Materi Ka BNNP(Pak.amrin)

26
Nama : Drs. Amrin Remico, MM Tempat/Tgl Lahir : Pekanbaru, 16 Mei 1961 Jabatan : Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah Pangkat : Brigadir Jenderal CURRICULUM VITAE

description

patologi

Transcript of Materi Ka BNNP(Pak.amrin)

  • Nama:Drs. Amrin Remico, MMTempat/Tgl Lahir:Pekanbaru, 16 Mei 1961Jabatan:Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah Pangkat:Brigadir Jenderal Polisi Alamat Kantor:Jl. Madukoro Blok BB 50144No. Telpon:024 7608573 No. Fax:024 - 7608570

    CURRICULUM VITAE

  • PENTINGNYA REHABILITASI SESUAI PASAL 54 UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

  • DASAR HUKUM

  • 20152,80 %20132,56 %20112,32 %20081,99 %Sumber :Penelitian BNN dengan Puslitkes UIPenelitian BNN dan Puslitkes UI (2008), prevalensi penyalahguna narkoba diproyeksikan meningkat tiap tahun

  • PREVALENSI DI JAWA TENGAH1,84 %1,89%???200820142019DIPROYEKSIKAN TAHUN 2019 PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA MENCAPAI 1,93 %TUGAS KITA ADALAH MENJAGA AGAR PREVALENSI DI TAHUN 2019 BERADA DIBAWAH ANGKA 1,89 % ATAU MINIMAL TETAP DI ANGKA TERSEBUT

  • Hasil penelitian dan gakkum pada umumnya lahgun adalah para pekerja pada urutan pertama dan di susul pelajar dan mahasiswa. Oleh karena itu sasaran kerawanan adalah pekerja instansi pemerintah dan swasta serta pelajar / mahasiswa.

    POPULASIKelompok pekerja : 70 % (pertama mengkonsumsi usia 14-25 th, 40%)Kelompok siswa / mahasiswa : 22 %Kelompok rumah tangga : 6 % WPS & Anjal: 2 %

  • Pengungkapan telah dilakukan secara masive, barang bukti yang disita cukup besar, tetapi relatif kecil dibandingkan yang beredar

    NOJENIS NARKOTIKAESTIMASI KEBUTUHANSITAAN 2011%PERKIRAAN YANG LOLOS%1GANJA487 TON245,2 ton50.4241,8 ton49,62SHABU49.800 Kg234,5 Kg0,549.565,5 Kg99,53EKSTASI148 Juta btr882.800 btr0,6147.117.286 btr99,44HEROIN1.870.000 Kg27.413 Kg1,51.842,587 Kg98,55KOKAIN33.000 gr176,17 gr0,632.823,83 gr99,4

  • Overload di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) tujuan pemidanaan tidak tercapai;Berdasarkan data SMSLap dan SDP Ditjenpas per 28 April 2014; Jumlah Napi & Tahanan di Seluruh Indonesia : 164.066 orang Jumlah Napi & Tahanan Narkoba sebanyak 67.786 orang dengan rincian sbb : Jumlah Napi Narkoba 48.087 orang, terdiri : Produsen :945 orang (1,97%) Bandar:5.293 orang (11%) Pengedar :21.229 orang(44,15%) Penadah :2.294 orang(4,77%) Pengguna:18.326 orang(38,11%)Jumlah Tahanan Narkoba 19.669 orang.Berarti 41,32 % dari Napi & Tahanan seluruh Indonesia berlatar belakang tindak pidana Narkotika. Diantara seluruh Napi dan Tahanan, 11,17 % adalah narapidana pengguna

  • Penyalahguna dan Korban Penyalahguna Narkotika dipaksa untuk dihukum Rehabilitasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.DEKRIMINALISASIDEPENALISASIPecandu Narkotika yang sudah ada di upayakan untuk dapat dengan suka rela melakukan wajib lapor.Re-Orientasi Penanganan Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika

  • TUJUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKAMenjamin ketersediaan Narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan IPTEK.Mencegah, melindungi dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari Penyalahgunaan Narkotika.Memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi Penyalah Guna dan Pecandu Narkotika

  • PECANDU NARKOTIKA DAN PENYALAH GUNA???Pecandu Narkotika Pasal 1 (13)Orang yang menggunakan atau menyalahgunakan Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis

    Penyalah Guna NarkotikaPasal 1 (15)Orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum

  • KONSTRUKSI DEKRIMINALISASI MENURUT HUKUM POSITIF

    Mengkonsumsi Narkotika adalah perbuatan melanggar pidana (Pasal 103 UU 35/2009), Hakim dapat memutuskan dan menetapkan Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika untuk menjalani Pengobatan dan/atau perawatan, masa menjalani pengobatan dan/atau perawatan diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman

  • Konstruksi DekriminalisasiDalam UU Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 54Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani Rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

    Pasal 103 (2)Hakim dapat memutuskan dan menetapkan Pecandu Narkotika dan Korban penyalahgunaan Narkotika untuk menjalani pengobatan dan / atau perawatan, masa menjalani pengobatan dan/atau perawatan diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman.

  • Pasal 127Setiap Penyalah Guna :Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun;Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun; dan Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.

    Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hakim wajib memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 Pasal 55 dan Pasal 103.

    Dalam hal Penyalah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibuktikan atau terbukti sebagai Korban Penyalahgunaan Narkotika, Penyalah Guna tersebut wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

  • Pasal 13 ayat (3)Pecandu Narkotika yang sedang menjalani proses peradilan dapat ditempatkan dalam lembaga rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial.

    Pasal 13 ayat (4)Penempatan dalam lembaga rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan kewenangan Penyidik, Penuntut Umum, atau Hakim sesuai dengan tingkat pemeriksaan setelah mendapatkan rekomendasi dari Tim Dokter.

    Pasal 13 ayat (5)Ketentuan penempatan dalam lembaga rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) berlaku juga bagi Korban Penyalahgunaan Narkotika.Konstruksi Dekriminalisasi Dalam PP 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika

  • Bahwa penerapan pemidanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 UU 35/2009 tentang Narkotika hanya dapat dijatuhkan pada klasifikasi Tindak pidana sebagai berikut: Terdakwa pada saat ditangkap Penyidik dalam keadaan tertangkap tangan;Pada saat tertangkap tangan ditemukan barang bukti pemakaian 1 (satu) hari dengan rincian sesuai ketentuan dalam SEMA 4 Tahun 2010;Surat Uji Laboratorium positif menggunakan berdasarkan permintaan penyidik;Surat Keterangan Dokter Jiwa/Psikiater Pemerintah yang ditunjuk oleh Hakim; dan Tidak terdapat bukti bahwa yang bersangkutan terlibat dalam peredaran gelap Narkotika.

    Konstruksi Dekriminalisasi Dalam SEMA 4 Tahun 2010

  • Dalam menangani Perkara Narkotika dimana Tersangka/Terdakwa adalah Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang sedang ditangani pada proses dan tahap penuntutan, Penuntut Umum dapat : Terdakwa pada saat ditangkap Penyidik dalam keadaan tertangkap tangan;Pada saat tertangkap tangan ditemukan barang bukti pemakaian 1 (satu) hari dengan rincian sesuai dengan ketentuan SEMA 4 Tahun 2010;Menempatkan tersangka/terdakwa ke Panti Rehabilitasi Medis dan/atau rehabilitasi sosial untuk dilakukan rehabilitasi di luar Rumah Tahanan Negara dengan syarat bahwa Tersangka adalah Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika;Mengajukan Tuntutan Pidana berupa penempatan Terdakwa ke Panti Rehabilitasi Medis dan Sosial, dengan merujuk kepada peraturan Perundang-Undangan serta dengan pertimbangan sosiologis dan filosofis;Rujukan Peraturan Perundang-Undangan seperti; Undang-Undang 35 Tahun 2009, PP 25 Tahun 2011, dan Surat Edaran Jaksa Agung Nomor SE-013/A/JA/02/2012 tentang Pedoman Tuntutan Pidana Perkara Tindak Pidana UmumKonstruksi Dekriminalisasi Dalam SEJA 2 Tahun 2013

  • KONSTRUKSI DEPENALISASI MENURUT HUKUM POSITIF

    Pasal 55 (1) Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, Rumah Sakit dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosialPasal 55 (2) Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur warga melaporkan diri atau dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit dan atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial Pasal 55 (3)Ketentuan mengenai pelaksanaan wajib lapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah

  • Pasal 128 (2) Pecandu narkotika yang belum cukup umur, telah dilaporkan oleh orang atau walinya sebagaiman dimaksud dalam Ps 55 ayat 1 Tidak dituntut pidanaPasal 128 (3) Pecandu narkotika yang telah cukup umur sebagaimana dimaksud dalam Ps 55 ayat 2 yang sedang menjalanai prehabilitasi medis 2 kali masa perawatan dokter di rumah sakit dan atau lembaga Rehabilitasi Medis yang ditunjuk oleh Pemerintah tidak dituntut PidanaPerbuatan menggunakan, menguasai dan memiliki Narkotika adalah perbuatan melanggar pidana namun tidak dituntut pidana apabila melakukan kewajibannya

    KONSTRUKSI DEPENALISASI MENURUT HUKUM POSITIF (2)

  • Penyalah Guna / Pecandu NarkotikaLapas isinya Pengguna NarkotikaPenyidik Pasal 111, 112, 113, 114, di Jo Pasal 127Bebas fakta dalam persidangan tidak sesuai dengan dakwaanPenuntut Umum Pasal 111, 112, 113, 114, di Jo Pasal 127Tuntutan PenjaraBB dibawah indikator kriteria SEMA 04/2010Dikonstruksi Pasal GandaTertangkap23.779 Pengguna Narkoba ada di Lapas (Oktober 2013)Putusan PenjaraHakimFAKTA EMPIRIS

  • Penyalah Guna / Pecandu NarkotikaPenyidik Pasal 127Penuntut Umum Pasal 127Tuntutan PidanaBB dibawah indikator kriteria SEMA dan SEJAPenyidikan dimintakan AsesmenTertangkapPutusan RehabilitasiHakimPARADIGMA BARU

  • TIM ASESMEN TERPADU BERADA DALAM KOORDINASI

  • PROSEDUR KERJA TIM ASESMEN TERPADU

  • PRESIDEN RIDr. H. Susilo Bambang Yudhoyono26 Juni 2013

  • TERIMA KASIH

    BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH JL. Madukoro Blok BB Semarang 50144 Telp. ( 024 ) 7608573, Faximile ( 024 ) 7608570 Email : [email protected] Website : www.bnnpjateng.com@kaderBNNPjateng