Materi Aljabar Smp 7

12
2. ALJABAR 2.1 BENTUK ALJABAR DAN UNSUR-UNSURNYA 2.1.1 Bentuk aljabar Suatu bentuk aljabar terjadi dari suatu konstanta dan variabel (peubah) atau kombinasi konstanta dan peubah melalui operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan, dan pengakaran. Contoh: y, + 5, 26, 2 2 +7, 6 2 Dalam bentuk-bentuk aljabar kita harus mengenal apa yang dimaksud dengan suku, faktor, koefisien, konstanta, variabel, suku sejenis dan tidak sejenis. A. Suku Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau kurang. Contoh: 2 +7 , 2 7 2 + + , 2 , , 653 +4 , 6,5,3 , 4 Suku banyak (polinom) adalah bentuk aljabar yang terdiri dari dua suku atau lebih. Dua suku disebut binom, tiga suku disebut trinom, dan seterusnya. Bentuk aljabar yang hanya mempunyai satu suku, disebut suku tunggal, contohnya: 2,3,2 2 ,5, 3 2 B. Faktor Faktor adalah bilangan-bilangan yang membagi habis suatu bilangan lain atau suatu hasil kali. Contoh: 2×3×5 atau dapat juga ditulis 2 3 5 2, 3, dan 5 masing-masing disebut faktor. 253 + 15 memiliki faktor 25 3 + 15

description

Materi singkat Aljabar SMP 7

Transcript of Materi Aljabar Smp 7

  • 2. ALJABAR

    2.1 BENTUK ALJABAR DAN UNSUR-UNSURNYA

    2.1.1 Bentuk aljabar

    Suatu bentuk aljabar terjadi dari suatu konstanta dan variabel (peubah) atau

    kombinasi konstanta dan peubah melalui operasi penjumlahan, pengurangan,

    perkalian, pembagian, perpangkatan, dan pengakaran.

    Contoh: y, + 5, 2 6, 22 + 7, 6 2

    Dalam bentuk-bentuk aljabar kita harus mengenal apa yang dimaksud

    dengan suku, faktor, koefisien, konstanta, variabel, suku sejenis dan tidak sejenis.

    A. Suku

    Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta bentuk aljabar

    yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau kurang.

    Contoh:

    2 + 7 , 2 7

    2 + + , 2 , ,

    6 5 3 + 4 , 6, 5, 3, 4

    Suku banyak (polinom) adalah bentuk aljabar yang terdiri dari dua suku

    atau lebih. Dua suku disebut binom, tiga suku disebut trinom, dan

    seterusnya. Bentuk aljabar yang hanya mempunyai satu suku, disebut suku

    tunggal, contohnya: 2, 3, 22, 5,3

    2

    B. Faktor

    Faktor adalah bilangan-bilangan yang membagi habis suatu bilangan

    lain atau suatu hasil kali.

    Contoh:

    2 3 5 atau dapat juga ditulis 2 3 5

    2, 3, dan 5 masing-masing disebut faktor.

    2 5 3 + 15 memiliki faktor 2 5 3 + 15

  • C. Koefisien

    Koefisien adalah faktor angka pada suatu hasil kali dengan suatu

    variabel (peubah). Koefisien yang nilainya sama dengan 1 tidak harus

    ditulis.

    Contoh:

    Perhatikan bentuk aljabar 4x2 8x + 2.

    Bilangan 4 pada x2, disebut koefisien. Bilangan -8 pada -8x, disebut

    koefisien. x2 dan x dinamakan variabel atau perubah. Bilangan 2 dinamakan

    konstanta.

    D. Konstanta

    Konstanta adalah lambang yang menyatakan suatu bilangan tertentu

    (bilangan konstan/tetap).

    E. Variabel

    Variabel (peubah) adalah lambang yang digunakan untuk mengganti

    suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel

    biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.

    F. Suku sejenis dan tidak sejenis

    Suku-suku dikatakan sejenis, bila memuat variabel dan pangkat dari

    variabel tersebut sama. Sebaliknya, jika berbeda maka disebut suku-suku

    yang tidak sejenis. Contoh: Perhatikan bentuk aljabar berikut: 42 2 +

    3 + 62 + 5 1. Suku-suku 42 sejenis dengan 62, 2 sejenis dengan

    5, dan 3 sejenis dengan -1. Sedangkan 42 tidak sejenis dengan 5.

    2.1.2 Operasi hitung

    A. Menjumlahkan dan mengurangkan bentuk-bentuk aljabar

    Pada bentuk aljabar, operasi penjumlahan dan pengurangan hanya dapat

    dilakukan pada suku-suku yang sejenis. Jumlahkan atau kurangkan

    koefisien pada suku-suku yang sejenis.

    Contoh:

    Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut.

    . 4 + 7

    . 22 3 + 2 + 42 5 + 1

  • . 32 + 5 42 3 + 2

    Penyelesaian:

    . 4 + 7 = 4 + 7 = 3

    . 22 3 + 2 + 42 5 + 1 = 22 3 + 2 + 42 5 + 1

    = 2 + 4 2 + 3 5 + 2 + 1

    = 62 + 8 + 3

    = 62 8 + 3

    . 32 + 5 42 3 + 2 = 32 + 5 42 + 3 2

    = 3 4 2 + 3 + 5 2

    = 1 2 + 3 + 3

    = 2 + 3 + 3

    B. Menyatakan perkalian konstanta dengan suku dua sebagai jumlah atau

    selisih

    Distributif perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan

    Penjumlahan: + = +

    Pengurangan: =

    Menyatakan perkalian konstanta dengan suku dua

    Dengan mempergunakan distributif perkalian, maka perkalian konstanta

    dengan suku dua dapat dinyatakan sebagai jumlah atau selisih.

    Contoh:

    1. 3 + = 3 + 3

    2. 5 3 + 4 = 15 + 20

    3. 3 4 5 = 12 + 15

    a. Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar

    Perkalian suatu bilangan konstanta k dengan bentuk aljabar suku

    satu dan suku dua dinyatakan sebagai berikut.

    =

    + = +

    Contoh:

    Jabarkan bentuk aljabar berikut, kemudian sederhanakanlah.

    . 4 +

    . 5 +

  • . 3 2 + 6 7 + 1

    . 8 2 + 3

    Penyelesaian:

    . 4 + = 4 + 4

    . 5 + = 5 + 5

    . 3 2 + 6 7 + 1 = 3 6 + 42 + 6

    = 3 + 42 6 + 6

    = 45

    . 8 2 + 3 = 16 + 8 24

    b. Perkalian antara dua bentuk aljabar

    Sebagaimana perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar,

    untuk menentukan hasil kali antara dua bentuk aljabar kita dapat

    memanfaatkan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan sifat

    distributif perkalian terhadap pengurangan. Selain dengan cara tersebut,

    untuk menentukan hasil kali antara dua bentuk aljabar, dapat

    menggunakan cara sebagai berikut. Perhatikan perkalian antara bentuk

    aljabar suku dua dengan suku dua berikut.

    Selain dengan cara skema seperti di atas, untuk mengalikan bentuk

    aljabar suku dua dengan suku dua dapat digunakan sifat distributif

    seperti uraian berikut.

    + + = + + +

    = + + +

    = 2 + + +

    = 2 + + +

    Adapun pada perkalian bentuk aljabar suku dua dengan suku tiga

    berlaku sebagai berikut.

  • = 2 + + + 2 + +

    = 3 + 2 + + 2 + +

    = 3 + + 2 + + +

    Contoh soal:

    Tentukan hasil perkalian bentuk aljabar berikut dalam bentuk jumlah

    atau selisih.

    1. 2 + 3 3 2

    2. 4 + 4 + 2

    3. 2 1 2 2 + 4

    4. + 2 2

    Penyelesaian:

    1. Cara (1) dengan sifat distributif.

    2 + 3 3 2 = 2 3 2 + 3 3 2

    = 62 4 + 9 6

    = 62 + 5 6

    Cara (2) dengan skema.

    = 2 3 + 2 2 + 3 3 + 3 2

    = 62 4 + 9 6

    = 62 + 5 6

    2. Cara (1) dengan sifat distributif.

    4 + 4 + 2 = 4 4 + 2 + 4 + 2

    = 162 8 + 4 + 22

    = 162 4 + 22

  • Cara (2) dengan skema.

    = 4 4 + 4 2 + 4 + 2

    = 162 8 + 4 + 22

    = 162 4 + 22

    3. Cara (1) dengan sifat distributif.

    2 1 2 2 + 4 = 2 2 2 + 4 1 2 2 + 4

    = 23 42 + 8 2 + 2 4

    = 23 42 2 + +8 + 2 4

    = 23 52 + 10 4

    Cara (2) dengan skema.

    = 2 2 + 2 2 + 2 4 + 1 2 +

    1 2 + 1 4

    = 23 42 + 8 2 + 2 4

    = 23 42 2 + 8 + 2 4

    = 23 52 + 10 4

    4. Cara (1) dengan sifat distributif.

    + 2 2 = 2 + 2 2

    = 2 2 + 2 4

    = 2 4

    Cara (2) dengan skema.

  • = + 2 + 2 + 2 2

    = 2 2 + 2 4

    = 2 4

    2.1.3 Pangkat aljabar

    A. Perkalian dengan faktor yang sama

    Perkalian dengan faktor yang sama dinyatakan sebagai perpangkatan.

    Contoh:

    5 5, 52, : 5 2

    , 2,: 2

    , 3, : 3

    2 3 = = = 5

    4 2 = 4 4 = = 8

    Perkalian dengan faktor yang sama:

    = +

    =

    Di mana , ,

    2.1.4 Pecahan bentuk aljabar

    Pecahan bentuk aljabar adalah pecahan yang pembilang, atau penyebut atau

    kedua-duanya memuat bentuk aljabar. Misalnya: 1

    ,

    2,

    +

    A. Menentukan KPK dan FPB dari bentuk-bentuk aljabar suku tunggal.

    Sebelum menentukan KPK dan FPB dari bentuk-bentuk aljabar suku

    tunggal, kita harus dapat menguraikannya menjadi faktor-faktor (faktorisasi).

    Faktorisasi dilakukan untuk menerangkan operasi bilangan, sehingga dapat

    mempermudah suatu penyelesaian.

    1. Faktorisasi prima bentuk aljabar

    Faktorisasi prima adalah menyatakan suatu bilangan ke dalam bentuk-

    bentuk perkalian bilangan prima.

    Contoh:

    12 = 4 3 = 2 2 3 = 23 3

  • 12 = 4 3 = 22 3

    182 = 2 9 2 = 2 32 2

    2. Menentukan KPK

    Kelipatan adalah bilangan hasil penggandaan dari bilangan yang lain.

    Kelipatan persekutuan adalah kelipatan yang sama dari dua bilangan atau

    lebih.

    KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) adalah kelipatan persekutuan dari

    dua bilangan atau lebih,yang nilainya paling kecil.

    KPK dapat ditentukan dengan menuliskan semua faktor prima yang ada.

    Jika terdapat faktor prima yang sama maka dipilih yang terbesar.

    Contoh soal:

    1. Tentukan KPK dari 12 dan 182

    Jawab:

    12 = 22 3

    182 = 2 32 2

    = 22 32 2 = 4 9 2 = 362

    2. Tentukan KPK dari 62, 8, dan 1232

    Jawab:

    62 = 2 3 2

    8 = 23

    1232 = 22 3 3 2

    = 23 3 3 2 = 8 3 3 2 = 2432

    3. Menentukan FPB

    Faktor persekutuan adalah faktor hasil kali yang sama dari dua bilangan

    atau lebih.

    FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) adalah faktor persekutuan dari dua

    bilangan atau lebih yang nilainya paling besar.

    Contoh soal:

    1. Tentukan FPB dari 12 dan 182

    Jawab:

    12 = 22 3

  • 182 = 2 32 2

    = 2 3 = 6

    2. Tentukan FPB dari 62, 8, dan 1232

    Jawab:

    62 = 2 3 2

    8 = 23

    1232 = 23 3 32

    = 23

    B. Menyederhanakan Pecahan

    Suatu pecahan dikatakan sederhana apabila pembilang dan penyebutnya

    tidak mempunyai faktor persekutuan lagi, kecuali 1.

    Untuk menyederhanakan suatu pecahan dapat dilakukan langkah-langkah

    berikut:

    1. Faktorkan pembilang dan penyebutnya.

    2. Tentukan FPB dari faktor-faktor tersebut.

    3. Gunakan FPB untuk menyederhanakan pecahan.

    Contoh:

    56

    72=

    87

    89=

    7

    9

    12

    18=

    62

    63=

    2

    3

    15

    24=

    35

    38=

    5

    8

    92

    12=

    3

    34=

    3

    4

    6+8

    12=

    2 3+8

    26=

    3+4

    6

    Cara yang paling banyak digunakan untuk menyederhanakan pecahan

    adalah menggunakan sifat pecahan sebagai berikut, yaitu nilai suatu pecahan

    tidak berubah, bila pembilang dan penyebutnya dikalikan, atau dibagi dengan

    bilangan yang sama. Jika bilangan bulat, 0, dan bilangan asli,

    maka

    =

    =

    :

    :

  • C. Menjumlahkan Pecahan

    Pengerjaan hitung penjumlahan dan pengurangan pada pecahan dapat

    dilakukan hanya jika penyebut-penyebutnya sama. Apabila penyebutnya tidak

    sama, maka harus disamakan dengan menggunakan KPK agar pengerjaan itu

    dapat dilakukan.

    Contoh:

    3

    4

    2

    =

    3

    4

    8

    4=

    38

    4

    2.2 OPERASI BENTUK ALJABAR

    2.2.1 Perkalian bentuk aljabar

    Salah satu penyelesaian perkalian bentuk aljabar dapat menggunakan hukum

    distributif. Di bawah ini, akan dijelaskan hukum distributif perkalian terhadap

    penjumlahan atau pengurangan, dan juga penjabaran bentuk-bentuk aljabar.

    A. Hukum distributif perkalian terhadap penjumlahan atau pengurangan

    + + = 2 + + +

    ,

    Contoh soal:

    + 3 + 5 = + 5 + 3 + 5

    = 2 + 5 + 3 + 15

    = 2 + 8 + 15

    x 8 x 5 = x x 5 8 x 5

    = 2 5 8 + 40

    = 2 13 + 40

    B. Penjabaran bentuk +

    + = 2 2

    Contoh soal:

    + 7 7 = 7 + 7 7

    = 2 7 + 7 49

    = 2 49

  • C. Penjabaran bentuk + 2 dan 2

    + 2 = 2 + 2 + 2

    2 = 2 2 + 2

    Contoh soal:

    1. 3 2 = 3 3

    = 2 3 3 + 3 2

    = 2 6 + 9

    2. 2 = + 2

    = + +

    = 2 + + + 2

    = 2 + 2

    = 2 2 + 2

    2.2.2 Menggunakan perkalian istimewa untuk menghitung perkalian

    bilangan

    Ada beberapa bentuk perkalian istimewa untuk menghitung perkalian

    bilangan yang dapat kita pelajari.

    A. Bentuk + = +

    Contoh:

    1. 8 46 = 8 40 + 6

    = 8 40 + 8 6

    = 320 + 48

    = 368

    Cara lain:

    8 46 = 8 50 4

    = 8 50 8 4

    = 400 32

    = 368

    2. 9 78 = 9 70 + 8

    = 9 70 + 9 8

    = 630 + 72

  • = 702

    Cara lain:

    9 78 = 9 80 2

    = 9 80 9 2

    = 720 18

    = 702

    B. Bentuk + + = 2 + + +

    Contoh:

    1. 77 73 = 70 + 7 70 + 3

    = 70 2 + 70 + 3 70 + 7 3

    = 4900 + 10 70 + 21

    = 4900 + 700 + 21

    = 5621

    2. 93 84 = 90 + 3 90 6

    = 90 2 + 3 6 90 + 3 6

    = 8100 + 3 90 18

    = 8100 270 18

    = 7812

    C. Bentuk + = 2 2

    Contoh:

    1. 21 19 = 20 + 1 20 1

    = 20 2 12

    = 400 1

    = 399

    2. 35 25 = 30 + 5 30 5

    = 30 2 52

    = 900 25

    = 875