. Kenyataannya pun dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Gambaran kita akan lebih jelas lagi jika mengamati berbagai kesenian asing yang masuk, mempengaruhi, dan akhirnya banyak diminati di negara kita ini. Kelompok yang paling peka dalam hal ini adalah kelompok remaja.

Remaja sebagai kelompok individu yang sedang dalam masa mencari identitas diri, selalu cederung mencari hal-hal yang baru, yang dapat membuat mereka menjadi orang modern.

Page 17: Materi Karya Ilmiah

Mereka tidak ingin ketinggalan zaman, sehingga ada kecenderungan untuk mudah menerima hal-hal yang berbau “modern” termasuk kesenian asing yang masuk ke negeri kita. Kita dapat menyebutkan contohnya, seperti breakdance, disco, moderndance, dan sebagainya.

Di Surabaya khususnya, jarang sekali kita jumpai pertunjukan ludruk, ketoprak, atau wayang kulit/orang berjalan dengan sukses atau banyak peminatnya. Dari penonton yang sedikit itu, jumlah penonton dari kalangan remaja pun dapat dihitung dengan jari. Sebaliknya, jika tontonan itu berupa disco, breakdance, moderndance, dan sejenisnya penonton remaja meluap. Mengapa hal itu terjadi? Apakah kondisi ini dapat dijadikan sebagai petunjuk bahwa remaja kita saat ini kurang berminat dengan kesenian tradisional? Apa yang menyebabkan mereka kurang berminat dengan kesenian tradisional?

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan, untuk:(1.2.1) Mengetahui minat remaja Surabaya terhadap kesenian tradisional, terutama ludruk, ketoprak, wayang kulit, dan wayang orang.(1.2.2) Mengetahui penyebab kurangnya minat remaja Surabaya terhadap kesenian tradisional.

Page 18: Materi Karya Ilmiah

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Hakikat Kesenian Tradisional

Kesenian tradisional adalah kesenian rakyat yang berasal dari kehidupan masa lalu. Kesenian tersebut dituangkan ke dalam bentuk-bentuk pementasan dengan teknik-teknik tertentu dan dengan karakteristik tertentu pula.

2.1.1 WayangCerita-cerita wayang, baik wayang orang maupun wayang kulit

diambil dari kitab Mahabrata atau Ramayana. Jenis cerita ini sangat terbatas dan tidak dapat menampilkan hal-hal atau cerita-cerita baru yang sesuai dengan perkembangan zaman kini.

2.1.2 KetoprakKetoprak lebih banyak mengambil cerita dari kehidupan masa

lalu, terutama yang berhubungan dengan kerajaan-kerajaan, misalnya sejarah suatu kerajaan, legenda rakyat, dan sebagainya. Penokohan dalam ketoprak agak bebas, tidak terpaku pada perwatakan tertentu seperti wayang.

Page 19: Materi Karya Ilmiah

Meskipun demikian, ketoprak juga masih kurang mengembangkan cerita-ceritanya dengan bebas karena masih dibatasi norma-norma yang masih berlaku pada waktu itu.

2.1.3 LudrukLudruk merupakan bentuk kesenian yang mirip dengan

sandiwara, hanya menggunakan bahasa Jawa (biasanya dialek Suroboyoan). Umumnya ludruk menceritakan kahidupan rakyat berupa tragedi, tetapi tidak jarang pula menceritakan drama rumah tangga, bahkan juga legenda. Dalam mengembangkan cerita, ludruk lebih longgar dibandingkan wayang maupun ketoprak.

2.2 Kelompok Masyarakat Kesenian Tradisional

Masyarakat dapat dikelompokkan sebagai berikut:2.2.1 Kelompok pendukung2.2.2 Kelompok bukan pendukung2.2.3 Kelompok acuh tak acuh

Page 20: Materi Karya Ilmiah

BAB IIIPROSES PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada para remaja di Surabaya. Pengisian angket dilakukan melalui wawancara.

Responden yang terpilih adalah responden yang memenuhi syarat, antar lain: tinggal di Surabaya, pelajar SMP/SMA atau yang telah berumur 13-19 tahun, dan mengerti jenis-jenis kesenian tradisional setempat. Pemilihan responden dilakukan secara acak dan tanpa pembatasan jumlah. Meskipun demikian, penyebarannya tetap merata, meliputi berbagai lapisan remaja, yaitu: pelajar SMP Negeri dan Swasta, pelajar SMA Negeri dan Swasta, pelajar SMK Negeri dan Swasta, pelajar SMTK Negeri, remaja putus sekolah, dan anggota karang taruna.

3.1 Lokasi PenelitianPengambilan lokasi responden dilakukan secara acak meliputi Kecamatan

Tegalsari, Gubeng, Sukolilo, Sawahan, dan Kenjaren.

3.2 Cara Pengambilan DataPengambilan data dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: angket,

wawancara, dan observasi

Page 21: Materi Karya Ilmiah

3.3 Cara Menganalisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan responden ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok pendukung, bukan pendukung, dan acuh tak acuh. Pengelompokan tersebut diperoleh dari hasil pertanyaan-pertanyaan angket yang di antaranya terdapat pertanyaan tertutup.

Dari hasil yang didapatkan, kemudian diadakan pengelompokan untuk setiap jenis kesenian tradisional. Kegiatan ini berguna untuk menentukan kelompok terbanyak. Untuk mengambil kesimpulan tentang minat remaja di Surabaya terhadap kesenian tradisional, dapat dilihat dari hasil analisis data. Jika kelompok pendukung lebih banyak daripada kedua kelompok lain maka minat remaja tersebut terhadap kesenian yang dimaksud dapat dikatakan besar. Sebaliknya, jika kedua kelompok lain itu yang lebih besar maka dapat disimpulkan bahwa minat remaja terhadap kesenian tradisional itu kurang atau dapat dikatakan mereka tidak berminat.

Page 22: Materi Karya Ilmiah

BAB IVHASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Observasi

Responden: penonton remaja yang hadir menonton pertunjukan. Observasi atau penamatan dilakukan pada saat pertunjukan ketoprak, ludruk, wayang orang, dan wayang kulit berlangsung. Pengamatan dilakukan pada malam hari karena saat pertunjukan umumnya malam hari. Tujuan pengamatan adalah untuk:

(4.1.1) menghitung persentase penonton remaja dari seluruh penonton yang ada,

(4.1.2) mengamati teknik pertunjukan dan jalannya cerita.

Adapun hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut:No Jenis Kesenian Tempat Jlh. Penonton Jlh. Penonton Remaja Persentase

1. Ketoprak Lap. Kalibokor 415 39 9,4%LudrukWayang orangWayang kulit

Page 23: Materi Karya Ilmiah

(4.1.3) Jumlah penontonJumlah penonton setiap pertunjukan tidak selalu sama. Hal yang mempengaruhinya adalah lokasi, lamanya pertunjukan dan judul cerita. Adapun hasil yang didapatkan dari angket tentang kesenian yang disukai adalah sebagai berikut:Kesenian yang disukai

a. Kesenian modern: 50,28%b. Kesenian tradisional : 30,28%c. Kesenian lain-lain: 19,44%

4.2 Hasil Angket

(4.2.1) Angket IAngket 1 adalah angket yang pertanyaannya bersifat umum dan terbuka. Angket ditujukan untuk mengetahui secara umum gambaran tentang kesenian tradisional dibandingkan dengan kesenian lainnya.

(4.2.2) Angket IIAngket ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat tertutup. Angket ditujukan untuk mengtahui secara detail minat responden terhadap kesenian yang diteliti.

Page 24: Materi Karya Ilmiah

4.3 Hasil WawancaraBerdasarkan hasil wawancara dengan 20 orang remaja diperoleh data sebagai berikut. (1) 8% remaja menyukai kesenian tradisional, (2) menyukai kesenian modern, (3) 17% menyukai kesenian lain. Mereka tidak menyukai kesenian tradisional karena kuno dan hanya cocok untuk orang tua.

4.4 Analisis DataPengelompokan penjawab dibagi menjadi tiga, yaitu kelompok A:

kelompok pendukung, B: kelompok bukan pendukung, dan C: kelompok yang acuh tak acuh. Kelompok manakah yang banyak didukung oleh responden? Berdasarkan data selanjutnya dapat dihitung kelompok masyarakat yang termasuk memilih A, B, dan C.

1. LudrukBerdasarkan perhitungan diperoleh hasil:

Opsi A memperoleh skor 3, Opsi B memperoleh skor 4, dan Opsi C memperoleh skor 3.Dengan demikian, kelompok B lebih banyak daripada A dan C. Berarti kelompok bukan pendukung lebih banyak dibanding dengan kelompok pendukung atau kelompok yang acuh tak acuh.

Page 25: Materi Karya Ilmiah

Dengan kata lain, peminat (pendukung) kesenian ludruk lebih sedikit dibandingkan kelompok bukan pendukung.

2. KetoprakBerdasarkan perhitungan diperoleh hasil:Opsi A memperoleh skor 2, Opsi B memperoleh skor 4, dan Opsi C memperoleh skor 4.Hal ini berarti kelompok bukan pendukung (B) dan kelompok acuh tak acuh (C) lebih banyak dibandingkan dengan kelompok yang mendukung (A).

3. Wayang OrangBerdasarkan perhitungan didapatkan hasil:Opsi A memperoleh skor 3, Opsi B memperoleh skor 5, dan opsi C memperoleh skor 2.Hal ini berarti kelompok bukan pendukung (B) lebih banyak lalu disusul kelompok pendukung (A). Kemudian yang paling sedikit adalah kelompok acuh tak acuh (C).

Page 26: Materi Karya Ilmiah

4. Wayang KulitBerdasarkan perhitungan didapatkan hasil:Opsi A memperoleh skor 0, Opsi B memperoleh skor 5, dan Opsi C memperoleh skor 5.Artinya, kelompok bukan pendukung (B) dan kelompok acuh tak acuh (C) sama banyaknya, sedangkan kelompok pendukung (A) tida ada sama sekali.

Page 27: Materi Karya Ilmiah

BAB VPEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa remaja Surabaya kurang berminat terhadap keempat kesenian tradisional tersebut. Hal ini dasarkan pada:

1. Hasil ObservasiPersentase jumlah penonton remaja sebagai berikut: Ketoprak : 8,196% Ludruk : 14,86% Wayang orang : 11,66% Wayang kulit : 10,06%Persentase di atas termasuk kecil jika dibandingkan dengan jumlah penonton yang bukan remaja.

2. Hasil Angket IPara remaja lebih menyukai kesenian modern, termasuk jenis musik modern.

Kesenian tradisional, (ludruk, ketoprak, wayang orang, dan wayang kulit) yang menggunakan musik tradisional, sangat sedikit peminatnya.

Page 28: Materi Karya Ilmiah

3. Hasil Angket II

Berdasarkan analisis didapatkan hasil sebagai berikut.

a. Ludruk : mempunyai kelompok yang bukan pendukung paling banyak jika dibandingkan dengan kelompok pendukung dan kelompok acuh tak acuh.

b. Ketoprak : mempunyai kelompok bukan pendukung dan kelompok acuh tak acuh yang paling banyak jika dibandingkan dengan kelompok pendukung.

c. Wayang orang : mempunyai kelompok bukan pendukung paling banyak jika dibandingkan dengan kelompok pendukung dan kelompok acuh tak acuh.

e. Wayang kulit :mempunyai kelompok bukan pendukung yang sama banyaknya dengan kelompok acuh tak acuh dan tidak terdapat kelompok pendukung.

Page 29: Materi Karya Ilmiah

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Jenis kesenian tradisional (ketoprak, ludruk, wayang orang, dan wayang kulit) mempunyai kelompok pendukung paling sedikit.

2. Secara umum, remaja di Surabaya kurang berminat terhadap kesenian tradisional.

3. Berdasarkan hasil wawancara dengan para remaja, mereka kurang berminat terhadap kesenian tradisional karena hal-hal berikut: Jenis musik pengiringnyan kurang disukai, Jalan ceritanya kurang disukai, Tidak sesuai dengan selera remaja.

Page 30: Materi Karya Ilmiah

6.2 Saran-Saran

Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, peneliti menyarankan:

1. Sebaiknya, sedini mungkin kesenian tradisional diperkenalkan dengan cara memasukkan kesenian tradisional ke dalam kurikulum sekolah.

2. Hendaknya ada usaha dari pemerintah untuk membuat wadah khusus guna menampung usaha-usaha pelestarian kesenian tradisional.

3. Hendaknya diusahakan penggunaan teknologi yang lebih canggih dan teknik-teknik pertunjukan yang modern (tanpa meninggalkan unsur dasarnya).

4. Hendaknya selalu dicari usaha pengembangan kesenian tradisional agar dapat selalu mengikuti perkembangan zaman.

(Dikutip dari kumpulan Karya TulisLomba Penelitian Ilmiah Remaja, Penerbit Indah Jaya Bandung,

dengan pengubahan seperlunya)

Page 31: Materi Karya Ilmiah

Pustaka Acuan (Bibliografi)

Yaitu : daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan yang disertainya.

Page 32: Materi Karya Ilmiah

Unsur-Unsur Pustaka Acuan:

Nama pengarang, dikutip terbalik Judul buku Data publikasi; Penerbit, Kota terbit,

Tahun terbit Untuk artikel, ditulis: Nama majalah,

Jilid, Nomor, dan Tahun penerbitan.

Page 33: Materi Karya Ilmiah

Contoh:

Kosasih, Engkos. 2003. Kompetisi Ketatabahasaan, Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

atau:Bangun, A.P. 2004. Menangkal Penyakit

dengan Jus Buah dan Sayuran. Depok: Agromedia Pustaka.

Page 34: Materi Karya Ilmiah

Yang diperhatikan dalam penyusunan Daftar Pustaka:

1. Nama Pengarang dibalik. Jika ada 2 pengarang, nama pengarang kedua tidak dibalik.

2. Jika disusun oleh banyak orang, nama Pengarang pertama yang dicantumkan, dan selanjutnya diberi tambahan keterangan dkk.

3. Jika buku disusun oleh Lembaga, nama lembaga dipakai menggantikan nama pengarang.

Page 35: Materi Karya Ilmiah

4. Jika buku itu merupakan editorial, maka nama editor yang dipakai. Di belakang nama editor diberi keterangan (ed.), ‘editor’.

5. Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.

6. Daftar pustaka disusun alfabetis berdasarkan huruf awal nama belakang pengarang.

7. Jika pada tahun yang sama Pengarang itu menerbitkan 2 buku dan kedua bukunya itu dijadikan Daftar Pustaka, tahun terbit itu diberi urutan, misalnya: 1990a, 1990b, dst.

Page 36: Materi Karya Ilmiah

8. Judul buku dicetak miring atau digaris-bawahi. Jika buku tersebut merupakan terjemahan, maka setelah judul buku diberi keterangan (terjemahan).

9. Urutan data Penerbit, didahului Kota penerbit, yang kemudian nama Penerbit. (Bandung: Yrama Widya).

Page 37: Materi Karya Ilmiah

Ketika Anda membaca sebuah buku atau karya tulis, mungkin Anda akan menemukan Kutipan, Catatan Kaki, dan Daftar Pustaka. Pernahkan Anda berpikir, mengapa ketiga hal tersebut ada dalam sebuah buku atau karya tulis? Apakah fungsi ketiganya?

Berikut akan diuraikan ketiga hal tersebut.

Page 38: Materi Karya Ilmiah

1. Kutipan

Fungsinya:Landasan teori,Penjelasan,Penguat pendapat yang dikemukakan penulis.

Yaitu : Pinjaman kalimat/pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah.

Page 39: Materi Karya Ilmiah

Penghijauan sering disebut dengan istilah reboisasi, yakni penanaman kembali areal hutan yang gundul. Secara lebih lengkap, Setiawan (2002:17) mengatakan, penghijauan adalah suatu usaha yang meliputi kegiatan-kegiatan penanaman tanaman keras, rerumputan, serta pembuatan teras dan bangunan pencegah erosi lainnya. Kegiatan ini dilakukan di areal yang tidak termasuk areal hutan negara atau di areal lain, berdasarkan rencana tata guna tanah yang tidak diperuntukkan sebagai hutan.

Contoh 1:

Page 40: Materi Karya Ilmiah

Peristiwa banjir bandang dan tanah longsor yang sering terjadi memang merupakan peristiwa mengerikan. Peristiwa itu terjadi tiba-tiba disaat orang tidur lelap. Salah satu cara efektif yang harus dilakukan adalah dengan melakukan penghijauan, yakni suatu usaha yang meliputi kegiatan-kegiatan penanaman tanaman keras, rerumputan, serta pembuatan teras dan bangunan pencegah erosi lainnya di areal yang tidak termasuk areal hutan negara atau di areal lain, berdasarkan rencana tata guna tanah yang tidak diperuntukkan sebagai hutan (Setiawan, 2002:17).

Contoh 2:

Page 41: Materi Karya Ilmiah

2. Catatan Kaki

Fungsinya:Mendukung keabsahan penemuan atau

pernyataan penulis yang tercantum dalam teks,

Tempat memperluas pembahasan yang diperlukan, tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks,

Yaitu : Keterangan-keterangan dari teks yang ditempatkan pada kaki (bagian bawah) halaman yang bersangkutan.

Page 42: Materi Karya Ilmiah

Referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa yang sama dibahas di dalam tulisan.

Tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.

Page 43: Materi Karya Ilmiah

Nomor rujukan ditulis ½ spasi lebih tinggi. Nama pengarang lengkap, tidak dibalik, setelah nama

diberi tanda koma (,). Judul buku (digarisbawahi/dicetak miring) atau artikel

(diapit tanda petik dua). Tempat penerbit ditempatkan dalam tanda kurung,

setelah judul buku. Penerbit. Tahun terbit. Halaman (biasanya disingkat halaman dan diberi

tanda titik setelah angka).

Unsur-Unsur Catatan Kaki:

Page 44: Materi Karya Ilmiah

1. Catatan kaki dengan 1 Pengarang:Contoh:

1Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Pragmatik (Jakarta: Angkasa, 1990), hlm. 18.

2. Catatan kaki dengan 2 Pengarang:Contoh:2Gorys Keraf dan Frans Asisi, Fasih Berbahasa Indonesia (Jakarta: Erlangga, 1986), hlm. 93.

3. Catatan kaki dengan lebih dari 2 Pengarang:Contoh:3Kusnadi et al., Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 1 untuk kelas 1 SMU (Jakarta: Yudistira, 1997), hlm. 132.

Cara Menulis Catatan Kaki: