Materi Aljabar Smp 7
description
Transcript of Materi Aljabar Smp 7
-
2. ALJABAR
2.1 BENTUK ALJABAR DAN UNSUR-UNSURNYA
2.1.1 Bentuk aljabar
Suatu bentuk aljabar terjadi dari suatu konstanta dan variabel (peubah) atau
kombinasi konstanta dan peubah melalui operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, perpangkatan, dan pengakaran.
Contoh: y, + 5, 2 6, 22 + 7, 6 2
Dalam bentuk-bentuk aljabar kita harus mengenal apa yang dimaksud
dengan suku, faktor, koefisien, konstanta, variabel, suku sejenis dan tidak sejenis.
A. Suku
Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta bentuk aljabar
yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau kurang.
Contoh:
2 + 7 , 2 7
2 + + , 2 , ,
6 5 3 + 4 , 6, 5, 3, 4
Suku banyak (polinom) adalah bentuk aljabar yang terdiri dari dua suku
atau lebih. Dua suku disebut binom, tiga suku disebut trinom, dan
seterusnya. Bentuk aljabar yang hanya mempunyai satu suku, disebut suku
tunggal, contohnya: 2, 3, 22, 5,3
2
B. Faktor
Faktor adalah bilangan-bilangan yang membagi habis suatu bilangan
lain atau suatu hasil kali.
Contoh:
2 3 5 atau dapat juga ditulis 2 3 5
2, 3, dan 5 masing-masing disebut faktor.
2 5 3 + 15 memiliki faktor 2 5 3 + 15
-
C. Koefisien
Koefisien adalah faktor angka pada suatu hasil kali dengan suatu
variabel (peubah). Koefisien yang nilainya sama dengan 1 tidak harus
ditulis.
Contoh:
Perhatikan bentuk aljabar 4x2 8x + 2.
Bilangan 4 pada x2, disebut koefisien. Bilangan -8 pada -8x, disebut
koefisien. x2 dan x dinamakan variabel atau perubah. Bilangan 2 dinamakan
konstanta.
D. Konstanta
Konstanta adalah lambang yang menyatakan suatu bilangan tertentu
(bilangan konstan/tetap).
E. Variabel
Variabel (peubah) adalah lambang yang digunakan untuk mengganti
suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel
biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.
F. Suku sejenis dan tidak sejenis
Suku-suku dikatakan sejenis, bila memuat variabel dan pangkat dari
variabel tersebut sama. Sebaliknya, jika berbeda maka disebut suku-suku
yang tidak sejenis. Contoh: Perhatikan bentuk aljabar berikut: 42 2 +
3 + 62 + 5 1. Suku-suku 42 sejenis dengan 62, 2 sejenis dengan
5, dan 3 sejenis dengan -1. Sedangkan 42 tidak sejenis dengan 5.
2.1.2 Operasi hitung
A. Menjumlahkan dan mengurangkan bentuk-bentuk aljabar
Pada bentuk aljabar, operasi penjumlahan dan pengurangan hanya dapat
dilakukan pada suku-suku yang sejenis. Jumlahkan atau kurangkan
koefisien pada suku-suku yang sejenis.
Contoh:
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut.
. 4 + 7
. 22 3 + 2 + 42 5 + 1
-
. 32 + 5 42 3 + 2
Penyelesaian:
. 4 + 7 = 4 + 7 = 3
. 22 3 + 2 + 42 5 + 1 = 22 3 + 2 + 42 5 + 1
= 2 + 4 2 + 3 5 + 2 + 1
= 62 + 8 + 3
= 62 8 + 3
. 32 + 5 42 3 + 2 = 32 + 5 42 + 3 2
= 3 4 2 + 3 + 5 2
= 1 2 + 3 + 3
= 2 + 3 + 3
B. Menyatakan perkalian konstanta dengan suku dua sebagai jumlah atau
selisih
Distributif perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan
Penjumlahan: + = +
Pengurangan: =
Menyatakan perkalian konstanta dengan suku dua
Dengan mempergunakan distributif perkalian, maka perkalian konstanta
dengan suku dua dapat dinyatakan sebagai jumlah atau selisih.
Contoh:
1. 3 + = 3 + 3
2. 5 3 + 4 = 15 + 20
3. 3 4 5 = 12 + 15
a. Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar
Perkalian suatu bilangan konstanta k dengan bentuk aljabar suku
satu dan suku dua dinyatakan sebagai berikut.
=
+ = +
Contoh:
Jabarkan bentuk aljabar berikut, kemudian sederhanakanlah.
. 4 +
. 5 +
-
. 3 2 + 6 7 + 1
. 8 2 + 3
Penyelesaian:
. 4 + = 4 + 4
. 5 + = 5 + 5
. 3 2 + 6 7 + 1 = 3 6 + 42 + 6
= 3 + 42 6 + 6
= 45
. 8 2 + 3 = 16 + 8 24
b. Perkalian antara dua bentuk aljabar
Sebagaimana perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar,
untuk menentukan hasil kali antara dua bentuk aljabar kita dapat
memanfaatkan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan sifat
distributif perkalian terhadap pengurangan. Selain dengan cara tersebut,
untuk menentukan hasil kali antara dua bentuk aljabar, dapat
menggunakan cara sebagai berikut. Perhatikan perkalian antara bentuk
aljabar suku dua dengan suku dua berikut.
Selain dengan cara skema seperti di atas, untuk mengalikan bentuk
aljabar suku dua dengan suku dua dapat digunakan sifat distributif
seperti uraian berikut.
+ + = + + +
= + + +
= 2 + + +
= 2 + + +
Adapun pada perkalian bentuk aljabar suku dua dengan suku tiga
berlaku sebagai berikut.
-
= 2 + + + 2 + +
= 3 + 2 + + 2 + +
= 3 + + 2 + + +
Contoh soal:
Tentukan hasil perkalian bentuk aljabar berikut dalam bentuk jumlah
atau selisih.
1. 2 + 3 3 2
2. 4 + 4 + 2
3. 2 1 2 2 + 4
4. + 2 2
Penyelesaian:
1. Cara (1) dengan sifat distributif.
2 + 3 3 2 = 2 3 2 + 3 3 2
= 62 4 + 9 6
= 62 + 5 6
Cara (2) dengan skema.
= 2 3 + 2 2 + 3 3 + 3 2
= 62 4 + 9 6
= 62 + 5 6
2. Cara (1) dengan sifat distributif.
4 + 4 + 2 = 4 4 + 2 + 4 + 2
= 162 8 + 4 + 22
= 162 4 + 22
-
Cara (2) dengan skema.
= 4 4 + 4 2 + 4 + 2
= 162 8 + 4 + 22
= 162 4 + 22
3. Cara (1) dengan sifat distributif.
2 1 2 2 + 4 = 2 2 2 + 4 1 2 2 + 4
= 23 42 + 8 2 + 2 4
= 23 42 2 + +8 + 2 4
= 23 52 + 10 4
Cara (2) dengan skema.
= 2 2 + 2 2 + 2 4 + 1 2 +
1 2 + 1 4
= 23 42 + 8 2 + 2 4
= 23 42 2 + 8 + 2 4
= 23 52 + 10 4
4. Cara (1) dengan sifat distributif.
+ 2 2 = 2 + 2 2
= 2 2 + 2 4
= 2 4
Cara (2) dengan skema.
-
= + 2 + 2 + 2 2
= 2 2 + 2 4
= 2 4
2.1.3 Pangkat aljabar
A. Perkalian dengan faktor yang sama
Perkalian dengan faktor yang sama dinyatakan sebagai perpangkatan.
Contoh:
5 5, 52, : 5 2
, 2,: 2
, 3, : 3
2 3 = = = 5
4 2 = 4 4 = = 8
Perkalian dengan faktor yang sama:
= +
=
Di mana , ,
2.1.4 Pecahan bentuk aljabar
Pecahan bentuk aljabar adalah pecahan yang pembilang, atau penyebut atau
kedua-duanya memuat bentuk aljabar. Misalnya: 1
,
2,
+
A. Menentukan KPK dan FPB dari bentuk-bentuk aljabar suku tunggal.
Sebelum menentukan KPK dan FPB dari bentuk-bentuk aljabar suku
tunggal, kita harus dapat menguraikannya menjadi faktor-faktor (faktorisasi).
Faktorisasi dilakukan untuk menerangkan operasi bilangan, sehingga dapat
mempermudah suatu penyelesaian.
1. Faktorisasi prima bentuk aljabar
Faktorisasi prima adalah menyatakan suatu bilangan ke dalam bentuk-
bentuk perkalian bilangan prima.
Contoh:
12 = 4 3 = 2 2 3 = 23 3
-
12 = 4 3 = 22 3
182 = 2 9 2 = 2 32 2
2. Menentukan KPK
Kelipatan adalah bilangan hasil penggandaan dari bilangan yang lain.
Kelipatan persekutuan adalah kelipatan yang sama dari dua bilangan atau
lebih.
KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) adalah kelipatan persekutuan dari
dua bilangan atau lebih,yang nilainya paling kecil.
KPK dapat ditentukan dengan menuliskan semua faktor prima yang ada.
Jika terdapat faktor prima yang sama maka dipilih yang terbesar.
Contoh soal:
1. Tentukan KPK dari 12 dan 182
Jawab:
12 = 22 3
182 = 2 32 2
= 22 32 2 = 4 9 2 = 362
2. Tentukan KPK dari 62, 8, dan 1232
Jawab:
62 = 2 3 2
8 = 23
1232 = 22 3 3 2
= 23 3 3 2 = 8 3 3 2 = 2432
3. Menentukan FPB
Faktor persekutuan adalah faktor hasil kali yang sama dari dua bilangan
atau lebih.
FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) adalah faktor persekutuan dari dua
bilangan atau lebih yang nilainya paling besar.
Contoh soal:
1. Tentukan FPB dari 12 dan 182
Jawab:
12 = 22 3
-
182 = 2 32 2
= 2 3 = 6
2. Tentukan FPB dari 62, 8, dan 1232
Jawab:
62 = 2 3 2
8 = 23
1232 = 23 3 32
= 23
B. Menyederhanakan Pecahan
Suatu pecahan dikatakan sederhana apabila pembilang dan penyebutnya
tidak mempunyai faktor persekutuan lagi, kecuali 1.
Untuk menyederhanakan suatu pecahan dapat dilakukan langkah-langkah
berikut:
1. Faktorkan pembilang dan penyebutnya.
2. Tentukan FPB dari faktor-faktor tersebut.
3. Gunakan FPB untuk menyederhanakan pecahan.
Contoh:
56
72=
87
89=
7
9
12
18=
62
63=
2
3
15
24=
35
38=
5
8
92
12=
3
34=
3
4
6+8
12=
2 3+8
26=
3+4
6
Cara yang paling banyak digunakan untuk menyederhanakan pecahan
adalah menggunakan sifat pecahan sebagai berikut, yaitu nilai suatu pecahan
tidak berubah, bila pembilang dan penyebutnya dikalikan, atau dibagi dengan
bilangan yang sama. Jika bilangan bulat, 0, dan bilangan asli,
maka
=
=
:
:
-
C. Menjumlahkan Pecahan
Pengerjaan hitung penjumlahan dan pengurangan pada pecahan dapat
dilakukan hanya jika penyebut-penyebutnya sama. Apabila penyebutnya tidak
sama, maka harus disamakan dengan menggunakan KPK agar pengerjaan itu
dapat dilakukan.
Contoh:
3
4
2
=
3
4
8
4=
38
4
2.2 OPERASI BENTUK ALJABAR
2.2.1 Perkalian bentuk aljabar
Salah satu penyelesaian perkalian bentuk aljabar dapat menggunakan hukum
distributif. Di bawah ini, akan dijelaskan hukum distributif perkalian terhadap
penjumlahan atau pengurangan, dan juga penjabaran bentuk-bentuk aljabar.
A. Hukum distributif perkalian terhadap penjumlahan atau pengurangan
+ + = 2 + + +
,
Contoh soal:
+ 3 + 5 = + 5 + 3 + 5
= 2 + 5 + 3 + 15
= 2 + 8 + 15
x 8 x 5 = x x 5 8 x 5
= 2 5 8 + 40
= 2 13 + 40
B. Penjabaran bentuk +
+ = 2 2
Contoh soal:
+ 7 7 = 7 + 7 7
= 2 7 + 7 49
= 2 49
-
C. Penjabaran bentuk + 2 dan 2
+ 2 = 2 + 2 + 2
2 = 2 2 + 2
Contoh soal:
1. 3 2 = 3 3
= 2 3 3 + 3 2
= 2 6 + 9
2. 2 = + 2
= + +
= 2 + + + 2
= 2 + 2
= 2 2 + 2
2.2.2 Menggunakan perkalian istimewa untuk menghitung perkalian
bilangan
Ada beberapa bentuk perkalian istimewa untuk menghitung perkalian
bilangan yang dapat kita pelajari.
A. Bentuk + = +
Contoh:
1. 8 46 = 8 40 + 6
= 8 40 + 8 6
= 320 + 48
= 368
Cara lain:
8 46 = 8 50 4
= 8 50 8 4
= 400 32
= 368
2. 9 78 = 9 70 + 8
= 9 70 + 9 8
= 630 + 72
-
= 702
Cara lain:
9 78 = 9 80 2
= 9 80 9 2
= 720 18
= 702
B. Bentuk + + = 2 + + +
Contoh:
1. 77 73 = 70 + 7 70 + 3
= 70 2 + 70 + 3 70 + 7 3
= 4900 + 10 70 + 21
= 4900 + 700 + 21
= 5621
2. 93 84 = 90 + 3 90 6
= 90 2 + 3 6 90 + 3 6
= 8100 + 3 90 18
= 8100 270 18
= 7812
C. Bentuk + = 2 2
Contoh:
1. 21 19 = 20 + 1 20 1
= 20 2 12
= 400 1
= 399
2. 35 25 = 30 + 5 30 5
= 30 2 52
= 900 25
= 875