MATERI KANKER SERVIKS

18
A. Definisi Penyakit Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997). Kanker ini menyerang daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina). Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita. Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu, bagian rahim yang terletak di bawah, yang membuka ke arah liang vagina. Berawal dari leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh. Kanker serviks mungkin merupakan yang terpenting di antara penyakit-penyakit alat kandungan lainnya, disebabkan oleh karena frekuensinya yang tinggi dan akibatnya terhadap penderita. Mamma ca lebih tinggi frekuensinya, tetapi cervix ca lebih sering mematikan.

description

kanker serviks

Transcript of MATERI KANKER SERVIKS

Page 1: MATERI KANKER SERVIKS

A. Definisi Penyakit

Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim

sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan

merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997). Kanker ini

menyerang daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke

arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita

(vagina).

Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV)

onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim,

apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain

di seluruh tubuh penderita.

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang

terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu, bagian rahim yang terletak di bawah, yang

membuka ke arah liang vagina. Berawal dari leher rahim, apabila telah memasuki

tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh.

Kanker serviks mungkin merupakan yang terpenting di antara penyakit-

penyakit alat kandungan lainnya, disebabkan oleh karena frekuensinya yang tinggi

dan akibatnya terhadap penderita. Mamma ca lebih tinggi frekuensinya, tetapi

cervix ca lebih sering mematikan.

B.  Penyebab dan Mekanisme Penyakit

Sebab langsung dari kanker serviks masih belum diketahui. Ada bukti

kuat kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan sejumlah factor ekstrinsik di

antaranya yaitu:

1.     Coitus pertama (coitarche) pada usia di bawah 16 tahun

Pada umur 12-20 tahun, organ reproduksi wanita sedang aktif

berkembang. Idealnya, ketika sel sedang membelah secara aktif, tidak terjadi

kontak atau rangsangan apa pun dari luar. Kontak atau rangsangan dari luar,

seperti penis atau sperma, dapat memicu perubahan sifat sel menjadi tidak normal.

Sel yang tidak normal ini kemungkinan besar bertambah banyak kalau ada luka

Page 2: MATERI KANKER SERVIKS

saat terjadi hubungan seksual. Sel abnormal inilah yang berpotensi tinggi

menyebabkan kanker mulut rahim.

Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko

terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan perempuan yang

melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.

2.     Jarang dijumpai pada suaminya yang disunat (sirkumsisi)

Ini disebabkan karena laki-laki yang tidak disunat kebersihan penisnya

tidak terawat karena ada kumpulan-kumplan smegma.

3.     Terlalu sering menggunakan pembersih vagina

Tidak semua bakteri merugikan. Ada juga bakteri dalam vagina yang

berfungsi membunuh bakteri yang merugikan tubuh. Jika terlalu sering

menggunakan sabun pembersih vagina, bakteri baik pun akan mati. Selain itu

sabun vagina juga dapat menyebabkan iritasi. Kulit pada mulut rahim sangat tipis

sehingga iritasi yang timbul dapat memicu abnormalitas sel. Kondisi ini rentan

memicu kanker mulut rahim.

4.     Sering ditemukan pada wanita yang terinfeksi virus HPV tipe 16 atau 18

Penyebab terbesar kanker leher rahim atau disebut kanker servik adalah

infeksi HPV yang menular lewat hubungan seksual. Seorang wanita bisa

terinfeksi virus ini pada usia belasan tahun dan baru diketahui mengidap kanker

20 atau 30 tahun kemudian setelah infeksi kanker menyebar.

Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus

ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak

berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang

menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16

dan 18. Namun, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher

rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang

terjadi dalam jangka waktu cukup lama.

5.     Kebiasaan merokok

Sel-sel mulut rahim yang teracuni oleh nikotin dalam darah juga memiliki

kecenderungan mempengaruhi selaput lendir pada tubuh, termasuk selaput lendir

Page 3: MATERI KANKER SERVIKS

mulut rahim yang dapat memicu abnormalitas sel pada mulut rahim. Resiko

kanker mulut rahim lebih tinggi pada wanita perokok.

Ada banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan

merokok dengan meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker

serviks. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di

Swedia dan dipublikasikan di British Journal of Cancer pada tahun 2001. Menurut

Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta

“racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu

meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya

sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia adalah kondisi awal

berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang,” ujarnya.

6.     Aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas)

Berdasarkan penelitian, resiko kanker serviks meningkat lebih dari 10 kali

sempurna bila berhubungan dengan 6 atau lebih mitra seks, atau bila berhubungan

seks pertama di bawah 15 tahun. Resiko juga meningkat bila berhubungan seks

dengan laki-laki yang beresiko tinggi (laki-laki yang berhubungan seks dengan

banyak wanita), atau laki-laki dengna kondiloma akuminatum (penyakit ‘jengger

ayam’) di penisnya.

7.     Trauma kronis pada serviks

Insidensi meningkat dengan tingginya paritas, apalagi bila jarak

persalinan terlampau dekat. Trauma ini terjadi karena persalinan berulang kali

(banyak anak), adanya infeksi dan iritasi menahun.

8.     Defisiensi zat gizi

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa wanita yang rendah konsumsi

beta karoten dan vitamin (A, C, dan E) memiliki resiko tinggi terkena kanker

serviks.

9.     Jarang ditemukan pada perawan (virgin).

10.  Insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin daripada yang tidak kawin.

11.  Higiene genitalia yang jelek.

Karsinoma serviks timbul di batas antara epitel yang melapisi ektoserviks

(porsio) dan endoserviks kanalis serviks yang sering disebut sebagai squoma-

Page 4: MATERI KANKER SERVIKS

columnar junction (SCJ). Pada awal perkembangannya kanker serviks tak

memberi tanda-tanda dan keluhan. Pada pemeriksaan dengan speculum, tampak

sebagai porsio yang erosif (metaplasia skuamosa) yang fisiologik atau patologik.

Serviks yang normal, secara alami mengalami proses metaplasi (erosion)

akibat saling desak mendesaknya kedua jenis epitel yang melapisi. Dengan

masuknya mutagen, porsio yang erosive (metaplasia skuamosa) yang semula

fisiologik dapat berubah menjadi patologik (displastik-diskariotik) melalui

tingkatan NIS I, II, III dan KIS untuk akhirnya menjadi karsinoma invasive.

Sekali menjadi mikro invasive atau invasive, proses keganasan akan berjalan

terus.

Kanker serviks paling sering bermula dengan sel datar, tipis yang membentuk

dasar selviks (sel skuamosa). Karsinoma sel squamosa merupakan 80% dari kasus

kanker serviks. Kanker serviks dapat juga terjadi pada sel kelenjar yang

membentuk bagian atas dari serviks. Dapat disebut dengan adenocarcinoma,

prevalensi kanker ini yaitu 15% dari kanker serviks. Kadang-kadang kedua tipe

sel ditemukan pada kanker serviks. Terdapat kanker lain pada sel lain di serviks

namun persentasenya sangat kecil.

Apa yang menyebabkan sel skuamos atau sel glandular menjadi abnormal dan

berkembang menjadi kanker belum begitu jelas. Namun, telah jelas bahwa Human

papiloma virus (HPV) pada infeksi menular seksual berperan. Bukti bahwa HPV

ditemukan pada hampir semua kanker serviks. Namun, HPV merupakan virus

yang sangat umum dan kebanyakan wanita dengan HPV tidak pernah mengidap

kanker serviks. Ini berarti faktor resiko lainnya, seperti faktor genetik, lingkungan,

dan gaya hidup, juga menentukan apakah seseorang akan terkena kanker serviks.

1.     Stadium preklinis

Tidak dapat dibedakan dengan cervicitis chronica biasa.

2.     Stadium permulaan (early stage)

Sering tampak sebagai lesi di sekitar ostium externum, pada batas kedua jenis

epitel. Tampaknya sebagai daerah yang granuler, keras, lebih tinggi dari

sekitarnya dan mudah berdarah. Kadang-kadang permukaannya ditutup oleh

pertumbuhan yang papiler.

Page 5: MATERI KANKER SERVIKS

3.     Stadium setengah lanjut (moderately advanced stage)

Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir portio. Bentuk seperti ini

disebut exophytic. Bila tumbuhnya ke dalam jaringan disebut endophytic.

4.     Stadium lanjut (advanced stage)

Terjadi pengrusakan dari jaringan cervix, sehingga tampaknya seperti ulcus

dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah. Vagina di sekitarnya jadi keras,

juga lig. Latum sebagai akibat infiltrasi jaringan ca dan juga karena infeksi. Kalau

tumbuhnya hanya exophytic saja, cervix dapat sedemikian besarnya, sehingga

mengisi seluruh vagina tetapi tanpa mengisi infiltrasi ke jaringan sekitarnya.

Selanjutnya jaringan ca dapat mengenai rectum, kandung kencing, dan

menyebabkan fistula.

C.  Klasifikasi Stadium Kanker Serviks Menurut FIGO

1.      Stadium I. Kanker leher rahim hanya terdapat pada daerah leher rahim

(serviks)

a)      Stadium IA. Kanker invasive didiagnosis melalui mikroskopik

(menggunakan mikroskop), dengan penyebaran sel tumor mencapai

lapisan stroma tidak lebih dari kedalaman 5 mm dan lebar 7 mm.

1)      Stadium IA1. Invasi lapisan stroma sedalam 3 mm atau kurang

dengan lebar 7 mm atau kurang.

2)      Stadim IA2. Invasi stroma antara 3- 5 mm dalamnya dan dengan

lebar 7 mm atau kurang.

b)     Stadium IB. tumor yang terlihat hanya terdapat pada leher rahim atau

dengan pemeriksaan mikroskop lebih dalam dari 5 mm dengan lebar 7

mm.

1)      Stadium IB1. Tumor yang terlihat sepanjang 4 cm atau kurang.

2)      Stadium IB2. Tumor yang terlihat lebih panjang dari 4 cm.

2.      Stadium II. Kanker meluas keluar dari leher rahim namun tidak mencapai

dinding panggul. Penyebaran melibatkan vagina 2/3 bagian atas.

Page 6: MATERI KANKER SERVIKS

1)      Stadium IIA. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung

(parametrium) sekitar rahim, namun melibatkan 2/3 bagian atas vagina.

2)      Stadium IIB. Kanker melibatkan parametrium namun tidak

melibatkan dinding samping panggul.

3.      Stadium III. Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan

melibatkan 1/3 vagina bagian bawah. Stadium III mencakup kanker yang

menghambat proses berkemih sehingga menyebabkan timbunan air seni di ginjal

dan berakibat gangguan ginjal.

1)      Stadium IIIA. Kanker melibatkan 1/3 bagian bawah vagina namun

tidak meluas sampai dinding panggul.

2)      Stadium IIIB. Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang

menyebabkan gangguan berkemih sehingga berakibat gangguan ginjal.

4.      Stadium IV. Tumor menyebar sampai ke kandung kemih atau rectum, atau

meluas melampaui panggul.

1)      Stadium IVA. Kanker menyebar ke kandung kemih atau rectum.

2)      Stadium IVB. Kanker menyebar ke organ yang jauh.

D.        Gejala dan Tanda Penyakit

1.     Keputihan

Keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. Getah yang keluar

dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis

jaringan.

2.     Pendarahan

Akan terjadi bila sel-sel rahim telah berubah sifat menjadi kanker dan

menyerang jaringan-jaringan di sekitarnya.

3.     Pendarahan hebat diluar siklus menstruasi, dan setelah berhubungan seks

Sifatnya bisa intermenstruil, atau perdarahan kontak. Perdarahan kontak adalah

perdarahan yang dialami setelah berhubungan seksual. Perdarahan yang timbul

akibat terbukanya pembuluh darah makin lama akan lebih sering terjadi, juga di

luar sanggama. Perdarahan ini merupakan gejala karsinoma serviks (75-80%).

4.     Rasa nyeri saat berkemih

Page 7: MATERI KANKER SERVIKS

Ini disebabkan karena terjadinya kerentanan pada vesika urinaria (bladder

irritabillty) dan perangsangan rectum (rectal discomfort). Kemudian bisa timbul

fistel vesico vaginal atau recto vaginal. Ureter bisa tersumbat dan penderita

meninggal karena uremia.

5.     Siklus menstruasi tidak teratur.

6.     Nyeri selama berhubungan seks.

7.     Nyeri sekitar panggul.

8.     Pendarahan pada masa pra atau paska menopause.

9.     Bila kanker sudah mencapai stadium tinggi, akan terjadi pembengkakan

diberbagai anggota tubuh seperti betis, paha, tangan dsb.

E.  Patofisiologi Kanker Serviks

Karsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai dengan

intraepitel, berubah menjadi neoplastik, dan akhirnya menjadi kanker serviks

setelah 10 tahun atau lebih. Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya

berkembang melalui beberapa stadium displasia (ringan, sedang dan berat)

menjadi karsinoma insitu dan akhirnya invasif. Berdasarkan karsinogenesis

umum, proses perubahan menjadi kanker diakibatkan oleh adanya mutasi gen

pengendali siklus sel. Gen pengendali tersebut adalah onkogen, tumor supresor

gene, dan repair genes. Onkogen dan tumor supresor gen mempunyai efek

yang berlawanan dalam karsinogenesis, dimana onkogen memperantarai

timbulnya transformasi maligna, sedangkan tumor supresor gen akan

menghambat perkembangan tumor yang diatur oleh gen yang terlibat dalam

pertumbuhan sel. Meskipun kanker invasive berkembang melalui perubahan

intraepitel, tidak semua perubahan ini progres menjadi invasif. Lesi preinvasif

akan mengalami regresi secara spontan sebanyak 3 -35%.

Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi

yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu

(KIS) berkisar antara 1 – 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari

karsinoma insitu menjadi invasif adalah 3 – 20 tahun (TIM FKUI, 1992).

Page 8: MATERI KANKER SERVIKS

Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali adanya

perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini dapat

muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat

trauma mekanik atau kimiawi, infeksivirus atau bakteri dan gangguan

keseimbangan hormon. Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun perkembangan

tersebut menjadi bentuk preinvasif berkembang menjadi invasif pada stroma

serviks dengan adanya proses keganasan.

F. Pengobatan Kanker Serviks

Terapi karsinoma serviks dilakukan bila mana diagnosis telah

dipastikan secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang

oleh tim yang sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan la njutan (tim

kanker / tim onkologi). Pemilihan pengobatan kanker leher rahim tergantung

pada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum

penderita, dan rencana penderita untuk hamil lagi. Lesi tingkat rendah biasanya

tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah yang abnormal

seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan biopsi. Pengobatan pada

lesi prekanker bisa berupa kriosurgeri (pembekuan), kauterisasi (pembakaran,

juga disebut diatermi), pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel yang

abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat di sekitarnya dan LEEP (loop

electrosurgical excision procedure) atau konisasi (Wiknjosastro, 1997).

1.      Pembedahan

Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks

paling luar), seluruh kanker sering kali dapat diangkat dengan bantuan

pisau bedah ataupun melalui LEEP (loop electrosurgical excision

procedure) atau konisasi. Dengan pengobatan tersebut, penderita masih

bisa memiliki anak. Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan

untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear setiap 3 bulan selama 1

tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan. Jika penderita tidak

Page 9: MATERI KANKER SERVIKS

memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani

histerektomi. Pembedahan merupakan salah satu terapi yang bersifat

kuratif maupun paliatif. Kuratif adalah tindakan yang langsung

menghilangkan penyebabnya sehingga manifestasi klinik yang

ditimbulkan dapat dihilangkan. Sedangkan tindakan paliatif adalah

tindakan yang berarti memperbaiki keadaan penderita. Histerektomi

adalah suatu tindakan pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat

uterus dan serviks (total) ataupun salah satunya (subtotal). Biasanya

dilakukan pada stadium klinik IA sampai IIA (klasifikasi FIGO). Umur

pasien sebaiknya sebelum menopause, atau bila keadaan umum baik, dapat

juga pada pasien yang berumur kurang dari 65 tahun. Pasien juga harus

bebas dari penyakit umum (resiko tinggi) seperti penyakit jantung, ginjal

dan hepar.

2.      Terapi penyinaran (radioterapi)

Terapi radiasi bertujuan untuk merusak sel tumor pada serviks

serta mematikan parametrial dan nodus limpa pada pelvik. Kanker serviks

stadium II B, III, IV sebaiknya diobati dengan radiasi. Metoda radioterapi

disesuaikan dengan tujuannya yaitu tujuan pengobatan kuratif atau paliatif.

Pengobatan kuratif ialah mematikan sel kanker serta sel yang telah

menjalar ke sekitarnya atau bermetastasis ke kelenjar getah bening

panggul, dengan tetap mempertahankan sebanyak mungkin kebutuhan

jaringan sehat di sekitar seperti rektum, vesika urinaria, usus halus, ureter.

Radioterapi dengan dosis kuratif hanya akan diberikan pada stadium I

sampai III B. Apabila sel kanker sudah keluar ke rongga panggul, maka

radioterapi hanya bersifat paliatif yang diberikan secara selektif pada

stadium IV A. Terapi penyinaran efektif untuk mengobati kanker invasif

yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan

sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan

pertumbuhannya.

Page 10: MATERI KANKER SERVIKS

Ada dua jenis radioterapi yaitu radiasi eksternal yaitu sinar berasal

dari sebuah mesin besar dan penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit,

penyinaran biasanyadilakukan sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6

minggu. Keduannya adalah melalui radiasi internal yaitu zat radioaktif

terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke dalam serviks.

Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di

rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.

Efek samping dari terapi penyinaran adalah iritasi rektum dan

vagina, kerusakan kandung kemih dan rektum dan ovarium berhenti

berfungsi (Gale & Charette, 2000).

3.      Kemoterapi

Kemoterapi adalah penatalaksanaan kanker dengan pemberian obat

melalui infus, tablet, atau intramuskuler. Obat kemoterapi digunakan utamanya

untuk membunuh sel kanker dan menghambat perkembangannya. Tujuan

pengobatan kemoterapi tegantung pada jenis kanker dan fasenya saat didiag nosis.

Beberapa kanker mempunyai penyembuhan yang dapat diperkirakan atau dapat

sembuh dengan pengobatan kemoterapi. Dalam hal lain, pengobatan mungkin

hanya diberikan untuk mencegah kanker yang kambuh, ini disebut pengobatan

adjuvant. Dalam beberapa kasus, kemoterapi diberikan untuk mengontrol penyakit

dalam periode waktu yang lama walaupun tidak mungkin sembuh. Jika kanker

menyebar luas dan dalam fase akhir, kemoterapi digunakan sebagai paliatif untuk

memberikan kualitas hidup yang lebih baik. Kemoterapi secara kombinasi telah

digunakan untuk penyakit metastase karena terapi dengan agen-agen dosis tunggal

belum memberikan keuntungan yang memuaskan. Contoh obat yang digunakan

pada kasus kanker serviks antara lain CAP (Cyclophopamide Adrem ycin

Platamin), PVB (Platamin Veble Bleomycin) dan lain –lain (Prayetni, 1997).

Page 11: MATERI KANKER SERVIKS

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

1981. Ginekologi. Bandung: Elfstar Offset.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Price, Sylvia Anderson, Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep

Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.

http: www.wikipedia.co.id

http: www.google.co.id

http://www.cancer.gov/cancertopics diakses : tanggal 13 November 2012

 

http://www.cdc.gov/cancer/knowledge diakses : tanggal 13 November 2012

 

http://www.womenshealth.gov diakses : tanggal 13 November 2012

 

MMWR, Quadrivalent Human Papillomavirus Vaccine Recommendation of

the Advisory Committee on Immunization Practices. 2007. Dept. of

Health & Human Services. Center for Disease Control & Prevention.

 

Visser, O., Coebergh, JWW., Otter.R. Gynecologic Tumors In Netherland.

1997.

Cancer incidence in five continents, IARG VIII; No. 155, 1-5.

 

www.kankerserviks.comdiakses : tanggal 13 November 2012